Anda di halaman 1dari 8

Selulitis

Definisi
Selulitis adalah peradangan menjalar dan akut oada kulit terutama
mengenai jaringan subkutan yang lebih dalam.
Etiologi
Penyebab yang paling sering adalah streptokokus grup A dan
staphylokokus aureus . infeksi pneumokokok juga dapat menimbulkan
manifestasi selulitis.
Manifestasi klinis
Riwayat: biasanya didahului oleh lesi-lesi sebelumnya seperti ulkus statis,
lukaa tusuk; setelah satu atau dua hari, timbul eritem local dan rasa sakit.
Gejala sistemik
Malaise, demam, dan menggigil. Eritem pada tempat infeksi cepat
bertambah merah dan menjalar. Rasa sakit setempat terasa sekali.
Lesi kulit : daerah kulit yang terkena merupakan infiltrate edematous
yang teraba panas merah dan luas. Pinggir lesi tidak menimbul atau
berbatas tegas. Terdapat limfadenopati setempat yang disertai limfangitis
yang menjalar kea rah proksimal. Vesikula permukaan dapat terjadi dan
mudah pecah. Abses local dapat berbentuk dengan dengan nekrosis kulit
diatasnya.
Selulitis yang terdapat dikulit kepala ditandai dengan beberapa nodula kecil
dengan abses. Proses ini biasanya kronis denga kecenderungan
membentuk terowongan kulit. Biasanya penyakit ini terjadi pada dewasa
muda dan sering disertai jerawat atau hidradenitis supurativa. Selulitis
perianal yang terdapat pada anak merupakan proses yang sakit karena
terjadi edema sekitar anus, yang konsistensinya lunak.
Pada pemeriksaan laboratorium Terdapat leukositosis, dapat pula
disarankan kultur darah.

Diagnosis
Karena cenderung menyebar melalui jaringan limfatik dan aliran darah, jika
tidak diobati selulitis dapat menjadi gawat. Pada orang tua selulitis yang
mengenai ekstremitas bawah
dapat menimbulkan komplikasi
trombofleblitis. Penderita dengan edema menahun selulitis dapat menjalar
dengan sangat cepat dan penyembuhannya lambat. Daerah nekrotik yang
mendapat superinfeksi bakteri gram negative mempersulit penyembuhan.

Pengobatan
bat topikal : tungkai di elevasi, kompres dengan antiseptik topikal, PK
dnegan konsentrasi 1: 10000 (larutkan dalam air sampai warnanya pink),
Obat sistemik : Klosasilin (50 mg/KgBB/hari dibagi dalam 4 dosis) 4 x 250500 mg sebelum makan

Liken simplek kronis (LSK)


DEFINISI
Suatu dermatitis dengan penebalan kulit dari jaringan tanduk (likenifikasi)
karena garukan atau gosokan yang berulang-ulang. Kebanyakan lesi
hanya satu tempat , namun dapat juga di jumpai dibeberapa tempat.
Dapat juga didefinisikan peradangan kulit kronis ditandai dengan
kulitmenebal menyerupai kulit kayu akibat garukan dan gosokan yang
berulang karena berbagai rangsangan pruritogenik.
Etiologi
Tidak diketahui tapi ada yang menghubungkannya dengan ketegangan
jiwa.
Pathogenesis
Pruritus memilikiperan sentral dalam timbulnya pola kulit berupa
likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus didasarkan
pada penyakit yang mendasariny seperti: GGK, Obstruksi saluran empedu,
limfoma hodkin, hipertiroid, D.A, insect bites, dan aspek psikologi.
Pada prurigo nodularis ditemukan jumlah eosinofil meningkat, eosinofil
berisi protein X dan protein Kationik
yang dapat menimbulkan
degranulasi sel mast. Jumlah sel langerhans juga bertambah banyak.
Ekspresi pertumbuhan saraf p75 pada membrane sel schwan dan sel
perineurum meningkat ini. Mungkin ini menghasilkan hyperplasia neural.
Manifestasi klinis
Pasien mengeluh gatal sekali dan timbul pada malam hari dan
mengganggu tidur. Rasa gatal tidak terus menerus biasanya pada waktu
tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk.
UKK: Likenifikasi, papul, skuama , kulit menebal dan mengalami
hipopigmentasi, sirkumskripta. Selain likenifikasi didapatkan papul bsar
yang disebut prurigo nodularis. Biasanya ditemukan di satu tempat dapat
juga ditemukan dibeberapa tempat. Tempat predileksiny adalah tempat
yang mudah digapai tangan. Seperti bagian belakang dan samping leher,
pergelangan tangan, lengan bawah ekstensor. Tidak terdapat wilayah
atopi.

