Anda di halaman 1dari 14

Properti / Perumahan

Bangun Rumah MBR, Asosiasi


Pengembang Perlu Semakin
Dilibatkan
Selasa, 21 Januari 2014 | 13:43 WIB

Dok AP2ERSIAsosiasi

Pengembang Perumahan Rakyat Indonesia (AP2ERSI) menggelar


Rakernas I di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 17-18 Januari 2014.

Berita Terkait

Awas... Bantuan Dana Prasarana, Sarana, dan Utilitas Rawan Penyelewengan!


Anjlok, Target Pembangunan Rumah Subsidi 2014!
Target Rumah Subsidi Belum Tercapai!
Awal 2014, Kemenpera Bangun 30.000 Rumah Murah untuk PNS dan MBR

0
0
0
1

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi


Pengembang perumahan Rakyat Indonesia (AP2ERSI) menggelar
Rakernas I di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 17-18 Januari
2014. Asosiasi tersebut mempertegas komitmennya untuk
mendukung program pembangunan rumah rakyat bagi masyakat
berpenghasilan rendah (MBR).
Ferry Sandiyana, Ketua Umum AP2ERSI menegaskan, asosiasi ini
berdiri sejak 7 Maret 2007 di Bandung. Namun selama enam tahun
aktivitasnya hanya berbasis lokal di Provinsi Jawa Barat.
Namun, menyusul besarnya permintaan dari pengembangpengembang di daerah lain terutama di luar Pulau Jawa, maka
diprakarsai delapan Dewan Pengurus Daerah (DPD) se-Indonesia.
Beberapa DPD itu berasal dari Aceh, Sumatera Utara, Riau,
Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat
dan Kalimantan Utara, sehingga digelar Musyawarah Besar
(Mubes) I AP2ERSI di Bandung.
Lewat musyawarah besar itu terpilih dan terbentuk DPP AP2ERSI
periode 2013-2018 dengan Ketua Umum Ferry Sandiyana dan
Sekretaris Jenderal Endrawan Natawiria. Ferry mengatakan,
asosiasi ini diamanahkan untuk melaksanakan pelaksanaan
Rakernas I di Lombok dalam rangka mempertajam program kerja
organisasi.
"Kami berharap kehadiran AP2ERSI dapat membantu pemerintah
dalam memenuhi penyediaan rumah bagi MBR. Karena mayoritas
anggota kami adalah pengembang menengah bawah," kata Ferry
dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (21\1/2014).
Saat ini AP2ERSI telah memiliki 12 DPD di seluruh Indonesia, dan

sampai akhir tahun ini ditargetkan dapat terbentuk 10 DPD lagi.


Menurut Ferry, total anggota AP2ERSI kini sekitar 100 perusahaan,
dan 40 persen diantaranya berada di Jawa Barat.
Dia menegaskan pembatasan afiliasi asosiasi
pengembang perumahanyang berlangsung selama ini terbukti
kontraproduktif. Justru pemerintah perlu mendorong semakin
banyak asosiasi pengembang untuk dilibatkan membangun rumah
rakyat guna memperkecil angkabacklog rumah terlebih untuk MBR.
"Hak berorganisasi dijamin konstitusi, apalagi misi pembentukan
kami adalah juga untuk turut memperjuangkan cita-cita dan
amanah konstitusi UUD 1945 pasal 28H yakni merumahkan
masyarakat," tegas Ferry.
Penulis : Latief
Editor

: Latief

Properti / Perumahan

Awas... Bantuan Dana Prasarana,


Sarana, dan Utilitas Rawan
Penyelewengan!
Senin, 30 September 2013 | 15:57 WIB

FIKRIA HIDAYAT/KOMPAS.com Rumah

contoh (show unit) tipe 45 di halaman parkir belakang


kantor Kementerian Perumahan Rakyat.

Berita Terkait

"Apostrophy Housing"... Beginilah Merespons Hunian Ideal di Tengah Kota!


