Anda di halaman 1dari 18

Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan

lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39.
Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik.
Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini
dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain
itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng
merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan
memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak
ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng,
telah lama digunakan paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam
seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad
ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh
bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan
membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut
sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman
Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai
penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani
dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia
seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk
mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasiaplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi.
Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan,
seperti seng karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan),
seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti
ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil
ataupun seng dietil di laboratorium organik.
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi
tubuh.[1] Terdapat sekitar dua milyar orang di negara-negara
berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga
dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi
ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, memengaruhi
pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap
tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di
seluruh dunia.[1] Konsumsi seng yang berlebihan dapat
menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga.

Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat


seng yang digunakan sebagai bahan bangunan.
sunting] Karakteristik
[sunting] Sifat fisik
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau,
dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng
mutu komersial tidak berkilau.[2] Seng sedikit kurang padat
daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968, hal.
826
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun
menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 C.[2] Di
atas 210 C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat
dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. [3] Seng
juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logamlogam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 C) dan tidik didih
(900 C) yang relatif rendah.[4] Dan sebenarnya pun, titik lebur
seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam
transisi selain raksa dan kadmium.[4]
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu
contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logamlogam lainnya yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan
seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal,
raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan
natrium.[5] Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat
feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di
bawah suhu 35 K.
[sunting] Keberadaan
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm
(0,007%). Hal ini menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling
melimpah di kerak bumi.[6] Tanah mengandung sekitar 5770 ppm
seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar
sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,1
4 g/m3.

Sfalerit (ZnS)
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain
seperti tembaga dan timbal dalam bijih logam. Seng
diklasifikasikan sebagai kalkofil, yang berarti bahwa unsur ini
memiliki afinitas yang rendah terhadap oksigen dan lebih suka
berikatan dengan belerang. Kalkofil terbentuk ketika kerak bumi
memadat di bawah kondisi atmosfer bumi awal yang mendukung
reaksi reduksi.[7] Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk
kristal seng sulfida, merupakan bijih logam yang paling banyak
ditambang untuk mendapatkan seng karena ia mengandung
sekitar 60-62% seng.
Mineral lainnya juga mengandung seng meliputi smithsonit (seng
karbonat), hemimorfit (seng silikat), wurtzit (bentuk seng sulfida
lainnya), dan hidrozinkit. Terkecuali wurtzit, kesemua mineral ini
terbentuk oleh karena proses cuaca seng sulfida primordial. [7]
Total keseluruhan kandungan seng di seluruh dunia adalah sekitar
1,8 gigaton.[8] Hampir sekitar 200 megatonnya dapat diperoleh
secara ekonomis pada tahun 2008.[8] Kandungan besar seng
dapat ditemukan di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. [7]
Berdasarkan laju konsumsi seng sekarang ini, cadangan seng
diperkirakan akan habis antara tahun 2027 sampai dengan 2055.
[9][10]
Sekitar 346 megaton seng telah ditambang sepanjang
sejarahnya sampai dengan tahun 2002. Selain itu, diperkirakan
pula sekitar 109 megatonnya masih digunakan. [11]
[sunting] Isotop

Terdapat lima isotop seng yang dapat ditemukan secara alami.


