Anda di halaman 1dari 5

Bab 3.6.

SINDROM NEFROTIK (SN)


Apa yang dimaksud dengan sindrom nefrotik?
Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang ditandai dengan gejala:
1. Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin pada
urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik 2+)
2. Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 mg/dL
Apa penyebab dari sindrom nefrotik?
Penyebab sindroma nefrotik terbagi 3 yaitu:

Sindroma nefrotik bawaan


Diturunkan sebagai resesif autosomal atau reaksi maternofetal.
Sindroma nefrotik sekunder
- Malaria kuartana atau parasit lain
- Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus desiminata, purpura anafilaktoid
- Glomerulonefritis akut atau kronik, trombosis vena renalis.
- Amiloidsosis
Sindroma nefrotik perimer atau idiopatik
Sekitar 90% penyebab sindroma nefrotik pada anak belum diketahui.
Bagaimana perjalanan penyakit dari sindrom nefrotik?
Reaksi antigen antibody menyebabkan permeabilitas membrane basalis glomerulus
meningkat dan diikuti kebocoran sejumlah protein (albumin). Tubuh kehilangan albumin lebih
dari 3,5 gram/hari menyebabkan hipoalbuminemia, diikuti gambaran klinis sindrom nefrotik
seperti sembab, hiperliproproteinemia dan lipiduria.
Patofisiologi beberapa gejala dari sindrom nefrotik :
1. Proteinuria (albuminuria)
Proteinuria (albuminuria) masif merupakan penyebab utama terjadinya sindrom nefrotik,
namun penyebab terjadinya proteinuria belum diketahui benar. Salah satu teori yang dapat
menjelaskan adalah hilangnya muatan negatif yang biasanya terdapat di sepanjang endotel
kapiler glomerulus dan membran basal. Hilangnya muatan negatif tersebut menyebabkan
albumin yang bermuatan negatif tertarik keluar menembus sawar kapiler glomerulus.
Terdapat peningkatan permeabilitas membrane basalis kapiler-kapiler glomeruli, disertai
peningkatan filtrasi protein plasma dan akhirnya terjadi proteinuria(albuminuria). Beberapa
faktor yang turut menentukan derajat proteinuria(albuminuria) sangat komplek.

2. Hipoalbuminemia
163

Bab 3.6.1
Plasma mengandung macam-macam protein, sebagian besar menempati ruangan ekstra
vascular(EV). Plasma terutama terdiri dari albumin yang berat molekul 69.000.
Hepar memiliki peranan penting untuk sintesis protein bila tubuh kehilangan sejumlah
protein, baik renal maupun non renal. Mekanisme kompensasi dari hepar untuk
meningkatkan sintesis albumin, terutama untuk mempertahankan komposisi protein dalam
ruangan ekstra vascular(EV) dan intra vascular(IV).

Bagaimana gejala klinis dari sindrom nefrotik?


Pasien SN biasanya datang dengan edema palpebra atau pretibia. Bila lebih berat akan
disertai asites, efusi pleura, dan edema skrotum. Kadang-kadang disertai oliguria dan gejala
infeksi, nafsu makan berkurang, dan diare. Bila disertai sakit perut hati-hati terhadap
kemungkinan terjadinya peritonitis.

164

Bab 3.6.1
Pemeriksaan penunjang apa saja yang dianjurkan pada sindrom nefrotik?
Pada urinalisis ditemukan proteinuria masif (3+ sampai 4+), dapat disertai hematuria.
Pada pemeriksaan darah didapatkan hipoalbuminemia (< 2,5 g/dl), hiperkolesterolemia, dan laju
endap darah yang meningkat, rasio albumin/globulin terbalik. Kadar ureum dan kreatinin
umumnya normal kecuali ada penurunan fungsiginjal.Bila terjadi hematuria mikroskopik (>20
eritrosit/LPB) dicurigai adanya lesi glomerular (mis. Sclerosis glomerulus fokal).
Bagainmana pengobatan pada sindrom nefrotik?
Dietetik
Jadi cukup diberikan diit protein normal sesuai dengan RDA(recommended daily
allowances) yaitu 2 g/kgBB/hari. Diit rendah protein akanmenyebabkan malnutrisi energi protein
(MEP) dan hambatan pertumbuhananak. Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan selama
anak menderita edema.
Diuretik
Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat. Biasanya diberikan loop diuretic
seperti furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, bila perlu dikombinasikan denganspironolakton (antagonis
aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-3 mg/kgBB/hari. Pada pemakaian diuretik lebih lama dari
1-2 minggu perlu dilakukanpemantauan elektrolit darah (kalium dan natrium).
Kortikosterid
Kortikosteroid merupakan pengobatan SN idiopatik pilihan pertama, kecuali bila ada
kontraindikasi. Dapat diberikan prednison atau prednisone.

165

Bab 3.6.1

166

Bab 3.6.1

Daftar pustaka:
1. Husein Alatas, dkk. Konsesus Tatalakna Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak. IDAI.
2008.
2. Hasan, Alatas. FK UI. Buku Kuliah IKA. Jakarta: 1988.
3. ISKDC. Nephrotic syndrome in children: prediction of histopathology from clinical and
laboratory characteristics at time of diagnosis. Kidney Int 1978;13:159-65.

167

Anda mungkin juga menyukai