Anda di halaman 1dari 23

Struktur Makroskopis Panggul dan Pengaruh Ukuran Panggul pada

Persalinan
Claudia Marissa
102013281
Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta 11510. Telepon : (021)5694-2051
Email : marissa.claudia@yahoo.com

Abstrak
Proses kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan bagi seluruh ibu di dunia.
Banyak faktor-faktor yang mendukung terjadinya proses kehamilan hingga melahirkan tetapi
juga terdapat faktor-faktor yang menghambatnya yang akan dibahas pada makalah ini. Salah
satu masalahnya adalah ketidakcocokan ukuran dan bentuk pelvis dengan kepala fetus.
Ketidakcocokkan tersebut menyebabkan terjadinya kesulitan dalam terjadinya proses
persalinan. Sempitnya panggul seorang perempuan merupakan faktor yang mempersulit
terjadinya persalinan. Oleh karena adanya ilmu pengetahuan yang maju telah membantu
mengklasifikasikan jenis panggul pada manusia dan mengantisipasi untuk mengetahui
dengan mengukur panggul ibu yang sedang hamil. Pada makalah yang penulis buat akan
dibahas lebih lanjut mengenai masalah ini.
Kata Kunci : Panggul
Abstract
The process of pregnancy is something that is coveted for all mothers in the world.
Many of the factors that favor the occurrence of pregnancy until delivery process but also
there are factors that discourage it will be discussed in this paper. One problem is the
incompatibility of the size and shape of the pelvis with the head of the fetus. The mismatch
leads to difficulties in the process of childbirth. The narrowness of the pelvis of a woman is a
factor that complicates the delivery. Due to the advanced science has helped to classify the
type of pelvis in humans and anticipate to find out by measuring the pregnant mother's pelvis.
In the paper the authors make will be discussed further on this issue.
Key Words : Pelvis

Pendahuluan
Panggul merupakan salah satu tulang yang sangat penting yang Tuhan ciptakan di
tubuh kita. Panggul melindungi organ-organ yang ada di dalam tubuh dan membantu
menopang berat badan kita. Sempitnya panggul seseorang khususnya perempuan dapat
membuat perempuan tersebut kesulitan dalam hal persalinan. Pada makalah ini akan dibahas
mengenai tulang-tulang pembentuk panggul, otot-otot yang terdapat disekitarnya,
vaskularisasi yang memperdarahi panggul, persarafan pada panggul, organ-organ yang ada
dalam rongga panggul, ukuran panggul dan bentuk-bentuk panggul. Dengan tujuan agar
makalah ini dapat diterima dengan baik oleh para pembacanya dan memberi dampak yang
positif dan pengetahuan baru bagi para pembaca.
Struktur Makroskopis Panggul
Tulang pelvis memberikan hubungan yang kuat dan stabil antara batang badan dan
extremitas inferior. Fungsi utamanya adalah meneruskan berat badan dari columna vertebralis
ke femur, memuat, menyokong, dan melindungi viscera pelvis dan menyediakan tempat
perlekatan otot-otot batang badan dan extremitas inferior. Tulang pelvis terdiri dari empat,
yaitu dua os coxae yang membentuk dinding lateral dan anterior, serta os sacrum, dan os
coccygys yang merupakan bagian columna vertebralis dan membentuk dinding belakang.1
Disebelah ventral kedua os pubis bersatu pada symphysis pubica dan dengan
demikian membentuk cingulum memberi inferioris yang berhubungan sangat erat dengan os
sacrum untuk menopang extremitas inferior. Pelvis dibagi menjadi 2 yaitu pelvis mayor dan
pelvis minor. Pelvis mayor merupakan panggul besar atau disebut juga pelvis spurium yang
terletak kranial terhadap apertur pelvis superior (aditus pelvis). Ditempati oleh beberapa
visera abdomen misalnya colon sigmoideum. Ventralnya dibatasi oleh dinding abdomen,
lateralnya oleh fossa iliaca destra dan sinistra dorsalnya dibatasi oleh vertebra L5 dan
vertebra S1.2
Pelvis minor merupakan panggul kecil atau pelvis verum yang berada antara apertura
pelvis superior dan apertura pelvis inferior (exitus pelvis). Merupakan lokasi dari visera
pelvis misalnya vesica urinaria. Dibatasi oleh permukaan dalam os coxae, os sacrum dan os
coccygis. Ke bawah dibatasi oleh diafragma pelvis. Apertura pelvis superior memisahkan
pelvis mayor dan pelvis minor. Pinggir lubang ini kadang-kadang disebut tepi panggul.
Apertura pelvis superior dibatasi oleh tepi kranial symphisis pubica, tepi dorsal crista pubica,
pecten ossis pubis, linea arcuata ossis ilii, tepi ventral ala sacralis yang memang menyerupai
sayap burung dan promontorium ossis sacri. 2
2

Apertura pelvis inferior dibatasi oleh tepi kaudal symphisis pubica pada arah ventral,
pada arah venttrolateral dimasing-masing sisis oleh ramus inferior ossis pubis dan tuber
ischiadicum, ke arah dorsolateral pada masing-masing sisi oleh ligamentum sacrotuberale,
dan pada arah dorsal oleh ujung os coccygis. Pelvis laki-laki berbeda dari pelvis wanita
dalam beberapa aspek. Perbedaan seksual ini terutama berhubungan dengan bentuk tubuh dan
susunan otot yang lebih kekar pada laki-laki, dan dengan penyesuaian pelvis wanita untuk
mengandung anak. 2
Tulang Penyusun Panggul

