Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
RINGKASAN
Devianto Tintian Londongsalu (E14203005). Analisis Pendugaan Erosi,
Sedimentasi, dan Aliran Permukaan Menggunakan Model AGNPS Berbasis
Sistem Informasi Geografis di Sub DAS Jeneberang Propinsi Sulawesi
Selatan. Dibimbing oleh Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan penggunaan lahan di wilayah
Sub DAS Jeneberang, memberi dampak negatif dan berpengaruh nyata terhadap
kondisi DTA Jeneberang Hulu, dimana tingkat kekritisan lahan telah mencapai
53.471 ha dan cenderung terus meningkat. Sejalan dengan semakin meluasnya
areal lahan kritis tersebut, pada beberapa tahun terakhir ini kondisi hidrologis
DTA Jeneberang Hulu menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun.
Banjir dan longsor terjadi pada setiap musim hujan dan kekeringan di musim
kemarau. AGNPS (Agricultural Non-Point Source Pollution Model) merupakan
salah satu metode pendugaan yang dapat memprediksi aliran permukaan (banjir),
erosi dan dapat digunakan untuk melakukan simulasi penggunaan lahan yang
optimal dalam mengurangi laju erosi, sedimentasi, dan debit puncak. Dalam
menganalisis menggunakan model AGNPS diperlukan parameter-parameter
masukan model meliputi masukan data curah hujan jangka pendek dan parameter
biofisik. Pengolahan data spasial dalam input data, manipulasi dan tampilan data
model AGNPS serta mengidentifikasi dan memetakan keluaran model AGNPS
dapat dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian ini
bertujuan mengetahui akurasi model AGNPS dalam menduga laju erosi,
sedimentasi, dan debit puncak menggunakan parameter input yang tersedia,
memperoleh bentuk penggunaan lahan optimal di DTA Jeneberang Hulu terhadap
pengurangan laju erosi, sedimentasi, dan debit puncak.
Penelitian ini dilakukan pada DTA Jeneberang Hulu yang terletak di
Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa. Pengambilan data dan
pengolahan/analisis data dilakukan pada bulan Mei hingga November 2007.
Bahan yang digunakan adalah data curah hujan harian, debit harian, sedimen
harian selama 11 tahun, peta digital topografi/kontur, peta digital penutupan
lahan, peta digital jenis tanah, dan peta digital jaringan sungai. Sedangkan alat
yang digunakan adalah seperangkat komputer dengan beberapa software, yaitu
AGNPS versi 3.65.3, ArcView versi 3.2 + extension, Minitab 14, dan Microsoft
Office, alat tulis, alat hitung dan alat penunjang lainnya. Metode penelitian
meliputi pengumpulan data dasar berupa peta penutupan lahan, peta kontur, peta
jenis tanah, peta jaringan sungai, dan data curah hujan, pengolahan data curah
hujan, transformasi proyeksi peta, pembuatan Daerah Tangkapan Air (DTA),
pembuatan grid sel model AGNPS, penurunan atribut-atribut DTM, pembangkitan
data masukan model AGNPS dengan SIG, pemasukan data ke model AGNPS,
analisis keluaran data model AGNPS, pengujian validasi model AGNPS, analisis
simulasi dan rekomendasi.
Hasil keluaran model pada DTA Jeneberang Hulu dengan masukan curah
hujan harian rata-rata terbesar pada hari hujan tanggal 1 Januari sebesar 31,66 mm
dan nilai energi intensitas hujan 30 menit sebesar 25,89 m.ton.cm/ha/jam,
diperoleh besarnya volume aliran permukaan pada outlet sebesar 0,76 mm, debit
puncak aliran permukaan sebesar 3,20 m3/detik dengan volume air hujan yang
menjadi aliran permukaan 2,29 %. Besarnya laju erosi pada outlet sebesar 29,02
ton/ha, laju sedimen sebesar 1,85 ton/ha dan sedimen total sebesar 12577,2 ton.
Dengan besarnya erosi harian dalam kurun waktu setahun yang terjadi sebesar
1011,80 ton/ha/tahun, maka tingkat bahaya erosi yang terjadi di DTA Jeneberang
Hulu dapat dikategorikan sangat berat. Penutupan lahan berupa tegalan/ladang
memberikan kontribusi volume aliran permukaan, debit puncak aliran permukaan,
laju erosi permukaan, dan sedimen total yang tertinggi masing-masing sebesar
172,21 mm, 40,36 m3/detik, 12236,15 ton/ha, 222523,86 ton.
Model AGNPS dengan parameter input menggunakan data yang relatif
tersedia di Indonesia (hujan harian dan data sekunder fisik DAS) dalam menduga
laju erosi, sedimentasi, dan debit puncak memberikan hasil lebih rendah dari data
pengukuran lapangan (under estimation) sehingga memerlukan faktor koreksi.
Faktor koreksi untuk kasus DTA Jeneberang Hulu dapat menggunakan persamaan
QpLap = 1,734 QpMod0,679, QsLap = 1,698 QsMod0,382.
Pemanfaatan lahan yang optimal dalam mengurangi debit puncak aliran
permukaan, laju erosi permukaan, dan laju sedimentasi adalah dengan
mempertahankan penggunan lahan yang ada sekarang kecuali tegalan dan semak
belukar perlu dirubah kedalam bentuk penggunaan lahan yang menyerupai hutan
alam produksi yang dikelola dengan sistem silvikultur tebang pilih atau hutan
alam tidak terganggu di bagian hulu, sedangkan di bagian bawah yang relatif lebih
datar menerapkan kebun campuran dengan sistem agroforestry.
PERNYATAAN
Judul
Model
AGNPS
Berbasis
Sistem
Informasi
NIM
: E 14203005
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kehutanan
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan pada
tanggal 28 Desember 1985 sebagai anak ketiga dari lima
bersaudara pasangan Drs. Yusuf Londongsalu (ayah) dan Yuliana
Paibang (ibu).
Penulis menempuh pendidikan di TK Frater Teratai I Ujung
Pandang lulus pada tahun 1991, SD Frater Teratai I Ujung Pandang lulus tahun
1997, SLTP Katolik Garuda Ujung Pandang lulus tahun 2000, dan SMU Negeri 2
Makassar lulus tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima sebagai mahasiswa
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada
Program Studi Budidaya Hutan, Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
Dalam melaksanakan studi, penulis aktif di berbagai organisasi/pelayanan
dan kepanitiaan diantaranya Pengurus Ikatan Pemuda Toraja Bogor (IPTOR),
Komisi Pelayanan Anak PMK-IPB, Persekutuan Fakultas Kehutanan, dan panitia
Temu Manager (TM) 2005. Pada tahun 2006, penulis melaksanakan Praktek
Pengenalan Hutan di Baturaden (BKPH Gunung Slamet KPH Banyumas Timur)
dan Cilacap (BKPH Rawa Timur KPH Banyumas Barat) dan Praktek Pengelolaan
Hutan di Kampus Lapangan UGM Getas, KPH Ngawi. Pada bulan Februari
hingga April 2007, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di HTI
PT. Sebangun Bumi Andalas Wood Industries (PT. SBAWI), Kabupaten Ogan
Komering Ilir (OKI) Propinsi Sumatera Selatan. Selain itu juga, penulis menjadi
asisten praktikum mata kuliah Ilmu Ukur Hutan, Inventarisasi Sumberdaya Hutan,
Pengaruh Hutan, dan Hidrologi Hutan.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis melaksanakan penelitian dan
penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Pendugaan Erosi, Sedimentasi, dan
Aliran Permukaan Menggunakan Model AGNPS Berbasis Sistem Informasi
Geografis di Sub DAS Jeneberang Propinsi Sulawesi Selatan di bawah
bimbingan Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................
1.2 Tujuan Penelitian .....................................................................
1.3 Manfaat Penelitian ...................................................................
1
3
3
4
5
5
6
7
8
9
10
11
12
13
13
14
16
17
18
18
19
20
20
21
22
27
34
36
36
37
40
40
43
45
45
48
48
49
50
50
52
54
56
58
60
61
62
64
65
67
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan yang semakin
pesat mengakibatkan peningkatan kebutuhan manusia terhadap sumberdaya lahan.
Eksploitasi sumberdaya lahan yang berlangsung sangat intensif menyebabkan
bentuk-bentuk pemanfaatan lahan yang dilakukan di dalam suatu wilayah daerah
aliran sungai (DAS) sering tidak memperhatikan dampak negatif yang
ditimbulkannya. Bentuk-bentuk pemanfaatan lahan tersebut antara
penebangan liar, perladangan berpindah,
lain:
2.1
unsur-unsur utamanya
seperti: jenis
tanah,
topografi,
geologi,
2.2
Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan diartikan setiap bentuk interaksi (campur tangan) manusia
2.3
dalam dua bentuk, yaitu deskriptif dan kuantitatif. Hidrologi deskriptif membahas
uraian konsep-konsep dasar dan proses yang menyatu dan berinteraksi satu sama
lain. Konsep-konsep dan proses-proses diperoleh dari pengamatan, pemikiran dan
pengambilan kesimpulan. Hidrologi kuantitatif menyajikan gambaran dan teoriteori yang disajikan dalam serangkaian angka yang diperoleh dari pengukuran dan
perhitungan. Penyajian secara kuantitatif dari konsep dan proses hidrologi
menimbulkan persamaan-persamaan matematika disebut juga model matemetika.
Dooge (1968) dalam Triandayani (2004) mendefinisikan sistem adalah
sembarang struktur, alat, skema atau prosedur riil dan abstrak yang saling
berhubungan dengan waktu tertentu yang memberikan suatu masukan yang
menimbulkan suatu dorongan berupa materi, energi, dan informasi, kemudian
menghasilkan keluaran (output) sebagai akibat atau respon dari informasi, energi
dan materi tersebut.
Karena DAS merupakan suatu ekosistem, maka setiap ada masukan ke
dalam ekosistem tersebut dapat di evaluasi proses yang telah dan sedang terjadi
dengan cara melihat keluaran dari ekosistem tersebut. Input yang berupa curah
hujan akan berinteraksi dengan komponen-komponen ekosistem DAS (manusia,
tanah, vegetasi, sungai) dan pada gilirannya akan menghasilkan keluaran berupa
debit, muatan sedimen dan material lainnya yang terbawa oleh aliran sungai
(Asdak 2004).
Model dan simulasi merupakan penyederhanaan dari sistem serta merupakan
sintesis yang mencoba merinci mekanisme yang bekerja pada sistem, sehingga
perilaku berbagai penyusun sistem yang tergolong penting dan diketahui (Doodge
1973 dalam Salwati 2004).
2.4
Aliran Permukaan
Aliran permukaan merupakan air yang mengalir di atas permukaan tanah
dan merupakan bagian dari curah hujan yang mengalir ke sungai atau saluran,
danau, dan laut (Acherman et al. 1995 dalam Salwati 2004). Di daerah beriklim
basah, bentuk aliran yang mengalir di kenal sebagai aliran permukaan inilah yang
penting sebagai penyebab erosi, karena merupakan pengangkut bagian-bagian
tanah (Arsyad 2000). Schwab et al. (1981) dalam Sutiyono (2006) menyatakan
bahwa aliran permukaan tidak akan terjadi sebelum evaporasi, intersepsi,
infiltrasi, simpanan depresi, tambatan permukaan dan tambatan saluran (channel
detention) terjadi.
Curah hujan yang jatuh di atas permukaan tanah pada suatu wilayah
pertama-tama akan masuk ke tanah sebagai aliran infiltrasi setelah ditahan oleh
tajuk vegetasi sebagai intersepsi. Infiltrasi akan berlangsung terus selama
kapasitas lapang belum terpenuhi atau air tanah masih di bawah kapasitas lapang.
Apabila hujan terus berlangsung dan kapasitas lapang telah dipenuhi, maka
kelebihan air hujan tersebut sebagian akan tetap berinfiltrasi yang selanjutnya
akan menjadi air perkolasi dan sebagian digunakan untuk mengisi cekungan atau
depresi permukaan tanah sebagai simpanan permukaan (depression storage).
2.5
Erosi
Erosi tanah didefenisikan sebagai suatu peristiwa hilang atau terkikisnya
tanah atau bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain, baik disebabkan oleh
pergerakan air, angin, dan es. Di daerah tropis seperti Indonesia, erosi terutama
disebabkan oleh air hujan (Rahim 2003).
Menurut Arsyad (2000), erosi terjadi akibat interaksi kerja antara faktor
iklim, topografi, tanah, vegetasi dan manusia. Faktor iklim yang paling
berpengaruh terhadap erosi adalah intensitas curah hujan. Kecuraman dan panjang
lereng merupakan faktor topografi yang berpengaruh terhadap debit dan kadar
lumpur. Faktor tanah yang mempengaruhi erosi dan sedimentasi yang terjadi
adalah : luas jenis tanah yang peka terhadap erosi, luas lahan kritis atau daerah
erosi dan luas tanah berkedalaman rendah.
Menurut Asdak (2004), proses erosi terdiri atas tiga bagian yang berurutan:
pengelupasan (detachment), pengangkutan (transportation), dan pengendapan
(sedimentation). Erosi permukaan (tanah) disebabkan oleh air hujan dan juga
dapat terjadi karena tenaga angin dan salju. Beberapa tipe erosi permukaan yang
umum dijumpai di daerah tropis adalah:
1. Erosi percikan adalah proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian
atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos.
2. Erosi kulit adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah
di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air aliran
(runoff).
3. Erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan
pertikel-pertikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam
saluran-saluran air.
4. Erosi selokan/parit adalah erosi yang membentuk jajaran parit yang lebih
dalam dan lebar serta merupakan tingkat lanjutan dari erosi alur.
5. Erosi tebing sungai adalah pengikisan tanah pada tebing-tebing sungai dan
penggerusan dasar sungai oleh aliran air sungai.
2.5.1
yang mempengaruhi erosi, yaitu: 1) iklim, 2) jenis tanah, 3) panjang lereng dan
kemiringan lereng, dan 4) penutupan lahan. Menurut Knisel (1982) dalam Asdak
(1995), erosi merupakan akibat dari interaksi kerja antara faktor- faktor iklim,
topografi, vegetasi, dan
sebagai berikut :
E = f (i, r, v, s, m)
Dimana,
E : erosi
s : tanah
i : iklim
m : manusia
r : topografi
v : vegetasi
Pada daerah yang beriklim basah menurut Arsyad (1989), faktor iklim yang
paling mempengaruhi erosi dan aliran permukaan adalah hujan. Jumlah intensitas
dan distribusi (pembagian) hujan menentukan kekuatan dispersi hujan terhadap
tanah, jumlah dan kecepatan aliran permukaan dan kerusakan erosi.
Menurut Arsyad (1989), faktor topografi yang berpengaruh terhadap erosi
adalah kemiringan dan panjang lereng. Unsur lain yang berpengaruh adalah:
konfigurasi, keseragaman, dan arah lereng. Sedangkan pengaruh vegetasi terhadap
2.5.2
dibandingkan dengan tebal solum tanahnya pada setiap unit lahan bila teknik
pengelolaan tanaman dan konservasi tanah tidak mengalami perubahan.
