Anda di halaman 1dari 5

BURGER DISEASE ADALAH ???????

Pengertian
Penyakit Burger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit pembuluh darah arteri
dan vena yang bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat dalam,
berupa peradangan, proliferasi dan non supurasi serta terjadi penyumbatan oleh trombus
pada segmen yang terkena, terutama mengenai pembuluh darah kecil dan sedang
(http://www.kalbe.co.id)
Penyakit buerger merupakan penyakit otoimun yang mengakibatkan penyumbatan pada
pembuluh darah distal (Brunner & Suddart,2002).
Buerger disease (tromboangitis obliteran) adalah suatu penyakit non-aterosklerosis yang
ditandai dengan kombinasi inflamasi dan trombosis arteri kecil dan sedang serta vena pada
kaki dan tangan (Yehuda Shoenfeld, dkk. 2008).
Buergers disease adalah penyakit implamatory arteri kecil dan menengah serta vena yang
menyebabkan obstruksi vaskular (Lois White, 2005)
Buergers adalah penyakit oklusi inflammatry yang melibatkan seluruh lapisan menengah
dan kecil dari arteri extremitiles (Rosdiana, 2010).
Penyakit Buerger (Tromboangitis obliterans) adalah penyumbatan pada arteri dan vena
yang berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu oleh merokok.
Berdasarkan studi cohort, pria perokok sigaret berusia 20-40 tahun lebih banyak yang
menderita penyakit Buerger dibandingkan dengan siapapun. Sekitar 5% penderita adalah
wanita (Firmansyah, 2010)
Etiologi
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara jelas. Penyakit ini sering diderita pria dewasa
muda hingga usia pertengahan (20-40 tahun) terutama perokok berat. Penyakit ini jarang
ditemukan pada bukan perokok, oleh sebab itu merokok merupakan suatu faktor penyebab
timbulnya penyakit ini. (http://www.tanyadokter.com).
Adapun kategori perokok berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi dalam sehari sebagai
berikut :
1.

Perokok sangat berat, mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang per hari dan selang

merokoknya 5 menit setelah bangun pagi.


2.

Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang rokok perhari dengan selang waktu

sejak bangun pagi sekitar 6-30 menit.


3.

Perokok sedang menghabiskan rokok sekitar11-21 batang perhari dengan selang

waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.


4.

Perokok ringan menghabiskan sekitar 10 batang perhari dengan selang waktu 60

menit dari bangun pagi.

Penggunaan maupun dampak dari tembakau berperan penting dalam mengawali serta
berkembangnya penyakit tersebut. Hampir sama dengan penyakit autoimune lainnya,
Tromboangitis Obliterans dapat memiliki sebuah predisposisi genetik tanpa penyebab
mutasi gen secara langsung. Sebagian besar peneliti mencurigai bahwa penyakit imun
adalah suatu endarteritis yang dimediasi sistem imun (Benvie, 2009).
Insiden
Prevalensi penyakit ini diperkirakan sekitar 12-20 kasus per 100.000 penduduk. Penyakit ini
juga dikaitkan dengan tindakan amputasi, terutama pada pasien dengan buerger disease
yang tetap merokok, 43% menjalani 1 atau lebih amputasi dalam kurun waktu 7 tahun.
Penyakit ini memiliki prevalensi tinggi di negara India, Korea, Jepang, dan keturunan Yahudi.
Penyakit ini lebih umum pada pria dengan perbandingan pria-wanita sebesar 3:1. Akan
tetapi, rasio ini diperkirakan akan berubah seiring meningkatnya jumlah wanita perokok.
Umumnya pasien buerger disease berusia antara 20-45 tahun.
Anatomi fisiologi Sistem vaskuler
a. Pembuluh darah
Organ-organ yang terlibat pada pembuluh darah adalah arteri, vena, dan kapiler.
1) Arteri
Arteri membawa darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai jaringan tubuh melalui
cabang-cabangnya. Arteri yang terkecil, diameternya kurang dari 0,1 mm, dinamakan
arteriol. Persatuan cabang-cabang arteri dinamakan anastomosis. Pada arteri tidak terdapat
katup.
End arteri anatomik merupakan pembuluh darah yang cabang-cabang terminalnya tidak
mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang arteri yang memperdarahi daerah yang
berdekatan. End arteri fusngsional adalah pembuluh darah yang cabang-cabang
terminalnya mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang terminal arteri yang
berdekatan, tetapi besarnya anastomosis tidak cukup untuk mempertahankan jaringan tetap
hidup bila salah satu arteri tersumbat.
2) Vena
Vena adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kembali ke jantng; banyak vena
mempunyai kutub. Vena yang terkecil dinamakan venula. Vena yang lebih kecil atau
cabang-cabangnya, bersatu membentuk vena yang lebih besar, yang seringkali bersatu satu
sama lain membentuk pleksus vena. Arteri profunda tipe sedang sering diikuti oleh dua vena
masing-masing pada sisi-sisinya, dan dinamakan venae cominantes.
3) Kapiler
Kapiler adalah pembuluh mikroskopik yang membentuk jalinan yang menghubungkan
arteriol dengan venula. Pada beberapa daerah tubuh, terutama pada ujung-ujung jari dan
ibu jari, terdapat hubungan langsung antara arteri dan vena tanpa diperantai kapiler. Tempat
hubungan seperti ini dinamakan anastomosis arteriovenosa.
b. Histologi Struktur Pembuluh Darah secara umum

