Praktikum Mikrobiologi
Di susun oleh :
Kelompok 6
1.
(11225348)
2.
Rohmatullah
3.
Selfi Wahyu
(11225388)
4.
(11225384)
5.
(201001017)
Kegiatan 1
Bahan
2 buah medium lempeng NA
D. Cara kerja
1. Bawalah 2 pasang cawan petri berisi medium lempeng ke tempat yang banyak di lalui orang,
lalu buka tutup cawan petri selama 15menit. Kemudian tutup kembali. Lakukan pada kedua
medium lempeng.
2. Simpan medium tersebut sebuah pada suhu kamar, dan yang lain pada suhu 37C.
3. Setelah biakan berumur 1 x 24 jam / 2 x 24 jam, lakukan pengamatan terhadap koloni
mikroba yang tumbuh pada medium lempeng tersebut.
4. Hitung jumlah koloni bakteri. Koloni bakteri ditandai dengan bentuk seperti lender,tetesan
mentega,tetesan sari buah.
5. Lakukan pengamatan macam koloni bakteri yang tumbuh.
6. Lakukan pengamatan morfologi 2 macam koloni bakteri, yang meliputi :
a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Tepi koloni
d. Elevasi
e. Kepekaan koloni
f. Mengkilat/suram
g. Diameter koloni
Koloni 1
Koloni 2
Morfologi koloni
a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Tepi koloni
d. Elevasi koloni
e. Mengkilat/suram
f. Diameter koloni
g. Kepekatan koloni
h. Jumlah koloni
Ciri lainnya
Asal Bakteri
Putih
Bulat
Berombak
Seperti kawah
Suram
8 mm
Kuning
Berbenang-benang
Berlekuk
Seperti tombol
Suram
8 mm
Meja lt 3-2
Meja lt 3-2
F. Pembahasan
Factor yang mempengaruhi jumlah dan macam bakteri dalam suatu tempat :
Factor abiotik :
Faktor abiotik adalah faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan yang bersifat fisika
dan kimia. Di antara faktor-faktor yang perlu di perhatikan ialah suhu, pH, tekanan
osmose, pengeringan, sinar gelombang pendek, tegangan muka dan daya oligodinamik.
1. Suhu
Masing-masing mikrobia memerlukan suhu tertentu untuk hidupnya. Suhu pertumbuhan
suatu mikrobia dapat di bedakan dalam suhu minimum, optimum dan maksimum.
Berdasarkan atas perbedaan suhu pertumbuhannya dapat di bedakan mikrobia yang
psikhrofil, mesofil, dan termofil. Untuk tujuan tertentu suatu mikrobia perlu di tentukan
titik kematian termal (thermal death point) dan waktu kematian termal (thermal death
time)- nya.
2. pH
Mikrobia dapat tumbuh baik pada daerah pH tertentu, misalnya untuk bakteri pada pH
6,5 7,5; khamir pada pH 4,0 4,5 sedangkan jamur dan aktinomisetes pada daerah pH
yang luas. Setiap mikrobia mempunyai pH minimum, optimum dan maksimum untuk
pertumbuhanya. Berdasarkan atas perbedaan daerah pH untuk pertumbuhanya dapat
dibedakan mikrobia yang asidofil, mesofil ( neutrofil ) dan alkalofil. Untuk menahan
perubahan dalam medium sering ditambahkan larutan bufer. pH optimum pertumbuhan
bagi kebanyakan bakteri antara 6,5 dan 7,5. Namun beberapa spesies dapat tumbuh dalam
keaadaan sangat masam atau sangat alkalin, bila bakteri di kuitivasi di dalam suatu
medium yang mula-mula disesuaikan pHnya misal 7 maka mungkin pH ini akan berubah
sebagai akibat adanya senyawasenyawa asam atau basa yang dihasilkan selama
pertumbuhannya. Pergesaran pH ini dapat sedemikian besar sehingga mengahambat
pertumbuhan seterusnya organisme itu. Pergeseran pH dapat dapat dicegah dengan
menggunakan larutan penyangga dalam medium, larutan penyangga adalah senyawa atau
pasangan senyawa yang dapat menahan perubahan pH.
