Parameter fisik dalam kualitas air merupakan parameter yang bersifat fisik, dalam
arti dapat dideteksi oleh panca indera manusia, yaitu melalui visual, penciuman,
perasaan/peraba, dan pencecap. Perubahan warna dan peningkatan kekeruhan air
dapat diketahui secara visual, sedangkan penciuman dapat mendeteksi adanya
perubahan bau pada air serta perasaan/peraba pada kulit dapat membedakan suhu
air, apakah panas, suam kuku atau dingin, selanjutnya rasa tawar, asin, manis,
pahit, dan pedas dapat dideteksi oleh lidah yang merupakan alat dari panca indera
pencecap. Hasil indikasi dari panca indera ini hanya dapat dijadikan indikasi awal
karena bersifat subyektif, bila diperlukan untuk menentukan kondisi tertentu, misal
air tersebut sudah tercemar atau belum maka harus dilakukan analisis pemeriksaan
air di laboratorium dengan metode analisis yang telah ditentukan.
Metode yang digunakan dalam analisis kualitas air minum selain dengan uji
laboratorium juga dapat dilakukan dengan metode uji laboratorium sederhana,
melalui uji tersebut kita dapat mengetahui secara kualitatif apakah air uji tersebut
layak untuk diminum atau tidak. Uji sederhana ini diharapkan dapat membantu
untuk uji kualitas air minum di daerah yang minim fasilitas dan atau akses yang
terbatas.
1. Uji Fisika sederhana
Parameter fisika meliputi kekeruhan, warna, suhu, bau dan rasa yang dapat diuji
melalui indera penglihatan, rasa dan penciuman. Perlu diperhatikan, saat menguji
bau dan rasa perlu berhati-hati, dihawatirkan air mengandung aroma dan rasa yang
mengandung racun, secara sederhana, penialaian kualitas pencemaran pada air
minum dilakukan dengan menambahkan air bersih (layak minum) ke dalam air
yang akan diuji. Caranya sebagai berikut.
1. Amati kekeruhan, warna, suhu, dan rasa air yang akan kita uji. Berhati-hati
pada saat menguji bau dan rasa jangan dilakukan uji bau dan rasa apabila
terlihat kejanggalan pada warna, kekeruhan dan suhu air uji
2. Masukan segelas air yang akan diuji ke dalam gelas ukur uji
3. Analisis kualitas air warna yang telah dicampur teh. Apabila terdapat
perubahan warna, lendir, dan lapisan minyak pada permukaan air,
disimpulkan kualitas air tidak layak dijadikan bahan baku air minum
Parameter
Satuan
Maksimum
Tidak
A.FISIKA
01.
Bau
berbau
02.
mg/l
1000
Padat Terlarut)
03.
Kekeruhan
Skala NTU 5
04.
Rasa
Tidak
Berasa
05.
Warna
Skala TCU 15
B.KIMIA
a. Kimia
Anorganik
01.
mg/l
0.001
02.
Aluminium (Al)
mg/l
0.2
03.
Arsen (As)
mg/l
0.05
04.
Besi (Fe)
mg/l
0.3
05.
Kesadahan
mg/l
500
(CaCO3)
06.
Klorida
mg/l
250
07.
Mangan (Ma)
mg/l
0.1
08.
Nitrat sebagai N
mg/l
10
mg/l
1.0
(NO3)
09.
Nitrit sebagai N
(NO2)
10.
PH
11.
Sianida (Si)
mg/l
0.1
12.
Sulfat (SO4)
mg/l
400
13.
Tembaga (Cu)
mg/l
1.0
14.
Timbal (Pb)
mg/l
0.05
b. Kimia Organik
01.
Benzene
mg/l
0.01
02.
Chloroform
mg/l
0.03
03.
DDT
mg/l
0.03
04.
Detergen
mg/l
0.05
05.
Pestisida Total
mg/l
0.10
06.
Zat Organik
mg/l
10
(KMnO4)
C.
MIKROBIOLOGI
01.
E-Coli
koloni/100 0
ml
02.
Total Koliform
koloni/100 0
ml
D.RADIOAKTIF
01.
Gross Alpha
Bq/l
0.1
1.0
Activity
02.
Jadi layakkah disebut sebagai Air Minum ? Tentu Anda sudah punya jawabannya
sendir
Metode analisa air baku
Air Bersih (clean water) yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
dan memenuhi kualitas persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak
(PERMENKES RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990). Pertanyaanya adalah
apakah air jernih yang kita lihat sehari-hari, yang biasa kita minum sudah benarbenar sehat dan layak untuk kita konsumsi? Dari mana kita tahu air tersebut
memang bersih?