64
Zn merupakan isotop yang paling melimpah (48,63%
kelimpahan alami).[12] Isotop ini memiliki waktu paruh yang sangat
panjang, 4.31018 a,[13] sedemikiannya radioaktivitasnya dapat
diabaikan.[14] Demikian pula isotop 70Zn (0,6%) yang berwaktu
paruh 1.31016 a tidak dianggap sebagai bersifat radioaktif.
Isotop-isotop lainnya pula adalah 66Zn (28%), 67Zn (4%) dan 68Zn
(19%).
Terdapat pula dua puluh lima radioisotop yang telah berhasil
dikarakterisasikan. 65Zn yang berumur paruh 243,66 hari adalah
radioisotop yang berumur paling lama, diikuti oleh 72Zn dengan
umur paruh 46,5 jam.[12] Seng memiliki 10 isomer inti. 69mZn
merupakan isomer yang berumur paruh paling panjang dengan
lama waktu 13,76 jam.[12] Superskrip m mengindikasikan suatu
isotop metastabil. Inti isotop metastabil berada dalam keadaan
tereksitasi dan akan kembali ke keadaan dasarnya dengan
memancarkan foton dalam bentuk sinar gama. 61Zn memiliki tiga
keadaan tereksitasi dan 73Zn memiliki dua keadaan tereksitasi.[15]
Sedangkan isotop 65Zn, 71Zn, 77Zn dan 78Zn semuanya hanya
memiliki satu keadaan tereksitasi.[12]
Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop seng bernomor
massa lebih rendah daripada 64 adalah penangkapan elektron.
Produk peluruhan dari penangkapan elektron ini adalah isotop
tembaga.[12]
Templat:Nuclide + e Templat:Nuclide
Sedangkan modus peluruhan paling umum untuk isotop seng
bernomor massa lebih tinggi daripada 64 adalah peluruhan beta,
yang akan menghasilkan isotop galium.[12]
Templat:Nuclide Templat:Nuclide + e + e
[sunting] Sifat kimiawi
[sunting] Reaktivitas

Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan


unsur golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan
merupakan reduktor kuat..[16] Permukaan logam seng murni akan
dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat,
Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan karbon dioksida.[17]
Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara
dan air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau
kebiruan dan mengeluarkan asap seng oksida.[18] Seng bereaksi
dengan asam, basa, dan non-logam lainnya.[19] Seng yang sangat
murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada
suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat
dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi
seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen. [18]
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa
dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak
elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk
akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10.[20] Hal ini mengijinkan
pembentukan empat ikatan kovalen dengan menerima empat
pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia
senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang
terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3.[21] Pada larutan akuatik,
kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang
dominan.[22] Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng
klorida pada temperatur di atas 285 C mengindikasikan adanya
Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa seng yang berkeadaan
oksidasi +1.[18] Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain
+1 dan +2 yang diketahui.[23] Perhitungan teoritis
mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi
+4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.[24]
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode
pertama seperti nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan
hampir tak berwarna.[25] Jari-jari ion seng dan magnesium juga
hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan
memiliki struktur kristal yang sama.[26] Pada kasus di mana jari-jari
ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan
sangat mirip.[18] Seng cenderung membentuk ikatan kovalen

berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa kompleks


dengan pendonor N- dan S-.[25] Senyawa kompleks seng
kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5
juga diketahui ada.[18]
[sunting] Senyawa seng

Seng klorida
Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa
biner dengan seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan
bubuk berwarna putih yang hampir tidak larut dalam larutan
netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut dalam larutan asam
dan basa kuat.[18] Kalkogenida lainnya seperti ZnS, ZnSe, dan
ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam bidang elektronik dan
optik.[27] Pniktogenida (Zn3N2, Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2),[28][29]
peroksida ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida ZnC2 juga dikenal
keberadaannya.[30] Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat
yang paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2)
bertitik lebur rendah dan dianggap lebih bersifat kovalen. [31]

Seng asetat basa


Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn 2+, hidroksida
dari seng Zn(OH)2 terbentuk sebagai endapat putih. Dalam

larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini akan terlarut dalam


bentuk [Zn(OH)4]2-[18] Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2,
sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2,
arsenit Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)28H2O dan kromat ZnCrO4
merupakan beberapa contoh senyawa anorganik seng. [32][33] Salah
satu contoh senyawa organik paling sederhana dari seng adalah
senyawa asetat Zn(O2CCH3)2.
Senyawa organoseng merupakan senyawa-senyawa yang
mengandung ikatan kovalen seng-karbon. Dietilseng ((C2H5)2Zn)
merupakan salah satu reagen dalam kimia sintesis. Senyawa ini
pertama kali dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi antara seng
dengan etil iodida dan merupakan senyawa yang pertama kali
diketahui memiliki ikatan sigma logam-karbon.[34]
Dekametildizinkosena mengandung ikatan seng-seng kovalen
yang kuat pada suhu kamar.[35]
Unsur Seng (Zn)
I.1 Sejarah
Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki
lima isotopstabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah
sfalerit (seng sulfida).Kuningan, yangmerupakan campuran aloi
tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abadke-10
SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada
abad ke-13 diIndia, manakala logam ini masih belum di kenal oleh
bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan
membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebutsebagai
"salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund
Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada
tahun 1746. Karya Luigi Galvanidan Alessandro Volta berhasil menyingkap
sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800.Pelapisan seng pada baja
untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasiaplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi.Terdapat
berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng
karbonatdan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada
deodoran), seng pirition (padasampo anti ketombe), seng sulfida
(pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil
dilaboratorium organik.
I.2 Pengertian Unsur Seng

Seng (Zn) adalah unsur pertama dalam golongan IIB pada tabel periodik.
Zn mempunyainomor atom 30 dan berat atom 65.38 dengan valensi 2.
Kadar komposisi unsur seng di kerakbumi adalah sekitar 75 ppm
(0,007%). Hal ini menjadikan seng sebagai unsur ke-24 palingmelimpah di
kerak bumi. Tanah mengandung sekitar 5770 ppm seng dengan rataratanya 64ppm. Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30 ppb
dan pada atmosfer kadarnyahanya 0,14 g/m3. Logam Zn umumnya
tidak bereaksi dengan molekul air. Ion pelindungtidak akan melarutkan
lapisan Seng Hidroksida (Zn(OH)
2
) dengan ion OH terlarut. Reaksi inidapat dituliskan :Zn
2
+ + 2OH Zn(OH)
2
(s)Seng akan bereaksi dengan ion H
+
, sesuai reaksi :
Zn(s) + 2H
+
Zn
2+
(aq) + H
2
(g)Reaksi ini melepaskan hydrogen, dimana terjadi letupan
oksigen.Garam Zn dapat menyebabkan tingginya kekeruhan bila
konsentrasinya terlalu tinggi. Akumulasi Zn dapat membuat air
menjadi berasa tidak enak umumnya sekitar 2 mg Zn2+/L.Seng
merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat
diamagnetik.Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun
menjadi dapat ditempa antara 100C sampai dengan 150 C. Di atas
210 C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapatdihancurkan
menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu
menghantarkanlistrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng
memiliki titik lebur (420 C) dan tidikdidih (900 C) yang relatif rendah. Dan
sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yangterendah di antara
semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.
I.3 Proses Pengolahan Seng

Proses pembuatan seng dari bahan mentah hingga bahan jadi dimulai dari
prosespemotongan bahan baku kemudian dijadikan dalam bentuk road
coil roll (dalam keadaangulungan lapis), bahan mentah yang sering
digunakan adalah berupa seng yang banyakditambang adalah sfalerit
(seng sulfida). Setelah mendapatkan bahan mentah yang akandijadikan
bahan jadi dengan proses pencucian dengan air yang bersuhu 70-80
derajat celcius,hal ini bertujuan agar unsur yang ada pada bahan mentah
yang merupakan hasil dari bahantambang bersih dari unsur
lain.Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan proses pelapisan baja
dengan menggunakanammonium dan zat aditif lainnya, hal ini bertujuan
agar seng dapat tampang mengkilat dantidak mudah berkarat.
Selanjutnya setelah melalui proses pelapisan baja hasil dari
pelapisantersebut dikeringkan dengan melewati mesin pengeringan
dengan suhu 500 derajat celciussehingga seng dan lapisan baja beserta
zat aditif lainnya dapat menyatu dengan seng dalambentuk plat. Setelah
itu didinginkan, seng dalam bentuk plat disusun rapi kemudian terakhir
dimasukkan ke mesin gelombang sehingga dapat terbentuk plat seng
yang pipih elastis danbergelombang rapi. Selanjutnya setelah melewati
berbagai tahapan dan telah berbentukgelombang dan rapi maka seng
siap didistribusikan kepasaran.
I.4 Kesimpulan
y
Seng merupakan unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor
atom 30, dan massaatom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama
golongan 12 pada tabel periodik.
y
Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
y
Sifat fisiknya adalah Seng merupakan logam yang berwarna putih
kebiruan, berkilau.
y
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm
(0,007%). Hal inimenjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah
di kerak bumi dengan limaisotop stabil.
y

Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode


pertama seperti nikel dantembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir
tak berwarna.
y
Proses pembuatan seng diambil dari bahan mentah dalam bentuk
gulungan lapis dankemudian diolah dengan ammonisium dan zat aditif
lainnya kemudian di lapisi zat baja,setelah itu didinginkan dan dimasukkan
kedalam mesin gelombang dan siapdidistribusikan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuningan adalah logam yang merupakan campuran dari tembaga dan seng. Tembaga
merupakan komponen utama dari kuningan, dan kuningan biasanya diklasifikasikan sebagai
paduan tembaga. Warna kuningan bervariasi dari coklat kemerahan gelap hingga ke cahaya
kuning keperakan tergantung pada jumlah kadar seng. Seng lebih banyak mempengaruhi warna
kuningan tersebut. Kuningan lebih kuat dan lebih keras daripada tembaga, tetapi tidak sekuat
atau sekeras seperti baja. Kuningan sangat mudah untuk di bentuk ke dalam berbagai bentuk,
sebuah konduktor panas yang baik, dan umumnya tahan terhadap korosi dari air garam. Karena
sifat-sifat tersebut, kuningan kebanyakan digunakan untuk membuat pipa, tabung, sekrup,
radiator, alat musik, aplikasi kapal laut, dan casing cartridge untuk senjata api.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih detail tentang pengertian kuningan,
jenis-jenis dan sifat kuningan, proses produksi pembuatan kuningan, tahapan proses produksi
pembuatan kuningan, dan untuk memenuhi tugas proses produksi II.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Pengrajin logam kuno di daerah yang sekarang dikenal sebagai Syria atau Turki timur
telah mengetahui bagaimana cara untuk mencairkan tembaga dengan timah untuk membuat
logam yang disebut perunggu pada awal 3000 sebelum masehi. Kadang-kadang mereka juga
membuat kuningan tanpa mereka sadari.
Pengrajin logam kuno di sekitar Laut Mediterania mampu membedakan bijih timah seng
dari yang mengandung seng dan mulai mencampurkan dengan tembaga untuk membuat koin
kuningan atau benda lainnya. Sebagian besar seng itu diturunkan dengan memanaskan mineral
yang dikenal sebagai kalamin, yang berisi berbagai senyawa seng. Dimulai pada sekitar 300 A.D,
industri kuningan berkembang di tempat yang sekarang di kenal sebagai Jerman dan Belanda.
Meskipun pengrajin logam kuno hanya bisa mengenali perbedaan antara bijih seng dan
bijih timah, mereka masih tidak mengerti logam seng. Sampai pada tahun 1746 seorang ilmuwan
Jerman bernama Andreas Sigismund Marggraf (1709-1782) memperkenalkan logam seng yang
diidentifikasikan dan ditentukan sifat-sifatnya. Proses untuk menggabungkan logam tembaga dan
seng untuk membuat kuningan telah dipatenkan di Inggris pada tahun 1781.
Penggunaan kuningan sebagai casing logam untuk senjata api pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1852. Berbagai macam logam dicoba, Hasilnya ternyata kuningan yang paling
berhasil. Properti ini menyebabkan perkembangan pesat dalam industri senjata api otomatis.
2.2 Bahan Baku
Komponen utama kuningan adalah tembaga. Jumlah kandungan tembaga bervariasi
antara 55% sampai dengan 95% menurut beratnya tergantung pada jenis kuningan dan tujuan
penggunaan kuningan. Kuningan yang mengandung persentase tinggi tembaga terbuat dari
tembaga yang dimurnikan dengan cara elektrik. Yang setidaknya menghasilkan kuningan murni
99,3% agar jumlah bahan lainnya bisa di minimalkan. Kuningan yang mengandung persentase
rendah tembaga juga dapat dibuat dari tembaga yang dimurnikan dengan elektrik, namun lebih