3. Kelembaban
Mikroorganisme mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada umumnya untuk
pertumbuhan ragi dan bakteri diperlukan kelembaban yang tinggi diatas 85C, sedangkan
untuk jamur dan aktinomises diperlukan kelembaban yang rendah dibawah 80C. Kadar
air bebas didalam lautan (aw) merupakan nilai perbandingan antara tekanan uap air
larutan dengan tekanan uap air murni, atau 1/100 dari kelembaban relatif. Nilai aw untuk
bakteri pada umumnya terletak diantara 0,90 0,999 sedangkan untuk bakteri halofilik
mendekati 0,75. Banyak mikroorganisme yang tahan hidup didalam keadaan kering untuk
waktu yang lama seperti dalam bentuk spora, konidia, arthrospora, klamidospora dan
kista. Seperti halnya dalam pembekuan, proses pengeringan protoplasma, menyebabkan
kegiatan metaobolisme terhenti. Pengeringan secara perlahan-lahan menyebabkan
perusakan sel akibat pengaruh tekanan osmosa dan pengaruh lainnya dengan naiknya
kadar zat terlarut.
4. Tekanan osmosis
Pada umumnya mikrobia terhambat pertumbuhannya di dalam larutan yang hipertonis.
Karena sel-sel mikrobia dapat mengalami plasmolisa. Didalam larutan yang hipotonis sel
mengalami plasmoptisa yang dapat di ikuti pecahnya sel. Beberapa mikrobia dapat
menyesuaikan diri terhadap tekanan osmose yang tinggi; tergantung pada larutanya dapat
dibedakan jasad osmofil dan halofil atau halodurik. Medium yang paling cocok bagi
kehidupan bakteri ialah medium yang isotonik terhadap isi sel bakteri. Jika bakteri di
tempatkan di dalam suatu larutan yang hipertonik terhadap isi sel, maka bakteri akan
mengalami plasmolisis. Larutan garam atau larutan gula yang agak pekat mudah benar
menyebabkan terjadinya plasmolisis ini. Sebaliknya, bakteri yang ditempatkan di dalam
air suling akan kemasukan air sehingga dapat menyebabkan pecahnya bakteri, dengan
kata lain, bakteri dapat mengalami plasmoptisis. Berdasarkan inilah maka pembuatan
suspense bakteri dengan menggunakan air murni itu tidak kena, yang digunakan
seharusnyalah medium cair.
Jika perubahan nilai osmosis larutan medium tidak terjadi sekonyongkonyong, akan
tetapi perlahan-lahan sebagai akibat dari penguapan air, maka bakteri dapat
menyesuaikan diri, sehingga tidak terjadi plasmolisis secara mendadak.
5. Senyawa toksik
Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, Zn, Li, dan Pb. Walaupun pada kadar sangat
rendah akan bersifat toksis terhadap mikroorganisme karena ion-ion logam berat dapat
bereaksi dengan gugusan senyawa sel. Daya bunuh logam berat pada kadar rendah
disebut daya ologodinamik. Anion seperti sulfat tartratklorida, nitrat dan benzoat
mempengaruhi kegiatan fisiologi mikroorganisme. Karena adanya perbedaan sifat
fisiologi yang besar pada masing-masing mikroorganisme maka sifat meracun dari anion
tadi juga berbeda-beda. Sifat meracun alakali juga berbeda-beda, tergantung pada jenis
logamnya. Ada beberapa senyawa asam organik seperti asam benzoat, asetat dan sorbet
dapat digunakan sebagai zat pengawet didalam industry bahan makanan. Sifat meracun
ini bukan disebabkan karena nilai pH, tetapi merupakan akibat langsung dari molekul
asam organik tersebut terhadap gugusan didalam sel.
6. Tegangan Muka
Tegangan muka mempengaruhi cairan sehingga permukaannya akan menyerupai
membran yang elastis, sehingga dapat mempengaruhi kehidupan mikroorganisme.
Protoplasma mikroorganisme terdapat didalam sel yang dilindungi dinding sel. Dengan
adanya perubahan bahan pada tegangan muka dinding sel, akan mempengaruhi
permukaan protoplasma, yang akibatnya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perubahan bentuk morfologinya. Bakteri yang hidup didalam alat pencernaan dapat
berkembangbiak didalam medium yang mempunyai tegangan permukaan relatif rendah.
Tetapi kebanyakan lebih menyukai tegangan permukaan yang relatif tinggi.
7. Tekanan Hodrostatik dan Mekanik
Beberapa jenis mikroorganisme dapat hidup didalam samudra pasifik dengan tekanan
lebih dari 1208 kg tiap cm persegi, dan kelompok ini disebut barofilik. Selain itu tekanan
yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya beberapa reaksi kimia, sedang tekanan
diatas 7500 kg tiap cm persegi dapat menyebabkan denaturasi protein. Perubahanperubahan ini mempengaruhi proses biologi sel jasad hidup.
