Anda di halaman 1dari 27

TUGAS PENGOBATAN ALTERNATIF

PENGOBATAN DIABETES MELITUS


DENGAN METODE AKUPUNTUR

Oleh :
KRESNA ANUGRAH H
201101022
( Semester VII A )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT


PRODI SI ILMU KEPERAWATAN
MOJOKERTO
2014

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat adalah zat baik yang di berikan pada tubuh yang berasal dari alam (baik hewan
maupun tumbuhan) atau zat kimiawi yang dapat mencegah, meringankan, dan
menyembuhkan penyakit. Kegiatan memberikan obat biasanya disebut dengan istilah
pengobatan.

Di dunia pengobatan, dikenal dua jenis pengobatan, yaitu pengobatan barat dan
pengobatan timur.Pengobatan barat, didasarkan pada pengembangan dan praktek pengobatan
yang terjadi dan berlaku di dunia barat (Eropa dan Amerika).Pengobatan ini lebih menitik
beratkan pada penggunaan bahan kimia. Di sisi lain, pengobatan timur berkembang di Asia,
khususnya Cina. Pengobatan cara timur ini lebih menitik beratkan pada penggunaan dan
pemanfaatan unsur-unsur alami, seperti pemijitan (acupreasure), penusukan (akupunktur/
acupuncture), pemanasan (moksibasi) serta terapi dengan ramuan dari dedaunan (herbal
treatment).

Para ahli pengobatan timur, biasanya mengklaim bahwa pengobatan yang mereka
lakukan adalah bersifat alami dan bebas dari efek samping. Akupunktur, dilakukan dengan cara
menusukkan jarum di bagian tubuh tertentu, dan dengan penusukan ini diharapkan akan terjadi
dampak tertentu. Dampak ini hanya akan terjadi bila penusukan dilakukan pada titik yang tepat,
dan tidak adanya dampak sama sekali bila penusukan dilakukan tidak pada titik yang tepat.

B. Tujuan Penulisan
1.

Tujuan umum

Apa yang dimaksud dengan akupuntur?

Bagaimana sejarah pengobatan akupuntur?

Bagaimana metode pengobatan akupuntur?

Penyakit apa saja yang bisa ditangani menggunakan metode pengobatan


Akupuntur?

Apa efek samping yang dapat terjadi dalam akupuntur?

2.

Tujuan khusus

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Untuk menambah wawasan pembaca terutama mahasiswa kebidanan.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan
dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan.

2. Bagi Tim Penulis


Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam metode pengobatan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat
selama mengikuti perkuliahan.

BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. Sejarah Akupuntur
Kitab asli Kedokteran Cina yang terkenal adalah Nei Ching, Kitab Kesehatan Klasik
Kaisar Kuning, diperkirakan terbit sekitar 2500 tahun yang lalu.Sejak saat itu, ribuan buku
mengenai pengobatan Cina pun banyak ditulis dan filosofi dasarnya tersebar sejak lama
dalam berbagai kebudayaan Asia. Hampir semua bentuk pengobatan Oriental yang digunakan
di Barat saat ini, termasuk Akupuntur, Shiatsu, pijat Akupresur dan makrobiotika adalah
bagian atau berakar pada pengobatan Cina. Legenda mengatakan bahwa Akupunktur
dikembangkan saat dokter perintis di Cina meneliti efek tak terduga dari luka tusukan di
tubuh seorang prajurit Cina.Kitab tertua Akupuntur yang diketahui adalah Sistematika Klasik
Akupuntur yang diperkirakan terbit pada tahun 282. Meskipun Akupuntur merupakan salah
satu teknik yang paling banyak diketahui, pengobatan Cina juga menggunakan obat-obat
ramuan herbal, terapi makanan, perubahan gaya hidup dan cara-cara lainnya dalam
mengobati pasiennya.
Pada awal masa 1900-an, hanya beberapa dokter Barat yang mengunjungi Cina dan
tercengang kagum ketika bersentuhan dengan Akupuntur, namun bagi kalangan diluar
komunitas Asia-Amerika, akupuntur masih belum terlalu dikenal sampai pada tahun 1970
saat Richard Nixon menjadi presiden Amerika Serikat pertama dan mengunjungi Cina. Pada
perjalanan Nixon, para jurnalis terkagum-kagum melihat sebuah operasi besar dilakukan pada
pasien tanpa menggunakan anestesi.Malahan pasien yang benar-benar terjaga dioperasi hanya
dengan menggunakan penusukan jarum akupuntur untuk mengendalikan rasa sakit. Pada saat
itu, seorang kolumnis terkenal dari New York Times, James Reston harus menjalani operasi
dan memilih menggunakan akupunktur dibandingkan dengan pengobatan nyeri, dan
kemudian dia menulis beberapa cerita yang meyakinkan mengenai efektivitas terapi
akupuntur yang ia jalani.
Sekarang, akupuntur dipraktekan di lebih dari 50 negara oleh lebih dari 9000 praktisi
akupuntur, dengan setidaknya 4.000 tenaga dokter terlibat di dalamnya. Akupuntur telah
menunjukkan keberhasilan yang tercatat dalam menangani banyak kondisi, dan lebih dari 15
juta rakyat Amerika telah menggunakannya sebagai solusi kesehatan mereka.

B. Pengertian Akupuntur
Kata akupuntur berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti jarum dan punctura
yang berarti menusuk. Di dalam bahasa Inggris menjadi to puncture, sedangkan kata asal dalam
bahasa Cina adalah cenciu. Kata tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi akupuntur atau tusuk jarum.Akupuntur adalah teknik pengobatan yang digunakan
dalam pengobatan tradisional cina. Jarum-jarum yang sangat tajam digunakan untuk
menstimulasi titik-titik tertentu pada tubuh. Titik-titik ini terdapat pada jalur-jalur energi yang
disebut "meridian". Pengobatan akupuntur dirancang untuk memperbaiki aliran dan
keseimbangan energi sepanjang meridian-meridian ini.
Pengobatan tradisional cina memiliki sejarah lebih dari 2,500 tahun. Pengobatan
tradisional kursus akupuntur ini melihat tubuh manusia sebagai suatu sistem aliran energi.
Ketika aliran-aliran energi ini seimbang, maka tubuh tersebut sehat. Para praktisi memeriksa
denyut nadi pasien dan mengamati keadaan lidah mereka untuk mendiagnosa ketidakimbangan
energi. Dalam pengobatan akupuntur kecantikan cina, denyut nadi dapat diperiksa pada tiga
lokasi di masing-masing pergelangan tangan, dan pada tiga kedalaman pada masing-masing
lokasi. Penyakit tidak didefinisikan dengan gejala-gejala atau nama penyakit seperti "infeksi
hiv". Sebaliknya, seorang praktisi pengobatan cina akan berbicara mengenai ketidakimbangan
energi. Bahasanya dapat kedengaran sangat aneh, seperti "kekurangan yin" atau "peningkatan
panas ginjal". Kata-kata cina yin dan yang menggambarkan energi yang saling bertolakbelakang yang seharusnya tetap seimbang, dan qi (dibaca "chi") secara kasar dapat diartikan
sebagai energi atau kekuatan hidup. Dalam pengobatan akupuntur tradisional cina, terdapat
banyak cara untuk memperbaiki keseimbangan aliran energi tubuh. Teknik yang paling sering
digunakan di negara-negara barat adalah teknik senam seperti qigong atau tai chi, akupuntur
(tusuk jarum), dan jamu.Banyak praktisi pengobatan akupuntur kecantikan cina
mengkhususkan diri pada akupuntur atau jamu. Sangat jarang yang menggunakan keduanya.

C. Teori Dasar Akupuntur


1.