Penentuan tingkat bahaya erosi menggunakan pendekatan tebal solum tanah yang
telah ada dan besarnya erosi sebagai dasarnya. Semakin dangkal solum tanahnya
berarti semakin sedikit tanah yang boleh tererosi, sehingga tingkat bahaya
erosinya sudah cukup besar meskipun tanah yang hilang belum terlalu besar.
Kelas tingkat bahaya erosi disajikan selengkapnya pada Tabel 1.
<15
0 SR
IR
Kelas erosi
II
III
IV
Erosi (ton/ha/tahun)
15-60
60-180
180-480
IR
II S
III B
II S
III B
IV SB
>480
IV SB
IV SB
II S
III B
IV SB
IV SB
IV SB
III B
IV SB
IV SB
IV SB
IV SB
Kedalaman
tanah (cm)
Dalam (> 90)
Sedang (60-90)
Dangkal
(30-60)
Sangat dangkal
(<30)
Keterangan : 0 SR
IR
II S
III B
IV SB
2.5.3
= sangat ringan
= ringan
= sedang
= berat
= sangat berat
Sedimentasi
Sedimen adalah tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu
tempat yang tererosi. Sedimen yang dihasilkan dari proses erosi dan terbawa oleh
suatu aliran akan diendapkan pada suatu tempat yang kecepatan airnya melambat
atau berhenti disebut dengan sedimentasi (Arsyad 2000). Sedangkan menurut
Asdak (2004), sedimen adalah hasil proses erosi baik berupa erosi permukaan,
erosi parit atau jenis erosi tanah lainnya. Sedimen umumnya mengendap di bagian
bawah bukit, di daerah genangan banjir, di saluran air, sungai, dan waduk.
Proses sedimentasi dapat memberikan dampak yang menguntungkan dan
merugikan. Dikatakan menguntungkan karena pada tingkat tertentu adanya aliran
sedimen ke daerah hilir dapat menambah kesuburan tanah serta terbentuknya
tanah garapan baru di daerah hilir. Tetapi, pada saat yang bersamaan aliran
sedimen dapat menurunkan kualitas perairan dan pendangkalan badan perairan
(Asdak 2004).
Linsey et. al (1989) dalam Salwati (2004) juga menyatakan bahwa produksi
sedimen tahunan rata-rata dari suatu daerah aliran sungai tergantung dari banyak
faktor seperti: iklim, jenis tanah, tata guna lahan, topografi, dan waduk. Faktor
lain yang mempengaruhi besarnya sedimen yang masuk ke sungai menurut Asdak
(2004) adalah karateristik sungai yang meliputi: morfologi sungai, tingkat
kekasaran sungai, dan kemiringan sungai.
Nisbah Pelepasan Sedimen (NPS) merupakan salah satu prediksi hasil
sedimen. NPS didefenisikan sebagai nisbah jumlah sedimen yang betul-betul
terbawa oleh sungai dari suatu daerah terhadap jumlah tanah yang tererosi dari
daerah tersebut yang persamaannya ditulis sebagai berikut (Arsyad 2000):
NPS =
SEDY
......................................................................................... (1)
EROSI
Dimana NPS adalah nisbah pelepasan sedimen, SEDY adalah jumlah sedimen
total yang melewati suatu titik tertentu di sungai, dan EROSI adalah jumlah tanah
yang tererosi.
2.5.4
erosi dan sedimentasi dalam suatu DAS. Sejumlah model yang telah
dikembangkan di Amerika Serikat dan beberapa negara di dunia (Lanfear 1989
dalam Sun et al. 2000).
Model-model yang ada kebanyakan adalah empiris (parametrik), yang
dikembangkan berdasarkan proses hidrologi dan fisis yang terjadi selama
peristiwa erosi dan pengangkutannya dari DAS ke titik yang ditinjau (Suripin
2002). Idealnya, metode prediksi harus memenuhi persyaratan-persyaratan
nampaknya bertentangan, yakni model seharusnya dapat diandalkan, dapat
digunakan secara umum, sudah dipergunakan dengan data yang minimum,
komprehensif dalam hal faktor-faktor yang digunakan dapat mengikuti (peka)
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di DAS (Suripin 2002).
Salah satu persamaan yang pertam kali dikembangkan untuk mempelajari
erosi lahan adalah persamaan Musgrave yang selanjutnya berkembang terus
menjadi persamaan yang sangat terkenal dan masih banyak digunakan sampai saat
ini, yang biasa disebut Universal Soil Loss Equation (USLE). USLE adalah salah
satu model parametrik yang telah banyak digunakan dengan segala kelebihan dan
kelemahannya. Salah satu kelemahannya adalah tidak memperhitungkan adanya
pengendapan dan tidak memperhitungkan hasil sedimen dari erosi parit, tebing
sungai, dan dasar sungai (Suripin 2002).
Pengembangan model determilistik lebih ditekankan untuk menghadapi
permasalahan yakni kurangnya pemahaman mengenai proses erosi dan
perjalanannya. Hal ini dimungkinkan karena pola erosi tanah terjadi secara tidak
kontinyu dan bervariasi mengikuti ruang lingkup keadaan sekitar lokasi (Sun et al.
2000).
2.6
Model AGNPS
Model AGNPS (Agricultural Non Point Source Pollution Model),
2.6.1
Masukan data berupa data inisial terdiri dari: 1) identitas DAS, 2) deskripsi DAS,
3) luas tiap sel, 4) jumlah sel, 5) curah hujan, dan 6) energi intensitas hujan
maximum 30 menit. Sedangkan masukan data tiap sel terdiri dari 21 parameter
yakni: 1) nomor sel, 2) nomor sel penerima, 3) arah aliran, 4) bilangan kurva
aliran permukaan, 5) kemiringan lereng, 6) faktor bentuk lereng, 7) panjang
lereng, 8) kelerengan saluran rata-rata, 9) koefisien kekasaran Manning, 10) faktor
erodibilitas tanah, 11) faktor pengolahan tanaman, 12) faktor teknik konservasi
tanah, 13) konstanta kondisi permukaan, 14) tekstur tanah, 15) indikator
penggunaan pupuk, 16) ketersediaan pupuk pada permukaan tanah, 17) point
source indicator 18) sumber erosi tambahan 19) faktor kebutuhan oksigen kimia,
20) indikator impoundment, 21) indikator saluran (Young et al. 1990).
2.6.2
aliran permukaan, 2) debit puncak aliran permukaan, 3) aliran permukaan tiap sel,
4) hasil sedimen, 5) konsentrasi sedimen, 6) distribusi sedimen tiap partikel, 7)
erosi permukan, 8) erosi saluran, 9) jumlah deposisi, 10) nisbah pengayaan, 11)
nisbah pelepasan. Keluaran unsur hara berupa: 1) kandungan N dalam sedimen, 2)
konsentrasi N, 3) jumlah N dalam aliran permukaan, 4) kandungan P dalam aliran
permukaan, 5) konsentrasi P, 6) jumlah P dalam aliran permukaan, 7) konsentrasi
COD, dan 8) jumlah COD (Young et al. 1990).
2.6.3
= erosi (ton/acre)
= energi intensitas hujan (feet.ton.inci/acre)
= erodibilitas tanah (ton.acre/acre.feet.ton.inci)
= faktor panjang lereng
= faktor kemiringan lereng
= faktor tanaman
= faktor pengelolaan tanah
= faktor bentuk permukaan tanah (seragam = 1, cembung =
1,3, dan cekung = 0,8)
b. Limpasan permukaan
Limpasan permukaan dihitung dengan menggunakan persamaan USDA SCS
(1972) dalam Young et al. (1990), yaitu:
RF =
RL 0,2S 2
RL 0,8 S
Dimana : RF
RL
S
.....................................................................................(3)
1
10 (CN = Curve Number)
CN
QP = 8.484 xA xS
0.159
c
xRF
0.824 A0.0166
L2c
Ax 43560
0.187
....................................(7)
Qs (X) = Qs(0)
Dimana : Qs(X)
Qs(0)
X
Lr
D(X)
W
QsX
D ( X )Wdx .......................................................... (8)
Lr
0
= debit sedimen di ujung hilir saluran (cfs)
= debit sedimen di ujung hulu saluran (cfs)
= jarak lereng bagian bawah (feet)
= panjang saluran (feet)
= laju pengendapan sedimen di titik X
= lebar saluran (feet)
2.7
tiga unsur pokok yaitu: sistem, informasi, dan geografis. Istilah informasi
geografis mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang
terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek
terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan
(atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau
diketahui (Prahasta 2002).
Aronoff (1989) dalam Prahasta (2002), mendefinisikan SIG sebagai sistem yang
berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi
informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan,
dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan
karakteristik yang penting atau krisis untuk di analisis. Dengan demikian, SIG
merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam
menangani data yang bereferensi geografi yakni : a) masukan, b) memanajemen
data (penyimpanan dan pemanggilan data), c) analisis dan manipulasi data, d)
keluaran. SIG dapat mempresentasikan real world (dunia nyata) di atas monitor
komputer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan dunia nyata di
kertas. Akan tetapi, SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas dari pada
lembaran kertas.
3.2
3.2.1
3.2.2
3.3
Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam 11 tahap seperti yang disajikan
Peta Digital
topografi
Peta digital
Penggunaan lahan
Peta digital
tanah
Peta digital
jaringan
sungai
Validasi
Analisis simulasi
Rekomendasi
3.3.1
sedimentasi dengan model AGNPS digunakan curah hujan harian dengan periode
ulang selama 25 tahun (Young et al. 1990). Karena keterbatasan data yang
tersedia, maka curah hujan yang digunakan merupakan curah hujan harian selama
5 tahun (2001-2005). Curah hujan harian tersebut diperoleh dari data hasil
pengukuran ARR (Automatic Rain Recorder) yang diperoleh dari Stasiun
Pengamat Aliran Sungai (SPAS) Malino. Hasil keluaran ARR tersebut selanjutnya
di kelompokkan berdasarkan harian dalam bulanan (Januari hingga Desember)
selama 5 tahun, sehingga diperoleh nilai curah hujan harian rata-rata dalam 12
bulan.
Data curah hujan diuji korelasinya dengan debit aliran untuk mengetahui
ada-tidaknya hubungan curah hujan dengan debit aliran. Uji korelasi antara curah
hujan dengan debit aliran dengan menggunakan analisis regresi :
Q = a CHb ..... (9)
= debit aliran (m3/detik)
Dimana : Q
CH
a dan b = konstanta
Nilai energi hujan intensitas 30 menit untuk pendugaan volume, debit
puncak aliran permukaan, besarnya erosi dan sedimentasi diperoleh dengan
menggunakan persamaan Bols (1978) dalam Usmadi (2006), yaitu:
2,467R
...................................................................... (10)
0,0727R 0,725
2
EI30 =
3.3.2
semua peta dapat di overlay dan di analisis. Proyeksi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah UTM (Universal Transverse Mercator) dengan datum WGS
84 dan zone 50. Transformasi proyeksi peta dilakukan dengan menggunakan
software ArcView versi 3.2 dengan extension Projection Utility Wizard.
3.3.3
3.3.4
3.3.5
permukaan yang biasa disebut Digital Terrain Model (DTM). Analisis permukaan
diperlukan karena informasi tambahan dapat diperoleh dengan pembuatan data
baru melalui Digital Elevation Model (DEM). Data elevasi biasa juga disebut
Digital Elevation Model (DEM), Digital Terrain Model (DTM) ataupun peta
kontur. Data ini bisa didapatkan dengan memetakan permukaan bumi, dengan
cara survei lapangan atau interpretasi dan pengolahan citra satelit (Remote
Sensing). DEM yang digunakan adalah DEM turunan dari Shuttle Radar
Topographic Mission (SRTM), buatan JetPropulsion Laboratory NASA. DEM ini
dihasilkan pada tahun 2000 dengan menggunakan Shuttle Space, dan SRTM
Indonesia masuk di Zona Eurasia (Anonimus 2005).
Penurunan atribut-atribut Digital Terrain Model (DTM) bertujuan untuk
memberi gambaran tentang daerah kajian sebelum dilakukan analisis lebih lanjut.
Model Terain Digital (DTM) adalah model topografis tanah terbuka yang
memungkinkan pengguna memahami karakteristik terain yang mungkin
tersembunyi pada Model Permukaan Digital (DSM). DTM secara digital
menghilangkan vegetasi, bangunan, dan fitur budaya serta menyisakan terain di
bawahnya. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak
paten, penyuntingan manual, dan proses kontrol kualitas yang mengambil elevasi
terain berdasarkan pengukuran tanah terbuka yang ada pada data radar original
(Anonimus 2007).
topologi aliran karena aliran yang menuju sink tersebut. Sehingga untuk
mendapatkan grid arah aliran (flow direction) yang kontinyu, sink perlu
dihilangkan. Arah aliran ini akan dijadikan parameter masukan model
AGNPS sebagai parameter aspek. Hal ini dilakukan karena parameter
aspek pada model AGNPS memiliki karateristik yang serupa dengan
karateristik arah aliran pada model SIG, seperti yang ditampilkan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Nilai arah aliran antara hasil ArcView dengan masukan model
AGNPS
Arah aliran
ArcView
Model AGNPS
Utara
64
1
Timur laut
128
2
Timur
1
3
Tenggara
2
4
Selatan
4
5
Barat daya
8
6
Barat
16
7
Barat laut
32
8
Sumber : Penurunan DTM dan Young et al. (1990)
3.3.6
menggunakan software ArcView versi 3.2. Tahapan pembangkitan data setiap sel
yaitu peta kontur, peta jaringan sungai, peta jenis tanah dan peta penutupan lahan
di overlay dengan peta DTA yang telah terbentuk tadi dan dilakukan pemotongan
menggunakan extension Geoprocessing Wizard untuk memperoleh peta seluas
DTA. Selanjutnya dilakukan gridding (convert to grid) dengan resolusi 400 x 400
meter berdasarkan peta DEM (Digital Elevation Model) dan dilakukan
penambahan data-data atribut berupa nilai parameter masukan model AGNPS
yang sesuai dengan peta peta kontur, peta jaringan sungai, peta jenis tanah dan
peta penutupan lahan. Parameter-parameter masukan model AGNPS yang dapat
diturunkan dari peta-peta tadi, disajikan selengkapnya pada Gambar 6.
Peta Digital
Jaringan Sungai
Peta Digital
Topografi
Peta Digital
Penutupan Lahan
Peta Digital
Tanah
TIN
DEM
Overlay
CI
CL
Curvature
FD
SL
FA
DTA
Overlay
Penentuan nilai
parameter masukan
model AGNPS
CN
SCC
Tekstur
P
SCC
n
COD
CI
CS
CL
DTA
3.3.6.1
JD
(10)
Cos
3.3.6.2
Parameter masukan model AGNPS yang berupa tekstur tanah dan faktor
erodibilitas tanah diturunkan dari peta jenis tanah. Masing-masing jenis tanah
dilakukan penambahan data atribut berupa nilai erodibilitas tanah yang mengacu
pada hasil penelitian Puslitbang Pengairan (1966) dalam Triandayani (2004).
