BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia dan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Diperkirakan 9 juta orang akan meninggal karena
kanker pada tahun 2015 dan 11,4 juta orang pada tahun 2030. 5 Carcinoma
mammae atau kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian di
dunia dan di Indonesia. Kanker ini dapat menyerang pada golongan usia manapun
dan paling sering pada usia 40-50 tahun.10
Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78% kanker
payudara terjadi pada usia di atas 50 tahun, sedangkan 6% diantaranya kurang dari
40 tahun. Pada tahun 2008, 48.034 penduduk di Inggris didiagnosis dengan
kanker payudara dan 11.728 orang meninggal karena kanker payudara pada tahun
2009. Kasus tertinggi di dunia pada tahun 2008 terdapat di Perancis dengan
tingkat kejadian sekitar 99,7% atau sebesar 51.012 kasus. Sedangkan di Indonesia
pada tahun 2008 jumlah kasus kanker payudara diperkirakan sebesar 36,2% atau
sebanyak 39.831 kasus dengan jumlah kematian 18,6 per 100.000 penduduk.11
Di Indonesia sendiri, memiliki insidensi tertinggi kedua dan memilki
kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun seperti halnya di Negara
barat.
Berdasarkan
porthological
based
registration
kanker
payudara
mempunyai insidensi relatif 11,5% dengan insidensi minimal 20.000 kasus per
tahun dan lebih dari 50% kasus masih berada dalam stadium lanjut.3
Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui secara pasti, tetapi
terdapat banyak faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap terjadinya kanker
payudara diantaranya: usia, usia saat menstruasi pertama, penyakit fibrokistik,
riwayat kanker payudara, penggunaan hormon estrogen atau progesterone, gaya
hidup tidak sehat.10
Sekitar 50 % penderita kanker payudara di Indonesia datang memeriksakan
diri pada stadium lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya deteksi dini
kanker payudara, yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Keterlambatan deteksi dini ini, dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan
tentang deteksi dini kanker payudara.3
1.2.
Tujuan Penulisan
a. Memahami definisi, etiologi, epidemiologi, anatomi, patofisiologi,
manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, teknik pembedahan, dan
komplikasi kanker payudara.
b. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.
c. Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Program Pendidikan Pofesi
Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara RSUP Haji Adam Malik Medan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi7
Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus, tiap lobus terdiri dari beberapa
2.1.
2.2.
Definisi1
Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada payudara baik pada
2.3.
2.4.
nomor dua setelah kanker serviks uterus. Sedangkan di negara maju kanker
payudara pada wanita menduduki tempat pertama. Persentase kanker payudara
sekitar 33% dari seluruh kanker pada wanita. Menurut WHO sekitar 8-9% wanita
akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis
kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Kurva insidens usia bergerak
naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita
usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun.
Insidensi kanker payudara pada lelaki hanya 1 % dari kejadian pada wanita.
Faktor Risiko6
Faktor risiko kanker payudara ialah:
- Umur lebih dari 30 tahun
- Anak pertama lahir pada usia ibu lebih dari 35 tahun
- Tidak pernah melahirkan (nullyparity)
- Menarche dibawah 12 tahun
- Menopause lebih dari 55 tahun
- Pernah operasi tumor jinak payudara
- Mendapat terapi hormonal yang lama
- Adanya riwayat kelainan atau kanker pada organ ginekologis
- Adanya riwayat terpapar radiasi
- Adanya riwayat kanker pada salah satu payudara (terutama sebelum
2.5.
menopause)
- Adanya riwayat keluarga yang mendapat kanker payudara
Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor
terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara
meningkatkan risiko berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan
bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko
wanita terkena kanker sampai 85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya
berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa
faktor risiko lainnya memainkan peranan penting.
Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78%
kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya
6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya
kanker adalah 64 tahun. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam
perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsi alkohol,
kegemukan, asupan lemak serta kurangnya olah fisik.
Gejala Klinis15
Awalnya kanker payudara
2.6.
bersifat
asimtomatis
pada
massa
awal
perkembangannya, namun bila sudah pada tahap lanjut biasanya keluhan mulai
muncul dan berakhir pada stadium lanjutan.
