Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di


permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), yang telah
mengalami proses pengangkutan (transportasi) dari satu
tempat (kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angin
merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini
apabila mengeras (membatu) akan menjadi batuan
sedimen. Ilmu yang mempelajari batuan sedimen disebut
dengan sedimentologi.
1.2

TUJUAN PENULISAN
Deskripsi Batuan Sedimen LP 1

1.3

Deskripsi Batuan Sedimen LP 2


Deskripsi Batuan Sedimen LP 3
Deskripsi Batuan Sedimen LP 4
Deskripsi Batuan Sedimen LP 5
Sratigrafi Batuan Di Lapangan
METODE PENULISAN
Penyusunan makalah ini mengunakan metode
referensi dari internet tentang mata kuliah
sedimentologi

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

1.4

Alat dan bahan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alat
Gps
Kompas
Alat tulis
Palu geologi
Clip board
Loup

Bahan
1. Sampel batuan
2. Hcl

BAB II
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

DASAR TEORI
2.1

BATUAN SEDIMEN

Batuan Sedimen adalah batuan yang terjadi sebagai hasil


pengendapan, pemadatan dan litifikasi hancuran batuan
lain (detritus/klastik) atau pemadatan dan litifikasi dari
hasil reaksi kimia dan organik (non detritus/non klastik).
Sebelum mengetahui bagaimana sedimen terangkut dan
terendapkan dalam suatu cekungan mungkin ada baiknya
kita dapat memahami prinsip apa saja yang bisa kita
temukan dalam batuan sedimen.
Prinsip-prinsip tersebut sangatlah beragam diantaranya
prinsip uniformitarianism. Prinsip penting dari
uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang
terjadi sekarang juga terjadi di masa lampau. Prinsip ini
diajukan oleh Charles Lyell di tahun 1830.
Dengan menggunakan prinsip tersebut dalam
mempelajari proses-proses geologi yang terjadi
sekarang, kita bisa memperkirakan beberapa hal seperti
kecepatan sedimentasi, kecepatan kompaksi dari
sediment, dan juga bisa memperkirakan bagaimana
bentuk geologi yang terjadi
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

dengan proses-proses geologi tertentu.


Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen
adalah :

Iklim
Topografi
Vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan.

Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan


sedimen adalah :

Air
Angin, dan juga gaya gravitasi.

Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan


salju/gletser.
Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin
sangatlah berbeda.

Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih


kecil dari air maka angin sangat susah
mengangkut sedimen yang ukurannya sangat
besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen
yang mampu terangkut oleh angin umumnya

sebesar ukuran pasir.


Kedua, karena sistem yang ada pada angin
bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

layaknya channel atau sungai maka sedimen


cenderung tersebar di daerah yang sangat luas
bahkan sampai menuju atmosfer.
Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara, yaitu :
1.

Suspension:

ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat


kecil ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu
diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.
2. Bed load:
ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti
pasir, kerikil, kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada
pada aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan
pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari
butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran
melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saat
diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa
menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa
mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.
3.

Saltation :

yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya


terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran
fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi


yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut
ke dasar.
Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen
tidak cukup besar dalam membawa sedimensedimen
yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau
mungkin tertahan akibat gaya grafitasi yang ada. Setelah
itu proses sedimentasi dapat berlangsung sehingga
mampu mengubah
sedimen-sedimen tersebut menjadi suatu batuan
sedimen.
Material yang menyusun batuan sedimen adalah lumpur,
pasir, kelikir, kerakal, dan sebagainya. Sedimen ini akan
menjadi batuan sedimen apabila mengalami proses
pengerasan.
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui :

proses pengerasan atau pembatuan (lithifikasi)

yang melibatkan proses pemadatan (compaction)


sementasi (cementation) dan diagenesa dan
lithifikasi.

