Anda di halaman 1dari 22

PARAMETER KUALITAS AIR

Parameter fisik dalam kualitas air merupakan parameter yang bersifat fisik, dalam
arti dapat dideteksi oleh panca indera manusia, yaitu melalui visual, penciuman,
perasaan/peraba, dan pencecap. Perubahan warna dan peningkatan kekeruhan air
dapat diketahui secara visual, sedangkan penciuman dapat mendeteksi adanya
perubahan bau pada air serta perasaan/peraba pada kulit dapat membedakan suhu
air, apakah panas, suam kuku atau dingin, selanjutnya rasa tawar, asin, manis,
pahit, dan pedas dapat dideteksi oleh lidah yang merupakan alat dari panca indera
pencecap. Hasil indikasi dari panca indera ini hanya dapat dijadikan indikasi awal
karena bersifat subyektif, bila diperlukan untuk menentukan kondisi tertentu, misal
air tersebut sudah tercemar atau belum maka harus dilakukan analisis pemeriksaan
air di laboratorium dengan metode analisis yang telah ditentukan.

UJI FISIKA, KIMIA, BILOGI AIR MINUM SECARA SEDERHANA

Metode yang digunakan dalam analisis kualitas air minum selain dengan uji
laboratorium juga dapat dilakukan dengan metode uji laboratorium sederhana,
melalui uji tersebut kita dapat mengetahui secara kualitatif apakah air uji tersebut
layak untuk diminum atau tidak. Uji sederhana ini diharapkan dapat membantu
untuk uji kualitas air minum di daerah yang minim fasilitas dan atau akses yang
terbatas.
1. Uji Fisika sederhana

Parameter fisika meliputi kekeruhan, warna, suhu, bau dan rasa yang dapat diuji
melalui indera penglihatan, rasa dan penciuman. Perlu diperhatikan, saat menguji
bau dan rasa perlu berhati-hati, dihawatirkan air mengandung aroma dan rasa yang
mengandung racun, secara sederhana, penialaian kualitas pencemaran pada air
minum dilakukan dengan menambahkan air bersih (layak minum) ke dalam air
yang akan diuji. Caranya sebagai berikut.
1. Amati kekeruhan, warna, suhu, dan rasa air yang akan kita uji. Berhati-hati
pada saat menguji bau dan rasa jangan dilakukan uji bau dan rasa apabila
terlihat kejanggalan pada warna, kekeruhan dan suhu air uji
2. Masukan segelas air yang akan diuji ke dalam gelas ukur uji

3. Tambahkan segelas air bersih(layak minum) ke dalam gelas ukur uji.


Perhatikan reaksi yang akan terjadi, seperti perubahan warna, kekeruhan,
suhu, bau dan rasa. Apabila hasil analisis tidak menunjukan adanya
perubahan, kemungkinan derajat pencemaran pada air uji cukup rendah dan
dapat dijadikan bahan baku air minum. Namun apabila terjadi perubahan
yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa terdapat pencemaran pada
air uji (ikuti tahapan selanjutnya)
4. Tahapan selanjutnya, tambahan dua gelas air bersih (layak minum) ke dalam
gelas ukur uji. Apabila dengan penambahan dua gelas air bersih (layak
minum), kekeruhan, warna, dan suhu menjadi normal, berarti tingkat
pencemaran air uji sedang. Apabila air uji masih keruh dan tidak ada
perubahan warna dan suhu disimpulkan derajat pencemaran air uji tinggi.
Pada tahapan ini, jangan menguji bau dan rasa pada air uji.

2. Uji kimia sederhana


Parameter kimia air layak minum diantaranya adalah pH , tidak mengandung
bahan kimia beracun, ion-ion logam, tingkat kesadahan rendah dan bahan-bahan
organik. Analisis kimia secara sederhana dengan membuat the menggunakan air
minum (air teh), kemudian air teh tersebut dicampur dengan air uji. Caranya
sebagai berikut:
1. Masukan air uji ke dalam gelas berisi air teh
2. Diamkan gelas yang berisi campuran air uji dengan air teh dalam keadaan
terbuka selama semalam

3. Analisis kualitas air warna yang telah dicampur teh. Apabila terdapat
perubahan warna, lendir, dan lapisan minyak pada permukaan air,
disimpulkan kualitas air tidak layak dijadikan bahan baku air minum

