Anda di halaman 1dari 37

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui Untuk Dipresentasikan Di Hadapan Tim Penguji
Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Keluarga Bunda Jambi

Oleh :
ELMA PUJI LESTARI
NIM : 12.10.15401.042
Disetujui oleh pembimbing untuk diseminarkan dalam seminar karya tulis ilmiah

Pembimbing

SULASTRI, Am.Keb, SKM


NIDN : ...........................
Jambi, maret 2015
Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan Keluarga Bunda Jambi

Atika Fadhilah Danaz Nasution, SST


NIDN : ...........................
ii

HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah disetujui untuk di persentasikan dihadapan Tim penguji
Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Keluarga Bunda Jambi.

Oleh :
ELMA PUJI LESTARI
NIM : 12.10.15401.042
Telah di pertahankan di depan penguji pada tanggal Mart 2015

Pembimbing

Penguji I

Penguji II

Sulastri, Am. Keb, SKM

Citra Dewi Prtiwi, SST

Sarinah,App.M.Kes

NIDN :.

NIDN :............

NIDN :.............

Jambi, Mei 2015


Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan Keluarga Bunda Jambi

Atika Fadhilah Danaz Nasution, SST


NIDN :
iii

HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Elma Puji Lestari

NIM

: 12.10.15401.042

Judul Karya Tulis Ilmiah

: Gambaran pengetahuan dan motivasi ibu tentang


pemenuhan gizi

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah


benar-benar hasil karya sendiri dan bukan penciplakan dari hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dan apabila kelak kemudian hari terbukti dalam Karya
Tulis Ilmiah ada unsur penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Jambi, Mart 2015

(Elma Puji Lestari)

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


A.

Identitas
Nama

: Elma Puji Lestari

Tempat dan Tanggal Lahir

: PATI, 15 juli 1994

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Mahasiswi

Alamat

: Jl. PALEMBANG JAMBI DESA SENAWAR


JAYA KEC. BAYUNG LENCIR

B.

Riwayat Pendidikan
Tahun 2000-2006

: SDN 2 Suka Jaya

Tahun 2006-2009

: SMPN 1 Bayung Lencir

Tahun 2009-2012

: SMAN 1 Bayung Lencir

Tahun 2012-Sekarang

: Akademi Kebidanan Keluarga Bunda Jambi

C.

Orang Tua
Nama Ayah

: Sirun

Pekerjaan

: Wirasuasta

Alamat

: Jl. Palembang_jambi desa senawar jay Kec.


Bayung lencir

Nama Ibu

: sarmi

Pekerjaan

: Wirasuwasta

Alamat

: Jl. Palembang_jambi desa senawar jay Kec.


Bayung lencir

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyajikan karya tulis ilmiah Penelitian
mengenai Gambaran pengetahuan dan motivasi ibu lansia tentang pemenuhan gizi.
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada Yth :
1. Ketua Yayasan Keluarga Bunda Jambi.
2. Ibu Atika Fadhilah Danaz Nasution, SST selaku Direktur Akademi Kebidanan
Keluarga Bunda Jambi.
3. Ibu Sulastri Am.Keb,SKM selaku pembimbing yang telah banyak memberi arahan,
bimbingan, dorongan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Staf dan Dosen di Akademi Kebidanan Keluarga Bunda Jambi yang telah banyak
memberikan ilmu dan bimbingannya selama penulis mengikuti pendidikan.
5. Orang tua yang telah memberikan dukungan, pengorbanan dan pengertian yang
selama ini diberikan.
6. Teman-teman seperjuangan yang selalu saling berdiskusi dalam perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran penulis harapkan sebagai bahan
untuk perbaikan.
Jambi,

vi

Mart 2015

Elma Puji Lestari


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
HALAMAN PERNYATAAN.........................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR BAGAN...........................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
D. Manfaat Penelitian .........................................................................

1
3
3
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.
Lansia ................................................................................
B.
Gizi......................................................................................
C.
Kebutuhan Gizi Lansia.......................................................
D.
Prilaku Kesehatan...............................................................

