Anda di halaman 1dari 122

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Disajikan dalam
ToT Penyuluh Perbendaharaan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

2013

Tinjauan Instruksional Umum


menjelaskan materi konsep dasar akuntansi pemerintahan; sistem dan siklus
akuntansi keuangan SKPD, PPKD dan Konsolidasian Pemda; serta memahami
penyusunan, analisis dan pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah.

Pokok Bahasan
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah,
mulai dari Pengertian dan Konsep Dasar
Akuntansi, Prinsip Akuntansi, Bagan Akun
Standar, Penyusunan Laporan Keuangan
dan Analisis Laporan Keuangan

Tidak mencakup
1. Kebijakan akuntansi pada
masing masing pemda
2. Pengaturan rinci dalam SAP dan
peraturan perundang-undangan
turunannya

(1) Konsep Dasar

(3) Analisis LK Pemda

(2) Akuntansi SKPD, PPKD,


Pemda

(4) Pemeriksaan Laporan


Keuangan Pemda
2

Konsep Dasar Akuntansi

Pengertian dan Konsep Dasar


Accountancy

Accounting

Auditing

Profit
Posisi keuangan

Business Acc.

Perkembangan Usaha

Informasi
untuk
Executives

Cost/mgt acc.

Governmental
Acc.

Financial Acc.

GAAP/PABU

Social/national/
macro Acc.

1. Pendapatan &
Produksi
Nasional
2. Antar Industri
3. Arus Dana
4. Neraca
Pembayaran
5. Neraca
Nasional

Informasi untuk
Share & Stakeholder
1 Neraca
2. Laba Rugi
3. Perubahan Modal

Akuntansi Pemerintahan
Adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan lembaga pemerintahan dan lembagalembaga lainnya yang tidak bertujuan untuk mencari laba
Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara,
peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi
sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah. (PP 08/2006)

Proses
Politik

Struktur
pemerin
tahan

Lingkungan Akpem menurut GFOA

Struktur Pemerintahan:
1. Untuk melayani kebutuhan warga
2. Trias politika sbg check and balance mechanism
3. Penekanan pada mutu pelayanan & spending eficiency
Sifat Sumber Daya:
1. Tdk ada hubungan langsung harga dgn Barang & Jasa
2. Sulit menghubungkan Jasa dengan Pajak yg dibayarkan
3. Investasi pada aktiva yang tidak menghasilkan
pendapatan
Proses Politik:
Rakyat dpt mempengaruhi pemerintah untuk memberikan
kpd rakyat pelayanan maksimum dgn pembayaran pajak
minimum melalui proses demokrasi (mekanisme
pembahasan APBN/APBD)
5

Ciri Ciri Lingkungan Pemerintahan


hubungan antara
pembayaran pajak
dengan pelayanan
pemerintah

bentuk umum
pemerintahan dan
pemisahan
kekuasaan;

Ciri Utama
Struktur
pemerintahan
& pelayanan

Pengaruh proses
politik;

Sistem
pemerintahan
otonomi & transfer
pendapatan antar
pemerintah;

Ciri Keuangan Pemerintah:


1. anggaran sebagai pernyataan
kebijakan publik, target fiskal,
dan sebagai alat pengendalian;
2. investasi dalam aset yang tidak
langsung menghasilkan
pendapatan;
3. kemungkinan penggunaan
akuntansi dana untuk tujuan
pengendalian: dan
4. penyusutan nilai aset sebagai
sumber daya ekonomi karena
digunakan dalam kegiatan
operasional pemerintahan.

Karakteristik Akuntansi Pemerintahan


A guide to Accounting, Financial
Reporting, and Auditing in Federal
Government (Sugiyarto, 1995)
Tidak mencatat laba rugi
non profit oriented

Tidak mencatat kepemilikan


pribadi negara milik rakyat
Akpem tergantung bentuk
negara beda satu negara
dengan negara lainnya
Akpem terkait erat
pengurusan keuangan dan
sistem penganggaran
akpem menyediakan info
realisasi Anggaran

akuntansi dana
dana = satuan
akuntansi dan fiskal
untuk melaksanakan
kegiatan tertentu

Muhammad
Gade, 1993

tidak ada model


atau disain tunggal
untuk akuntansi
pemerintahan

Tujuan Pelaporan Keuangan

Keseimbangan
Antargenerasi

Peranan
LKPD

Transparansi
Manajemen

Akuntabilitas

Tujuan Pelaporan Keuangan adalah


menyediakan informasi ttg
1. Kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran.
2. Kesesuaian cara memperoleh sumber daya
ekonomi & alokasinya dengan anggaran &
peraturan
3. Jumlah sumber daya ekonomi beserta hasil yang
dicapai.
4. Bgmn entitas pelaporan mendanai kegiatan
termasuk mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Posisi keuangan & kondisi entitas pelaporan
terkait sumber penerimaan
6. Perubahan posisi keuangan entitas pelaporan
(naik/turun selama periode pelaporan)
8

8 Prinsip Akuntansi & Pelaporan Keuangan


Basis
Akuntansi

Nilai
Historis

Realisasi

Akrual: Pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, & ekuitas


Kas: Pendapatan-LRA, Belanja, Pembiayaan, LPSAL, LAK.
Jika anggaran Berbasis Kas --> LRA berbasis Kas & sebaliknya.

Aset dicatat sebesar kas untuk memperolehnya, atau nilai wajarnya saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar kas yang akan dikeluarkan terkait pelaksanaan kegiatan
pemerintah.

Karena LRA wajib disusun, pendapatan/beban basis kas (belanja) diakui stl
diotorisasi, yang akan menambah/mengurangi kas.
Prinsip matching-cost against revenue principle tidak ditekankan dalam Akpem.

Peristiwa/transaksi dicatat & disajikan sesuai substansi & realitas ekonomi, selain
aspek formalnya.
Substansi Jika substansi aspek formal maka diunggulkan substansi dan diungkapkan
mengungg dalam CALK.

uli bentuk

8 Prinsip Akuntansi & Pelaporan Keuangan (2)


Periodisitas

Untuk mengukur kinerja entitas dan posisi sumber daya, kegiatan akt &
pelaporan Keuangan dibagi kedalam periode-periode.

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian serupa dari


periode ke periode. Perlakuan boleh berubah asal perlakuan yang baru
Konsistensi dapat memberikan informasi yang lebih baik dan diungkapkan dalam CALK.

Full
Disclosure

Penyajian
wajar

Semua informasi yang material & mempengaruhi proses pengambilan


keputusan diungkapkan secara penuh baik dalam lembar laporan maupun
CALK.

Komponen unsur LK disajikan secara wajar dengan menggunakan


pertimbangan sehat saat menghadapi resiko ketidakpastian, sehingga
aset/pendapatan tidak overstated dan kewajiban/beban tidak understated.

10

Jenis Laporan Keuangan Pemda


Financial Report
NERACA
1. Aset sumber daya yg dikuasai/dimiliki yg manfaat ekonomi /sosialnya diharapkan akan diperoleh.
2. Kewajiban sumber daya yg akan dikeluarkan akibat peristiwa masa lalu.
3. Ekuitas kekayaan bersih pemerintah (Aset Kewajiban)

LO
1.
2.
3.
4.

Pendapatan LO (Hak pemda yg menambah ekuitas)


Beban (Kewajiban pemda yang mengurangi ekuitas)
Transfer (Hak penerimaan / kewajiban pengeluaran satu entitas ke entitas pelaporan lain)
Pos Luar Biasa (pendapatan / beban luar biasa akibat peristiwa luar biasa, tidak teramal, tidak
sering dan di luar kendali entitas)

Laporan Perubahan Ekuitas

A
c
c
r
u
a
l

Kenaikan/penurunan ekuitas dibandingkan tahun sebelumnya

CALK
1. Informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal/keuangan & pencapaian target Perda APBD
termasuk kendala /hambatan yg dihadapi
2. Ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan;
3. Informasi ttg dasar penyusunan laporan keuangan & kebijakan akuntansi yg dipilih;
4. Penjelasan, rincian & analisis setiap pos pada laporan keuangan.
5. Informasi tambahan yg diperlukan tapi tidak disajikan dlm lembar muka laporan keuangan.
11

b
a
s
i
s

Jenis Laporan Keuangan Pemda


Budgetary Report and Cash Flow
LRA
1. Pendapatan-LRApenerimaan kas daerah yang menambah SiLPA/SAL dan tidak akan dibayarkan
kembali.
2. Belanja pengeluaran kas daerah yang mengurangi SiLPA/SAL dan tidak akan diterima kembali.
3. Pembiayaan Penerimaan/Pengeluaran Kas Daerah yang akan dibayarkan/diterima kembali.

Laporan Perubahan SAL


Kenaikan/penurunan SAL dibandingkan tahun sebelumnya.

C B
a a
s s
h i
s

LAK
Menacatat penerimaan/ pengeluaran kas dari aktivitas:
1. Aktivitas operasional pelaksanaan APBD
2. Aktivitas investasi penjualan/pembelian BMD
3. Aktifitas Pendanaan pembiayaan APBD
4. Aktivitas Transitoris PFK, dan aktifitas non anggaran lainnya.

12

Contoh Format Neraca

PEMERINTAH KOTA SALAK


Neraca
Per 31 Desember 20x1 dan 20x0
Uraian
ASET
ASET LANCAR
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen
Investasi Permanen
Jumlah Investasi Jangka Panjang
ASET TETAP
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap

20X1

20X0

Xxx

Xxx

DANA CADANGAN
ASET LAINNYA
Jumlah Aset Lainnya
JUMLAH ASET

(xxx)
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
xxxx

(xxx)
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Xxxx

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
JUMLAH KEWAJIBAN

Xxx

Xxx

Xxx
xxxx

Xxx
Xxxx

EKUITAS
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

13

Contoh Format Laporan Arus Kas


PEMERINTAH KOTA SALAK
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir S.d 31 Desember 20x1 dan 20x0
20x1
20x0
URAIAN
(Rp)
(Rp)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Arus Kas Masuk
Pendapatan asli daerah
Dana Perimbangan
Pendapatan Lainnya
Jumlah
Arus Kas Keluar
Belanja Operasi
Jumlah
Arus Kas Bersih dari Aktlvitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Arus Kas Masuk
Pendapatan Penjualan atas Tanah
Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin
Pendapatan dari Penjualan Aset ....
Jumlah
Arus Kas Keluar
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Aset ....
Jumlah
Arus Kas Bersih dart Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan
14

Laporan Arus Kas (2)


URAIAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Arus Kas Masuk
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Aset/Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman dan Obligasi
Penerimaan Kembali Pinjaman
Penerimaan Piutang
Jumlah
Arus Kas Keluar
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang Pinjaman dan Obligasi
Pemberian Pinjaman
Jumlah
Arus Kas Bersih dart Aktivitas Pembiayaan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS TRANSITORIS
Arus Kas Masuk
Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga
Jumlah
Arus Kas Keluar
Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga
Jumlah
Arus Kas Bersih dart Aktivitas Nonanggaran
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas Selama Periode
Saldo Awal Kas di BUD/Kas Daerah
Saldo Akhir Kas di BUD/Kas Daerah
Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran
Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Akhir Kas

