Anda di halaman 1dari 7

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru


Diawali dari sebuah Balai Pengobatan sederhana pada tanggal 11 November 1964
dan menjadi Rumah Sakit Santa Maria pada 09 Oktober 1974, banyak pasang
surut yang telah dialami hingga sekarang.

ERA 1964-1998
Periode ini merupakan periode survival. Dimulai dari sebuah balai pengobatan
sederhana para perintis terus berupaya memberikan pelayanan kesehatan
terbaik pada umat dan masyarakat sekitar yang membutuhkan. Dukungan dari
umat, tokoh masyarakat serta pemerintah cukup besar seperti pada saat
peresmian Balai Pengobatan Santa Maria pada tanggal 11 November 1964
dihadiri oleh Gubernur, Walikota, Pastor, Suster dan tokoh umat. Balai
Pengobatan pertama dipimpin oleh Suster. M. Charitas Lammerink,OSF
dibantu oleh seorang awam yaitu ibu Margaretha Lies.
Sejalan dengan perkembangannya banyak pasien yang datang berobat dan
melahirkan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka pada tangghal 15 Juli
1971 Balai Pengobatan menjadi Rumah Bersalin.
Atas upaya dr. Th.A. Christian yang pada saat itu menjabat Kepala Kantor
Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Riau dan didukung ole Pastor Aldo la
Ruffa, SX sebagai Ketua Yayasan Prayoga, Balai Pengobatan dan Rumah
Bersalin menjadi Rumah Sakit Santa Maria pada tanggal 09 Oktober 1974
dengan dr.TH.A. Christian menjadi Direktur pertamanya (tahun 1974-1978),
dilanjutkan dr. Intan Handoyo (tahun 1978-1983) dan dr. S. Halim (tahun 19831998).

Ketua Pengurus Yayasan berurutan dijabat oleh ;

1964 -1965 langsung dirangkap oleh Ketua Yayasan Prayoga Padang

Pastor Aldo La Ruffa, SX (1965 1981)

Pastor G. Arnoldi , SX (1981 1982)

Pastor Yohanes Halim, Pr (1982 1996)

Pastor Antonius Konseng, Pr, M.Sc (1996 sekarang)

Direktur Secara berturut dijabat oleh:

Dr. TH. A. Christian (1974 1978)

Dr. Intan Handoyo (1978 1983)

Dr. S. Halim (1983 1998)

Dr. Akmal (1998 2002)

Dr. Arifin (2002 saat ini)

Sayangnya karena keterbatasan lahan, bangunan rumah sakit menempati


gedung tua yang masih difungsikan. Pada tahun 1995 Yayasan membeli ruko
disamping rumah sakit yang difungsikan sebagai IGD, Poloklinik dan kantor di
lantai 2.
Sampai dengan akhir tahun 1998 Rumah Sakit Santa Maria telah memiliki 71
tempat tidur dan 1 (satu) kamar operasi.
Sebagai perintis dan misi pelayanan kepada kaum awam yang dibinanya serta
mengingat tugas perutusan sudah berakhir di Pekanbaru, maka pada tahun 1999
para suster OSF kembali ke biara Gedangan - Semarang, dan hasil binaan
merekalah para dokter, perawat dan bidan yang terus melanjutkan misi Rumah
Sakit Santa Maria.

ERA 1998 - 2002


Pada masa ini Manajemen Rumah Sakit Santa Maria mulai diberdayakan.
beberapa tugas dan wewenang yang selama ini kerjakan oleh Yayasan (Yayasan
Prayoga Perwakilan Riau) mulai dilimpahkan secara bertahap ke Manajemen
Rumah Sakit, seperti :

Rekrutmen karyawan, yang sebelumnya dilakukan sepenuhnya oleh

Yayasan, proses seleksi tahap awal sekarang dilakukan di rumah sakit.


Pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan yang sebelumnya ditentukan oleh

Yayasan mulai pada masa ini dibentuk Panitia Farmasi yang melibatkan
dokter, apoteker dan manajemen rumah sakit.
Dibidang keuangan, sejak tahun 1998 dialkukan audit keuangan rumah sakit

oleh akuntan publik sehingga rumah sakit dapat mengetahui posisi


keuangannya, mengukur kinerja keuangan dan membuat perencanaan yang
lebih akurat berdasarkan data yang ada.
Secara bertahap keuangan rumah sakit dipisahkan dari keuangan Yayasan,
yang pada akhirnya bermuara pada kemandirian Rumah Sakit Santa Maria
secara paripurna, yang terwujud dalam pemisahan Yayasan pada tanggal 24
juli 2002 ketika Mgr. Martinus Dogma Situmorang,OFM.Cap selaku Uskup