Masukan nilai tekstur model AGNPS disajikan dalam Tabel 3.
3.3.6.3
kekasaran
Manning,
dan
bilangan
kurva
aliran
permukaan
Data spasial dari peta penutupan lahan dapat digunakan untuk memperoleh
masukan parameter-parameter model AGNPS yaitu faktor pengelolaan tanaman
(C), faktor tindakan konservasi tanah (P), koefisien kekasaran Manning (n),
bilangan kurva aliran permukaan (CN), dan konstanta kondisi permukaan (SCC).
Tahapan dalam pembangkitan data masukan beberapa parameter dari peta
penutupan lahan sebagai berikut :
1. DTA yang telah terbentuk dari hasil model AV-SWAT di overlay dengan
peta penutupan lahan untuk mendapatkan peta penutupan lahan seluas
DTA Jeneberang Hulu. Dari peta penutupan lahan ini diturunkan enam
nilai parameter masukan AGNPS, yaitu faktor tindakan konservasi tanah
(Lampiran 2), faktor pengelolaan tanaman (Lampiran 3), koefisien
kekasaran Manning (Lampiran 4), bilangan kurva aliran permukaan
(Lampiran 5), dan konstanta kondisi permukaan (Lampiran 5) untuk setiap
jenis pengggunaan lahan. Nilai-nilai parameter tersebut di input dan di edit
ke dalam atribut peta penutupan lahan melalui fasilitas query dan calculate
pada ArcView.
2. Pembentukan grid (convert to grid) untuk peta penutupan lahan seluas
DTA yang telah berisi keenam nilai parameter tadi dengan cara di overlay
dengan peta DEM sebagai dasar grid yang beresolusi 400 x 400 meter.
Setelah itu diubah menjadi format point, agar masing-masing grid
memiliki nilai dari parameter tadi.
Nilai masukan faktor pengelolaan tanaman dan faktor tindakan konservasi
tanah berdasarkan teknik konservasi yang dominan diterapkan ini diperoleh dari
peta penutupan lahan wilayah DTA Jeneberang Hulu yang telah diubah dalam
bentuk grid/sel dan secara spasial ditampilkan pada Lampiran 6.
3.3.6.4
Indikator saluran
Parameter model AGNPS yang berupa indikator saluran diperoleh dari peta
jaringan sungai yang di overlay dengan peta grid. Parameter yang menyertai
parameter indikator saluran yaitu panjang saluran, bentuk saluran, kemiringan
lereng saluran, dan kemiringan sisi saluran. Panjang saluran diukur berdasarkan
panjang sungai pada masing-masing sel dan diubah dalam satuan feet. Parameter
kemiringan saluran diasumsikan sebesar 50 % dari kemiringan lereng lahan,
sedangkan kemiringan sisi saluran diasumsikan sebesar 10 % (Young et al.,
1990).
Tahapan dalam pembangkitan data masukan parameter dari peta jaringan
sungai sebagai berikut :
1. DTA yang telah terbentuk dari hasil model AV-SWAT di overlay dengan
peta jaringan sungai untuk mendapatkan peta jaringan sungai seluas DTA
Jeneberang Hulu. Dari peta jaringan sungai ini diturunkan dua nilai
parameter masukan AGNPS, yaitu panjang saluran dan bentuk saluran.
Nilai-nilai parameter tersebut di input dan di edit ke dalam atribut peta
penutupan lahan melalui fasilitas query dan calculate pada ArcView.
2. Pembentukan grid (convert to grid) untuk peta jaringan sungai seluas DTA
yang telah berisi kedua nilai parameter tadi dengan cara di overlay dengan
peta DEM sebagai dasar grid yang beresolusi 400 x 400 meter. Setelah itu
diubah menjadi format point, agar masing-masing grid memiliki nilai dari
parameter tadi.
Indikator saluran mengidentifikasikan ada tidaknya saluran serta jenis
saluran dalam wilayah DTA Jeneberang Hulu. Sungai utama di DTA Jeneberang
Hulu diasumsikan sebagai saluran perennial sedangkan anak-anak sungainya
diasumsikan sebagai saluran intermitten. Sebagai data masukan model AGNPS,
saluran perennial bernilai 7, saluran intermitten bernilai 6, dan yang tidak terdapat
saluran bernilai 1. Saluran perennial (saluran permanen) merupakan aliran yang
mengalir sepanjang tahun dengan debit yang lebih tinggi pada musim hujan dan
permukaan air tanah selalu berada di atas sungai. Sedangkan saluran intermitten
(saluran musiman) merupakan aliran air yang mengalir pada musim hujan saja
dan permukaan air tanah berada di atas dasar sungai hanya selama musim hujan
saja, sedangkan pada musim kemarau permukaan tersebut berada di bawah dasar
sungai (Seyhan 1990).
3.3.6.5
3.3.6.6
3.3.7
Curah hujan yang diamati adalah jumlah curah hujan harian rata-rata, yang
merupakan curah hujan harian selama 12 bulan (hasil pengelompokan data
CH selama 5 tahun). Contoh curah hujan harian rata-rata yang tertinggi
terjadi pada tanggal 1 Januari sebesar 31,66 mm (1,25 inches) dengan nilai
energi intensitas hujan 30 menit untuk kejadian hujan pada tanggal 1
Januari sebesar 25,894 m.ton.cm/ha/jam. Contoh nilai curah hujan harian
dan energi intensitas hujan 30 menit (EI 30) yang tertinggi inilah yang
akan digunakan dalam memprediksi besarnya volume aliran permukaan,
debit puncak aliran permukaan, laju erosi dan sedimentasi.
2. Masukan data setiap sel model yang meliputi : penomoran sel, sel
penerima, arah aliran, kemiringan lereng, panjang dan bentuk lereng,
faktor erodibilitas (K) dan tekstur tanah, faktor pengelolaan tanaman (C),
faktor tindakan konservasi tanah (P), bilangan kurva aliran permukaan
(CN), koefisien kekasaran Manning (n), faktor kebutuhan Oksigen
kimiawi (COD), konstanta kondisi permukaan (SCC), dan indikator
saluran (panjang saluran dan kemiringan saluran), seperti yang
ditampilkan pada Gambar 8.
3.3.8
DTA Jeneberang Hulu dan setiap sel dengan kejadian hujan terbesar pada tanggal
1 Januari. Keluaran model tersebut berupa keluaran hidrologi dan keluaran
sedimen dalam bentuk grafik/gambar dan tabel. Keluaran hidrologi berupa
volume aliran permukaan dan debit puncak aliran permukaan. Sedangkan
keluaran sedimen berupa laju erosi, laju sedimentasi dan sedimen total. Keluaran
tersebut merupakan keluaran kondisi awal sebelum dilakukan simulasi.
3.3.9
(Tiryana 2003), dimana peubah tidak bebasnya berupa data dari hasil pengukuran
di lapangan dan peubah bebasnya berupa data keluaran model. Hubungan antara
data lapangan dengan data keluaran model dinyatakan dalam bentuk persamaan
umum regresi sebagai berikut :
Y = a + b X . (12)
Dimana: Y
X
a dan b = konstanta
CN
60
75
SCC
0,29
0,29
Sumber : Young et al. (1990), Chow (1950) dalam Seyhan (1990), dan Data Pusat
Penelitian Tanah (1973-1981) dalam Arsyad ( 1989)
CN
60
75
SCC
0,29
0,29
Sumber : Young et al. (1990), Chow (1950) dalam Seyhan (1990), dan Data Pusat
Penelitian Tanah (1973-1981) dalam Arsyad ( 1989)
CN
61
75
SCC
0,22
0,29
Sumber : Young et al. (1990), Chow (1950) dalam Seyhan (1990), dan Data Pusat
Penelitian Tanah (1973-1981) dalam Arsyad ( 1989)
CN
55
75
SCC
0,59
0,29
Sumber : Young et al. (1990), Chow (1950) dalam Seyhan (1990), dan Data Pusat
Penelitian Tanah (1973-1981) dalam Arsyad ( 1989)
3.2 Topografi
Berdasarkan hasil pengolahan peta digital kontur skala 1 : 25000, wilayah
DTA Jeneberang Hulu terletak pada ketinggian antara 600-2800 mdpl.
Mempunyai topografi bervariasi mulai dari datar hingga sangat curam. DTA
Jeneberang Hulu didominasi oleh wilayah yang bertopografi landai dengan luas
2314,23 ha (34,03 %). Secara lebih jelas, luas areal berdasarkan kemiringan
lereng disajikan pada Tabel 8 dan peta sebaran kemiringan lereng serta peta
elevasi disajikan pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Keterangan
Datar
Landai
Agak curam
Curam
Sangat curam
Luas (ha)
1408,76
2314,23
1772,64
1136,47
167,75
%
20,72
34,03
26,07
16,71
2,47
Skala 1 : 80000
Bahan induk
Latosol Coklat
Kekuningan
Bentuk
wilayah
Bergunung
Berbukit
dan
bergunung
Berbukit
dan
bergunung
Luas (ha)
5423,18
79,70
1367,92
20,10
13,62
0,20
Dari peta jenis tanah diturunkan nilai erodibilitas tanah pada DTA
Jeneberang Hulu, dimana yang terbesar yaitu pada jenis tanah Andosol Coklat
sebesar 0,278. Sedangkan nilai erodibilitas tanah yang terkecil yaitu pada jenis
tanah sebesar 0,075. Nilai erodibilitas tanah tersebut menunjukkan bahwa jenis
tanah Andosol Coklat paling mudah tererosi.
Masukan data tekstur tanah didasarkan pada tekstur tanah yang dominan
pada sel tersebut. Tekstur tanah pada DTA Jeneberang Hulu berupa lempung
berliat dan liat. Sebagian besar tekstur tanah di DTA Jeneberang Hulu berupa
lempung berliat. Hal tersebut menyebabkan aliran permukaan menjadi tinggi dan
erosi yang besar. Nilai erodibilitas dan tekstur tanah pada DTA Jeneberang Hulu
disajikan pada Tabel 10 dan secara spasial dalam bentuk grid ditampilkan pada
Lampiran 7.
Tabel 10 Nilai faktor erodibilitas tanah (K) dan tekstur tanah (T) di DTA
Jeneberang Hulu
Jenis Tanah
Nilai K
Tekstur
Andosol Coklat
0,278
3
Latosol Coklat Kekuningan
0,082
3
Komplek Latosol Coklat Kemerahan dan Litosol
0.075
3
Sumber : Puslitbang Pengairan (1996) dalam Triandayani (2004) dan Young et al. (1990)
lebih jelas, luas areal berdasarkan penutupan lahan disajikan pada Tabel 11 dan
peta penyebaran penutupan lahan disajikan pada Gambar 13.
Tabel 11 Luasan jenis penutupan lahan DTA Jeneberang Hulu tahun 2003
Penutupan lahan
Semak belukar
Sawah irigasi
Pemukiman
Tegalan/ladang
Hutan campuran
Luas (ha)
920,51
1,030,43
29,69
1,903,48
2,868,22
%
13,63
15,26
0,44
28,19
42,48
landai sehingga air irigasi mudah disalurkan ke areal persawahan. Hutan yang
berada di DTA Jeneberang Hulu berupa hutan campuran dengan berbagai jenis
flora dan fauna serta hutan tanaman yang ditangani langsung oleh PT. Inhutani
dengan jenis pohon Pinus sp.
Semak belukar yang berada di DTA Jeneberang Hulu berupa vegetasi
campuran antara semak (alang-alang) dan tumbuhan-tumbuhan lainnya dimana
arealnya tidak dikelola dan dibiarkan begitu saja. Tegalan/ladang yang diusahakan
dan dikelola langsung oleh masyarakat yang berada di daerah yang berlereng
curam tepatnya di bawah kaki Gunung Bawakaraeng, ternyata membawa dampak
yang sangat buruk. Kaki Gunung Bawakaraeng yang sedianya sebagai kawasan
penyangga dan kawasan lindung yang berlereng 45 % ternyata telah rusak dan
telah dikonversi menjadi ladang pertanian kacang-kacangan (Leguminoseae) oleh
masyarakat setempat. Oleh karena itu, bencana longsor yang terjadi pada tahun
2004 merupakan bukti nyata dari dampak kerusakan lahan dan hutan di kawasan
tersebut.
Dari peta penutupan lahan diturunkan nilai C, P, CN, SCC, dan n dimana
besarnya nilai-nilai tersebut disajikan pada Tabel 12, 13, dan 14.
Tabel 12 Nilai faktor pengelolaan tanaman (C) pada berbagai penutupan lahan di
DTA Jeneberang Hulu
Penutupan Lahan
Nilai C
Semak belukar
0,300
Sawah irigasi
0,010
Pemukiman
0,010
Tegalan/ladang
0,700
Hutan campuran
0,001
Sumber : Young et al. (1990) dan Data Pusat Penelitian Tanah (1973-1981) dalam Arsyad ( 1989)
Tabel 13 Nilai faktor tindakan konservasi tanah (P) pada berbagai penutupan
lahan di DTA Jeneberang Hulu
Penutupan Lahan
Tindakan Konservasi Tanah
Nilai P
Semak belukar
Semak belukar
0,021
Sawah irigasi
Teras gulud
0,013
Pemukiman
Tanpa tindakan konservasi
1,000
Tegalan/ladang
Penanaman padi-jagung
0,209
Hutan campuran
Tanpa tindakan konservasi
1,000
Sumber : Arsyad (1989) dan Young et al. (1990)
3.6 Iklim
Berdasarkan data curah hujan harian rata-rata 5 tahun, wilayah DTA
Jeneberang Hulu menurut klasifikasi iklim Schmidt-Fergusson termasuk tipe
iklim A dengan jumlah bulan basah 8 bulan dan 4 bulan kering dalam setahun.
Curah hujan rata-rata 2518,02 mm/tahun (Tabel 15) dan suhu udara berkisar
antara 180-210C (BPDAS Jeneberang-Walanae, 2003).
Tabel 15 Curah hujan rata-rata dalam setahun (2001-2005)
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
CH (mm)
376,75
328,50
274,59
205,57
127,02
52,96
38,19
24,74
41,72
201,00
375,26
471,71
2518,02
3.7
Debit Aliran
Curah hujan yang jatuh ke wilayah DTA Jeneberang Hulu menghasilkan
debit yang beragam, dimana debit rata-rata per tahun sebesar 154,32 m3/detik
seperti yang disajikan pada Tabel 16.
Debit (m3/detik)
20,790
15,921
12,158
11,882
11,533
6,712
7,600
9,847
9,718
12,009
12,611
23,541
154,32
3.8 Kependudukan
Berdasarkan BPS Kabupaten Gowa dalam Angka tahun 2002 dalam BPDAS
Jeneberang-Walanae, jumlah penduduk Kabupaten Gowa berjumlah 401.317 jiwa.
