Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pembahasan Jurnal Spektroskopi II

METODE SPEKTROFOTOMETRI INFRAMERAH


TRANSFORMASI FOURIER (FTIR) UNTUK
ANALISIS TANIN KULIT SAYURAN

Disusun oleh :

Addy Prasetyo J3L208120

Ainaro Claudia J3L108042

Gilang Pramana J3L208131

Natalia Debora P J3L108022

ANALISIS KIMIA DIPLOMA IPB - 2010


METODE SPEKTROFOTOMETRI INFRAMERAH TRANSFORMASI FOURIER (FTIR)
UNTUK ANALISIS TANIN KULIT SAYURAN

Pendahuluan
Spektroskopi merupakan salah satu alat yang banyak dipakai untuk
mengidentifikasi senyawa baik alami maupun buatan. Sinar inframerah yang
dilewatkan melalui cuplikan senyawa organik maka sejumlah frekuensi akan
diserap. Gambaran antara persen absorbansi atau persen transmitansi lawan
frekuensi akan menghasilkan suatu spektrum inframerah. Transisi yang terjadi
didalam serapan inframerah berkaitan dengan perubahan-perubahan vibrasi
dalam molekul (Sastrohamidjojo 1985). Daerah radiasi spektroskopi inframerah
berkisar pada bilangan gelombang 1280-10 cm-1 atau pada panjang gelombang
0,78-1000 µm. Penanganan untuk sampel dalam bentuk padat dilakukan dengan
teknik pelet KBr (Khopkar 1990).
Kulit yang banyak digunakan pada masa lalu untuk menjilid buku atau
kitab merupakan tanin sayuran karena bersifat elastis sehingga penanganannya
mudah sedangkan kulit yang dicampur dengan krom jarang digunakan karena
kurang elastis. Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman ,
seperti daun, buah yang belum matang , batang dan kulit kayu. Pada buah yang
belum matang ,tanin digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam
bentuk oksidasi tanin. Tanin yang dikatakan sebagai sumber asam pada buah
(Linggawati 2002).
Negara Rumania, banyak menggunakan kulit kecokelatan yang ada pada
ek dan cemara untuk menjilid buku atau kitab sejak awal abad ke-15.
Selanjutnya terbentuk Sekolah Penjilid Bizantium (Binzantium Bookbinding
[1]
School), yang merupakan salah satu yang tertua di Rumania , kulit untuk
sampul buku dihiasi dengan hiasan, dicat atau dicetak sedemikian rupa, dan
diberi hiasan. Penjilidan buku di Rumania telah menjadi seni keagamaan yang
sangat awal muncul. Seni menghias ini terinspirasi dari berbagai sumber
ikonografi yang dapat ditemukan dalam lukisan mural, bordir agama dan

Laporan Pembahasan Jurnal Spektroskopi II Kel.1 KIM B P2 Halaman 2


miniatur. Seni menulis buku dan menjilidnya memiliki prospek yang sangat besar
di Moldavia dan biara-biara Bucovina, seperti Neamţ, Putna, Bistriţa, Humor. Jilid
monastik ditutupi dengan kulit domba, sapi, kelinci atau babi dan dicelup dalam
nuansa yang berbeda merah, hitam dan dihiasi. Sebuah jilid tertua yang telah
dihias yaitu naskah dari Biara Tismana, yang ditranskripsi pada perkamen dan
dihiasi dengan frontispieces oleh Nicodim pada 1404-1405 [2].
Tanin nabati adalah molekul besar ditemukan pada tumbuhan, yang
berinteraksi dan mengubah kulit protein hewani (kolagen) menjadi produk-
produk tahan larut. Tanin nabati mungkin memiliki struktur kimia yang berbeda,
tetapi menunjukkan beberapa sifat umum diantaranya yaitu : apakah dapat larut
dalam air dengan perbandingan apapun; apakah tidak larut dalam cairan organik
seperti: kloroform, eter, bensin dll; apakah polyvalent turunan fenol; apakah
termasuk dalam zat amorf, sangat sensitif terhadap oksidasi dan pengurangan
kehadiran enzim; apakah higroskopis dan dapat menghasilkan larutan
polidispersi koloid.
Penyelidikan ilmiah adalah titik awal dari restorasi kulit kuno. Penelitian
pada kulit kuno memiliki objek dalam view diperolehnya spesifik informasi dan
data, yang, melalui analisis komparatif berikutnya membantu dalam menarik
kesimpulan tentang [3,4] : evolusi dari kulit dan bulu teknologi pengolahan; tingkat
perkembangan ekonomi dan budaya wilayah geografis tertentu; pengembangan
pelestarian dan metode baru restorasi untuk kulit barang. Tanin teknik analisis
klasik adalah empiris, memakan waktu dan hasil tergantung pada kondisi analitis.
Analisis fisik yang jauh lebih tepat tetapi memiliki beberapa kekurangan: bersifat
merusak, kompleks dan mahal [5].

Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengajukan spektroskopi FTIR sebagai
metode baru untuk mengidentifikasi tanin sayuran yang banyak digunakan pada
jilid kitab-kitab kuno.

Laporan Pembahasan Jurnal Spektroskopi II Kel.1 KIM B P2 Halaman 3


Bahan-bahan dan Metode
Bahan yang digunakan yaitu ekstrak tanin Ek murni, ekstrak tanin kulit
pohon Ek, ekstrak tanin Ek yang mengandung air dan padatan KBr. Jilid buku
yang digunakan sejak awal abad ke-20 tanpa nilai patrimonial (koleksi pribadi)
telah dianalisis berdasarkan jenis tanin yang terkandung di dalamnya. Spektrum
FTIR tanin tersebut dalam pelet KBR dibuat untuk ekstrak tanin Ek murni, ekstrak
tanin pohon Ek yang mengandung air dan ekstrak kulit Ek. Ekstrak tanin dari
kulit yang diperoleh mengandung air (pada suhu kamar), pelarut dihilangkan
dengan evaporasi (penguapan). Produk-produk yang dihasilkan yang telah
berupa padatan setelah evaporasi, ditekan dalam pelet dengan KBR. Analisis
ketiga ekstrak sampel tersebut dilakukan dengan menggunakan Jasco FTIR 660
plus.

Hasil dan Pembahasan


Penentuan unsur tanin dalam pohon Ek, serangkaian contoh yang telah
diekstrak kemudian dianalisis dengan spektroskopi inframerah. Spektrum FTIR
yang didapatkan untuk ekstrak tanin pohon Ek murni (sampel 1) dan untuk
ekstrak tannin Ek yang mengandung air (sampel 2), terlihat pada gambar 2.
Kedua spektrum ini kemudian dibandingkan dengan spektrum-IR dari ekstrak
tanin kulit kayu Ek (sampel 3). Ekstrak tanin dari pohon Ek dianalisis untuk
membandingkan metode ekstraksi yang lebih baik dalam spektroskopi FTIR untuk
analisis tanin kulit pohon Ek.
Spektrum inframerah dari ekstrak kulit pohon ek murni dan ekstrak tanin
Ek mengandung ikatan yang berasal dari asam ellagic yang merupakan
konstituen utama dari tanin pohon Ek , struktur dari asam tersebut dapat dilihat
dari gambar dibawah ini :

Laporan Pembahasan Jurnal Spektroskopi II Kel.1 KIM B P2 Halaman 4


Gambar 1 Struktur asam ellagic

Pita serapan utama berasal dari vibrasi dari valensi yang sesuai
untuk kelompok -OH, C=O, C-O-C, untuk ikatan antar -CH dan vibrasi dari ikatan
dalam cincin aromatik[6,7].

Gambar 2 Spektrum inframerah sampel 1 dan sampel 2

Berdasarkan gambar 2, terlihat spektrum inframerah untuk tanin ek murni (1)


dan ekstrak tanin dalam air (2) dan untuk ekstrak tanin kulit Ek terlihat pada
gambar 3.

Laporan Pembahasan Jurnal Spektroskopi II Kel.1 KIM B P2 Halaman 5


Gambar 3 Spektrum inframerah sampel 3 dalam kondisi normal (1) dan
terdekonvolusi (2)

Spektrum yang dihasilkan menunjukkan bahwa sesuai dengan valensi


vibrasi kelompok hidroksil νOH, terbentuk pita serapan 3400-3550 cm-1, dengan
maksimum pada 3414 cm-1 untuk ek tanin ekstrak dan pada 3413 cm-1 untuk
ekstrak kulit. Distorsi ikatan diluar daerah δOH muncul pada 1383 cm-1 baik untuk
tanin maupun ekstrak kulit. Di sisi lain, vibrasi valensi νη-OH tampaknya sedikit
bergeser pada 1196 cm-1 untuk ekstrak kulit, dibandingkan dengan 1182 cm-1
untuk ekstrak tanin. Hal ini dapat disebabkan oleh keterlibatan kelompok
hidroksil dalam obligasi dengan konstituen lainnya. Valensi kelompok getaran
ketonic νC=O terletak di 1735 cm-1 pada spektrum ekstrak Ek murni, dan pada
1720 cm-1 untuk spektrum ekstrak kulit (mungkin karena adanya partisipasi
dalam obligasi lainnya). Vibrasi kelompok ≡C-H C-H-H νC-H terpusat pada 2928
cm-1 untuk ekstrak tanin Ek dan pada 2926 cm-1 untuk ekstrak kulit Ek. Valensi
getaran simetris dan asimetris νC-O muncul pada 1326 cm-1 dan pada 1037 cm-1
untuk ekstrak tanin Ek dan pada 1322 cm-1 dan 1040 cm-1 untuk ekstrak
tanin. Getaran yang mencirikan keberadaan cincin aromatik terletak di antara
1617 cm-1 dan 1451 cm-1 [8].

Laporan Pembahasan Jurnal Spektroskopi II Kel.1 KIM B P2 Halaman 6


Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dapat diketahui dan ditegaskan bahwa spektrum
inframerah ekstrak kulit berisi serangkaian ikatan yang umum ditemukan untuk
dalam ekstrak Ek selain itu juga terdapat serangkaian ikatan lain yang dapat
diberikan ke konstituen ekstrak kulit lainnya, sehingga membentuk serangkaian
ikatan lebih luas, yang dapat dinilai hanya setelah dekonvolusi dari spektrum
awal. Untuk mengkonfirmasi keberadaan asam ellagic dalam kulit ekstrak, yang
mengandung tanin Ek, penyelidikan lebih lanjut dilakukan dengan spektroskopi
massa seperti atau metode canggih lainnya.

Referensi Jurnal
[1] O. Drâmba, Istoria culturii şi civilizaţiei, vol. II, Ed. Ştiinţifică şi Enciclopedică,
Bucureşti, 1987, 196.
[2] V. Olteanu, Din istoria şi arta cărţii, Ed. Enciclopedică, Bucureşti, 1992, 221.
[3] N. Melniciuc Puică, N. Badea, D. Creangă and E. Câdu., Anuarul Muzeului
Naţional al Bucovinei, XXIV-XXV (1997–1998) 441.
[4] N. Badea, N. Melniciuc Puică, M. Pruneanu, D. Creangă, Revista Muzeelor, 3-
4(1999) 94.
[5] C. Van Driel-Murray, Journal of Archeological Science, 29 (2002) 17.
[6] M. Pascu, V. Rusu and C. Vasile, Aplicatii ale spectroscopiei IR in medicina
sifarmacie, Tehnopres, Iasi, 2003, 130.
[7] M. Avram and G.D. Mateescu, Spectroscopia in Infrarosu aplicata in
ChimiaOrganica, Tehnica, Bucuresti, 1966, 325.
[8] M.J. Donkin and J. Pearce, J. Soc. Leath. Tech. Ch., 79 (1995) 8.

Daftar Pustaka
Khopkar SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Saptorahardjo, penerjemah.
Jakarta : UI-Press. Terjemahan dari : Basic Concepts of Analytical
Chemistry

Laporan Pembahasan Jurnal Spektroskopi II Kel.1 KIM B P2 Halaman 7


Linggawati A, dkk. 2002. Pemanfaatan Tanin Limbah Kayu Industri Kayu Lapis
Untuk Modifikasi Resin Fenol Formaldehida dalam Jurnal Natur Indonesia
5(1): 84-94 (2002). Riau : Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau
Sastrihamidjojo H. 1985. Spektroskopi. Yogyakarta : Liberty Jogjakarta

Berdasarkan Jurnal Asli :


European Journal of Science and Theology, December 2006, Vol.2, No.4, 49-53
FTIR SPECTROSCOPY FOR THE ANALYSIS OF VEGETABLE TANNED ANCIENT
LEATHER
Oleh :
1. Nicoleta Melniciuc Puică
University ‘Al. I. Cuza’, Faculty of Theology, Department of Conservation-
Restoration,9 Closca, 700065 Iaşi, Romania
2. Aurel Pui
University ‘Al. I. Cuza’, Faculty of Chemistry, Bd. Carol I, Nr. 11, 700506
Iaşi, Romania
3. Margareta Florescu
National Centre of Project Management, 21-25 Mendeleev, Bucharest,
Romania

Laporan Pembahasan Jurnal Spektroskopi II Kel.1 KIM B P2 Halaman 8

Anda mungkin juga menyukai