3. Uji Biologi sederhana


Analisa kualitas air secara biologi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
bakteri (patogen atau non patogen) di dalam air. Dengan mata telanjang (tanpa
mikroskop) tidak dapat diketahui keberadaan mikroorganisme. Namun, ini bisa
dilakukan dengan uji sederhana, yaitu dengan cara mendiamkan air uji selama
beberapa hari, paling tidak selama 5 hari. Tahapan uji biologi sederhana sebagai
berikut.
1. Masukan air uji ke dalam gelas tembus cahaya (bening), kemudian ditutup
ditutup rapat
2. Letakan gelas tersebut di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari
langsung selama lima hari
3. Setelah lima hari, periksa kondisi air tersebut. Apabila terjadi perubahan
warna dan gumpalan berwarna putih seperti lendir, disimpulkan kualitas air
tersebut tidak layak dijadikan bahan baku air minum
http://www.bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/index.php/ttp/244-metodapemeriksaan-air-sederhana

Standar Air Minum


Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No.907/MenKes/SK/VII/2002 yang dapat
disebut sebagai Air Minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung di minum. Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang
meliputi persyaratan mikrobiologi,fisika,kimia dan radioaktif.
Parameter-parameter yang sering diuji dan kandungan maksimum yang diizinkan
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No.

Parameter

Satuan

Maksimum

Tidak

A.FISIKA
01.

Bau

berbau
02.

TDS (Total Zat

mg/l

1000

Padat Terlarut)
03.

Kekeruhan

Skala NTU 5

04.

Rasa

Tidak
Berasa

05.

Warna

Skala TCU 15

B.KIMIA
a. Kimia
Anorganik
01.

Air Raksa (Hg)

mg/l

0.001

02.

Aluminium (Al)

mg/l

0.2

03.

Arsen (As)

mg/l

0.05

04.

Besi (Fe)

mg/l

0.3

05.

Kesadahan

mg/l

500

(CaCO3)
06.

Klorida

mg/l

250

07.

Mangan (Ma)

mg/l

0.1

08.

Nitrat sebagai N

mg/l

10

mg/l

1.0

(NO3)
09.

Nitrit sebagai N
(NO2)

10.

PH

6.5 s/d 8.5

11.

Sianida (Si)

mg/l

0.1

12.

Sulfat (SO4)

mg/l

400

13.

Tembaga (Cu)

mg/l

1.0

14.

Timbal (Pb)

mg/l

0.05

b. Kimia Organik
01.

Benzene

mg/l

0.01

02.

Chloroform

mg/l

0.03

03.

DDT

mg/l

0.03

04.

Detergen

mg/l

0.05

05.

Pestisida Total

mg/l

0.10

06.

Zat Organik

mg/l

10

(KMnO4)
C.
MIKROBIOLOGI
01.

E-Coli

koloni/100 0
ml

02.

Total Koliform

koloni/100 0
ml

D.RADIOAKTIF
01.

Gross Alpha

Bq/l

0.1

Gross Beta Activity Bq/l

1.0

Activity
02.

Keterangan : mg = miligram, ml = mililiter, l = liter, Bq = Bequerel, NTU =


Nephelometrik Turbidity Units, TCU = True Colour Units
Setiap negara mempunyai syarat kesehatan yang berbeda,tetapi pada umumnya
parameter yang diterapkan hampir sama. Indonesia termasuk salah satu negara
yang tidak terlalu ketat bila dibandingkan dengan negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Jepang dan Singapura.
Lalu bagaimana dengan air yang biasa kita dapatkan dari Perusahaan Air Minum
(PAM) di Indonesia ? Bila kita mengacu pada PerMenKes
No.416/MenKes/Per/IX/1990 di atas, dengan hanya memperhatikan beberapa
parameter saja,misalnya TDS (jumlah zat padat terlarut) yang sampai dengan 1000
mg/l tentu masih layak,karena umumnya TDS air dari PAM umumnya sekitar 100300 mg/l. Tetapi pada kenyataannya sering air yang mengalir sampai kerumah
kita,hanya dengan kasat mata saja sudah dapat kita lihat kotor (keruh) serta berbau.