Histopatologi
Akantosis, parakeratosism mikroabses, dan sel eksositosis
Pengobatan
Hindari garukan, berikan salap kortikosteroid yang dibungkus plastic diganti setiap
24 jam. Atau diberikan suntikan suspense triamsinolon. Dapat pula diberikan
antipruritus berupa antihistamin yang punya efek sedative atau transquilizer. Krim
doxepin 5% dalam jangka pendek.
Dermatitis stasis
Definisi
Dermatitis yang terjadi akibat gangguan aliran darah vena ditungkai bawah hal ini
diakibatkan oleh gangguan katub vena, sehingga tekananan kapiler meningkat dan
terjadi kerusakan kapiler , edema dan ekstravasasi sel darah merah karena
kapilernya rusak. Selanjutnya timbul stasis ireversibel. Jaringan dipenuhi cairan dan
darah shingga terjadi edema dan lisis yang menumpuk hemosiderin. Penumpukan
hemosiderin mengakibatkan timbulnya bintik hitam. Terjadinya anoksia jaringan dan
kematian jaringan. Timbul rasa gatal dan jika digaruk timbul skuama,
hiperpigmentasi, dan erosi. Bila tidak diobati akan timbul infeksi kemudia nekrosis,
dan ulkus yang disebut ulkus varikosus. Penyakit ini kronis, gatalm diekstremitas
bawah, menimbulkan edema, lebih sering dijumpai pada wanita dan pria usia
dewasa, dari kalangan menengah ke atas.
Histopatologi
Pada dermatitis sub akut/ kronis ditemukan hemosiderin dan fibrosis. Ditemukan
juga dilatasi kapiler.
Manifestasi klinis
Vena varicose tampak bertonjol-tonjol dan disertai edema diekstemitas bawah. Pada
tahap awal dijumpai selulitis ringan dikulit atasnya coklat hiperpigmentasi merah
gelap, petekhie, kulit menebal dengan skuama dengan/ tanpa berair. Lesi sering
ditemukan pada sebelah medial maleolus.

Prinsip pengobatan
Hindari gangguan vena dan edema. Harus dihindari berdiri lama kalau pasien
gemuk beratnya harus diturunkan. Pada dermatitis akut dapat diberikan iktiol 2%
dalam seng oksida. Pada dermatitis akut dan eksudatif dapat dikompres larutan
perak nitrat 0,25-0,5% kalium permannganat. Bila dalam keadaan berat dapat
diberikan kortikosteroid sistemik. Bila terjadi edema pasien perlu istirahat dengan
mengangkat kaki.
Nevus pigmentosus.
Nevus pigmentosus merupakan sel tumor yang tersusun dari sel-sel nevus.
Jumlah dan sifat nevus bervariasi pada setiap individu. Pada setiap orang kulit putih
dewasa sedikitnya ditemui 20 nevus sel nevus

Etiologi

Nevus kulit berasal dari neural crest . sel-sel ini membentuk sarang-sarang kecil
pada lapisan epidermis dan pada zona taut dermo-epidermal. Sel-sel ini membelah
dan masuk dermis dan membentuk sarang-sarang dermis.
Manifestasi klinis
Dapat terjadi pada seluruh bagian tubuh. Lesi datar papuler, atau papilomatosa
biasanya ukuran 2-4 mm. namun ada juga yang sebesar peniti. Pigmentasinya
bervariasi dari warna kulit sampai coklat kehitaman.
Pengobatan
Dilakukan pembedahan apabila terjadi gangguan kosmetika.
Prognosis
Pada umumnya baik, tetapi pada nevus junctional dan nevus coumpund harus
mendapat perhatian karena kemungkinan berubah menjadi ganas.

Dermatitis Kontak Alergi


definisi
Dermatitis kontak alergi tidak berhubungan dengan atopi. DKA merupakan reaksi
hipersensitivitas tipe lambat, atau reaksi imunologi tipe IV, dimediasi terutama oleh limfosit yang
sebelumnya tersensitisasi, yang menyebabkan peradangan dan edema pada kulit
Epidemiologi
Epidemiologi DKA sering terjadi. Penyakit ini terhitung sebesar 7% dari penyakit yang terkait
dengan pekerjaan di Amerika Serikat. Berdasarkan beberapa studi yang dilakukan, insiden dan
tingkat prevalensi DKA dipengaruhi oleh alergen-alergen tertentu. Dalam data terakhir, lebih
banyak perempuan (18,8%) ditemukan memiliki DKA dibandingkan laki-laki (11,5%). Namun,
harus dipahami bahwa angka ini mengacu pada prevalensi DKA dalam populasi (yaitu, jumlah
individu yang potensial menderita DKA bila terkena alergen), dan ini bukan merupakan angka
insiden (yaitu, jumlah individu yang menderita DKA setelah jangka waktu tertentu).3 Tidak ada
data yang cukup tentang epidemiologi dermatitis kontak alergi di Indonesia, namun berdasarkan
penelitian pada penata rias di Denpasar, sekitar 27,6 persen memiliki efek samping kosmetik,
dimana 25, 4 persen dari angka itu menderita DKA
Etiologi
Sekitar 25 bahan kimia yang tampaknya memberi pengaruh terhadap sebanyak setengah dari
semua kasus DKA. Ini termasuk nikel, pengawet, pewarna, dan parfum

