Anda di halaman 1dari 53

PENGELOLAANUDARA AMBIEN DAN EMISI

DI PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK

YAHYA AULYA

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN


SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan karya ilmiah ini adalah karya sendiri dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka di bagian akhir laporan ini. Adapun bagian-bagian tertentu dalam
penulisan laporan yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Bogor, April 2016


Yahya Aulya
J3M213109

ABSTRAK
YAHYA AULYA. Pengelolaan Udara Ambien dan Emisi di PT Pupuk Kujang
Cikampek. Dibimbing oleh YUDITH VEGA.
Pengukuran emisi sangat diperlukan untuk mengevaluasi program
pengendalian pencemaran udara yang sedang dilakukan, agar memenuhi
persyaratan yang berlaku. Salah satu industri yang menyumbangkan emisi ke
lingkungan adalah industri pupuk. Hal tersebut memerlukan pemantauan agar
tidak membahayakan lingkungan. Pengelolaan lingkungan di PT Pupuk Kujang
Cikampek untuk kualitas udara sangat baik, sehingga konsentrasi pencemar untuk
udara ambien dan emisi sudah 100% di bawah baku mutu yang ditetapkan untuk
setiap parameter pencemar. PT Pupuk Kujang Cikampek untuk pengendalian
pencemaran udara berupa gas dan debu menggunakan proses yang sederhana
untuk menyisihkan polutan dan gas.
Kata Kunci : PT Pupuk Kujang Cikampek, pemantauan udara ambien dan emisi,
baku mutu, pengelolaan lingkungan.

ABSTRACT
YAHYA AULYA. Monitoring of Air Ambien and Emission in PT Pupuk Kujang
Cikampek . Supervised by YUDITH VEGA.
Measurement emissions needed to evaluate the air pollution control being
done, to meet the requirements prevailing. One industry to donate the
environment is industry fertilizer. It would need the monitoring not to impact the
environment.Environmental management in PT Pupuk Kujang Cikampek to air
quality very good, so pollutant concentration and for air ambient emissions is 100
% under of quality standard set for each parameters of pollution. PT Pupuk
Kujang Cikampek to air pollution control of gas and dust using a process simple
to set aside pollutants and gas.
.
Keywords: PT Pupuk Kujang Cikampek, monitoring of emission and air ambien,
industrial waste, quality standard, environmental management.

RINGKASAN
YAHYA AULYA. Pengelolaan Emisi dan Ambien Udara di PT Pupuk Kujang
Cikampek. Dibimbing oleh YUDITH VEGA.
PT Pupuk Kujang adalah salah satu industri pupuk di Indonesia yang
memasok pupuk untuk kebutuhan di wilayah Jawa Barat. Industri ini juga
mempunyai sumber emisi yang melepaskan pencemaran ke udara, sehingga dalam
aktivitasnya dilakukan kegiatan pengendalian dan pemantauan kualitas udara
emisi dan kualitas udara ambien. Pengukuran emisi sangat diperlukan untuk
mengevaluasi program pengendalian pencemaran udara yang sedang dilakukan,
agar memenuhi persyaratan yang berlaku.
Tujuan praktik kerja lapang ini adalah mempelajari sumber emisi dari
kegiatan produksi, menganalisa data hasil pemantauan emisi dan kualitas udara
ambien dan mengidentifikasi pengendalian pencemaran udara ambien dan emisi
dari proses produksi di PT Pupuk Kujang Cikampek. Metode pengumpulan data
dengan cara pengambilan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan
dari observasi di lapangan dan wawancara. Data sekunder didapatkan dari data
tercatat di perusahaan.
PT Pupuk Kujang terletak di Desa Dawua, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat. PT Pupuk Kujang merupakan pabrik pupuk
urea dan NPK yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Pabrik ini memiliki dua
plant dalam proses pembuatan urea yaitu Kujang 1A dan Kujang 1B. Pengelolaan
Lingkunagan di PT Pupuk Kujang Cikampek dilaksanakan sesuai Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Salah satu pengelolaan lingkungan adalah kualitas udara, yang terdiri dari kualitas
udara emisi dan kualitas udara ambien.
PT Pupuk kujang untuk memproduksi pupuk urea terdiri atas pabrik utility,
pabrik amonia, pabrik urea, dan pengantogan. Sumber emisi pencemaran udara di
PT Pupuk Kujang Cikampek terdiri dari Waste Heat Boiler, Package Boiler,
Primary Reformer, dan Prilling Tower. PT Pupuk Kujang Cikampek dalam proses
produksinya membutuhkan supply steam (uap) dan energi yang berasal dari
Package Boiler dan Waste Heat Boiler. Supply steam dan energi tersebut
dihasilkan dari Package Boiler dan Waste Heat Boiler yang ada baik pada plant
1A maupun plant 1B.
Hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) menunjukan PT Pupuk Kujang
Cikampek memiliki sembilan titik pantau emisi cerobong yang diukur adalah
NO2, SO2, NH3, Partikel dan Opasitas, sedangkan kualitas udara ambien memiliki
empat titik pantau dan yang diukur adalah TSP, CO, NO 2, SO2, NH3, H2S. Baku
mutu udara ambien yang digunakan adalah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran Udara, serta Kep50 / MENKLH / II / 1996 tentang pedoman baku mutu kebauan. Baku mutu emisi
yang digunakan peraturan surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 133
Tahun 2004 tentang Baku Mutu Emisi Udara Bagi Kesehatan Industri Pupuk.
Secara umum hasil pengukuran emisi cerobong menunjukan konsentrasi di
bawah baku mutu yang ditetapkan, tidak ada satupun parameter yang melebihi
baku mutu baik udara emisi maupun udara ambien disekitar kawasan industri PT
Pupuk Kujang Cikampek.