Jadi layakkah disebut sebagai Air Minum ? Tentu Anda sudah punya jawabannya
sendir
Metode analisa air baku
Air Bersih (clean water) yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
dan memenuhi kualitas persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak
(PERMENKES RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990). Pertanyaanya adalah
apakah air jernih yang kita lihat sehari-hari, yang biasa kita minum sudah benarbenar sehat dan layak untuk kita konsumsi? Dari mana kita tahu air tersebut
memang bersih?
Persyaratan air bersih bisa diuji secara sederhana atau dapat dilakukan tes di
laboratorium. Kadar bau atau kekeruhan di cek dengan mencampurkan air yang
akan di uji dengan air bersih. Caranya campurkan segelas air keruh/bau yang akan
diuji dengan air bersih, apabila keruh/bau hilang berarti kadar bau/keruhnya
rendah, apabila masih tercium bau atau keruh maka air itu sebaiknya tidak
digunakan lagi. Cara terpopuler untuk menguji kandungan kimia dalam air adalah
dengan menggunakan air teh. Caranya campurkan air yang akan diuji dengan air
teh kemudian diamkan minimal 12 jam. Apabila warnanya masih seperti air teh
berarti kualitasnya bagus, namun apabila warnanya semakin hitam menandakan
kualitas airnya jelek. Lalu bagaimana cara mengetahui air yang mengandung
kesadahan? Cara praktis untuk mengetahui kesadahan dalam air baku dapat
dilakukan dengan cara melarutkan deterjen dalam air yang akan diuji. Apabila air
tidak berbusa atau busa yang dihasilkan sedikit berarti air tersebut merupakan air
sadah.

Beberapa parameter yang layak untuk diperhitungkan sebagai parameter kunci


adalah kandungan besi, mangan, zat organik, kekeruhan, warna, pH, dan
kualitas mikrobiologis. Parameter diatas dianggap sebagai representasi dari
kandungan zat dan parameter lain yang keberadaanya dalam air baku seringkali
sangat mengganggu. Hal ini tentu tidak berarti zat yang lain diabaikan tetapi bila
dianggap perlu, parameter lain sebaiknya diperiksa.
Beberapa cara analisis laboratorium yang digunakan untuk mengetahui
kualitas air meliputi:
Uji Kesadahan (sebagai ppm CaCO3)
Siapkan 50 mL contoh air dan masukkan ke dalam labu takar 100 mL,
tambahkan 1 mL asam klorida pekat, setetes demi setetes melalui tepi labu
takar, kemudian tepatkan dengan contoh air. Pipet 10 mL contoh air dari
labu takar ke dalam erlenmeyer, tambahkan 50 mg asam askorbat, kemudian
tambah 10 ml NH3 6M, aduk dan tambahkan 4 tetes indikator calmagite,
titrasi dengan larutan EDTA sehingga warna berubah dari merah menjadi
biru.
Uji Kadar Besi
Langkah pertama, siapkan larutan standar besi 100 ppm, pipet sebanyak 1, 2,
3, 4, dan 5 mL larutan standar 100 ppm tersebut dan masukkan masingmasing kedalam labu takar 100 mL, tambahkan 5 mL larutan orthophenantrolin 0.25%, tepatkan masing-masing labu takar hingga volume 100
mL dengan air deion sehingga terbentuk larutan standar dengan konsentrasi
1, 2, 3, 4, dan 5 ppm. Ukur nilai absorbans dari masing-masing larutan
standar dengan menggunakan spektrofotometer visibel pada panjang

gelombang 510 nm. Langkah kedua, siapkan 50 mL contoh air yang akan
diuji, masukan kedalam labu takar 100 mL, tambahkan 5 mL orthophenantrolin dan tepatkan labu takar tersebut dengan contoh air yang akan
diuji. Ukur nilai absorbans sampel air pada panjang gelombang 510 nm.
Untuk mengetahui kadar besi(Fe) dalam contoh air, dapat digunakan
persamaan standar
Uji Padatan Terlarut
Sampel air disiapkan dalam wadah, kemudian alat TDS meter dimasukan ke
dalam sampel air. Perhatikan dan catat nilai yang tertera pada TDS meter.
Uji nilai pH
Sampel air disiapkan secukupnya, kertas pH dicelupkan ke dalam sampel air.
Amati warna yang terbentuk pada kertas pH dan bandingkan dengan warna
pada warna standar indikator universal.
Sebagai acuan, terdapat standar air minum SNI No 01-3553-1996, berarti untuk air
minum kontaminan yang diperbolehkan seperti tertera pada Tabel 1. Sementara itu,
persyaratan bakteriologis, bahan kimia anorganik, kimia pestisida, kimia
desinfektan dan sampingannya, kimia anorganik yang dapat menimbulkan keluhan
pada manusia, kimia organik yang dapat menimbulkan keluhan pada manusia,
radioaktivitas, dan persyaratan fisik sesuai dengan Kepmenkes No. 907/2002.

