Protein Okkk
Protein Okkk
Satu pengecualian tadi adalah prolin, yaitu suatu amina sekunder di mana nitrogen
amino dimasukkan dalam anggota cincin segi lima
Rumus struktur, nama - asam amino dan singkatan
Asam amino dengan rantai samping non polar
N
|
H
H O
| ||
H3 N+ C C O
|
H
H O
| ||
+
H3 N C C O
|
CH3
H O
| ||
H3 N+ C C O
|
CH3-CH-CH3
Glycine (Gly / G)
Alanine (Ala / A)
Valine (Val / V)
H O
| ||
+
H3 NO C C O
O
|| |
|| 2
H3 N+ CH C CH
O
H3 N+ CH C| O
|
| CH3-CH-CH3
CH2
CH2
| Leucine (Leu /L)
|
H2C
H O
| ||
H3 N+ C C O
|
CH CH3
H O
| ||
H3 N+ C C O
|
CH2
|
CH2 - CH3
Isoleucine (Ileu / I)
CH2 S CH3
Methionine (Met / M)
NH2+
H2C
H2C
CHCO2
Proline (Pro / P )
Phenylalanine
( Phe / F )
Tryptopan
(Trp / W )
O
H O
| ||
||
+
H
N
C
CO
H3 N+ CH C O 3
|
|
HOCH2
CH2
|
Serine (Ser / S)
CH2
|
O = C NH2
Glutamine
( Gln / Q )
H O
| ||
+
H3 N C C O
|
HOCH
|
CH3
Threonine (Thr / T)
CO2
|
H3 N+ C H
|
CH2SH
Cysteine (Cys/S)
O C CH2 CH C O
Aspartic acid (Asp/D)
HO
NH3+ O
|
||
CH2 CH C O
Tyrosine (Tyr/Y)
O
NH3+ O
||
|
||
O C CH2 CH2 CH C O
Glutamic acid (Glu/E)
O
||
H3 N+ CH C O
|
CH2
|
CH2
|
CH2
|
NH
O
||
H3 N+ CH C O
|
CH2
|
H2N C= +NH2
Arganine( Arg/R )
NH
Histidine
(His / H )
Daftar nama - asam amino mencakup tiga huruf dan satu huruf singkatan untuk
asam amino. Kedua bentuk ini banyak digunakan. Tubuh kita dapat membuat
beberapa asam amino yang ditunjukkan dalam tabel. Yang lain yang disebut asam
amino esensial, yang kita dapatkan dari makanan.
2. STEREOKIMIA DARI ASAM AMINO
Glisin adalah asam amino yang paling sederhana dan satu-satunya dalam
tabel yang akiral. Atom -karbon adalah pusat stereogenic gugus yang lainya.
Konfigurasi asam amino biasanya dilambangkan dengan notasi D-L. Semua asamNH2
C
R
asam amino yang diperoleh dari protein kiral memiliki konfigurasi L pada -atom
karbonnya.
CO2 m
CO2
|
+
H3 N C H
|
H
Glycine (Gly / G)
achiral
CO2
|
+
H3 N C H =
|
R
Fischer projection
of an L-amino acid
Contoh Soal
Bagaimanakah konfigurasi yang benar (R/rectus kanan atau S/sinister kiri)
pada atom - karbon di setiap L - asam amino berikut?
CO2
|
+
H3 N C H
|
CH2OH
(a).
L- Serine
CO2
|
H3 N+ C H
|
CH2CH2SCH3
(c)
CO2
|
H3 N+ C H
|
CH2SH
(b).