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin pada masing-masing kecamatan
dalam wilayah Sub DAS Jeneberang ditampilkan pada Tabel 17.
Tabel 17 Jumlah penduduk Sub DAS Jeneberang di Kab. Gowa tahun 2002
Kecamatan
Tinggimoncong
Parangloe
Bungaya
Bontomarannu
Palangga
Bajeng
Somba Opu
Bontonompo
Jumlah penduduk (jiwa)
Jumlah (jiwa)
30.752
25.151
27.845
41.557
66.586
69.422
80.184
59.820
401.317
Laki-laki
15.125
12.370
13.297
20.444
32.670
33.828
39.138
28.686
195.558
Perempuan
15.628
12.781
14.548
21.113
33.916
35.594
41.046
31.131
205.759
5.1
disajikan dalam Gambar 14. Hubungan Curah hujan dengan debit membentuk
hubungan sebagai berikut :
Q = 0.159 CH0.68... (12)
dengan koefisien korelasi sebesar 0,901 dan koefisien determinasinya (R2) sebesar
81,2 %. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa kejadian curah hujan
0.0
3.5
5.0
3.0
10.0
2.5
15.0
2.0
20.0
1.5
25.0
1.0
30.0
0.5
35.0
Debit (m^3/s)
0.0
1
16
31 46
61
76 91 106 121 136 151 166 181 196 211 226 241 256 271 286 301 316 331 346 361
Januari-Desember
CH (mm)
Q (m^3/s)
Gambar 14 Dinamika curah hujan harian dengan debit DTA Jeneberang Hulu.
5.2
tahun (31,66 mm/hari) dengan nilai energi intensitas hujan 30 menit sebesar 25,89
m.ton.cm/ha/jam, diperoleh besarnya volume aliran permukaan di outlet sebesar
0,76 mm dan debit puncak aliran permukaan sebesar 3,20 m3/detik. Volume air
hujan yang menjadi aliran permukaan sebesar 2,29 %, sedangkan sisanya
mengalami infiltrasi, intersepsi, dan evapotranspirasi.
Sebaran ruang volume aliran permukaan akibat kejadian hujan 31,66
mm/hari disajikan dalam Gambar 15.
Luas (ha)
2896
32
1072
928
1840
Aliran permukaan
(mm)
7,11
8,64
167,64
44,20
172,21
lahan berupa hutan (vegetasi sedang hingga lebat) sebesar 7,11 mm. Sedangkan
sel-sel dengan penutupan lahan berupa sawah irigasi dan tegalan/ladang
mempunyai aliran permukaan yang besar masing-masing sebesar 172,21 mm dan
167,64 mm.
Hal tersebut disebabkan karena hutan mempunyai penutupan tajuk yang
sedang hingga rapat, sehingga air hujan dapat terintersepsi dan terjadi
evapotranspirasi oleh tajuk tumbuhan. Hutan mempunyai berbagai pohon yang
mempunyai perakaran dalam yang dapat memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah
dan kemampuan tanah menyerap atau mengabsorpsi air, sehingga volume air
hujan yang menjadi aliran permukaan menjadi jauh berkurang. Di lahan dengan
penutupan/penggunaan lahan berupa sawah irigasi dan tegalan/ladang, air hujan
sebagian besar menjadi aliran permukaan yang diakibatkan kurangnya penutupan
tajuk dan kurangnya perakaran yang dalam sehingga rendahnya infiltrasi tanah.
Akibatnya aliran permukaan di lahan sawah irigasi dan tegalan/ladang menjadi
sangat besar.
5.3
5.4
hujan harian rata-rata yang terbesar selama 5 tahun sebesar 31,66 mm dengan
nilai energi intensitas hujan 30 menit sebesar 25,89 m.ton.cm/ha/jam, diperoleh
besarnya laju erosi di outlet sebesar 29,03 ton/ha, laju sedimentasi sebesar 1,85
ton/ha dan sedimen total sebesar 12577,2 ton.
Tabel 20 Keluaran sedimen model di outlet DTA Jeneberang Hulu
Jenis partikel
Liat
Debu
Agregat halus
Agregat kasar
Pasir
Total
Analisis Sedimen
Erosi per satuan luas
Sedimen per
NPS
satuan luas
Daratan
Saluran
(%)
(ton/ha)
(ton/ha)
(ton/ha)
2,90
0
64
1,85
1,75
0
0
0
16,55
0
0
0
7,25
0
0
0
0,58
0
0
0
29,03
0
6
1,85
Sedimen total
(ton)
12568,0
4,3
2,3
1,9
0,6
12577,2
penutupan lahan berupa hutan 0,60 ton/ha. Sedangkan sel-sel dengan penutupan
lahan berupa tegalan/ladang mempunyai laju erosi permukaan yang sangat besar.
Sehingga dengan besarnya erosi harian dalam kurun waktu setahun yang terjadi
sebesar 1011,80 ton/ha/tahun, maka tingkat bahaya erosi yang terjadi di DTA
Jeneberang Hulu dikategorikan sangat berat. Hal ini dikarenakan tingkat bahaya
erosinya tergolong dalam kelas erosi lima (> 480 ton/ha/tahun) dan telah melebihi
batas toleransi erosi yang diperbolehkan (tolerable soil erosion) terjadi di DTA
Jeneberang Hulu sebesar 180 ton/ha/tahun (kelas erosi tiga).
Dengan adanya penutupan tanah berupa hutan (vegetasi sedang hingga
lebat), maka butir-butir air hujan tidak langsung jatuh ke tanah tetapi tertahan oleh
tajuk-tajuk pohon (vegetasi). Akibatnya energi yang dimiliki butir-butir hujan
menjadi berkurang, sehingga daya rusak terhadap tanah menjadi rendah.
Penutupan lahan berupa hutan dapat juga meningkatkan laju infiltrasi tanah dan
daya absorpsi tanah serta menahan laju aliran permukaan, sehingga volume dan
kecepatan aliran permukaan menjadi berkurang. Akibat berkurangnya kecepatan
aliran permukaan, maka daya rusak dari aliran permukaan menjadi berkurang,
sehingga tanah yang terangkut menjadi lebih sedikit dan laju erosi menjadi lebih
rendah.
Dibandingkan dengan penutupan tanah berupa tegalan/ladang yang berada
di bagian hulu dekat dengan puncak bukit, maka penahan butir-butir hujan
berkurang akibat kurangnya tajuk yang menahannya sehingga air hujan langsung
memecahkan agregat-agregat tanah. Akibat kurangnya proses intersepsi,
transpirasi dan rendahnya infiltrasi tanah karena kebanyakan perakaran dangkal di
daerah yang berlereng yang curam, maka air hujan yang jatuh di lahan yg berupa
tegalan/ladang sebagian besar menjadi aliran permukaan. Akibatnya terjadi
peningkatan laju aliran permukaan yang menyebabkan daya rusak dan daya
angkut oleh aliran permukaan menjadi tinggi, sehingga pada akhirnya laju erosi
permukaan semakin meningkat di lahan tersebut.
5.5
Sedimen Total
Sebaran ruang sedimen total akibat kejadian hujan 31,66 mm/hari dalam
Luas (ha)
2896
32
1072
928
1840
yang mempunyai sedimen total terkecil terdapat di sel dengan penutupan lahan
berupa pemukiman, karena tidak adanya saluran sungai dan jumlahnya relatif
sedikit. Sedangkan sel-sel dengan penutupan lahan berupa tegalan/ladang
mempunyai sedimen yang besar. Sedimen total semakin besar di sel-sel yang
terdapat aliran sungai. Semakin ke hilir/menuju outlet, sedimen total di sel yang
mempunyai saluran sungai semakin meningkat.
Laju sedimentasi yang tinggi menyebabkan peningkatan jumlah sedimen
yang mengendap di saluran sungai dan terjadi pendangkalan saluran sungai,
sehingga volume aliran permukaan yang dapat ditampung oleh saluran sungai
tersebut semakin berkurang. Akibatnya pada musim hujan terjadi bencana banjir
di daerah hilir yang diakibatkan oleh ketidakmampuan sungai untuk menampung
air hujan yang terkosentrasi ke sungai.
Hal inilah yang terjadi sekarang di hulu Sungai Jeneberang, dimana sedimen
yang terangkut oleh aliran terbawa oleh air hingga terjadi pendangkalan sungai.
Bahkan tanggul penahan sedimen jebol/roboh akibat tidak mampu lagi menahan
begitu banyak sedimen yang terangkut. Dampak dari peristiwa tersebut
mengakibatkan
Bendungan
Serbaguna
Bili-bili
yang
merupakan
DAM
penampung aliran air dari hulu Sungai Jeneberang terjadi pendangkalan dan
terancam tidak dapat berfungsi lagi sebagai pemasok cadangan air untuk wilayah
Kabupaten Gowa dan Kodya Makassar dan PLTA serta ada indikasi bahwa umur
bendungan yang terbesar di Indonesia Timur ini tinggal beberapa tahun lagi
keberadaannya.
5.6
pengamatan, maka dilakukan uji validasi. Model divalidasi dengan curah hujan
harian rata-rata selama 5 tahun (366 kejadian hujan). Uji validasi model dilakukan
dengan membandingkan debit puncak (Qp) keluaran model dengan debit puncak
hasil pengamatan dan membandingkan laju sedimentasi (Qs) keluaran model
dengan laju sedimentasi pengamatan.
Dari hasil analisis korelasi dan regresi seperti yang terlihat dalam Gambar
19, diperoleh nilai korelasi (r) dari debit puncak model (QpMod) terhadap debit
1.0
Log QpLap.
0.5
0.0
-0.5
-1.0
-1.5
-2.0
-3
-2
-1
Log QpMod.
Log QsLap.
0.25
0.00
-0.25
-0.50
-0.75
-2.0
-1.5
-1.0
-0.5
Log QsMod
0.0
0.5
1.0
5.7
Analisis Simulasi
Simulasi dilakukan untuk memberikan alternatif dalam pemanfaatan lahan
Dasar
pemikiran skenario-skenario
pertimbangan bahwa
penutupan
lahan
yang
akan
disimulasikan
dapat
5.7.1
Skenario I
Berdasarkan dengan sebaran ruang penggunaan lahan hasil skenario I dalam
Gambar 21, diperoleh hasil simulasi model pendugaan lapangan dalam Tabel 23
dengan menggunakan curah hujan rata-rata tahunan, diperoleh besarnya debit
puncak aliran permukaan di outlet sebesar 41,04 m3/detik/tahun, laju erosi
permukaan sebesar 348,6 ton/ha/tahun dan laju sedimentasi sebesar 18,24
ton/ha/tahun. Hasil simulasi menunjukkan debit puncak aliran permukaan
berkurang 81,26 %, laju erosi permukaan di outlet berkurang 79,43 %, dan laju
sedimentasi berkurang 75,18 % dari nilai awal sebelum dilakukan simulasi.
Nisbah pelepasan sedimen (NPS) dalam skenario I sebesar 5,23 %, dimana nilai
tersebut menunjukkan sebanyak 5,23 % dari total erosi yang terjadi di DTA
tersebut sampai ke saluran sungai dan menjadi sedimen sedangkan sisanya
mengendap di tempat lain.
Tabel 23 Hasil simulasi skenario I keluaran model
Skenario
Base
Skenario I
Skenario II
Berdasarkan dengan sebaran ruang penggunaan lahan hasil skenario II
(Gambar 22), diperoleh hasil simulasi model seperti disajikan dalam Tabel 24,
yaitu besarnya debit puncak aliran permukaan di outlet sebesar 41,04
m3/detik/tahun, laju erosi permukaan sebesar 134,76 ton/ha/tahun dan laju
sedimentasi sebesar 16,20 ton/ha/tahun. Debit puncak aliran permukaan berkurang
81,26 %, besarnya laju erosi permukaan di outlet berkurang 92,05 %, dan laju
sedimentasi berkurang 77,95 % dari nilai awal sebelum dilakukan simulasi.
Nisbah pelepasan sedimen (NPS) dalam skenario II sebesar 12,02 %, dimana nilai
tersebut menunjukkan sebanyak 12,02 % dari total erosi yang terjadi di DTA
tersebut sampai ke saluran sungai dan menjadi sedimen sedangkan sisanya
mengendap di tempat lain.
(tolerable soil erosion) terjadi sebesar < 180 ton/ha/tahun. Sehingga kawasan
yang berada di sekitar terjadinya erosi tidak membahayakan.
5.7.3
Skenario III
Berdasarkan sebaran ruang penggunaan lahan hasil skenario III (Gambar
23), diperoleh hasil simulasi model (Tabel 25) yaitu besarnya debit puncak aliran
permukaan di outlet sebesar 41,04 m3/detik/tahun, laju erosi permukaan sebesar
239,04 ton/ha/tahun dan laju sedimentasi sebesar 14,04 ton/ha/tahun. Debit
puncak aliran permukaan berkurang 81,26 %, besarnya laju erosi permukaan di
outlet berkurang 85,90 %, dan laju sedimentasi berkurang 80,89 % dari nilai awal
sebelum dilakukan simulasi. Nisbah pelepasan sedimen (NPS) dalam skenario III
sebesar 5,87 %, dimana nilai tersebut menunjukkan sebanyak 5,87 % dari total
erosi yang terjadi di DTA tersebut sampai ke saluran sungai dan menjadi sedimen
sedangkan sisanya mengendap di tempat lain.
Tabel 25 Hasil simulasi skenario III keluaran model AGNPS
Skenario
Base
Skenario III
Berdasarkan data di atas, simulasi untuk skenario III tidak berbeda jauh
dengan skenario I, dimana hasilnya kurang efektif untuk diterapkan karena nilai
laju erosi permukaan yang dihasilkan berdasarkan kelas tingkat bahaya erosi
masih tergolong kelas erosi empat dengan kategori berat hingga sangat berat (180480 ton/ha/tahun). Begitupun dengan nilai erosi yang diperbolehkan (tolerable
soil erosion) terjadi melebihi dari batas nilai yang diperbolehkan terjadi sebesar
180 ton/ha/tahun. Sehingga masih membahayakan kawasan yang berada di
sekitarnya.
.
Gambar 23 Peta penggunaan lahan skenario III.