Akhirnya... "Kapsul Waktu" Milik Steve Jobs Ditemukan!
Bagaimana Mendesain Hunian Mungil yang Cuma 30 Meter Persegi?
Inspirasi Cantik... Hunian Mungil dari Peti Kemas!

2
0
0
1

JAKARTA, KOMPAS.com Bantuan dana prasarana, sarana,


dan utilitas atau PSU yang dikucurkan oleh
Kementerian perumahan Rakyat (Kemenpera) untuk membantu
biaya prasarana dan utilitas umum bagi
pengembang perumahan masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) rentan terhadap penyelewengan dan tidak sesuai dengan
tujuannya. Dana bantuan tersebut seharusnya dapat dijadikan
stimulus bagi pengembang MBR untuk mau membangun rumah
MBR sekaligus menekan harga rumah yang ada.

"Artinya, harga rumah seharusnya dapat lebih rendah karena biaya


pembangunan prasarana dan utilitas yang ada mendapatkan
bantuan dana PSU dari pemerintah. Namun nyatanya, hal tersebut
jauh dari tujuan dilakukannya bantuan dana PSU. Harga rumah tak
kunjung lebih rendah," kata Ali Tranghanda, pengamat properti dari
Indonesia Property Watch, dalam siaran pers di Jakarta, Senin
(30/9/2013).
Ali mengatakan, dana PSU yang seharusnya dapat menekan harga
rumah malah seakan-akan dijadikan dana penerimaan oleh
pengembang "nakal" dengan mengatasnamakan pengembang
MBR. Untuk itu, hal ini harus dicermati betul oleh seluruh lapisan
masyarakat.
"Bayangkan, pengembang memperoleh bantuan dana PSU Rp 4
juta untuk rumah subsidi FLPP yang dibangunnya. Dana PSU
bertambah dari tahun ke tahun dan telah ratusan miliar rupiah dana
PSU yang dicairkan menjadi salah sasaran," kata Ali.
Di sisi lain, pengucuran dana PSU dengan sistem remburs kepada
Kemenpera pun luput dari pengawasan. Kemenpera dinilai tidak
melakukan fungsi pengawasan untuk melihat sejauh mana dana
tersebut efektif untuk menurunkan harga rumah.
"Alhasil dana bantuan tersebut rentan terhadap penyelewengan
hasil kongkalikong antara pengembang nakal dan Kemenpera.
Kemenpera menjadi tidak efektif dan cenderung hanya bertujuan
untuk mempercepat penyerapan dana bantuan PSU tanpa melihat
tujuan dan sasaran dari program yang ada. Lagi-lagi kaum MBR
hanya dijadikan obyek semata. Sudah sepantasnya semua pihak
dapat lebih jujur untuk membantu kaum MBR tanpa memanfaatkan

dana PSU dengan berkedok membantu rakyat MBR," ujarnya.


Ali mengatakan, indikasi penyelewengan ini seharusnya dapat
dihindari dan menjadi efektif bila dana bantuan PSU sebesar Rp 4
juta per rumah tersebut dijadikan dana bantuan uang muka yang
langsung diberikan kepada konsumen. Hal ini diperkirakan dapat
menghindari dan memperkecil kemungkinan praktik korupsi dan
kolusi di kalangan terkait.
Dia menambahkan, bantuan uang muka tersebut akan sangat
menolong kaum MBR untuk memiliki rumah. Hanya, sepertinya
bantuan uang muka tersebut menjadi tidak populer karena relatif di
antara pihak-pihak yang terlibat tidak mendapatkan dana "segar"
PSU untuk keperluan golongan tertentu. Ali mengatakan,
permasalahanperumahan rakyat di Indonesia memang sangat
ironis.