8. Kebasahan dan kekeringan
Bakteri sebenarnya mahluk yang suka akan keadaan basah, bahkan dapat hidup di dalam
air. Hanya di dalam air yang tertutup mereka tak dapat hidup subur; hal ini di sebabkan
karena kurangnya udara bagi mereka. Tanah yang cukup basah baiklah bagi kehidupan
bakteri. Banyak bakteri menemui ajalnya, jika kena udara kering. Meningococcus, yaitu
bakteri yang menyebabkan meningitis, itu mati dalam waktu kurang daripada satu jam,
jika digesekkan di atas kaca obyek. Sebaliknya,spora-spora bakteri dapat bertahan
beberapa tahun dalam keadaan kering.
9. Sinar gelombang pendek
Sinar-sinar yang mempunyai panjang gelombang pendek (misalnya sinar, sinar Ultra
violet, sinar gama), mempunyai daya penetrasi yang cukup besar terhadap mikribia.
Sinar-sinar tersebut dapat menyebabkan kematian. Perubahan genetik (mutasi) atau
penghambatan pertumbuhan mikrobia. Sinar-sinar tersebut banyak digunakan di dalam
praktek sterilisasi dan pengawetan bahan makanan. Kebanyakan bakteri tidak dapat
mengadakan fotosintesis, bahkan setiap radiasi dapat berbahaya bagi kehidupannya. Sinar
yang nampak oleh mata kita, yaitu yang bergelombang antara 390 m sampai 760 m ,
tidak begitu berbahaya; yang berbahaya ialah sinar yang lebih pendek gelombangnya,
yaitu yang bergelombang antara 240 m sampai 300 m . Lampu air rasa banyak
memancarkan sinar bergelombang pendek ini. Lebih dekat, pengaruhnya lebih buruk.
Dengan penyinaran pada jarak dekat sekali, bakteri bahkan dapat mati seketika, sedang
pada jarak yang agak jauh mungkin sekali hanya pembiakannya sajalah yang terganggu.
Spora-spora dan virus lebih dapat bertahan terhadap sinar ultra-ungu.
G. Kesimpulan
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1.Organisme multiselluler
2.Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3.Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya
memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan
- Bentuk dan Ukuran Bakteri
Bentuk dan Ukuran bakteri bervariasi, ukurannya berkisar 0.4-2.0m
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia)
serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Morfologi bakteri berbeda dengan yang lainnya karena mempunyai sifat yang berbeda
yaitu uniseluler sehingga disini terlihat bakteri sangat kecil sekali ukurannya bila
dibandingkan dengan yang lainnya, maka dari itu diperlukan perbesaran yang kuat dan
ditambah minyak imersi untuk memperjelas bentuk morfologi dari bakteri tersebut.
Kegiatan 2
A. Pendahuluan
Pewarnaan secara gram merupakan salah satu prosedur yang penting dan paling banyak
digunakan dalam klasifikasi bakteri. Dengan metode ini, bakteri dapat menjadi 2 kelompok besar,
yaitu :
1. Bakteri Gram positif, yang berwarna ungu pada akhir pewarnaan
2. Bakteri Gram negatif, yang berwarna merah pada akhir pewarnaan
Karena kemampuannya membedakan suatu kelompok bakteri tertentu dari kelompok lainnya,
maka pewarnaan ini juga disebut pewarnaan diferensial.
B. Tujuan :
1. Memperoleh kemampuan pewarnaan bakteri secara gram.
2. Dapat menentukan sifat bakteri gram dari bakteri yang diperiksa.
3. Dapat menentukan bentuk sel bakteri.
C. Alat dan Bahan
Alat
1 Mikroskop
2 kaca benda
1 mangkuk pewarna
2 kawat penyangga
Pipet
Pinset
Lampu spiritus
Botol penyemprot
Bahan
Aquades steril
Piaraan murni bakteri umur 1x24 jam
L ammonium oksalat
Kertas penghisap
Korek api
Alcohol 95%
Lisol
Sabun cuci
L safranin
L iodium
D. Prosedur kerja
1. Sediakan kaca benda yang bersih, lalu lewatkan di atas api lampu spiritus.
2. Teteskan setetes aquades steril di atas kaca benda tersebut.
3. Secara aseptic ambilah inokulum bakteri yang akan diperiksa, lalu letakkan di atas tetesan
aquades, kemudian ratakan perlahan-lahan.
4. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api lampu spiritus
dengan cepat.
5. Letakkan di atas kawat penyangga yang berada di atas mangkuk pewarna, lalu teteskan
larutan Ammonium Oksalat Kristal violet di atas sediaan tersebut. Tunggu 1 menit.
6. Buanglah kelebihan zat warna tersebut ke dalam mangkuk dan bilaslah sediaan dengan air
kran.