Keluhan utama biasanya adalah adanya benjolan di payudara. Keluhan lain
yang mungkin diungkapkan pasien misalnya:
- rasa sakit di payudara
- adanya cairan yang keluar dari puting susu (nipple discharge)
- adanya retraksi puting susu;
- adanya ekzema atau krusta sekitar areola;
- adanya perubahan pada kulit seperti cekungan (skin dimpling),
-
2.7. Diagnosis
1. Anamnesis2
Anamnesis didahului pencatatan identitas penderita dan keluhan penderita
yang lengkap. Adanya tumor atau benjolan harus ditentukan sejak berapa lama,
cepat atau tidak membesar, disertai rasa sakit atau tidak. Biasanya tumor pada
proses keganasan mempunyai ciri batas yang ireguler, tanpa ada rasa nyeri dan
tumbuh progresif cepat membesar.
Selain itu, ditanyakan kepada pasien pengaruh siklus menstruasi terhadap
keluhan tumor dan perubahan ukuran tumor; kawin atau tidak; jumlah anak,
usia saat melahirkan anak pertama, disusukan atau tidak; riwayat penyakit
kanker dalam keluarga; obat-obatan yang pernah dipakai terutama yang bersifat
hormonal; riwayat obstetri-ginekologi; apakah pernah mendapat radiasi di
dinding dada.
2. Pemeriksaan Fisik3,6
Pemeriksaan fisik dimulai
dari
status
generalisata
(cantumkan
bawah
e. Organ lain yang ikut diperiksa adalah hepar, lien untuk mencari
metastasis jauh, juga tulang-tulang utama, dan tulang belakang.
3. Pemeriksaan Penunjang15
1. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap berupa darah rutin, kimia
darah, elektrolit, KGD, albumin, HST, dan RFT.
2. Foto thoraks
Foto thoraks merupakan pemeriksaan yang diharuskan (recommended).
Selain merupakan pemeriksaan rutin, pemeriksaan ini dapat bernilai
adanya tanda-tanda metastasis ke paru berupa gambaran khas seperti coin
lesion.
3. Ultrasonografi (USG)
Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting
untuk membantu hasil mammografi yang tidak jelas atau meragukan, baik
digunakan untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat.
10
muda,
yang
mungkin
merupakan
satu-satunya
kelainan
11
Biopsi
Sebelum merencanakan terapi kanker payudara, diagnosis klinis dan
12
Klasifikasi2,8
13
14
1.
2.
3.
4.
Seluruh kanker payudara kecuali tipe medulare harus dibuat gradasi histologisnya.
Sistem gradasi histologis yang direkomendasikan adalah menurut "The
Nottingham combined histologic grade" (menurut Flston-Ellis yang merupakan
modifikasi dari Bloom-Richardson). Gradasinya adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
15
Gambar 2.6. Klasifikasi Sistem TNM dari AJCC, Edisi 7, Tahun 2010
T
Tis
N
N0
M
M0
5 Year-Survival Rate
100
16
I
IIA
T1
T0
N0
N1
M0
M0
100
92
IIB
T1
T2
N1
N1
M0
M0
81
IIIA
T3
T0
N0
N2
M0
M0
67
T1
N2
M0
T2
N2
M0
T3
N1
M0
T3
T4
N2
N0
M0
M0
T4
N1
M0
T4
Tiap T
Tiap T
N2
N3
Tiap N
M0
M0
M1
IIIB
IIIC
IV
2.9.
54
20
Terapi2,8
Terapi dapat bersifat kuratif atau suportif. Terapi kuratif dianjurkan untuk
stadium I, II, dan III. Pasien dengan tumor lokal lanjut (T3,T4) dan bahkan
karsinoma inflamatoar mungkin dapat disembuhkan dengan terapi multimodalitas,
tetapi kebanyakan hanya bersifat paliatif. Terapi paliatif diberikan pada pasien
dengan stadium IV dan untuk pasien dengan metastasis jauh atau untuk kanker
lokal yang tidak dapat direseksi.
1. Terapi secara pembedahan
a. Mastektomi partial (breast conservation)
Tindakan konservatif terhadap jaringan payudara terdiri dari reseksi
tumor primer hingga batas jaringan payudara normal, radioterapi dan
pemeriksaan status KGB (kelenjar getah bening) aksilla. Reseksi tumor
payudara primer disebut juga sebagai reseksi segmental, lumpectomy,
mastektomi partial dan tylectomy. Tindakan konservatif, saat ini
merupakan terapi standar untuk wanita dengan kanker mammae invasif
stadium I atau II. Wanita dengan DCIS hanya memerlukan reseksi tumor
primer dan radioterapi adjuvan. Ketika lumpectomy dilakukan, insisi
17
18
dapat
diberikan.