5
6
7
14

BAB III METODE PENELITIAN


A.
Kerangka Konsep................................................................
B.
Definisi Operasional...........................................................
C.
Rencana Penelitian .............................................................
D.
Tempat dan Waktu Penelitian..............................................
E.
Populasi Dan Sampel .........................................................
F.
Prosedur Penelitian.............................................................
G.
Pengumpulan Data ..............................................................
H.
Instrumen Penelitian...........................................................
I.
Pengolahan Data ................................................................
J.
Analisis Data ......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii

21
22
23
23
23
24
24
25
25
27

DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori .............................................................................

20

Bagan 3.1 Kerangka Konsep .........................................................................

21

viii

DAFTAR TABEL
Nomor Tabel

Halaman

Tabel 2.1 Contoh Menu Makanan Lansia Selama 1 Hari Menu 1.................13
Tabel 2.2 Contoh Menu Makanan Lansia Selama 1 hari Menu 2..................14
Tabel 3.1 Definisi Operasional.......................................................................22

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1.
2.
3.

Permohonan Responden
Persetujuan Responden
Lembar Kuesioner

11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 65 tahun keatas.
Kelompok ini memerlukan perhatian khusus, mengingat bahwa jumlah yang
semakin meningkat (Hasdiana, 2014)
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi
pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ
tersebut. Perubahab secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada
masa tua. (Hasdiana, 2014)
Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya
utama adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan
pada kondisi optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan tetap baik.
Perubahan status gizi pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun
kondisi kesehatan. Perubahan ini akan makin nyata pada kurun usia dekade 70
an. Faktor lingkunagan antara lain meliputi perubahan kondisi sosial ekonomi
yang terjadi akibat memasuki masa pensiun dan isolasi sosial berupa hidup
sendiri setelah pasangannya meninggal. Faktor kesehatan yang berperan dalam
perubahan status gizi antara lain adalah naiknya insidensi penyakit degenerasi
maupun non-degenerasi yang berakibat dengan perubahan dalam asupan
makanan, perubahan dalam absorpsi zat-zat gizi di tingkat jaringan, dan
beberapa kasus dapat disebabkan oleh obat-obat tertentu yang harus diminum
para lansia oleh karena penyakit yang sedang dideritanya.

12

Indonesia termasuk Negara kelima yang akan memiliki populasi lansia


terbesar setelah Cina, India, Amerika Serikat dan Meksiko. Indonesia adalah salah
satu Negara berkembang juga mengalami peningkatan populasi penduduk lansia dari
4,48 % (5,3 Juta) menjadi 9,7 % (23,9 Jiwa). Bahkan pada tahun 2000 diprediksi
akan terjadi ledakan jumlah penduduk lansia sebesar 11,34 % atau sekitar 28,8 juta
jiwa. (Fatmah, 2010)
Berdasarkan hasil sensus penduduk Provinsi Jambi tahun 2012, diketahui
bahwa jumlah penduduk sebanyak 3.260.511 orang, yang terdiri dari 1.664.091 lakilaki dan 1.596.420 perempuan. Selain itu, diketahui jumlah penduduk berusia > 60
sebanyak 192.411 orang yang terdiri dari 93.237 laki-laki dan 99.174 perempuan
(Profil jambi, 2013)
Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi dan menyesuikan diri dengan perubahanperubahan yang dialaminya selain itu dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori
pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori
dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan
istrahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan, dan ginjal. (Fatmah, 2010)
Kebutuhan gizi harus dipenuhi oleh lansia untuk mendapatkan kehidupan yang
adekut, namun tidak bisa di hindarkan proses penuaan yang terjadi penurunan fungsi.
Lansia memerlukan tambahan protein yaitu 1-1,25 g/kg per hari. Kebutuhan zat besi
pada lansia sangat rendah atau bahkan mengalami penurunan sehubungan dengan
proses penuaan. (Fatmah, 2010)
Pada dasarnya kebutuhan gizi wanita lansia hampir sama dengan kebutuhan
gizi orang dewasa, tetapi sedikit berbeda dalam hal kuantitas atau jumlahnya. Pola
makanan wanita lansia mengikuti pola makan tertentu untuk menjaga kesehatannya,

