MANAJEMEN RISIKO
RS. BAPTIS BATU TAHUN 2015
DAFTAR ISI
Halaman Judul
.............................................................................................
Daftar Isi
......................................................................................................
Lembar
Pengesahan.....................................................................................
1.1.Risiko....................................................................................................
.
1.2. Manajemen
Risiko................................................................................
BAB II. RUANG LINGKUP.......................................................................
i
i
1
4
7
2.1. Maksud
.................................................................................................
2.2.
Tujuan...................................................................................................
2.3. Cakupan
................................................................................................
2.4. Pelaksana
..............................................................................................
BAB III. TATA LAKSANA .......................................................................
7
7
8
9
1
4
LEMBAR PENGESAHAN
KETERANGAN
Pembuat Dokumen
Authorized Person
TANDA TANGAN
TANGGAL
BAB I
DEFINISI
1.1.
RISIKO.
Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko, sebagian di antaranya
berisiko ringan atau hampir tidak berarti secara klinis.Namun tidak sedikit pula yang
memberikan konsekuensi medik yang cukup berat.
Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi bahaya
yang terjadi yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil akhir.
Risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis. Risiko klinis
adalah risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain yang
dialami pasien selama di RS. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi
organisasi maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan
langsung dengan komunikasi, produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan
semua risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian organisasi. Risiko finansial adalah
risiko yang dapat mengganggu kontrol finansial yang efektif, salah satunya adalah
sistem yang harusnya dapat menyediakan pencatatan akuntansi yang baik (Bury PCT,
2007).
probabilitas
dan keparahannya
minimal
(umumnya
bersifat
Risiko 1 dan 2 memerlukan informed consent sehingga bila terjadi dokter tidak
bertanggung jawab secara hukum.
3. Risiko yang unforeseeable = untoward results
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko adalah :
FAKTOR
Organisasi dan Manajemen
Lingkungan pekerjaan
Tim
Penugasan
Struktur organisasi
Safety culture
Komunikasi verbal
Komunikasi tulisan
Struktur tim
Motivasi
Desain
penugasan
dan
kejelasan
struktur penugasan
Karakteristik pasien
Setiap staf harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tim yang bekerja
dalam satu sistem. Kerja tim yang baik juga sangat ditentukan oleh kinerja
manajemen rumah sakit yang baik, mulai dari dukungan moral, finansial, ,teknis
dan oprasional hingga terjalinnya komunikasi yang baik antara pihak
manajemen dengan pihak praktisi.
Dalam setiap pusat pelayanan kesehatan harus dibangun sistem yang dapat
menjamin bahwa setiap tindakan medik yang dilakukan haruslah aman bagi pasien
maupun petugas dan lingkungan sekitar. Pendekatan yang dapat dilakukan disebut
dengan manajemen risiko.
1.2.
MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko menurut The Joint Commission On Acreditation Of
Healthcare Organizations adalah aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh
RS untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera
atau kerugian pada pasien, pengunjung dan institusi RS.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan
mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu. Rumah Sakit perlu
menggunakan pendekatan proaktif dalam melaksanakan manajemen risiko. Upaya
manajemen risiko adalah : (RR, Balsamo dan MD, Brown., 1998)
Yes
Acceptable?
No
Can it be eliminated?
Can it be reduced?
Cancel the mission?
Mengurangi dampaknya.
3. Risk containment. Dalam hal telah terjadi suatu insiden, baik akibat suatu
tindakan atau kelalaian ataupun akibat dari suatu kecelakaan yang tidak
terprediksikan sebelumnya, maka sikap yang terpenting adalah mengurangi
besarnya risiko dengan melakukan langkah-langkah yang tepat dalam
mengelola pasien dan insidennya. Unsur utamanya biasanya adalah respons
yang cepat dan tepat terhadap setiap kepentingan pasien, dengan didasari
oleh komunikasi yang efektif.
4. Risk transfer. Akhirnya apabila risiko itu akhirnya terjadi juga dan
menimbulkan kerugian, maka diperlukan pengalihan penanganan risiko
Dari sisi sumber daya manusia, manajemen risiko dimulai dari pembuatan
standar (set standards), patuhi standar tersebut (comply with them), kenali bahaya
(identify hazards), dan cari pemecahannya (resolve them).
BAB II
RUANG LINGKUP
2.1.
MAKSUD.
Maksud manajemen risiko di RS Baptis Batu adalah upaya-upaya yang
dilakukan RS yang dirancang untuk mencegah cedera pada pasien atau meminimalkan
kehilangan finansial. Manajemen risiko dilakukan dengan mengenali kelemahan dalam
sistem dan memperbaiki kelemahan tersebut (dilakukan dengan menerapkan no blame
culture)
2.2.
TUJUAN.
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS. Baptis Batu.
b. Meningkatkan akuntabilitas.
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD).
d. Terlaksananya
program-program
pencegahan
sehingga
tidak
terjadi
2.3.
CAKUPAN
Managemen resiko di lakukan di semua unit layanan di RS.
2.4.
PELAKSANA
Semua unit di bawah koordinasi Panitia Mutu RS. Baptis Batu.
BAB III
TATA LAKSANA
3.1.
IDENTIFIKASI RISIKO.
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenali risiko,
kemudian dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko termasuk
menjelaskan kejadian dan persitiwa yang mungking terjadi dan
dampak yang
ditimbulkannya.
Identifikasi
dilakukan
pada:Sumber
risiko,
area
risiko,peristiwa
dan
3.2.