Os coxae
Os coxae terdiri dari tiga bagian komponen, yaitu : ilium, ischium, dan pubis. Saat

dewasa tulang-tulang ini telah menyatu seluruhnya pada asetabulum. Kedua ossa coxae
bersendi satu dengan yang lain di sebelah anterior pada symphisis pubica dan di posterior tiap
tulang panggul ini memiliki artikulasi dengan os sacrum pada articulatio sacroiliaca (suatu
sendi sinovial). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.3

Gambar 1. Tulang panggul.4


Ilium batas atas tulang ini adalah crista iliaca. Crista iliaca berjalan ke belakang dari
spina iliaca anterior superior menuju spina iliaca posterior superior. Di bawah tonjolan tulang
3

ini terdapat spina inferiornya. Permukaan aurikularis ilium disebut permukaan glutealis
karena di situlah perlekatan muskulus gluteus. Linea glutealis inferior, anterior, dan posterior
membatasi perlekatan glutei ke tulang. Permukaan-dalam ilium halus dan berongga
membentuk fossa iliaca. Fossa iliaca merupakan tempat melekatnya muskulus iliacus.
Permukaan aurikularis ilium berartikulasi dengan sacrum paada sendi sakro-iliaca (sendi
sinovial). Ligamentum sakro-iliaca posterior, interosus, dan anterior memperkuat sendi sakroiliaca. Linea iliopektinalis berjalan di sebelah anterior permukaan dalam ilium dari
permukaan aurikularis menuju pubis. Garis ini membentuk batas lateral pintu atas panggul.3,5
Ischium terdiri dari spina di bagian postterior yang membatasi incisura ischiadica
major (atas) dan minor (bawah). Tuberositas ischia adalah penebalan bagian bawah korpus
ischium yang menyangga berat badan saat duduk. Ramus ischium menonjol ke depan dari
tuberositas ini dan bertemu serta menyatu dengan ramus pubis inferior.3,5
Pubis terdiri dari korpus serta rami pubis superior dan inferior. Tulang ini berartikulasi
dengan tulang pubis di tiap sisi simfisis pubis (suatu sendi kartilaginosa seknder). Permukaan
superior dari korpus memiliki crista pubicum dan tuberculum pubicum. Foramen
obturatorium merupakan lubang besar yang dibatasi oleh rami pubis dan ischium.3,5

Os Sacrum
Sacrum terdiri dari lima vertebra rudimenter yang menyatu membentuk tulang

berbentuk baji yang cekung ke arah anterior. Pinggir atas atau basis ossis sacri bersendi
dengan vertebra lumbalis V. Pinggir inferior yang sempit bersendi dengan os coccygis. Di
lateral, os sacrum bersendi dengan kedua os coxae membentuk articulatio sacroiliaca. Pinggir
anterior dan atas vertebra sacralis pertama menonjol ke depan sebagai batas posterior apertura
pelvis superior, disebut promontorium os sacrum, yang merupakan bagian penting bagi ahli
kandungan untuk menentukan ukuran pelvis.1,3
Foramina vertebralia bersama-sama membentuk canalis sacralis. Lamina arcus
vertebralis sacralis V dan kadang-kadang lamina arcus vertebrae sacralis IV tidak bersatu di
garis tengah dan membentuk hiatus sacralis. Canalis sacralis berisi radix anterior dan
posterior nervi lumbales, sacrales, dan coccygeum filum terminale; dan lemak fibrosa.
Canalis sacralis juga berisi bagian bawah spatium subarachnoideum yang meluas ke bawah
sampai sejauh vertebra sacralis II.1
Permukaan anterior dan posterior os sacrum mempunyai empat foramina sacralis pada
setiap sisinya. Empat foramina sacralis anterior di tiap sisi mengantarkan empat rami primer
sakralis anterior di tiap sisi mengantarkan empat rami primer teratas. Di posterior, pedikel
4

dan lamina yang menyatu membentuk kanalis sakralis yang merupakan terusan dari kanalis
vertebralis.1,3
Os sacrum pada perempuan memiliki ukuran lebar yang lebih besar dari ukuran
panjangnya bila dibandingkan dengan os sacrum pada laki-laki. Os sacrum condong ke depan
sehingga membentuk sudut dengan vertebra lumbalis V, disebut angulus lumbo sacralis.1

Os Coccygis
Os coccygis terdiri dari empat vertebra rudimenter yang bersatu membentuk tulang

segitiga kecil yang basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum. Vertebra coccygea hanya
terdiri atas corpus, namun vertebra pertama mempunyai proccesus transversus rudimenter
dan cornu coccygeum. Cornu adalah sisa pediculus dan processus articularis superior yang
menonjol ke atas untuk bersendi dengan cornu sacrale. Untuk lebih jelas mengenai os sacrum
dan os coccygis dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3.1

Gambar 2. Os sacrum dan os coccygis tampak anterior.6

Gambar 3. Os sacrum dan os coccygis tampak posterior.6


Otot-Otot Panggul
Rangka dinding pelvis minor dibentuk oleh os coxae (dinding anterior dan lateral) dan os
sacrum (dinding posterior). Pada rangka tersebut terdapat foramen obturatum yang tertutupi
membrana obturatoria. Permukaan dalam rangka dinding pelvis hampir seluruhnya ditempati
oleh dua buah otot, m. obturatorius internus (dinding anterolateral) dan m. piriformis (dinding
posterior).7