Teori Yin-Yang
Teori Yin-Yang merupakan suatu konsepsi pandangan hidup Taoisme yang bersifat
universal.Teori ini menyatakan bahwa segala fenomena di alam semesta mempunyai 2 aspek
yang berlawanan dan berpasangan, yaitu Yin dan Yang.Yang berarti terang dan Yin berarti
gelap. Yin-Yang meliputi fenomena seperti dingin-panas, gelap-terang, lemah-kuat, dalamluar, pasif-aktif, lembab-kering, bawah-atas, wanita-pria, dan lain-lain.Fenomena Yin-Yang
tidak bersifat absolut, melainkan bersifat relatif.Dalam keadaan tertentu Yin dapat berubah

menjadi Yang, atau sebaliknya Yang dapat berubah menjadi Yin.Segala fenomena dapat diurai
secara tidak terbatas dalam aspek Yin dan Yang.Teori Yin-Yang digunakan untuk menganalisis
fenomena yang dapat diamati di alam semesta.Semua aspek ini mempunyai 2 aspek yang
berpasangan dan berlawanan, yaitu Yin dan Yang.Yin dan Yang saling tergantung, saling
membatasi, saling mengonsumsi, dan selalu berada dalam keadaan perubahan dinamis untuk
menjamin keseimbangannya.Kedokteran tradisional Cina menerapkan prinsip Yin-Yang ini
untuk menerangkan fungsi fisiologis dan perubahan patologis, juga sebagai tuntunan dalam
diagnosis dan terapi.
a.

Yin-Yang Saling Berlawanan


Berarti segala fenomena di alam semesta mempunyai 2 aspek yang berlawanan, yaitu Yin dan
Yang, yang saling mengatasi dan mengawasi. Misalnya: panas (Yang) dapat menghilangkan
dingin (Yin), dingin dapat menurunkan suhu.Pada keadaan normal, fungsi organ tubuh berada
dalam keadaan keseimbangan Yin-Yang, diatur melalui sifat saling berlawanan Yin dan Yang.
Gangguan keseimbangan Yin-Yang menyebabkan terjadinya sindrom penyakit.Kelemahan
Yang atau kelebihan Yin berarti sindrom dingin, kelebihan Yang atau kekurangan Yin berarti
sindrom panas.

b.

Yin-Yang Saling Tergantung


Berarti tidak ada Yang tanpa Yin.Eksistensi Yang tergantung dari adanya Yin, sebaliknya tidak
ada Yin tanpa Yang, eksistensi Yin tergantung dari adanya Yang. Yin-Yang di Alam:

YING - YANG

Bumi - Langit

Wanita - Laki-laki

Malam - Siang

Bulan - Matahari

Rendah - Tinggi

Berat - Ringan

Kecenderungan menurun - Kecenderungan meningkat

Gerakan ke bawah - Gerakan ke atas

Diam - Bergerak

Yin-Yang di Tubuh Manusia:

YIN - YANG

Interior - Eksterior

Depan - Belakang

Bagian bawah - Bagian atas

Tulang - Kulit

Organ dalam - Organ luar

Darah - Qi

Inhibisi - Stimulasi

Defisiensi - Ekses
Pada tubuh manusia, Yin menunjukkan substensi nutrisi, Yang menunjukkan aktifitas
fungsional dari organ tubuh.Aktifitas yang digerakkan oleh substansi Yin. Dengan kata lain,
Yin adalah bahan dasar untuk menjamin aktifitas Yang. Eksistensi substansi nutrisi Yin
membutuhkan aktifitas Yang, seperti aktifitas Yang limpa.

c.

Yin-Yang Saling Mengonsumsi


Berarti aktifitas yang terjadi proses konsumsi Yin, atau, Yin dikonsumsi untuk menghasilkan
Yang. Sebaliknya, Yang dikonsumsi untuk menghasilkan Yin.

d. Yin-Yang Saling Mengubah


Hubungan antara Yin dan Yang tidak bersifat statis dan bersifat dinamis untuk menjamin
keseimbangan Yin-Yang.Pada keadaan tertentu, Yang dapat berubah menjadi Yin atau Yin
dapat berubah menjadi Yang. Penerapan Teori Yin-Yang dalam kedokteran tradisional Cina:

Yin-Yang dan Stuktur Organis


Organ tubuh dapat dibagi menjadi 2 aspek yang berlawanan, yaitu Yin dan Yang.Menurut
kedokteran tradisional Cina, organ tubuh dibagi menjadi organ Zang dan organ Fu.Organ
Zang adalah jantung, paru-paru, limpa, hati, dan ginjal; yang bersifat Yin.Organ Fu adalah
kandung empedu, lambung, usus kecil, usus besar, kandung kemih, dan san-jiao; yang
bersifat Yang.Setiap organ Yang dapat dibedakan dalam dapat dibedakan dalam Yin dan
Yang.Organ jantung adalah Yin dan aktifitas jantung adalah Yang, Organ ginjal adalah Yin
dan Fungsi ginjal adalah Yang.

Yin-Yang dan Fungsi Fisiologis


Fungsi fisiologis berdasarkan koordinasi Yin-Yang organ tubuh. Aktifitas fungsional Yang
tergantung dari adanya bahan nutrisi Yin, sebaliknya aktifitas Yang adalah tenaga penggerak
untuk menghasilkan bahan nutrisi Yin dengan kata lain, tanpa fungsi Yang dari organ ZangFu, bahan makanan tidak dapat diubah menjadi bahan nutrisi Yin. keseimbangan Yin-Yang
ini menjamin kesehatan dan kehidupan tubuh manusia.

Yin-Yang dan Perubahan Patologis


Menurut kedokteran tradisional Cina, penyakit terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan
antara Yin yang dalam tubuh.Yang bersifat panas, kering, dan mengonsumsi Yin.Kelebihan
Yang menimbulkan sindrom panas, kekurangan Yin, dan kering.Sebaliknya, kelemahan Yang
menimbulkan sindrom dingin, kelebihan Yin, dan lembab.Yin bersifat dingin dan
lembab.Kelebihan Yin dapat menekan Yang dan menyebabkan sindrom dingin dan
lembab.Sebaliknya, kekurangan Yin tidak dapat mengendalikan Yang dan terjadi sindrom
panas dan kering.

Yin-Yang sebagai Tuntunan Diagnosis dan Terapi


Penyakit terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara Yin dan Yang dalam organ
tubuh.Mengetahui dan menganalisis gangguan keseimbangan Yin-Yang adalah basis dari
pembedaan sindrom penyakit, sementara memulihkan keseimbangan Yin-Yang adalah basis
terapi kedokteran tradisional Cina.

D. Akupuntur Di Indonesia
Di Indonesia metode terapi akupuntur mulai mendapatkan pengakuan untuk pengobatan
di Rumah Sakit. hal ini di tandai dengan di keluarkannya Permenkes R.I. NO. 1186
MENKES/PER/XI/1996. Tentang pemanfaatan akupuntur di sarana pelayanan kesehatan dan
Kepmenkes RI no. 1277/Permenkes/SK/VII/2003. Tentang tenaga kesehatan akupuntur,
menunjukan pengakuan terhadap eksistensi dan manfaat akupuntur sebagai salah satu metode
pengobatan alternatif yang bisa di terima secara ilmiah.
Akupuntur dapat dikatakan sudah memiliki peran, fungsi, dan menjadi salah satu
komponen yang diterima di dalam sistem kesehatan masyarakat apabila memenuhi syaratsyarat berikut:
1.

Berdasarkan ilmu dan dapat dikembangkan secara terbuka

2.

Akupunkturis mempunyai kompetensi standar minimal


Pada tahun 1982, Depdiknas membentuk subkonsorsium akupuntur serta menjadi mitra kerja
Depdiknas dan Depkes dalam merumuskan kebijaksanaan pemerintah dalam hal kurikulum
sistem pendidikan akupuntur.Selain itu, juga merumuskan berbagai sistem penataran bagi
pengajar/pendidik serta penguji praktek yang harus dipatuhi oleh lembaga pendidikan
akupuntur di Indonesia.