20x1
(Rp)

20x0
(Rp)

15

Contoh Format Laporan Operasiional


PEMERINTAH KOTA SALAK
Laporan Operasional
Untuk Tahun Yang Berakhir S.d 31 Desember 20x1 dan 20x0
URAIAN
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Lain-Lain Pendapatan yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN
BEBAN
Beban Pegawai
Beban Persediaan
.......
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Surplus Penjualan Aset Non Lancar
Defisit Penyelesaian kewajiban Jk Panjang
...........
SURPLUS/DEFISIT KEG. NON OPERASIONAL
SURPLUS/DEFISIT SBLM POS LUAR BIASA
POS LUAR BIASA
Pendapatan Luar Biasa
Pos Luar Biasa
POS LUAR BIASA
SURPLUS/DEFISIT - LO

20X1

20X1

Kenaikan/
Penurunan

(%)

XXXX

XXXX

XXXX

XX

XXXX

XXXX

XXXX

XX

XXXX
XXXX

XXXX
XXXX

XXXX
XXXX

XX
XX

XXXX
XXXX

XXXX
XXXX

XXXX
XXXX

XX
XX

XXXX

XXXX

XXXX

XX

XXXX

XXXX

XXXX

XX
16

Contoh Format Laporan Perubahan Ekuitas

PEMERINTAH KOTA SALAK


Laporan Perubahan Ekuitas
Per 31 Desember 20x1 dan 20x0
NO

URAIAN

20X1

20X0

1 EKUITAS AWAL

XXX

XXX

2 SURPLUS/DEFISIT-LO

XXX

XXX

3 DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR:


4

KOREKSI NILAI PERSEDIAAN

XXX

XXX

SELISIH REVALUASI ASET TETAP

XXX

XXX

LAIN-LAIN

XXX

XXX

XXX

XXX

7 EKUITAS AKHIR

17

Contoh Format Catatan Atas Laporan Keuangan


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN..
Bab I
Pendahuluan
1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan
2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan
3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan
Bab II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD
1. Ekonomi makro
2. Kebijakan Keuangan
3. Indikator pencapaian target inerja APBD
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan
2. Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
Bab IV Kebijakan Akuntansi
1. Entitas pelaporan keuangan daerah
2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
3. Basis pengukuran yang mendasri penyusunan laporan keuangan
4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi
pemerintahan
Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
1. Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan
2. Pengungkapan atas pos-pos aset dan ewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis
akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas
pelaporan yang menggunakan basis akrual.
Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan
Bab VII Penutup
18

Jenis Laporan Keuangan Pemda (2)


Statutory Report
LRA
1. Pendapatan (kas diterima Kasda yg menambah SiLPA)
2. Belanja (kas dikeluarkan Kasda yang mengurangi SiLPA)
3. Penerimaan/pengeluaran pembiayaan (kas
diterima/keluar kasda untuk dibayarkan/diterima
kembali) untuk menutup defisit/memanfaatkan
surplus

Perubahan SILPA
Menyajikan penambahan / pengurangan SILPA

Cash Basis
19

Contoh Format Laporan Realisasi Anggaran


PEMERINTAH KOTA SALAK
Laporan Realisasi Anggaran
Untuk Tahun Yang Berakhir S.d 31 Desember 20x1 dan 20x0
Anggaran
20X1

Realisasi
20X1

(%)

Realisasi
20X0

JUMLAH PENDAPATAN
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga

XXXX

XXXX

XX

XXXX

JUMLAH BELANJA
TRANSFER

XXXX

XXXX

XX

XXXX

XXXX

XXXX

XX

XXXX

XXXX

XXXX

XX

XXXX

XXXX

XXXX

XX

XXXX

XXXX

XXXX

XX

XXXX

URAIAN
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Lain-Lain Pendapatan yang Sah

TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA


SURPLUS/DEFISIT
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN NETO
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

20

Contoh Format Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

PEMERINTAH KOTA SALAK


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Untuk Tahun Yang Berakhir S.d 31 Desember 20x1 dan 20x0
NO

URAIAN

1 Saldo Anggaran Lebih Awal

20X1

20X0

XXX

XXX

(XXX)

(XXX)

XXX

XXX

4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)

XXX

XXX

XXX

XXX

6 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya

XXX

XXX

7 Lain-lain

XXX

XXX

XXX

XXX

Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun


Berjalan
Subtotal (1 - 2)

Subtotal (3 + 4)

Saldo Anggaran Lebih Akhir (5 + 6 + 7)

21

Siklus Akuntansi

22

Proses Akuntansi
Per in gkasan

Dok um e n
Tr an saksi

Buk u
Jur n al

Buk u
Be sar

Pen cat at an & Pen ggo lo n g an

Buk u
Pe m b an t u
Bu kt i
Pen er im aan Kas

Bu kt i
Pen g elu ar an Kas
Bu kt i Mem o r ial

Ju r n al
Pen er im aan Kas

Ju r n al

Ku m p u lan
Reken in g
(Rin g kasan d an
Rin cian )

Lap or an
Ke uan g an

Ke r t as
Ke r ja

Lap o r an Realisasi
An g g ar an

Ner aca Daer ah

Pen g elu ar an Kas

Lap o r an Alir an Kas


Cat at an at as

Ju r n al Um u m

Lap o r an Keu an g an

Keb ijakan Aku n t an si

23

Pencatatan dan Penggolongan


Hal 1
Tanggal

Nama akun dan Keterangan

Ref

Debit

`Kas di Kasda

1.1.1.01.01(4)

7.500.000

Kredit

2004 Jan
2

Pajak Hotel Bintang V

(2)
7.500.000(2)

(01)

Nama Akun : Kas


Tanggal

Ket

Nomor Akun: 1.1.1.01.01


Ref

Debit

Kredit

Saldo
Debit

2004 Jan

Kredit

(2)
2

Penerimaan pajak
hotel
(5)

j.1

7.500.000

7.500.000

(3)

Nama Akun : Pajak Hotel Bintang V


Tanggal

Ket

Ref

Nomor Akun: 4.1.1.01.01


Debit

Kredit

Saldo
Debit

Kredit

2004
Jan

Penerimaan pajak
hotel bintang V
(5)

j.1

7.500.000

7.500.000

(3)

24

Contoh Neraca Saldo


Pemda ABC
Neraca Saldo
Tahun Buku 20xx
Kode
Akun

Nama Akun

Kas

Debit

Kredit

16.600.000

Piutang Retribusi

1.000.000

Inv. Kantor

2.400.000

Alat Angkut

3.600.000

Pendapatan DAU

20.000.000

Pendapatan Jasa Operasi

7.000.000

Beban Sewa

1.800.000

Beban Telepon

1.000.000

Beban Pemeliharaan Gedung


Jumlah

600.000
27.000.000

27.000.000

25

Contoh Jurnal Penyesuaian

Pemda ABC
Jurnal Umum
Tahun Buku 20xx

No.
Bukti

Tanggal
31/12/2011

31/12/2011

31/12/2011

Jumlah

Uraian
Piutang Retribusi
Pendapatan Retribusi

D
5.000.000

K
5.000.000

Beban Penyusutan
Akm. Penyusutan

1.200.000

Beban telpon
Beban Sewa
Hutang Jasa Kantor

5.000.000
3.000.000

1.200.000

8.000.000

26

Contoh Kertas Kerja


Pemda ABC
Kertas Kerja
Tahun Buku 20xx
Kode Akun

Nama Akun

Kas
Piutang Retribusi
Inv. Kantor
Alat Angkut
Akumulasi penyusutan
Hutang Jasa Kantor
Pendapatan DAU
Pendapatan Jasa Operasi
Beban Sewa
Beban Telepon
Beban Pemeliharaan Gedung

Neraca Saldo

Ayat Penyesuaian

16.600.000
1.000.000
2.400.000
3.600.000

1) 5.000.000

Jumlah

D
16.600.000
6.000.000
2.400.000
3.600.000

2) 1.200.000
3) 8.000.000
20.000.000
7.000.000
1.800.000
1.000.000
600.000

Beban penyusutan
Jumlah

NS setelah Penyesuaian

27.000.000

27.000.000
Surplus
27.000.000 27.000.000

Laporan Operasional

1.200.000
8.000.000
20.000.000
12.000.000

1) 5.000.000
3a) 5.000.000
3b) 3.000.000

6.800.000
4.000.000

2) 1.200.000

600.000
1.200.000

14.200.000

14.200.000 41.200.000

14.200.000

14.200.000 41.200.000

Neraca
D
16.600.000
6.000.000
2.400.000
3.600.000

1.200.000
8.000.000
20.000.000
12.000.000
6.800.000
4.000.000

600.000
1.200.000

41.200.000 12.600.000 32.000.000


9.200.000
19.400.000
19.400.000
41.200.000 32.000.000 32.000.000 28.600.000 28.600.000
27

Simulasi Penyusunan Laporan keuangan


Lembar simulasi

28

Akuntansi Keuangan SKPD,


PPPKD dan Pemda

29

Overview Akuntansi Pemerintah


Dasar Hukum
1. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara
2. UU No. 1 /2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. UU No. 15 /2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara
4. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
5. UU No. 33/2004 tentang PKPD
6. PP No. 8 /2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintahan
7. PP No. 58/2005 tentang Keuangan Daerah
8. PP No. 71 /2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
9. PMK Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem
Akuntansi Pemerintahan.
10. PMDN No. 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah (direvisi dgn PMDN No. 59/2007 dan PMDN No. 21 /2011)
30

UU 17 /2003: Laporan Keuangan setidaknya memuat (1) LRA , (2) Neraca, (3)
LAK, (4)CALK berdasarkan SAP

UU 1/2004: Laporan Keuangan disusun berdasarkan proses akuntansi oleh


PA/KPA dan BUN/BUD

PP 8/2006:
Entitas pelaporan (1) pemerintah pusat, (2) pemda, (3) KL, dan (4) BUN
Entitas Akuntansi -- > pemerintah pusat : KPA dan pelaksana dekon/TP
-- > Pemda: SKPD, BUD, dan KPA tertentu

31

Komponen Laporan Keuangan Pemda

PP 24/2005

PP 71/2010

LRA

CALK

LAK

LPSAL

CALK

Neraca
LPE
LO
LAK

Keuangan

Keuangan

NERACA

Anggaran

Anggaran

LRA

Karakteristik Kualitatif
Relevan

Andal
Dpt
Dibandingkan
Dpt Dipahami

Feedback
Predictive

Tepat Waktu
Lengkap

Penyajian Jujur
Dpt DiVerifikasi

Netralitas

Antar Periode
Antar Entitas
Bahasa yg sesuai
Pengguna punya pemahaman
lingkungan operasional entitas

33

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH


Neraca

Sistem
(Proses)
Auntansi

LRA

CALK

Info NonAKT

LO
Indirect

LAK

LPSAL

LPE

Proses
Analisis

34

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH (2)


Perkada

Sistem Akuntansi Pemda

Kebijakan
Akuntansi

Minimal mengatur:
1. Format LK,
2. Kebijakan akuntansi,
3. Prosedur akuntansi,
4. Bagan akun standar,
5. Jurnal standar,
6. Entitas pelaporan dan
entitas akuntansi,
7. Dokumen sumber

Perundangan
Terkait KEUDA
1.
2.
3.
4.

Pengakuan
pengukuran
Pelaporan
pengungkapan

SAP

Struktur SA Pemda
SA-SKPD
LRA, LO, Neraca, LPE &
CaLK

SA-PPKD
LRA PPKD, LP-SAL, LOPPKD, Neraca PPKD, &
CaLK PPKD

SA-Konsolidasian
LRA, LP-SAL, LO, Neraca
Pemda, LPE, LAK, & CaLK
Pemda

35

Sistem Pembukuan
Keseimbangan
Dr vs Cr

Spt BKU
bendahara

Triple Entry

Double entry

Mencatat Akun Neraca & LO (Basis Akrual)

Single entry

Mencatat Transaksi Akun LRA (Cash Basis)

Aset,

Pendapatan-LRA.

Kewajiban,

Belanja.

Ekuitas,

Penerimaan pembiayaan.

Pendapatan-LO,

Pengeluaran pembiayaan.

Beban.

Laporan Keuangan Pemda


36

Persamaan Akuntansi Pemerintahan


SISI KIRI

SISI KANAN

(DEBIT)

(KREDIT)

Aset

Ekuitas

Keterangan

Persamaan 1: posisi neraca


dimana pemerintah tidak
memiliki utang

Aset

Kewajiban + Ekuitas

Persamaan 2: posisi neraca


dimana pemerintah memiliki
utang

Aset

Aset +
Beban

Kewajiban + Ekuitas +

Persamaan 3: posisi neraca

Pendapatan LO Beban

setelah dipengaruhi pelaksanaan

ATAU

APBD (di luar pembiayaan)

Kewajiban + Ekuitas +
Pendapatan LO
37

Kaidah Debit-kredit Dan Saldo Normal Akun

AKUN

DEBIT

KREDIT

SALDO NORMAL

ASET

(+)

(-)

DEBIT

KEWAJIBAN

(-)

(+)

KREDIT

EKUITAS

(-)

(+)

KREDIT

PENDAPATAN-LO

(-)

(+)

KREDIT

BEBAN

(+)

(-)

DEBIT

38

Perda Keuda

Peraturan
Kepala Daerah

SAP
PUSAP

Kebijakan Akuntansi
Prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturanaturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih
Pedoman teknis akuntansi tambahan yang mengacu
kepada SAP dan ketentuan perundang-undangan
mengenai keuangan daerah
mengatur pengakuan, pengukuran, pelaporan dan
pengungkapan transaksi secara spesifik
39

Bagan Akun Standar


Dikembangkan
dari struktur
LKPD sesuai SAP
& mengacu PUSAP
Berisi nama &
kode akun untuk
mencatat serta
mengklasifikasi
kan transaksi
serupa

238/PMK.05/2011
Tentang PUSAP

Bagan Akun
Standar

40

Prinsip Akuntansi Pemda Accrual Basis


LRA
Pendapatan

Belanja

1.Kas Masuk Kasda, menambah


SAL, hak pemda & tak perlu
dibayar kembali.
2.Diakui saat diterima di Kasda.
3.Diklasifikasikan menurut
kelompok/jenis.
4.Transfer masuk penerimaan
kas dari entitas pelaporan lain.
5.Berdasarkan asas bruto, kecuali
besaran pengurangan bersifat
variable & tak dpt dianggarkan
karena proses belum selesai.
6.Pengakuan pendapatan BLU
mengacu pd peraturan BLU.
7.Pengembalian normal & berulang
pd thn berjalan/sebelumnya serta
koreksi/pengembalian nonrecurring thn berjalan
mengurangi pendapatan thn
berjalan.
8.Koreksi/pengembalian tidak
berulang pd thn sebelumnya
mengurangi SAL.

1.Kas keluar Kasda, mengurangi


SiLPA, kewajiban pemda &
tidak akan diterima kembali
2.Diakui saat kas keluar dari
Kasda.
3.Diklasifikasikan menurut
klasifikasi ekonomi.
4.Transfer keluar
pengeluaran kas untuk entitas
pelaporan lain.
5.Realisasi dilaporkan sesuai
klasifikasi dlm Dok.Anggaran.
6.Pengakuan belanja BLU
mengacu pd peraturan BLU.
7.Koreksi pengeluaran belanja
thn berjalan mengurangi
belanja ybs; jika diterima thn
berikutnya dicatat sbg
pendapatan lain2.
8.Akt belanja untuk kebutuhan
SPJ & Pengendalian Internal
mengukur efektivitas dan
efisiensi belanja.
9.Belanja melalui Bendahara
Pengeluaran diakui pada saat
SPJ diterima BUN.

Pembiayaan
1.penerimaan/pengeluaran kas yg
akan dibayar/diterima kembali;
2.untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus.
3.Klasifikasi: penerimaan &
pengeluaran.
4.Penerimaan: penerimaan pinjaman,
penjualan obligasi, privatisasi
perusda, penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada
pihak ketiga, penjualan investasi
permanen lainnya, dan pencairan
dana cadangan diakui saat
diterima Kasda
5.Pengeluaran: pemberian pinjaman,
PMPD, pembayaran kembali pokok
pinjaman , & pembentukan dana
cadangan diakui saat dikeluarkan
dari Kasda
6.Berdasarkan asas bruto.
7.Pembentukan dana cadangan
menambah dana cadangan ybs.
8.Pencairan Dana Cadangan
mengurangi Dana Cadanagn ybs
9.Hasil dana cadangan menambah
dana cadangan; sbg PAD Lain2.
41

Prinsip Akuntansi Pemda Accrual Basis


LO
Pendapatan - LO

Beban

Surplus/Defisit & Extraordinary

1. Hak pemda yg menambah


ekuitas & tak perlu dibayar
kembali.
2. Diakui saat timbul hak, dan
pendapatan direalisasi/aliran
masuk sumber daya ekonomi.
3. Diklasifikasikan menurut sumber
pendapatan: PAD, Pendapatan
Transfer,lain2 pendapatan yg sah.
4. Pendapatan dalam bentuk
barang/jasa dari hibah/
rampasan: ditaksir nilai wajarnya,
dan diungkapkan dalam CALK.
5. Berdasarkan asas bruto, kecuali
besaran pengurangan bersifat
variable & tak dpt dianggarkan
karena proses belum selesai
6. Pengembalian normal & berulang
pd thn berjalan/sebelumnya serta
koreksi/pengembalian nonrecurring thn berjalan
mengurangi pendapatan thn
berjalan
7. Koreksi/pengembalian tidak
berulang pd thn sebelumnya
mengurangi SAL

1.Penurunan manfaat ekonomi/


potensi jasa yg mengurangi ekuitas
yg berupa pengeluaran aset, atau
timbulnya kewajiban.
2.Diakui saat timbul kewajiban,
konsumsi aset, penurunan manfaat
ekonomi/ potensi jasa.
3.Pengakuan belanja BLU mengacu
pd peraturan BLU.
4.Diklasifikasikan menurut
ekonomi: beban pegawai, beban
barang, beban bunga, beban
subsidi, beban hibah, beban
bantuan sosial, beban penyusutan,
beban transfer & beban tak
terduga.
5.Metode penyusutan: Garis lurus,
saldo menurun ganda, atau unit
produksi.
6.Beban Transfer pengeluaran
kas atau kewajiban kpd entitas
lain.
7.Penerimaan kembali beban pd th
berjalan mengurangi beban ybs;
jika beban TAYL dicatat sbg
pendapatan lain2; jika menambah
beban koreksi ekuitas.

1. Pengelompokan Pendapatan &


beban tidak rutin sbg kegiatan
non operasional:
surplus/defisit penjualan aset
non lancar;
surplus/defisit penyelesaian
kewajiban jangka panjang,
surplus/defisit dari kegiatan
non operasional lainnya
2. Surplus/defisit operasional & non
operasional = surplus/defisit
sebelum pos luar biasa
3. Penjumlahan surplus/defisit
operasional, non operasional &
kejadian luar biasa =
Surplus/Defisit-LO
dipindahkan ke LPE
4. Pos Luar Biasa disajikan terpisah
dari pos-pos lainnya sesudah
surplus/Defisit sebelum Pos Luar
Biasa & diungkapkan dalam
CALK
5. Pos Luar Biasa kejadian yg:
(a) tidak dapat diramalkan pada
awal tahun; (b) tidak diharapkan
terjadi berulang-ulang; (c) diluar
kendali entitas pemerintah.

42

Prinsip Akuntansi Pemda Accrual Basis


Neraca
Aset

Kewajiban

1.Sumber daya ekonomi yg


dikuasai yg dpt dinilai dg uang
termasuk sumber daya
nonkeuangan & benda
bersejarah.

1.Utang yg penyelesaiannya
berakibat aliran keluar Sumber
daya ekonomi.
2.Klasifikasi: Jgk.pendek&
Jgk.Panjang
3.Diakui jika besar kemungkinan
pengeluaran sumber daya ekonomi
akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban.
4.Dicatat sebesar nilai nominal.
5.Kewajiban valas dikonversi dlm Rp
dg kurs tengah BI tanggal neraca.
6.Kewajiban Jgk pendek
diklasifikasikan dlm jgk panjang
jika:
- jangka waktu aslinya > 12 bln
- Dimaksudkan untuk di-refinance
dg kewajiban jgk panjang yg
didukung dg surat perjanjian,
penjadwalan kembali sblm LK
disetujui.

2. Klasifikasi: lancar & nonlancar

3.Diakui saat potensi manfaat


ekonomi masa depan diperoleh
& nilai dapat diukur dengan
andal
- Kas nilai nominal
- Investasi jgk pendek nilai
perolehan
- Piutang nilai nominal
- Persediaan: nilai perolehan (jk.
dibeli), biaya standar (jk.
mempoduksi sendiri), nilai
wajar (jk. hibah, rampasan)
- Investasi jgk panjang biaya
perolehan.
- Aset tetap biaya perolehan
- Aset moneter dikonversi dlm
Rp dg kurs tengah BI tanggal
neraca.

Ekuitas
1. Kekayaan bersih Aset kewajiban
2. Saldo ekuitas di Neraca berasal
dari saldo akhir ekuitas pada
Laporan Perubahan Ekuitas.