Tabel 1 Standar Air Minum SNI No. 01-3553-1996

Parameter

Unit

Kadar tertinggi yang diizinkan

Organoleptik
Bau (Odor)

Tidak berbau

Rasa (Taste)

Tidak berasa

Warna (Colour)

Pt Co scala 5

Fisika
Kekeruhan (Turbiditas)

NTU

Padatan terlarut (Dissolved solid) mg/L

5
500

Kimia
pH (Derajat Keasaman)

6.5-8.5

Kesadahan sebagai CaCO3

mg/L

150

Bahan Organik KMnO4

mg/L

1.0

Nitrat (NO3-)

mg/L

45

Nitrit (NO22-)

mg/L

0.005

Amonia (NH4)

mg/L

0.15

Sulfat (SO42-)

mg/L

200

Klorida (Cl)

mg/L

250

Fluorida (F)

mg/L

1.0

Sianida (CN)

mg/L

0.05

Besi (Fe)

mg/L

0.3

Mangan (Mn)

mg/L

0.05

Klorin bebas (Cl2)

mg/L

0.1

Kontaminasi logam berat

Timah (Pb)

mg/L

0.005

Tembaga (Cu)

mg/L

0.5

Kadmium (Cd)

mg/L

0.001

Merkuri (Hg)

mg/L

0.05

Arsenik (As)

Total plate count (TPC) factory

per ml

1 x 102

Total plate count (TPC) market

per ml

1 x 105

Bakteri coliform

per 100 ml 0

Bakteri salmonella sp.

