GDD
GDD
tahun.3
Penelitian
oleh
Suwarba
dkk.4 di
RS
Cipto
anak
dengan
dewasa.
Anak
menunjukkan
ciri-ciri
misalnya
perkembangan
sistem
neuromuskular,
yang
merupakan
hasil
interaksi
banyak
faktor
yang
kehamilan. Masa ini terdiri dari 2 periode, yaitu masa fetus dini,
sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke-2 kehidupan
intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan,
pembentukan jasad manusia sempurna. Masa fetus lanjut, yaitu
trimester akhir kehamilan, pada masa ini pertumbuhan berlangsung
pesat
disertai
perkembangan
fungsi-fungsi.
Terjadi
transfer
berlangsung
secara
terus
menerus
terutama
dengan
aktivitas
jasmani
yang
bertambah
dan
Kategori
1. Genetik atau Sindromik
Teridentifikasi dalam 20% dari
Keterangan
Sindrom yang mudah diidentifikasi,
misalnya Sindrom Down
4
2. Metabolik
delesi subtelomerik.
Skrining universal secara nasional neonatus
4. Traumatik
5. Penyebab dari lingkungan
hipotiroidisme kongenital
Cedera otak yang didapat
Anak-anak tanpa perhatian, diasuh dengan
kekerasan, penuh ketakutan, dibawah
stimulasi lingkungan yang tidak mungkin
untuk menunjukkan perkembangan yang
normal. Ini mungkin merupakan faktor yang
berkontribusi bersamaan dengan patologi
6. Malformasi serebral
7. Palsi Serebral dan Kelainan
Perkembangan Koordinasi
(Dispraksia)
8. Infeksi
9. Toksin
lainnya.
Misalnya, kelainan migrasi neuron
Kelainan motorik dapat mengganggu
perkembangan secara umum
Perinatal, misalnya Rubella, CMV, HIV
Meningitis neonatal
Fetus: Alkohol maternal atau obat-obatan
saat masa kehamilan
Anak: Keracunan timbal
E.
Deteksi Dini
Perkembangan setiap anak memiliki keunikan tersendiri dan
kecepatan pencapaian perkembangan tiap anak berbeda. Kisaran waktu
pencapaian tiap tahap perkembangan umumnya cukup besar, misalnya
seorang anak dikatakan normal jika ia dapat berjalan mulai usia 10 hingga
18 bulan, sehingga seringkali terjadi perbedaan perkembangan di antara
anak yang seusia. Untuk itu, orang tua perlu mengenal tanda bahaya (red
flag) perkembangan anak.9 Untuk mengetahui apakah seorang anak
mengalami keterlambatan perkembangan umum, perlu data / laporan atau
keluhan orang tua dan pemeriksaan deteksi dini atau skrining perkembangan
pada anak.
Deteksi dini merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara
komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan
mengetahui serta mengenal faktor resiko pada anak usia dini. Melalui
deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang anak secara
dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan
dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa proses tumbuh
kembang. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal
pokok, yaitu penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan.6,9
Secara umum, keterlambatan perkembangan umum pada anak dapat
dilihat dari beberapa tanda bahaya (red flags) perkembangan anak sederhana
seperti yang tercantum di bawah 9,10:
Tanda bahaya perkembangan motor kasar :
1. Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota
tubuh bagian kiri dan kanan.
2. Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih
dari usia 6 bulan
3. Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot
4. Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh
5. Adanya gerakan yang tidak terkontrol
usia:
tidak
adanya
babbling,
bicara
dan
kemampuan
bersosialisasi / interaksi
Tanda bahaya gangguan kognitif :
1. 2 bulan: kurangnya fixation
2. 4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda
Gejala Klinis
Mengetahui adanya KPG memerlukan usaha karena memerlukan
perhatian dalam beberapa hal. Padahal beberapa pasien seringkali merasa
tidak nyaman bila di perhatikan. Akhirnya membuat orang tua sekaligus
dokter agar lebih jeli dalam melihat gejala dan hal yang dilakukan oleh
pasien tersebut. Skrining prosedur yang dilakukan dokter, dapat membantu
menggali gejala dan akan berbeda jika skrining dilakukan dalam sekali
kunjungan dengan skrining dengan beberapa kali kunjungan karena data
mengenai panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan berat
badan. Mengacu pada pengertian KPG yang berpatokan pada kegagalan
perkembangan dua atau lebih domain motorik kasar, motorik halus, bicara,
bahasa, kognitif, sosial, personal dan kebiasaan sehari-hari dimana belum
diketahui penyebab dari kegagalan perkembangan ini. Terdapat hal spesifik
yang
dapat
mengarahkan
kepada
diagnosa
klinik
KPG
terkait
Anamnesis
10
2.
Pemeriksaan Fisik
Faktor risiko untuk keterlambatan dapat dideteksi dari pemeriksaan
fisik. Pengukuran lingkar kepala (yang mengindikasikan mikrosefali atau
makrosefali) adalah bagian penting dalam pemeriksaan fisik. Perubahan
bentuk tubuh sering dihubungkan dengan kelainan kromosom, atau faktor
penyakit genetik lain sulit dilihat dalam pemeriksaan yang cepat. 10
Sebagai tambahan, pemeriksaan secara terstruktur dari mata, yaitu fungsi
penglihatan
dapat
dilakukan
saat
infant,
dengan
menggunakan
audiometer portable.
Pemeriksaan Penunjang
Secara umum, pemeriksaan laboratorium untuk anak dengan
kemungkinan gangguan perkembangan tidak dibedakan dengan tes
skrining yang dilakukan pada anak yang sehat. Hal ini penting dan
dilakukan
dengan
periodik.
Adapun
beberapa
pemeriksaan
11
a. Skrining metabolik
Skrining metabolik meliputi pemeriksaan: serum asam amino,
serum glukosa, bikarbonat, laktat, piruvat, amonia, dan creatinin
kinase. Skrining metabolik rutin untuk bayi baru lahir dengan
gangguan metabolisme tidak dianjurkan sebagai evaluasi inisial pada
KPG. Pemeriksaan metabolik dilakukan hanya bila didapatkan riwayat
dari anamnesis atau temuan pemeriksaan fisik yang mengarah pada
suatu etiologi yang spesifik. Sebagai contohnya, bila anak-anak
dicurigai memiliki masalah dengan gangguan motorik atau disabilitas
kognitif, pemeriksaan asam amino dan asam organik dapat dilakukan.
Anak dengan gangguan tonus otot harus diskrining dengan
menggunakan kreatinin phospokinase atau aldolase untuk melihat
adanya kemungkin penyakit muscular dystrophy.
b. Tes sitogenetik
Tes sitogenetik rutin dilakukan pada anak dengan KPG meskipun
tidak ditemukan dismorfik atau pada anak dengan gejala klinis yang
menunjukkan suatu sindrom yang spesifik. Uji mutasi Fragile X,
dilakukan bila adanya riwayat keluarga dengan KPG. Meskipun
skrining untuk Fragile X lebih sering dilakukan anak laki-laki karena
insiden yang lebih tinggi dan severitas yang lebih buruk, skrining
pada wanita juga mungkin saja dilakukan bila terdapat indikasi yang
jelas. Diagnosis Rett syndrome perlu dipertimbangkan pada wanita
dengan retardasi mental sedang hingga berat yang tidak dapat
dijelaskan.
c. Skrining tiroid
Pemeriksaan tiroid pada kondisi bayi baru lahir dengan hipotiroid
kongenital perlu dilakukan. Namun, skrining tiroid pada anak dengan
KPG hanya dilakukan bila terdapat klinis yang jelas mengarahkan
pada disfungsi tiroid.
d. EEG
12
ini
sehingga
belum
dapat
digunakan
sebagai
Retardasi Mental
Suatu keadaan yang dimulai saat masa anak-anak yang ditandai
dengan keterbatasan dalam intelegensi dan kemampuan adaptasi.