Musculus obturatorius internus berasal dari bagian tulang yang mengelilingi


foramen obturatum dan permukaan dalam membrana obturatorius yang tebal. Otot ini
beralih menjadi tendo yang berputar 900 mengelilingi foramen ischiadicum minus di
sebelah medial ligamentum sacrotuberale, kemudian berjalan ke lateral dan
meninggalkan rongga pelvis; selanjutnya, otot ini berjalan di belakang articulatio
coxae menuju insertionya pada permukaan medial trochanter major femoris. Otot ini

disarafi oleh nervus obturatorius (dari segmen L5, S1, dan S2).
Musculus piriformis mempunyai tiga origo, yaitu pada permukaan dalam vertebra
sacralis II, III, IV. Otot ini berjalan ke lateral, meninggalkan pelvis melalui foramen
ischiadicum majus dan menutupi hampir seluruh foramen tersebut, kemudian menuju
insertionya pada ujung atas trochanter major femoris. Otot ini disarafi oleh nervu
sacrales (segmen S1 dan S2).
6

Otot-otot dasar pelvis membentuk bangunan seperti corong, berfungsi untuk menahan
bagian bawah rectum, prostata (pada laki-laki) atau vagina (pada perempuan), dan urethra;
corong ini melandai ke bawah dan ke depan. Otot-otot yang menyusun dasar pelvis terdiri
dari m. coccyygeus (di belakang) dan m. levator ani (di depan). Kedua otot tersebut bersamasama disebut diaphragma pelvis. Diaphragma pelvis ini memisahkan rongga pelvis dengan
perineum. 7
Bagian depan diaphragma pelvis melekat pada corpus ossis pubis, sementara bagian
belakangnya menempel pada spina ischiadica; di antaranya, terdapat lengkungan tebal bagian
dari fascia obturatoria, dinamakan arcus tendineus musculi levatoris ani. Diaphragma pelvis
berfungsi untuk menahan viscera pelvis yaitu vesica urinaria, serta prostata dan vesica
seminalis (pada laki-laki) atau vagina (pada perempuan).7
Musculus levator ani mempunyai tepi anterior yang bebas dan terpisah dari otot sisi
lainnya karena ada vagina, urethra, dan rectum. Integritas dasar pelvis terutama bergantung
pada m. levator ani, termasuk bagiannya yang disebut puborectal sling, yaitu lengkungan otot
yang berjalan ke depan mengelilingi bagian bawah rectum. Kontraksi lengkungan otot ini
memperkecil sudut anorektal; sewaktu defekasi, lengkungan otot ini mengendur (relalksasi),
memperbesarsudut tersebut (rectum hampir segaris dengan canalis analis) sehingga feses
dapat keluar.7
Musculus levator ani mempunyai tiga origo, yaitu pada bagian anterior faciespelvica
ossis pubis, bagian posterior facies pelvica spinae ischiadicae, dan fascia profunda musculi
obturatorii interni. Serabut-serabutnya berjalan ke posterior,medial, dan inferior, menuju
insertionya pada centrum tendineum perinei, bagiansamping canalis analis, dan serabutserabut bromuskuler pada ligamentum anococcygeum (yang terbentang mulai dari canalis
analis sampai os coccygis). Otot ini terbagi menjadi dua bagian, m. iliococcygeus dan m.
pubococcygeus.

Musculus

pubococcygeus

terbagi

menjadi

tiga

bagian,

m.

pubococcygeussendiri, m. puborectalis, clan m. levator prostatae (pada laki-laki) atau


pubovaginalis (pada perempuan).7
Pada laki-laki, serabut-serabut otot paling depan (m. levator prostatae) berjalan ke
posterior, mengelilingi prostata, dan berakhir di insertionya pada centrum tendineum perinei
(corpus perineale, perineal body). Pada perempuan,serabut-serabut otot paling depan (m.
pubovaginalis) berjalan ke bagian bawahvagina, ikut membentuk musculus sphincter
vaginae, dan berakhir di insertionya pada centrum tendineum perinei.7
Serabut-serabut paling medial m. pubococcygeus berjalan ke bawah belakang,
melekat pada capsula prostatica, menjadi m. levator prostatae (pada laki-laki), ataumelekat
7