Persyaratan air bersih bisa diuji secara sederhana atau dapat dilakukan tes di
laboratorium. Kadar bau atau kekeruhan di cek dengan mencampurkan air yang
akan di uji dengan air bersih. Caranya campurkan segelas air keruh/bau yang akan
diuji dengan air bersih, apabila keruh/bau hilang berarti kadar bau/keruhnya
rendah, apabila masih tercium bau atau keruh maka air itu sebaiknya tidak
digunakan lagi. Cara terpopuler untuk menguji kandungan kimia dalam air adalah
dengan menggunakan air teh. Caranya campurkan air yang akan diuji dengan air
teh kemudian diamkan minimal 12 jam. Apabila warnanya masih seperti air teh
berarti kualitasnya bagus, namun apabila warnanya semakin hitam menandakan
kualitas airnya jelek. Lalu bagaimana cara mengetahui air yang mengandung
kesadahan? Cara praktis untuk mengetahui kesadahan dalam air baku dapat
dilakukan dengan cara melarutkan deterjen dalam air yang akan diuji. Apabila air
tidak berbusa atau busa yang dihasilkan sedikit berarti air tersebut merupakan air
sadah.
gelombang 510 nm. Langkah kedua, siapkan 50 mL contoh air yang akan
diuji, masukan kedalam labu takar 100 mL, tambahkan 5 mL orthophenantrolin dan tepatkan labu takar tersebut dengan contoh air yang akan
diuji. Ukur nilai absorbans sampel air pada panjang gelombang 510 nm.
Untuk mengetahui kadar besi(Fe) dalam contoh air, dapat digunakan
persamaan standar
Uji Padatan Terlarut
Sampel air disiapkan dalam wadah, kemudian alat TDS meter dimasukan ke
dalam sampel air. Perhatikan dan catat nilai yang tertera pada TDS meter.
Uji nilai pH
Sampel air disiapkan secukupnya, kertas pH dicelupkan ke dalam sampel air.
Amati warna yang terbentuk pada kertas pH dan bandingkan dengan warna
pada warna standar indikator universal.
Sebagai acuan, terdapat standar air minum SNI No 01-3553-1996, berarti untuk air
minum kontaminan yang diperbolehkan seperti tertera pada Tabel 1. Sementara itu,
persyaratan bakteriologis, bahan kimia anorganik, kimia pestisida, kimia
desinfektan dan sampingannya, kimia anorganik yang dapat menimbulkan keluhan
pada manusia, kimia organik yang dapat menimbulkan keluhan pada manusia,
radioaktivitas, dan persyaratan fisik sesuai dengan Kepmenkes No. 907/2002.
Parameter
Unit
Organoleptik
Bau (Odor)
Tidak berbau
Rasa (Taste)
Tidak berasa
Warna (Colour)
Pt Co scala 5
Fisika
Kekeruhan (Turbiditas)
NTU
5
500
Kimia
pH (Derajat Keasaman)
6.5-8.5
mg/L
150
mg/L
1.0
Nitrat (NO3-)
mg/L
45
Nitrit (NO22-)
mg/L
0.005
Amonia (NH4)
mg/L
0.15
Sulfat (SO42-)
mg/L
200
Klorida (Cl)
mg/L
250
Fluorida (F)
mg/L
1.0
Sianida (CN)
mg/L
0.05
Besi (Fe)
mg/L
0.3
Mangan (Mn)
mg/L
0.05
mg/L
0.1
Timah (Pb)
mg/L
0.005
Tembaga (Cu)
mg/L
0.5
Kadmium (Cd)
mg/L
0.001
Merkuri (Hg)
mg/L
0.05
Arsenik (As)
per ml
1 x 102
per ml
1 x 105
Bakteri coliform
per 100 ml 0
per ml
Mikrobiologi
Negatif
Parameter
Satuan
diizinkan
Air Minum
E. Coli atau fecal coli
Jumlah/100ml
sampel
Jumlah/100ml
sampel
Jumlah/100ml
sampel
Jumlah/100ml
sampel
Jumlah/100ml
sampel
Satuan
Alkana terklorinasi
Karbon tetraklorida
g/L
Diklorometana
g/L
20
1,2-dikloroetana
g/L
30
1,1,1-trikloroetana
g/L
2000
Vinil klorida
g/L
1,1-dikloroetana
g/L
30
1,2-dikloroetana
g/L
50
Trikloroetana
g/L
70
Tetrakloroetana
g/L
40
Benzena
g/L
10
Toluena
g/L
700
Xilena
g/L
500
Benzo[a]pirena
g/L
0.7
Etana terklorinasi
Hidrokarbon aromatik
Benzena terklorinasi
Monoklorobenzena
g/L
300
1,2-diklorobenzena
g/L
1000
1,4-diklorobenzena
g/L
300
Triklorobenzena
g/L
20
Di(2-etilheksil)adipat
g/L
80
Di(2-etilheksil)ptalat
g/L
Akrilamida
g/L
0.5
Lain-lain
Epiklorohidrin
0.4
Heksaklorobutadiena
g/L
0.6
EDTA
g/L
200
Tributiltin Oksida
g/L
Satuan
Alaklor
g/L
20
Aldicarb
g/L
10
Aldrin/deeldrin
g/L
0.03
Atrazina
g/L
Bentazona
g/L
30
Karbofuran