Persatuan Akupunturis Seluruh Indonesia (PAKSI) yang merupakan profesi wadah tunggal
bagi akupunturis di Indonesia sejak tahun 1986.Mulai saat itu juga diberlakukan bahwa
akupunturis yang memiliki keinginan untuk membuka praktek diwajibkan memiliki izin
praktek dari Dinas Kesehatan setempat.
Izin praktek tersebut diberikan setelah yang bersangkutan memiliki:

Ijazah nasional akupunktur

Surat rekomendasi dari PAKSI

Syarat umum lainnya, seperti KTP, surat kelakuan baik, dan pas foto.

3.

Pelayanan akupuntur dapat dijangkau masyarakat.

4.

Akupuntur tidak bertentangan dengan pengobatan konvensional


Pengobatan akupunktur digunakan untuk tujuan-tujuan berikut: menurunkan kadar gula dan
nafsu makan,

Akupuntur anesthesia/akupuntur untuk analgesia, yaitu akupuntur yang digunakan untuk


menghilangkan rasa nyeri, antara lain pada kesemutan, migrain, dan neuralgia

Akupuntur di bidang estetika (akupuntur kecantikan)

Akupuntur di bidang penganggulangan kecanduan obat (drug abuse), menunjukkan bahwa


akupunktur merupakan alternatif biomedikal
Panel dan Hauser (1973) menyatakan bahwa pengobatan akupunktur adalah penunjang
dan sebagai senjata untuk melawan berbagai penyakit perasaan nyeri (acupunctur is a
suplement, another weapon in the war againist dieses and pain), sedangkan menurut Ressang
(1977) menyatakan bahwa akupunktur bukan hanya sebagai pengobatan alternatif melainkan
berfungsi pula sebagai cara tambahan pad pengobatan konvensiional (acupuncture is not onnly
an alternative but an additive to conventional medicine).

5.

Pelayanan akupuntur dan akupunturis selalu dipantau.

E. Penggunaan Metode Akupuntur


Terapi Akupuntur merupakan sebuah sistem yang dapat mempengaruhi 3 area di bidang
perawatan kesehatan:

Peningkatan kesehatan dan kualitas hidup

Pencegahan penyakit

Penanganan terhadap berbagai macam kondisi kesehatan.

Meskipun akupuntur sering diasosiasikan dengan manajemen rasa nyeri, di tangan


seorang praktisi akupuntur yang terlatih dengan baik sistem ini dapat digunakan untuk aplikasi
kesehatan yang lebih luas.Akupuntur dapat berkhasiat meskipun berdiri sendiri, atau sebagai
penunjang atau pelengkap dari perawatan medis konvensional dalam banyak kelainan medis
atau pasca operasi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengakui penggunaan akupuntur pada
penanganan sejumlah masalah kesehatan seperti:

Masalah mata :Konjunktivis akut, Retinitis sentralis, Miopia (pada anak), Katarak (tanpa
komplikasi)

Masalah mulut :Sakit gigi, nyeri post ekstraksi gigi, Ginggivitis, Pharingitis akut dan
kronis.

Masalah pencernaan : gastritis, maag, tungkak lambung, spasme usus besar, konstipasi
(sembelit), diare.

Masalah pernafasan: sinusitis, radang tenggorokan, bronkhitis, asma, infeksi dada


kambuhan.

Masalah syaraf dan otot: sakit kepala, pusing, kedutan, nyeri leher, nyeri pada iga, bahu
kaku, nyeri pada siku, berbagai macam peradangan otot, nyeri tulang belakang / pinggang
bawah, skiatika, osteoarthritis.

Masalah urinasi : menstruasi dan reproduksi.

Akupuntur seringkali berkhasiat dalam menangani masalah fisik terkait ketegangan, stres dan
kondisi emosional.

F. Kelebihan Terapi Akupuntur :


1.

Mudah di lakukan, karna tidak melihat jenis kelamin dan usia.

2.

Aman, karna tidak ada efek samping yang dapat di timbulkan seperti pemakaian obat dalam
jangka panjang.

3. Rasional karna banyak penelitian yang membuktikan akupuntur termasuk salah satu alternatif
pengobatan.
4.

Afektif mengurangi keluhan pasien.

5.

Murah, apabila di bandingkan dengan metode pengobatan yang lain

G. Kontraindikasi terapi Akupuntur


Adapun pasien yang sangat tidak disarankan melakukan terapi akupuntur adalah :
1.

Kedaruratan medik.

2.

Gangguan pembekuan darah.

3.

Ibu hamil trimester 1

4.

Menusuk daerah tumor atau kanker.

5.

Pemderita yang memakai alat pacu jantung.

6.

Menusuk kulit yang sedang mengalami radang.

H. Penyakit Yang Dapat Di Obati Terapi Akupuntur :


1.

Gangguan Saluran pernafasan (sinusitis, rhinitis, influensa, batuk, asma)

2.

Gangguan pencernaan ( maag,konstipasi, diare, cekukan, mual-muntah)

3.

Gangguan muskuloskeletal/ otot dan persendian ( sakit kepala, vertigo, migran, nyeri
pinggang, kaku pada leher, nyeri pada lutut )

4.

Keadaan tertentu (kegemukan, kecantikan, peningkatan stamina, penurunan kadar gula)

Terapi Akupuntur dilakukan 2-3 kali dalam seminggu, disesuaikan dengan penyakit yang
di derita sampai mencapai hasil yang sesuai dengan yang di harapkan. satu seri tgerapih terdiri
dari 12 kali terapih dan apabila dibutuhkan bisa di lanjutkan dengan seri selanjutnya. jarum
yang digunakan untuk terapih digunakan satu kali pakai, sehingga terjamin dari tertularnya
penyakit.

I.

Kondisi Yang Tidak Boleh Melakukan Akupuntur Jika Seseorang :

Keadaan fisik lemah

Adanya tumor

Infeksi sistemik

Atau adaluka di tempat penusukan

J.

Cara Akupuntur Bekerja


Penjelasan klasik dari kedokteran Cina adalah bahwa di dalam tubuh kita terdapat
saluran-saluran energi yang memiliki pola tertentu di seluruh bagian dan permukaan tubuh
kita.Saluran energi yang dikenal dengan meridian ini dapat dibayangkan seperti sungai yang
mengalir ke seluruh tubuh kita seperti sistem irigasi yang menghidupkan jaringan-jaringan di

tubuh kita.Sebuah hambatan pada pergerakan sungai energi ini bersifat layaknya sebuah
bendungan yang menghambat laju alir ke sisi setelahnya.
Meridian-meridian ini dapat dipengaruhi kinerjanya menggunakan penusukan pada
titik-titik akupuntur, jarum-jarum tersebut akan mengangkat sumbatan pada bendungan
energi dan mengembalikan aliran yang seharusnya pada meridian-meridian. Terapi
Akupuntur dapat membantu organ dalam pada tubuh untuk membenahi ketidakseimbangan
pada fungsi pencernaan, penyerapan dan aktivitas produksi energi serta sirkulasi energi dari
organ-organ dengan mendayagunakan sistem meridian.
Penjelasan saintifik modern menyatakan bahwa penusukan titik-titik akupuntur
merangsang sistem syaraf untuk melepaskan zat-zat kimia di otot-otot, tulang belakang dan
otak. Zat-zat kimia ini akan mengubah pengalaman atas rasa nyeri atau memicu pelepasan zat
kimia dan hormon lainnya yang mempengaruhi sistem regulasi internal tubuh sendiri.
Pengobatan akupunktur bisa dipelajari oleh siapa pun. Sehingga dapat menjadi
alternatif di tengah maraknya pengobatan modern yang berbahaya karena sarat dengan
penggunaan bahan kimia. Di kebiasaan masyarakat Tiongkok memang ilmu ini
(akupunktur) dipelajari secara turun-temurun, sehingga jika sudah beralih zaman ilmu ini
masih bisa dimanfaatkan.
Teori yang diterapkan di pengobatan akupunktur berawal dari kepercayaan bahwa
tubuh bisa mengobati sendiri jika terserang penyakit. Karena tubuh manusia mempunyai
aliran listrik, maka jarum bisa digunakan sebagai medianya. Jadi pada tubuh orang sakit itu
yin dan yang-nya tidak seimbang. Melalui pengobatan akupunktur yang hanya memakan
waktu sekitar 15 menit, pasien langsung bisa merasakan khasiatnya.
Keseimbangan energi dan biokimia yang meningkat oleh terapi akupuntur pada
akhirnya akan merangsang kemampuan penyembuhan alami tubuh, dan untuk meningkatkan
kondisi kesehatan fisik dan emosi.
K. Keuntungan Pengobatan Akupuntur
Pengobatan akupuntur dapat menjadi alternatif bagi Anda bila jenis pengobatan
tradisional lain seperti urut dan pijat serta konsumsi obat-obatan alami belum berhasil.
Mungkin akan terasa menakutkan bagi sebagian Anda yang tidak suka dengan benda tajam
seperti jarum untuk pengobatan, tapi hal ini bisa membawa kebaikan bagi Anda.
Berikut adalah alasan kenapa Anda harus mencoba akupuntur sebagai pengobatan alternatif:
1.