pada dinding lateral vagina, menjadi m. pubovaginalis (pada perempuan), dan berakhir di
insertionya pada centrum tendineum perinei. 7
Di sebelah lateralnya, terdapat m. puborectalis, yang berjalan ke belakang, melewati
prostata atau vagina dan bagian atas canalis analis. Selanjutnya. otot ini bergabung
denganotot sisi lainnya, membentuk lengkungan (sling) berbentuk-U yang menekan junctio
anorectalis ke depan menuju symphysis pubica. m. pubococcygeus sendiri berakhir di
insertionya pada ligamentum anococcygeum dan os coccygis. 7
M. puborectalis dan m. pubovaginalis berfungsi untuk memperkuat otot-otot sphincter
padacanalis analis dan vagina. Bagian m. Levator ani lainnyaterletak diposterior, yaitu m.
iliococcygeus. Otot ini mempunyai origo pada fascia prounda musculi obturatorii interni,
serabut-serabutnya berjalan ke medial menuju insertionya pada bagian samping os coccygis
dan ligamentum anococcygcum.8 Musculus levator ani disara oleh ramus ventralis nervi
sacralis III-IV dan ramus perinealis nervi pudendi.7
Musculus coccygeus terletak di belakang-samping m. Levator ani dan mempunyai
origo pada spina ischiadica. Serabut-serabut otot ini berjalan melebar ke lateral (berbentuk
segitiga) menuju insertionya pada tepi lateral bagian bawah os sacrum dan os coccygis. Otot
ini disarafi oleh nervus sacralis IV. Musculus coccygeus, bersama m. levator ani, memegang
peranan penting sebagai struktur penyangga organ-organ viscera pelvis dan mempertahankan
posisi normal organ-organ tersebur, terutama pada perempuan. 7
Saat tidur sekalipun, otot ini tetap aktif bekerja. Kontraksi diaphragma pelvis
(termasuk m. coccygeus) akan meningkatkan tekanan intraabdominal dan begitu juga
sebaliknya, peningkatan tekanan intraabdominal akan memicu refleks kontraksi diaphragma
pelvis, mencegah terdorongnya organ-organ viscera pelvis ke bawah. Sewaktu defekasi atau
pelahiran, m. coccygeus akan menarik os coccygis kembali ke depan; tulang ini sebelumnya
tertekan ke belakang akibat desakan kepala fetus atau desakan feses.7
Untuk lebih jelas mengenai otot-otot perineum dan diaphragma pelvis laki-laki dan
perempuan dapat dilihat pada gambar 4, 5 dan gambar 6.

Gambar
Otot-otot

4.

perineum

dan diaphragma pelvis laki-laki pandangan superior.7


.

Gambar 5. Otot-otot perineum dan diaphragma pelvis laki-laki pandangan inferior.7

Gambar 6. Diaphragma pelvis perempuan pandangan superior.7


9

Vaskularisasi Panggul
Pelvis diperdarahi oleh arteri iliaca interna, ovarica atau arteri testicularis atau arteri
spermatica interna, dan arteri sacralis media.7

Arteri Iliaca Interna

Arteri iliaca interna atau arteri hypogastrica sebagian besar memberikan perdarahan
pada viscera pelvis dan regio glutea. Nadi ini merupakan cabang dari a. iliaca communis
setinggi discus intervertebra L5-S1. Berdasarkan daerah vaskularisasinya a. iliaca interna
terbagi menjadi ramus parietalis dan ramus visceralis. 7

R. Parietalis7
a. A. iliolumbalis menuju fossa iliaca superolateral, kemudian melalui
articulatio

sacroiliaca

dan

dibelakang

m.psoas

major.

Terpisah

n.obturatorius dari truncus lumbosacralis. Dalam fossa iliaca a.


iliolumbalis terbagi menjadi ramus iliacus dan r. Lumbalis.
b. A. sacralis lateralis biasanya ada dua, yaitu yang superior memasuki
foramina sacralis anteriora 1 dan 2. Yang caudal terletak lateral terhadap
trncus symphaticus, ventral m. piriformis dan nn.sacrales. nadi ini juga
memberikan rr. Spinalis untuk memperdarahi medula spinalis.
c. A. obturatoria disilang ureter dan berjalan anteroinferior diatas fascia
obturatoria

pada

dinding

lateral

panggul

dan

berjalan

diantara

n.obturatorius dan v.obturatoria, memasuki foramen obturatoria. A.


obturatoria memperdarahi otot-otot daerah tungkai.
d. A. glutea superior merupakan cabang a.iliaca interna divisi posterior,
menuju dorsal antara truncus lumbosacralis dan ramus visceralis n.
sacralis1.
e. A. glutea inferior menuju posterior antara nn.sacralis, biasanya antara n.
sacralis2 dan n.sacralis3.
f. A. pudenda interna pada laki-laki lebih besar daripada wanita. Dalam
rongga panggul terletak antara m.piriformis dan m.coccygeus. arteri
pudenda interna interna memberikan 2 cabang terminal, yaitu a. profunda
penis dan a. dorsalis penis atau a. clitoridis.

R. Visceralis7

10

a. A. umbilicalis nadi ini membawa oksigen dalam placenta pada bayi


sebelum lahir dan setelah lahir pwmbuluh darah ini artrofi menjadi lig.
umbilicale mediale.
b. A. vesicalis superior yang dipercabangkan dari a.umbilicalis sebelum
menjadi lig. umbilicale mediale.
c. A. deferentialis dipercabangkan adri a. umbilicalis dan memperdarahi
vesicula seminalis, fundus vesica, ureter dan ductus deferens.
d. A. vesicalis inferior yang hanya terdapat pada laki-laki. Melalui fundus
vesica urinaria, gl.prostata, posteroinferior vesica urinaria dan memberikan
cabang untuk ductus deferens dan a. prostatica.
e. A. uterina yang biasanya berasal dari a. iliaca internal tetapi bisa juga
berasal dari a. umbilicalis.
f. A. vaginalis yang homolog dengan a. vesicalis inferior pada laki-laki. A.
vaginalis bisa 2-3 buah dan merupakan cabang a.uterina, tetapi bisa juga
berasal dari a. iliaca interna.
g. A. rectalis media dipercabangkan dari a. iliaca interna dan berjalan di sisi
medial rectum. Memberikan cabang ke prostat, vesicula seminalis dan r.

vaginalis pada wanita.