L-Methionine (Met / M)
L- Cysteine
Penyelesaian (a)
a. Pertama identifikasi empat gugus yang terikat langsung dengan pusat khiral
dan mengurutkannya dalam penurunan urutan berdasarkan dari tingkat yang
lebih tinggi, untuk L serine gugus-gugusnya adalah sebagai berikut:
NH2+
-NH3+ > -CO2 > -CH2OH > H
H
C
CO2 m ubahlah proyeksi Fischer dari L-serine ke dalam bentuk 3 dimensi,
b. Selanjutnya,
C
H
dan arahkan substituent tingkat terendah pada pusat khiral menjauhi anda
HOCH2
NH2 CO2 m
CO2
HOCH2
|
+
H3 N C H
| urutan menurun tiga kelompok peringkat tertinggi berlawanan arah
b. Berdasarkan
CH2OH
jarum jam.
.
HOCH2
C CO2 m
Walaupun semua asam amino khiral dapat diperoleh dari protein yang
mempunyai
konfigurasi L, pada -karbon, tidak dapat diambil kesimpulan bahwa
NH2
D-asam amino tidak dikenal. Kenyataannya sesungguhnya sejumlah D-asam
amino terbentuk seara alami. D-Alanine contohnya, bagian utama bakteri diding
sel. Intinya adalah bahwa D-asam amino bukan termasuk anggota protein
3. PERILAKU ASAM-BASA ASAM AMINO
Sifat-sifat fisik ciri khas asam amino, seperti glisine berdasarkan rumus
H2NCH2CO2H menunjukkan bahwa zat tersebut sangat polar, bahkan lebih polar
dari pada yang diperkirakan. Glisine suatu zat padat kristal tidak mencair, tetapi
terurai pada pemanasan 233oC. Glisine mudah larut dalam air, tetapi praktis tidak
dapat larut pada pelarut organik non polar. Sifat-sifat tersebut dianggap berasal
dari kenyataan bahwa bentuk glisine stabil berupa zwiterion atau garam inner
H O
|
||
H2 N C C OH
|
H
Glycine (Gly / G)
H O
|
||
H3 N+ C C O
|
H
Ion Zwitter dari Glycine (Gly / G)
Glysin dan asam amino yang lain adalah amfortir, mereka dapat bertindak
sebagai
asam
maupun
basa.
Gugus
fungsional
asam
adalah
ion
present in
solutionsSpecies
near neutrality
strong base
atau garam ammonium dan sumber ion sianida. Hidrolisis gugus nitril
menghasilkan gugus fungsi asam karboksilat.
O
||
CH3CH
NH4Cl
NaCN CH3CHCN
H2O. HCl
OH
|
NH2
Asetaldehida
2-Aminopropanenitrile
CH3CHCO2
|
NH2+
Alanine
Sifat optis aktif, asam amino mungkin disebabkan oleh adanya pemisahan
campuran suatu rasemik atau oleh enantioselektif sintesis. Suatu sintesis
enantioselektif menghasilkan satu enantiomer dari senyawa khiral yang jumlahnya
lebih besar dari pada bayangan cermin. Para ahli kimia telah berhasil membuat
asam -amino dengan teknik lebih besar dari 95% enantioselektif. Walaupun
memerlukan keberanian dan keahlian, kita harus tidak melupakan fakta bahwa
reaksi tersebut menghasilkan asam amino, yang dalam system hidup dilakukan
dengan 100 % enantioselektif (satu dari pasangan substansi isometrik, struktur
yang merupakan bayangan cermin dari substansi lainnya).
5. PEPTIDA
Kunci reaksi biokimia dari asam amino, adalah perubahan menjadi peptida,
polipeptida dan protein. Zat-zat ini semua merupakan asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan amida. Ikata amida terjadi antara gugus amino dengan
gugus karboksil yang disebut dengan ikatan peptida. Seperti yang digambarkan
Alanylglycine berikut :
H OH
H O
|
|||
|
||
C- Terminal amino acids
N-Terminal amino acids
H3 N+ C CN C C O
|
|
CH3
H
Asam amino, Ikatan Peptida dan Protein
Alanyglycine
Ala-Gly
Sesuai kesepakatan struktur peptida seperti gugus amino (H3N+atau H2N)
ditulis disebelah kiri dan gugus karboksil (CO2 atau CO2H) ditulis sebelah kanan.
Diujung kiri dan kanan peptida berturut-turut disebut dengan N terminus (amino
terminus) dan C terminus (karboxyl terminus). Alanine sebagai N-terminal asam
amino pada alanylglycine; glycine sebagai C-terminal asam amino. Kita dapat
menyebutkan urutan susunan asam amino dengan tepat pada ikatan peptida.
Susunan asam amino dengan yang serasi khusus menggunakan tiga huruf asam
amino yang disingkat.untuk masing-masing asam amino dan dihubungkan tanda
hubung atau menggunakan satu huruf singkatan. Komponen asam amino secara
khusus sering disebut sebagai asam amino residu
Gambar 5.1
Struktur fitur dari Lalanylglycine seperti yang
ditentukan oleh
kristalografi sinar X
CH3
O
||
N CH C O
|
|
H
CH2
|
O
NH3+ O
||
|
||
O C CH2 CH C
Aspartic acid (Asp/D)
Asp-Phe
Phenylalanine
Beberapa tahun yang lalu para ahli kimia
berhasil mensitesa senyawa ini dalam
( Phe / F )
hubungannya dengan penelitian enzim pencernaan. Para ahli kimia mencatat
bahwa zat baru mempunyai rasa yang manis; zat tersebut mempunyai tingkat
kemanisan 200 kali dari pada gula. Pemanis tiruan diberi nama umum aspartame
dan nama dagangnya adalah Nutrasweet. Nutrasweet ditemukan pada jenis
minuman ringan dan makanan diet.
Sampai saat ini kita telah berhubungan dengan dipeptida. Suatu tripeptida
mengandung 3 asam amino residu dan begitu juga seterusnya. Polipeptida
mengandung lebih banyak unit asam amino. Protein adalah polipeptida biasanya
mengandung 100-300 asam amino.
Jumlah asam amino residu tidak diperlukan untuk memperbesar peptida
tapi untuk mempertahankan aktivitas biologi yang penting. Gambar 5.2
menunjukkan struktur dari leucine enkephalin, sebuah pentapeptida. Enkephalins
merupakan komponen endorphins yaitu zat penekan rasa sakit yang dilepaskan
oleh otak bila syaraf tertentu dirangsang oleh akupuntur, keberadaan polipeptida di
dalam otak bertindak sebagai obat untuk menghilangkan rasa sakit, seperti morfin,
aspirin pada tubuh manusia. Zat kedua, yang diketahui sebagai methionin
enkephalin, keberadaannya juga sebagai endorphins. Methionin ekephalins
10
berbeda dari leucine enkephalins hanya pada atom C terminal asam amino yang
dimiliki methionin.
Gambar 5.2
Peptida memiliki struktur ramping (gambar atas 5.2 b) berbeda dari yang
digambarkan pada gambar 5.2 a yang diketahui. Salah satu jenis yang tampak pada
nonapeptida oksitosin (gambar 5.3). Oksitosin adalah hormone yang disekresikan
oleh kelenjar pituitary yang menstimuli kontraksi rahim selama proses kelahiran
dan selama masa penyusuan. Dari pada gugus karboksil terminal, residu glysin
terminal pada oksitosin dimodifikasi sehingga tidak ada amida yang sesuai. Dua
unit sistein, satu dari mereka, N terminal asam amino, bergabung dengan ikatan
belerang-belerang membentuk unit cincin lingkar besar disulfide. Berikut ini
adalah struktur umum modifikasi pada polipeptida dan protein yang mengandung
residu sistein. Senyawa tersebut menyediakan ikatan kovalen antar bidang (daerah)
11
dari rantai peptida yang mungkin banyak mengandung residu asam amino
digantikan oleh yang lain.