Faktor
prognostik
yang
tidak
tumor
terlalu
besar
untuk
dilakukan
lumpectomy.
19
neoadjuvan
dengan
regimen
adriamycin
diikuti
dihentikan
setelah
tahun.
Beberapa
ahli
onkologi
2.10.
baik prognosisnya.
2. Jenis histopatologi keganasan
20
Skrining3
Gambar
2.6. Skor
Performa
Karnofsky
Mencegah kanker
mamma
dapat
dimulai
dari menghindarkan faktor
2.12.
mammografi
wanita> 50 tahun agar tiap tahun melakukan mammografi
21
simetrisnya
Daerah puting susu dilihat sama besar atau tinggi.
Dengan lengan di atas kepala: bandingkan payudara
kanan dan kiri, besarnya dan simetrisnya. Kadangkadang dalam gerakan lengan ke atas dapat dilihat
22
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Noviriany Lubis, SE
Usia
: 39 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Islam
Suku
: Batak
: Pegawai swasta
: 155cm
Berat Badan
: 70 kg
MR
: 63 74 94
Tanggal masuk
: 16 maret 2015
ANAMNESIS PENYAKIT
KU
Telaah : Hal ini dialami sejak 7 bulan yang lalu. Awalnya dijumpai benjolan di
sebesar telur puyuh di payudara kanan bagian atas, benjolan keras, tidak nyeri.
Benjolan semakin lama semakin besar seperti telur, keras, tidak nyeri. Pasien
menyangkal adanya gambaran kulit jeruk pada sekitar payudaranya, kemerahan
pada kulit, puting susu tampak tertarik ke dalam, dan kulit tampak tertarik ke
23
dalam. Keluar cairan dari puting payudara disangkal. Adanya benjolan di daerah
ketiak
dan
leher
disangkal.
Karena
keluhan-keluhan
tersebut,
pasien
memeriksakan diri ke dokter, namun pasien ingin mencoba pengobatan lain yaitu
pengobatan alternatif, selama 1 bulan, namun tidak ada perubahan setelah
pengobatan tersebut.
Keluhan sesak napas
belakang disangkal. Rasa perut penuh, mual, perut gembung, mata kuning tidak
dijumpai. Nyeri kepala hebat, muntah menyemprot tidak dijumpai. Penurunan
berat badan dijumpai. BAK dan BAB dalam batas normal.
Pasien pertama kali haid pada usia 12 tahun, menikah pada usia 29 tahun
dan memiliki 2 orang anak. Hamil pertama pada usia 29 tahun, namun mengalami
keguguran. Melahirkan anak pertama pada usia pada usia 31 tahun. Hamil ketiga
pada usia 32 tahun namun ternyata os mengalami hamil anggur. Melahirkan anak
kedua dari kehamilan yang keempat pada usia 35 tahun. Pasien menyusui anak
pertama selama 5 bulan dan anak kedua selama 6 bulan. Riwayat penggunaan
kontrasepsi dijumpai yaitu penggunaan KB suntik selama 2 tahun. Pasien sampai
saat ini masih haid. Riwayat penggunaan obat hormonal disangkal pasien. Pasien
menyangkal pernah operasi tumor jinak di payudara, riwayat mendapat radiasi
disangkal, riwayat pernah menderita kanker payudara sebelunya disangkal pasien,
riwaat keluarga yang mengalami kanker payudara sebelumnya disangkal.
Kehidupan ekonomi pasien dalam status sosial ekonomi menengah,
sehingga pasien jarangkali memperhatikan pola makannya. Pasien sering makan
makanan yang menggunakan penyedap.Os juga sudah mengalami kegemukan
sejak usia 14 tahun.
Tidak dijumpai riwayat alergi makanan maupun bat-obatan pada pasien,
riwayat merokok, meminum minuman beralkohol, dn mengkonsumsi obat-obatan
narkotik disangkal pasien.
Sebelumnya pasien telah berobat alternatif selama 1 bulan namun karena
keluhan tidak berkurang pasien memutuskan untuk berobat ke dokter.