sering dibuat dari scrap tembaga. Ketika proses daur ulang terjadi, persentase tembaga dan bahan
lainnya harus diketahui sehingga produsen dapat menyesuaikan jumlah bahan yang akan
ditambahkan untuk mencapai komposisi kuningan yang diinginkan.
Komponen kedua dari kuningan adalah seng. Jumlah seng bervariasi antara 5% sampai
dengan 40% menurut beratnya tergantung pada jenis kuningan
Kuningan dengan persentase seng yang lebih tinggi memiliki sifat lebih kuat dan lebih keras,
tetapi juga lebih sulit untuk dibentuk, dan memiliki ketahanan yang kurang terhadap korosi. Seng
yang digunakan untuk membuat kuningan bernilai komersial dikenal sebagai spelter.
Beberapa kuningan juga mengandung persentase kecil dari bahan lain untuk menghasilkan
karakteristik tertentu, Hingga 3,8% menurut beratnya. Timbal dapat ditambahkan untuk
meningkatkan ketahanan. Penambahan timah meningkatkan ketahanan terhadap korosi,
Membuat kuningan lebih keras dan membuat struktur internal yang lebih kecil sehingga
kuningan dapat dibentuk berulang dalam proses yang disebut penempaan. Arsenik dan antimony
kadang-kadang ditambahkan ke dalam kuningan yang mengandung seng lebih dari 20% untuk
menghambat korosi. Bahan lain yang dapat digunakan dalam jumlah yang sangat kecil yaitu
mangan, silikon, dan fosfor.
2.3 Desain Nama
Nama-nama tradisional untuk berbagai jenis kuningan biasanya tercermin dari warna atau bahan
yang digunakan. Sebagai contoh: kuningan merah mengandung seng sebesar 15% dan memiliki
warna kemerahan, sedangkan kuningan kuning mengandung seng kuningan sebesar 35% dan
memiliki warna kekuningan. Kuningan Cartridge mengandung seng 30% dan digunakan untuk
membuat kartrid untuk senjata api. kuningan Angkatan Laut mengandung seng 39,7% dan
digunakan dalam berbagai aplikasi di kapal laut.
Akibatnya dari nama-nama yang beragam ini kadang-kadang membingungkan banyak orang
sehingga terkadang ada jenis kuningan yang sama namun memiliki nama berbeda. Sehingga
jenis kuningan di Amerika Serikat saat ini dimanajemen oleh Unified Sistem penomoran logam
dan paduan agar tidak lagi membingungkan banyak orang dalam penamaan.

2.4 Jenis-Jenis Kuningan

Kuningan Admiralty, Mengandung 30% seng, dan 1% timah.

Kuningan Aich, Mengandung 60,66% tembaga, 36,58% seng, 1,02% timah, dan 1,74%
besi. Dirancang untuk digunakan dalam pelayanan laut karena sifatnya yang tahan korosi,
keras, dan tangguh.

Kuningan Alpha, Memiliki kandungan seng kurang dari 35%. Bekerja dengan baik pada
suhu dingin.

Kuningan Alpha-beta (Muntz), sering juga disebut sebagai kuningan dupleks,


mengandung 35-45% seng, Bekerja baik pada pada suhu panas.

Kuningan Aluminium, Mengandung aluminium yang menghasilkan sifat peningkatan


ketahanan korosi.

Kuningan dr arsenikum, Berisi penambahan arsenik dan aluminium.

Kuningan Cartridge, mengandung 30% seng, memiliki sifat kerja yang baik pada suhu
dingin.

Kuningan umum atau kuningan paku keling, mengandung 37% seng, murah dan standar
sifat kerja baik pada suhu dingin.

Kuningan DZR atau dezincification, adalah kuningan dengan persentase kecil arsenik.

Kuningan Tinggi, mengandung 65% tembaga dan 35% seng, memiliki kekuatan tarik
tinggi, banyak digunakan untuk pegas, sekrup, dan paku keling.

Kuningan Bertimbal.

Kuningan Bebas Timbal.

Kuningan Rendah, paduan tembaga-seng mengandung 20% seng, memiliki sifat warna
keemasan.

Kuningan Mangan, kuningan yang digunakan dalam pembuatan koin dolar emas di
Amerika Serikat. Mengandung 70% tembaga, 29% seng, dan 1,3% mangan.

Kuningan nikel, terdiri dari 70% tembaga, 24,5% seng, dan 5,5% nikel. digunakan untuk
membuat koin mata uang Poundsterling.

Kuningan Angkatan Laut, mirip dengan kuningan admiralty, mengandung 40% seng dan
1% timah.