A. Ovarica

Merupakan cabang aorta abdominalis yang terletak dibawah a. renalis diatas a.


mesenterica inferior. Menuju distal melekat pada peritoneum parietale menuju depan ureter
dan menyilangnya. Kemudian menyilang vasa iliaca externa dan masuk pelvis minor, menuju
sisi medial lig. suspensorium ovarii dan memasuki superolateral lig.royundum untuk
mendarahi ovarium dan tuba uterina, a. ovarica beranastomosis dengan ramus ovaricus a.
uterina. 7

A. Spermatica interna

Sepasang dan merupakan cabang aorta abdominalis distal dari pangkal a. renalis,
bersama-sama dengan plexus venosus menuju ke distal di depan m.psoas dan menyilang
disebelah dorsal ureter, memasuki canalis inguinalis ke testis untuk memperdarahi testis dan
funiculus spermaticus. 7

Aa. Sacralis media


Merupakan pembuluh darah kecil dan tunggal, dipercabangkan dari permukaan

belakang aorta abdomialis, proximal bifurcatio aorta. 7


Pembuluh Darah Balik

11

Pembuluh darah balik pada rongga panggul umumnya mengikuti pembuluh nadi
yang senama dan akhirnya bermuara ke vena cava inferior. Vena cava inferior tidak
mempunyai katup dan merupakan dinding pembuluh nadi yang besar dan menerima aliran
darah dari membrum inferior, dinding abdomen, viscera abdomen dan viscera pelvis. 7
Untuk lebih jelas mengenai vaskularisasi pelvis laki-laki dan perempuan dapat dilihat
pada gambar 7 dan 8. 7

Gambar 7. Percabangan arteri iliaca interna pada laki-laki.7

Gambar 8. Percabangan arteri iliaca interna pada perempuan.7


Persyarafan Viscera Pelvis

Truncus lumbosacralis

12

Truncus lumbosacralis dibentuk oleh ramus descendens nervus spinalis L4 bersamasama ramus ventralis nervus spinalis L5. Berjalan kebawah didepan ala ossis sacri, bergabung
dengan plexus sacralis berjalan serong kebawah melalui articulatio sacroiliaca menuju
dengan plexus sacralis posterior, kemudian menyilang vasa glutea superior untuk bergabung
dengan N.S1.7
Plexus sacralis
Plexus sacralis dibentuk oleh truncus lumbosacralis dan ramus ventralis N.S1-4 dan
tertutup fascia pelvis. Terletak dalam pelvis minor didepan m. piriformis dalam foramen
ischiadicus minor. Cabang-cabang plexus sacralis yang terkait dengan panggul dan alatalatnya adalah :7
a. N. ischiadicus yang mempersarafi otot-otot tungkai dan dibentuk oleh rami
ventralis L4-S3 didepan m. piriformis.
b. N. pudendus
c. N. gluteus inferior yang berasal dari divisi posterior L4-5 dan S1. Meninggalkan
pelvis melalui foramen ischiadica major diatas m. piriformis dan mensarafi m.
gluteus medius dan minimus dan m. tensor fascia lata.
d. N. obturatorius yang berasal dari plexus lumbalis L2-4, dari rongga abdomen
masuk kedalam pelvis minor menuju foramen obturatorium dan mensarafi otot

otot tungkai sebelah medial.


Plexus coccygeus

Berasal dari rami ventralis S4-5 dan n.coccygeus. dalam rongga pelvis terletak pada
permukaan m. coccygeus untuk mensarafi otot tersebut, sebagian m. levator ani dan
articulatio sacrococcygea, kemudian menembus m.coccygeus untuk mensarafi kulit sekitar
coccygeus. 7
Getah Bening Pelvis
Getah bening pelvis dibedakan menjadi7:
Nnll. Iliaca externa
Terletak pada vasa iliaca externa. Mengalirkan getah bening dari extermitas inferior,
dinding abdomen, vesica urinaria, gl. Prostata atau uterus dan vagina.

Nnll. Iliaca interna

Terletak sekitar vasa iliaca interna dan cabang-cabangnya. Menampung getah bening
alat-alat dalaman pelvis, bagian profudus perineum, gluteus dan paha.

Nnll. Sacralis

13

Terletak sepanjang tepi medial dan lateral a. sacralis lateralis. Menampung getah bening
dari dinding posterior pelvis, rectum, collum vesica urinaria, gl. Prostata/cervix. Getah bening
dialirkan ke nnll. Iliaca communis.

Nnll. Iliaca communis

Berasal dari dua tempat yaitu sisi lateral sepanjang vasa iliaca communis, menampung
getah bening dari extermitas inferior dan pelvis melalui nnll. Iliaca interna dan externa. Sisi
medial bifurcatio iliaca, menampung getah bening langsung daerah pelvis dan tidak langsung
dari nnll. Iliaca interna dan nnll. Sacrales.
Nnll. Lumbales
Terletak sepanjang aorta abdominalis dan VCI. Menampung getah bening dari nnll.
Iliaca communis. Saluran efferen truncus lumbalis kanan dan kiri menuju cysterna chyli L12.

Gambar 9.