43

Sistem Akuntansi SKPD


Dalam struktur pengelolaan keuangan daerah, terdapat dua
jenis mekanisme transaksi, yaitu:
Transaksi pada tingkat Satuan Kerja (SKPD)
Transaksi pada tingkat Pemda (PPKD)
Dengan dasar diatas, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
dibagi menjadi dua kategori sub sistem, yaitu:
Akuntansi Satuan Kerja
Akuntansi PPKD
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah merupakan Laporan
Konsolidasi dari dua sub sistem tersebut. Konsep
Konsolidasi menggunakan prinsip Home Office Branch
Office yang ditandai dengan digunakannya akun Rekening
Koran (RK), baik RK-SKPD maupun RK-PPKD

44

Struktur Anggaran SKPD


Pendapatan

Belanja

Pendapatan Pajak

Belanja Langsung

Pendapatan Retribusi

Belanja tidak langsung


(Hanya Belanja Pegawai)

Lain-lain Pendapatan yang sah

Catatan: tidak semua SKPD mempunyai kewenangan untuk memungut pajak & retribusi

45

Contoh Neraca SKPD


PEMKAB XYZ
SKPD ABC
Neraca
Per 31 Desember 20x0
ASET

Rp (000)

Aset Lancar
Kas di Bendahara
Pengeluaran*)
Persediaan

KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek

1.500

Rp (000)
1.500

Utang PPh dan PPN

500

639.500

2.000 EKUITAS

Total Aset Lancar

Ekuitas

Aset Tetap

250.000

Tanah

240.000

Gedung/Bangunan

149.000

Peralatan dan Mesin

639.000

Total Aset Tetap


TOTAL ASET

641.000 TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS

641.000
46

Ringkasan DPA
SKPD ABC
T.A. 20x1
Uraian
Retribusi
Belanja
Belanja Tidak Langsung:
Belanja Pegawai
Belanja Langsung:
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Total Belanja Langsung
Total Belanja

Jumlah
Rp 24.000.000

Rp 1.500.000.000
Rp 65.000.000
150.000.000
120.000.000
Rp 335.000.000
Rp 1.835.000.000

47

Contoh Jurnal transaksi SKPD


sebuah alternatif
Berikut adalah sejumlah transaksi yang dilakukan SKPD ABC :
1. Bendahara pengeluaran menyetorkan potongan PPh/PPN sebesar Rp1.500.000 ke
rekening Kas Negara, berdasarkan bukti transaksi berupa SSP (Surat Setoran Pajak
Pusat).
2. Bendahara pengeluaran menerima uang persediaan (UP) dari BUD sebesar
Rp50.000.000 berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D UP.
3. Total realisasi belanja gaji dan tunjangan selama setahun sebesar Rp1.487.500.000
berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D-LS Gaji dan Tunjangan.
4. Total realisasi belanja modal yang seluruhnya untuk pengadaan peralatan dan
mesin sebesar Rp110.000.000 berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D-LS Belanja
Barang dan Jasa.
5. Total realisasi belanja barang dan jasa untuk konsumsi yang dibayar secara LS
sebesar Rp55.000.000 berdasarkan SP2D-LS Belanja Barang dan Jasa.
6. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) yang diterbitkan selama T.A 20x1 sebesar
Rp27.000.000. Dari jumlah tersebut, pendapatan retribusi yang diterima
bendahara penerimaan sebesar Rp25.500.000. Pendapatan tsb telah disetor
seluruhnya ke rekening Kas Daerah, berdasarkan bukti transaksi berupa STS
(Surat Tanda Setoran).
48

7. Total SP2D GU yang diterima selama tahun berjalan meliputi pengesahan


belanja yang dibayar dengan UP dan sekaligus pengisian kembali UP yang
terpakai dengan rincian sbb:
Belanja Langsung

Jumlah

Belanja Pegawai (honor-honor)

Rp 53.750.000

Belanja Barang dan Jasa

Rp 62.500.000

Total
Rp116.250.000
8. Belanja UP yang terakhir telah disahkan dengan diterimanya SP2D GU Nihil
(bukti transaksi pengesahan belanja UP tanpa pengisian UP yang terpakai)
untuk belanja sbb:
Belanja Langsung

Jumlah

Belanja Pegawai (honor-honor)

Rp 11.000.000

Belanja Barang dan Jasa

Rp 27.500.000

Total

Rp 38.500.000

9. Sisa UP telah disetor seluruhnya pada akhir tahun ke rekening Kas Daerah
sebesar Rp 11.500.000. Berdasarkan bukti transaksi berupa STS.
10. PPh/PPN yang dipotong/dipungut oleh bendahara pengeluaran selama tahun
berjalan telah disetor seluruhnya ke rekening Kas Negara sebesar Rp 19.750.000.
Berdasarkan bukti transaksi berupa SSP.
49

Data akuntansi untuk penyesuaian akhir tahun :


1. Diketahui dari jumlah belanja barang dan jasa selama T.A. 20x1, belanja
persediaan selama tahun berjalan sebesar Rp7.700.000. Adapun nilai
persediaan yang masih tersisa pada akhir tahun diestimasi sebesar
Rp1.000.000.
2. Berdasarkan kebijakan akuntansi PEMKAB XYZ, penyusutan aset tetap mulai
diterapkan terhitung T.A. 20x1. Semua aset tetap yang dapat disusutkan
dihitung penyusutannya dengan metode garis lurus dengan asumsi nilai residu
nol (nihil). Gedung dan Bangunan disusutkan dengan tarif penyusutan sebesar
2,5% per tahun, sedangkan peralatan dan mesin disusutkan dengan tarif
penyusutan sebesar 10% per tahunnya. Semua aset tetap (kecuali tanah dan
KDP) yang diperoleh pada tahun berjalan dianggap telah dapat disusutkan
untuk setahun penuh.
3. Tagihan belanja barang dan jasa berupa belanja langganan daya dan jasa
untuk bulan Desember 20x1 sebesar Rp15.325.000 belum terbayarkan.

50

Beberapa Asumsi /pendekatan untuk menjurnal transaksitransaksi tersebut:


1. Transaksi terkait Laporan Operasional (LO) dicacat menggunakan double entry
2. Transaksi terkait Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dicacat menggunakan Single
Entry
3. Pengakuan/pencatatan belanja yang dibayar dari UP selama tahun berjalan
dapat dilakukan dengan dua alternatif :
Pada saat diterimanya SP2D GU; atau
Pada saat SPJ UP telah disahkan oleh PA dan/atau SPJ Administratif/Fungsional
Bendahara Pengeluaran yang telah disahkan oleh PA/KPA.
Di dalam ilustrasi ini digunakan pendekantan (1) dengan pertimbangan
pengesahan SPJ UP secara final adalah jika telah diterbitkannya SP2D GU oleh
BUD.
4. Pengakuan belanja akrual yang masih harus dibayar dapat dilakukan pada akhir
tahun melalui jurnal penyesuaian.
5. Pendapatan dapat dilakukan pada saat (1) diterbitkan SKP/SKR; atau (2) saat
diterima pendapatan dan pengakuan pendapatan yang masih harus diterima
diakui pada akhir tahun melalui jurnal penyesuaian. Di dalam ilustrasi ini
digunakan pendekatan (1)

51

Jurnal Double Entry Entitas Akuntansi Keuangan

1
2
3
4
5

Utang PPh/PPN
Kas di Bendahara Pengeluaran

1.500.000
1.500.000

Jurnal untuk mencatat penyetoran PPH/PPN sejumlah


Rp1.500.000

Kas di Bendahara Pengeluaran


RK-PPKD

5.000.000
5.000.000

Jurnal untuk mencatat penerimaan UP sebesar Rp


Rp5.000.000 dari BUD

Beban Gaji dan Tunjangan


RK-PPKD

1.487.500.000
1.487.500.000

Jurnal untuk mencatat belanja gaji dan tunjangan Rp


Rp1.487.500.000

Peralatan Mesin
RK-PPKD

110.000.000
110.000.000

Jurnal untuk mencatat belanja modal Rp110.000.000


berupa peralatan mesin

Beban Barang & Jasa - Konsumsi


RK-PPKD
Jurnal untuk mencatat belanja barang dan jasa
konsusmi Rp55.000.000

55.000.000
55.000.000
52

Piutang Retribusi
Pendapatan Retribusi

6a Jurnal untuk mencatat piutang retsibusi dengan dasar

75.000.000
75.000.000

SKR yang sudah diterbitkan

Kas di Bendahara Penerimaan


Piutang Retribusi

6b Jurnal

25.500.000
25.500.000

untuk mencatat penerimaan pendapatan


retribusi sebesar Rp25.500.000

RK-PPKD
Kas di Bendahara Penerimaan

6c Jurnal

25.500.000
25.500.000

untuk mencatat
penyetoran pendapatan
retribusi ke Kasda sebesar Rp 25.500.000

7
8

Beban Pegawai - Honor


Beban Barang dan Jasa

53.750.000
62.500.000

RK-PPKD
Jurnal untuk mencatat belanja pegawai dan belanja
barang dan jasa melalui mekanisme GU Rp38.500.000

Beban Pegawai - Honor


Beban Barang dan Jasa
Kas di Bendahara Pengeluaran
Jurnal untuk mencatat belanja pegawai dan belanja
barang dan jasa melalui me GU nihil Rp38.500.000

116.250.000

11.000.000
27.500.000
38.500.000
53

RK-PPKD
Kas di Bendahara Pengeluaran

11.500.000
11.500.000

Jurnal untuk mencatat pengembalian sisa UP sebesar


Rp11.500.000

Kas di Bendahara Penerimaan


Utang PPh/PPN

10
untuk mencatat pemotongan PPh/PPN sebesar
a Jurnal
Rp25.500.000
Utang PPh/PPN
10 Kas di Bendahara Penerimaan
untuk mencatat penyetoran PPh/PPN sebesar
b Jurnal
19.750.000

19.750.000
19.750.000

19.750.000
19.750.000

54

Jurnal Penyesuaian

1
2
3

Persediaan
Beban Barang dan Jasa

500.000
500.000

Jurnal untuk mencatat kenaikan nilai persediaan


(pengurangan beban barang & jasa) Rp500.000

Beban Penyusutan Aset Tetap


Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

31.000.000
31.000.000

Jurnal untuk mencatat penyusutan gedung/Bangunan


Rp6.000.000(Rp240.000.000
x
2,5%)
dan
peralatan&mesin
Rp25.000.000(Rp250.000.000x
10%)

Beban Barang dan Jasa


Utang Beban Barang dan Jasa

15.325.000
15.325.000

Jurnal untuk mencatat belanja langganan daya dan


jasa yang belum dibayar per 31 Desember 20x1

55

PEMDA XYZ
SKPD ABC
Laporan Operasional
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20X1
(dalam ribuan rupiah)
Uraian
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Retribusi

Jumlah
27.000

BEBAN
Beban Pegawai (Gaji dan Tunjangan + Honor2)
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan
Jumlah Beban
SURPLUS (DEFISIT) KEGIATAN OPERASIONAL

1.552.250
159.825
31.900
1.743.975
(1.716.975)
56

PEMDAS XYZ
SKPD ABC
Neraca
Per 31 Desember 20x1
(dalam ribuah rupiah)
ASET
Rp
KEWAJIBAN
Aset Lancar
Kewajiban Jangka Pendek
Kas di Bendahara Penerimaan
- Utang Beban Barang dan Jasa
Kas di Bendahara Pengeluaran
Piutang Retribusi
1.500 EKUITAS
Persediaan
1.000 Ekuitas Awal Tahun
Total Aset Lancar
2.500 Ekuitas untuk Konsolidasi:
Aset Tetap
Surplus (Defisit)-LO
Tanah
250.000
RK-PPKD
Gedung/Bangunan
240.000 Selisih Surplus (Defisit)-LO dan
Peralatan dan Mesin
259.000
RK-PPKD
Akum. Penyusutan
(31.900) Ekuitas Akhir Tahun*)
Total Aset Tetap
717.100

Rp
15.325

639.500
(1.716.975)
1.781.750
64.775
704.275

TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS


TOTAL ASET

719.600

719.600

57

Jurnal Single Entry Entitas Akuntansi Anggaran

PEMDA XYZ
SKPD ABC
Buku Pendapatan-LRA (Basis Kas)
T.A. 20x1
Tgl

Uraian/Akun

Bukti

No Akun

Pendapatan Retribusi,

STS No... 4.xxx

Debit

Kredit
25.500.000

telah disetor ke Kasda

58

PEMDA XYZ
SKPD ABC
Buku Belanja-LRA (Basis Kas)
T.A. 20x1
Tgl

Uraian/Akun

Bukti

No

Dr

Cr

Akun
3

Belanja Pegawai-Gaji dan

SP2D-LS No...