Kuningan Merah, mengandung 85% tembaga, 5% timah, 5% timbal, dan 5% seng.

Kuningan Tombac, mengandung 15% seng. Sering digunakan dalam aplikasi produk
perhiasan.

Kuningan Tonval (Juga disebut dengan CW617N atau CZ122 atau OT58), paduan
tembaga-timbal-seng.

Kuningan Putih, mengandung seng lebih dari 50%. Sifatnya sangat rapuh untuk
penggunaan umum.

Kuningan Kuning, adalah istilah Amerika untuk kuningan yang mengandung 33% seng.

2.5 Proses Manufaktur Pembuatan Kuningan


Proses Manufaktur atau Proses Produksi yang digunakan untuk memproduksi kuningan
melibatkan kombinasi bahan baku yang sesuai ke dalam logam cair yang diperbolehkan untuk
memperkuat. Bentuk dan sifat dari logam ini kemudian diubah melalui serangkaian operasi
dengan hati-hati, dikendalikan untuk menghasilkan kuningan yang diinginkan.
Kuningan tersedia dalam berbagai bentuk termasuk pelat, lembaran, strip, foil, batang, bar,
kawat, dan billet tergantung pada aplikasi akhir. Perbedaan antara pelat, lembaran, strip, dan foil

adalah ukuran keseluruhan dan ketebalan bahan. Plate bersifat besar, datar, potongan persegi
panjang dari kuningan dengan ketebalan lebih besar dari sekitar 5 mm. Seperti sepotong kayu
yang digunakan pada konstruksi bangunan. Lembar biasanya memiliki ukuran keseluruhan yang
sama seperti piring tetapi tipis. Strip terbuat dari lembaran yang telah dipotong-potong menjadi
panjang. Foil seperti strip, hanya jauh lebih tipis. Beberapa foil kuningan bisa setipis 0,013 mm.
Proses manufaktur yang sebenarnya tergantung pada bentuk dan sifat kuningan yang diinginkan.
Berikut ini adalah proses manufaktur yang biasa digunakan untuk memproduksi kuningan foil
dan strip.

Gambar diagram langkah-langkah proses manufaktur dalam produksi kuningan.


Melting

Sejumlah bahan tembaga yang tepat sesuai takaran paduan ditimbang dan dipindahkan ke
dalam tungku peleburan dalam suhu sekitar 1920 F (1050 C). Sejumlah seng yang
sudah ditimbang agar sesuai paduan disiapkan, seng ditambahkan setelah tembaga
mencair. Sekitar 50% dari total seng dapat ditambahkan untuk mengkompensasi seng
yang menguap selama operasi peleburan antara tembaga dan seng. Jika ada bahan lain
yang diperlukan untuk perumusan kuningan tertentu mereka juga dapat di tambahkan.

Logam cair paduan tembaga dan seng dituang ke dalam cetakan. Diperbolehkan untuk
memperkuat ke dalam lembaran. Dalam beberapa operasi penuangan dilakukan terusmenerus untuk menghasilkan lembaran yang panjang.

Bila logam cair paduan tembaga dan seng sudah cukup dingin untuk dipindahkan, mereka
dikeluarkan dari cetakan dan dipindah ke tempat penyimpanan.

Hot Rolling

Logam ditempatkan dalam tungku dan dipanaskan hingga mencapai suhu yang
diinginkan. Suhu tergantung pada bentuk akhir dan sifat kuningan.

Logam yang dipanaskan tersebut kemudian di teruskan menuju mesin penggilingan.

kuningan, yang sekarang sudah dingin melewati mesin penggilingan yang disebut calo.
Mesin ini akan memotong lapisan tipis dari permukaan luar kuningan untuk menghapus
oksida yang mungkin telah terbentuk pada permukaan sebagai akibat dari paparan logam
panas ke udara.

Anealling and Cold Rolling

Pada proses hot rolling kuningan kehilangan kemampuan untuk diperpanjang lebih lanjut.
Sebelum kuningan dapat diperpanjang lebih lanjut, terlebih dahulu kuningan harus
dipanaskan untuk meringankan kekerasan dan membuatnya lebih ulet. Proses ini disebut
annealing. Suhu annealing berbeda-beda sesuai dengan komposisi kuningan dan properti
yang diinginkan. Dalam metode tersebut, suasana di dalam tungku diisi dengan gas netral
seperti nitrogen untuk mencegah kuningan bereaksi dengan oksigen dan membentuk
oksida yang tidak diinginkan pada permukaannya.