(P) X
FREKUENSI PAJANAN
KriteriaPeluang (P)
Kriteria
Peluang
Sangat Besar
Hampir pasti /Sangat mungkin akan
terjadi terjadi(50 50 kesempatan)
Besar
Mungkin
Substantial
Tidak biasa namun dapat terjadi;
Menengah
Kecil kemungkinannya untuk terjadi
Kecil
Sangat kecil kemungkinannya
Kriteria Frekuensi (F)
Kriteria
Frekuensi
Sangat Besar
Terus menerus (terjadi beberapa kali
dalam sehari)
Besar
Sering; terjadi harian / minimal sekali
dalam sehari
Substantial
Kadang-1kadang; terjadi seminggu sekali
Menengah
Tidak sering; terjadi sekali antara
seminggu sampai sebulan
Kecil
Jarang; beberapa kali dalam setahun
Nilai
5
4
3
2
1
Nilai
5
4
3
2
1
(F) X
Keselamata
n
&Kesehatan
Operasional
Keluha
n
pelangg
Cidera tidak
serius/minor
misalnya: lecet,
luka kecil,
hanya perlu
penanganan
P3K.
Pelayanan
tidak
terhambat
Adanyakeluhan
yang
disampaikansecar
al isan
Menyebabkan
cidera/penyakit
yang
memerlukan
perawatan
medis lebih
dari 7 hari dan
dapat
disembuhkan
Pelayanan
terhambat
kurang dari 30
menit
Adanyakeluhante
rt ulissebanyak>
5 kasusdalam
sebulan
SEDANG (7 )
>Rp 50 Juta sd
Rp 100
Menyebabkan
cidera serius
seperti cacat atau
kehilangan
anggota tubuh
permanen,
menyebabkan
penyakit yang
memerlukan
perawatan medis
lebih dari 7 hari
dan dapat
disembuhkan
Pelayanan
terhambat lebih
dari 30 menit
Adanyakeluhantert
ul
isdantuntutanpasie
n< RP 10 juta
10
BERAT( 15)
>Rp 100 Juta sd
Rp 1
Menyebabkan
satu kematian,
memperberat atau
menambah
penyakit pada
pasien atau
karyawan,
menyebabkan
penyakit yang
bersifat kronis
atau permanen
(HIV, Hepatitis,
Keganasan, Tuli,
gangguan fungsi
Sebagian proses
berhenti dan
pelayanan
terhambat hingga
lebih dari 1 hari
Adanyakeluhantert
ul
isdantuntutanpasie
n Rp 10 juta sd
SANGA
T BERAT
Rp 100 Juta
sd Rp 1
Beberapa
kematian dan
menyebabka
n penyakit
yang bersifat
komunitas/en
de mik pada
karyawan
atau pasien
EXTRE
ME
>Rp 1
Milyar
Banya
k
Kemati
an
Berhenti total
Adanyakeluha
nt
ertulisdantunt
uta
npasien
Adanyakelu
ha
ntertulisdant
un
4.
3:
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
400
70 199
Substantial
20 69
Menengah;
<20
Rendah
Keterangan
Hentikan kegiatan dan perlu
perhatian manajemen puncak.
Perlu mendapat perhatian dari manjemen
puncak dan tindakan perbaikan segera di
lakukan.
Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
diperlukan keterlibatan pihak manajemen
puncak.
Tindakan perbaikan dapat dijadwalkan
kemudian
dan
penanganan
cukup
dilakukan dengan prosedur yang ada
Risiko dapat diterima
11
kesempatan
dengan
kondisi
yang
ada
dengan
JENIS PENGENDALIAN
Menghentikan kegiatan
Tidak melakukan
Membuat Kebijakan/SPO (pembuatan
dan pembaruan prosedur, standar
dan check-list;) Mengganti atau membeli alat
Mengembangkan sistem informasi pelatihan
penyegaran bagi personil, seminar, ,
pembahasan kasus
Melaksanakan prosedur (pengadaan,
perbaikan dan pemeliharaan bangunan dan
KLASIFIKASI
Mentransfer risiko
JENIS PENGENDALIAN
sesuai dengan persyaratan; pengadaan bahan
habis pakai sesuai dengan prosedur dan
persyaratan)
Asuransi
Alih dayakan pekerjaan
Menerima risiko
6. Membangun upaya pencegahan.
Dalam hal ini adalah monitoring dan reviu. Monitoring adalah pemantauan
rutin terhadap kinerja aktual proses manajemen risiko dibandingkan dengan
rencana atau harapan yang akan dihasilkan. Reviu adalah peninjauan atau
pengkajian berkala atas kondisi saat ini dan dengan fokus tertentu.
7. Kelola pembiayaan risiko (Risk Financing).
Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian atau penanganan yang
dilakukan.
BAB IV
PENUTUP
Harapan untuk masa yang akan datang adalah penerapan manajemen resiko
dalam institusi kesehatan adalah untuk meminimalisir resiko yang mungkin terjadi.
Dengan adanya tindakan yang bersifat antisipatif dari manajer resiko, bila terjadi
insiden maka sudah tersedia alternatif keputusan yang dilihat dari berbagai sisi
dilengkapi dengan pengetahuan akan konsekuensi dan dampak yang diakibatkannya.
Pada akhirnya tujuan manajemen resiko akan melindungi pasien, karyawan,
pengunjung dan pemangku kepentingan lainnya dalam ruang lingkup institusi pelayanan
kesehatan.