13

yaitu 60-65 % karbonhidrat, 15-25 %protein, dan 10-15 % lemak dari1850 kalori per
hari yang di butuhkan wanita lansia. (Fatmah, 2010)
Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan
sumber daya masyarakat yang berkualitas. Masalah gizi terjadi di setiap siklus
kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa, dan usia
lanjut.
Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan suatu proses pemeriksaan
keadaan gizi seseorang dengan melihat beberapa komponen penilaian status gizi
meliputi: asupan pangan, pemeriksaan biokimiawi, pemeriksaan klinis dan riwayat
mengenai kesehatan, pemeriksaan antropometris serta data psikososial.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor instrinstik yang mempengaruhi
motifasi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan uan yang baik (lansia yang tahu pemenuhan gizi) tidak
memimpin perilaku yang benar. (Notoadmodjo, 2010) .
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan motifasi ibu lansia tentang
pemenuhan gizi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah yaitu
Bagaimana gambaran pengetahuan dan motivasi ibu lansia tentang pemenuhan
gizi.? .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengethuan dan Motifasi Ibu Lansia
Tentang Pemenuhan Gizi.
2. Tujuan khusus

14

a. Untuk mengetahui Gambaran Pengethuan Ibu Lansia tentang Pemenuhan


Gizi.
b. Untuk mengetahui Motifasi Ibu Lansia tentang Pemenuhan Gizi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tempat Peneliti
Sebagai informasi bahan acuan dalam pengetahuan Ibu Lansia tentang
Pemenuhan Gizi
2. Bagi Ibu lansia
Sebagai tambahan informasi tentang Pemenuhan Gizi dan mau merubah
pola makannya yang lanjut.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan bagi peneliti
lain untuk melanjutkan penelitian ini dengan variabel yang berbeda.
4. Bagi Institusi
Sebagai bahan masukan untuk menambah referensi di perpustakaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
15

1. Pengertian
Lanjut usia (Lansia) merupakan proses alamia dan berkesinambungan
yang mengalami prubahan anatomi fisiologi, dan biokimia pada jaringan atau
organ yang pada akhirnya mempengaruhi keadaan fungsi dan kemampuan
badan secara keseluruhan (Fatmah, 2010)
Meurut WHO dalam Fatmah (2010), lansia dikelompokan menjadi 4
kelompok yaitu :
a. Usia pertengahan (Middle age)

: Usia 45 59 Tahun

b. Lansia (Elderly)

: Usia 60 74 TahuN

c. Lansia Tua (Old)

: Usia 75 90 Tahun

d. Usia sangat tua (Very Old)

: Usia diatas 90 Tahun

2. Batasan lanjut usia


Menurut Depkes RI, batasan lansia adalah
a. Verilitas (prasenium) : masa persiapan usia lanjut usia yang menampakan
kemataan jiwa (55-59 tahun)
b. Usia lanjut dina (Senescen) : kelompok yang mulai memasuki masa usia
lanjut dini (Usia 60 65 tahun).
c. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit dengan negative
(usia di atas 65 tahun)

B. Gizi
Gizi adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah
unsur yang terdapat dalam makanan dan dapat mempengaruhi unsur yang terdapat
16

dalam makanan dan dapat mempengaruhi kesehatan. Gizi adalah suatuproses


organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
digesti, absorpsi, transportasi penyimpanan, matabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. .(Waryana, 2010, hal : 6)
Namun ada pendapat lain, gizi adalah zat-zat yang diperlukan tubuh yang
berasal dari makanan.
a. Makanan
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan
atau unsur-unsur atau ikatan kimi yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh
tubuh, yang berguna bila dimasukan dalam tubuh.
b. Keadaan Gizi
Akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan
penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologi akibat tersedianya zat
gizi dalam seluler tubuh.
c. Status Gizi (Nutrition Status)
Ekspresi dari kedaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu,
atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk tertentu. (ibnu fajar,2012,hal:18)
menyatakan status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh dan utilisasinya.

d. Malnutrision (Gizi Salah, Melnutrisi)


Keadaan patalogis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif
maupun absolute satu atau lebih zat gizi.
17

Ada 4 bentuk malnutrisi :


1. Under Nutrition

: Kekurangan konsumsi pangan secara relative atau


absolute untuk periode tertentu.