1) Tunica intima. merupakan lapisan yang kontak langsung dengan darah. Lapisan ini
dibentuk terutama oleh sel endothel.
2) Tunica media. Lapisan yang berada diantara tunika media dan adventitia, disebut juga
lapisan media. Lapisan ini terutama dibentuk oleh sel otot polos dan and jaringan elastic.
3) Tunica adventitia. Merupakan Lapisan yang paling luar yang tersusun oleh jaringan ikat
Fatofisiologi
Etiologi dan mekanisme dari penyakit buerger ini belum diketahui dengan pasti. Sebagian
besar pasien buerger memiliki riwayat menghisap rokok. Timbulnya manifestasi klinis
penyakit ini diduga berhubungan dengan fenomena imunologis yang mengakibatkan
vasodisfungsi dan trombi inflamasi yang akan menyebabkan obstruksi aliran darah perifer
sehingga kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrisi dan oksigen yang diangkut oleh darah tidak
terpenuhi dengan baik. Apabila kondisi ini berlanjut maka akan terjadi kematian sel dan
jaringan tubuh terutama pada daerah yang jauh dari jantung yaitu jari-jari kaki dan tangan.
Apabila penderita tetap tidak berhenti untuk merokok maka ini akan memungkinkan
penderita untuk mengalami kematian jaringan pada jari-jari kaki dan tangan yang biasa
dikenal dengan sebutan ganggren.
Manifestasi Klinis
a. Tangan atau kaki pucat, merah, atau kebiru-biruan
b. Tangan atau kaki terasa dingin
c. Nyeri spontan berupa rasa nyeri yang hebat pada jari dan daerah sekitarnya.
d. Perasaan terbakar atau kesemutan pada tungkai dan tangan
e. Nyeri saat istirahat(rest pain)
f. Sakit di kaki, pergelangan kaki, atau kaki ketika berjalan (klaudikasio intermiten)
g. Ulserasi dan ganggren pada jari tangan dan kaki
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang khusus untuk diagnosis buerger disease. Namun
ada beberapa yang pemeriksaan harus dilakukan untuk menyingkirkan penyakit lainnya.
Beberapa pemeriksaan yang digunakan untuk menilai adanya vaskulitis sistemik, seperti
reaktan fase akut, biasanya negatif pada penyakit ini.
Pemeriksaan yang perlu untuk dilakukan antara lain:
- Darah perifer lengkap dan LED
- Pemeriksaan fungsi hati
- Pemeriksaan fungsi ginjal dan urinalisa
- Glukosa darah puasa, porfil lipid
- Pemeriksaan CRP, komplemen, faktor rheumatoid
- Pemeriksaan serologis: ANA, Anticentromere antibody, Sel-70 antibody, Antiphospholipid
antibody
b. Pemeriksaan radiologi