24
Status Presens
Sens
: Compos Mentis
Skor Karnofsky
: 90
VAS
:1
TD
: 130/85 mmHg
HR
: 90 x/i
RR
: 16 x/i
: 36,8oc
Status Generalisata
Kepala :
Mata
25
ST: Kardiologi:
Batas jantung
Atas
: ICS II
Kiri
Inferior
distal femoral, konsistensi kenyal, permukaan rata, mobilitas (-), batas tegas,
ukuran 3cm x 3cm.
FOTO KLINIS PASIEN
26
27
Status Lokalisata
a. Regio Payudara Kanan
Inspeksi
Bentuk dan ukuran payudara kiri sama dengan payudara kanan
Kulit : Erythema (+) Skin dimpling(+), ulkus (-), peau de orange(+), nodul satelit
(-), venektasi (-),
Nipple-areola komplek : nipple retraction (-), eksema (+) , nipple discharge (-)
Palpasi
Teraba benjolan pada regio medial atas, konsistensi keras, permukaan berbenjolbenjol, mobilitas (+), batas tidak tegas, nyeri tekan (-), ukuran 5 cm x 4cm. Puting
: keluar cairan (-)
b. Regio Payudara Kiri
Inspeksi
Bentuk dan ukuran payudara kiri sama dengan payudara kanan
28
Kulit : Erythema (-) Skin dimpling(-), ulkus (-), peau de orange(-), venektasi (-),
lesi satelit (-)
Nipple-areola komplek : nipple retraction(-), eksema (-) Nipple discharge (-)
Palpasi
KGB Regional
Inspeksi: Pembesaran KGB aksila (-), KGB infraklavikula (-), KGB
supraklavikula (-)
Palpasi: Tidak dijumpai adanya pembesaran KGB aksila, infrakalvikula dan
supraklavikula
29
30
Hasil
Rujukan
12,00
11,7-15,5
4,91
4,20-4,87
10,71
4,5-11,1
38,10
38-44
307
150-450
77,60
85-95
24,40
28-32
31,50
33-35
13,70
11,6-14,8
86,10
<200
Ureum
17,40
<50
Kreatinin
0,82
0,5-0,90
Natrium (Na)
137
135-155
Kalium (K)
3,3
3,6-5,5
Klorida (Cl)
106
96-106
SGOT (IU)
28
<32
Darah lengkap
Hb (gr%)
RBC (106/mm3)
WBC (103/mm3)
HT (%)
PLT (103/mm3)
MCV (fL)
MCH (pg)
MCHC (gr%)
RDW (%)
31
SGPT (IU)
57
<31
Waktu Protrombin
12,4 detik
APTT
29,5 detik
Waktu Trombin
13,2 detik
17,5 detik
Foto Thorax
32
USG Liver
DIAGNOSIS
(R) Breast Neoplasma Suggest Malignant T3N0M0
33
PENATALAKSANAAN
R/ Persiapan operasi Modified Radical Mastectomy
BAB 4
KESIMPULAN
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R, win de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta:
EGC; 2009.p.387-402
2. Jay R. Harris, Marc E. Lippman, Monica Morrrow, C.Kent. Osborne, ed.
Disease of The Breast. 4th ed: Lippincot William&Wilkins;2009.p.745-60
3.
35
10. American Cancer Society (ACS), 2009. Breast Cancer Facts & Figure
2009-2010. Atlanta: American Cancer Society, Inc. Available from:
http://www.cancer.org/downloads/STT/F861009_final%209-08-09.pdf.
[Accesed Apil 16, 2015]
11. WHO, World Health Organization, 2004. Global Burden of Disease 2004
Update.
Available
from:
http://www.searo.who.int/LinkFiles/Reports_GBD_report_2004update_ful
l.df [Accesed April 16, 2015]
12. Brunicardi, F.C., et al., 2010. Schwartzs Principle of Surgery. Edisi 9.
USA : McGraw-Hill Company.
13. William, N.S., et al., 2008. Bailey and Loves Short Practice of Surgery.
Edisi 25. UK : Edward Arnold Ltd.
14. Moriki, T., Takashi T. 2006. Hormone Reseptor Status and HER2/neu
Overexpression Determined by Automated Immunostainer on Routinely
Fixed Cytologic Speciments from Breast Carcinoma: Correlation with
Histologic Sections Determinations and Diagnostic Pitfall-An Abstract,
Diagnostic Cytopathology.30(4):251-6
15. Nadella, Padma C., Karen G., R Monica, et al. Breast Carcinoma. In:
Bieber, Erick J., Clinical Gynecology. USA. Elsevier. 2006. p.597-606