5.xxx

1.487.500.000

SP2D-LS No...

5.xxx

110.000.000

Belanja Barang dan Jasa-Konsumsi SP2D-LS No...

5.xxx

55.000.000

Belanja Pegawai-Honor2

SP2D GU No...

5.xxx

53.750.000

Belanja Barang dan Jasa

SP2D GU No...

5.xxx

62.500.000

Belanja Pegawai-Honor2

SP2D GU Nihil No... 5.xxx

11.000.000

Belanja Barang dan Jasa

SP2D GU Nihil No... 5.xxx

27.500.000

Tunjangan
4

Belanja Modal-Peralatan dan


Mesin

59

PEMDA XYZ
SKPD ABC
Laporan Realisasi Anggaran
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20x1
(Rp000)
Uraian
(1)

Anggaran
(Rp)
(2)

Realisasi
(Rp)
(3)

Selisih
Capaian
(Rp)
(4)=(3) (5)=(3)/(2)
(2)

PENDAPATAN
Pendapatan Retribusi
BELANJA
Belanja Tidak Langsung:
Belanja Pegawai-Gaji dan Tunjangan
Belanja Langsung:
Belanja Pegawai-Honor2
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Total Belanja Langsung
Total Belanja
Surplus (Defisit)
Format Permendagri 13/2006)

24.000

25.500

1.500

106%

1.500.000

1.487.500 (12.500)

99,16%

65.000
150.000
120.000
335.000
1.835.000
(1.811.000)

64.750
(250)
145.000 (5.000)
110.000 (10.000)
319.750 (15.250)
1.807.250 (27.750)
(1.781.750) (29.250)

99,61%
96,67%
91,67%
95,44%
98,49%

60

PEMDA XYZ
SKPD ABC
Laporan Realisasi Anggaran
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 2011
(Rp000)
Uraian

Anggaran

Realisasi

Selisih

Capaian

PENDAPATAN
Pendapatan Retribusi

24.000

25.500

1.500

106%

1.565.000

1.552.250

(12.750)

99,19%

150.000

145.000

(5.000)

96,67%

120.000

110.000 (10.000)

91,67%

BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Total Belanja
Surplus (Defisit)

1.835.000

1.807.250

(27.750)

(1.811.000)

(1.781.750)

(29.250)

98,49%

Format SAP
61

Sistem Akuntansi PPKD

Pada proses perencanaan, SKPKD menyiapkan Rencana kerja Anggaran (RKA)


SKPD dan RKA PPKD.
RKA-SKPD memuat program/kegiatan yang dilaksanakan oleh PPKD selaku
SKPD;
RKA-PPKD digunakan untuk menampung:
1. pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan hibah;
2. belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial,
belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga;
dan penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah.

62

Akuntansi SKPD

RKA
SKPD

Program &
kegiatan
PPKD selaku
SKPD

-LRA
- LO
-Neraca
- CaLK

SKPD

Akuntansi PPKD sbg


BUD

SKPKD

RKA
PPKD

-Dana
Perimbangan
-Pend. Hibah
-Bel. Bunga
- bel. Bansos
-Dll.

-LRA
-LAK
- LO
-Neraca
- CaLK

PPKD

Akuntansi
Konsolidator
- LRA
- NERACA
- LAK
- CALK

- LPSAL
- LO
- LPE
63

Contoh Jurnal transaksi PPKD sebuah


alternatif
Data Neraca PPKD awal per 1 Januari 20x1
No. Rek

Nama Rek

Debit

1.1.1.x

Kas di Kas Daerah

35.750.654.000

1.2.1.x

Penyertaan Modal pada Perusahaan


Daerah
Ekuitas

10.000.000.000

Jumlah

45.750.654.000

3.1.1.x

Kredit

45.750.654.000
45.750.654.000

Keterangan :
A. PPKD selaku BUD tidak memilik utang jangka pendek, seperti utang PFK, karena potongan
pajak pusat maupun iuran taspen, askes, dsb, telah disetor seluruhnya ke para fihak yang
terkait.
B. PPKD tidak memilik utang jangka panjang.
C. Semua sisa UP di Bendahara Pengeluaran SKPD telah disetor sd. akhir tahun lalu (31 Des
20x0).
D. Semua pendapatan yang diterima bendahara penerimaan SKPD telah disetorkan ke rek
Kasda sd. akhir tahun lalu (31 Des 20x0).
E. Saldo SiLPA awal tahun 20x1 sebesar Rp35.750.654.000

64

Ringkasan DPA PPKD T.A. 20x1


No.
Urut
1
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3
1.3.1

2
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.2.7

Uraian
PENDAPATAN
Pendapatan Dana Perimbangan
Pendapatan Dana Bagi Hasil
Pendapatan Dana Alokasi Umum
Pendapatan Dana Alokasi Khusus
Jumlah Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pendapatan Hibah
Jumlah Lain-Lain Pendapatan Daerah yang
Sah
JUMLAH PENDAPATAN
BELANJA
Belanja Tidak Langsung
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Tak Terduga
JUMLAH BELANJA
Surplus /Defisit: [1]-[2]

Anggaran
setelah Perubahan

54.350.000.000
255.000.000.000
45.500.000.000
354.850.000.000
354.850.000.000

3.500.000.000
2.000.000.000
2.500.000.000
8.000.000.000
346.850.000.00065

Ringkasan DPA PPKD T.A. 20x1 (2)


No. Urut
3.
3.1.
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4

Uraian
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
Pembiayaan Neto [3.1] [3.2]
SiLPA Tahun Anggaran Berkenaan*) [Surplus/Defisit +
Pembiayaan Neto]

Anggaran
Setelah Perubahan

35.750.654.000
25.000.000.000
60.750.654.000
5.000.000.000
2.500.000.000

7.500.000.000
53.250.654.000
400.100.650.000

66

Berikut adalah sejumlah transaksi yang dilakukan SKPKD DEF :


1.

Jumlah total realisasi pendapatan dana perimbangan T.A. 20x1 berdasarkan Nota Kredit
Rekening Koran Bank adalah Rp dengan rincian sbb.:
No. Rek

Uraian

Jumlah (Rp)

Pendapatan DBH

55.850.000.000

Pendapatan DAU

250.000.000.000

Pendapatan DAK

45.500.000.000

Jumlah

351.350.000.000

2.

Jumlah total pendapatan SKPD yang telah disetorkan ke rekening Kasda berdasarkan STS
dan Nota Kredit Rekening Koran Bank adalah Rp 35.467.546.000
3. Jumlah total SP2D LS yang diterbitkan kepada seluruh SKPD adalah Rp. 390.756.540.000
4. Jumlah potongan dan penyetoran PFK yang dilakukan oleh BUD atas SP2D LS yang
diterbitkan kepada seluruh SKPD adalah sbb:
No.

Uraian

Rek

Jumlah Dipotong / dipungut

Jumlah Disetor (Rp)

(Rp)
Potongan PPh dan PPN

32.650.386.000

32.540.654.000

Potongan Taspen

18.120.000.000

18.120.000.000

Potongan Askes

1.560.430.000

1.560.430.000

52.330.816.000

52.221.084.00067

Jumlah

5.

Jumlah total SP2D UP/GU dan TU yang diterbitkan kepada seluruh SKPD adalah Rp
3.576.000.000
6. Jumlah total sisa UP dan TU yang disetorkan kembali oleh seluruh SKPD ke rekening
Kasda adalah Rp 124.760.000
7. Jumlah total SP2D LS realisasi belanja tidak langsung PPKD terdiri dari:
No.

Uraian

Rek

Jumlah
(Rp)

Belanja Bantuan Sosial

3.500.000.000

Belanja Bantuan Keuangan

2.000.000.000

Jumlah

5.500.000.000

8.

Jumlah penerimaan pinjaman jk panjang dari Pemerintah Pusat berdasarkan bukti


transfer dan/atau Nota Kredit Rekening Koran Bank sebesar Rp 25.000.000.000
9. Jumlah SP2D LS untuk pembentukan dana cadangan sebesar Rp 5.000.000.000
10. Jumlah SP2D LS untuk penambahan penyertaan modal di perusahaan daerah sebesar Rp
2.500.000.000
Pada Akhir tahun 20x1, diperoleh informasi sebagai berikut:
11. DAU yang belum diterima sd akhir tahun 2011 sebesar Rp 5.000.000.000
12. Beban bunga yang terutang atas pinjaman jangka panjang sebesar Rp250.000.000

68

Jurnal Double Entry Entitas Akuntansi Keuangan

Kas di Kas Daerah


Pendapatan DBH LO
Pendapatan DAU LO
Pendapatan DAK LO

351.350.000.000
55.850.000.000
250.000.000.000
45.500.000.000

Jurnal untuk mencatat realisasi pendapatan dana transfer sebesar Rp 351.350.000.000

2
3

Kas di Kas Daerah


RK-SPKD

35.467.546.000
35.467.546.000

Jurnal untuk mencatat pendapatan SKPD yg disetor ke Kasda Rp35.467.000

RK-SPKD
Kas di Kas Daerah

390.756.540.000
390.756.540.000

Jurnal untuk mencatat belanja SKPD melalui mekanisme SP2d-LS Rp390.756.540.000

4a

Kas di Kas Daerah


Utang PPh & PPN
Utang Iuran Taspen
Utang Iuran Askes

52.330.816.000
32.650.386.000
18.120.000.000
1.560.430.000

Jurnal untuk mencatat potongan PPh, PPN, Iuran Taspen, Iuran Askes sebesar
Rp52.330.816.000