Padang mendirikan Yayasan Salus Infirmorum yang khusus membawahi


unit kesehatan terpisah dari unit pendidikan.
Semua hal ini dapat terwujud tidak terlepas dari visi, misi Ketua Pengurus
waktu itu Romo Antonius Konseng,Pr dan pengurus lainnya yang cukup
antisipatif melihat perkembangan yang ada, upaya yang tak kunjung lelah dari
Direktur pada saat itu (dr. Akmal, MARS), dan dorongan dari rumah sakit
Katolik lain yang tergabung dalam wadah Perdhaki terutama Perdhaki Regio
Sumatra yang dikomandoi Pastor Aldo La Ruffa,SX dan tentu saja Uskup
Padang Mgr. Martinus Dogma Situmorang, OFM Cap, selaku Pendiri dan
Pembina Yayasan.
Disamping itu Rumah Sakit Santa Maria mulai melengkapi sarana dan
prasarana, diantaranya peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan, pelatihan
dan studi banding, pembuatan Sistem Pengolahan Limbah sesuai standar yang
ditetapkan oleh pemerintah, melakukan renovasi kamar VIP dan menambah
kapasitas tempat tidur menjadi 84 tempat tidur.
Instalasi Gawat Darurat dan Poliklinik Umum dikembangkan, baik dalam hal
fasilitas dan dokter jaga 24 jaga. Disamping itu Poliklinik Kulit dan Kecantikan
mulai dioperasikan.

ERA 2002 - SAAT INI


Masa ini merupakan masa dimana terjadi perubahan yang cepat ditengah
terjadinya krisis multidimensi pada masyarakat. Berbagai tantangan dilalui
Rumah Sakit Santa Maria dalam kiprahnya melayani sesama. Munculnya
berbagai rumah sakit baru disertai penawaran-penawaran yang menarik
merupakan tantangan tersendiri bagi manajemen.
Namun demikian, tantangan-tantangan tersebut justru lebih memicu prestasi
yang lebih baik. Pada masa ini Direktur dijabat oleh dr. Arifin (tahun 2002 sekarang). Dalam lima tahun terakhir, sampai dengan tahun 2007 Rumah Sakit
Santa Maria menunjukkan kinerja yang meyakinkan. Hal ini dapat dilihat
pada :

Peningkatan kunjungan di unit-unit unggulan, yaitu pertumbuhan


kunjungan di Istalasi Rawat Jalan mencapai 140 %, Instalasi Gawat Darurat
meningkat 98 %, Kamar Operasi meningkat 98,7%, Instalasi Radiologi
meningkat 38,4%, Instalasi Laboratorium meningkat 177 %. Disamping itu
Instalasi Rawat Inap yang kapasitas tempat tidurnya meningkat dua kali
lipat menunjukkan BOR 86,2%.

Pembangunan 2 (dua) unit gedung baru lima lantai. Tahap II akan selesai

pada tahun 2008 ini.


Pengembangan poliklinik spesialis menjadi 20 klinik

Pengembangan kamar operasi dari 1 ruangan menjadi 3 ruangan dengan

peralatan yang lebih lengkap.


Mendirikan ICU dengan kapasitas 5 tempat tidur, ICCU 2 tempat tidur,

NICU 2 tempat tidur.


Pengembangan perinatologi dengan menyediakan perawatan terbaik

didukung fasilitas modern.


Peningkatan kesejahteraan seluruh karyawan (kenaikan take home pay lebih

dari 300%)
Optimalisasi Formularium obat RS Santa Maria (lebih dari 95% obat yang

digunakan sesuai dengan Formularium obat yang ditetapkan).


Melengkapi fasilitas dan peralatan gedung baru seperti USG 4 dimensi
(Realtime) Voluson 730 pro, peralatan di kamar bedah dan ICU,
Mammography Senographe 800T, Endoskopi Urologi dan THT, alat
laboratorium auto analyzer untuk hematology, kimia klinik dan
imunoserologi, Multi Slice CT Scan dan USG Vivid khusus untuk jantung.

Pencapaian tersebut diatas tentunya tidak terlepas dari perubahan paradigma


dalam pengelolaan rumah sakit yang telah dirintis sejak tahun 2002, yaitu
Strategy Focused Organization, suatu organisasi yang meletakkan strategi
sebagai focus dari semua aktifitas dengan memanfaatkan Balanced Score Card
sebagai penuntun manajemen untuk mengelola

organisasi berdasarkan

keseimbangan dari 4 (empat) perspektif yaitu :


1.
2.
3.
4.

Pelanggan,
Proses pembelajaran dan pertumbuhan,
Proses bisnis internal,
Keuangan

B. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru


Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru adalah rumah sakit swasta dengan
kapasitas 248 tempat tidur, merupakan milik Yayasan Salus Infirmorum . RS
Santa Maria Pekanbaru mempunyai misi menjadi Rumah Sakit dengan pelayanan
terbaik di Sumatera dengan motto melayani dengan penuh cinta kasih (serviam in
caritate).
Dalam mengemban fungsi tersebut di atas, RS Santa Maria mempunyai
tugas pokok berupa :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi.


2. Senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di RS Santa
Maria

agar selalu memberikan pelayanan secara profesional, etis dan

bermartabat.
3. Menyediakan wahana bagi pendidikan tenaga kesehatan, dalam turut serta
menyumbang upaya mencerdaskan bangsa

RS SANTA MARIA s/d TAHUN 2004

Kapasitas 71 bed

RS SANTA MARIA TAHUN 2005

Kapasitas 140 bed

RS SANTA MARIA s/d 2011

Kapasitas 200 bed

RS SANTA MARIA TAHUN 2012

Kapasitas 250 bed

Anda mungkin juga menyukai