2. Specific Deficiency : Kekurangan zat gizi tertentu misalnya kekurangan


Vitamin A,Fe, dll.
3. Over Nutrition

: Kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu

4. Imbalance

: Karena diporsisi zat gizi.

e. Kurang Energi Protein (KEP)


Kurang energi protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan
sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu. (Waryana, 2010

C. Kebutuhan Gizi Lansia


1. Kebutuhan gizi lansia
Menurut gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunya
aktifitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan
memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun
(Hasdiana, 2014).
Kebutuhan energi lansia berusia diatas 60 tahun adalah 2200 kalori bagi
pria dan 1850 bagi wanita. Komposisi zat gizi harian yang di anjurkan bagi
lansia adalah 60-65% karbohidrat, 15-25% protein, dan 10-15% lemak. Asam
lemak yang dikonsumsi sebaiknya memiliki kandungan asam lemak yang
tinggi, yaitu asam omega 3 dan omega 9 seperti yang terdapat pada ikan yang
hidup didalam laut. (fatmah, 2010)
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia
18

Menurut hasdiana (2014), yaitu :


a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Pengetahuan Gizi
d. Aktifitas Fisik
e. Perubahan Fisiologi
f. Keadaan Fisikologi
g. Penyakit pada lansia
h. Status Ekonomi
i. Tingkat penerimaan menu
3. Masalah Gizi yang dihadapi Lansia
Menurut Proverawati (2009), yaitu :
a. Gizi berlebih
Kelebihan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat
badan berlebihan, apalagi pada waktu lansia penggunaan kalori berkurang
karena berkurangnya aktifitas fisik, sehubung proses penuaan itu sendir
kebiasaan makan itu sulit dibuang walaupun disadari untuk mengurangi
makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus penyakit, misalnya
penyakit jantung, kencing mani, darah tingi.

19

b. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masala-masalah ekonomi dan
juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari
yang dibutuhkan menyebabkan berat kurang dari normal. Apabila hal ini
disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel
yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rabut rontok, daya tahan terhadap
penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
c. Kekurangan Vitamin
Bila konsumsi buah dan sayur kurang dalam makanan dan ditambah
dengan kekurangan protein dalam makanan maka akibatnya nafsu makan
berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu
dan tidak bersemangat.
4. Kecukupan Gizi Lansia
Bagi lansia kebutuhan pemenuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat memperpanjang usia.
Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari
kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus,
pernafasan dan ginjal (Proverawati, 2009) berdasarkan kegunaannya :
Bagi tubuh, zat gizi dibagi kedalam 3 kelompok besar untuk lansia,
yaitu:
a. Kelompok zat energy, termasuk dalam kelompok ini adalah

20

1.

Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung,


gandum, ubi, roti, singkong, dll, selain itu dalam bentuk gula seperti
gula, madu, sirup, dll

2. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan,


mentega, margarin, susu dan hasil olahannya
b. Kelompok zat pembangun
Kelompok ini meliputi makanan-makanan yang mengandung protein
baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, kacangkacangan dan olahan lain
c. Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang mengandung vitamin dan
mineral, seperti buah-buahan dan sayuran .
Kebutuhan diatas harus dipenuhi oleh lansia untuk mendapatkan
kehidupan yang adekuat. Namun tidak bisa dihindarkan proses penuaan
yang terjadi penurunan fungsi. Lansia memerlukan tambahan protein
yaitu 1 1,25 gram / Kg perhari. Kebutuhan zat besi pada lansia sangat
rendah atau bahakan mengalami penuruanan sehubungan dengan proses
penuaan. Rekomendasi diet yang dianjurkan untuk zat besi dan wanita
turun 15 Mg pada usia 23 50 samapi 10 Mg pada usia 51 tahun atau
lebih.
5. Suplement
Berdasarkan jenis vitamin yang menunjuka kebugaran diusia lanjut dan
mempunyai dampak anti penuaan adalah beta karoten (Provitamin A), B6
(Piridoksin), B12 (Sianokobalalamin), asam folat, C, D dan E (Alfa
Tokoferol). Betakarotean berfungsi melawan radikal bebas penyebab proses
21