5.7.4
Skenario IV
Berdasarkan sebaran ruang penggunaan lahan hasil skenario IV (Gambar
24), diperoleh hasil simulasi model (Tabel 26), yaitu besarnya debit puncak aliran
permukaan di outlet sebesar 18,47 m3/detik/tahun, laju erosi permukaan sebesar
111,60 ton/ha/tahun dan laju sedimentasi sebesar 8,40 ton/ha/tahun. Debit puncak
aliran permukaan berkurang 91,57 %, laju erosi permukaan di outlet berkurang
93,42 %, dan laju sedimentasi berkurang 88,57 % dari nilai awal sebelum
dilakukan simulasi. Nisbah pelepasan sedimen (NPS) dalam skenario IV sebesar
7,53 %, dimana nilai tersebut menunjukkan sebanyak 7,53 % dari total erosi yang
terjadi di DTA tersebut sampai ke saluran sungai dan menjadi sedimen sedangkan
sisanya mengendap di tempat lain.
dari skenario I, II, dan III serta sangat efektif untuk diterapkan karena nilai debit
puncak aliran permukaan, laju erosi permukaan, dan laju sedimentasi mengalami
penurunan yang besar. Apabila hutan alam yang dahulunya sudah ada dan tidak
ditebang oleh masyarakat untuk dijadikan ladang, maka fungsinya akan lebih baik
sebagai kawasan lindung khususnya untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi (longsor), dan sebagai perlindungan sistem penyangga
kehidupan masyarakat. Namun, apabila dilihat dari segi waktu dan efisiensinya
skenario IV membutuhkan waktu sangat lama untuk terbangunnya hutan alam
hingga ratusan atau ribuan tahun.
5.8
Rekomendasi
Berdasarkan Tabel 27, dapat diketahui bahwa skenario I, III, kurang efektif
dalam memperbaiki kondisi DTA. Hal tersebut dilihat dari besarnya nilai laju
erosi dari beberapa skenario terhadap nilai awal sebelum dilakukan simulasi
penggunaan lahan yang masih berada pada tingkat bahaya erosi kelas empat
dengan kategori berat hingga sangat (180-480 ton /ha/tahun) walaupun persentase
pengurangannya cukup besar. Sedangkan pengurangan volume aliran permukaan
tidak terjadi perubahan sehingga masih memungkinkan terjadinya banjir di DTA
Jeneberang Hulu. Sedangkan skenario II dan IV efektif dalam memperbaiki
kondisi DTA, hal tersebut terlihat dari besarnya nilai laju erosi skenario II dan IV
yang berada pada tingkat bahaya erosi kelas tiga dengan kategori sedang (60-180
ton/ha/tahun) dan batas nilai erosi yang diperbolehkan (tolerable soil erosion)
tidak melebihi dari 180 ton/ha/tahun.
Tabel 27 Rekapitulasi persentase (%) pengurangan keluaran model dari nilai awal
(base) setelah dilakukan simulasi
Skenario
Skenario I
Skenario II
Skenario III
Skenario IV
Debit puncak
Laju erosi
Laju sedimentasi
81,26 %
81,26 %
81,26 %
91,57 %
79,43 %
92,05 %
85,90 %
93,42 %
75,18 %
77,95 %
80,89 %
88,57 %
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
n
ke
ar
io
I
Sk
a
en
ri o
II
De b it p un c a k a lira n p ermu ka a n
Sk
a
en
ri o
III
e
Sk
L aju e ro s i
na
ri o
IV
L a ju s e d imen ta s i
dapat
Untuk realisasi penerapan teknik konservasi tanah dan air menggunakan teras
tradisional dalam penggunaan lahan kebun campuran (agroforestry), perlu adanya
kerjasama antara pihak masyarakat dengan pihak pemerintah untuk lebih
memperhatikan tekniknya yang sesuai dengan kondisi biofisik. Sehingga bencana
banjir dan longsor di DTA Jeneberang Hulu dapat teratasi dan diminimalisir serta
mengurangi pendangkalan di saluran sungai dan di Bendungan Serbaguna Bili-bili
oleh tumpukan sedimen yang berupa pasir.
Kesimpulan
Saran
1. Untuk memperoleh tingkat validasi model yang lebih tinggi, perlu diuji
coba menggunakan data curah hujan jangka pendek, dan parameter input
lainnya berdasarkan hasil pengukuran setempat.
2. Sehubungan dengan tingginya aliran permukaan, erosi dan sedimentasi
yang terjadi di DTA Jeneberang Hulu, perlu upaya pemanfaatan dan
pengelolaan DAS yang lebih sesuai dengan kondisi biofisik dan
melibatkan semua pihak yang terkait seperti petani, masyarakat lainnya,
pihak swasta, dan pemerintah serta melakukan upaya peningkatan
kesadaran kepada semua pihak untuk menerapkan tindakan konservasi
tanah dan pengelolaan tanaman yang sesuai dengan kondisi biofisik.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 1998. Andosol Coklat. Soil Survey Staff , Key to Soil Taxonomy 8th
edition.
USDA
NRCS
Washington
DC.
http://balitklimat.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=v
iew&id=130&Itemid=106. [27 Agustus 2007].
[Anonim]. 2005. Sisi GIS, Installasi Wireless LAN di Kota Samarinda, Digital
Elevation. http://projection.wgs84.net/2005/02/sisi_gis_installasi_wireless_l.
html. [8 November 2007].
[Anonim].
2007.
Model
Terain
Digital
http://www.intermap.com/right.php/pid/75/sid/273/tid/208. [8
2007].
(DTM).
November
Arsyad S. 1989. Pengawetan Tanah dan Air. Bogor: Departemen Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Arsyad S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Asdak C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
[BPDAS Jeneberang-Walanae] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Jeneberang Walanae. 2003. Penyusunan Rencana Teknik Lapangan
Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Daerah Aliran Sungai (DAS)
Jeneberang Propinsi Sulawesi Selatan. Makassar: BPDAS JeneberangWalanae.
Candra A. 2003. Identifikasi dan Pemetaan Lahan Krisis di DAS Ciliwung Hulu
Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis [skripsi].
Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Dassir M. 2000. Tingkat Kesesuaian Penggunaan Lahan di Sub DAS Jeneberang
Hulu Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan. [Tesis]. Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
[Dephut] Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi
Lahan. 1998. Pedoman Penyusunan Rencana Teknik Lapang Rehabilitasi
Lahan dan Konservasi Tanah Daerah Aliran Sungai. Jakarta: Dephut.
Galuda D. 1996. Penggunaan AGNPS untuk Memprediksi Aliran Permukaan,
Sedimen, dan hara N, P, dan COD di Daerah Tangkapan Air Cinere Sub DAS
Citarik, Pengalengan [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Haridjaja O. 2000. Pencemaran Tanah dan Lingkungan. Bogor: Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Jaya A. 1994. Dinamika Aliran Permukaan, Erosi serta Kehilangan Hara dalam
Aliran Permukaan Tangkapan Cinere, Pengalengan [tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Lee R. 1980. Hidrologi Hutan. Subagio S, penerjemah; Prawirohatmodjo, editor.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari : Forest
Hydrology.
Morgan RPC. 1990. Soil Erotion and Conservation. New York: Longman
Scientific ang Technical. John Wiley and Sons, Inc.
Prahasta E. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung:
Informatika.
Rahim SE. 2003. Pengendalian Erosi Tanah dalam Rangka Pelestarian
Lingkungan Hidup. Jakarta: Bumi Aksara.
Salwati. 2004. Kajian Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Respon
Hidrologi Sub DAS Cilalawi DAS Citarum, Jawa Barat Menggunakan Model
AGNPS [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Seyhan E. 1990. Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Soewarno. 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengelolaan Data Aliran Sungai
(Hidrometri). Bandung: Penerbit Nova.
Sumardi I. 2007. Klasifikasi Respon Hidrologi DAS Berdasarkan Hidrograf
Satuan Sintetik Gama-I dengan Metode Analisis Terain Secara Digital (Digital
Terrain Method Analysis) Studi Kasus DAS di Propinsi Jawa Barat, Banten,
dan DKI Jakarta [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor.
Sun G, G. McNulty. 2000. Modelling Soil Erotion and Transport on Forest
Landscape. Southern Global Change Program, USDA Forest Service.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Air dan Tanah. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Sutiyono AP. 2006. Penggunaan Model AGNPS Berbasis Sistem Informasi
Geografis dalam Analisis Karateristik Hidrologi Sub DAS Ciawitali Subang
Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Tiryana T. 2003. Regresi Linear Sederhana. Bogor: Jurusan Manajemen Hutan,
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Tipe Tanah
Tanah eutrofik organik
Tanah hydromorphic alluvial
Tanah abu-abu hitam alluvial
Tanah alluvial cokelat keabu-abuan
Alluvial abu-abu dan alluvial cokelat keabu-abuan
Gabungan tanah alluvial abu-abu dan tanah humic abu-abu
Gabungan tanah alluvial abu-abu dan tanah humic rendah abu-abu
Gabungan tanah hydromorphic abu-abu dan Planosol cokelat keabuabuan
Planosol cokelat keabu-abuan
Gabungan tanah litosol dan tanah mediteranian merah
Regosol abu-abu
Regosol abu-abu
Kompleks regosol abu-abu dan litosol
Regosol cokelat
Regosol cokelat
Regosol cokelat kekuning-kuningan
Regosol abu-abu kekuning-kuningan
Kompleks regosol dan litosol
Andosol cokelat
Andosol cokelat
Andosol cokelat kekuning-kuningan
Gabungan andosol coelat dan regosol cokelat
Kopleks rensinas, litosol dan tanah hutan cokelat
Grumosol abu-abu
Grumosol abu-abu hitam
Kompleks grumosol regosol dan tanah mediteranian
Kompleks tanah mediteranian cokelat dan litosol
Gabungan tanah mediteranian dan grumosol
Gabungan tanah mediteranian cokelat kemerahan dan litosol
Latosol cokelat
Latosol cokelat merah
Latosol cokelat hitam dan kemerahan
Latosol cokelat kekuningan
Latosol merah
Latosol merah kekuningan
Gabungan latosol cokelat dan regosol abu-abu
Gabungan latosol cokelat kekuningan dan latosl cokelat
Gabungan latosol cokelat kemerahan dan latosol cokelat
Gabungan latosol merah, latosol cokelat kemerahan dan litosol
Kompleks latosol merah dan latosol cokelat kemerahan
Kompleks latosol merah kekuningan, latosol cokelat kemerahan dan
litosol
Kompleks latosol coklat kemerahan dan litosol
Kompleks latosol merah kekuningan, latosol cokelat dan tanah podsolik
merah kekuningan dan litosol
Tanah podsolik merah kuning
Tanah podsolik merah kekuning
Tanah podsolik merah
Nilai K
0,301
0,156
0,259
0,315
0,193
0,205
0,202
0,301
0,251
0,215
0,296
0,304
0,172
0,271
0,346
0,331
0,301
0,302
0,278
0,272
0,223
0,271
0,157
0,176
0,187
0,201
0,323
0,273
0,188
0,175
0,121
0,058
0,082
0,075
0,054
0,186
0,091
0,067
0,062
0,061
0,064
0,075
0,116
0,107
0,166
0,158
47
48
0,249
0,158
0,175
0,175
Nilai P
0,500
0,209
0,013
0,013
1,000
0,021
0,400
1,000
0,000
Nilai C
1,000
0,010
0,050
0,700
0,800
0,700
0,399
0,400
0,200
0,200
0,600
0,400
0,287
0,002
0,200
0,850
0,100
0,200
0,500
0,400
0,001
0,005
0,050
0,200
0,300
0,181
0,195
0,345
0,417
0,495
0,571
0,049
0,096
0,128
0,135
0,259
0,377
0,387
0,079
0,357
0,001
A.
Minimum
Normal
Maksimum
0,009
0,010
0,013
0,010
0,013
0,012
0,016
0,014
0,017
0,010
0,011
0,013
0,014
0,014
0,016
0,012
0,013
0,014
0,016
0,016
0,017
0,017
0,021
0,019
0,024
0,021
0,030
0,008
0,009
0,009
0,010
0,010
0,013
0,010
0,011
0,011
0,013
0,013
0,015
0,010
0,011
0,013
0,011
0,011
0,012
0,012
0,014
0,014
0,013
0,012
0,012
0,015
0,015
0,013
0,014
0,017
0,017
0,014
0,016
0,020
0,010
0,015
0,012
0,017
0,014
0,020
0,011
0,011
0,013
0,014
0,017
0,017
0,013
0,015
0,017
0,014
0,016
0,018
0,011
0,012
0,013
0,015
0,015
0,017
0,012
0,016
0,018
0,013
0,019
0,025
0,016
0,020
0,030
Lampiran 1 (lanjutan)
B.
C.
Minimum
Normal
Maksimum
0,011
0,012
0,021
0,012
0,013
0,025
0,014
0,017
0,030
0,010
0,011
0,011
0,013
0,013
0,015
0,010
0,011
0,011
0,012
0,010
0,012
0,012
0,013
0,015
0,014
0,014
0,015
0,015
0,018
0,017
0,011
0,013
0,015
0,014
0,016
0,018
0,017
0,022
0,013
0,015
0,017
0,017
0,019
0,022
0,020
0,027
0,015
0,016
0,020
0,020
0,023
0,025
-
0,015
0,017
0,016
0,020
0,020
0,017
0,020
0,020
0,025
0,030
0,020
0,024
0,024
0,030
0,035
0,017
0,020
0,023
0,020
0,023
0,033
0,025
0,026
0,036
0,011
0,012
0,013
0,015
0,015
0,018
0,017
0,023
0,013
0,025
0,032
0,015
0,030
0,035
0,017
0,013
0,016
0,030
0,013
0,016
-
0,050
Lampiran 1 (sambungan)
D.