Hasil dari proses sebelumnya kemudian melalui serangkaian rol lain untuk mengurangi
ketebalan mereka menjadi sekitar 2,5 mm. Proses ini disebut rolling dingin karena suhu
kuningan jauh lebih rendah dari suhu selama rolling panas. Rolling dingin mengakibatkan
deformasi struktur internal dari kuningan, dan meningkatkan kekuatan dan kekerasan.
Semakin ketebalan berkurang, semakin kuat kuningan yang tercipta.

Langkah 1 dan 2 dari anealling and cold rolling dapat diulangi berkali-kali untuk
mencapai ketebalan kuningan yang diinginkan, kekuatan, dan derajat kekerasan.

Pada titik ini, proses diatas menghasilkan strip kuningan. Strip kuningan tersebut
kemudian dapat diberi asam untuk membersihkannya.

Finish Rolling

Strip kuningan mungkin akan diberi rolling dingin akhir untuk mengencangkan toleransi
pada ketebalan atau untuk menghasilkan permukaan akhir yang sangat halus. Mereka
kemudian dipotong menurut ukuran, ditumpuk, dan dikirim ke rumah industri.

Strip kuningan juga mungkin akan diberi rolling akhir sebelum dipotong panjang,
digulung, dikirim ke gudang, dan disimpan.

2.6 Kualitas Kontrol


Selama produksi, kuningan tunduk pada evaluasi konstan dan pengendalian material pada proses
yang digunakan untuk membentuk kuningan tertentu. komposisi kimia bahan baku diperiksa dan
disesuaikan sebelum mencair. Pemanasan dan pendinginan dan temperatur ditentukan dan
dipantau. Ketebalan lembaran dan strip diukur pada setiap langkah. Akhirnya, sampel produk
jadi diuji untuk kekerasan, kekuatan, dimensi, dan faktor lainnya untuk memastikan apakah
mereka memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.
2.7 Masa Depan
Kuningan memiliki kombinasi kekuatan, ketahanan terhadap korosi, dan formability yang akan
terus membuat bahan ini berguna untuk banyak aplikasi produk di masa mendatang. Kuningan
juga memiliki keuntungan atas bahan lain yaitu bahwa produk yang dibuat dari kuningan dapat
didaur ulang atau digunakan kembali, bukannya dibuang. Ini akan membantu memastikan
pasokan kuningan akan tetap ada terus-menerus selama bertahun-tahun di masa depan.
BAB III
KESIMPULAN
1. Kuningan adalah campuran dari logam tembaga dan logam seng, Komponen utama
kuningan adalah logam tembaga, sedangkan logam seng lebih banyak mempengaruhi
warna dan sifat kuningan yang di hasilkan.
2. Dalam proses manufaktur produksi pembuatan kuningan ada 4 tahap yaitu:

1. Melting
2. Hot Rolling.
3. Anealling and Cold Rolling.
4. Finish Rolling.
3. Kuningan pertama kali di publikasikan dan di patenkan di Inggris pada tahun 1781.
4. Jenis-Jenis dan nama kuningan sangat banyak dan beragam serta tidak beraturan, sehingga
pada ahirnya semua penamaan logam kuningan di kontrol oleh Unified system
penomoran logam dan paduan.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia , Kuningan, 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Kuningan_(logam). Diakses tanggal
28 Juli 2010
Wikipedia , Brass, 2009. http://en.wikipedia.org/wiki/Brass. Diakses tanggal 28 Juli 2010
MadeHow, How Brass Is Made , 2009 . http://www.madehow.com/Volume-6/Brass.html.
Diakses tanggal 28 Juli 2010
Suprametalcraft,

Proses

Pembuatan

Kerajinan

Kuningan,

2010.

http://www.suprametalcraft.com/c5-Bahan-Baku-Finishing-Proses-Cara-Produksi.html.
Diakses tanggal 28 Juli 2010.

Anda mungkin juga menyukai