penuaan. Masalahnya yang telah diuji adalah menghambat pertumbuhan sel


kanker, mencegah penyumbatan arteri yang menyebabkan serangan jantung,
menurunkan resiko terserang stroke, merangsang fungsi kekebalan tubuh, dan
mecegah katarak. Vitamin B6 memiliki fungsi sebagai Koenzim beberapa
reaksi kimia terutama metabolisme protein (Proverawati, 2009)
6. Pemantauan Kebutuhanisa Gizi Bagi Lansia
Menurut proverawati (2009), kebutuhan gizi lansia bisa dipanatu secara
seksama melalui cara-cara berikut yaiti :
a. Penimbangan berat badan
Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali,
waspadai peningkatan BB atau penurunan BB dari 0.5 kg/minggu.
Peningkatan BB lebih dari 0.5 kg dalam satu minggu beresiko terhadap
kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 kg/minggu
menunjukkan kekurangan berat badan.
b. Kekuranagn kalori protein
Waspai lansia dengan riwayat : pendapatan yang kurang, kurang
bersosialisasi, hidup sendiri, kehilangan pasanagan hidup atau teman,
kesulitan menguyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk
menyiapkan

makanan,

mengganggunafsu

sering

makan,nafsu

mengkonsumsi
makan

obat-obatan

berkurang,

yang

makanan

yng

ditawarkan tidak menggugah selera. Karena hal ini dapat menurunkan


asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan
tidak bersemangant.
c. Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar
matahari,

jarang

atau

yidak
22

pernah

minum

susu,

dan

kurang

mengkonsusmsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu


dan produk olahannya.
7. Perencanaan makan bagi lansia
Menurut

(Proverawati,

2009),

perencanaan

secara

umum

yang

dugunakan sebagai pedoman pemberian makan untuk lansia yaitu :


a. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beranekaragam,
yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
b. Perlu diperhatikan porsi makan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan
hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga makanan lebih sering
dengan porsi yang kecil. Contoh menu pagi : bubur ayam, jam 10.00 :
Roti, siang : nasi, pindang telur, sup, papaya, jam 16.00 : nagasari, malam :
nasi, sayur bayam, tempe goring pepes ikan, pisang..
c. Banyak minum yang kurang garam, dengan banyak inum dapat
memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang
terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta kemungkinan terjadinya
darah tinggi.
d. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makan yang
berleak seperti san, mentega dan lain-lain.
e. Bagi pasuen lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Makanlah makanan yang mudah dicerna
2. Hindari akanan yang terlalu manis, gurih dan goring-gorengan
3. Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang
baik.
4. Makanan harus lunak atau lembek atau dicincang
23

5. Makanan dalam porsi kecil tapi sering


6. Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya
diberikan
f. Batasi minum kopi atau the, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab
pula untuk merangsang gerakan ususdan menambah nafsu makan.
g. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur,
daging rendah lemak, bayam dan sayuran hijau
h. Lebih dianjurkan untuk mengelola makanan dengan cara dikukus, direbus
atau dipanggang kurangai mkan yang digoreng.
8. Pola Menu Lansia
Penyusunan menu pada lansia harus tetap berpedoman pada pedoman
umum gizi seimbang. Beberapa penyakit yang diderita sebagai lansia harus
menjadi pertimbangan menu mereka. Beberapa bahan makan yang harus
dianjurkan dan bahan makanan yang harus dihindari menjadi pertimbangan
bagi kita dalam memilih bahan makanan sebagai bahan utama menu meraka
(Fatmah, 2010)
Tabel 2.1
Contoh Menu Makanan Lansia selama 1 Hari Menu 1
Jenis Bahan Makanan
Nasi
Lauk Daging/Ikan
Tempe
Tahu
Sayur
Buah
Gula
Minyak (santan cairan)

Pria
3 x 200 Gram
(3 x 1,5 Gelas belimbing)
1,5 x 50 Gram
5 x 25 Gram (1 pt Kecil)
5 x 50 Gram
1,5 x 100 Gram
(1,5 x 1 Gelas penuh sayur)
2 x 100 Gram (1 pt sedang)
2 Sendok makan (sdm)
2 sdm (1,5 Gelas)

24

Wanita
2 x 200 Gram
(2 x 1,5 Gelas belimbing)
2 x 50 Gram
4 x 25 Gram (1 pt Kecil)
4 x 50 Gram
1,5 x 100 Gram
2 x 100 Gram (1 pt sedang)
2 Sendok makan (sdm)
5. sdm (1,5 Gelas)