Alami
Pengobatan ini sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat merusak tubuh
Anda. Meski kebanyakan orang tidak suka jenis pengobatan yang dilakukan langsung dengan

kontak pada tubuh mereka, tapi akupuntur adalah jenis pengobatan alternatif yang layak bagi
banyak orang.
2.

Membantu sistem kekebalan tubuh


Bila Anda mudah sakit, maka tak ada salahnya untuk mencoba akupuntur yang dapat
membantu meningkatkan sistem kekebalan pada tubuh.Selain itu, jangan lupa untuk dibarengi
dengan kegiatan olahraga agar metabolism tubuh menjadi lebih seimbang.

3.

Serbaguna.
Akupuntur dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti mengurangi rasa sakit pada tubuh,
menghilangkan ketergantungan pada obat kimia, menyembuhkan alergi, kemandulan , bahkan
disebutkan juga dapat menjadi alternatif pengobatan bagi penderita kanker.

4.

Menimbulkan rasa tenang.


Selain dapat menyembuhkan penyakit fisik, tekanan pada mental juga dapat disembuhkan
lewat pengobatan ini. Akupuntur dapat membuat Anda lebih tenang dimana pada saat yang
sama Anda juga menerima pengobatan pada tubuh Anda.

5.

Minim efek samping


Karena ini adalah pengobatan tradisional nan alami, jadi Anda tidak perlu takut akan
mendapatkan efek samping seperti ketagihan, sakit perut atau efek samping lainnya yang Anda
dapatkan saat mengkonsumsi obat-obatan kimia.

6.

Mempercepat kesembuhan.
Proses kesembuhan yang dialami karena cedera secara cepat bisa Anda dapatkan lewat
pengobatan ini. Hal ini dipercaya di dapatkan dari ketenangan yang dirasakan setelah menerima
pengobatan yang kemudian memengaruhi proses penyembuhan.

L. Efek Samping
Pengobatan dengan akupuntur tidak menimbulkan efek samping yang pada pengobatan
menggunakan obat-obatan sering dijumpai efek sampingan.
Beberapa orang merasa sedikit rasa sakit, kaku atau kesemutan ketika jarum akupuntur
ditusukkan di tempat akupuntur. Dalam beberapa kasus yang jarang, orang akan merasa
pusing atau mual selama akupuntur. Anda mungkin akan mengeluarkan beberapa tetes darah
ketika jarum dicabut. Akupuntur memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan
dengan kebanyakan pengobatan-pengobatan barat. Anda sebaiknya tidak melakukan tempat
akupuntur bila anda minum minuman beralkohol satu jam sebelumnya, atau bila anda telah
menggunakan napza. Pastikan ahli kursus akupuntur anda tahu bila anda hamil. Beberapa
titik akupuntur tidak boleh distimulir selamakehamila

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengobatan dengan akupuntur tidak menimbulkan efek sampingan, yang pada
pengobatan menggunakan obat-obatan sering dijumpai efek sampingan dan akupuntur dapat
dilakukan tanpa memandang usia
Pengobatan dengan akupuntur didapatkan manfaat pengaturan fungsi tubuh secara
keseluruhan, sedangkan pengobatan dengan obat-obatan ditujukan hanya pada proses penyakit
atau gejalanya. Akupuntur dapat mempengaruhi banyak reseptor dan bekerja pada meridian
dan kolateral, dengan demikian akupuntur dapat mengobati berbagai macam penyakit. Terapi
akupuntur adalah metode pengobatan alternatif dangan menggunakan jarum, pengobatan
akupuntur di indonesia telah di akui, bedasarkan dua keputusan mentri kesehataan. Sehingga
alternatif pengobatan tradisional ini bisa dicoba siapapun yang terindikasi.

B. Saran
Bagi mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dalam dunia
pengobatan tradisional.
bagi masyarakat, disarankan dapat memilih dan menggunakan pengobatan tradisional
apa pun dengan catatan, pengobatan tersebut sudah mendapatkan ijin dari pemerintah dan
sudah terbukti baik secara medis.

BAB 4
Artikel

Zenit Vol.1/No.2/Agust 2012, hal.73-81, ISSN 2252-6749

PERANAN PENGOBATAN DENGAN AKUPUNKTUR PADA


DIABETES MELLITUS DALAM ERA GLOBALISASI
Kartika Dewi Bagian Akupunktur/Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MP No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK

Dalam era globalisasi, akupunktur dapat dipergunakan dalam pengobatan moderen untuk
terapi berbagai masalah medis terutama apabila terapi kedokteran barat tidak efektif atau
merupakan kontraindikasi. Akhir-akhir ini akupunktur semakin banyak dipergunakan di
dunia termasuk di Indonesia. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit yang menahun berupa
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kurangnya atau tidak efektifnya insulin yang
dihasilkan dan ditandai dengan adanya hiperglikemia, glikosuria, polifagia, polidipsia,
poliuria. Diabetes Mellitus pada ilmu kedokteran Cina dikenal sebagai Xiao Ke. Hal itu
merupakan suatu keadaan di mana San Jiao terserang oleh panas-dalam sehingga
menimbulkan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh yang berkaitan dengan
penyebabnya. Komplikasi akut yang terjadi pada Diabetes Mellitus dapat berupa
ketoasidosis, sedangkan komplikasi yang menahun biasanya berupa nefropati, retinopati,
polineuropati serta gangguan kardiovaskuler. Pengobatan dilakukan dengan pemberian obat
hipoglikemik oral atau insulin, serta melaksanakan pengaturan diet dan olah raga.
Penggunaan akupunktur juga dapat diberikan sebagai pengobatan alternative /komplementer
pada Diabetes Mellitus dan dilaporkan hasilnya efektif serta tanpa efek samping.
Kata kunci: Diabetes Mellitus, akupunktur
ABSTRACT

In globalization era, acupuncture can be used treatment for several medication when
western medicine is not effective or contraindicated. Recently acupuncture is world wide
used including Indonesia. Diabetes Mellitus is a chronic disturbance of carbohydrate
metabolism, due to less production or utilization of insulin, with symptoms like
hyperglycemia, glucosuria, polyphagia, polydipsia and polyuria. In Traditional Chinese
Medicine, Diabetes Mellitus is known as Xiao Ke. It is a condition when San Jiao was
attacked by inner heat an the result was body fuid imbalance. Acute complication may be
ketoacidosis, and chronic complications are usually nephropathy, retinopathy,
polyneuropathy and cardiovascular diseases. Oral hypoglycemic agents or insulin are
usually given for the treatment, while diet and exercise must also be arrange. Acupuncture
can also be choosen as an alternative/complementair treatment and the result were effective
and without side effects.
Keywords: Diabetes Mellitus, acupuncture

