Anda di halaman 1dari 9

LBM 4

KATARAK

STEP 1
1. Fotokoagulasi retina : suatu pengumpulan atau
pembentukan cahaya pada retina.
2. Kacamata baca : kacamata yang digunakan untuk
membaca,biasanya kacamata (+)
STEP 7
A. Kelainan media refrakta :
KATARAK
1. Definisi
kekeruhan

yang

terjadi

pada

lensa

mata,

sehingga

menyebabkan

penurunan/gangguan penglihatan.

2. Etiologi

Hidrasi (penimbunan cairan) lensa


Denaturasi protein lensa
Toksik khusus (kimia dan fisik)
Keracunan beberapa jenis obat

antikolinesterase topikal
Kelainan sistemik atau metabolik DM, galaktosemia, distrofi miotonik

eserin,

kortikosteroid,

ergot,

(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)

3. Klasifikasi
Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan dalam:
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun
2. Katarak juvenil, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
3. Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)

4. Faktor resiko

Penderita diabetes melitus / kencing manis.

Penggunaan beberapa jenis obat dalam jangka panjang.

Kebiasaan buruk, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.

Kurang asupan antioksidan, seperti vitamin A, C, dan E.

Paparan / radiasi sinar ultraviolet.

5. patofisiologi
6. manifestasi klinis
Gejala yang sering dikeluhkan penderita katarak adalah
penurunan visus tanpa disertai rasa sakit
silau (glare) terutama saat melihat

cahaya

perubahan status refraksi


tanda yang dapat dijumpai pada mata adalah adanya kekeruhan pada lensa (Letak
kekeruhan yang terjadi dapat nuklear, kortikal, subkapsularis posterior atau
kombinasinya)
Perbedaan stadium katarak senil

Kekeruhan
Cairan lensa

Insipien
Ringan
Normal

Imatur
Sebagian
Bertambah

Matur
Seluruh
(air Normal

Hiperatur
Masif
Berkurang

masuk)

(air+masa

Iris
Normal
Terdorong
Normal
Bilik mata depan
Normal
Dangkal
Normal
Sudut bilik mata
Normal
Sempit
Normal
Shadow test
Negatif
Positif
Negatif
Penyulit
Glaukoma
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)

keluar)
Tremulans
Dalam
Terbuka
Pseudopos
Uveitis + glaukoma

7. diagnosis
8. penatalaksanaan
Secara umum dikenal dua macam teknik operasi katarak yaitu EKEK (Ekstraksi
Katarak Ekstra Kapsular) dan EKIK (Ekstraksi Katarak Intra Kapsular).
a. EKEK merupakan teknik operasi

katarak dengan cara membuka kapsul

anterior lensa untuk mengeluarkan masa lensa (kortek dan nukleus) dan
meninggalkan kapsul posterior. Pengembangan dari teknik ini adalah
PHACOEMULSIFIKASI dengan memanfaatkan energi ultrasonik untuk
menghancurkan masa lensa. Pada kantong kapsul lensa selanjutnya dipasang
lensa intra okuler (IOL)

lensa

b. EKIK merupakan teknik operasi katarak dimana seluruh masa lensa


dikeluarkan bersama kapsulnya. Teknik ini memerlukan irisan kornea yang
lebih besar dan jahitan lebih banyak. Saat ini hanya dipakai pada keadaan
khusus seperti luksasi lensa.
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)

9. prognosis
B. Refraksia anomali :
MIOPI
1. Definisi
2. Etiologi
3. Klasifikasi
4. Faktor resiko
5. patofisiologi
6. manifestasi klinis
7. diagnosis
8. penatalaksanaa
9. prognosis
HIPERMETROPI
1. Definisi
2. Etiologi
3. Klasifikasi
4. Faktor resiko
5. patofisiologi
6. manifestasi klinis
7. diagnosis
8. penatalaksanaan
9. prognosis
ASTIGMATISME
1. Definisi
2. Etiologi
3. Klasifikasi
4. Faktor resiko
5. patofisiologi
6. manifestasi klinis

7. diagnosis
8. penatalaksanaan
9. prognosis
C. Kelaianan pada saraf
RETINOPATI
1. Definisi
Kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)

2. Klasifikasi
retinopati diabetik
Definisi
st. mikroangiopati progresif yg ditandai oleh kerusakan & sumbatan
pembuluh-pembuluh darah halus yg tjd krn paparan hiperglikemi yg lama
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)

Klasifikasi
Menurut bagian mata FK UI/ Rs dr. Cipto Mangunkusumo:
Derajat I terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak
pada fundus okuli
Derajat II terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak
dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli
Derajat III terdapat mikroaneurisma, perdarahan

bintik

dan

bercakterdapat neovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okuli


(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
Retinopati diabetik terdiri dari 2 stadium, yaitu :