Gambar 5.3
H O
H O
|
||
|
||
HN C C
HN C C
|
|
CH2S
CH2SH
CH2S dan protein, tidak hanya
Jembatan
disulfide cukup umum pada polipeptida
CH2SH
|
|
dalam bentuk cincin,
seperti pada oksitosin, tetapi menjaga rantai polipetida yang
C C NH
Cbersama.
C NH
terpisah tetap
Contoh
insulin, mempunyai|| dua|rantai polipeptida dijaga
||
|
bersama-sama dengan jembatan disulfide.seperti yang
O Hdigambarkan pada skema
O H
Systein
berikut. Two systeins
12
Struktur primer dari peptida atau protein adalah susunan asam amino
ditambah beberapa jembatan disulfide. Penentuan struktur primer suatu peptida
merupakan tugas yang berat, karena jumlah kemungkinan kombinasi asam amino
mengejutkan (luar biasa). Jika diberikan struktur peptida yang belum diketahui,
bagaimana menentukan susunan asam amino.
Tahap pertama, tentukan asam amino yang ada dan masing-masing
jumlahnya relatif sama. Zat peptida yang tidak dikenal dihidrolisis dengan
menggunkan katalis-asam. Dibawah kondisi tersebut masing-masing ikatan amina
akan terlepas, menghasilkan larutan yang mengandung seluruh asam amino yang
ada pada senyawa peptida semula. Contoh, hidrolisis leusin enkephalin
menghasilkan larutan yang mengandung 2 mol glisin dan 1 mol masing-masing,
tirosin,penilalanin, dan leusin.
Leusin enkephalin
H3O+
heat
13
Campuran hasil hidrolisis kemudian dipisahkan, dan jumlah masingmasing asam amino ditentukan dengan reaksi ninhidrin. Reaksi ninhidrin dengan
asam amino menghasilkan senyawa yang memberikan warna violet. Jumlah relatih
mol masing-masing asam amino yang ada pada peptida semula sebanding dengan
intensitas warna violet tersebut. Pemisahan dan identifikasi asam amino yang
terdapat pada peptida biasanya dilakukan secara otomatis dengan menggunakan
penganalisis asam amino.
7. PENENTUAN
STRUKTUR
PEPTIDA:
CARA
KERJA
ANALISIS
SUSUNAN
Penentuan komposisi asam amino suatu polipeptida hanyalah langkah awal
dalam penentuan struktur secara lengkap. Susunan asam amino pada rantai peptida
harus menentukan struktur yang lengkap. Jumlah kemungkinan rangkaian asam
amino sangat menakjubkan. Contoh: asam amino yang diperoleh dari hidrolisis
leusin enkephalin (2Gly,Tyr,Phe,Leu) dapat digunakan untuk menyusun 60
polipeptida yang berbeda. Hanya satu dari mereka yang benar yaitu struktur dari
leusin enkephalin.
Beberapa cara yang digunakan untuk menentukan susunan asam amino
pada rantai peptida. Termasuk hidrolisis parsial peptida menggunakan katalisenzim, dan analisis gugus terakhir. Metode ini akan kita bahas setelah bagian ini.
8. HIDROLISIS PARSIAL PEPTIDA
Karena hidrolisis peptida dengan menggunakan katalis-asam memutus
ikatan amida tanpa pandang bulu, dan akhirnya merusak semuanya, berkenaan
dengan enzim hidrolisis jauh lebih selektif dan metode ini digunakan untuk
merubah peptida menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
Enzim-enzim yang berfungsi sebagai katalis pada hidrolisis peptida
disebut; peptidases, proteases, atau enzim proteolytic. Satu gugus enzim
Asam amino, Ikatan Peptida dan Protein
14
15
Potongan-potongan
yang saling overlap
Hidrolisis
Fragment
Original
peptide
Seperti
yang
kita
lihat
pada
bagian
sebelumnya,
katalis
PTH Derivate
Remainder of
Peptide
Peptida yang baru telah berkurang satu residu asam amino dibandingkan
peptida semula dan N-terminal asam amino yang baru,adalah berasal dari rantai
kedua pada peptida semula. Prosedur Edman yang diulang-ulang baru-baru ini
diakui secara terbuka bahwa N-terminal dapat diidentifikasi dan juga seterusnya.