Ciri-ciri batuan sedimen adalah:


LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

(1)
(2)
(3)
(4)

Berlapis (stratification)
Umumnya mengandung fosil
Memiliki struktur sedimen, dan
Tersusun dari fragmen butiran hasil transportasi.

Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen


terbentuk dengan dua cara, yaitu:
1. Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan
pengendapan atau dengan kata lain
tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen ini
dikenal sebagai sedimen autochthonous. Yang termasuk
dalam kelompok batuan autochhonous antara lain adalah
batuan evaporit (halit) dan batugamping.
2. Batuan sedimen yang mengalami proses transportasi,
atau dengan kata lain, sedimen yang berasal dari luar
cekungan yang ditransport dan diendapkan di dalam
cekungan. Sedimen ini dikenal dengan sedimen
allochthonous. Yang termasuk dalam kelompok sedimen
ini adalah Batupasir, Konglomerat, Breksi, Batuan
Epiklastik.

Selain kedua jenis batuan tersebut diatas, batuan sedimen


dapat dikelompokkan pada beberapa
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

jenis, berdasarkan cara dan proses pembentukkannya,


yaitu :
1. Terrigenous (detrital atau klastik). Batuan
sedimen klastik merupakan batuan yang berasal dari
suatu tempat yang kemudian tertransportasi dan
diendapkan pada suatu cekungan. Contoh:
(a). Konglomerat atau Breksi
(b). Batupasir
(c). Batulanau
(d).Lempung.
2.Sedimen kimiawi/biokimia (Chemical/biochemical).
Batuan sedimen kimiawi / biokimia adalah batuan hasil
pengendapan dari proses kimiawi suatu larutan, atau
organism bercangkang atau yang mengandung mineral
silika atau fosfat. Batuan yang termasuk dalam
kumpulan ini adalah:

(a). Evaporit
(b). Batuan sedimen karbonat (batugamping dan
dolomit)
(c). Batuan sedimen bersilika (rijang)
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

(d). Endapan organik (batubara)


3. Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks).
Batuan volkanoklastik yang berasal daripada aktivitas
gunungapi. Debu dari aktivitas gunungapi ini akan
terendapkan seperti sedimen yang lain. Adapun
kelompok batuan volkanoklastik adalah: Batupasir tufa
dan Aglomerat.
Secara garis besar, genesa batuan sedimen dapat
dibagi menjadi dua, yaitu : Batuan Sedimen Klastik dan
Batuan Sedimen Non-klastik. Batuan sedimen klastik
adalah batuan yang terbentuk dari hasil rombakan batuan
yang sudah ada (batuan beku, metamorf, atau sedimen)
yang kemudian diangkut oleh media (air, angin, gletser)
dan diendapkan disuatu cekungan.
Proses pengendapan sedimen terjadi terus menerus
sesuai dengan berjalannya waktu sehingga endapan
sedimen semakin lama semakin bertambah tebal. Beban
sedimen yang semakin tebal mengakibatkan endapan
sedimen mengalami kompaksi. Sedimen yang
terkompaksi kemudian mengalami proses diagenesa,

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

sementasi dan akhirnya mengalami lithifikasi


(pembatuan) menjadi
batuan sedimen. Adapun kelompok sedimen non-klastik
adalah kelompok batuan sedimen yang
genesanya (pembentukannya) dapat berasal dari proses
kimiawi, atau sedimen yang berasal dari
sisa-sisa organisme yang telah mati.
2.2 CIRI-CIRI BATUAN SEDIMEN
Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali
dengan mudah dilapangan dengan adanya
perlapisan. Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan
oleh:
(1) Perbedaan besar butir, seperti misalnya antara
batupasir dan batulempung
(2) Perbedaan warna batuan, antara batupasir yang
berwarna abu-abu terang dengan batulempung yang
berwarna abu-abu kehitaman.
Disamping itu, struktur sedimen juga menjadi penciri
dari batuan sedimen, seperti struktur silang
siur atau struktur gelembur gelombang. Ciri lainnya
adalah:
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

10

Sifat klastik, yaitu yang tersusun dari fragmen-fragmen


lepas hasil pelapukan batuan yang kemudian
tersemenkan menjadi batuan sedimen klastik.
Kandungan fosil juga menjadi penciri dari batuan
sedimen, mengingat fosil terbentuk sebagai akibat dari
organisme yang terperangkap ketika batuan tersebut
diendapkan.