g/L
Klordan
g/L
0.2
Klorotoluran
g/L
30
Satuan
Monokloramin
g/L
Klorin
g/L
Bromat
g/L
25
Klorit
g/L
200
Klorofenol
2,4,6-triklorofenol
g/L
200
Formaldehida
g/L
900
Trihalometana
g/L
Bromoform
g/L
100
Dibromoklorometana
g/L
100
Bromodiklorometana
g/L
60
Kloroform
g/L
200
g/L
Asam dikloroasetat
g/L
50
Asam trikloroasetat
g/L
100
g/L
10
Dikloroasetonitril
g/L
90
Dibromoasetonitril
g/L
100
Trikloroasetonitril
g/L
Kloral Hidrat
Trikloroasetaldehida
Asetonitril Terhalogenasi
Sianogen Klorida
g/L
70
Satuan
Amonia
g/L
1.5
Aluminium
g/L
0.2
Klorida
g/L
250
Tembaga
g/L
Kesadahan
g/L
500
Hidrogen Sulfida
g/L
0.05
Besi
g/L
0.3
Mangan
g/L
0.1
pH
6.5-8.5
Natrium
g/L
200
Sulfat
g/L
250
g/L
1000
Seng
g/L
Organik
Toluena
g/L
24-170
Xilena
g/L
20-1800
Etilbenzena
g/L
2-200
Stirena
g/L
4-2600
Monoklorobenzena
g/L
10-120
1,2-diklorobenzena
g/L
1-10
1,4-diklorobenzena
g/L
0.3-30
Triklorobenzena
g/L
5-50
Deterjen
g/L
50
Klorin
g/L
600-1000
2-klorofenol
g/L
0.1-10
2,4-diklorofenol
g/L
0.3-40
2,4,6-triklorofenol
g/L
2-200
Satuan
(Bq/L)
0.1
(Bq/L)
Satuan
Warna
TCU
15
Temperatur
Suhu udara 3C
Kekeruhan
NTU
http://www.hydro.co.id/?page_id=123
http://www.fakultaskesehatan.com/Teknologi-Pengelolaan-Kualitas-Air.html
Home
Questbook
Info
Mengapa air minum di galon ada jentik ?
Pernahkah anda menemukan ada binatang kecil dalam air minum anda ? Saya
yakin di antara kita pasti pernah mengalaminya. Biasanya kita menyebutnya
encuk atau jentik. Dalam air minum akan bergerak-gerak layaknya jentik
nyamuk di air pada umumnya.
Bila kita menemukan hal demikian pasti bisa dipastikan bahwa air tersebut telah
tercemar. Jentik atau encuk bisa muncul karena adanya pencemaran
mikrobiologi dalam air minum. Tapi dari mana sumber pencemaran tersebut ?
Ada 3 kemungkinan pencemaran tersebut berasal :
1. Proses Produksi; pencemaran tersebut karena air minum yang dihasilkan
memang kurang bersih. Biasanya terjadi dalam proses produksi untuk
menghasilkan air minum tersebut. Bisa karena waktu pakai filter dan
Ultraviolet yang sudah lewat batas waktu penggunaan. Tahap Utraviolet
yang berfungsi untuk mematikan/mensterilkan bakteri dan virus dalam air
debu/kotoran yang terbawa dari udara dapat saja masuk kedalam galon atau
dispenser air yang terbuka.
Secara umum, air minum isi ulang lebih banyak terjadi kasus adanya jentik di
banding dengan AMDK, namun banyak juga Depot air minum isi ulang yang baik.
Anda dapat lihat dalam tulisan saya sebelumnya dalam memilih depot air minum
isi ulang yang baik. Jadi bila anda ingin air minum yang bebas dari jentik,
pastikan anda memperoleh dari sumber yang terpercaya dan rawatlah peralatan air
minum anda sebagaimana mestinya.
http://airmurniro.wordpress.com/2008/12/14/mengapa-air-minum-di-galon-adajentik/
Cara Sederhana Menguji Kualitas Air
Author: admin
Sunday, February 20th, 2011
Untuk menguji kualitas air, seperti kekeruhan, berwarna dan berbau dapat langsung
diseteksi dengan panca indera. Namun air yang terlihat jernih dan tidak berbau
belum tentu aman untuk digunakan untuk minum. Karenanya perlu diuji
kualitasnya apakah memenuhi syarat kesehatan ataukah tidak.
Analisis kualitas air dapat dilakukan di laboratorium maupun secara sederhana.
Pemeriksaan di laboratorium akan menghasilkan data yang lengkap dan bersifat
kuantitatif, namun biayanya cukup mahal.
Analisis secara sederhana dapat dilakukan sendiri di rumah untuk menguji
kandungan kimia dalam air, yaitu sebagai berikut :
Setengah gelas air yang akan diperiksa dicampurkan dengan segelas air teh.
Setelah lima hari air diperiksa. Apabila terdapat perubahan warna atau
gumpalan warna (putih, hitam atau hijau), maka air tersebut kurang baik
secara biologis (mengandung mikroorganisme atau bakteri berbahaya).