PENDAHULUAN

Akupunktur telah digunakan untuk terapi di Cina sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu
dan saat ini juga dipergunakan dalam pengobatan moderen untuk terapi berbagai masalah
medis terutama apabila terapi kedokteran barat tidak efektif atau merupakan kontraindikasi.
Dalam era globalisasi dewasa ini, akupunktur semakin banyak dipergunakan di dunia
untuk pengobatan berbagai kelainan. Banyak pengobatan dan penelitian klinik dalam bidang
akupunktur dilakukan. Seiring dengan perkembangan ilmu biomedik di negara Barat pada
akhir abad ke-20 maka pada saat ini berkembang disiplin ilmu akupunktur medik yang
merupakan bagian dari ilmu kedokteran fisik, berdasarkan pada neuroscience dan evidence
based.
WHO telah menerima akupunktur sebagai suatu cara pengobatan dan merekomendasikan
akupunktur untuk diintegrasikan dalam Sistem Kesehatan Nasional Dilaporkan bahwa
akupunktur pada percobaan hewan maupun manusia dapat meningkatkan produksi insulin.
Akupunktur sebagai terapi dengan cara merangsang titik akupunktur merupakan terapi
alternatif yang bertujuan menimbulkan efek sekresi insulin pada Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) dan perbaikan sirkulasi sistemik.(Zhang, Z.L. 2007; Fang-ming
X, Zhi-cheng L. 2006) Diabetes mellitus ( DM ) adalah suatu kelainan metabolik endokrin
yang sering ditemukan. Sejalan dengan perbaikan standart kehidupan, perubahan gaya hidup,
dan bertambahnya populasi usia lanjut, angka kesakitan dari DM menunjukkan adanya
peningkatan yang tajam.
Data dari WHO menyatakan bahwa diantara penyakit-penyakit yang mematikan DM
menduduki tempat ketiga sesudah penyakit kardioserebrovaskuler dan keganasan. Suatu
penelitian internasional pada tahun 1997 melaporkan bahwa terdapat 135 juta penderita
diabetes di dunia. Berdasarkan data ini maka pada tahun 2025 jumlahnya bisa mencapai lebih
dari 300 juta orang.(Zhang, Z.L, 2007) Angka kematian akibat komplikasi diabetes secara
umum dapat dikendalikan, tetapi efek terapi pada komplikasi yang kronis tidak memuaskan.
Komplikasi kronis dapat merusak berbagai sistem dalam tubuh sehingga pasien sangat
menderita dan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat. Bagaimana cara mencegah dan
menyembuhkan komplikasi kronis pada saat ini makin mendapat perhatian. Dilaporkan
bahwa komplikasi diabetes merupakan sebab utama dari angka kematian. Dibandingkan
dengan pasien bukan penderita diabetes maka angka kejadian penyakit kardiovaskuler pada
penderita diabetes adalah 4 kali lebih tinggi dan faktor risiko dari apopleksi adalah 3-4 kali
lebih tinggi; diabetik nefropati adalah suatu faktor yang umum dari nephrosis stadium lanjut.
Cara dan metode yang efektif untuk mencegah dan mengobati diabetes dengan
komplikasinya menjadi suatu masalah yang penting yang harus dipecahkan.(Zhang, Z.L.
2007)
II Diabetes Mellitus
2.1 Definisi
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu gangguan reaksi kimiawi dalam hal pemanfaatan
yang tepat atas karbohidrat, lemak dan protein dari makanan karena tidak cukupnya atau
tidak efektifnya insulin yang dihasilkan.(Savitri R. 2006)
DM ditandai oleh kadar glukosa yang meningkat secara kronis. Kadar glukosa darah
vena pada berbagai keadaan adalah sebagai berikut :

Pada puasa : DM 126 mg/dl, Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) 110-126 mg/dl, normal <
110 mg/dl.
Kadar glukosa 2 jam setelah pemberian 75 g glukosa ke dalam plasma adalah : Pada diabetes
200 mg/dl, TGT 140-200 mg/dl, normal < 140 mg/dl.(Davey, P. 2006; Power, A.C. 2005)
2.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus
DM tipe-1 Destruksi sel pankreas, umumnya menjurus ke defisiensi insulin yang
absolut.
- Autoimun
- Idiopatik
DM tipe-2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin bersama resistensi insulin.
DM tipe lain
- Defek genetik fungsi sel
- Defek genetik kerja insulin
- Penyakit eksokrin pankreas
- Endokrinopati
- Karena obat atau zat kimia
- Infeksi3
- Sebab imunologi yang jarang
- Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM (Perkeni, 2011)

2.3 Patogenesis Diabetes Mellitus


DM Tipe-1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Hiperglikemia pada DM tipe-1 terjadi akibat destruksi selektif sel pankreas melalui
mekanisme imunologi. Faktor yang berperan pada patogenesis DM tipe-1 antara lain
keterlibatan genetik, faktor lingkungan, mekanisme imunologi dan zat kimia. (Hendriono
F.X. 2005)
DM tipe-1 sering muncul pada usia belasan tahun dengan puncaknya pada usia 12-14
tahun. Penderita biasanya tidak mengalami obesitas. Keadaan hipertrigliseridemia berat dapat
terjadi pada DM tipe-1 karena produksi Very Low Density Lipoprotein (VLDL) yang
berlebihan dan defisiensi lipoprotein lipase (LPL) sekunder akibat insulinopenia. LPL yang
rendah menurunkan bersihan triglserida sehingga terakumulasi dalam plasma. (Hendriono
F.X. 2005)
Defisiensi insulin pada DM tipe-1 akan menyebabkan peningkatan sekresi glukagon
yang akan meningkatkan lipolisis di jaringan. Peningkatan asam lemak bebas ke hati akan
meningkatkan oksidasi di mitokondria hati yang menghasilkan benda keton yang
menimbulkan ketosis. (Hendriono F.X. 2005)
Penyulit lain dari DM tipe-1 adalah gagal ginjal karena hiperglikemia yang
berlangsung lama meningkatkan produk glikasi nonenzimatik (AGEs = Advanced
Glicosylation End Products). Tingginya kadar AGEs dalam waktu yang lama akan
menimbulkan kelainan pada membran basalis dan mesangium yang pada akhirnya akan
merusak glomerus.(Hendriono F.X. 2005)