Dengan jelas susunan materi 20 asam amino yang teratur pertama berasal
dari N-terminal merupakan pengulangan siklus Edman dan 60 residu telah
ditentukan dari satu sampel protein myoglobin. Seluruh prosedur otomatis telah
digabung menjadi alat yang disebut dengan Edman Sequenator yang melakukan
semua operasi di bawah control computer.
10. LANGKAH-LANGKAH SINTESIS PEPTIDA
Salah satu cara untuk membuktikan bahwa struktur peptida yang
diusulkan dengan mensitesis suatu peptida yang mempunyai susunan spesifik
dari asam amino dan keduanya dibandingkan. Ini dilakukan seperti contoh, pada
kasus bradykinin suatu peptida yang terdapat pada darah yang bertindak untuk
menurunkan tekanan darah. Bradykinin akan bertindak, sebagai bentuk respon
rasa sakit yang disebabkan sengatan tawon dan serangga lainnya, racun yang
dikandungnya mendorong bradykinin dilepskan, menyebabkan sakit parah local.
Bradykinin dalam bentuk asalnya diperkirakan sebagai oktapeptida yang
mengandung 2 residu proline; namun demikian suatu nonapeptida mengandung 3
17
prolins pada sususan berikut dapat disintesis dan ditentukan dengan identifikasi
bradykinin alami dalam segala hal termasuk aktivitas biologis.
Arg-Pro-Pro-Gly-Phe-Ser-Pro-Phe-Arg
Bradykinin
Sebuah reevaluasi urutan asli data yang tak dapat dipungkiri bahwa
bradykini alami sesungguhnya nonapeptida seperti yang ditunjukkan. Sintesis
peptida ini tidak lebih dari mengkonfirmasi struktur, sintesis adalah alat untuk
menentukan struktur,
Ahli-ahli kimia dan biologi juga mensitesa peptida untuk lebih
memahami bagaimana mereka berperilaku. Dengan mengubah urutan secara
sistematis,boleh jadi dapat diketahui yang mana asam amino yang erat terlibat
pada reaksi khususnya peptida. Banyak sintesis peptida telah dipersiapkan untuk
untuk menemukan obat-obatan yang baru
Pada sintesis peptida secara objektif mungkin secara sederhana
dinyatakan: untuk menghubungkan asam-asam amino pada susunan yang sesuai
aturan melalui pembentukan ikata amida diantara mereka. Sejumlah metode dan
pereaksi sangat efektif telah dirancang untuk menentukan susunan ikatan peptida,
juga bahwa penggabungan asam-asam amino oleh pertalian amida tidak sulit.
Kesulitannya memastikan letak urutan yang benar apa yang dikandungnya.
Berikut ini dapat memberikan ilustrasi dengan mengingat sintesis yang
digambarkan dipeptida, Phe-Gly. Secara acak susunan ikatan peptida pada
campuran yang mengandung phenylalanine dan glycine akan mengharapkan
petunjuk kepada empat dipeptida.
Sintesis secara langsung juga hanya pada pembentukan Phe-Gly, gugus
amino pada phenylalanine dan gugus karboksil pada glycine harus diproteksi
agar mereka tidak dapat bereaksi dibawah kondisi formasi ikatan peptida. Kita
dapat menyatakan langkah formasi ikatan peptida oleh persamaan berikut,
dimana X dan Y berturut-turut gugus pelindung amina dan karboksil.
Asam amino, Ikatan Peptida dan Protein
18
H O
|
||
HN C C O
|
H
O
Phe-Glye
||
H3 N+ CH C
|
CH2
|
H O
|
||
HN C C Y
|
H
O
Protected
Phe-Glye
||
X-H N CH C
|
CH2
|
O
Proteksi gugus amino dari N-terminal asam
|| amino dan gugus karnoksil
X-H N CH C OH
pada C-terminal asam amino.
|
Pasangkan dua asam amino terproteksi
dengan formasi ikatan amida
CH2
|
diantara keduanya.
3. Deproteksi gugus amino pada N-terminal dan gugus karboksil pada HC- O
|
||
terminal.
Sebagai analogi semakin tinggi peptida, yang dipersiapkan, cara
H2 N+ C C Y
|
yang diperlukan
H
juga semakin panjang, secara garis besar untuk sintesis seperti dipeptida.
C-protected Glycine
19
H+
H2NCH2CO2CH2C6H5
H2O
Glysine
Benzyl alkohol
Glysinebenzilester
Keberhasilan pembentukan ikatan peptida diantara suatu asam amno Nterproteksi dan C-terproteksi satunya sering disebabkan oleh penggunaan agen
aktivasi, DCCl (N,N disikloheksilkarbodiimide)
20
O
||
ZH N CH C OH
|
CH2C6H5
O
DCCl
||
Chloroform
H2NCH2COCH2C6H5
+
Glysinebenzileste
Z-Phe
O
O
||
||
ZH N CH C NHCH2COCH2C6H5
|
CH2C6H5
Z-Protected Phe-Gly benzyl ester 83%
Jumlah gugus Z yang digunakan dan gugus benzyl ester terproteksi dapat
dengan mudah kembali (deproteksi) dengan reaksi selain hidrolisis. Perlakuan
pada Z-protected peptida benzyl ester dengan hidrogen dengan menggunakan
katalis palladium merubah kedua gugus pelindung mengalami hidrogenasi
menghasilkan dipeptida.
Peptida yang lebih besar dipersiapkan setiap langkah pengembangan
rantai peptida satu asam amino setiap waktu, atau oleh pasangan yang
mengandung bagian-bagian beberapa residu.(pendekatan pemadatan bagianbagian), Kelenjar lendir hormon adrenocorticotropic (ACTH) pada manusia
mempunyai 39 asam amino dan disitesis menjadi pasanganpasangan peptida
yang lebih kecil mengandung residu 1-10, 11-16, 17-24, dan 25-39. Peranan
penting yang menarik dari pendekatan ini adalah variasi potongan-potongan
21
menggunakan fragmen kondensasi adalah insulin (51 asam amino) dan protein
ribonuklease A (124 asam amino)
12. STRUKTUR SEKUNDER DARI PEPTIDA DAN PROTEIN
Ingat bagian F, bahwa struktur primer dari satu peptida itu disusun
ditentukan oleh susunan(urutan) asam amino. Kita juga membicarakan struktur
sekunder dari peptida yaitu konfirmasi tetangga terdekat asam amino dengan
hubungannya satu sama yang lain. Ikatan hidrogen antara N-H pada gugus satu
asam amino residu dan C=O gugus yang lain saling mempengaruhi bahwa
peranan terbesar struktur sekunder dari suatu peptida adalah protein.
..
.
:O
.
Hidrogen bond
Biasanya dua protein struktur sekunder yang ditemui yaitu heliks dan
pleated sheet. Contoh sebuah protein heliks yang ditunjukkan pada gambar..
Struktur heliks distabilkan oleh ikatan hidrogen didalam rantai Bentuk helik
sebelah kanan tentang 3.6 asam amino per putaran yang diijinkan setiap karbonil
oksigen menjadi ikatan hidrogen pada proton amida.
heliks yang terdapat pada beberapa protein. Pada prinsipnya protein
yang terdapat pada otot (myosin) dan wool (-kerotin), sebagai contoh
mengandung prosentase heliks yang tinggi. Jika serat wool direntangkan,
bagian helik tersebut memanjang dan tipis oleh rusaknya ikatan hidrogen. Setelah
22
Fig. 12
Substituen sisi rantai dari masing-masing rantai bergantian berselangseling di atas dan di bawah bidang yang dibentuk oleh ikatan hidrogen gugus
amida, memberikan bukit pada lipatan. Struktur pleated- sheet biasanya hanya
stabil pada protein yang mempunyai prosentasi yang besar dari rantai sisi kecil
seperti H (glysin), CH3 (alanine), atau CH2OH (serine). Ini memungkinkan rantai
peptida menjadi cukup dekat pada ikatan hidrogen yang dibentuk.
13. STRUKTUR TERSIER DARI PEPTIDA DAN PROTEIN
Fig. 13.1
23
Struktur tersier dari peptida atau protein memberi petunjuk lipatan pada
rantai. Cara rantai terlipat akan mempengaruhi keduanya baik sifat fisik dari
protein dan fungsi biologi. Structur protein, misalnya yang terdapat pada kulit,
rambut, otot, wool, dan sutra mungkin mempunyai salah satu struktur sekunder
helik atau pleated-sheet, tetapi pada umumnya mereka bentuknya memanjang,
dengan sebuah rantai panjang berkali lipat diameter cicinnya. Mereka
digolongkan sebagai protein berserabut dan sesuai dengan peran strukturnya,
cenderung tidak larut dalam air. Beberapa protein yang lain, termasuk
kebanyakan enzim berfungsi pada media air. Beberapa yang larut, tapi kebayakan
mereka terdispersi sebagai koloid. Protein-protein yang jenis ini disebut protein
globular. Protein globular diperkirakan berbentuk bola. Gambar 13 menunjukkan
karboksipeptidase A sebuah gabungan protein yang mengandung 307 asam
amino. Ciri khas protein misalnya karboksipeptidase A gabungan unsur-unsur
sejumlah struktur sekunder, beberapa bagian adalah struktur helik yang lain
pleated-sheet; dan masih berhubungan satu dengan yang lain tidak mudah untuk
dijelaskan.
Bentuk protein yang besar dipengaruhi beberapa factor, termasuk
rangkain struktur primer dan sekunder. Ikatan disulfida ditunjukkan gambar 13
dihubungkan Cys 138 dari karboksipeptida A ke Cys 161 dan berperan pada
struktur primer. Karboksipeptidase A mengandung satu ion Zn2+ yang penting
bagi aktivitas katalitis dari enzim, dan mempengaruhi keberadaan struktur tersier.
Ion Zn2+, terletak dekat pusat enzim, berikatan koordinanasi pada nitrogen
imedazole dari dua residu histidine (His-69, His-196) dan pada sisi rantai
karboksilat dar Glu-72.
Protein struktur tersier, juga dipengaruhi oleh lingkungan. Di dalam air
protein globular biasanya mengikuti bentuk tempat gugus hydrophobic ke arah
bagian dalam, dengan gugus polar tersebut pada permukaan dimana mereka
terlarut dalam molekul-molekul air. Sekitar 65%, dari massanya, kebanyakan
adalah air, dan protein yang berada di dalam sel dikatakan sebagai penduduk
Asam amino, Ikatan Peptida dan Protein
24
asli - struktur tersier yang mana mereka memperlihatkan aktivitas bilogi. Ketika
struktur protein diganggu oleh penambahan zat-zat yang menyebabkan cincin
protein terbuka, protein menjadi rusak (denaturasi) dan kehilangan sebagian
besar semua aktivitasnya. Bukti yang mendukung pandangan bahwa struktur
tersier ditentukan oleh struktur primer termasuk eksperimen di mana protein
denaturasi dan didiamkan dimana mereka diserap secara spontan readopt
penduduk asli konfirmasi dengan pemulihan aktivitas biologi secara penuh.
Kebanyakan protein tersier ditentukan dengan kristalografi sinar X,
Pertama, myoglobin oksigen disimpan protein pada otot, ditentukan pada tahun
1957. Sejak seribu tahun atau lebih telah ditemukan. Pada bentuk koordinat
kristalografi data-datanya dismpan pada Protein Data Bank, dan mereka tersedia
dengan bebas. Struktur tiga dimensi karboksi peptidase bisa dilihat pada gambar
13, sebagai contoh pengiriman data koordinasi yang dihasilkan dari protein data
bank dan diubah menjadi sebuah model molekul. Saat ini protein data bank ratarata sekitar satu struktur protein baru setiap hari.
Untuk mengetahui bagaimana cincin protein terlipat adalah kunci resep/
rumus di dalam memahami mekanisme sebuah reaksi yang menggunakan sebuah
katalis enzim. Ambil karboksipeptidase sebagai contoh. Katalis enzim pada
hidrolisis ikatan peptida pada atom C terminal.Ini dipercaya bahwa ikatan ionik
antara muatan positif sisi rantai sebuah argininresidu (Arg-145), dari enzim dan
muatan negatif gugus karboksilat, endapan asam amino terminal terikat peptida
active site (tampak aktif), wilayah enzim bagian dalam dimana katalistis gugus
fungsional yang penting ditemukan. Dalam hal ini ion Zn2+, bertindak sebagai
asam Lewis menuju oksigen karbonil dari substrat peptida, meningkatkan
kerentanan terhadap serangan molekul air.
Sistem kehidupan megandung ribuan perbedaaan enzim. Seperti yang
telah kita lihat, semua struktur sangat komplek, dan tidak ada pengaruh
generalisasi untuk mencakup semua aspek enzimickatalisis. Pada kasus
25
..
O:
Zn2+
O
H2N
H3N+ peptida
C NH CH
+ C Arg 145
| C
R
H
O H2N
:O :
H
Gambar 13.2 .Rancangan mekanisme hidrolisis sebuah katalis peptida oleh
karboksipeptidase A. Ikatan peptida active site oleh ikatan ionik antara atom C
terminal asam amino dan muatan positif sisi rantai dari arginine 145. Ikatan
koordinasi dari Zn2+ ke oksigen membuat karbon pada gugus karbonil lebih
positif dan menaikkan kecepatan pasangan elektron air untuk menyerang
14. COENZIM
Jumlah proses kimia pada rantai sisi protein mampu menyerang agak
terbatas. Kebanyakan diantara donor proton yang penting adalah , proton abstrak
dan penambahan nucleofilik pada gugus karbonil. Pada beberapa proses biologi
banyak variasi yang memerlukan kereaktifan, dan protein sering bertindak dalam
kombisasi dengan molekul organik non protein untuk dibawa pada keperluan
kimia. Pembantu molekul ini, memberi petunjuk pada coenzim, cofactor, atau
gugus prostetic, berinteraksi dengan keduanya
26
Fig. 14. 1
14.2
terdiri atas sebuah gugus heme disekitar sebuah protein dari 153 asam
amino..Empat atau enam lokasi ikatan koordinasi disediakan oleh Fe 2+ diambil
oleh nitrogen dari porphyrin, satu oleh residu histidin dari protein, dan yang
terakhir oleh molekul air. Oksigen yang disimpan pada myoglobin dari darah
dengan bentuk Fe O2 kompleks, Oksigen diganti air dan enam ligan pada besi
terikat pada besi sampai mereka diperlukan. Protein bekerja sebagai wadah
(container) untuk heme dan mencegah oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+, dan tempat
oksidasi pada besi yang kekurangan kemampuan untuk mengikat oksigen. Secara
terpisah, tidak satupun protein mengikat oksigen dalam larutan air; bersama,
bekerja dengan mereka dengan baik.
27
28
29
Daftar Pustaka
30