Plexus

sacralis dan
coccygeal6
Organ Rongga Panggul
Organ dalam rongga panggul meliputi kolon sigmoid, rektum, ureter, dan vesica
urinaria. Organ dalam rongga panggul pria dengan wanita berbeda. Pada pria terdapat prostat,
vas deferens, vesica seminalis, dan uretra. Sedangkan pada wanita terdapat vagina, uterus,
tuba fallopi, dan ovarium. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 10.

14

Gambar 10. Potongan sagital melalui panggul wanita dan pria.9

Ureter

Kedua ureter merupakan saluran muscular yang terbentang dari ren ke facies posterior
vesica urinaria. Urine didorong sepanjang ureter oleh kontraksi peristaltic tunica muskularis ,
dibantu oleh tekanan filtrasi glomeroli. Setiap ureter mempunyai panjang sekitar 10 inci (25
cm) dan menyerupai oesophagus (panjang oesophagus 10 inci) karena mempunyai 3
penyempitan sepanjang perjalanannya, yaitu :1
1. Uretero pelvic junction, yaitu tempat pelvis renalis berhubungan dengan ureter
2. Flexura marginalis, tempat ureter melengkung pada waktu menyilang aperture pelvis
superior
3. Tempat bermuaranya ureter ke vesica urinaria
Pelvis renalis berbentuk corong dan merupakan ujung atas ureter yang melebar. Ureter
keluar dari hilum renale dan berjalan vertical ke bawah dibelakang peritoneum parietal
(melekat padanya ) pada musculus psoas major, yang memisahkan ureter dari ujung
processus transversus vertebrae lumbalis.1
Ureter masuk ke pelvis dan menyilang bifurkatio arteria iliaca communis didepan
articulation sacroiliaca. Ureter kemudian berjalan ke bawah pada dinding lateral pelvis
menuju ke daerah spina ischiadica dan berbelok ke depan untuk masuk ke angulus lateralis
15

vesica urinaria. Dekat bagian terminal, ureter disilang oleh ductus deferens . Ureter berjalan
miring menembus dinding vesica urinaria sebelum bermuara ke dalam vesica urinaria.1

Vesica Urinaria

Vesica urinaria terletak tepat dibelakang pubis didalam cavitas pelvis. Vesica Urinaria
cukup baik untuk menyimpan urine dan pada orang dewasa kapasitas maksimumnya kurang
lebih 500ml. Vesica urinaria mempunyai dinding otot yang kuat. Bentuk dan batas-batasnya
sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urine didalam nya. Vesica urinaria yang kosong pada
orang dewasa seluruhnya terletak didalam pelvis, bila vesica urinaria terisi, dinding atasnya
terangkat sampai masuk region hypogastricum. Pada anak kecil , vesica urinaria yang kosong
menonjol diatas aperture pelvis superior , kemudian bila cavitas pelvis membesar, vesica
urinaria terbenam didalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada orang dewasa.1,10

Vagina

Vagina merupakan organ jalan lahir bayi dan aliran menstruasi, fungsinya adalah
sebagai organ kopulasi perempuan. Dinding vagina tersusun atas satu lapisan otot polos dan
epithelium skuamosa bertingkat terkeratinisasi yang dikenal sebagai lapisan vagina. Vagina
dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal dari kapiler pada dinding vaginal dan
sekresi dari kelenjar serviks. pH cairan vagina bergantung pada kadar estrogen.9

Uterus dan Tuba Fallopi

Uterus terdiri atas: fundus (bagian yang terletak di atas pintu tuba fallopi), korpus, dan
serviks. Serviks terbenam dalam dinding anterior vagina sehingga dibagi menjadi bagian
supravaginalis dan vaginalis. Tuba fallopi terletak pada tepi bebas ligamentum latum dan
berfungsi untuk membawa ovum dari ovarium menuju kornu uteri, tuba dibagi menjadi: pars
infundibulum, ampula, istmus, dan interstisial. Uterus terdiri atas dinding otot yang tebal
(miometrium) dan dilapisi oleh membrana mukosa (endometrium). Endomterium mengalami
perubahan siklik yang nyata selama menstruasi.3
Uterus dan serviks berbatasan dengan kavum uterovesikalis dan permukaan atas
kandung kemih di anterior. Kavum rekto-uterina (douglasi). Pada sebagian besar wanita,
uterus terletak anteversi, yaitu aksis serviks melengkung ke depan pada aksis vagina. Pada
sebagian wanita uterus terletak retroversi. Vaskularisasi terutama dari a. uterina (cabang a.
iliaca interna). 3

Ovarium
16

Masing-masing ovarium mengandung sejumlah folikel primordial yang berkembang


pada saat awal kehidupan fetus dan menunggu saat pematangan menjadi ovum. Selain
produksi ovum, ovarium juga bertanggung jawab menghasilkan hormon seksual. Tiap
ovarium dikelilingi oleh kapsula fibrosa, yang disebut tunica albugenia.3
Ovarium terletak di sebelah dinding samping pelvis dan ditahan pada posisi ini oleh
dua struktur: ligamentum latum yang melekat ke ovarium di sebelah posterior oleh
mesovarium; dan ligamentum ovarica yang menahan ovarium ke kornu uterus.
Vaskularisasinya dari a. ovarica (cabang aorta abdominalis). Drainase vena menuju v. cava
inferior di sebelah kanan dan v. renalis sinistra di sebelah kiri. Untuk lebih jelas mengenai
organ urogential wanita dapat dilihat pada gambar 12.3