DM Tipe-2 atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

Kasus DM tipe-2 lebih banyak dibanding DM tipe-1. Penyakit ini lebih sering
diturunkan dan disertai dengan obesitas. Penderita DM tipe-2 sering mengalami defek sekresi
insulin oleh sel dan resistensi insulin, namun hubungan keduanya sulit diterangkan.
(Immanuel S.2006)
Manifestasi DM tipe-2 bersifat poligenik dengan penetrasi yang rendah (10 - 40%) dan
jarang bersifat multigenerasi. Gen yang terlibat terutama berkaitan dengan metabolisme
glukosa di sel pankreas, hati, otot dan jaringan lemak. Beberapa kasus mempunyai
hubungan dengan mutasi gen yang mengkode insulin, komponen mitokondria, reseptor
insulin dan glikogen sintase. Gen-gen yang telah ditemukan terlibat dengan DM tipe-2
kurang lebih 250 gen, tetapi belum satupun yang dapat menerangkan DM tipe-2 dengan
baik.(Immanuel S.2006)
Penderita DM tipe-2 mempunyai 2 kelainan dasar yaitu sekresi insulin yang abnormal
dan resistensi insulin pada organ target. Secara klinis, patogenesisnya dapat dikenali dalam 3
fase yaitu fase pertama glukosa darah normal meskipun ada resistensi insulin, fase kedua
ditandai hiperglikemia post prandial karena semakin memburuknya resistensi insulin
meskipun kadar insulinnya meningkat, dan fase ketiga resistensi insulin disertai kadar insulin
yang menurun akibatnya terjadi hiperglikemia walaupun dalam keadaan puasa.(Savitri R.
2006)
Manifestasi hiperglikemia DM tipe-2 memerlukan keadaan resistensi dan defek sekresi
insulin bersamaan. Sel pada DM tipe-2 mengalami degenerasi, sehingga rasio sel /
meningkat yang berakibat kadar glukagon relatif meningkat terhadap insulin yang merupakan
karakteristik dari hiperglikemia.(Hendriono F.X. 2005) Penderita DM tipe-2 jarang
mengalami ketoasidosis tetapi lebih sering berkembang menjadi nonketotik hiperosmolar.
Hal itu terjadi karena hati resisten terhadap glukagon sehingga kadar malonyl CoA tetap
tinggi yang akan menghambat alur pembentukan keton dari oksidasi asam lemak.(Hendriono
F.X. 2005)
Obesitas pada DM tipe-2 terjadi karena hiperinsulinemia akibat adanya resistensi
insulin. Hiperinsulinemia menyebabkan peningkatan sintesis lemak di hati dan peningkatan
VLDL yang kemudian disimpan di otot sebagai cadangan lemak. Pola lemak penyandang
DM tipe-2 adalah VLDL sedangkan kadar LDLnya normal tapi lebih kecil, padat (smalldense LDL) dan lebih aterogenik, sehingga meningkatkan risiko terhadap penyakit jantung
koroner.(Hendriono F.X. 2005)
Gambaran klinis: 80% kelebihan berat badan, 20% datang dengan komplikasi (penyakit
jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler, gagal ginjal, ulkus pada kaki, gangguan
penglihatan). Pasien dapat juga datang dengan poliuria, dan polidipsia yang timbul perlahanlahan. Banyak pasien yang dapat ditangani dengan pengaturan diet dan Obat Hipoglikemik
Oral (OHO), walaupun beberapa membutuhkan insulin.(Davey, P. 2006)
DM Gestasional
DM gestasional adalah suatu gangguan toleransi karbohidrat yang terjadi atau diketahui
pertama kali pada saat kehamilan sedang berlangsung.
DM Pada Usia Muda MODY (Maturity Onset Diabetes of the Young)
MODY tidak dimasukan kedalam kriteria DM tipe-1 atau tipe-2 walaupun ada
kepustakaan lain yang menyebutkan sebagai bentuk monogenik dari DM tipe-2. Penelitian
sindrom DM yang melibatkan keluarga penyandang DM menemukan bahwa manifestasi DM
sudah dapat dideteksi sejak dewasa muda, remaja bahkan sejak masa anak. Kemunculan DM
yang sudah terdeteksi sejak dini ini dikenal sebagai Maturity Onset Diabetes of the Young

(MODY), berbeda dengan DM tipe-2 yang umumnya didiagnosis sekitar usia pertengahan.
(Tjokropranoto A.2003)
DM karena Obat atau Zat Kimia
Zat kimia seperti Vacor, Pentamidin, Asam Nikotinat, Glukokortikoid, Hormon Tiroid,
Tiazid, Dilantin, Interferon A, Aloksan. (Power, A.C. 2005)
2.4 Diagnosis Diabetes Mellitus
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu
dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM berupa : polidipsi, poliuria, polifagia dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain dapat juga berupa
: lemah badan, kesemutan, gatal-gatal, penglihatan kabur, disfungsi ereksi pada pria dan
pruritus vulvae pada wanita. (Tjokroprawiro A. 2001; Perkeni, 2011)
Diagnosis tidak dapat ditegakan atas dasar adanya glikosuria. Guna penentuan diagnosis
DM, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara
enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Di mana didapatkan gula darah puasa 126
mg/dl, 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram 200 mg/dl atau gula darah sewaktu 200
mg/dl dengan keluhan khas DM. Penggunaan bahan darah utuh, vena ataupun kapiler tetap
dapat dipergunakan dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda
sesuai pembakuan oleh WHO (Kusniati S. 2004)
2.5 Penanggulangan Diabetes Mellitus
Edukasi
Untuk mendapatkan keberhasilan pengelolaan DM tipe-2, yang biasa timbul pada usia diatas
40 tahun dimana gaya hidup dan perilaku sudah mantap, diperlukan partisipasi aktif dari
penderita, keluarga dan lingkungan. (Soegondo S.1996)
Pengaturan Diet
Diet direncanakan sesuai dengan kebiasaan dan kebutuhan dari setiap penderita. Yang harus
diperhatikan adalah :
o Jumlah kalori Jumlah kalori disesuaikan dengan kebutuhan yang tergantung pada status
gizi, tingkat pertumbuhan, umur, kegiatan jasmani, ada tidaknya stres akut.
o Kebutuhan Kalori Basal Pada pria 30 kalori/kg berat badan/hari. Pada wanita 25
kalori/kg berat badan/hari. Aktifitas ditambahkan 10
o Komposisi Makanan : - Karbohidrat 60 70% - Protein 10 15% - Lemak 20 25% Serat makanan 25 g/hari terutama yang larut dalam air (Waspadji S. 2002)
Latihan Jasmani
Permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat pada saat otot berkontraksi, berarti
resistensi insulin berkurang dan sensitifitas insulin meningkat. Respon ini berlangsung setiap
berolahaga. Oleh karena itu, olahraga harus dilakukan terus menerus dan teratur dengan
harapan terjadi perbaikan penyaluran glukosa darah dari sel. (Asdie A.H. 1996)
Obat Hipoglikemia Oral (OHO)
Obat-obat ini diberikan bila dengan diet dan latihan jasmani tidak tercapai perbaikan kadar
gula. A. Golongan Sulfonilurea B. Golongan Biguanid C. Golongan Alfa-glukosidase
inhibitor D. Insulin sensitizing agent (Waspadji S. 2002)

Insulin
Secara keseluruhan sebanyak 20-25% pasien DM tipe-2 akan memerlukan insulin untuk
mengendalikan kadar glukosa darahnya. (Waspadji S. 2002)

III Tinjauan Menurut Akupunktur


3.1 Definisi
Dalam pengobatan tradisional cina, diabetes mellitus disebut Xiao Ke, Xiao Dan dan Xiao
Zhong. Dengan gejala utama minum dan makan yang berlebihan, sering kencing, berat badan
turun dan urine yang manis. (Tse.C.S., Wiran S., Wangsasaputra E., Budi H., Kiswojo. 1997)

3.2 Etiologi
Etiologi diabetes biasanya berhubungan dengan defisiensi bawaan, makanan yang tidak
teratur, gangguan emosi, stres yang berlebihan, ketegangan yang berlebihan dan aktifitas
seksual yang berlebihan. Adanya api-dalam menimbulkan gangguan keseimbangan cairan,
sehingga timbul gejala haus, banyak minum dan poliuria.
Diabetes mellitus berhubungan suatu keadaan dimana San Jiao terserang oleh panas-dalam
sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan cairan. Hal ini ada kaitan dengan etiologinya
yaitu:
a) Kebiasaan makan yang berkelebihan lemak, manis dan alkohol mengganggu fungsi
limpa dan lambung dan menimbulkan panas-dalam yang kemudian berubah
menjadi api-dalam yang mengubah menjadi kekeringan dan cairan tubuh
berkurang.
b) Gangguan emosi, banyak berpikir merusak limpa, sedangkan marah, frustrasi
menyebabkan stagnasi qi hati. Stagnasi qi hati berubah menjadi api yang kemudian
melukai yin paru.
c) Defisiensi Yin ginjal disebabkan karena aktivitas seksual yang berlebihan
(Kiswojo, Adikusuma. 1983; Zheng Q., Qian C. 2002; OConnor, J., Bensky,D.
1981)

3.3 Manifestasi Klinis


Berdasarkan organ yang terkena, Xiao Ke dibedakan dalam 3 jenis :
a) Api pada Jiao atas

