Anda di halaman 1dari 12

RANGKAIAN DASAR ELEKTRONIKA DAYA

A. Pendahuluan
Transistor merupakan komponen elektronika yang memiliki tiga kaki
yang disebut dengan istilah collector, base, dan emitter. Selain berfungsi
sebagai saklar, transistor juga dapat digunakan sebagai penguat arus,
current amplifier, sebagai penyearah, untuk rangkaian mixer, juga sebagai
oscillator. Prinsip kerja dari transistor yaitu jika pada kaki base mengalir
arus IB dan pada collector mengalir arus IC, maka pada emitor mengalir
arus IE. Dengan persamaan yang sesuai dengan Hukum Arus Kirchoff
bahwa jumlah arus keseluruhan yang memasuki titik percabangan sama
besar dengan jumlah arus yang meninggalkan titik tersebut. Secara
sederhana jumlah arus masuk sama dengan jumlah arus keluar. Sehingga
dengan demikian diperoleh persamaan
IE=IB+IC
Dimana IE adalah arus yang keluar dari emitter, IB arus yang masuk
pada base, dan IC merupakan arus yang masuk pada collector. Terdapat
dua jenis transistor ialah jenis NPN dan jenis PNP. Pada transistor jenis
NPN tegangan base dan collector positif terhadap emitter, sedangkan pada
transistor PNP tegangan base dan collector negatif terhadap tegangan
emitter.

Gambar 1. Bagian-bagian kaki transistor

B. Transistor Sebagai Saklar


Transistor dalam penggunaannya bisa dimanfaatkan sebagai
saklar,meskipun bukan saklar yang ideal karena karena transistor saat
off,transistor masih dialiri arus walaupun sangat kecil,dan saat
on,transistor memiliki tegangan drop. Transistor saat difungsikan sebagai

saklar,memiliki dua kondisi,yaitu kondisi saturasi (jenuh)dimana transistor


tersebut seperti saklar tertutup dan kondisi cut off (tersumbat) dimana
transistor diibaratkan sebagai saklar yang terbuka.

Gambar 2.Rangkaian sederhana transistor sebagai saklar

Syarat agar transistor sebagai saklar adalah sebagai berikut.


Tabel 1. Syarat Transistor Sebagai Saklar.

Kondisi Saturasi
Kondisi Cut off (terbuka)
(tertutup)
Arus pada kolektor - Arus pada kolektor =0
maksimum Ic=Ic (sat)
volt (Ic=0V)
Tegangan
terminal - Tegangan pada terminal
collector emitter,Vce
kolektor emittor sama
= 0Volt
dengan Vce
Tegangan pada beban - Tegangan pada beban
yang
dihubungkan
dihubungkan
dengan
seri dengan terminal
kaki colector = 0 Volt.
kolektor = Vce.

C. Mengatur Kecepatan Putaran Motor DC

Dalam pengaturan kecepatan motor DC,metode yang sering


digunakan adalah dengan teknik PWM atau Pulse Width Modulation.
PWM sendiri secara umum adalah sebuah cara memanipulasi lebar sinyal
yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu periode,untuk mendapatkan
tegangan rata rata yang berbeda. Contohnya adalah pengaturan daya atau
tegangan yang masuk ke beban,regulator tegangan,audio effect dan
penguatan serta aplikasi-aplikasi lainnya.

Gambar 3.Bentuk sinyal PWM.

Dalam pengaturan lebar sinyal atau pulsa,akan dijumpai pengaturan


duty cycle. Duty cycle adalah perbandingan waktu ketika sinyal tersebut
mencapai kondisi ON dan ketika mencapai kondisi OFF dalam satu
gelombang atau sering disebut satu periode. Dengan kata lain, duty cycle
adalah perbandingan lama kondisi ON dan kondisi OFF suatu sinyal
periode.
Dengan memanfaatkan siklus kerja inilah,sinyal akan membuat beban
menjadi ON dan OFF secara teratur sesuai duty cycle yang telah diatur
sehingga dapat mempengaruhi beban. Dan dalam motor DC,pengaturan
sinyal ini dapat menjadikan kecepatan motor DC bisa berubahubah,tergantung lama ON dan lama OFF atau pengaturan duty cycle
tersebut yang menghasilkan tegangan rata-rata berbeda.