Gambar 11. Organ urogenital wanita.4


Ukuran Panggul
Keberhasilan dan kesulitan pelahiran terutama ditentukan oleh kesesuaian ukuran dan
bentuk pelvis dengan kepala fetus. Untuk itu perlu diketahui beberapa ukuran acuan, seperti
beberapa conjugata, distantia, dan diameter.7
Pada apertura pelvis superior, ukuran-ukuran yang perlu diketahui adalah conjugata vera,
diameter obliqua pelvis, dan diameter transversa pelvis.7,8

17

Conjugata vera (diameter anteroposterior pintu atas panggul) adalah jarak dari bagian
tengah promontorium ke permukaan posterosuperior symphisis pubica; disebut juga

conjugata anatomica pelvis.


Diameter transversa pelvis adalah jarak transversal terbesar pada pintu atas panggul.
Diameter obliqua pelvis adalah jarak dari articulatio sacroiliaca satu sisi ke eminentia
iliopubica sisi yang lain, melewatititik potong antara diameter transversa pelvis dan
conjugata vera.

Pada apertura pelvis inferior ukuran-ukuran yang perlu diketahui adalah diameter
anteroposterior pelvis, diameter obliqua pelvis, dan diameter transversa pelvis.8

Diameter anteroposterior pelvis adalah jarak dari os coccygis ke symphisis pubica


Diameter transversa pelvis adalah jarak antara kedua tuber ischiadicum
Diameter obliqua pelvis adalah jarak dari ligamentum sacrotuberosum sampai batas
antara os ischium dan os pubis pada ramus ischiopubis sisi lain.

Gambar 12. Contoh penggambaran diameter pelvis


Selain itu, ada ukuran panggul yang lain, yaitu:7,8
Conjugata diagonalis merupakan jarak dari permukaan bawah symphisis pubica ke
promontorium. Pengukuran pelvis dilakukan melalui pemeriksaan colok vagina, jari
tengah dan telunjuk dimasukkan ke dalam vagina sampai ujung jari tengah menyentuh

promontorium. Jarak yang terukur tersebut merupakan conjugata diagonalis.


Conjugata obstetrica merupakan jarak dari tepi dorsal symphisis pubica ke
promontorium. Panjang conjugata obstetrica ini merupakan diameter terkecil yang

harus dilalui kepala fetus sewaktu pelahiran.


Conjugata vera (diameter anteroposterior PAP) merupakan jarak dari tepi atas
symphisis pubica ke promontorium. Menurut statistik, ukuran conjugata vera dapat

diperkirakan dengan panjang conjugata diagonalis dikurangi 1,5-2 cm.


Berikut pula berdasarkan tabel diketahui ukuran rata-rata panggul normal :
Tabel 1. Diameter ukuran rata-rata pelvis normal5

18

Pengaruh Ukuran Panggul dalam Proses Melahirkan


Dalam obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan
panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Kondisi
panggul sempit dikenal pula dengan sebutan Cephalopelvic Disproportion (CPD)11.

Gambar 13. Posisi kepala bayi terhadap panggul


CPD terjadi jika kepala bayi atau ukuran tubuh bayi lebih besar daripada luas panggul
ibu. Sehingga dalam proses persalinan, bayi tidak mungkin dapat melewati panggul ibu, Jika
telah diketahui adanya kondisi CPD, maka jalan paling aman untuk melahirkan adalah
melalui bedah cesar.11

Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut11 :


1. Kesempitan pintu atas panggul
2. Kesempitan panggul tengah
3. Kesempitan pintu bawah panggul
4. Kesempitan pintu atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit kalau konjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau
diameter transversa kurang dari 12 cm. kesempitan pada konjugata vera (panggul picak)
umumnya lebih menguntungkan daripada kesempitan pada semua ukuran (panggul sempit
seluruhnya). Oleh karena pada panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala
tertahan oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini serviks uteri kurang mengalami tekanan
kepala.11
19