Disebut pula sindrom Sang Jiao, di mana organ yang terkena adalah paru-paru
Gejalanya adalah :
- Polidipsi dan ingin minum saja
- Mulut dan lidah kering
b) Api pada Jiao tengah Disebut pula Cung Jiao, di mana organ yang terkena adalah limpalambung Gejalanya adalah :
- Napsu makan yang berlebihan, selalu lapar dengan makan berlebihan
- Otot tetap kurus atau dari gemuk menjadi kurus
- Banyak minum
- Konstipasi
- Banyak kencing
c) Api pada Jiao bawah
Disebut pula Sia Jiao, di mana organ yang terkena adalah ginjal. Dapat terjadi defisiensi
yin ginjal. Gejalanya adalah :
- Sering kencing dan banyak
- Air kencing seperti minyak
- Gelisah dan mau minum saja
- Muka menghitam
- Daun telinga kering layu
(Tse.C.S., Wiran S., Wangsasaputra E., Budi H., Kiswojo. 1997; Zheng Q., Qian C. 2002)

3.4 Pengobatan
Pengobatan Xiao Ke dibagi dalam terapi kausal dan terapi simtomatis. Kausal ditujukan
pada penyebab penyakit api-dalam, dan organ yang menimbulkannya, simptomatis ditujukan
pada penghilangan keluhan. Dasar pengobatan adalah menghilangkan panas, memelihara yin.
(Tse.C.S., Wiran S., Wangsasaputra E., Budi H., Kiswojo. 1997; Zheng Q., Qian C. 2002)

a. Akupunktur Konvensional
- Pemilihan titik Shu belakang yang utama
Titik : Weiguanxiashu (1.5 cun lateral batas bawah dari prosesus spinosus vertebra Th 8),
Feishu (BL 13), Pishu (BL 20), Shenshu (BL 23) dan Sanyinjiao (SP 6) Teknik : Tusuk titik
Shu belakang dengan jarum 1 cun dengan kedalaman 0.5-0.8 cun sampai mendapatkan
sensasi penjaruman. Jarum ditinggalkan selama 20 menit. Terapi diberikan sekali sehari.
Untuk haus yang berat, tambahkan Liangquan (CV 12), untuk lapar tusuk segera
sesudah makan pada Zhongwan (CV 12), untuk ulserasi dalam mulut tambahkan Tongli (HT

5), Hegu (LI 4) dan Zhaohai (KI 6), untuk penglihatan kabur tambahkan Yanglao (SI 6) dan
Guangming (GB 37). (Zheng Q., Qian C. 2002)

- Pemilihan titik dari meridian hati dan ginjal


Titik : Xingjian (LR 2) dan Yongquan (KI 1) Teknik : Xingjian (LR 2), titik Ying-Spring
mempunyai aksi menghilangkan panas dan mengurangi api, Yongquan (KI 1), titik Jing-well,
titik anak dari meridian ginjal, mempunyai aksi menghilangkan panas, memulihkan yin dan
menguatkan ginjal. Penusukan pada titik secara konvensional akan memperbaiki jiao bawah
yang diakibatkan sindrom defisiensi yin dan hiperaktif yang. (Zheng Q., Qian C. 2002)

b. Moksibusi
Moksibusi dengan moksa batang
Titik : Xiaochangshu (BL 27), Dazhui (GV 14), dua jari kelingking tangan dan dua jari
kelingking kaki.
Teknik : Letakan beberapa batang moksa pada Xiaochangshu (BL27) untuk haus dan 10
batang pada dua jari kelingking tangan dan dua jari kelingking kaki dan Dazhui (GV 14)
untuk susah menahan kencing. (Zheng Q., Qian C. 2002)

c. Cutaneous Puncture
Titik : Garis lateral kesatu dan kedua dari meridian kandung kencing pada punggung
Teknik : Tepuk perlahan-lahan pada meridian dengan jarum kulit. Pengobatan dilakukan 5-10
menit setiap hari atau 2 hari sekali. 10 kali pengobatan dalam 1 rangkaian terapi. (Zheng Q.,
Qian C. 2002)

d. Akupunktur Telinga
Titik : Pankreas, endokrin, ginjal, Sanjiao, akar vagus telinga, Shenmen, jantung dan hati.
Teknik : Tusuk titik dengan jarum 1 kali setiap 2 hari, atau pengobatan pada titik dengan
Semen Vaccaria 1 kali setiap 3-5 hari. Setiap pengobatan , dipilih 3 atau 5 titik. (Zheng Q.,
Qian C. 2002)

e. Hydro Acupuncture
Titik : Feishu (BL 13), Pishu (BL 20), Shenshu (BL 23),Waiguanxiashu (1.5 cun lateral
batas bawah dari prosesus spinosus vertebra Th 8).
Teknik : Pilih 2 titik setiap sesi, suntikan setiap titik 2-3 ml dengan akar astragalus.
Pengobatan dilakukan 1 kali sehari. (Zheng Q., Qian C. 2002)

f. Menurut Clinton Choate L.Ac


Diberikan berdasarkan sindrom Jiao
Upper burner
Tujuan pengobatan : menguatkan paru, menguatkan yin dan membuang panas. Feishu
(BL13), Chize (LU5), Liangquan (CV23), Zusanli (ST36), Taixi (KI3), Yuji (LU10),
Gaohuangshu (BL43).
Middle burner
Tujuan pengobatan : menghilangkan panas lambung dan menguatkan yin. Pishu (BL20),
Weishu (BL21), Sanyinjiao (SP6), Zusanli (ST36), Neiting (ST44), Taixi (KI3), Yishu (MBW-12), Zhongwan (CV12)
Lower burner
Tujuan pengobatan : menguatkan fungsi ginjal dan memelihara cing Shenshu (BL23),
Guanyuan (CV4), Sanyinjiao (SP6), Taixi (KI3), Jingmen (GB25), Rangu (KI2), Qihai
(CV4).
Metode :
Penguatan, dilakukan dua hari sekali. Jarum ditinggalkan 30 menit. Pada kasus dengan panas
yang berat, lakukan metode pelemahan. (OConnor, J., Bensky,D. 1981)

3.5 Penelitian

- Penjaruman dan moksibusi dapat diberikan sendiri atau kombinasi. Pilih titik refleksi atau
titik zona refleksi pankreas, seperti Yinlingquan (SP9), Diji (SP8), dan Sanyinjiao (SP6),
Shenshu (BL23), Sanjiaoshu (BL22), Geshu (BL17), Pishu (BL20), Jianli (CV11), dan
Zhongwan (CV12). Jarum ditinggalkan selama 30 menit, atau kombinasi dengan moksibusi
setelah penjaruman. Akupunktur diberikan sekali sehari atau 2 hari sekali, selama 3 bulan.
(Guan-Yuan Jin, Jia-Jia X.Jin, Louis L.Jin. 2006)

- Menurut Zhan et al. dari Jiangxi, Cina dilaporkan dalam 14 kasus dengan NIDDM ringan
dan sedang yang diterapi hanya dengan akupunktur pada titik pishu (BL20), Geshu (BL17),
dan Zusanli (ST36), 7 kasus menunjukkan hasil yang sangat baik, 3 kasus perbaikan dan 1
kasus tidak efektif. Gula darah puasa rata-rata (12.66 0.67) mmol/L sebelum pengobatan
dan turun menjadi (7.72 0.39) mmol/L setelah pengobatan. (Guan-Yuan Jin, Jia-Jia X.Jin,
Louis L.Jin. 2006)

- Mo et al, dari Cina. Percobaan tikus-tikus diabetes dibagi dalam 3 kelompok, kelompok
Elektro Akupunktur (EA) (n=8), kelompok TENS (n=8), penusukan pada bilateral Shenshu
(BL23) dan Zusanli (ST36) selama 20 menit satu kali setiap 2-3 hari selama 5 minggu, dan 1
kelompok tanpa perlakuan (kelompok DM, n=6) secara berurutan. Sebagai perbandingan
dengan kelompok DM, peningkatan kadar glukosa plasma signifikan lebih rendah pada
kelompok EA (p<0.05) dan sedikit rendah pada kelompok TENS(p>0.05) dengan berakhir
selama 6 minggu, dan gejala-gejala polifagia, polidipsia dan poliuria berkurang pada
kelompok EA. (Guan-Yuan Jin, Jia-Jia X.Jin, Louis L.Jin. 2006)