Tabel 2.2
Contoh Menu Makanan Lansia selama 1 Hari Menu 2
Waktu
Pagi
10.00
Siang

16.00
Malam

Hidangan
Bubur ayam
Roti
Jus Tomat
Nasi
Pindang Telur
Sop
Pepaya
Jus Jeruk
Nagasari
Nasi
Sayur Bayam
Tempe Goreng
Pepes Ikan
Pisang
Jus Jeruk

Jumlah
1 Pirirng
1 Potong
1 gelas
1 Piring
1 Potong
1 Mangkuk
1 Potong
1 Gelas
1 Potong
1 Piring
1 Mangkuk
1 Potong
1 Potong
1 Buah
1 Gelas

Catatan : penabahan garam sehari maksimal 5 Gram (1 Sendok teh)

D. Perilaku kesehatan
Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organism tersebut, baik dapat
diamati secara langsung atau secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2010, hal :76).
Perilku kesehatn adalah suatatu respon seseorang terhadap stimulasi yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan.perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek-praktek
kita terhadap makanan serta unsure-unsur yang terkandung di dalamnya,
pengelolahaan makanan dan sebagainya (notoatmodjo, 2010, hal : 76).
Sehingga dapat di simpulkan perilaku ibu dipengaruhi oleh pengetahuan
dan sikap ibu tentang keluarga sadar gizi.
Lewrence green menjelaskan bahwa perilaku di latar belakangi atau
dipengaruhi oleh 3 faktor pokok:
25

1. faktor predisposisi (predisposing factors)


Terwujud dalam pengetahuan, kepercayaan, pendidikan, sikap, persepsi
dan motivasi.
2. faktor-faktor pendukung (reinforcing factor)
Terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas atau sarana dan kesehatan.
3. faktor-faktor pendorong (enabling factor)
Terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain
yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Notoatmodjo,
2010, hal : 76)
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2010, Hal : 50).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan
yang tercukup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall(memanggil) memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
26

3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggembangkan
materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat di artikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situsi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorng untuk menjabarkan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengunaan kerja,
seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, dan
sebagainya.
5. Sintensis (synthesis)
Sintensis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang di miliki. Misalnya, dapat
menyusun, meringkaskan, dapat menyesuikan, dan sebagainya suatu
tepri atau rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
27

Menurut wawan (2010:12) pengetahuan seseorang dapat


diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,
yaitu:
1. Baik : Hasil presentasi 76% - 100%
2. Cukup : Hasil presentasi 56%-75%
3. Kurang : Hasil presentasi < 56%
b. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Bersal dari bahasa lain yang berarti to move, menggerakkan kita
untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu dalam mempelajari
motivasi kita akan berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan
dan tujuan.
Jhon Elde, 1998 mendefinisikan motivasi sebagai interaksi
antara perilaku dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan,
menurunkan, dan mempertahankan perilaku. Definisi ini lebih
menekankan pada hal-hal yang dapat diobservasi dari proses motivasi.
(Notoadmodjo, 2010).
2. Fungsi Motivasi
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan
mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam
menentukan intensitas usaha belajar. Menurut Djamarah (2002).Ada
tiga fungsi motivasi:

28

Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi


sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya
anak didik ambil dalam rangka belajar.
Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis
melahirkan

sikap

merupakan

suatu

kekuatan

yang

tak

terbendung,yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.


Motivasi sebagai pengarah perbuatan. yang mempunyai
motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan
mana perbuatan yang diabaikan.
Menurut Hamalik (2003) fungsi motivasi adalah :
a) Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa
adanya motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar
b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan
perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai
mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat lambatnya suatu pekerjaan.
3. Jenis Motivasi
a. Motif Biologis
Bersumber dari keadaan fisiologis dari tubuh manusia
antara lain rasa lapar, haus, seks, pengaturan suhu tubuh, tidur,
menghindarirasa sakit, dan kebutuhan akan oksigen.
b. Motif sosial
Suatu dorongan untuk bertindak yang tidak kita pelajari,
namun kita pelajari dalam kelompok social dimna kita hidup.
29

Kebutuhan sosial ini adalah kebutuhan yang tidak akan


terpuaskan.