Gambar 4. Rangkaian PWM Digital pengendali kecepatan motor DC

D. Mosfet Sebagai Saklar.

Gambar 5. Jenis dan letak kaki MOSFET

MOFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)


merupakan salah satu jenis transistor yang memiliki impedansi mauskan
(gate) sangat tinggi (Hampir tak berhingga) sehingga dengn menggunakan
MOSFET
sebagai
saklar
elektronik,
memungkinkan
untuk
menghubungkannya dengan semua jenis gerbang logika. Dengan
menjadikan MOSFET sebagai saklar, maka dapat digunakan untuk
mengendalikan beban dengan arus yang tinggi dan biaya yang lebih murah
daripada menggunakan transistor bipolar. Untuk membuat MOSFET
sebgai saklar maka hanya menggunakan MOSFET pada kondisi saturasi
(ON) dan kondisi cut-off (OFF).

Gambar 6. Kondisi MOSFET cut-off

Gambar 7. Kondisi MOSFET saturasi

Karakteristik mosfet saat saturasi dan cut-off adalah sebagai berikut.


Tabel.2.Karakteristik MOSFET saat On dan Off
-

Kondisi Saturasi (ON)


Tegangan input gate (Vgs)
tinggi
Tegangan input gate (Vgs)
lebih tinggi dari tegangan
treshold (Vgs>Vth)
MOSFET ON (Fully-ON) pada
daerah Saturasi
Tegangan drain dan source
ideal (Vds) pada daerah
saturasi adalah 0V (Vds = 0V)

Kondisi Cut-off (OFF)


Input gate tidak mendapat
tegangan
bias
karena
terhubung ke ground (0V)
Tegangan gate lebih rendah
dari tegangan treshold (Vgs <
Vth)
MOSFET OFF (Fully-Off)
pada daerah cut-off ini. Tidak
arus drain yang mengalir pada
MOSFET

Resistansi drain dan source


sangat rendah (Rds < 0,1 Ohm)
Tegangan output Vout = Vds =
0,2V (Rds.Id)
MOSFET dianalogikan sebagai
saklar kondisi tertutup

Tegangan output Vout = Vds =


Vdd Pada daerah cut-off
MOSFET dalam kondisi open
circuit.

E. Converter
1. Buck Converter
Buck Converter adalah sebuah rangkaian converter DC-DC yang
merubah nilai tegangan menjadi lebih kecil dari nilai inputan dengan
memanfaatkan Duty Cycle.

Gambar 8. Rangkaian Buck Converter

Ketika saklar tertutup,dioda dalam keadaan reversa sehingga sinyal


input menuju induktor dan terjadi penyimpangan energi. Sedangkan
saat kondisi saklar terbuka diode menjadi forward bias sehingga ada
aliran tegangan yang melalui capasitor.
Langkah untuk menentukan nilai komponen pada rangkaian buck
converter adalah sebagai berikut.
a) Menentukan daya output maksimum, tegangan output, dan
tegangan input.
b) Menentukan frekuensi switching ini tergantung dari sumber
switching.
c) Menentukan dutycycle dengan rumusan Vin / Vout.
d) Menentukan rippel arus maksimum biasanya 30% dari arus beban
(disunting dari microchip).
e) Menghitung nilai Induktor, nilai kapasitor output.

2. Boost Converter
Konverter boost berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran
yang lebih tinggi dibanding tegangan masukannya, atau biasa disebut
dengan konverter penaik tegangan. Konverter ini banyak
dimanfaatkan
untuk
aplikasi
pembangkit
listrik tenaga
surya dan turbin angin.

Gambar 9. Rangkaian Boost Converter

Dalam menentukan nilai komponen yang ada dalam rangkaian boost


converter,maka perlu ditentukan nilai tegangan input,tegangan output.
Komponen utama dari Boost Converter terdiri atas MOSFET, dioda,
induktor, dan kapasitor. Jika saklar MOSFET pada kondisi tertutup,
arus akan mengalir ke induktor sehingga menyebabkan energi yang
tersimpan di induktor naik. Saat saklar MOSFET terbuka, arus
induktor ini akan mengalir menuju beban melewati dioda sehingga
energi yang tersimpan di induktor akan turun. Rasio antara tegangan
keluaran dan tegangan masukan konverter sebanding dengan rasio
antara periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Keunggulan
dari konverter boost adalah mampu menghasilkan arus masukan
yang kontiniu.
3. Buck Boost Converter
Konverter buck-boost dapat menghasilkan tegangan keluaran yang
lebih rendah atau lebih tinggi daripada sumbernya. Skema konverter
ini dapat dilihat pada gambar 4. Rangkaian kontrol daya
penyaklaran akan memberikan sinyal kepada MOSFET. Jika
MOSFET OFF maka arus akan mengalir ke induktor, energi yang
tersimpan di induktor akan naik. Saat saklar MOSFET ON energi di
induktor akan turun dan arus mengalir menuju beban. Dengan cara
seperti ini, nilai rata-rata tegangan keluaran akan sesuai dengan rasio
antara waktu pembukaan dan waktu penutupan saklar. Hal inilahyang
membuat topologi ini bisa menghasilkan nilai rata-rata tegangan

keluaran/bebn bisa lebih tinggi maupun lebih rendah daripada


tegangan sumbernya.

