Anda di halaman 1dari 2

DIABETES MELITUS

I.

DEFINISI
Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok kelainan metabolik yang
ditandai oleh hiperglikemia dan kelainan pada metablisme karbohidrat, lemak,
dan protein. DM muncul dari defek pada sekresi insulin, sensitivitas insulin atau
keduanya. Komplikasi mikrovaskular, makrovaskular kronik serta neuropati bisa
terjadi (Dipiro et al., 2014).
1) Diabetes mellitus tergantung insulin (insulin-dependent diabetes mellitus) atau
DM tipe 1 merupakan jenis diabetes yang diakibatkan oleh berkurangnya
sekresi insulin akibat kerusakan sel -pankreas yang didasari proses autoimun
(Homenta, 2012).
2) Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (non-insulin-dependent diabetes
mellitus) atau DM tipe 2 yaitu DM yang biasa terjadi pada orang berusia di
atas 40 tahun dan disebabkan oleh kegagalan relatif sel -pankreas serta
resistensi insulin, baik pada penderita dengan berat badan kurus maupun
obesitas (Indriyani, 2006).

II. PATOFISIOLOGI
DM tipe I (sebelumnya disebut tergantung insulin atau diabetes juvenile)
merupakan 10% dari semua kasus diabetes. Umumnya terjadi pada masa kanakkanak atau dewasa muda dan biasanya muncul dari perusakan sel pankreas
yang dimediasi sistem imun, sehingga terjadi defisiensi insulin absolut. Ada
periode preklinis yang panjang (sampai 9-13 tahun) yang ditandai oleh kehadiran
penanda imun ketika perusakan sel diperkirakan terjadi. Hiperglisemia terjadi
ketika 80-90% sel hancur. Ada masa remisi singkat (fase bulan madu) yang
diikuti munculnya penyakit dengan resiko yang dihubungkan dengan komplikasi
dan kematian. Faktor yang memunculkan respon autoimun tidak diketahui, tapi
prosesnya dimediasi oleh makrofag dan limfosit T dengan autoantibodi yang

tersirkulasi ke berbagai antigen sel (seperti, antibodi islet cell, antibodi insulin)
(Dipiro et al., 2014).
DM tipe II (sebelumnya disebut tidak tergantung insulin) merupakan 90%
dari semua kasus DM dan biasanya ditandai dengan resistensi terhadap insulin
dan defisiensi insulin. Resistensi insulin manifestasinya berupa peningkatan
lipolisis dan produksi asam lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik,
dan penurunan asupan glukosa ke otot rangka. Disfungsi sel terjadi progresif
dan memperburuk kontrol atas glukosa darah dengan berjalannya waktu. DM tipe
II terjadi ketika gaya hidup diabetogenik (asupan kalori berlebih, kurang latihan
fisik, dan kegemukan) yang memperburuk genotip tertentu (Dipiro et al., 2014).
Sebab diabetes yang tidak umum (1-2% dari semua kasus) termasuk
kelainan endokrin (seperti akromegali, sindrom Cushing), gestational diabetes
mellitus (GDM), penyakit pada pankreas (seperti, pankreatitis), dan obat-obatan
(seperti, glukokortikoid, pentamidine, niasin, dan -interferon) (Dipiro et al.,
2014).
Kelainan glukosa puasa dan kelainan toleransi glukosa adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan pasien dengan level glukosa plasma lebih
tinggi dari normal tapi tidak didiagnosa DM (lihat bagian DIAGNOSA).
Kelainan ini adalah faktor resiko untuk berkembangnya DM dan penyakit
kardiovaskular dan dihubungkan dengan sindrome resistensi insulin (Dipiro et
al., 2014).
Komplikasi mikrovaskular termasuk retinopati, neuropati, dan nefropati.
Komplikasi makrovaskular termasuk penyakit jantung koroner, stroke, dan
penyakit vaskular perifer (Dipiro et al., 2014).

Anda mungkin juga menyukai