Angiografi/ arteriografi
Pada arteriografi penemuan yang khas adalah oklusi non atherosklerotik segmental pada
pembuluh darah kecil dan menengah (digital, palmar, plantar, tibial, peroneal, radial, dan
ulnar) dengan pembentukan pembuluh darah collateral di area sekitar oklusi dinamakan
cockskrew collateral.
Echocardiography
Echocardiographyuntuk menyingkirkan kemungkinan adanya sumber emboli dari jantung.
Pemeriksaan lain yang dapat dikerjakan adalah Allens test, untuk menilai aliran arteri
radialis dan arteri ulnaris. Hasil abnormal menunjukan adanya sumbatan pada arteri distal
dan menunjukan keterlibatan ekstremitas atas. Ini dapat digunakan untuk membedakan dari
penyakit aterosklerosis.
Penatalaksanaan
Penatalaksaan buerger disease merupakan kombinasi penatalaksanaan medis dan bedah,
serta harus disertai dengan kerjasama yang kuat dari pasien untuk menghentikan kebiasaan
merokok dan perawatan kaki jika dengan/atau tanpa ulkus iskemik. Penghentian kebiasaan
merokok secara mutlak merupakan tatalaksana satu-satunya yang telah terbukti untuk
mencegah progresivitas buergers disease. Mengurangi jumlah rokok menjadi 1-2 batang
per hari, mengganti rokok dengan permen tembakau atau pengganti nikotin dapat
menyebabkan penyakit ini tetap aktif.
Tidak ada pengobatan atau pembedahan yang efektif untuk kelainan ini. Penderita harus
berhenti merokok untuk mengurangi gejala-gejala yang dikeluhkan. Obat-obat vasodilator
yang melebarkan diameter pembuluh darah dapat diberikan pada penderita, tetapi tidak
efektif. Hindarilah daerah tubuh yang terkena terhadap paparan panas dan dingin.
Hindarilah daerah yang dipengaruhi penyakit ini terhadap trauma dan jika terjadi infeksi
harus segera diobati(http://www.tanyadokter.com)
Untuk penatalaksanaan ulkus iskemik dan nyeri yang terjadi (termasuk klaudikasio
intermiten) dapat digunakan:
- Cilostazol, suatu inhibitor fosfodiester dengan efek vasodilatasi dan anti platelet, dapat
memperbaiki klaudikasio hingga 40-60%.
- Statin, juga memperbaiki klaudikasio intermiten
- Pentoxifylline, bekerja menurunkan viskositas darah
- Amlodipin atau nifedipin sebagai vasodilator jika terjadi vasospasme
- Revaskularisasi, dengan percutanues transluminal angioplasty atau bedah terbuka, jika
memungkinkan secara anatomis dan pasien telah berhenti merokok
- Simpatektomi, untuk menghilangkan tonus simpatis, sehingga terjadi vasodilatasi.
Untuk perawatan kaki, pasien harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Penggunaan alas kaki dengan ukuran yang sesuai dan nyaman


- Lubrikasi dan perawatan kaki dengan pelembab
- Menghindari paparan terhadap suhu yang ekstrim
- Pengobatan luka pada kaki segera dan agresif
- Otot yang atrofi dapat diatasi dengan implantable spinal cord stimulation. Selulitis dan
flebitis yang terjadi segera diatasi dengan antibiotik yang sesuai dan NSAID. Jika semua
usaha pengobatan telah dilakukan dan tidak memberikan hasil yang memuaskan, dapat
dilakukan amputasi untuk mencegah penyebaran infeksi yang terjadi.
Penanganan lain berdasarkan sumber tekait yaitu (http://medcorelifestyle.blogspot.com)
menerangkan bahwa penderita harus melindungi kakinya dengan pembalut yang memiliki
bantalan tumit atau dengan sepatu boot yang terbuat dari karet. Bagian kepala dari tempat
tidur dapat ditinggikan 15-20 cm diatas balok, sehingga gaya gravitasi membantu
mengalirkan darah menuju arteri-arteri. Pentoxifylline, antagonis kalsium atau penghambat
platelet (misalnya aspirin) diberikan terutama jika penyumbatan disebabkan oleh kejang.
Penderita yang berhenti merokok tetapi masih mengalami penyumbatan arteri, mungkin
perlu menjalani pembedahan untuk memperbaiki aliran darah, dengan memotong saraf
terdekat untuk mencegah kejang. Jarang dilakukkan pencangkokan bypaas karena arteri
yang terkena terlalu kecil.

Anda mungkin juga menyukai