69

Jurnal Double Entry Entitas Akuntansi Keuangan

4b

Utang PPh & PPN


Utang Iuran Taspen
Utang Iuran Askes
Kas di Kas Daerah

32.540.654.000
18.120.000.000
1.560.430.000
52.221.084.000

Jurnal untuk mencatat penyetoran PPh, PPN, Iuran Taspen, Iuran Askes ke pihak terkait
sebesar Rp52.221.084.000

5
6
7

RK-SPKD
Kas di Kas Daerah

3.576.000.000
3.576.000.000

Jurnal untuk mencatat transfer kpd bendahara pengeluaran SKPD melalui mekanisme UP, GU
& TU sebesar Rp3.576.000.000

Kas di Kas Daerah


RK-SPKD

124.760.000
124.760.000

Jurnal untuk mencatat pengembalian uang muka dari bendahara pengeluaran SKPD sebesar
Rp124.760.000

Beban Bantuan Sosial


Beban Bantuan Keuangan
Kas DI Kas aerah

3.500.000.000
2.000.000.000
5.500.000.000

Jurnal untuk mencatat beban bantuan sosial dan bantuan keuangan sebesar Rp5.500.000.000
70

Jurnal Double Entry Entitas Akuntansi Keuangan

8
9
10
11
12

Kas di Kas Daerah


Utang Kpd Pemerintah Pusat

25.000.000.000
25.000.000.000

Jurnal untuk mencatat peerimaan pinjaman Jk Panjang dari Pemerintah Pusat sebesar
Rp25.000.000.000

Dana Cadangan
Kas di Kas Daerah

5.000.000.000
5.000.000.000

Jurnal untuk mencatat pembentukan dana cadangan sebesar Rp3.576.000.000

Penyertaan Modal pd BUMD


Kas di Kas Daerah

2.500.000.000
2.500.000.000

Jurnal untuk mencatat penambahanpenyertaan modal pada perusda sebesar


Rp2.500.000.000

Piutang DAU
Pendapatan DAU - LO

5000.000.000
5.000.000.000

Jurnal untuk mencatat sisa DAU yang belum dicairkan pada akhir tahun sebesar
Rp5.000.000.000

Beban Bunga
Utang Bunga

250.000.000
250.000.000

Jurnal untuk mencatat beban bunga pinjaman kepada pemerintah yang belum dibayarkan
Rp250.000.000
71

PPKD
Laporan Operasional
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20x1
Uraian
PENDAPATAN TRANSFER
Pendapatan Dana Bagi Hasil (Pusat)
Pendapatan DAU
Pendapatan DAK
Jumlah Pendapatan
BEBAN
Beban Bunga
Beban Bantuan Sosial
Beban Bantuan Keuangan
Jumlah Beban
SURPLUS (DEFISIT) KEGIATAN OPERASIONAL

Jumlah
55.850.000.000
255.000.000.000
45.500.000.000
356.350.000.000

250.000.000
3.500.000.000
2.000.000.000
5.750.000.000
350.600.000.000

72

PEMDA XYZ
PPKD
Neraca
Per 31 Desember 2011
(Rp000)
ASET
Aset Lancar
Kas di Kas Daerah
Piutang DAU
Total Aset Lancar
Investasi Jk Panjang
Penyertaan Modal pad BUMD
Dana Cadangan
RK-SKPD

Rp

TOTAL ASET

421.710.386 TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS

40.470.152
5.000.000
45.470.152
12.500.000
5.000.000
358.740.234

KEWAJIBAN
Rp
Kewajiban Jangka Pendek
Utang PPh/PPN
109.732
Utang Bunga
250.000
Total Kewajiban Jk Pendek
359.732
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Pada Pemerintah Pusat
25.000.000
Total Kewajiban
25.359.732
EKUITAS
Ekuitas Awal Tahun
45.750.654
Surplus (Defisit)-LO
350.600.000
Ekuitas Akhir Tahun
396.350.654

421.710.386
73

PPKD
Buku Pendapatan-LRA
T.A. 20x1
Tgl

Uraian/Akun

Pendapatan DBH

Bukti

No Akun

Debit

4.xxx

Kredit
55.850.000.000

Pendapatan DAU

250.000.000.000

Pendapatan DAK

45.500.000.000

PPKD
Buku Belanja-LRA
T.A. 20x1
Tgl

Uraian/Akun

Bukti

Belanja Bantuan Sosial

3.500.000.000

Belanja

2.000.000.000

Bantuan

No Akun

Debit

Kredit

Keuangan
74

PPKD
Buku Pemebiayaan-LRA
T.A. 20x1
Tgl
h

Uraian/Akun
Penerimaan PembiayaanPenarikan
Pinjaman
Kepada Pemerintah Pusat
Pengeluaran PembiayaanPembentukan
Dana
Cadangan
Pengeluaran PembiayaanPenyertaan Modal pada
BUMD

Bukti

No
Akun

Debit

Kredit
25.000.000.000

5.000.000.000

2.500.000.000

75

PEMDA XYZ
PPKD
Neraca Saldo-Entitas Akuntansi Anggaran
Per 31 Desember 2011
No. Rek

Nama Akun

Debit

Kredit

4.xxx

Pendapatan DBH

55.850.000.000

4.xxx

Pendapatan DAU

250.000.000.000

4.xxx

Pendapatan DAK

45.500.000.000

5.xxx

Belanja Bantuan Sosial

3.500.000.000

5.xxx

Belanja Bantuan Keuangan

2.000.000.000

7.00

SiLPA Awal Tahun

35.750.654.000

7.1xx

Penerimaan Pembiayaan-Penarikan Pinjaman

25.000.000.000

Kpd Pemerintah Pusat


7.2xx

Pengeluaran Pembiayaan-Pembentukan

5.000.000.000

Dana Cadangan
7.2xx

Pengeluaran Pembiayaan-PM pada BUMD


Jumlah
SILPA*)

2.500.000.000
13.000.000.000 412.100.654.0000
399.100.654.000
412.100.654.0000

412.100.654.0000

76

PEMDA XYZ
PPKD
Laporan Realisasi Anggaran
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 2011
(Rp000)
Uraian

Anggaran
(Rp)

Realisasi
(Rp)

Selisih
(Rp)

PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN


Pendapatan DBH

54.350.000

55.850.000

1.500.000

Pendapatan DAU

255.000.000

250.000.000

(5.000.000)

Pendapatan DAK

45.500.000

45.500.000

354.850.000

351.350.000

(3.500.000)

Belanja Bantuan Sosial

3.500.000

3.500.000

Belanja Bantuan Keuangan

2.000.000

2.000.000

Belanja Tak Terduga

2.500.000

(2.500.000)

Total Belanja

8.000.000

5.500.000

(2.500.000)

346.850.000

345.850.000

(1.000.000)

Total Pendapatan Dana Perimbangan


BELANJA
Belanja Tidak Langsung:

Surplus (Defisit)

77

PEMDA XYZ
PPKD
Laporan Realisasi Anggaran
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20x1
(Rp000)
(lanjutan)
Uraian
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
SiLPA awal tahun
Penerimaan Pembiayaan-Penarikan
Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran PembiayaanPembentukan
Dana Cadangan
Pengeluaran Pembiayaan-Penyertaan
Modal pada BUMD
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
Pembiayaan Neto
SILPA Akhir Tahun*)
Format Permendagri 13/2006

Anggaran
(Rp)

Realisasi
(Rp)

Selisih
(Rp)

35.750.654
25.000.000

35.750.654
25.000.000

60.750.654

60.750.654

5.000.000

5.000.000

2.500.000

2.500.000

7.500.000
53.250.654
400.100.654

7.500.000
53.250.654
399.100.654

(1.000.000)

78

PEMDA XYZ
PPKD
Laporan Realisasi Anggaran
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20x1
(Rp000)
Uraian
PENDAPATAN TRANSFER DARI
PEMERINTAH PUSAT
Pendapatan DBH
Pendapatan DAU
Pendapatan DAK
Total Pendapatan Transfer
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Tak Terduga
Transfer Bantuan Keuangan
Total Belanja
Surplus (Defisit)

Anggaran
(Rp)

Realisasi
(Rp)

Selisih
(Rp)

54.350.000
255.000.000
45.500.000
354.850.000

55.850.000
250.000.000
45.500.000
351.350.000

1.500.000
(5.000.000)
(3.500.000)

3.500.000
2.500.000
2.000.000
8.000.000
346.850.000

3.500.000
2.000.000
5.500.000
345.850.000

(2.500.000)
(2.500.000)
(1.000.000)

79

PEMDA XYZ
PPKD
Laporan Realisasi Anggaran
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20x1
(Rp000)
(lanjutan)
Uraian
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
SiLPA awal tahun
Penerimaan Pembiayaan-Penarikan
Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan-Pembentukan
Dana Cadangan
Pengeluaran Pembiayaan-Penyertaan
Modal pada BUMD
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
Pembiayaan Neto
SILPA Akhir Tahun*)
Format SAP

Anggaran
(Rp)

Realisasi
(Rp)

Selisih
(Rp)

35.750.654
25.000.000

35.750.654
25.000.000

60.750.654

60.750.654

5.000.000

5.000.000

2.500.000

2.500.000

7.500.000
53.250.654
400.100.654

7.500.000
53.250.654
399.100.654

(1.000.000)

80

Proses Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Tahapan atau proses penyusunan LK Konsolidasiaon melibatkan:


Kertas Kerja Penyusunan LRA Konsolidasian
Kertas Kerja Penyusunan LO Konsolidasian
Kertas Kerja Penyusunan Neraca Konsolidasian
Dalam ilustrasi ini diasumsikan hanya ada PPKD dan gabungan SKPD
dalam satu pemda

81

PEMDA XYZ
Kertas Kerja
Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 2011
(Rp000)
No
Rek
4
4.1.

4.2

Uraian

PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan pajak daerah
Pendapatan retribusi daerah
Pendapatan hasil pengelolaan Kekayaan
daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Jumlah PAD
Pendapatan Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Jumlah Pendapatan Dana Perimbangan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN

PPKD
(Realisasi)

SKPD
(Realisasi)

Saldo
Gabungan
(Realisasi)

23.659.500
7.674.400
3.500.000

23.659.500
7.674.400
3.500.000

633.646
35.467.546

633.646
35.467.546

55.850.000
250.000.000
45.500.000
351.350.000
351.350.000 35.467.546

55.850.000
250.000.000
45.500.000
351.350.000
386.817.546
82

PEMDA XYZ
Kertas Kerja
Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 2011
(Rp000)
(Lanjutan 1)
No
Rek
5
5.1.

5.2.