Gambar 1.1 ciri umum batuan sedimen


2.3

TEKSTUR PADA BATUAN SEDIMEN


KLASTIK

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

11

Pada hakekatnya tekstur adalah hubungan antar


butir / mineral yang terdapat di dalam batuan.
Sebagaimana diketahui bahwa tekstur yang terdapat
dalam batuan sedimen terdiri dari fragmen batuan /
mineral dan matrik (masa dasar). Adapun yang termasuk
dalam tekstur pada batuan sedimen klastik terdiri dari :
Besar Butir, Bentuk Butir, Kemas (Fabric), Pemilahan
(Sorting), Sementasi, Porositas (kesarangaman), dan
Permeabilitas (Kelulusan).
1. Besar Butir adalah ukuran butir dari material
penyusun batuan sedimen diukur berdasarkan
klasifikasi Wentword.
2. Bentuk butir pada sedimen klastik dibagi menjadi :

Rounded (Membundar )
Sub-rounded (Membundar tanggung)
Sub-angular (Menyudut tanggung)
Angular (Menyudut).

3. Kemas (Fabric) adalah hubungan antara masa dasar


dengan fragmen batuan / mineralnya.
Kemas pada batuan sedimen ada 2, yaitu :

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

12

Kemas Terbuka, yaitu hubungan antara masa


dasar dan fragmen butiran yang kontras sehingga
terlihat fragmen butiran mengambang diatas

masa dasar batuan.


Kemas tertutup, yaitu hubungan antar fragmen
butiran yang relatif seragam, sehingga
menyebabkan masa dasar tidak terlihat).

4. Pemilahan (Sorting) adalah keseragaman ukuran butir


dari fragmen penyusun batuan.
5. Sementasi (Cement) adalah bahan pengikat antar butir
dari fragmen penyusun batuan.
Macam dari bahan semen pada batuan sedimen klastik
adalah :

Karbonat
Silika
Oksida besi.

6. Porositas (Kesarangan) adalah ruang yang terdapat


diantara fragmen butiran yang ada pada
batuan. Jenis porositas pada batuan sedimen adalah :

Porositas Baik
Porositas Sedang
Porositas Buruk.

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

13

7. Permeabilitas (Kelulusan) adalah sifat yang dimiliki


oleh batuan untuk dapat meloloskan air.
Jenis permeabilitas pada batuan sedimen adalah :

Permeabilitas baik
Permeabilitas sedang
Permeabilitas buruk

2.4 PENAMAAN BATUAN SEDIMEN KLASTIK


Batuan sedimen klastik dapat dikelompokkan
menjadi beberapa jenis batuan atas dasar ukuran
butirnya. Batulempung adalah batuan sedimen klastik
yang ukuran butirnya ukuran lempung; batulanau adalah
batuan sedimen klastik yang berukuran lanau; batupasir
adalah batuan sedimen klastik yang ukuran butirnya
pasir, sedangkan konglomerat dan breksi adalah batuan
sedimen klastik yang ukuran butirnya mulai dari
lempung hingga bongkah. Konglomerat dan breksi
dibedakan berdasarkan perbedaan bentuk butirnya,
dimana bentuk butir konglomerat
membundar sedangkan breksi memiliki bentuk butir
yang menyudut. Klasifikasi ukuran butir yang dipakai
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

14

dalam pengelompokkan batuan sedimen klastik


menggunakan klasifikasi dari Wentword seperti yang
diperlihatkan pada Tabel 3.6.

Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan


Sedimen Klastik (berdasarkan ukuran dan
bentuk butir) dan Batuan Sedimen Non-klastik
(berdasarkan genesa pembentukannya).

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

15

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

16

2.5 STRUKTUR SEDIMEN


Pada hakikatnya, struktur sedimen dapat dibagi menjadi
2 (dua), yaitu :

Struktur sedimen primer


Struktur sedimen sekunder

Namun demikan berdasarkan proses pembentukan


batuan sedimen, maka struktur sedimen dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses
pembatuan
2. Struktur sedimen yang terbentuk pada proses
sedimentasi (struktur primer)
3. Struktur sedimen yang terbentuk setelah pembentukan
batuan sedimen (struktur sekunder).

Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses


pembatuan (lithifikasi)

Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses


pembatuan dapat terjadi di bagian atas lapisan, sebelum
lapisan atau endapan yang lebih muda atau endapan baru
di endapkan. Struktur
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

17

sedimen ini merupakan hasil kikisan, 'scour marks',


'flutes', 'grooves', 'tool marking' dan sebagainya.
Struktur-struktur ini sangat penting untuk menentukan
arah aliran atau arah sedimentasi.

Struktur sedimen yang terbentuk pada proses


sedimentasi (struktur primer)

Struktur yang terbentuk semasa proses pengendapan,


antara lain adalah perlapisan mendatar

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

18

(flat bedding), perlapisan silang-siur (cross bedding),


laminasi sejajar (paralel lamination), dan laminasi ripple
mark.

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

19

2.6

STUKTUR YANG TERBENTUK SETELAH

PROSES PENGENDAPAN
Struktur ini terbentuk selepas sedimen terendap. Ini
termasuklah struktur beban, 'pseudonodules' dimana
sebahagian lapisan pasir jatuh dan masuk kedalam
lapisan lumpur di bawahnya, laminasi konvolut
(convolute lamination) dan sebagainya. Struktur
nendatan, hasil dari pergerakan mendatar sedimen yang
membentuk lipatan juga termasuk dalam struktur selepas
endapan. Nendatan boleh berlaku di tebing sungai, delta
dan juga laut dalan dan ianya sangat berguna untuk
menentukan arah cerun kuno.

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

20

2.7 BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK


Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen
yang terbentuk dari proses kimiawi, seperti batu halit
yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang
sebagai proses kimiawi. Batuan sedimen non-klastik
dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti
batugamping terumbu yang berasal dari organisme yang
telah mati atau batubara yang berasal dari sisa tumbuhan
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

21

yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses


kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut dalam air
(terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena
proses kimiawi seperti proses penguapan membentuk
kristal garam, atau dengan bantuan proses biologi
(seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang
mengambil bahan kimia yang ada dalam air).
Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat
kompleks, dan sukar untuk dibedakan antara bahan yang
terbentuk hasil proses kimia, atau proses biologi (yang
juga melibatkan proses kimia secara tak langsung). Jadi
lebih sesuai dari kedua-dua jenis sedimen ini dimasukan
dalam satu kelas yang sama, yaitu sedimen endapan
kimiawi / biokimia. Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah sedimen evaporit (evaporites), karbonat
(carbonates), batugamping dan dolomit (limestones and
dolostone), serta batuan bersilika (siliceous rocks), rijang
(chert).
A. Batuan Sedimen Evaporit
Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk
sebagai hasil proses penguapan (evaporation) air laut.
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

22

Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan


tertinggalnya bahan kimia yang pada akhirnya akan
menghablur apabila hampir semua kandungan air
manjadi uap. Proses pembentukan garam dilakukan
dengan cara ini. Proses penguapan ini memerlukan sinar
matahari yang cukup lama.
1. Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl).
2. Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa gypsum
(CaSO4.2H20)
3. Travertine yang terdiri dari calcium carbonate
(CaCO3), merupakan batuan karbonat.
Batuan travertin umumnya terbentuk dalam gua
batugamping dan juga di kawasan air panas (hot
springs).
B. Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil
proses kimiawi, dan juga proses biokimia.
Kelompok batuan karbonat antara lain adalah
batugamping dan dolomit.
1 Mineral utama pembentuk batuan karbonat
adalah:
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