Menurut kriteria DSM-IV, retardasi mental adalah fungsi intelektual yang
di bawah rata-rata, terdapat gangguan fungsi adaptasi, onset sebelum
umur 18 tahun. Untuk mengetahui adanya gangguan fungsi intelegensi,
digunakan tes IQ (akurat diatas umur 5 tahun), dengan klasifikasi hasil:
a. Ringan , yaitu IQ 50-70
b. Sedang, yaitu IQ 40-50
c. Berat, yaitu IQ 20-40
d. Sangat berat, yaitu IQ <20
13
Penatalaksanaan
Pengobatan bagi anak-anak dengan KPG hingga saat ini masih belum
ditemukan. Hal itu disebabkan oleh karakter anak-anak yang unik, dimana
anak-anak belajar dan berkembang dengan cara mereka sendiri berdasarkan
kemampuan dan kelemahan masing-masing. Sehingga penanganan KPG
14
dilakukan sebagai suatu intervensi awal disertai penanganan pada faktorfaktor yang beresiko menyebabkannya. Intervensi yang dilakukan, antara
lain6,9,12:
1. Speech and Language Therapy
Speech and Language Therapy dilakukan pada anak-anak dengan
kondisi CP, autism, kehilangan pendengaran, dan KPG. Terapi ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara, berbahasa dan
oral motoric abilities. Metode yang dilakukan bervariasi tergantung
dengan kondisi dari anak tersebut. Salah satunya, metode menggunakan
jari, siulan, sedotan atau barang yang dapat membantu anak-anak untuk
belajar mengendalikan otot pada mulut, lidah dan tenggorokan. Metode
tersebut digunakan pada anak-anak dengan gangguan pengucapan.
Dalam terapi ini, terapis menggunakan alat-alat yang membuat anak-anak
tertarik untuk terus belajar dan mengikuti terapi tersebut.
2. Occupational Therapy
Terapi ini bertujuan untuk membantu anak-anak untuk menjadi lebih
mandiri dalam menghadapi permasalahan tugasnya. Pada anak-anak,
tugas mereka antara bermain, belajar dan melakukan kegiatan sehari-hari
seperti mandi, memakai pakaian, makan, dan lain-lain. Sehingga anakanak yang mengalami kemunduran pada kemampuan kognitif, terapi ini
dapat
membantu
mereka
meningkatkan
kemampuannya
untuk
menghadapi permasalahannya.
3. Physical Therapy
Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar
dan halus, keseimbangan dan koordinasinya, kekuatan dan daya
tahannya. Kemampuan motorik kasar yakni kemampuan untuk
menggunakan otot yang besar seperti berguling, merangkak, berjalan,
berlari, atau melompat. Kemampuan motorik halus yakni menggunakan
otot yang lebih kecil seperti kemampuan mengambil barang. Dalam
terapi, terapis akan memantau perkembangan dari anak dilihat dari
fungsi, kekuatan, daya tahan otot dan sendi, dan kemampuan motorik
15
oralnya. Pada pelaksanaannya, terapi ini dilakukan oleh terapi dan orangorang yang berada dekat dengan anak tersebut. Sehingga terapi ini dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Behavioral Therapies
Anak-anak dengan delay development akan mengalami stress pada
dirinya dan memiliki efek kepada keluarganya. Anak-anak akan bersikap
agresif atau buruk seperti melempar barang-barang, menggigit, menarik
rambut, dan lain-lain. Behavioral therapy merupakan psikoterapi yang
berfokus
untuk
mengurangi
masalah
sikap
dan
meningkatkan
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak-anak dengan KPG, yakni
kemunduran perkembangan pada anak-anak yang makin memberat. Jika
tidak tertangani dengan baik, dapat mempengaruhi kemampuan yang lain,
khususnya aspek psikologi dari anak itu sendiri. Salah satunya, anak akan
mengalami depresi akibat ketidakmampuan dirinya dalam menghadapi
permasalahannya. Sehingga anak itu dapat bersikap negatif atau agresif.
K.
Prognosis
Prognosis KPG pada anak-anak dipengaruhi oleh pemberian terapi
dan penegakkan diagnosis lebih dini (early identification and treatment).
Dengan pemberian terapi yang tepat, sebagian besar anak-anak memberikan
respon yang baik terhadap perkembangannya. Walau beberapa anak tetap
menjalani terapi hingga dewasa. Hal tersebut karena kemampuan anak itu
sendiri dalam menanggapi terapinya. Beberapa anak yang mengalami
16
17