Retinopati nonproliferatif. Merupakan stadium awal dari proses


penyakit ini. Selama menderita diabetes, keadaan ini menyebabkan
dinding pembuluh darah kecil pada mata melemah. Timbul tonjolan
kecil pada pembuluh darah tersebut (mikroaneurisma) yang dapat
pecah sehingga membocorkan cairan dan protein ke dalam retina.
Menurunnya aliran darah ke retina menyebabkan pembentukan bercak
berbentuk cotton wool berwarna abu-abu atau putih. Endapan lemak

protein yang berwarna putih kuning (eksudat yang keras) juga


terbentuk pada retina. Perubahan ini mungkin tidak mempengaruhi
penglihatan kecuali cairan dan protein dari pembuluh darah yang rusak
menyebabkan pembengkakan pada pusat retina (makula). Keadaan ini
yang disebut makula edema, yang dapat memperparah pusat
penglihatan seseorang.

Retinopati proliferatif. Retinopati nonproliferatif dapat berkembang


menjadi retinopati proliferatif yaitu stadium yang lebih berat pada
penyakit retinopati diabetik. Bentuk utama dari retinopati proliferatif
adalah pertumbuhan (proliferasi) dari pembuluh darah yang rapuh
pada permukaan retina. Pembuluh darah yang abnormal ini mudah
pecah, terjadi perdarahan pada pertengahan bola mata sehingga
menghalangi penglihatan. Juga akan terbentuk jaringan parut yang
dapat menarik retina sehingga retina terlepas dari tempatnya. Jika tidak
diobati, retinopati proliferatif dapat merusak retina secara permanen
serta bahagian-bahagian lain dari mata sehingga mengakibatkan
kehilangan penglihatan yang berat atau kebutaan.

Manifestasi klinik
Kelainan retina penderita DR dpt berupa :
Mikroaneurisma
Perdarahan intra & ekstraretina
Eksudat keras
Venous turtuosity, venous beading
Intra Retinal Microvascular Abnormalities (IRMA)
Eksudat lunak (cotton wool spots)
Daerah nonperfusi
Neovaskularisasi ( NVD, NVE, NVI )
Edema makula
Ablasio retina (TRD, RRD)
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)

Diagnosis
Langkah work-up utk DR scr umum :
1. Periksa iris utk mencari NVI & gonioskopi (bila TIO )
2. Periksa fundus lengkap
3. Periksa GD I/II, HbA1c, jika perlu GTT
4. Periksa profil lipid
5. Periksa tensi
6. Pertimbangkan FFA
Terapi
a. Kontrol hipertensi
b. Kontrol Lipid
c. Kontrol Gula Darah
d. Fotokoagulasi Laser
Indikasi:
Absolut PDR
Relatif Severe very severe NPDR
Katarak
keadaan umum tidak stabil
tidak dapat di-follow up
e. Vitrektomi
Indikasi:
- Non-clearing vitreous hemorrhage
- Vitreoretinal traction
- TRD ( tractional retinal detachment )
- Proliferasi fibrovaskular progresif
- Gabungan TRD & RRD (Rhegmatogen RD)
- Perdarahan pre-makula (subhialoid)
- Diabetic Macular Edema
f. Triamsinolon asetonid intravitreal

Indikasi:
Macular Edema : DR, CRVO/BRVO, CME
Mengurangi permeabilitas tight junction
Meningkatkan resorbsi exudasi
Menekan jaringan pembentuk VEGF
Mengurangi penebalan makula
Perlu diulang
Komplikasi: glaukoma, endoftalmitis, katarak
g. Anti angiogenesis
h. Lain-lain : mis. aspirin, PKC inhibitor, aldosa reduktase inhibitor
> retinopati hipertensi
Definisi
Kelainan-kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah
tinggi
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)

Klasifikasi
Pembagian RH menurut Keith dan Wagener
Grade I : penyempitan pembuluh darah arteriol retina
Grade II : perubahan persilangan arteriovenosus (arteriovenosus crossing)
Grade III : perdarahan dan eksudativa
Grade IV : grade III dan oedem papil.
Terapi
Kontrol tekanan darah, diberikan terapi medikamentosa dengan obat anti
hipertensi bertujuan mencegah progresivitas kerusakan organ target.
Apabila telah dijumpai retinopati hipertensi maligna disertai kenaikan
tekanan darah (TD diastolik 130 mmHg), maka pengelolaan dengan cara
menurunkan tekanan darah sesuai dengan penatalaksanaan krisis
hipertensi.

DEGENERASI MAKULA
1. Definisi
2. Etiologi
3. Klasifikasi
4. Faktor resiko
5. patofisiologi
6. manifestasi klinis
7. diagnosis
8. penatalaksanaan

9. prognosis
ABLASIO RETINA
1. Definisi
2. Etiologi
3. Klasifikasi
4. Faktor resiko
5. patofisiologi
6. manifestasi klinis
7. diagnosis
8. penatalaksanaan
9. prognosis

Anda mungkin juga menyukai