30

E. Kerangka teori
Kerangka Teori dalam penelitian ini mengambil kerangka teori perilaku
kesehatan yang digunakan adalah teori Green yang dapat digambarkan sebagai
berikut :
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Keyakinan
4. Nilai-nilai
5. motivasi
Factor Pendukung
1. Tersedianya sarana kesehatan
2. Akses sarana kesehatan
3. Prioritas dan komitmen
masyrakat tau pemerintah
terhadap kesehatan
4. Keyakinan
5. Nilai-nilai

Faktor Pendorong
Sumber
: Teori Green (1980) dalam
1. Keluarga
2. Teman sebaya
3. Guru
4. Majikan
5. Petugas kesehatan

Sumber : Teori Green (1980) Notoatmodjo (2010).


Keterangan :
Berpengaruh Langsung
Tidak berpengaruh Langsung
Yang bercetak tebal merupakan variabel yang diteliti
Nomor menunjukan kira-kira urutan terjadinya tindakan
31

Perilaku
Pesehatan

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini mengambil dari pendapat Green
(Notoatmodjo, 2010) ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu faktor
predisposisi, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan pendidikan, sikap,
persepsi dan motifasi. Faktor pendukukung yang meliputi lingkungan fisik,
tersedia atau tidaknya fasilitas atau saran dan prasarana kesehatan. Faktor
pendorong, yang meliputi motifasi dan perilaku petugas kesehatan atau petugas
lain. Dalam kerangka konsep ini yang menjadi variabel dependen yaitu
kebutuhan gizi.
Dari kerangka teori yang sudah dibahas peneliti tidak mengambil
keseluruhan variabel dan setiap faktor, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan
waktu.
Secara skematis kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Bagian 3.1
Kerangka Konsep

Variabel Independen

Variabel Dependen

Pengetahuan
Motifasi

Kebutuhan Gizi
Lansia

32

B. Defenisi Operasional
Berdasarkan variabel pada kerangka konsep penelitian, maka penulis
memberikan batasan-batasan dalam defenisi operasional sebagai berikut :
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
Variabel
Pengetahuan

Defenisi Operasional
Cara/Alat/Hasil/Skala Ukur
Hal-hal yang diketahui Cara Pengisian Kuesioner
oleh Ibu Lansia tentang Alat : Kuesioner
Pemenuhan Gizi

Skala : Ordinal
2 : Baik : Jika jawaban benar > 76%
dari skor total
1 : Cukup : Jika jawaban benar < 75
% dari skor total
0 : Kurang : Jika jawaban benar <
56% dari skor total (Wawan, 2010,

Sikap

Reaksi atau respon Ibu

hal 11)
Cara : Pengisian Kuesioner

Lansia tentang

Alat : Kuesioner

Pemenuhan Gizi

Skala : Ordinal
Hasil :
1 : Tinggi, Jika skor > mean
0 : Rendah, Jika skor < mean
(Sugiyono, 2010)

C. Rencana Penelitian
33

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan croos


sectional, yaitu suatu variabel penelitian yang dilakukan secara bersamaan
dimana yang bertujuan untuk menggambarkan Pengetahuan dan Motivasi Ibu
Lansia tentang Pemenuhan Gizi

D. Tempat dan Waktu Peneltian


1. Tempat Peneltan
Menurut Notoatmodjo (2010), lokasi penelitian adalah tempat atau
lokasi yang digunakan untuk pengambilan kasus atau observasi. Penelitan ini
akan dilakukan di Desa Talang Duku
2. Waktu Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2010), waktu penelitian adalah waktu atau saat
yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian atau observasi. Penelitan ini
akan direncanakan pada bulan Februari Maret 2015

E. Populasi dan Sampel


1.

Populasi
Menurut Notoadmodjo (2010), populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini meliputi ibu
lansia, yang berada di desa Talang Duku

2.

Sampel
Menurut Setiawan (2011), Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini
adalah ibu Lansia. Teknik sampling

34

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling


(sampling jenuh) yaitu dimana semua anggota populasi dijadikan sampel
dalamm penelitian. Sugiyono (2007),
Dengan Kriteria :
a. Ibu rumah tangga yang mempunyai anak
b. Bersedia menjadi responden
c. Responden bisa baca tulis atau tidak buta huruf
d. Bisa berkomunikasi dengan baik

F. Prosedur Penelitian
1.

Surat penelitian awal dari Akademi Kebidana Keluarga Bunda Jambi.

2. Surat balasan dari Desa Talang Duku


3. Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
4. Seminar Proposal Karya Tulis Ilmiah.
5. Surat izin penelitin dari Akademi Kebidanan Keluarga Bunda Jambi.
6. Surat izin penelitian dari Desa Talang Duku
7. Pembagian Kuesioner pada ibu di Desa Talang Duku
8. Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
9. Sidang Karya Tulis Ilmiah.

G. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a.

Data Umum
Penelitian ini dilakukan di Desa Talang Duku. Sampel dalam
penelitian ini adalah Ibu Lansia
35

b.

Data Khusus
Data ini menfokuskan perhatian pada variabel-variabel yang telah
dijelaskan diatas, karena menurut peneliti hal-hal tersebutlah yang paling
berkaitan dengan pengetahuan dan sikap ibu tentang keluarga sadar gizi.

2. Sumber Data
a.

Data primer
Pengumpulan data dilakukan melalui cara pengisian di lembar
kuesioner.

b.

Data skunder
Pengumpulan data penunjang atau pelengkap yang diambil dari
Posyandu yang berada di Desa Talang Duku. .

3. Cara Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengisian dengan
kuesioner yang berisikan pertanyaan terstruktur kepada responden untuk
mengambil data tentang pemenuhan ibu lansia.

H. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari 10
pertanyaan pengetahuan dan Motivasi ibu lansia tentang gizi.

I.

Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah melalui tahapan, sebagai
berikut :

36

1. Editing
a. Memeriksa kelengkapan data yaitu memeriksa kelengkapan semua
pertanyaan yang diajukan
b. Memeriksa kesinambungan data yaitu memeriksa apakah ada keterangan
data yang bertentangan antara satu dengan yang lain.
c. Memeriksa apakah semua pertanyaan sama.
2. Coding
Memeriksa kode pada setiap data yang ada, maksudnya adalah
memberikan kode berupa angka atau huruf. Kode diberikan baik kepada
variabel-variabel yang diteliti maupun kepada atribut dari masing-masing
variabel.
a. Pengetahuan
1) Pengetahuan baik diberi kode 2
2) Pengetahuan cukup diberi kode 1
3) Pengetahuan kurang diberi kode 0
b. Sikap
1) Sikap positif diberi kode 1
2) Sikap negative diberi kode 0
3. Scoring
Scoring dilakukan dengan menetapkan skor (nilai) pada setiap
pertanyaan kuesioner dan pada saat pengkategorian setiap variabel yaitu
pengetahuan dan Motivasi :
a. Pengetahuan
Jika responden menjawab 76-100% atau 8-10 pertanyaan benar
dikategorikan pengetahuan baik, menjawab 56-75% atau 5-7 pertanyaan
37

benar dikategorikan pengetahuan cukup dan menjawab < 56% atau < 5
pertanyaan benar dikategorikan pengetahuan kurang.
b. Motivasi
Penilaan ini menggunakan lembar kuesioner berbentuk pilihan
ganda untuk variable motivasi. Untuk setiap pertanyaan yang dijawab
oleh responden diberi skor 1 (satu) sedangkan setiap pertanyaan yang
tidak dijawab oleh responden diberi skor 0 (Nol). Kemudian dari nilai
tersebut diolah untuk mencari mean atu median.
4. Saving
Data yang telah diperiksa dan diberi kode dimasukkan dan disimpan ke
flasdisk melalui program komputer untuk dianalisa.
5. Tabulating
Tabulasi data secara manual dan komputerisasi.

J. Analisis Data
Analisis data secara univariat, yaitu menyederhanakan atau memudahkan
intervensi data ke dalam bentuk penyajian tabel. Penelitan ini bertujuan untuk
melihat gambaran distribusi frekuensi variabel yang diteliti meliputi pengetahuan
dan motivasi ibu.
Analisis dalam penelitian bisa dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
f = x / n x 100%
Keterangan
f = presentase
x = jumlah yang didapat
n = jumlah sampel
38

Anda mungkin juga menyukai