Anda di halaman 1dari 3

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Faktor kegagalan kontraktor. Ide ini dapat dibagi lebih spesifik terhadap
obyek kontraktornya. Maksudnya jenis kontraktor seperti kontraktor gedung,
kontraktor EPC, kontraktor BUMN, kontraktor swasta, kontraktor lokal, dan lainlain. Penelitian ini sudah dilakukan di luar negri dan sudah cukup banyak. Sehingga
tidak sulit untuk mendapatkan referensinya. Penelitian ini akan bermanfaat dalam
rangka meningkatkan kemampuan kontraktor serta menjadi informasi bagi
pemerintah dalam membuat kebijakan.
Tingkat aplikasi manajemen proyek yang telah dilakukan di proyek.
Penelitian ini akan menjawab seberapa jauh pelaksanaan proyek telah
mengaplikasikan manajemen proyek. Tujuannya tentu untuk sebagai bahan evaluasi
dalam mengembangkan kemampuan pelaku proyek di Indonesia.
Faktor-faktor yang membuat pelaku proyek belum menerapkan
manajemen proyek secara penuh. Faktor ini akan berguna bagi perusahaan
konstruksi dalam mengembangkan sistem pelaksanaan proyeknya dengan melihat
faktor hambatan dalam aplikasi manajemen proyek.
Pemetaan risiko-risiko yang berpeluang besar terjadi di proyek.
Dimana pemetaan dapat dilakukan berdasarkan kriteria ukuran proyek, jenis
proyek, durasi proyek, lokasi georgrafis proyek, lingkup pekerjaan proyek, kategori
pemilik proyek, dan kriteria yang lainnya. Pemetaan ini akan sangat berguna bagi
pelaku proyek dalam proses identifikasi risiko proyek secara cepat. Pelaku proyek
tinggal melihat jenis atau kriteria proyek saja untuk mendapatkan risiko apa saja
yang berpeluang terjadi nantinya untuk dipersiapkan analisisnya.
Kajian aplikasi kontrak lump sum. Penelitian ini akan menunjukkan
seberapa tingkat pemahaman pelaku proyek terhadap kontrak lump sum. Hasilnya
bisa jadi bahan atau informasi dalam membuat detil kontrak lump sum di proyek
dan bisa juga menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengevaluasi
peraturan perundang-undangan terkait pelaksanaan proyek.
Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan pelaku
konstruksi. Penelitian ini bisa dibagi terhadap jenis pelaku konstruksi yaitu
pemilik, penyedia jasa, supplier, subkontraktor, dan lainnya. Sejauh ini hanya diteliti
secara parsial mengenai pengaruh suatu faktor terhadap profitabilitas perusahaan
konstruksi. Penelitian dapat pula dibagi terhadap jenis proyek yang dikerjakan oleh
pelaku konstruksi. Hasil penelitian ini akan sangat berguna bagi perusahaan
konstruksi dalam meningkatkan profitabilitasnya.
Tingkat biaya kualitas. Biaya ini dapat meliputi biaya perbaikan, reject, dan
lainnya. Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan kontraktor dalam

menetapkan risk contigency atas masalah kualitas yang terjadi. Bagi Owner dan
konsultan, data ini bisa menjadi fokus mereka dalam mencermati item pekerjaan
yang sering mengalami masalah kualitas.
8.
Faktor-faktor yang menyebabkan konflik di proyek. Penelitian ini
bertujuan untuk mendata faktor apa saja yang memicu konflik. Data tersebut dapat
menjadi faktor yang harus diperhatikan oleh para pelaku proyek dalam
merencanakan dan melaksanakan proyek agar proyek dapat berjalan lebih baik.
Faktor-faktor tersebut ppada dasarnya telah banyak diketahui namun tidak pernah
dituangkan dalam suatu bentuk tulisan atau penelitian. Akan baik sekali apabila
dibuat tertulis dan dikembangkan. Dapat pula diteliti mengenai jenis konflik yang
terjadi di proyek. Setelah mendapatkan data mengenai faktor dan jenis konflik,
maka dapat dilanjutkan dengan penelitian terhadap strategi dalam mengatasi
konflik yang terjadi. Penelitian ini nantinya akan menjadi referensi pelaku proyek
dalam mengatasi masalah konflik yang terjadi. Sehingga konflik akan dapat diatasi
lebih baik dan cepat.
9.
Strategi percepatan proyek. Penelitian ini akan menghasilkan sejumlah
strategi dengan tingkat keberhasilan yang tinggi atas terjadinya keterlambatan
proyek yang tentunya berdasarkan suatu kriteria keterlambatan dan proyek tertentu.
Hasilnya akan berguna bagi pelaku proyek dalam mengatasi keterlambatan proyek
yang terjadi.
10.
Faktor penyebab kerugian proyek. Penelitian ini pada dasarnya telah
dilakukan secara implisit dan belum terintegrasi dengan baik. Adanya penelitian ini
akan membantu pelaku proyek untuk lebih meningkatkan performa biaya proyek.
11.
Tingkat pemahaman manajemen proyek pada pelaku proyek.
Penelitian ini beguna dalam pengembangan SDM pelaku proyek. Akan terlihat di
knowledge manajemen proyek yang mana yang sangat kurang dipahami oleh pelaku
proyek. Penelitian dapat dilakukan berdasarkan kategori pelaku proyek. Misalnya
pemilik proyek pemerintah atau swasta, penyedia jasa BUMN atau swasta, atau
bahkan konsultan perencana dan pengawas.
12.
Tingkat kesuksesan proyek terhadap aplikasi jenis kontrak pada
berbagai jenis dan kondisi proyek. Penelitian ini akan sangat beguna dalam
penentuan jenis kontrak yang tepat sesuai jenis dan kondisi proyek.
13.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kualitas proyek. Hasil
penelitian ini akan berguna dalam membuat sistem manajemen kualitas proyek.
14.
Pendekatan perhitungan risk contigency. Risk contigency belum banyak
yang memperhitungkannya dalam perencanaan proyek. Sehingga apabila ada, akan

sangat membantu untuk mengantisipasi terjadinya risiko di proyek.Umumnya


belum ada yang punya pendekatan atau rumus empiris mengenai masalah tersebut.
Hasil penelitian akan berguna dalam antisipasi keterlambatan proyek.
15.
Hubungan antara berbagai kondisi dan jenis proyek terhadap waktu
pelaksanaan aktual. Penelitian ini dapat dilakukan secara parsial terhadap
beberapa faktor yang mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek seperti nilai
kontrak, lokasi proyek, lingkup proyek, tingkat teknologi yang digunakan,
ketersediaan dana, jenis proyek, bentuk bangunan proyek, dan faktor-faktor lainnya.
Apabila semua faktor telah diteliti hubungannya dengan waktu pelaksanaan proyek,
maka akan didapat suatu grafik hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi
proyek dengan waktu pelaksanaan proyek. Hasilnya tentu akan berguna bagi semua
pelaku konstruksi dalam memprediksi atau menentukan durasi pelaksanaan proyek.

Anda mungkin juga menyukai