Minimum
0,016
0,018
0,022
0,022
Normal
0,018
0,022
0,025
0,027
Maksimum
0,020
0,025
0,030
0,033
0,025
0,030
0,033
0,030
0,028
0,025
0,030
0,035
0,030
0,035
0,040
0,040
0,035
0,040
0,050
0,025
0,035
0,028
0,050
0,033
0,060
0,025
0,035
0,035
0,040
0,040
0,050
0,050
0,040
0,045
0,080
0,050
0,070
0,120
0,080
0,110
0,025
0,030
0,033
0,030
0,035
0,040
0,033
0,040
0,045
0,015
0,045
0,050
0,040
0,045
0,050
0,048
0,050
0,070
0,055
0,060
0,080
0,075
0,100
0,150
0,030
0,040
0,050
0,040
0,050
0,070
Lampiran 1 (sambungan)
Tipe saluran dan pemeriaannya
1. Rumput pendek
2. Rumput tinggi
b. Tanah pertanian
1. Tak ditanami
2. Tanaman dewasa berbaris
3. Tanaman ladang dewasa
c. Semak
1. Semak tersebar, gulma lebat
2. Semak dan pohon jarang pada musim
dingin
3. Semak dan pohon jarang pada musim panas
4. Semak sedang sampai lebat d musim dingin
5. Semak sedang sampai lebat di musim panas
d. Pohon-pohon
1. Willow lebat, musim panas, lurus
2. Lahan yang dibuka dengan pertumbuhan
terubusan yang hebat
3. Sama dengan atas, tetapi dengan
pertumbuhan terbubusan yang hebat
4. Hutan lebat, sediit pohon kecil, sedikit
tumbuhan bawah, tingkat banjir dibawah
cabang
5. Sama dengan atas, tetapi dengan tingkat
banjir mencapai cabang
D.3. Sungai-sungai utama (lebar atas pada tingkat
banjir > 100 kaki)
Harga n kurang dari sungai-sungai kecil dan
sifat-sifat yang sama, karena tanggul-tanggul
memberikan ketahanan yang kurang efektif
a. Bagian yang biasa dengan tanpa batu-batu
besar atau semak
b. Bagian yang teratur dan kasar
Sumber : Chow (1950) dalam Seyhan (1990)
Minimum
0,025
0,030
Normal
0,030
0,035
Maksimum
0,035
0,050
0,020
0,025
0,030
0,030
0,035
0,040
0,040
0,045
0,050
0,035
0,050
0,070
0,035
0,040
0,045
0,070
0,050
0,060
0,070
0,100
0,060
0,080
0,110
0,160
0,110
0,0150
0,200
0,030
0,040
0,050
0,050
0,060
0,080
0,080
0,100
0,120
0,100
0,120
0,160
0,025
0,035
0,060
0,100
Nilai
SCC
(mg/ltr)
0,22
0,05
0,29
0,29
0,29
0,01
0,15
0,22
0,59
0,29
0,59
0,01
0,01
1,00
0
0
0
0
Kelompok Hidrologi
Tanah
A
B
C
D
77
86
91
94
67
78
85
89
65
75
82
86
63
74
82
85
58
68
49
39
30
36
25
59
72
49
72
79
69
61
58
60
55
74
79
69
81
86
79
74
71
73
70
82
85
79
100
85
91/94
100
85
89
84
80
78
79
77
86
88
84
Skala 1 : 80000
Skala 1 : 80000
Lampiran6 (sambungan)
Skala1: 80000
Skala1: 80000
Lampiran6 (sambungan)
Skala1: 80000
RC
6
6
2
8
4
15
6
7
8
9
10
11
25
30
30
15
32
33
34
35
20
21
22
23
24
25
43
27
FD
5
6
7
6
7
6
7
7
7
7
7
7
6
5
6
7
6
6
6
6
7
7
7
7
7
7
6
7
SL
6.56
5.96
10.51
8.49
7.44
7.71
10.36
14.29
11.30
9.45
8.62
7.16
1.73
7.72
7.19
8.69
12.82
15.80
12.60
10.28
9.51
8.06
7.90
8.23
4.88
2.01
7.35
12.33
SS
3
2
3
2
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
69
69
69
69
69
75
69
69
69
69
69
72
69
69
75
75
69
69
72
60
60
72
60
72
72
72
69
69
n
0.070
0.070
0.070
0.070
0.070
0.035
0.070
0.070
0.070
0.070
0.070
0.030
0.070
0.070
0.035
0.035
0.070
0.070
0.030
0.100
0.100
0.030
0.100
0.030
0.030
0.030
0.070
0.070
K
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.082
0.082
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.300
0.300
0.300
0.300
0.300
0.300
0.300
0.300
0.300
0.300
0.300
0.700
0.300
0.300
0.010
0.010
0.300
0.300
0.700
0.001
0.001
0.700
0.001
0.700
0.700
0.700
0.300
0.300
P
0.021
0.021
0.021
0.021
0.021
0.013
0.021
0.021
0.021
0.021
0.021
0.209
0.021
0.021
0.013
0.013
0.021
0.021
0.209
1.000
1.000
0.209
1.000
0.209
0.209
0.209
0.021
0.021
SCC
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.29
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.29
0.15
0.15
0.29
0.29
0.15
0.15
0.29
0.59
0.59
0.29
0.59
0.29
0.29
0.29
0.15
0.15
COD
20
20
20
20
20
80
20
20
20
20
20
60
20
20
80
80
20
20
60
65
65
60
65
60
60
60
20
20
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
1
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
6
1
7
7
7
7
7
7
7
7
7
6
7
6
7
6
CS
3.28
2.98
5.25
4.25
3.72
3.85
5.18
7.14
5.65
4.72
4.31
3.58
0.87
3.86
3.59
4.34
6.41
7.90
6.30
5.14
4.76
4.03
3.95
4.12
2.44
1.00
3.67
6.16
CL
0.00
2649.32
2244.61
1803.59
1497.03
1525.56
29.53
3861.96
3861.96
575.37
2453.71
2453.71
2368.85
0.00
3465.63
747.76
747.76
3818.03
5190.34
5190.34
2871.62
379.52
8295.39
3862.47
3862.47
5447.44
3584.64
3584.64
Lampiran7 (sambungan)
C
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
RC
45
47
47
48
32
33
34
35
20
21
22
23
40
41
60
63
63
63
64
47
48
33
33
34
52
53
54
55
FD
6
5
6
6
7
7
7
7
8
8
8
8
7
7
6
4
5
6
6
7
7
1
8
8
7
7
7
7
SL
9.71
8.85
8.14
8.15
12.02
14.67
15.14
12.61
9.95
8.86
6.82
7.81
7.01
5.29
4.98
7.82
12.43
9.08
5.43
12.19
15.67
16.23
15.30
18.50
13.97
8.20
9.12
6.60
SS
3
2
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
3
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
75
75
75
75
60
60
60
72
72
72
72
72
72
72
69
69
69
75
75
60
60
60
60
60
60
72
60
72
n
0.035
0.035
0.035
0.035
0.100
0.100
0.100
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.070
0.070
0.070
0.035
0.035
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.030
0.100
0.030
K
0.082
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.010
0.010
0.010
0.010
0.001
0.001
0.001
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.300
0.300
0.300
0.010
0.010
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.700
0.001
0.700
P
0.013
0.013
0.013
0.013
1.000
1.000
1.000
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.021
0.021
0.021
0.013
0.013
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.209
1.000
0.209
SCC
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.15
0.15
0.15
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.29
0.59
0.29
COD
80
80
80
80
65
65
65
60
60
60
60
60
60
60
20
20
20
80
80
65
65
65
65
65
65
60
65
60
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
6
7
7
7
7
7
7
7
6
6
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
1
1
7
7
7
7
6
6
CS
4.86
4.43
4.07
4.07
6.01
7.33
7.57
6.30
4.98
4.43
3.41
3.90
3.50
2.64
2.49
3.91
6.21
4.54
2.72
6.10
7.84
8.12
7.65
9.25
6.99
4.10
4.56
3.30
CL
7934.53
7934.53
3314.68
3314.68
2934.38
2934.38
5190.34
3957.05
3957.05
3957.05
8295.39
8295.39
8295.39
5447.44
1214.86
9019.41
7934.53
5546.08
5546.08
3314.68
0.00
0.00
4950.25
2582.95
2582.95
10923.67
3197.26
3197.26
Lampiran7 (sambungan)
C
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
RC
56
57
41
79
81
82
82
63
84
47
48
49
50
51
52
53
54
73
56
75
59
59
100
102
102
104
104
105
FD
7
7
8
6
5
5
6
7
6
8
8
8
8
8
8
8
8
7
8
7
1
8
6
5
6
5
6
6
SL
10.56
11.68
9.17
4.69
7.30
7.83
11.02
11.61
12.32
19.04
18.13
15.08
19.66
24.29
16.36
10.67
12.68
13.66
16.43
13.17
9.57
12.46
4.18
5.98
7.42
8.32
11.21
14.03
SS
2
2
2
2
3
3
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
3
3
2
2
3
2
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
60
69
72
60
75
75
75
75
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
69
72
72
60
75
75
75
75
60
n
0.100
0.070
0.030
0.100
0.035
0.035
0.035
0.035
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.070
0.030
0.030
0.100
0.035
0.035
0.035
0.035
0.100
K
0.278
0.278
0.278
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.001
0.300
0.700
0.001
0.010
0.010
0.010
0.010
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.300
0.700
0.700
0.001
0.010
0.010
0.010
0.010
0.001
P
1.000
0.021
0.209
1.000
0.013
0.013
0.013
0.013
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.021
0.209
0.209
1.000
0.013
0.013
0.013
0.013
1.000
SCC
0.59
0.15
0.29
0.59
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.15
0.29
0.29
0.59
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
COD
65
2
60
65
80
80
80
80
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
20
60
60
65
80
80
80
80
65
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
6
7
7
7
7
6
7
7
7
6
1
1
6
6
6
7
7
7
7
7
7
7
1
7
6
7
6
6
CS
5.28
5.84
4.58
2.34
3.65
3.91
5.51
5.81
6.16
9.52
9.07
7.54
9.83
12.14
8.18
5.34
6.34
6.83
8.21
6.59
4.78
6.23
2.09
2.99
3.71
4.16
5.61
7.02
CL
8295.39
8295.39
5447.44
9070.49
9019.41
9019.41
5546.08
5546.08
2761.39
2761.39
0.00
0.00
4950.25
4950.25
4950.25
10923.67
5346.63
5346.63
5346.63
8295.39
8295.39
5447.44
0.00
9070.49
9019.41
1962.90
5077.80
5077.80
Lampiran7 (sambungan)
C
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
RC
106
107
108
109
68
69
70
72
73
73
75
75
77
78
78
122
122
123
125
125
104
105
106
107
130
131
132
133
FD
6
6
6
6
8
8
8
1
1
8
1
8
1
1
8
5
6
6
5
6
7
7
7
7
6
6
6
6
SL
18.96
20.07
15.89
13.59
19.44
19.76
11.83
13.90
20.39
23.83
21.09
13.45
10.94
15.80
17.84
6.02
7.07
5.19
5.01
7.04
10.32
10.90
18.33
24.46
24.98
21.12
22.84
22.39
SS
2
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
3
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
60
60
60
60
60
69
60
60
60
69
69
69
72
72
69
75
75
75
75
75
75
75
60
60
60
60
60
60
n
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.070
0.100
0.100
0.100
0.070
0.070
0.070
0.030
0.030
0.070
0.035
0.035
0.035
0.035
0.035
0.035
0.035
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
K
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.300
0.001
0.001
0.001
0.300
0.300
0.300
0.700
0.070
0.300
0.010
0.010
0.010
0.010
0.010
0.010
0.010
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
P
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.021
1.000
1.000
1.000
0.021
0.021
0.021
0.209
0.209
0.021
0.013
0.013
0.013
0.013
0.013
0.013
0.013
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
SCC
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.15
0.59
0.59
0.59
0.15
0.15
0.15
0.29
0.29
0.15
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
COD
65
65
65
65
65
20
65
65
65
20
20
20
60
60
20
80
80
80
80
80
80
80
65
65
65
65
65
65
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
6
6
6
1
1
1
7
7
7
1
7
7
7
1
1
1
7
7
6
7
6
1
1
6
6
1
1
1
CS
9.48
10.04
7.95
6.79
9.72
9.88
5.92
6.95
10.19
11.92
10.55
6.72
5.47
7.90
8.92
3.01
3.54
2.59
2.50
3.52
5.16
5.45
9.16
12.23
12.49
10.56
11.42
11.19
CL
5077.80
2761.39
22761.39
0.00
0.00
0.00
4950.25
10923.66
10923.66
0.00
5346.63
2256.47
3422.24
0.00
0.00
0.00
9070.49
9070.49
3209.20
3209.20
5077.80
0.00
0.00
1143.95
1274.21
0.00
0.00
0.00
Lampiran7 (sambungan)
C
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
RC
135
135
92
93
94
95
97
97
98
146
146
147
149
150
150
151
152
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
FD
5
6
8
8
8
8
1
8
8
5
6
6
5
5
6
6
6
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
SL
13.47
9.63
16.81
16.67
11.24
11.24
12.17
15.04
14.60
16.97
13.51
7.27
8.35
11.10
12.73
10.80
12.15
16.41
20.12
20.07
19.82
19.29
20.02
19.71
20.05
14.89
8.06
9.39
SS
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
3
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
69
60
69
69
69
69
69
69
69
75
75
75
75
75
60
60
75
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
69
n
0.070
0.100
0.070
0.070
0.070
0.070
0.070
0.070
0.070
0.035
0.035
0.035
0.035
0.035
0.100
0.100
0.035
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.070
K
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.300
0.001
0.300
0.300
0.300
0.300
0.300
0.300
0.300
0.010
0.010
0.010
0.010
0.010
0.001
0.001
0.010
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.300
P
0.021
1.000
0.021
0.021
0.021
0.021
0.021
0.021
0.021
0.013
0.013
0.013
0.013
0.013
1.000
1.000
0.013
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.021
SCC
0.15
0.59
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.15
COD
20
65
20
20
20
20
20
20
20
80
80
80
80
80
65
65
80
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
20
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
1
1
7
1
1
6
7
6
7
7
7
6
7
6
6
7
7
7
7
7
7
7
7
1
7
7
7
7
CS
6.73
4.82
8.41
8.33
5.62
5.62
6.08
7.52
7.30
8.48
6.76
3.63
4.17
5.55
6.37
5.40
6.07
8.20
10.06
10.04
9.91
9.65
10.01
9.86
10.02
7.44
4.03
4.70
CL
0.00
0.00
10923.67
0.00
0.00
2256.47
3422.24
5253.66
5253.66
9070.49
9019.41
9019.41
295.29
2802.60
2802.60
6117.33
307.44
307.44
5840.91
5840.91
5840.91
2824.93
3703.40
0.00
10923.67
10923.67
10923.67
10923.67
Lampiran7 (sambungan)
C
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
RC
119
119
142
121
169
170
171
172
172
173
174
175
152
153
130
131
156
133
158
159
160
161
138
139
164
142
142
143
FD
1
8
7
8
5
5
5
5
6
6
6
6
7
7
8
8
7
8
7
7
7
7
8
8
7
1
8
8
SL
13.30
17.53
16.58
12.32
22.02
27.69
28.43
25.89
20.01
17.73
18.56
15.79
14.53
19.52
20.37
20.30
19.08
14.98
17.64
23.74
22.50
15.93
9.81
10.53
14.77
20.01
18.86
16.04
SS
2
2
2
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
69
69
69
69
60
60
75
75
60
60
75
75
75
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
72
69
60
69
69
n
0.070
0.070
0.070
0.070
0.100
0.100
0.035
0.035
0.100
0.100
0.035
0.035
0.035
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.030