Properti / Tips

Ingat, Jangan Sepelekan Kredibilitas


Pengembang!
Selasa, 28 Mei 2013 | 12:32 WIB

Berita Terkait

Beli Rumah? Ini Bank yang Tawarkan Bunga KPR Murah


Harga Rumah Makin Tinggi, Pilih Tunai atau Mencicil?
Catat... 9 Langkah Menyiapkan Pengajuan KPR!

0
0
0
0

KOMPAS.com - Pegiat properti di bidang pengembang hunian


sekarang makin banyak bermunculan. Saking banyaknya, sampaisampai sulit dibedakan pengembang yang baik dan tidak. Untuk itu,
pastikan Anda memilih pengembang kredibel.
Berhati-hati sebelum membeli apartemen adalah hal mutlak.
Jangan menjadikan tinggi rendahnya harga sebagai patokan
membeli sebuah apartemen yang diinginkan, karena kredibilitas
pengelola apartemen itu sendiri perlu ditelusuri agar tidak ada
masalah besar di kemudian hari.
Kredibilitas erat hubungannya dengan track record dari
pengembang sehingga perlu dicermati dengan betul. Pilih
pengembang yang sudah mempunyai banyak pengalaman
membangun apartemen. Jika salah pilih pengembang,
kemungkinan apartemen akan mengalami kepailitan.

Kondisi pailit
Jika apartemen sampai pailit, pihak paling dirugikan adalah
konsumen (pembeli). Saat dinyatakan pailit dan pengembang tidak
mau bertanggung jawab, uang konsumen akan lenyap begitu saja
tanpa mendapatkan apartemen yang diinginkan.
Saat mengambil jalur hukum untuk menyelesaikan persoalan ini,
konsumen pun harus berhati-hati. Hal itu karena hukum pailit
memiliki beberapa tahapan pembagian aset, setelah penjualan aset
pengembang yang dinyatakan pailit tersebut.
"Menurut saya dalam kasus ini, satu-satunya jalan adalah
mendaftarkan tagihan kepada kurator. Kenapa, karena dalam uu
kepailitan, kuratorlah yg paling berwenang dalam mengambil
keputusan," ujar Rio T Simanjuntak & Partners, Advocates & Legal
Consultants.
Pembagian aset selalu dimulai dari yang paling atas, seperti
kreditur konkuren ex-bank, kreditur konkuren kontraktor, serta
kreditur konkuren suplier. Sisa dari dana penjualan aset pailit
tersebut baru akan jatuh ke tangan kreditur pembeli (konsumen),
walaupun pembeli yang mendaftarkan pemohonan pailitnya. Jika
tidak ingin terjadi seperti ini, Anda harus pintar-pintar memilih
pengembang.
Riset
Melakukan riset sebelum membeli apartemen itu wajib dilakukan.
Kenapa? Karena hal ini akan memberikan informasi dan
pengetahuan dasar mengenai harga Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
di sekitar daerah tersebut.
Dengan riset terlebih dahulu, Anda bisa mengira-ngira baik dan
buruknya apartemen yang akan dibeli. Manfaat paling penting dari

riset adalah sebagai calon pembeli Anda tidak mudah atau


gampang diyakinkan oleh penjual.
Teliti PPJB
Mintalah kejelasan kepada pengembang tentang PPJB (Perjanjian
Perikatan untuk Jual Beli). Jika pengembang tidak bersedia
memberikan draft PPJB dengan jelas, ada baiknya jangan lanjutkan
untuk membeli apartemen tersebut karena akan berisiko bagi calon
konsumen.
Pengalaman orang lain
Selain riset, Anda bisa menggali informasi dari rekan, sahabat atau
saudara. Lihat, baca, dan pelajari pengalaman mereka yang lebih
dulu membeli apartemen.
Mengukur kredibilitas
Mengukur kredibilitas pengembang bisa Anda lihat dari bisnis
utama si pengembang. Jika memang di bidang properti, dan sudah
lama menggeluti bisnis tersebut, Anda tidak perlu ragu membelinya.
Namun, jika bisnis utamanya bukan bidang properti, Anda wajib
mempertanyakan. Atau, Anda bisa cek pengembang tersebut
tergabung di asosiasi pengembang atau tidak. Karena jika
bermasalah, konsumen dapat menghubungi lembaga terkait untuk
diklarifikasi. (SATYA NITA PRATAMA)