Gambar 10. Rangkaian buck-boost Converter

F. Rangkaian H-Bridge
1. Inverter 1 Fasa
Pengertian inverter adalah suatu komponen elektronika yg bisa
merubah arus AC tiga fase jadi arus DC, terus merubahnya lagi jadi
arus AC tiga fasa dgn frekuensi yg dapat disesuaikan seperti kehendak
penggunanya.
Terdapat dua jenis inverter 1 fasa,yaitu setengah jembatan 1 fasa dan
jembatan satu fasa
a. Inverter setengah jembatan 1 fasa

Gambar 11. Rangkaian inverter setengah jembatan 1 fasa

Kondisi ON dan OFF dari sakelar S+ dan S- ditentukan dengan


teknik modulasi, dalam hal ini menggunakan prinsip PWM. Prinsip
PWM dalam rangkaian ini membandingkan antara sinyal modulasi
Vc (dalam hal ini tegangan bolak-balik luaran yang diharapkan)
dengan sinyal pembawa dengan bentuk gelombang gigi gergaji
V). Secara praktis,ika Vc > V). maka sakelar S+ akan ON

dan sakelar S- akan OFF,dan jika Vc < V). maka sakelar S+


akan OFF dan sakelar S- akan ON
b. Inverter jembatan 1 fasa

Gambar

11.
Rangkaian inverter jembatan 1 fasa

Seperti halnya pada rangkaian inverter setengah-jembatan di atas,


dalam rangkaian ini diperlukan dua buah kapasitor untuk
menghasilkan titik N agar tegangan pada setiap kapasitor Vi/2
dapat dijaga konstan. Terdapat dua sisi sakelar, yaitu: sakelar S1+
dan S1- serta S2+ dan S2-. Masing- masing sisi sakelar ini, sakelar
S1+ dan S1- dan atau S2+ dan S2-, tidak boleh bekerja secara
serempak/ simultan, karena akan terjadi hubung singkat rangkaian.
Kondisi ON dan OFF dari kedua sisi sakelar ditentukan dengan
teknik modulasi, dalam hal ini menggunakan prinsip PWM, seperti
jelaskan pada inverter setengah-jembatan satu fasa di atas.

2. Membalik Arah Putar Motor DC


Rangkaian yang biasa digunakan untuk mebalik arah putar motor DC
adalah dengan rangkaian H-Bridge dengan memanipulasi inputan
motor sehingga mampu berputar ke arah kanan dan kiri

Gambar 12. Rangkaian H-Bridge untuk mengatur arah putar motor DC

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah saat kedua switch putar kanan
ditekan,Q1 akan aktif dan mengalirkan arus dari sumber 9
volt,kemdian arus ditahan Q2 yang tidak aktif,maka arus akan
melewati motor dan bergerak kearah kanan. Kemudian arus melalui
Q4 yang aktif dan menuju ground

Gambar 13. Kondisi putar kanan.

Hal yang sma juga berlaku untuk putar kiri,dengan mengaktifkan Q2


dan Q3

Gambar 14. Kondisi putar kiri

3. Inverter 3 fasa
Gambar 15. Rangkaian inverter 3 fasa

Seperti halnya pada rangkaian inverter setengah-jembatan di atas,


dalam rangkaian ini diperlukan dua buah kapasitor untuk
menghasilkan titik N agar tegangan pada setiap kapasitor Vi/2 dapat
dijaga konstan. Terdapat tiga sisi sakelar, yaitu: sakelar S1+ dan S1serta S2+ dan S2-. Kedua sisi sakelar ini, sakelar S1 dan S4,S3 dan S4,
serta S5 dan S2. Masing- masing sakelar, S1 dan S4, atau S3 dan S4,
atau
S5
dan
S2,
tidak

boleh
bekerja secara serempak/ simultan, karena akan terjadi hubung singkat

rangkaian. Kondisi ON dan OFF dari kedua sisi sakelar ditentukan


dengan teknik modulasi, dalam hal ini menggunakan prinsip PWM

Anda mungkin juga menyukai