Uraian

BELANJA
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Jumlah Belanja Langsung
JUMLAH BELANJA
SURPLUS/(DEFISIT)

PPKD
(Realisasi)

3.500.000
2.000.000
5.500.000

SKPD
(Realisasi)

Saldo
Gabungan
(Realisasi)

215.567.500
-

215.567.500
3.500.000
2.000.000

215.567.500

221.067.500

1.576.000
12.064.280
- 165.000.000
- 178.640.280
5.500.000 394.207.780
345.850.000 (358.740.234)

1.576.000
12.064.280
165.000.000
178.640.280
399.707.780
(12.890.234)
83

PEMDA XYZ
Kertas Kerja
Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 2011
(Rp000)
(Lanjutan 2)
No
Rek

Uraian

PEMBIAYAAN DAERAH

7.1

Penerimaan Pembiayaan Daerah

SKPD
(Realisasi)

Saldo
Gabungan
(Realisasi)

SiLPA awal tahun

35.750.654

- 35.750.654

Penerimaan Pinjaman dari Pempus

25.000.000

- 25.000.000

60.750.654

- 60.750.654

Jumlah Penerimaan pembiayaan


7.2

PPKD
(Realisasi)

Pengeluaran Pembiayaan Daerah


Pembentukan Dana Cadangan

5.000.000

5.000.000

Penyertaan Modal pada BUMD

2.500.000

2.500.000

Jumlah Pengeluaran pembiayaan

7.500.000

7.500.000

Pembiayaan Neto
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA)*

53.250.654

- 53.250.654

399.100.654

(358.740.234) 40.360.420
84

PEMDA XYZ
Kertas Kerja
Penyusunan Laporan Operasional Konsolidasian
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20x1
(Rp000)
No
Rek
8.
8.1

8.2

8.3

Uraian
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan pajak daerah1)
Pendapatan retribusi daerah2)
Pendapatan
hasil
pengelolaan
Kekayaan daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
Sah
Jumlah PAD
Pendapatan Transfer
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum3)
Dana Alokasi Khusus
Jumlah Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN

PPKD
(Realisasi)

55.850.000
255.000.000
45.500.000
356.350.000
356.350.000

SKPD
(Realisasi)

Saldo
Gabungan
(Realisasi)

23.700.000
7.686.900
3.500.000

23.700.000
7.686.900
3.500.000

633.646

633.646

35.520.546

35.520.546

35.520.546

55.850.000
255.000.000
45.500.000
356.350.000
391.870.546
85

PEMDA XYZ
Kertas Kerja
Penyusunan Laporan Operasional Konsolidasian
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20x1
(Rp000)
(lanjutan)
No
Rek
9.

Uraian
BEBAN
Beban Pegawai-Gaji dan Tunjangan
Beban Pegawai-Honor
Beban Barang dan Jasa 4)
Beban Bunga5)
Beban Bantuan Sosial
Beban Bantuan Keuangan
Beban Tak Terduga
Belan Penyusutan6)
JUMLAH BEBAN
SURPLUS/(DEFISIT)
KEGIATAN
7)
OPERASIONAL

PPKD
(Realisasi)

SKPD
(Realisasi)

- 215.567.500
1.576.000
12.139.690
250.000
3.500.000
2.000.000
45.750.000
5.750.000 275.033.190
350.600.000 (239.512.644)

Saldo
Gabungan
(Realisasi)
215.567.500
1.576.000
12.139.690
250.000
3.500.000
2.000.000
45.750.000
280.783.190
111.087.356

86

PEMDA XYZ
Kertas Kerja
Penyusunan Neraca Daerah Konsolidasian
Per 31 Desember 20x1
(Rp000)
No.
Rek

Nama Rekening
ASET
Aset Lancar
Kas di Kas Daerah
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Piutang Pajak Daerah
Piutang Retribusi
Piutang DAU
Persediaan
Total Aset Lancar
Aset Non Lancar
Investasi Jangka Panjang
Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap2)
Nilai Buku Aset Tetap
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Total Aset Non Lancar
RK-SKPD1)
TOTAL ASET

PPKD

40.470.152

SKPD

Ayat Eliminasi
Debit
Kredit

Neraca
Konsolidasian

40.500
12.500
235.000
288.000

40.470.152
40.500
12.500
5.000.000
235.000
45.758.152

12.500.000
- 915.000.000
- (45.750.000)
- 869.250.000
5.000.000
350.000
17.500.000 869.600.000
358.740.234
421.710.386 869.888.000

12.500.000
915.000.000
(45.750.000)
869.250.000
5.000.000
350.000
887.100.000
932.858.152

5.000.000
45.470.152

358.740.234

87

PEMDA XYZ
Kertas Kerja
Penyusunan Neraca Daerah Konsolidasian
Per 31 Desember 20x1
(Rp000)
No.
Rek

Nama Rekening
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Utang PFK3)
Utang Belanja
Utang Bunga
Total Kewajiban jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
Pinjaman kepada Pemerintah Pusat
TOTAL KEWAJIBAN

PPKD

109.732

SKPD

Ayat Eliminasi
Debit
Kredit

Neraca
Konsolidasian

250.000
359.732

110.410
110.410

109.732
110.410
250.000
470.142

25.000.000
25.359.732

110.410

25.000.000
25.470.142

EKUITAS
Ekuitas Awal Tahun
Surplus (Defisit)-LO
RK-PPKD1)
TOTAL EKUITAS AKHIR TAHUN

45.750.654 750.550.000
350.600.000 (239.512.644)
358.740.234 358.740.234
396.350.654 869.777.590

796.300.654
111.087.356
907.388.010

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

421.710.386 869.888.000

932.858.152

88

Laporan Arus Kas (LAK)


LAK SAP CTA (PP 24/2005) VS LAK SAP AKRUAL (PP71/2010)
Uraian
Klasifikasi

LAK versi SAP berbasis CTA


1) Aktivitas Operasi
2) Aktivitas Investasi Non-Keuangan
3) Aktivitas Pembiayaan
4) Aktivitas Non-Anggaran
Aktivitas Investasi Non- Penerimaan /pengeluaran kas dari
Keuangan
penjualan/pembelian aset tetap.
Aktivitas Investasi

Aktivitas Pembiayaan

Aktivitas Pendanaan

Aktivitas non anggaran

LAK versi SAP berbasis akrual


1) Aktivitas Operasi
2) Aktivitas Investasi
3) Aktivitas Pendanaan
4) Aktivitas Transitoris
.Penerimaan/pengeluaran kas dari
penjualan/pembelian
aset
tetap,
perolehan/penjualan investasi jangka
panjang,
pembentukan/pencairan
dana cadangan

Penerimaan/ pengeluaran dari


perolehan/penjualan investasi jk
panjang, penarikan/pembayaran
pinjaman, pembentukan/pencairan dana
cadangan.
Penerimaan/pengeluaran kas dari
transaksi
penarikan/pembayaran
pinjaman.
Penerimaan/pengeluaran
kas
dari Substansi sama hanya beda istilah, di
transaksi di luar APBD PFK (ex. iuran sini menggunakan istilah Aktivitas
taspen, askes)
Transitoris
89

Analisis Laporan Keuangan Pemda

90

Tujuan Analisis LKPD


Meyakini ketaatan Pada peraturan perundang-undangan.
Mengetahui kondisi Keuda & perubahannya.
Mengetahui kemampuan Pemda memenuhi kewajibannya.
Mengetahui kemampuan Pemda menyediakan dana kegiatan.
Mengevaluasi kinerja Pemda melaksanakan program/kegiatan.
Mengetahui potensi pemda menghasilkan sumber daya.

91

Analisis Horisontal
Karakteristik Analisis Horizontal (kecenderungan/trend):
1. Bertujuan untuk mengetahui arah atau kecenderungan suatu pos
laporan keuangan.
2. Membutuhkan time series data selama beberapa tahun.
3. Dilakukan dengan membandingkan (menghubungkan) angkaangka untuk pos yang sama dari laporan beberapa tahun yang
berurutan.
4. Analisis kecenderungan relatif sederhana, tanpa mengidentifikasi
variable yang mempengaruhi perubahan dari pos tersebut.
5. Analisis kecenderungan dengan diagram pencar dilakukan dengan
penarikan garis kecenderungan yang mendekati (mengikuti) pola
dari sebaran titik-titik yang ada dalam grafik

92

Teknik-teknik Analisis horizontal


1. Membandingkan perubahan nilai setiap pos pada

LKPD dari waktu ke waktu mencari tahu


penyebab perubahan signifikan melalui CALK
2. Membandingkan perubahan setiap pos dengan
rata-rata beberapa tahun tertentu (misal 5 tahun)
3. Analisis scatter plot dan menarik garis prediksi
untuk memprediksi kejadian pd tahun2 yg akan
datang
4. Analisis Regresi (regresi sederhana maupun
berganda) untuk mengetahui hubungan sebab
akibat dari suatu kejadian
93

Analisis Vertikal atau Rasio


Dilakukan dgn melihat ukuran & hubungan

unsur LKPD secara vertikal dari unsur yang


ada
Dapat meminimalkan penilaian yang bersifat
dugaan, ketidakpastian, pertimbangan
pribadi
Dapat mengetahui adanya kesalahan proses
akuntansi
94

Jenis Analisis vertikal


1. Analisis atas unsur neraca
2. Analisis atas unsur laporan realisasi

anggaran (LRA)
3. Analisis atas unsur laporan Operasional
(LO)
4. Analisis atas unsur laporan arus kas (LAK)
Analisis atas unsur antar unsur laporan
keuangan lainnya.
95

Analisis Rasio
1.
2.
3.
4.

Likuiditas mengukur kemampuan membayar utang


(kewajiban) jangka pendeknya; diukur dengan rasio lancar
dan rasio kas.
Solvabilitas mengukur kemampuan membayar semua
utangnya yang akan jatuh tempo; diukur dengan rasio utang
terhadap aktiva atau rasio utang terhadap ekuitas
Leverage mengukur perbandingan antara ekuitas total
utang.
Kemandirian mengukur tingkat kemandirian pemerintah
daerah dalam pendanaan aktivitasnya sebagai indikator
tingkat partisipasi masyarakat lokal terhadap pembangunan
daerah, indikator perkembangan ekonomi daerah dan
kesejahteraan masyarakatnya; membandingkan jumlah PAD
terhadap jumlah DAU ditambah jumlah pinjaman (selain
utang PFK dan utang pajak PPn/PPh).
96

Contoh Rasio yang sering digunakan


Rasio
Rasio
Kemandirian
Rasio
Pertumbuhan
PAD

Formula

Keterangan

PAD

Semakin besar rasio kemandirian


berarti kemandirian keuangan
pemda semakin baik

=
Dana Perimbangan + Pinjaman
PADt PAD(t-1)
=
PADt-1

Sisa Pinjaman + Pinjaman yang


diusulkan
Rasio Maksimum
=
Pinjaman
Jumlah Penerimaan Umum
APBD Tahun Sebelumnya

DSCR

{PAD + DAU + (DBH DBH


DR) } Belanja Wajib
Angsuran Pokok + Bunga +
Biaya Pinjaman lainnya

Semakin besar rasio ini


semakin baik

Maksimal 75%

Minimal 2,5 kali

97

Contoh Rasio yang sering digunakan


Rasio

Formula

Rasio keselarasan
=
belanja

Ratio utang
perkapita

Belanja Tidak Langsung


Semakin kecil rasio ini semakin baik
Belanja Langsung

Total utang
Jumlah penduduk

Ratio utang
terhadap aset
tetap

Total Utang
Aset Tetap
PAD

Ratio utang
terhadap PAD

Keterangan

=
Total Utang

Ratio ini untuk mengukur jumlah


beban utang yang menjadi
tanggungan tiap anggota
masyarakat dalam suatu wilayah.
Makin besar ratio ini makin buruk.
Ratio ini digunakan untuk mengukur
persentase aset tetap yang dapat
dijadikan jaminan dalam
pengambilan utang.
Ratio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan pemda dalam
membayar utangnya menggunakan
PAD. Makin besar ratio ini makin
baik.
98

AUDIT LKPD

99

Pengertian & Jenis Audit LKPP/LKPD

proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan


secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara (UU 15/2004)
Jenis-jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan Keuangan, bertujuan memberikan opini tentang
kewajaran laporan keuangan
Pemeriksaan Kinerja, dan
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu;

100

Dasar Hukum Pemeriksaan LKPD


1. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945
2. Undang Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
3. Undang Undang nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara
4. Undang Undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan
5. Tanggung Jawab Keuangan Negara
6. Undang Undang nomor 15 tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan.
101

Reviu LKPD

Pemeriksaan/Audit
LKPD

1.Memberikan keyakinan
Memberikan keyakinan yang
terbatas bahwa LKPD
memadai Rreasonable)
telah disusun
Apakah LKPD telah
disajikan secara
berdasarkan SPI
Reviu VS Audit
wajar, dalam semua
memadai & disajikan
LKPD
hal yang material
sesuai dengan SAP
sesuai dengan PABU
2. Tidak mencakup
atau basis akuntansi
pengujian atas
komprehensif selain PABU
kebenaran substansi
dokumen sumber & Prosedur

APIP

BPK
102

Ruang lingkup pemeriksaan


Anggaran & realisasi pendapatan, belanja &
pembiayaan
Posisi aset, kewajiban & ekuitas dana
Arus kas & saldo kas akhir sesuai (SILPA) dlm
LRA dan Ekuitas dalam Neraca
Pengungkapan informasi yang diharuskan SAP
Menguji efektivitas SPI & Kepatuhan pd
Peratur
103

Konsultasi dg
Pemerintah
1.BPK
2.Akuntan Publik
yg melakukan
pemeriksaan atas
pengelolaan &
pertanggung
jawaban KN/D
3.APIP

ukuran mutu
dalam
melaksanakan
pemeriksaan

Proses
Audit

meningkatkan kredibilitas
informasi dari auditee
melalui pengumpulan &
pengujian bukti secara
obyektif

PSP 01: Standar Umum


PSP 02 :Standar
Pelaksanaan Pemeriksaan
Keuangan
PSP 03 : Standar Pelaporan
Pemeriksaan Keuangan
PSP 04 : Standar
Pelaksanaan Pemeriksaan
Kinerja
PSP 05 : Standar Pelaporan
Pemeriksaan Kinerja
PSP 06 : Standar
Pelaksanaan Pemeriksaan
Dengan Tujuan Tertentu
PSP 07 :Standar Pelaporan
Pemeriksaan Dengan
Tujuan Tertentu

mendukung peningkatan mutu pengelolaan dan tanggung jawab


keuangan negara serta pengambilan keputusan Penyelenggara Negara

104

105

Asersi (assertion) pernyataan manajemen


adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan
keuangan
keberad
aan &
keterjadi
an

hak &
kewajiba
n

kelengka
pan
Asersi

penilaian
&
pengalo
kasian
106

Bukti Pemeriksaan

Prosedur
Pemeriksaan

1. Bukti Analitis (Analytical Evidence)


1. analitical procedures,
2. Bukti Dokumentasi (Documentary
2. tracing,
Evidence)
3. inspecting,
3. Konfirmasi
4. vouching,
(Confirmation)
Bukti &
5. confirming,
1. Pernyataan Tertulis
6. observing,
Prosedur
(Written Representation)
7. inquiring,
5. Bukti Matematis
Pemeriksaan
8. counting,
(Mathematical Evidence)
9. reperforming, dan
6. Bukti Lisan (Oral Evidence)
10.computer-assisted audit
7. Bukti Fisik (Physical Evidence)
techniques.
8. Bukti Elektronik (Electronic
Evidence)

107

Temuan Pemeriksaan

Ikhtisar
koreksi

Temuan
kelemaha
n SPI

Temuan
ketidakpatuha
n thd UU

108

Temuan atas Kelemahan sistem


pengendalian intern
1. Temuan kelemahan sistem pengendalian akuntansi &
pelaporan mempengaruhi keandalan pelaporan
keuangan & pengamanan aset.
2. Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja
mempengaruhi efisiensi & efektivitas pelaksanaan
kegiatan serta kemungkinan ketidakpatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan
3. Kelemahan struktur pengendalian intern
berpengaruh terhadap efektivitas SPI secara
keseluruhan.
109

Temuan atas Ketidakpatuhan Terhadap


Ketentuan Peraturan
1. Temuan kerugian atau potensi kerugian negara/daerah pada BUMN/D
mengungkap berkurangnya KN/D atau BUMN/D sebagai akibat perbuatan
melawan hukum baik sengaja maupun lalai
2. Temuan kerugian atau potensi kerugian negara/daerah yang terjadi pada
BUMN/D mengungkap adanya perbuatan melawan hukum, sengaja atau lalai
yang mengakibatkan risiko kerugian di masa datang
3. Temuan kekurangan penerimaan negara/daerah atau BUMN/D mengungkap
adanya penerimaan yang sudah menjadi hak negara/daerah atau pBUMN/D tetapi
tidak atau belum masuk ke kas negara/daerah atau BUMN/D karena adanya unsur
ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan
4. Temuan administrasi mengungkap adanya penyimpangan terhadap ketentuan
yang berlaku , tetapi tidak mengakibatkan kerugian atau potensi kerugian
negara/daerah atau BUMN/D, tidak mengurangi hak negara/daerah, (kekurangan
penerimaan), tidak menghambat program entitas, dan tidak mengandung unsur
indikasi tindak pidana.
5. Temuan Indikasi Tindak Pidana mengungkap adanya perbuatan yang diduga
memenuhi unsur tindak pidana
110

disclaim
er
opinion

unqualifi
ed
opinion

OPINI
AUDIT

qualified
opinion

adverse
opinion

Jenis Jenis Opini Audit

111

Tujuan Komunikasi Audit

Adalah keterampilan yang menunjang


keberhasilan tugas audit

Agar tim audit dapat bekerja tanpa hambatan


Anggota tima audit dapat melaksanakan tugas sesuai
dengan program audit
Meminimalkan saling curiga antar anggota tim audit
Dapat diperoleh data dan informasi secara cepat, tepat, dan
akurat dengan bantuan auditi.
Rekomendasi dapat dilaksanakan auditi

112

Komunikasi dalam tahap audit


Tahap Persiapan Audit
Surat Penugasan
Tahap Plaksanaan Audit
Pertemuan pertama

mekanisme pelaksanaan audit;


minta kesediaan auditi
menyediakan data dan informasi

Mencari Informasi dan data audit

Wawancara, kuisioner, konfirmasi

Tahap Pelaksanaan Akhir Audit

Mengkomunikasikan temuan dan


rekomendasi

Tahap Akhir Audit

Laporan Akhir
113

Interaksi antara auditor dengan auditi

Alasan Auditi tidak suka diaudit


Manusia butuh untuk di hargai ;
Audit dianggap mencurigai auditi bekerja
kurang baik
Citra auditor = pencari kesalahan

114

Interaksi antara auditor dengan auditi

Yang perlu diperhatikan oleh auditor dalam membangun


interaksi positif dengan auditi

Penampilan
Perlakukan auditi sebagai subjek
Menciptakan iklim kerja yang positif
Menjaga independensi terhadap auditi
Sikap kooperatif auditi tidak disalah artikan dan
dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi
Sikap negatif auditi = ketidak nyamanan dalam proses audit
Mencari informasi dan data, bukan mencari kesalahan

115

Bentuk Komunikasi

Wawancara
Feed back dapat diperoleh langsung
Meminimalisir kesalahpahaman
Wawancara yang tidak tegang akan
menimbulkan kenyamanan dalam
melaksanakan tugas

116

Bentuk Komunikasi

Teknik Wawancara
Persiapan: materi, siapa yang
diwawancara, waktu
Pelaksanaan: pembukaan, sikap
pewawancara, pendengar yang baik,
menilai relevansi dan kejelasan jawaban,
membuat catatan dan mengakhiri
wawancara
Hasil wawancara didokumentasikan untuk melakuikan analisis masalah, dan
dasar pengambilan keputusan atas masalah yang ditemukan
117

Bentuk Komunikasi
Komunikasi Tertulis
Responden tidak perlu hadir
Bahasa dapat disesuaikan dengan calon responden
Komunikasi
Tertulis S. Pengantar Laporan,
Jenis
Surat:
ST, S. Konfirmasi,
Laporan dalam bentuk surat
Program Audit: untuk kejelasan tugas dan
monitoring pelaksanaan audit
Kuisioner: untuk memperoleh gambaran umum
Kertas Kerja Audit: dokumentasi tertulis semua
bukti dan analisis audit
Laporan hasil audit
118

Bentuk Komunikasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Laporan
Audit
LHP harus akurat memuat data yg akurat untuk
pengambilan keputusan
LHP harus tepat waktu data-data masih relevan dan dapat
dimanfaatkan
LHP harus memadai memadai dalam kuantitas dan
lengkap dalam cakupannya
LHP harus sederhana dpt menyederhanakan persolana,
mudah dipahami
LHP harus jelas disajikan dengan ringkas dan

119

Bentuk Komunikasi

Presentasi Formal

Feed back diperoleh langsung


Meminimalisir kesalahpahaman
Dapat mempengaruhi sekelompok orang
Meningkatkan efektifitas komunikasi
karena menggunakan alat bantu

120

Bentuk Komunikasi
Tahapan Presentasi Formal

Persiapan

Pelaksanaan

a. Siapa yang hadir, berapa


orang, relevansi topik dan
audien, dll
b. Penyiapan materi
c. Membuat ringkasan materi
d. Dan alat bantu
d. Waktu dan ruang
a. Membuka presentasi
b. Menjelaskan pokok
masalah
c. Tanya jawab
d. Mendengarkan
e. Mengakhiri presentasi
121

TERIMA KASIH

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN


Gedung Prijadi Praptosuhardjo III
Jl. Budi Utomo No.6 Jakarta
Telp/Fax 3509209
Helpdesk :
www.perbendaharaan.go.id
helpdeskapk@gmail.com

122

Anda mungkin juga menyukai