0.070
0.100
0.070
0.070
K
0.278
0.278
0.278
0.278
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.300
0.300
0.300
0.300
0.001
0.001
0.010
0.010
0.001
0.001
0.010
0.010
0.010
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.700
0.300
0.001
0.300
0.300
P
0.021
0.021
0.021
0.021
1.000
1.000
0.013
0.013
1.000
1.000
0.013
0.013
0.013
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.209
0.021
1.000
0.021
0.021
SCC
0.15
0.15
0.15
0.15
0.59
0.59
0.29
0.29
0.59
0.59
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.29
0.15
0.59
0.15
0.15
COD
20
20
20
20
65
65
80
80
65
65
80
80
80
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
60
20
65
20
20
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
7
7
6
7
7
7
6
1
7
7
7
7
1
6
6
7
1
6
7
7
1
1
1
7
6
1
1
7
CS
6.65
8.77
8.29
6.16
11.01
13.85
14.22
12.94
10.01
8.86
9.28
7.90
7.26
9.76
10.19
10.15
9.54
7.49
8.82
11.87
11.25
7.96
4.91
5.27
7.38
10.00
9.43
8.02
CL
3422.24
5253.66
5253.66
5253.66
9070.49
9070.49
9019.41
0.00
2185.41
3603.77
3603.77
3603.77
0.00
1643.36
1643.36
5840.91
0.00
2824.93
2824.93
3703.40
0.00
0.00
0.00
10923.67
10923.67
0.00
0.00
5253.66
Lampiran7 (sambungan)
C
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
RC
424
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
155
156
157
158
159
160
161
186
164
164
189
166
168
171
172
FD
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
8
8
8
8
8
8
8
7
1
8
7
8
1
1
1
SL
15.32
10.92
11.85
16.75
14.15
12.31
18.10
19.52
18.59
23.76
20.53
17.09
19.05
19.72
23.82
24.39
18.69
16.68
11.19
9.99
16.40
17.32
13.71
14.29
17.39
21.34
SS
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
69
69
60
60
60
75
75
75
75
60
75
75
60
60
60
60
60
60
60
72
72
60
60
60
69
69
n
0.070
0.070
0.100
0.100
0.100
0.035
0.035
0.035
0.035
0.100
0.035
0.035
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.030
0.030
0.100
0.100
0.100
0.070
0.070
K
0.075
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.082
0.082
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.300
0.300
0.001
0.001
0.001
0.010
0.010
0.010
0.010
0.001
0.010
0.010
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.700
0.700
0.001
0.001
0.001
0.300
0.300
P SCC COD FL
0.021 0.15 20 0
0.021 0.15 20 0
1.000 0.59 65 0
1.000 0.59 65 0
1.000 0.59 65 0
0.013 0.29 80 0
0.013 0.29 80 0
0.013 0.29 80 0
0.013 0.29 80 0
1.000 0.59 65 0
0.013 0.29 80 0
0.013 0.29 80 0
1.000 0.59 65 0
1.000 0.59 65 0
1.000 0.59 65 0
1.000 0.59 65 0
1.000 0.59 65 0
1.000 0.59 65 0
1.000 0.59 65 0
0.209 0.29 60 0
0.209 0.29 60 0
1.000 0.59 65 0
1.000 0.59 65 0
1.000 0.59 65 0
0.021 0.15 20 0
0.021 0.15 20 0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
7
7
7
7
7
7
1
6
6
6
6
1
1
1
6
6
7
7
6
6
1
1
1
1
7
7
CS
7.66
5.46
5.92
8.38
7.08
6.15
9.05
9.76
9.29
11.88
10.26
8.55
9.52
9.86
11.91
12.20
9.34
8.34
5.60
4.99
8.20
8.66
6.86
7.14
8.69
10.67
CL
16533.87
16533.87
16533.87
16533.87
6496.63
67.17
0.00
2014.81
2014.81
1259.93
1259.93
0.00
0.00
0.00
2824.93
1166.81
1166.81
8132.89
8132.89
8132.89
0.00
0.00
0.00
0.00
16533.87
16533.87
Lampiran7 (sambungan)
C
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
RC FD SL
172 8 16.18
195 7 10.80
219 6 18.44
197 7 20.39
198 7 19.16
222 6 21.06
223 6 20.67
224 6 20.04
225 6 24.48
203 7 27.35
204 7 23.85
183 8 17.75
184 8 15.60
207 7 18.30
186 8 14.51
187 8 12.11
210 7 16.83
211 7 16.71
190 8 13.81
192 1 15.61
192 8 19.75
193 1 12.11
194 1 19.01
195 1 16.65
195 8 11.53
219 7 13.18
197 8 17.73
242 6 19.36
222 7 15.87
SS
2
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
2
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
69
75
75
75
75
75
75
75
75
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
69
69
69
60
60
75
75
75
n
0.070
0.035
0.035
0.035
0.035
0.035
0.035
0.035
0.035
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.070
0.070
0.070
0.100
0.100
0.035
0.035
0.035
K
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.278
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.300
0.010
0.010
0.010
0.010
0.010
0.010
0.010
0.010
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.300
0.300
0.300
0.001
0.001
0.010
0.010
0.010
P
0.021
0.013
0.013
0.013
0.013
0.013
0.013
0.013
0.013
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.021
0.021
0.021
1.000
1.000
0.013
0.013
0.013
SCC
0.15
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.15
0.15
0.15
0.59
0.59
0.29
0.29
0.29
COD
20
80
80
80
80
80
80
80
80
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
20
20
20
65
65
80
80
80
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
7
7
7
7
6
6
1
1
1
6
6
6
6
1
7
7
7
7
1
1
1
1
1
1
7
7
7
7
7
CS CL
8.09 6496.63
5.40 6496.63
9.22 10906.06
10.19 10906.06
9.58 2014.81
10.53 2014.81
10.34 0.00
10.02 0.00
12.24 0.00
13.68 5000.06
11.93 5000.06
8.88 5000.06
7.80 3553.96
9.15 0.00
7.25 8132.89
6.05 8132.89
8.42 8132.89
8.36 8132.89
6.91 0.00
7.80 0.00
9.88 0.00
6.05 0.00
9.50 0.00
8.33 0.00
5.76 6496.63
6.59 6496.63
8.87 10906.06
9.68 10906.06
7.94 10906.06
Lampiran7 (sambungan)
C
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
RC FD SL
223 7 17.47
224 7 18.24
225 7 27.73
226 7 36.71
227 7 26.89
249 6 15.57
229 7 13.61
207 8 13.92
231 7 13.82
210 1 10.46
210 8 13.74
234 7 16.52
212 8 16.50
236 7 17.19
216 8 9.66
219 2 10.51
219 1 12.89
219 8 6.56
241 7 13.44
242 7 21.19
263 6 13.16
264 6 18.16
265 6 19.80
225 8 24.87
247 7 33.77
248 7 29.61
249 7 19.22
229 8 11.26
271 6 11.70
SS
2
2
2
2
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
60
60
75
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
79
69
69
69
60
79
75
60
60
60
60
60
60
60
60
n
0.100
0.100
0.035
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.023
0.070
0.070
0.070
0.100
0.023
0.035
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
K
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.001
0.001
0.010
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.010
0.300
0.300
0.300
0.001
0.010
0.010
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
P
1.000
1.000
0.013
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.021
0.021
0.021
1.000
1.000
0.013
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
SCC
0.59
0.59
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.01
0.15
0.15
0.15
0.59
0.01
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
COD
65
65
80
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
80
20
20
20
65
80
80
65
65
65
65
65
65
65
65
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
7
7
6
6
1
6
6
6
1
6
7
7
7
1
1
1
1
7
7
1
7
1
7
7
7
7
7
7
7
CS
8.73
9.12
13.86
18.36
13.45
7.78
6.80
6.96
6.91
5.23
6.87
8.26
8.25
8.60
4.83
5.25
6.45
3.28
6.72
10.60
6.58
9.08
9.90
12.44
16.89
14.81
9.61
5.63
5.85
CL
10906.06
10906.06
5000.06
5000.06
0.00
5000.06
3289.41
3289.41
0.00
14412.63
14412.63
8132.89
8132.89
0.00
0.00
0.00
0.00
6496.63
6496.63
0.00
10906.06
0.00
14412.63
14412.63
14412.63
14412.63
14412.63
14412.63
14412.63
Lampiran7 (sambungan)
C
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
RC FD SL
252 7 13.02
253 7 12.96
274 6 16.50
275 6 20.23
276 6 19.14
277 6 18.47
258 7 24.57
259 7 16.57
241 1 13.45
241 8 8.12
262 7 16.30
263 7 18.98
283 6 25.19
284 6 27.95
285 6 28.52
286 6 34.51
287 6 34.84
288 6 24.80
289 6 13.46
290 6 11.08
291 6 19.77
292 6 30.22
293 6 36.70
294 6 41.57
295 6 41.50
296 6 36.62
297 6 33.22
259 8 23.58
262 1 22.89
SS
2
2
3
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
60
60
60
60
60
60
60
60
69
60
75
75
75
60
60
60
60
60
60
60
60
72
72
72
60
60
60
60
75
n
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.070
0.100
0.035
0.035
0.035
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.030
0.030
0.030
0.100
0.100
0.100
0.100
0.035
K
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.082
0.082
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.082
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.300
0.001
0.010
0.010
0.010
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.700
0.700
0.700
0.001
0.001
0.001
0.001
0.010
P
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.021
1.000
0.013
0.013
0.013
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.209
0.209
0.209
1.000
1.000
1.000
1.000
0.013
SCC
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.15
0.59
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.29
COD
65
65
65
65
65
65
65
65
20
65
80
80
80
65
65
65
65
65
65
65
65
60
60
60
65
65
65
65
80
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
7
7
7
7
1
1
1
1
1
7
7
1
1
1
1
1
1
7
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
CS CL
6.51 14412.63
6.48 14412.63
8.25 14412.63
10.12 14412.63
9.57 0.00
9.24 0.00
12.28 0.00
8.28 0.00
6.73 0.00
4.06 20903.19
8.15 20903.19
9.49 0.00
12.59 0.00
13.97 0.00
14.26 0.00
17.25 0.00
17.42 0.00
12.40 14412.63
6.73 14412.63
5.54 0.00
9.89 0.00
15.11 0.00
18.35 0.00
20.79 0.00
20.75 0.00
18.31 0.00
16.61 0.00
11.79 0.00
11.44 0.00
Lampiran7 (sambungan)
C
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
RC FD SL
262 8 18.20
263 8 8.68
283 7 13.99
284 7 22.79
285 7 33.61
286 7 46.25
304 6 54.41
305 6 50.23
306 6 38.60
307 6 38.39
308 6 39.41
309 6 32.14
310 6 29.66
294 7 35.70
312 6 46.34
313 6 58.07
314 6 54.93
315 6 38.17
283 1 31.63
283 8 20.71
284 8 11.45
285 8 14.66
286 8 14.26
304 7 27.04
305 7 48.26
323 6 52.76
324 6 46.63
325 6 35.92
326 6 26.90
SS
2
2
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
2
3
2
3
3
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
69
60
60
60
60
60
60
60
72
72
72
72
72
72
72
60
60
60
69
69
75
75
69
60
72
72
72
72
72
n
0.070
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.100
0.100
0.100
0.070
0.070
0.035
0.035
0.070
0.100
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
K
0.082
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.300
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.001
0.001
0.001
0.300
0.300
0.010
0.010
0.300
0.001
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
P
0.210
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
1.000
1.000
1.000
0.021
0.021
0.013
0.013
0.021
1.000
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
SCC
0.15
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.15
0.15
0.29
0.29
0.15
0.59
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
COD
20
65
65
65
65
65
65
65
60
60
60
60
60
60
60
65
65
65
20
20
0
80
20
65
60
60
60
60
60
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
7
7
7
7
7
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
6
7
1
7
7
1
1
1
1
1
CS CL
9.10 20903.19
4.34 20903.19
7.00 20903.19
11.40 20903.19
16.80 20903.19
23.13 20903.19
27.21 0.00
25.12 0.00
19.30 0.00
19.19 0.00
19.71 0.00
16.07 0.00
14.83 0.00
17.85 0.00
23.17 0.00
29.03 0.00
27.47 0.00
19.09 0.00
15.82 6095.43
10.35 20903.19
5.72 20903.19
7.33 0.00
7.13 20903.19
13.52 20903.19
24.13 0.00
26.38 0.00
23.31 0.00
17.96 0.00
13.45 0.00
Lampiran7 (sambungan)
C
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
RC FD SL
327 6 17.56
328 6 20.49
329 6 35.21
330 6 56.97
331 6 74.02
332 6 67.82
333 6 34.11
301 1 30.95
301 8 29.83
302 8 31.52
304 1 35.66
304 8 29.89
305 8 7.27
323 7 16.24
324 7 16.48
341 6 17.03
326 7 26.21
343 6 24.35
344 6 16.51
329 7 21.48
330 7 38.20
331 7 65.01
332 7 77.61
333 7 38.46
319 1 36.05
320 1 42.82
320 8 45.28
322 1 47.15
323 1 47.77
SS
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
72
72
72
72
60
60
60
60
75
60
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
60
60
60
60
60
72
n
0.030
0.030
0.030
0.030
0.100
0.100
0.100
0.100
0.035
0.100
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.030
K
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.700
0.700
0.700
0.700
0.001
0.001
0.001
0.001
0.010
0.001
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.700
P
0.209
0.209
0.209
0.209
1.000
1.000
1.000
1.000
0.013
1.000
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.209
SCC
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.29
0.59
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.59
0.29
COD
60
60
60
60
65
65
65
65
80
65
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
65
65
65
65
65
60
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
1
1
1
1
1
1
1
6
6
6
6
7
7
7
7
7
1
1
1
1
7
7
1
1
1
1
6
1
1
CS CL
8.78 0.00
10.25 0.00
17.61 0.00
28.48 0.00
37.01 0.00
33.91 0.00
17.05 0.00
15.47 6095.43
14.91 6095.43
15.76 6095.43
17.83 6095.43
14.95 20903.19
3.64 20903.19
8.12 23733.51
8.24 23733.51
8.52 23733.51
13.10 0.00
12.18 0.00
8.26 0.00
10.74 0.00
19.10 3843.62
32.50 3843.62
38.81 0.00
19.23 0.00
18.02 0.00
21.41 0.00
22.64 6095.43
23.58 0.00
23.88 0.00
Lampiran7 (sambungan)
C