23

a. Kalsit (Calcite) (CaCO3)


b. Dolomit (Dolomite) (CaMg(CO3)2)
2. Nama-nama batuan karbonat:
a. Mikrit (Micrite) (microcrystalline limestone), berbutir
sangat halus, mempunyai warna kelabu cerah hingga
gelap, tersusun dari lumpur karbonat (lime mud) yang
juga dikenali sebagai calcilutite.
b. Batugamping oolitik (Oolitic limestone) batugamping
yang komponen utamanya terdiri dari bahan atau
allokem oolit yang berbentuk bulat
c. Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone)
merupakan batuan karbonat hasil dari proses
biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit
atau dolomit merupakan bahan utama yang
membentuk batuan ini.
d. Kokina (Coquina) cangkang fosil yang tersimen
e. Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic
seperti coccolithophores; fizzes readily in acid
f. Batugamping kristalin (Crystalline limestone)
g. Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di
daerah air panas hasil dari
proses kimia
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

24

h. Batugamping intraklastik (intraclastic limestone),


pelleted limestone
C. Batuan Silika
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika
(SiO2). Batuan ini terhasil dari proses kimiawi dan atau
biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang
berkomposisi silika seperti diatomae, radiolaria dan
sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi
batuan
bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral
silika mengganti kalsium karbonat. Kelompok batuan
silika adalah:

Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi


tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari
organisme planktonic yang dikenal dengan

diatoms (Diatomaceous Earth).

Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat


keras dan tahan terhadap proses lelehan,
masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa
mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap.

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

25

Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi


(kelompok organisme bersilika, atau dapat juga
dari proses diagenesis batuan karbonat.
D.

Batuan Organik
Endapan organik terdiri daripada kumpulan

material organik yang akhirnya mengeras menjadi batu.


Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun
dan batang tumbuhan yang tebal dalam suatu cekungan
(biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan), apabila
mengalami tekanan yang tinggi akan termampatkan, dan
akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon batubara.

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

26

BAB III :
PEMBAHASAN
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN LP 1
1. Koordinat
X : 0628720
Y : 9175657
2. Elevasi : 1,63 meter
3. Morfologi
Sawah dan perbukitan
4. Litologi
a. Struktur dilapangan(perlapisan), dihandspeciment
(masif)
b. Tekstur
Warna : putih
Ukuran Butir : Pasir Sedang (1/4 -
Analisa ukuran butir)
-Sorting: Terpilah Baik
-Skewnes : Positif( butirannya halus)
Ukuran butir morfologi: sub angular (menyudut
tanggung)
Tekstur permukaan : transportasi kuat
Kemas : packing
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

27

Perbandingan fragmen/matriks : grain supported


c. Komposisi
I.
Fragmen : mineral kalsit
II.
Matriks : pasir sedang
III.
Semen : karbonat
d. Lingkungan pengendapan : tertransportasi agak jauh
dari sumbernya. Pada lingkungan laut dangkal
e. Nama batuan : batugamping
f. Gambar batuan (handspeciment dan singkapan)

Gambar 1. Batugamping (handspeciment )

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

28

Foto 1.singkapan batuan


DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN LP 2
1. Koordinat
X : 0628730
Y : 9175686
2. Elevasi : 66 meter
3. Morfologi
Sawah dan perbukitan
4. Litologi
a. Struktur dilapangan(laminasi), dihandspeciment
(masif)
b. Tekstur
Warna : coklat
Ukuran Butir : Pasir kasar(1/2 - 1
Analisa ukuran butir)
-Sorting: Terpilah Baik
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

29

-Skewnes : negative ( butirannya kasar )


Ukuran butir morfologi: sub rounded (membulat
tanggung)
Tekstur permukaan : transportasi lemah
Kemas : orientasi
Perbandingan fragmen/matriks : grain supported
c.
a.
b.
c.
d.

