Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem kontrol dalam
upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam
tahap penanganan dan proses produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko
yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan
(preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman
bagi konsumen.
Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah
terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tututan
konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan
sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu dengan diterapkannya
sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada suatu produk
pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar
global yang memiliki daya saing kompetitif.
Pada beberapa negara penerapan HACCP ini bersifat sukarela dan banyak industri
pangan yang telah menerapkannya. Disamping karena meningkatnya kesadaran masyarakat baik
produsen dan konsumen dalam negeri akan keamanan pangan, penerapan HACCP di industry
pangan banyak dipicu oleh permintaan konsumen terutama dari negara pengimpor.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu industri pangan dengan penerapan
sistem HACCP antara lain meningkatkan keamanan pangan pada produk makanan yang
dihasilkan, meningkatkan kepuasan konsumen sehingga keluhan konsumen akan berkurang,
memperbaiki fungsi pengendalian, mengubah pendekatan pengujian akhir yang bersifat
retrospektif kepada pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif, dan mengurangi limbah
dan kerusakan produk atau waste.
Tahu merupakan salah satu bahan makanan pokok yang termasuk dalam empat sehat lima
sempurna. Tahu juga merupakan makanan yang mengandung banyak gizi dan mudah diproduksi.
Untuk memproduksi tahu bahan-bahan yang dibutuhkan hanya berupa kacang kedelai, sehingga
saat ini dapat ditemukan banyak pabrik pembuat tahu baik dalam bentuk usaha kecil maupun
usaha menengah yang masih menggunakan cara konvensional(Lihannoor, 2010).
Tahu termasuk bahan makanan yang berkadar air tinggi. Besarnya kadar air dipengaruhi
oleh bahan penggumpal yang dipakai pada saat pembuatan tahu. Bahan penggumpal asam
menghasilkan tahu dengan kadar air lebih tinggi dibanding garam kalsium. Bila dibandingkan
dengan kandungan airnya, jumlah protein tahu tidak terlalu tinggi, hal ini disebabkan oleh kadar
airnya yang sangat tinggi. Makanan-makanan yang berkadar air tinggi umumnya kandungan
protein agak rendah. Selain air, protein juga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan bahan mempunyai daya awet rendah (Hamid,
2012).
B KONSEP HACCP
A. Langkah 1: PEMBENTUKAN TIM HACCP
NAMA
Koperasi Dinas Pertanian
JABATAN
General manager
TPH Kalbar
TANGGUNG JAWAB
Memberikan kewenangan
akan design, dan
implementasi sistem kontrol
kepada Quality Asurance
Rio
Manager
memastikan syarat-syarat
implementasi HACCP
terpelihara dan
Karyawan1
(mempunyai 3
karyawan/bawahan)
Production Manager
Packaging Manager
ditetapkan
1. Menjamin bahwa semua
karyawan di departemennya
karyawan/bawahan)
Karyawan3
(mempunyai 2
Distribution Manager
untuk digunakan
1. Menjamin bahwa
semua karyawan
karyawan/bawahan)
membawa produk
dengan aman dan
tidak menimbulkan
Karyawan4
Engineering Manager
kerusakan.
1. Memastikan bahwa
kemasan yang datang
dari supplier telah
diinspeksi dengan
baik dan benar
2. Menjamin bahwa
kemasan yang
digunakan adalah
aman untuk
digunakan
Proses pengolahan
yang
tertampung
dalam
tong
Populasi sensitif
Cara penggunaan
secara umum
Digunakan sebagai lauk pauk dan camilan.
KARAKTERISTI
JENIS
CARA
MAKANAN,
K BAHAYA*)
BAHAYA**)
PENCEGAHAN
PROSES
PRODUKSI &
LINGKUNGAN
Kacang kedelai
F (Kacang busuk, Di
Air bersih
dll)
demi sedikit
K (Pestisida)
B
(E.
Coli, Menggunakan
Salmonella)
pilah
yang
sedikit
bersih
air
dan
mengalir.
Cuka asam
Penerimaan barang
F (kemasan rusak,
makanan
kacang
Persiapan
bagus)
B
(salmonella, Menggunakan
tidak
e.coli)
yang
bersih
air
dan
mengalir, pencucian
alat
sebelum
dan
sesudah pemkaian.
F (kotoran)
Dengan suhu yang
K (pestisida dr
sesuai,
kacang kedelai)
menggunakan topi,
Pemasakan
masker,
sarung
F (debu)
K (bisphenol-A
(BPA)
mengganggu
kesehatan)
boot.
Menggunakan topi,
masker,
sarung
Pembersihan Alat-
Menggunakan
alat pengolahan
panas
sebelum
air
setiap
dan
sesudah pengolahan
kacang
kedelai
menjadi tahu
Pendistribusian
*) KETERANGAN:
1. Bahaya A: Produk-produk pangan yang tidak steril dan dibuat untuk konsumsi
kelompok beresiko (lansia, bayi, immunocompromised)
2. Bahaya B: Produk mengandung ingridient sensitif terhadap bahaya biologi,
kimia atau fisik
3. Bahaya C: Proses tidak memiliki tahap pengolahan yang terkendali yang secara
efektif membunuh mikroba berbahaya atau menghilangkan bahaya kimia atau fisik
4. Bahaya D: Produk mungkin mengalami rekontaminasi setelah pengolahan
sebelum pengemasan
5. Bahaya E: Ada potensi terjadinya kesalahan penanganan selama distribusi atau
oleh konsumen yang menyebabkan produk berbahaya
6. Bahaya F: Tidak ada tahap pemanasan akhir setelah pengemasan atau di tangan
kosumen atau tidak ada pemanasan akhir atau tahap pemusnahan mikroba setelah
pengemasan sebelum memasuki pabrik (untuk bahan baku) atau tidak ada cara
apapun bagi konsumen untuk mendeteksi, menghilangkan atau menghancurkan
bahaya kimia atau fisik
**) KETERANGAN:
B = Biologi
F = Fisik
K = Kimia
G. Langkah 7 (PRINSIP 2): PENETAPAN CCP
BAHAN
MAKANAN DAN
PROSES
PRODUKSI
JENIS BAHAYA
TIPE CCP
Kacang kedelai
Air bersih
dll)
K (Pestisida)
B
(E.
Coli, CCP
Salmonella)
Penerimaan barang F (kemasan rusak, Bukan CCP
makanan
kacang
tidak
Persiapan
bagus)
B
(salmonella, CCP
Pemasakan
e.coli)
F (kotoran)
CCP
K (pestisida dr
Pengemasan
kacang kedelai)
F (debu)
CCP
K (bisphenol-A
(BPA)
mengganggu
kesehatan)
Tipe CCP
CCP
Batas kritis
1. Kandungan E. Coli
pada tubuh 50/ 100
mililiter
Pengemasan
2. Penggunaan
CCP
plastik
sewajarnya.
PROSEDUR PEMANTAUAN
PROSES
Siapa
Apa
Bagaimana
Dimana
Kapan
Persiapan
Quality
Asurance
Manager
1. Kandungan
e.coli
dan
salmonella
2. Kandungan
1. Melakukan
pengecekan
dari
sampel
1. Ruang
Sebelum di
produksi.
2. Laboratorium
produksi
3. Ruang
Setelah di
yang diambil.
pestisida
1. Debu
kotoran
dan
1. Melakukan
pengecekan
pengemasan
produksi