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
RC FD SL
323 8 31.82
324 8 27.55
341 7 20.53
326 8 13.88
343 7 21.68
344 7 18.65
329 8 18.87
346 7 19.51
347 7 44.86
348 7 74.85
349 7 55.71
337 1 30.39
339 2 30.32
339 1 51.60
340 1 66.65
341 1 63.97
341 8 45.02
343 1 28.50
344 1 34.20
344 8 28.28
346 1 25.82
347 1 24.76
347 8 37.51
362 7 75.19
363 7 74.59
364 7 32.43
354 1 48.12
355 1 54.61
356 1 54.48
SS
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
60
60
72
72
72
72
72
72
72
72
75
75
72
72
60
60
60
72
n
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.035
0.030
0.030
0.030
0.100
0.100
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.035
0.035
0.030
0.030
0.100
0.100
0.100
0.030
K
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.010
0.700
0.700
0.700
0.001
0.001
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.010
0.010
0.700
0.700
0.001
0.001
0.001
0.700
P
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.013
0.209
0.209
0.209
1.000
1.000
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.013
0.013
0.209
0.209
1.000
1.000
1.000
0.209
SCC
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.29
COD
60
60
60
60
60
60
60
80
60
60
60
65
65
60
60
60
60
60
60
60
60
80
80
60
60
65
65
65
60
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
1
1
1
1
1
1
1
7
1
1
7
7
7
7
1
1
1
1
7
CS CL
15.91 23733.51
13.78 23733.51
10.27 23733.51
6.94 23733.51
10.84 23733.51
9.32 23733.51
9.43 22970.68
9.75 22970.68
22.43 3843.62
37.43 3843.62
27.85 0.00
15.19 0.00
15.16 0.00
25.80 0.00
33.33 0.00
31.98 0.00
22.51 0.00
14.25 6133.02
17.10 0.00
14.14 0.00
12.91 3574.23
12.38 22970.68
18.76 22970.68
37.60 22970.68
37.29 0.00
16.22 0.00
24.06 0.00
27.30 0.00
27.24 6133.02
Lampiran7 (sambungan)
C
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
RC FD SL
357 1 34.77
357 8 29.06
370 7 18.46
359 8 13.53
360 8 15.29
362 1 35.82
362 8 73.19
375 7 79.01
376 7 38.36
369 2 43.05
369 1 36.99
369 8 23.92
370 8 16.04
372 1 13.56
372 8 18.26
383 7 38.22
384 7 66.04
385 7 73.31
388 3 30.59
379 1 34.54
379 8 14.35
381 1 12.80
381 8 14.12
383 1 16.64
383 8 37.66
393 7 59.40
394 7 57.25
388 1 38.71
389 1 23.49
SS
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
72
72
72
72
72
75
75
75
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
60
72
72
72
72
n
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.035
0.035
0.035
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.030
0.100
0.030
0.030
0.030
0.030
K
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.010
0.010
0.010
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.700
0.001
0.700
0.700
0.700
0.700
P
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.013
0.013
0.013
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
0.209
1.000
0.209
0.209
0.209
0.209
SCC
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.29
0.29
0.29
0.29
COD
60
60
60
60
60
80
80
80
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
65
60
60
60
60
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
7
1
1
7
1
1
1
1
1
7
7
1
1
7
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
CS
17.39
14.53
9.23
6.77
7.64
17.91
36.59
39.50
19.18
21.53
18.50
11.96
8.02
6.78
9.13
19.11
33.02
36.66
15.30
17.27
7.17
6.40
7.06
8.32
18.83
29.70
28.63
19.36
11.75
CL
6133.02
0.00
0.00
3574.23
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
6133.02
6133.02
0.00
0.00
3574.23
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
6133.02
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Lampiran7 (sambungan)
C
398
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
RC FD SL
389 8 13.04
390 8 11.47
391 8 13.46
392 8 39.29
401 7 49.31
396 2 12.07
396 1 31.52
397 1 39.58
398 1 28.21
398 8 19.69
399 8 25.23
401 1 49.01
409 7 37.17
405 2 22.16
405 1 47.14
406 1 60.59
40 1 44.50
407 8 42.49
409 1 43.80
413 2 29.87
413 1 55.29
414 1 54.92
415 1 54.67
415 8 34.09
419 1 31.89
420 1 51.02
SS
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
LS
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
999
CN
72
72
72
60
60
60
72
72
72
72
60
60
60
60
72
72
60
60
60
60
72
72
60
60
72
60
n
0.030
0.030
0.030
0.100
0.100
0.100
0.030
0.030
0.030
0.030
0.100
0.100
0.100
0.100
0.030
0.030
0.100
0.100
0.100
0.100
0.030
0.030
0.100
0.100
0.030
0.100
K
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
0.278
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C
0.700
0.700
0.700
0.001
0.001
0.001
0.700
0.700
0.700
0.700
0.001
0.001
0.001
0.001
0.700
0.700
0.001
0.001
0.001
0.001
0.700
0.700
0.001
0.001
0.700
0.001
P
0.209
0.209
0.209
1.000
1.000
1.000
0.209
0.209
0.209
0.209
1.000
1.000
1.000
1.000
0.209
0.209
1.000
1.000
1.000
1.000
0.209
0.209
1.000
1.000
0.209
1.000
SCC
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.29
0.29
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.29
0.29
0.59
0.59
0.59
0.59
0.29
0.29
0.59
0.59
0.29
0.59
COD
60
60
60
65
65
65
60
60
60
60
65
65
65
65
60
60
65
65
65
65
60
60
65
65
60
65
FL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
FA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
GS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
CS
6.52
5.73
6.73
19.64
24.65
6.03
15.76
19.79
14.11
9.84
12.62
24.50
18.58
11.08
23.57
30.30
22.25
21.24
21.90
14.94
27.65
27.46
27.34
17.04
15.94
25.51
CL
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
8723.85
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Lampiran7 (sambungan)
Keterangan:
C =Nomorsel
RC =Sel penerima
FD =Arahaliran
CN =Bilangankurvaaliranpermukaan
SL =Kemiringanlereng
SS =Bentuklereng
LS =Panjanglereng
N =KoefisienkekasaranManning
K =Faktor erodibilitastanah
C =Faktor pengelolaantanah
P =Faktor teknikkonservasi tanah
SCC =Konstantakondisi permukaan
T =Tekstur
FL =Indikator penggunaanpupuk
FA =Ketersediaanpupukpadapermukaantanah
PI =Indikator penggunaanpestisida
PS =Point sourceindicator
GS =Sumbererosi tambahan
COD =KebutuhanOksigenkimiawi
IF =Indikatorimpoundment
CI =Indikatorsaluran
CS =Kemiringanlerengsaluran
CL =Panjangsaluran
DTA Jeneberang
16920 acres
40.00 acres
1.30 inches
26
169
0.0
113
2.87
0.01
0.99
1.43
0.00
0.05
0.55
64
000
inches
cfs
lbs/acre
lbs/acre
ppm
lbs/acre
lbs/acre
ppm
lbs/acre
ppm
Sediment Analysis
Area Weighted
Area
Erosion
Delivery Enrichment
Mean
Weighted
Particle Upland Channel Ratio
Ratio
Concentration Yield
Yield
type
(t/a)
(t/a)
(%)
(ppm)
(t/a)
(tons)
_________________________________________________________________________
CLAY
1.16
0.00
64
10
172358.40
0.74
12568.0
SILT
0.70
0.00
0
0
59.18
0.00
4.3
SAGG
6.62
0.00
0
0
32.00
0.00
2.3
LAGG
2.90
0.00
0
0
26.67
0.00
1.9
SAND
0.23
0.00
0
0
8.30
0.00
0.6
TOTAL
11.61
0.00
172484.50
0.74
12577.2
Episode 2 Januari
Watershed Summary
Watershed Studied
The area of the watershed is
The area of each cell is
The characteristic storm precipitation is
The storm energy-intensity value is
DTA Jeneberang
16920 acres
40.00 acres
0.70 inches
10
169
0.0
1
0.00
0.00
1.20
0.00
0.00
0.05
0.00
69
000
inches
cfs
lbs/acre
lbs/acre
ppm
lbs/acre
lbs/acre
ppm
lbs/acre
ppm
Lampiran 8 (sambungan)
Sediment Analysis
Area Weighted
Area
Erosion
Delivery Enrichment
Mean
Weighted
Particle Upland Channel Ratio
Ratio
Concentration Yield
Yield
type
(t/a)
(t/a)
(%)
(ppm)
(t/a)
(tons)
_________________________________________________________________________
CLAY
0.43
0.00
0
9
5488.81
0.00
1.9
SILT
0.26
0.00
0
0
143.88
0.00
0.1
SAGG
2.48
0.00
0
0
246.53
0.00
0.1
LAGG
1.09
0.00
0
0
337.43
0.00
0.1
SAND
0.09
0.00
0
1
105.73
0.00
0.0
TOTAL
4.35
0.00
6322.39
0.00
2.2
Episode 3 Januari
Watershed Summary
Watershed Studied
The area of the watershed is
The area of each cell is
The characteristic storm precipitation is
The storm energy-intensity value is
DTA Jeneberang
16920 acres
40.00 acres
0.40 inches
3
169
0.0
0
0.00
0.00
1.65
0.00
0.00
0.05
0.00
60
000
inches
cfs
lbs/acre
lbs/acre
ppm
lbs/acre
lbs/acre
ppm
lbs/acre
ppm
Sediment Analysis
Area Weighted
Area
Erosion
Delivery Enrichment
Mean
Weighted
Particle Upland Channel Ratio
Ratio
Concentration Yield
Yield
type
(t/a)
(t/a)
(%)
(ppm)
(t/a)
(tons)
_________________________________________________________________________
CLAY
0.13
0.00
0
6
1572.90
0.00
0.3
SILT
0.08
0.00
0
1
133.53
0.00
0.0
SAGG
0.77
0.00
0
0
190.69
0.00
0.0
LAGG
0.34
0.00
0
1
450.60
0.00
0.1
SAND
0.03
0.00
0
3
141.19
0.00
0.0
TOTAL
1.35
0.00
2488.91
0.00
0.5
Lampiran 8 (sambungan)
Episode 1 Februari
Watershed Summary
Watershed Studied
The area of the watershed is
The area of each cell is
The characteristic storm precipitation is
The storm energy-intensity value is
DTA Jeneberang
16920 acres
40.00 acres
0.40 inches
3
169
0.0
0
0.00
0.00
1.65
0.00
0.00
0.05
0.00
60
000
inches
cfs
lbs/acre
lbs/acre
ppm
lbs/acre
lbs/acre
ppm
lbs/acre
ppm
Sediment Analysis
Area Weighted
Area
Erosion
Delivery Enrichment
Mean
Weighted
Particle Upland Channel Ratio
Ratio
Concentration Yield
Yield
type
(t/a)
(t/a)
(%)
(ppm)
(t/a)
(tons)
_________________________________________________________________________
CLAY
0.11
0.00
0
6
1330.95
0.00
0.3
SILT
0.07
0.00
0
1
129.13
0.00
0.0
SAGG
0.64
0.00
0
0
180.90
0.00
0.0
LAGG
0.28
0.00
0
1
450.60
0.00
0.1
SAND
0.02
0.00
0
3
141.19
0.00
0.0
TOTAL
1.12
0.00
2232.76
0.00
0.4
Predictor
Constant
Log-CH
Coef
-0.79694
0.68418
S = 0.180159
SE Coef
0.01401
0.01733
R-Sq = 81.2%
T
-56.89
39.48
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 81.1%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
361
362
SS
50.602
11.717
62.319
MS
50.602
0.032
F
1559.05
P
0.000
Unusual Observations
Obs
7
55
56
165
167
178
181
183
185
201
202
203
205
242
253
259
260
262
266
269
275
Log-CH
0.54
0.12
0.65
-0.87
-1.35
-1.04
-0.05
0.23
-0.84
-0.74
-0.01
-0.66
0.16
-0.74
-0.74
-0.44
-0.44
0.51
0.56
0.44
0.71
Log-Q
-0.06048
-1.18709
0.03782
-0.90309
-1.30103
-1.18709
-1.19382
-1.07058
-0.98716
-1.05061
-1.22185
-1.20761
-1.20066
-0.86646
-0.68613
-0.67366
-0.67985
-0.85699
-0.84164
-0.86328
-0.69250
Fit
-0.42854
-0.71489
-0.35002
-1.38976
-1.71839
-1.50914
-0.83425
-0.64243
-1.37072
-1.30318
-0.80507
-1.24955
-0.68756
-1.30318
-1.30318
-1.09722
-1.09722
-0.44965
-0.41558
-0.49484
-0.31335
SE Fit
0.00951
0.01255
0.00951
0.02706
0.03497
0.02991
0.01472
0.01143
0.02660
0.02501
0.01416
0.02376
0.01211
0.02501
0.02501
0.02028
0.02028
0.00958
0.00948
0.00983
0.00965
Residual
0.36806
-0.47219
0.38784
0.48667
0.41736
0.32206
-0.35957
-0.42815
0.38355
0.25257
-0.41678
0.04195
-0.51310
0.43672
0.61705
0.42356
0.41737
-0.40733
-0.42606
-0.36844
-0.37915
St Resid
2.05R
-2.63R
2.16R
2.73RX
2.36RX
1.81 X
-2.00R
-2.38R
2.15RX
1.42 X
-2.32R
0.23 X
-2.85R
2.45RX
3.46RX
2.37R
2.33R
-2.26R
-2.37R
-2.05R
-2.11R
Lampiran 9 (sambungan)
11/17/2007 12:27:59 AM
Correlations: Log QpMod., Log QpLap.
Pearson correlation of Log QpMod. and Log QpLap. = 0.894
P-Value = 0.000
Predictor
Constant
Log QpMod.
Coef
0.23924
0.67941
S = 0.186393
SE Coef
0.01926
0.01795
R-Sq = 79.9%
T
12.42
37.85
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 79.8%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
361
362
SS
49.783
12.542
62.325
MS
49.783
0.035
F
1432.91
P
0.000
Unusual Observations
Obs
1
55
56
165
167
178
181
183
185
201
202
203
205
242
253
259
260
262
266
275
Log
QpMod.
1.76
-1.39
-0.87
-2.35
-2.81
-2.52
-1.56
-1.29
-2.32
-2.22
-1.52
-2.15
-1.35
-2.22
-2.22
-1.93
-1.93
-1.02
-0.97
-0.82
Log QpLap.
0.51413
-1.18867
0.03792
-0.90341
-1.30476
-1.18630
-1.19648
-1.07058
-0.98651
-1.04879
-1.22449
-1.21023
-1.19772
-0.86786
-0.68634
-0.67331
-0.67897
-0.85676
-0.84177
-0.69217
Fit
1.43502
-0.70579
-0.35490
-1.35414
-1.66811
-1.47002
-0.82068
-0.63617
-1.33570
-1.27193
-0.79264
-1.21982
-0.67945
-1.27193
-1.27193
-1.07384
-1.07384
-0.45071
-0.41795
-0.31964
SE Fit
0.04916
0.01288
0.00982
0.02731
0.03518
0.03019
0.01503
0.01176
0.02686
0.02530
0.01447
0.02403
0.01244
0.02530
0.02530
0.02057
0.02057
0.00992
0.00981
0.00995
Residual
-0.92089
-0.48288
0.39282
0.45074
0.36335
0.28372
-0.37580
-0.43441
0.34919
0.22313
-0.43185
0.00960
-0.51827
0.40407
0.58558
0.40053
0.39487
-0.40605
-0.42382
-0.37253
St Resid
-5.12RX
-2.60R
2.11R
2.44RX
1.99 X
1.54 X
-2.02R
-2.34R
1.89 X
1.21 X
-2.32R
0.05 X
-2.79R
2.19RX
3.17RX
2.16R
2.13R
-2.18R
-2.28R
-2.00R
Lampiran 9 (sambungan)
11/17/2007 12:27:07 AM
Correlations: Log QsLap., Log QsMod
Pearson correlation of Log QsLap. and Log QsMod = 0.905
P-Value = 0.013
Predictor
Constant
Log QsMod
Coef
0.2300
0.38162
S = 0.228457
SE Coef
0.1427
0.08974
R-Sq = 81.9%
T
1.61
4.25
P
0.182
0.013
R-Sq(adj) = 77.4%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
4
5
SS
0.94394
0.20877
1.15271
MS
0.94394
0.05219
F
18.09
P
0.013