per 100 ml Negatif

Bakteri clostridium perfringens

per ml

Mikrobiologi

Negatif

Tabel 2 Persyaratan Bakteriologis Kepmenkes No. 907/2002

Parameter

Kadar tertinggi yang

Satuan

diizinkan

Air Minum
E. Coli atau fecal coli

Jumlah/100ml
sampel

Air yang masuk sistem


distribusi
E. Coli atau fecal coli

Total bakteri coliform

Jumlah/100ml
sampel
Jumlah/100ml
sampel

Air pada sistem distribusi


E. Coli atau fecal coli

Total bakteri coliform

Jumlah/100ml
sampel
Jumlah/100ml
sampel

Tabel 3 Persyaratan Kimia Bahan Anorganik Kepmenkes No. 907/2002


Parameter

Satuan

Kadar tertinggi yang diizinkan

Alkana terklorinasi
Karbon tetraklorida

g/L

Diklorometana

g/L

20

1,2-dikloroetana

g/L

30

1,1,1-trikloroetana

g/L

2000

Vinil klorida

g/L

1,1-dikloroetana

g/L

30

1,2-dikloroetana

g/L

50

Trikloroetana

g/L

70

Tetrakloroetana

g/L

40

Benzena

g/L

10

Toluena

g/L

700

Xilena

g/L

500

Benzo[a]pirena

g/L

0.7

Etana terklorinasi

Hidrokarbon aromatik

Benzena terklorinasi
Monoklorobenzena

g/L

300

1,2-diklorobenzena

g/L

1000

1,4-diklorobenzena

g/L

300

Triklorobenzena

g/L

20

Di(2-etilheksil)adipat

g/L

80

Di(2-etilheksil)ptalat

g/L

Akrilamida

g/L

0.5

Lain-lain

Epiklorohidrin

0.4

Heksaklorobutadiena

g/L

0.6

EDTA

g/L

200

Tributiltin Oksida

g/L

Tabel 4 Persyaratan Kimia Pestisida Kepmenkes No. 907/2002


Parameter

Satuan

Kadar tertinggi yang diizinkan

Alaklor

g/L

20

Aldicarb

g/L

10

Aldrin/deeldrin

g/L

0.03

Atrazina

g/L

Bentazona

g/L

30

Karbofuran

g/L

Klordan

g/L

0.2

Klorotoluran

g/L

30

Tabel 5 Persyaratan Kimia Desinfektan dan Hasil Sampingannya


Parameter

Satuan

Kadar tertinggi yang diizinkan

Monokloramin

g/L

Klorin

g/L

Bromat

g/L

25

Klorit

g/L

200

Klorofenol

2,4,6-triklorofenol

g/L

200

Formaldehida

g/L

900

Trihalometana

g/L

Bromoform

g/L

100

Dibromoklorometana

g/L

100

Bromodiklorometana

g/L

60

Kloroform

g/L

200

Asam Asetat Terklorinasi

g/L

Asam dikloroasetat

g/L

50

Asam trikloroasetat

g/L

100

g/L

10

Dikloroasetonitril

g/L

90

Dibromoasetonitril

g/L

100

Trikloroasetonitril

g/L

Kloral Hidrat
Trikloroasetaldehida
Asetonitril Terhalogenasi

Sianogen Klorida

g/L

70

Tabel 6 Persyaratan Kimia Anorganik yang dapat Menimbulkan Keluhan


pada Manusia
Parameter

Satuan

Kadar tertinggi yang diizinkan

Amonia

g/L

1.5

Aluminium

g/L

0.2

Klorida

g/L

250

Tembaga

g/L

Kesadahan

g/L

500

Hidrogen Sulfida

g/L

0.05

Besi

g/L

0.3

Mangan

g/L

0.1

pH

6.5-8.5

Natrium

g/L

200

Sulfat

g/L

250

Total zat padat terlarut

g/L

1000

Seng

g/L

Tabel 7 Bahan Kimia Organik yang dapat Menimbulkan Keluhan pada


Manusia
Parameter

Satuan Kadar tertinggi yang diizinkan

Organik
Toluena

g/L

24-170

Xilena

g/L

20-1800

Etilbenzena

g/L

2-200

Stirena

g/L

4-2600

Monoklorobenzena

g/L

10-120

1,2-diklorobenzena

g/L

1-10

1,4-diklorobenzena

g/L

0.3-30

Triklorobenzena

g/L

5-50

Deterjen

g/L

50

Klorin

g/L

600-1000

2-klorofenol

g/L

0.1-10

2,4-diklorofenol

g/L

0.3-40

2,4,6-triklorofenol

g/L

2-200

Desinfektan dan Hasil Sampingannya

Tabel 8 Radioaktivitas yang dapat Menimbulkan Keluhan pada Manusia


Parameter

Satuan

Kadar tertinggi yang diizinkan

Gross alpha activity

(Bq/L)

0.1

Gross beta activity

(Bq/L)

Tabel 9 Persyaratan Fisik Kepmenkes No. 907/2002


Parameter

Satuan

Kadar tertinggi yang diizinkan

Warna

TCU

15

Rasa dan Bau

Tidak berasa dan berbau

Temperatur

Suhu udara 3C

Kekeruhan

NTU

http://www.hydro.co.id/?page_id=123

http://www.fakultaskesehatan.com/Teknologi-Pengelolaan-Kualitas-Air.html
Home
Questbook
Info
Mengapa air minum di galon ada jentik ?
Pernahkah anda menemukan ada binatang kecil dalam air minum anda ? Saya
yakin di antara kita pasti pernah mengalaminya. Biasanya kita menyebutnya
encuk atau jentik. Dalam air minum akan bergerak-gerak layaknya jentik
nyamuk di air pada umumnya.
Bila kita menemukan hal demikian pasti bisa dipastikan bahwa air tersebut telah
tercemar. Jentik atau encuk bisa muncul karena adanya pencemaran
mikrobiologi dalam air minum. Tapi dari mana sumber pencemaran tersebut ?
Ada 3 kemungkinan pencemaran tersebut berasal :
1. Proses Produksi; pencemaran tersebut karena air minum yang dihasilkan
memang kurang bersih. Biasanya terjadi dalam proses produksi untuk
menghasilkan air minum tersebut. Bisa karena waktu pakai filter dan
Ultraviolet yang sudah lewat batas waktu penggunaan. Tahap Utraviolet
yang berfungsi untuk mematikan/mensterilkan bakteri dan virus dalam air