- Zhang Yan-Hong memilih titik-titik telinga sebagai berikut: Endokrin, paru, lambung,
ginjal, pankreas, otak, kelenjar adrenal, titik haus, Sanjiao, titik tragic dan titik otot. Dia
mengobati kedua sisi bergantian dan mendapat nilai efektif total 95.3%.(Li-Ping W, Yu-Xin
Y.2000)

3.6 Mekanisme Kerja Terapi Akupunktur Pada Diabetes Mellitus

Penurunan kadar gula darah terjadi karena perangsangan titik akupunktur dapat
mempengaruhi organ dalam dari segmen pada persarafan yang sama melalui pola lengkung
refleks kutaneoviseral dan somatoviseral dengan melibatkan pusat refleks yang lebih tinggi di
hipotalamus.(Bekkering R, Bussel R. 1998)
Pada regulasi fungsi organ visera dengan memanfaatkan mekanisme homeostasis sistem
otonom melalui saraf Simpatis dan Parasimpatis, yang dalam hal ini memperbaiki gangguan
endokrin dan memulihkan sel-sel pankreas dengan merangsang nervus Vagus dan
menginhibisi saraf Simpatis. Asetilkolin dari n. Vagus menstimulasi produksi dan pelepasan
insulin.(Cho Z.H, Wong E.K, Fallon J.H. 2001)

Pada aksis Hipotalamus-Hipofisis pengaruh akupunktur terhadap produksi insulin melalui


hambatan pelepasan GHRIH (Growth Hormon Releasing Inhibiting Hormon), sehingga
sekresi insulin ditingkatkan. (Cho Z.H, Wong E.K, Fallon J.H. 2001)

IV Kesimpulan

Pada pengobatan DM sebaiknya dipilih yang mempunyai efek samping yang minimal. Dalam
era globalisasi ini akupunktur dapat diterapkan dan dipilih sebagai pengobatan alternatif /
komplementer untuk DM karena efek samping yang minimal dan sudah banyak diminati oleh
masyarakat di manca negara termasuk Indonesia.
Penatalaksanaan DM meliputi edukasi, pengaturan diet, latihan jasmani, obat-obatan dan
akupunktur. Mekanisme kerja akupunktur terhadap NIDDM melalui perbaikan hemodinamik
dan meningkatkan efek regulasi sistem neuroendokrin imun. Pengobatan DM dengan obat
menimbulkan beberapa efek samping, oleh karena itu penambahan terapi DM dengan
akupunktur dapat membantu menurunkan kadar gula darah, sehingga dosis obat dapat
dikurangi dan efek samping akan berkurang.

V Komentar

Menurut saya terapi akupuntur ini terbukti berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit berdasarkan pengalaman pribadi saya mempunyai saudara Bude saya menderita
diabetes yang cukup parah walaupun tidak ada ganggren namun mulai menggrogoti tubuhnya
mulai dari kaki menghitam penglihatan kabur dan susah untuk jalan. Berbagai macam
pengobatan sudah dicoba namun tidak menimbulkan dampak yang positif sampai akhirnya
beliau mencoba terapi akupuntur dan setelah melakukan terapi selama 1 bulan mulai
menampakkan hasil. Penglihatan sudah mulai membaik, sudah bisa berjalan dengan normal
dan kadar GDA stabil. Sampai saat ini beliau masih rutin melakukan terapi seminggu 2 kali.
Dari pengalamanini membuktikan bahwa akupuntur cukup berkhasiat menyembuhkan
penyakit Diabetes Melitus.

DAFTAR PUSTAKA

B. U. Hadikusumo.1996. TusukJarum Upaya Penyembuhan Alternatif. Yogyakarta


:Kanisius

Dharmojono, drh.2001. Menghayati Teoridan Praktek Akupunktur dan Moksibasi Jilid


1. Depok :TrubusAgriwidya

HendrikAgusWinarso. 1997. PedomanLengkapAkupunkturdanMoksibasi.Semarang


:Dahara Prize

Gendo, Dr. Med. 2006.TeoriDasarKedokteranTradisionalCina.Yogyakarta :Kanisius

http://domba-bunting.blogspot.com/2009/11/akupuntur-kesehatan-tusuk-jarum.html

http://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.com/2013/09/terapi-akupuntur-untukpengobatan.html

Asdie A.H. Olah Raga/Latihan Jasmani : Sebagai Terapi dan Bagian Kehidupan pada
Diabetes Mellitus. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, 1996: 643-644.

Bekkering R, Bussel R. Segmental Acupuncture in Medical Acupuncture A Western


scientific approach. Churchill Livingstone, 1998 : 123 32.

*. Cho Z.H, Wong E.K, Fallon J.H. Neuro-Acupuncture. vol.I Neuroscience Basics Los
Angeles, 2001 : 56 77.

Davey P. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga 2006; 266-267

Fang-ming X, Zhi-cheng L. Observation of the Effect of Acupuncture in Treating


Obesity with Non- insulin-dependent Diabetes mellitus. International Journal of
Clinical Acupunture, 2006; 15(1) :15-19.

Guan-Yuan Jin, Jia-Jia X.Jin, Louis L.Jin. Contemporary Medical Acupuncture, A


System Approach. Higher Education Press , 2006 : 419-420

Hendriono F.X. Patogenesis DM Tipe 1dan DM Tipe 2 : Majalah Kedokeran Indonesia,


2005; 36 (2): 9 47-53.

Immanuel S., Maturity-Onset Diabetes of the Young :Majalah Kedokteran Indonesia,


2006;56 (2) : 57- 63.

Kusniati S. Pemikiran Praktis Pengelolaan Diabetes Mellitus tipe 2 Dalam Praktek,


Sehari-hari. Majalah Kedokteran Atmajaya. 2004; 3 (1): 29-35.

Kiswojo, Adikusuma . Teori dan Praktek Ilmu Akupunktur. Penerbit P.T.Gramedia.


1983. : 290-291.

Li-Ping W, Yu-Xin Y. Diabetes. Dalam International Journal of Clinical Acupuncture,


2000; 11(2) : 115-118.

OConnor, J., Bensky,D. Acupuncture A Comprehensive Text, Shanghai College of


Traditional Medicine, 1981: 604-605.

Power, A.C. Diabetes Mellitus in Harrisons Principle of Internal Medicine 16th ed.
New York : McGraw- hill Companies, Inc., 2005 ; 2154.

Perkeni. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia.


Jakarta 2011.

Savitri Ramaiah. Diabetes: Cara Mengetahui Gejala Diabetes dan Mendeteksinya Sejak
Dini, Jakarta : PT.Bhuana Ilmu Populer, 2006; 1-2, 17-19

Soegondo S. Penyuluhan dan Edukasi Diabetes Mellitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam jilid I edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1996 : 665.

Tjokroprawiro A. Diabetes Mellitus Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi. Jakarta :


P.T.Gramedia Pustaka Utama, 2001: 17-20, 30-36.

Tse.C.S., Wiran S., Wangsasaputra E., Budi H., Kiswojo. Ilmu Akupunktur. Unit
Akupunktur RSCM. 1997. 20-24.

Tjokropranoto A. Mutasi DNA Mitokondria dan Diabetes Mellitus dalam


Mitochondrial Medicine edisi 1. Jakarta : Penerbit Lembaga Eijkman, 2003 : 85-111

Waspadji S. Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang Rasional, Bab IV, dalam
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. 2002: 33

Zhang, Z.L., Acupuncture Treatment For Diabetes Mellitus, Chinese-English edition,


2007 ; 3-19.

Zheng Q., Qian C. Clinical Wonders of Acupuncture Moxibustion. Foreign


Languages Press Beijing. 1st ed. 2002: 203-206.

Anda mungkin juga menyukai