Begini, Cara Menjual Rumah Lebih


Cepat dan Untung
Senin, 17 Maret 2014 | 18:18 WIB

shutterstockAda

beberapa hal yang perlu Anda ikuti sebelum menjual rumah. Perbaikan,
penataan barang, dan luas rumah menjadi pertimbangan calon pembeli.

KOMPAS.com - Menjual rumah memang bukan tugas mudah.


Waktu, pikiran, dan tenaga harus dikerahkan hingga rumah terjual
dengan harga sesuai keinginan. Sayangnya, keluarga-keluarga
yang ingin pindah atau terpaksa menjual rumah karena masalah
ekonomi punya sedikit kesempatan dan hanya sedikit persiapan.
Laura Gaskill dari Houzz memiliki cara ampuh untuk menjual rumah
dengan cepat dan menghasilkan keuntungan. Berikut ini langkahlangkah yang bisa Anda tiru.
Pertama-tama, jika sejak awal sudah yakin ingin menghasilkan
keuntungan dari rumah yang Anda beli, maka sebaiknya membeli
rumah siap jual. Artinya, Anda tidak perlu melakukan banyak
pembaruan, perbaikan, dan penyesuaian. Hal-hal ini akan membuat
anggaran Anda membengkak.
Meski Anda belum punya pikiran untuk menjual rumah sekalipun,
sebaiknya beli rumah yang tidak bermasalah. Cari rumah dengan

lanskap yang baik, cantik, atau setidaknya berpotensi. Setelah itu,


sebelum membeli rumah, periksa bagian dalam rumah dan buatlah
daftar perbaikan. Mulailah dari hal sepele, seperti mengganti
bohlam lampu, hingga hal penting dan rumit seperti mengganti
atap.
Kedua, singkirkan barang-barang menumpuk di dalam rumah yang
ingin Anda jual. Pastikan pembeli potensial melihat rumah Anda
dalam kondisi prima. Sedikit barang membuat rumah tampak lebih
luas. Hal ini tentu baik bagi citra rumah Anda di benak calon
pembeli. Rumah yang padat membuat calon pembeli merasa
rumah Anda butuh lebih banyak tempat penyimpanan.
Ketiga, pertimbangkan jasa pihak ketiga untuk membantu menjual
rumah. Anda bisa mulai dengan mempekerjakan broker tepercaya.
Agen akan menilai rumah Anda secara obyektif. Kemudian, Anda
mungkin juga akan memerlukan jasa tukang bangunan, listrik, dan
jasa pembersih untuk membuat rumah tampak lebih baik. Namun
ingat, sesuaikan dengan anggaran.
Pilih agen proeprti profesional yang Anda percaya. Bicara langsung
dengan mereka, nilai juga portofolio mereka selama ini untuk
mengetahui kualitasnya. Setelah itu, nilai rumah Anda bersama
dengan sang agen. Berdasarkan hal itu, putuskan jika Anda butuh
profesional lain untuk memperbaiki dan mempercantiknya.
Keempat, tahan diri Anda, jangan sampai melakukan pengeluaran
terlalu banyak untuk "mendandani" rumah yang ingin dijual.
Lakukan saja hal-hal penting. Pasalnya, calon pembeli pun
kemungkinan sudah punya idenya sendiri.
Kelima, kenali waktu menjual rumah. Konsultasikan dengan broker,
baca berita properti, dan coba selalu mendapatkan informasi
seputar kondisi sosial-politik di tempat Anda berada. Bila perlu,

mulai persiapan setahun sebelum menjual rumah. Selamat


mencoba!

Anda mungkin juga menyukai