Hal ini dapat mengakibatkan inersia uteriserta lambannnya pendataran dan pembukaan
serviks. Apabila pada panggul sempit pintu atas panggul tidak tertutup dengan sempurna oleh
kepala janin, ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil dan ada bahaya pula terjadinya
prolapsus funikuli. Pada panggul picak turunnya belakang kepala bias tertahan dennga akibat
terjadinya defleksi kepala, sedang pada panggul sempit seluruhnya ditemukan rintangan pada
semua ukuran; kepala memasuki rongga panggul dengan hiperfleksi.1
Kesempitan Panggul Tengah
Dengan sacrum melengkung sempurna, dinding-dinding panggul tidak berkonvergensi,
foramen iskiadikum mayor cukup luas, dan spina iskiadika tidak menonjol ke dalam, dapat
diharapkan bahwa panggul tengah tidak akan menyebabkan rintangan bagi lewatnya kepala
janin. Apabila ukurannya kurang dari 9,5 cm, perlu kita waspada terhadap kemungkinan
kesukaran pada persalinan, apalagi bila diameter sagitalis posterior juga pendek. Pada
panggul tengah yang sempit, lebih sering ditemukan posisi oksipitalis posterior persisten atau
presentasi kepala dalam posisi lintang tetap (transverse arrest).11
Kesempitan Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul merurpakan bidang yang tidak datar, tetapi terdiri atas segitiga
depan dan segitiga belakang yang mempunyai dasar yang sama, yakni distansia tuberum.
Apabila ukuran yang terakhir ini lebih kecil daripada biasa, maka sudut arkus pubis mengecil
pula(kurang dari 80). Agar kepala janin dapat lahir, diperlukan ruangan yang lebih besar
pada bagian belakang pintu bawah panggul. Dengan diameter sagitalis posterior yang cukup
panjang persalinan per vaginaan dapat dilaksanakan, walaupun dengan perlukaan luas pada
perineum.11
Perbedaan Pelvis Laki dan Perempuan
Berdasarkan ukuran-ukuran yang telah diuraikan di atas, pelvis perempuan jelas berbeda
dengan laki-laki. Perbedaan ini terjadi karena pelvis perempuan juga berfungsi sebagai jalan
lahir. Beberapa patokan penting lainnya yang membedakan pelvis laki-laki dengan pelvis
perempuan adalah:7
1. Struktur pelvis laki-laki lebih kokoh, tempat lekat otot-ototnya tampak lebih jelas dan
lebih menonjol
2. Pada laki-laki, persendian antara vertebra lumbalis V dan os sacrum lebih lebar

20

3. Pada laki-laki, pinggiran ramus ischiopubicus lebih kasar dan mencuat, merupakan
tempat melekatnya crus penis dan musculus ischiocavernosus
4. Acetabulum pada pelvis laki-laki lebih besar
5. Pelvis laki-laki lebih sempit, tetapi dalam (seperti kerucut / ember), sementara pelvis
perempuan lebih lebar, tetapi dangkal (seperti baskom), dengan perbandinganperbandingan utama sebagai berikut.
a. Distantia intercristalis pelvis laki-laki lebih besar
b. Angulus subpubicus pada laki-laki <700, sementara perempuan >800 / 900
c. Distantia interspinarum pelvis laki-laki lebih kecil
d. Sacrum perempuan tidak terlalu melengkung dan posisinya lebih terangkat ke
belakang
e. Insicura ischiadica major pada perempuan lebih besar
f. Dinding anterior pelvis perempuan lebih dangkal
g. Foramen obturatorium pada pelvis perempuan berbentuk seperti segitiga
6. Pintu bawah panggul laki-laki lebih sempit, sedangkan perempuan lebih luas
Bentuk Panggul
Pada tahun 1993, Caldwel dan Moloy membedakan empat macam tipe pelvis berdasarkan
bentuk pintu atas panggul, yaitu:7,8
1. Pelvis gynecoid, terdapat pada 41% perempuan, merupakan bentuk tipikal pelvis
perempuan, bentuknya membulat dan diameter transversanya terletak seluruhnya di
depan os sacrum.
2. Pelvis android, terdapat pada 33% perempuan kulit putih, merupakan bentuk tipikal
pelvis laki-laki, bentuknya seperti hati dan diameter transversanya terletak lebih dekat
ke os sacrum.
3. Pelvis anthropoid, terdapat pada 24% perempuan kulit putih, bentuknya oval dan
diameter anteroposteriornya panjang, sama dengan atau lebih besar dari diameter
transversanya.
4. Pelvis platypelloid, terdapat pada 2% perempuan, diameter anteroposteriornya pendek
dan diameter transversanya panjang. Promontoriumnya juga menonjol.
Untuk lebih jelas mengenai bentuk panggul, dapat dilihat pada gambar 4.

21

Gambar 14. Bentuk pelvis.5


Kesimpulan
Pelvis merupakan tulang yang menopang berat badan kita. Terdapat 4 tulang
pembentuk pelvis dan juga banyak komponen-komponen didalamnya yang mendukung
kehidupan dan aktivitas kita seperti otot, perdarahan dan sarafnya. Terdapat juga klasifikasi
bentuk dan ukuran panggul manusia. panggul yang sempit pada wanita umumnya membuat
wanita tersebut kesulitan dalam melakukan persalinan. Hal itulah yang merupakan salah satu
faktor yang mengganggu persalinan.
Daftar Pustaka
1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 6. Jakarta: EGC; 2006. h. 30649.
2. Moore KL. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002 .h. 145-6.
3. Faiz O, Moffat D. At a glance series: anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004. h. 51-7.
4. Paulsen, Waschke. Sobotta atlas of human anatomy latin nomenclature : general anatomy
and musculoskeletal system. 15th ed. Munich: Elsevier GmbH; 2011. p. 203,250-3.

22

5. Verrals S. Anatomi & fisiologi: terapan dalam kebidanan edisi 3. Jakarta: EGC; 2003. h.
28-48.
6. Agur AMR, Dalley AF. Grants atlas of anatomy. 13th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2013. p. 315.
7. Widjaja IH. Anatomi pelvis. Jakarta: EGC; 2010. h. 3-38.
8. Kasim YI. Buku ajar traktus urogenitalis edisi 2. Jakarta: Ukrida; 2010. h. 5-6.
9. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003. h.353-8.
10. Sherwood L. Fisiologi manusia:dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2001. h.41051.
11. Simkin P, Ancheta R. Buku saku persalinan. Jakarta: EGC; 2005.

23

Anda mungkin juga menyukai