Komposisi
Fragmen :
Matriks : pasir kasar
Semen : silikat
Lingkungan pengendapan : tertransportasi agak jauh
dari sumbernya,pelapukan secara mekanik,media

transportasi oleh air


e. Nama batuan : batupasir
f. Gambar batuan (handspeciment dan singkapan)

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

30

Gambar 2 (handspeciment)

Foto 2. Singkapan batuan

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

31

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN LP 3


1. Koordinat
X : 0628697
Y : 9175793
2. Elevasi : 76 meter
3. Morfologi
Sawah dan perbukitan
4. Litologi
a. Struktur dilapangan(masif), di handspeciment
(masif)
b. Tekstur
Warna : coklat
Ukuran Butir : Pasir kasar(1/2 1
Analisa ukuran butir)
-Sorting: Terpilah Buruk
-Skewnes : negative ( butirannya kasar )
Ukuran butir morfologi: angular(menyudut)
Tekstur permukaan : transportasi lemah
Kemas : orientasi
Perbandingan fragmen/matriks : matriks supported
c.

Komposisi
Fragmen : batuan andesit,mineral kuarsa
Matriks : pasir halus
Semen : silikat

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

32

d. Lingkungan pengendapan : tertransportasi dekat


dengan media asal oleh media air,diendapkan
disungai ? zona transisi
e. Nama batuan : Breksi
f. Gambar batuan (handspeciment dan singkapan)

Gambar 3. (hanspeciment)

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

33

Foto 3. Singkapan batuan

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN LP 4


1. Koordinat
X : 0628664
Y : 9175868
2. Elevasi : 80 meter
3. Morfologi
Tebing dan perbukitan
4. Litologi
BATUGAMPING
a. Struktur dilapangan(perlapisan), dihandspeciment
(masif)
b. Tekstur
Warna : putih
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

34

Ukuran Butir : Pasir Sedang (1/4 -


Analisa ukuran butir)
-Sorting: Terpilah Baik
-Skewnes : Positif( butirannya halus)
Ukuran butir morfologi: sub angular (menyudut
tanggung)
Tekstur permukaan : transportasi kuat
Kemas : packing
Perbandingan fragmen/matriks : grain supported
c.
IV.
V.
VI.
d.

Komposisi
Fragmen : mineral kalsit
Matriks : pasir sedang
Semen : karbonat
Lingkungan pengendapan : tertransportasi agak jauh

dari sumbernya. Pada lingkungan laut dangkal


e. Nama batuan : batugamping
BATUPASIR
a. Struktur dilapangan(laminasi), dihandspeciment
(masif)
b. Tekstur
Warna : coklat
Ukuran Butir : Pasir kasar(1/2 1
Analisa ukuran butir)
-Sorting: Terpilah Baik
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

35

-Skewnes : negative ( butirannya kasar )


Ukuran butir morfologi: sub rounded (membulat
tanggung)
Tekstur permukaan : transportasi lemah
Kemas : orientasi
Perbandingan fragmen/matriks : grain supported
c.

d.

Komposisi
Fragmen :
Matriks : pasir kasar
Semen : silikat
Lingkungan pengendapan : tertransportasi agak jauh
dari sumbernya,pelapukan secara mekanik,media

transportasi oleh air


e. Nama batuan : batupasir
BREKSI
a. Struktur dilapangan(masif), di handspeciment
(masif)
b. Tekstur
Warna : coklat
Ukuran Butir : Pasir kasar(1/2 1
Analisa ukuran butir)
-Sorting: Terpilah Buruk
-Skewnes : negative ( butirannya kasar )
Ukuran butir morfologi: angular(menyudut)
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

36

Tekstur permukaan : transportasi lemah


Kemas : orientasi
Perbandingan fragmen/matriks : matriks supported
c.

Komposisi
Fragmen : batuan andesit,mineral kuarsa
Matriks : pasir halus
Semen : silikat
d. Lingkungan pengendapan : tertransportasi dekat
dengan media asal oleh media air,diendapkan

disungai/zona transisi
e. Nama batuan : Breksi

PASIR TUFAN
a. Struktur dilapangan(perlapisan), dihandspeciment
(masif)
g. Tekstur
Warna : abu-abu
Ukuran Butir : pasir sangat halus(1/8 1/4
Analisa ukuran butir)
-Sorting: Terpilah Baik
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

37

-Skewnes : positif ( butirannya halus )


Ukuran butir morfologi: rounded (membulat)
Tekstur permukaan : transportasi kuat
Kemas : orientasi(terbuka)
Perbandingan fragmen/matriks : grain supported
c.Komposisi

d.

Fragmen :Matriks : lempung-pasir sangat halus


Semen : silikat
Lingkungan pengendapan : tertransportasi oleh
media air ( pengendapan material pasir )dan angina

(pengendapan tuff),terendapkan jauh dari sumber


e. Nama batuan : batupasir tuffan
f. Gambar batuan (handspeciment dan singkapan)

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

38

Foto 4 : singkapan batuan

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

39

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN LP 5


1. Koordinat
X: 0625831
Y: 9176469
2. Morfologi
Semak dan perbukitan
3. Litologi
a. Struktur dilapangan(masif), di handspeciment
(masif)
b. Tekstur
Warna : coklat
Ukuran Butir : Pasir kasar(1/2 1
Analisa ukuran butir)
-Sorting: Terpilah Buruk
-Skewnes : negative ( butirannya kasar )
Ukuran butir morfologi: angular(menyudut)
Tekstur permukaan : transportasi lemah
Kemas : orientasi
Perbandingan fragmen/matriks : matriks supported
c.

Komposisi
Fragmen : batuan andesit,mineral kuarsa
Matriks : pasir halus
Semen : silikat

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

40

d. Lingkungan pengendapan : tertransportasi dekat


dengan media asal oleh media air,diendapkan
disungai ? zona transisi
e. Nama batuan : Breksi

Foto 5 : singkapan batu breksi

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN LP 6


LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

41

1. Koordinat
X: 0625831
Y: 9176469
2. Morfologi
Sungai dan rumput
3. Litologi
a. Struktur dilapangan(masif), di handspeciment
(masif)
b. Tekstur
Warna : hitam
Ukuran Butir : lempung <1/256mm
Analisa ukuran butir)
-Sorting: Terpilah Baik
-Skewnes : positif( butirannya halus)
Ukuran butir morfologi: sangat membulat(very
roundness)
Tekstur permukaan : transportasi kuat
Kemas : packing
Perbandingan fragmen/matriks : grain supported
c.

Komposisi
Fragmen : Matriks : lempung
Semen : karbonat

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

42

d. Lingkungan pengendapan : transportasi jauh dari


sumbernya ( diendapkan dilaut dalam, tidak
melewati batas CCD)
e. Nama batuan : batulempung hitami

KOLOM STRATIFIGRAFI BATUAN

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

43

BAB IV
PENUTUP
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

44

Kesimpulan

Demikianlah laporan ini yang kami buat semoga


bermanfaat bagi orang yang membacanya dan
menambah wawasan bagi orang yang membaca laporan
fieldtrip ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak
jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke
dalam hati.
Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca
makalah ini akan bertambah motivasinya dan mengapai
cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat laporan
fieldtrip ini mempunyai arti penting yang sangat
mendalam.
Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Copyright@2009 by Djauhari Noor

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

45

Anda mungkin juga menyukai