7. Teteskan larutan iodium di atas sediaan lalu tunggu 2 menit.
8. Buang kelebihan larutan iodium ke dalam mangkuk lalu bilas dengan air kran.
9. Teteskan alcohol 95% di atas sediaan, lalu biarkan 1 menit.
10. Buanglah sisa alcohol itu ke dalam mangkuk dan bilaslah sediaan dengan air kran.
11. Teteskan larutan safranin di atas sediaan, lalu biarkan selama 30 detik.
12. Buang kelebihan larutan safranin ke dalam mangkuk, lalu bilas dengan air kran.
13. Keringkan sediaan itu secara hati-hati dengan kertas penghisap, lalu periksalah di bawah
mikroskop. Jika teknik pewarnaan berhasil dengan baik, maka sel-sel bakteri yang bersifat
gram positif akan berwarna ungu, sedangkan gram positif berwarna merah.
14. Tentukan sifat gram dari sel-sel bakteri yang berasal dari masing-masing koloni yang
diperiksa.
15. Amatilah dan tentukan bentuk sel bakteri dari masing-masing koloni.
16. Hasil pengamatan di tulis dalam lembar kerja.
E. Data hasil pengamatan
No
Warna sel
Bentuk sel
Basil (Sterptobasil)
Kokus (Monokokus)
F. Pembahasan
perbedaan reaksi dan hasil pewarnaan antara gram positif dan gram negatif beserta
proses kimiawi dalam proses pewarnaan gram
G. Kesimpulan
Pewarnaan bakteri digunakan untuk memperlihatkan atau mempelajari kontras antar sel
dan latar belakangnya sehingga dapat mempertsjsm bentuk sel-sel mikroba.
Pada pengecatan, digunakan 4 larutan, yaitu: Kristal violet, iodine, alcohol. Dan
safranin
Bakteri yang bersifat gram positif dapat mengikat dengan kuat ungu dari krostal
violet, sedangkan bakteri yang bersifat gram negative tidak dapat mengikat warna
ungu dari Kristal violet biasa akan berwarna merah atau merah muda setelah
diamati pad mikoskop.
Klasifikasi Bakteri
1. Bakteri berbentuk kokus (bulat)
2. Bakteri berbentuk batang
3. Bakteri berbentuk lengkung
4. Bakteri yang termasuk kelompok khusus
Kegiatan 3
Alat
Mikroskop
Kaca benda
Lampu spiritus
Mangkuk pewarna
Kawat penyangga
Jarum inokulasi berkolong
Pinset
Korek api
Bahan
Biakan bakteri
Tinta cina merk pelican
Aquades steril
Larutan Kristal violet 0,5%
Larutan CuSO, 5HO 20%
Kertas penghisap
Alcohol
Sabun cuci
Lisol
Lap
D. Cara kerja
Cara 1 : pewarnaan langsung/positif
1. Sediakan kaca benda bersih, lalu lewatkan di atas nyala api lampu spiritus.
2. Teteskan satu ose aquades steril di atas kaca benda itu.
3. Secara aseptic inokulasikan bakteri yang akan diperiksan di atas tetesan aquades itu, lalu
ratakan perlahan-lahan.
4. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api spiritus dengan
cepat.
5. Teteskan larutan Kristal violet di atas sediaan. Kemudian tunggu 1 menit.
6. Jepitlah kaca benda sediaan itu dengan pinset , lalu bilas sediaan dengan larutan CuSo.
5HO.
7. Keringkan sediaan dengan menggunakan kertas penghisap dengan hati-hati agar tidak
merusak sediaan.
8. Amatih sediaan di bawah mikroskop, sel akan berwarna biru tua/ungu. Apabila di sekeliling
sel terdapat bayangan berwarna biru muda, berarti bakteri tersebut mempunyai kapsula.
Jenis pewarnaan
Langsung
Tak langsung
Langsung
Tak langsung
Warna kapsula
Bakteri berkapsula
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
Kapsul bakteri tidak dapat di cat karena sifatnya yang tidak permanen, sebab
kapsul tersebut merupakan ekskresi dari dinding sel bakteri.
Kapsul bakteri berfungsi sebagai pelindung dari pengaruh luar yang
merugikan bakteri tersebut, sebagai cadangan makanan, patogenitas (sumber
penyakit).
Daftar pustaka
1. http://idonkelor.blogspot.com/2009/03/bakteri-definisi-klasifikasistruktur.html
2. http://zaifbio.wordpress.com/category/mikrobiologi/
3. http://feni-mikrobiologi.blogspot.com/2011/01/pewarnaan-bakteri.html
4. http://rudyregobiz.wordpress.com/bakteri-gram-dan-pewarnaannya-2/
5. http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/09/struktur-sel-bakteri-dancara.html
6. http://dwipoenya.wordpress.com/2010/11/04/pewarnaan-kapsul/
7. http://mohamaddiontiara.multiply.com/journal/item/43?&show_
interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem