KATARAK TRAUMATIK
Oleh :
Ricky Rusydi Satriawan
NIM. 1508434451
Pembimbing :
dr. R. Handoko Pratomo, Sp.M
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Katarak berasal dari bahasa yunani Katarrhakies, dari bahasa inggris
Cataract, dan bahasa latin cataracta yang berarti air terjun. Katarak adalah setiap
keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
lensa, denaturasi protein lensa dan dapat terjadi akibat kedua-duanya. Beberapa faktor
penyebab katarak yaitu kongenital, usia lanjut, penyakit sistemik, infeksi sekunder
dan trauma.1
Katarak traumatik merupakan katarak yang terjadi akibat cedera pada mata
dapat akibat trauma perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa hari
ataupun beberapa tahun.2 Katarak traumatik ini dapat terjadi akut, subakut, ataupun
gejala sisa dari trauma mata.
cedera benda asing dilensa atau trauma tumpul terhadap bola mata.1
Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior ataupun
posterior. Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula dalam
bentuk katarak tercetak (imprinting) yang disebut cincin Vossius.2
Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat, perforasi kecil
akan menutup dengan cepat akibat proliferasi epitel sehingga bentuk kekeruhan
berbatas kecil. Trauma tembus besar pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya
katarak dengan cepat disertai dengan terdapatnya masa lensa di dalam bilik mata
depan. Lensa dengan kapsul anterior saja yang pecah akan menjerat korteks lensa
sehingga lensa akan mengakibatkan apa yang disebut sebagai cincin Soemering atau
bila epitel lensa berproliferasi aktif akan terlihat mutiara Elschnig. 2
B A B II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Katarak traumatik merupakan katarak yang terjadi akibat cedera pada mata
dapat akibat trauma perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa hari
ataupun beberapa tahun.2 Katarak traumatik ini dapat terjadi akut, subakut, ataupun
gejala sisa dari trauma mata.3
2.2
Epidemiologi
Di Amerika Serikat terjadi kurang lebih sebanyak 2,5 juta trauma mata per
tahun. Diperkirakan sebanyak kurang lebih 4-5% dari jumlah tersebut akan menjadi
trauma mata sekunder.3 Perbandingan laki-laki dan perempuan yang mengalami
katarak traumatik adalah 4:1. Kelompok usia yang paling sering terkena adalah anakanak dan dewasa muda. Menurut penelitian yang dilakukan oleh National Eye
Trauma System antara tahun 1985-1991, rerata usia penderita katarak traumatik
adalah usia 28 tahun dari 648 kasus yang berhubungan dengan trauma mata.3
2.3
Etiologi
Katarak traumatik paling sering dikarenakan oleh benda asing dilensa atau
trauma tumpul terhadap bola mata. 1 Penyebab katarak traumatik paling sering adalah
peluru senapan angin dan petasan sedangkan penyebab katarak traumatik yang jarang
adalah batu, anak panah, kontusio, overexposure panas (glassblowers cataract), sinar
X dan bahan radioaktif.1,3
2.4
Patofisiologi
1. Trauma tumpul
Apabila terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat mengenai mata
dapat menyebabkan lensa menjadi opak. Salah satu contohnya trauma yang
disebabkan oleh benturan dengan bola keras. Bila ditemukan katarak unilateral, maka
harus dicurigai kemungkinan adanya riwayat trauma sebelumnya, namun hubungan
sebab dan akibat tersebut kadang cukup sulit untuk dibuktikan dikarenakan tidak
adanya tanda-tanda lain yang dapat ditemukan mengenai adanya trauma sebelumnya. 4
Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior ataupun
posterior. Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula dalam
bentuk katarak tercetak (imprinting) yang disebut cincin Vossius.2 Cincin Vossius
merupakan cincin berpigmen yang terletak tepat dibelakan pupil yang dapat terjadi
segera setelah trauma yang merupakan deposit pigmen iris pada dataran depan lensa
sesudah suatu trauma seperti suatu stempel jari. Cincin hanya menunjukkan bahwa
mata sudah mengalami suatu trauma tumpul.
Diagnosis
1. Anamnesis
Katarak akibat cedera pada mata dapat akibat trauma tembus maupun trauma
tumpul yang terlihat setelah beberapa hari ataupun tahun, perlu ditentukan trauma
yang terjadi merupakan trauma tumpul atau merupakan trauma tembus, karena
trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat. Pasien dengan katarak
mengeluh penglihatan seperti berkabut dan tajam penglihatan menurun secara
progresif.2 Selain itu, pasien juga mengeluh diplopia monocular (apabila terjadi
subluksasi lensa dengan pseudofakia maupun afakia), diplopia binokular (apabila
terjadi kelumpuhan nervus dan fraktur orbita), nyeri (apabila terjadi glaucoma
sekunder hingga hypema, partikel lensa, perdarahan retrobulbar dan iritis). Pada
riwayat penyakit dahulu diketahui apakah pasien mengalami diabetes melitus,
Marfan syndrome, homosisteinuria, hiperlisinemia maupun defisiensi sulfas
oksidase.3
2. Pemeriksaan fisik dan oftalmologi
Pada pemeriksaan oftalmologi yang dapat dilakukan diantaranya:3
1. Visus dan pupil: adanya Afferent Pupillary Defect (APD) menunjukkan adanya
neuropati optic traumatis
2. Gerakan ekstraokular: menemukan adanya kelumpuhan saraf dan fraktur orbita
5
trauma
tembus
akan
Penatalaksanaan7,8,9
Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup indikasi visus,
Prolap iris
Gambar 6. Tahap ECCE konvensional dengan implantasi IOL dibilik mata belakang
4. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE)
Intracapsular Cataract Extraction (ICCE) merupakan salah satu metode
operasi yang sederhana dan relative aman. Metode ini mengangkat seluruh lensa
beserta kapsulnya. Beberapa indikasi umum dilakukannya ICCE sebagai metode
pilihan operasi adalah:
1. Saat operasi bertujuan untuk membuang seluruh elemen lensa
2. Ketidakmampuan untuk dilakukannya prosedur ekstrakapsular
Indikasi khusus dilakukannya ICCE adalah:
1. Membuang katarak yang mengalami subluksasi
2. Membuang katarak dengan fakodenesis berat, dimana kemampuan zonular
untuk menunjang bagian posterior intraokuler lensa tidak adekuat.
3. Membuang katarak dengan dislokasi yang sudah prolaps dari pupil ke bagian
anterior.
Komplikasi10
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
1. Dislokasi lensa dan subluksasi sering ditemukan bersamaan dengan katarak
2.7
traumatik.
Mekanisme trauma
Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut2:
Trauma tumpul
Trauma tembus
Katarak akibat cedera pada mata dapat akibat trauma tembus maupun trauma
tumpul terlihat setelah beberapa hari ataupun tahun, perlu ditentukan trauma yang
terjadi merupakan trauma tumpul ataupun trauma tembus, karena trauma tembus
2.
3.
4.
10
RAHASIA
: Tn. JS
Pekerjaan
: Pekerja Swasta
Umur
: 47 tahun
Pendidikan
: SMA
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Pasir Putih,Pekanbaru
11
Keluhan Utama
Penglihatan mata sisi kiri kabur perlahan-lahan karena terkena batu sejak 4 hari
SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
- Sejak 4 hari SMRS, pasien merasa penglihatan mata sisi kiri kabur perlahan sejak
terkena batu kerikil ketika sedang memotong rumput dengan menggunakan mesin
rumput. Penglihatan kabur seperti tertutup kabut serta terkadang pasien merasa silau
saat melihat cahaya. Mata sisi kiri terasa tidak nyaman dan terasa seperti ada yang
mengganjal. Penglihatan kabur ini dirasakan semakin kabur dan menganggu
pekerjaan. Keluhan mata merah (-) mata nyeri (-), mata berair (-), penglihatan ganda
(-).
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat trauma (+)
- Riwayat alergi (-)
- Riwayat hipertensi (-)
- Riwayat DM (-)
Riwayat Pengobatan
Riwayat pemakaian obat mata sebelum muncul gejala (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Komposmentis
Vital Sign
: TD
: 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/i
Suhu : 36,5 C
12
: tidak ada
Status Opthalmologi
OD
20/25
Tidak diperiksa
Ortoforia
OS
Visus Tanpa
Koreksi
Visus Dengan
Koreksi
Posisi Bola Mata
Gerakan Bola
1/300
Tidak diperiksa
Ortoforia
Baik ke segala arah
Mata
Tekanan Bola
Mata
Palpebra
Konjungtiva
Kornea
Sklera
COA
12 mmHg
Edema (-), hematom (-), spasme
(-), nyeri tekan (-)
Injeksi konjungtiva (+),
hematoma subkonjungtiva (+)
Jernih, erosi (-)
Injeksi silier (+)
Dalam
Synekia (+), Bulat, sentral, 3
Lensa
Fundus
OS
Keruh
Refleks fundus (+), papil sulit
dinilai, C/D rasio sulit dinilai,
A/V rasio sulit dinilai, Retina
sulit dinilai, Makula sulit dinilai
13
Gambar
Scar
Konjungti
va
hipermeis
Kesimpulan/resume :
Tn. JS usia 47 tahun datang dengan keluhan Penglihatan mata sisi kiri kabur
perlahan-lahan sejak 4 hari SMRS. Keluhan disertai Penglihatan kabur seperti
tertutup kabut, silau saat melihat cahaya. Mata sisi kiri terasa tidak nyaman dan terasa
seperti ada yang mengganjal. Penglihatan kabur ini dirasakan semakin kabur dan
menganggu pekerjaan. Sebelumnya pasien terkena batu kerikil saat memotong
rumput dengan menggunakan mesin rumput. Pada pemeriksaan ophtalmologi mata
kiri, didapatkan visus mata kiri 1/300, lensa keruh.
Diagnosis Kerja
14
Terapi
: bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Augsburger J, Asbury T. Lensa. Dalam: Eva PR, Witcher JP. Vaughan & Asbury
Oftalmologi Umum, Edisi 17. Jakarta: EGC. 2009. Hal 169-174.
2. Ilyas S. Penyakit mata. Edisi kelima. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2014. Hal 210287.
3. Graham RH. Traumatic cataract clinical presentation. 2012. Available from
http://emedicine .medscape.com/article/1211083-clinical (diakses pada tanggal 16
Juli 2016).
15
S,
Garg
P,
Reddy
MK.
Posterior
capsule
sehiscence
during
16