Patofisiologi
Fase sensitisasi
Alergen atau hapten diaplikasikan pada kulit dan diambil oleh sel Langerhans. Antigen akan
terdegradasi atau diproses dan terikat pada Human Leucocyte Antigen-DR (HLADR), dan
kompleks yang diekspresikan pada permukaan sel Langerhans. Sel Langerhans akan bergerak
melalui jalur limfatik ke kelenjar regional, dimana akan terdapat kompleks yang spesifik
terhadap sel T dengan CD4-positif. Kompleks antigen- HLA-DR ini berinteraksi dengan reseptor
T-sel tertentu (TCR) dan kompleks CD3. Sel Langerhans juga akan mengeluarkan Interleukin-1
(IL-1). Interaksi antigen dan IL-1 mengaktifkan sel T. Sel T mensekresi IL-2 dan
mengekspresikan reseptor IL-2 pada permukaannya. Hal ini menyebabkan stimulasi autokrin dan
proliferasi sel T spesifik yang beredar di seluruh tubuh dan kembali ke kulit.

Tahap elisitasi
Setelah seorang individu tersensitisasi oleh antigen, sel T primer atau memori denganantigenTCR spesifik meningkat dalam jumlah dan beredar melalui pembuluh darah kemudian masuk ke
kulit. Ketika antigen kontak pada kulit, antigen akan diproses dan dipresentasikan dengan HLADR pada permukaan sel Langerhans. Kompleks akan dipresentasikan kepada sel T4 spesifik
dalam kulit (atau kelenjar, atau keduanya), dan elisitasi dimulai. Kompleks HLA-DR-antigen
berinteraksi dengan kompleks CD3-TCR spesifik untuk mengaktifkan baik sel Langerhans
maupun sel T. Ini akan menginduksi sekresi IL-1 oleh sel Langerhans dan menghasilkan IL-2
dan produksi IL-2R oleh sel T. Hal ini menyebabkan proliferasi sel T. Sel T yang teraktivasi akan
mensekresi IL-3, IL- 4, interferon-gamma, dan granulocyte macrophage colony-stimulating
factor (GMCSF).Kemudian sitokin akan mengaktifkan sel Langerhans dan keratinosit.
Keratinosit yang teraktivasi akan mensekresi IL-1, kemudian IL-1 mengaktifkan phospolipase.
Hal ini melepaskan asam arakidonik untuk produksi prostaglandin (PG) dan leukotrin (LT). PG
dan LT menginduksi aktivasi sel mast dan pelebaran pembuluh darah secara langsung dan
pelepasan histamin yang melalui sel mast. Karena produk vasoaktif danchemoattractant, sel-sel
dan protein dilepaskan dari pembuluh darah. Keratinosit yangteraktivasi juga mengungkapkan
intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1) dan HLA-DR, yang memungkinkan interaksi
seluler langsung dengan sel-sel darah,

Histopatologi
Gambaran histologis pada DKA mengungkapkan bahwa dermis diinfiltrasi oleh sel inflamasi
mononuklear, terutama pada pembuluh darah dan kelenjar keringat. Epidermisnya hiperplastik
dengan invasi sel mononuklear. Sering vesikel intraepidermal terbentuk, yang bisa bergabung
menjadi lepuh yang besar. Vesikula dipenuhi dengan granulosit yang mengandung serosa dan sel
mononuklear. Dalam sensitivitas kontak Jones-Mote, selain akumulasi fagosit mononuklear dan
limfosit, basofil ditemukan. Ini merupakan perbedaan penting dari reaksi hipersensitivitas tipe
TH1, di mana basofil benar-benar tidak ada

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan awal dari semua jenis DKA diduga terdiri dari reduksi atau, jika
memungkinkan, eliminasi semua alergen yang dicurigai dan penggunaan steroid topical atau terutama di wajah - inhibitor kalsineurin topikal untuk mengembalikan kulit menjadi normal

Anda mungkin juga menyukai