mempunyai jangka waktu tertentu dalam pemakaiannya. Yang terjadi ada


kalanya Utraviolet tersebut sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
namun tetap dipakai. Hal ini bisa karena kurang pahamnya operator atau
karena unsur kesengajaan karena ingin menghemat biaya pergantian lampu
ultraviolet , umumnya kasus ini sering terjadi di Depot air minum isi ulang.
Tetapi produsen air minum dalam kemasan (AMDK) biasanya mempunyai
kontrol dan standarisasi yang lebih ketat dalam proses produksi, sehingga
hal ini jarang terjadi.
2. Proses Pencucian; galon yang kurang bersih dalam proses pencuciannya,
sehingga masih ada kotoran yang tertinggal dalam galon akan
mengakibatkan air minum akan tercemar ulang. Hal ini lebih rentan terjadi
bila anda membeli air minum isi ulang. Karena umumnya kontrol terhadap
kebersihan galon tidak seketat produsen AMDK.
3. Proses Pengemasan/Pengisian, dalam tahap ini pencemaran ulang bisa
terjadi, biasanya adalah karena tempat/tangki penyimpanan air yang kurang
bersih atau dalam proses pengisian ke galon. Udara yang kotor (debu)
membawa banyak bakteri dan virus yang tidak kelihatan. Jadi bila dalam
proses pengisian ke dalam galon terjadi kontak dengan udara terbuka, ada
kemungkinan bakteri dan virus dalam udara masuk ke dalam galon. Di
sinilah terjadi pencemaran ulang, air minum yang tadinya sudah bebas dari
pencemaran mikroorganisme akhirnya tercemar lagi.
4. Konsumen; hal ini juga sering terjadi, air minum dalam galon bila sudah di
buka kadang tidak di tutup kembali dengan baik. Ada kalanya juga dispenser
air yang telah di angkat galonnya dibiarkan terbuka tanpa di tutup. Hal-hal
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran ulang karena

debu/kotoran yang terbawa dari udara dapat saja masuk kedalam galon atau
dispenser air yang terbuka.
Secara umum, air minum isi ulang lebih banyak terjadi kasus adanya jentik di
banding dengan AMDK, namun banyak juga Depot air minum isi ulang yang baik.
Anda dapat lihat dalam tulisan saya sebelumnya dalam memilih depot air minum
isi ulang yang baik. Jadi bila anda ingin air minum yang bebas dari jentik,
pastikan anda memperoleh dari sumber yang terpercaya dan rawatlah peralatan air
minum anda sebagaimana mestinya.
http://airmurniro.wordpress.com/2008/12/14/mengapa-air-minum-di-galon-adajentik/
Cara Sederhana Menguji Kualitas Air
Author: admin
Sunday, February 20th, 2011
Untuk menguji kualitas air, seperti kekeruhan, berwarna dan berbau dapat langsung
diseteksi dengan panca indera. Namun air yang terlihat jernih dan tidak berbau
belum tentu aman untuk digunakan untuk minum. Karenanya perlu diuji
kualitasnya apakah memenuhi syarat kesehatan ataukah tidak.
Analisis kualitas air dapat dilakukan di laboratorium maupun secara sederhana.
Pemeriksaan di laboratorium akan menghasilkan data yang lengkap dan bersifat
kuantitatif, namun biayanya cukup mahal.
Analisis secara sederhana dapat dilakukan sendiri di rumah untuk menguji
kandungan kimia dalam air, yaitu sebagai berikut :
Setengah gelas air yang akan diperiksa dicampurkan dengan segelas air teh.

Selanjutnya didiamkan dalam keadaan terbuka hingga satu malam


Periksalah apakah ada perubahan warna, lendir dan lapisan seperti minyak di
permukaan.
Semakin cepat perubahan yang terjadi pada air teh menunjukkan semakin tinggi
kandungan kimiawi air tersebut. Bila perubahannya lambat atau baru berubah
setelah pengamatan satu malam, kandungan kimiawinya lebih sedikit, namun tetap
air itu kurang baik dikonsumsi. Dapat digunakan untuk keperluan lain, kecuali
untuk dikonsumsi.
Air yang mengandung tingkat kesadahan dan kandungan logam tinggi dapat
terlihat bila air teh berubah menjadi hitam, ungu atau biru. Bila air tetap berwarna
seperti air teh, maka secara kimia kualitas air itu baik.

Gambar 1. Pengujian kandungan kimia air


menggunakan air teh
Pengujian air secara biologis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Air yang diuji dimasukkan ke dalam gelas kemudian ditutup.
Air tersebut dibiarkan sampai lima hari

Setelah lima hari air diperiksa. Apabila terdapat perubahan warna atau
gumpalan warna (putih, hitam atau hijau), maka air tersebut kurang baik
secara biologis (mengandung mikroorganisme atau bakteri berbahaya).

Air yang baik akan tetap jernih meskipun


disimpan selama 5 hari. Semakin cepat terjadinya perubahan warna atau gumpalan
pada air yang diperiksa menunjukkan semakin tinggi kadar mikroorganisme yang
dikandungnya.
Gambar 2. Pengujian Sifat Biologi Air Secara Sederhana

Anda mungkin juga menyukai