Pabrik PT Pupuk Kujang Cikampek dalam rangka pengendalian pencemaran


udara berupa gas dan debu menggunakan proses yang sederhana untuk
menyisihkan polutan dan gas. Minimisasi limbah gas PT Pupuk Kujang Cikampek
melalui proses Recovery atau menggunakan kembali gas buang ke dalam proses.
Sehingga emisi gas yang dikeluarkan ke atmosfer sudah semakin kecil konsetrasi
nya. PT Pupuk Kujang Cikampek berkomitmen untuk menerapkan system Low
Emmision untuk proses produksi dan untuk pembuatan alat maupun pemantauan
kualitas udara.
Kata Kunci : PT Pupuk Kujang Cikampek, pemantauan udara ambien dan emisi,
baku mutu, pengelolaan lingkungan.

PENGELOLAANUDARA AMBIEN DAN EMISI


DI PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK

YAHYA AULYA

Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Diploma Keahlian Teknik Dan Manajemen Lingkungan

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Judul Tugas Akhir : PengelolaanUdara Ambien dan Emisi di PT Pupuk Kujang


Cikampek
Nama
: Yahya Aulya
NIM
: J3M213109

Disetujui oleh

Yudith Vega P, ST MSi


Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Bagus P. Purwanto, MAgr


Direktur

Tanggal lulus :

Dr. Ir. Sulistijorini, MSi


Koordinator Program Keahlian

PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas seluruh karuniaNya yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan
Praktik Kerja Lapang diPT Pupuk Kujang Cikampek. Tema yang dipilih dalam
kegiatan praktek kerja lapang ini adalah kualitas udara, dengan judul Pengelolaan
Udara Ambien dan Emisi di PT Pupuk Kujang Cikampek.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Orangtua tercinta Bapak Yurzal Bustamam dan Ibu Efita, adik penulis
Azatil Ismah serta seluruh keluarga yang selalu mendukung dan
mendoakan penulis.
2. Ibu Yudith Vega P, ST. M.Si selaku dosen pembimbing selama Praktik
Kerja Lapang berlangsung hingga sidang kelulusan.
3. Seluruh dosen dan asisten dosen dari semester 1 sampai 5.
4. K3LH Department PT Pupuk Kujang Cikampek, Ibu Dian Pratiwi selaku
pembimbing lapang.
5. Keluarga Besar PT Pupuk Kujang Cikampek.
6. Sahabat-sahabat Penulis.
7. Rekan-rekan Teknik dan Manajemen Lingkugan IPB angaktan 50.
Serta semua pihak yang telah membantu penulis hingga tugas akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kesalahan, kekurangan, serta ketidak
sempurnaan. Dikarenakan kelemahan dan kekurangan dari penulis. Dengan ini
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai
pembelajaran serta pengetahuan bagi penulis. Penulis berharap Laporan Tugas
Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca.

Bogor, Mei 2016

Penulis

DAFTARISI
DAFTARISI i
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
1 PENDAHULUAN 1
1.1
Latar Belakang
1
1.2 Tujuan
2
1.2
Manfaat
2
2 METODE KERJA 2
2.1 Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapangan 2
2.2 Metode Praktik Kerja Lapangan
4
2.3 Tinjauan Pustaka
4
2.3.1 Pencemaran Udara4
2.3.2 Sumber Pencemaran Udara 4
2.3.3 Unsur Pencemar Udara
4
2.3.4 Karbon Monoksida (CO) 5
2.3.5 Sulfur Dioksida (SO2)
5
2.3.6 Nitrogen Dioksida (NO2) 5
2.3.7 Amonia (NH3)
5
2.3.8 Hidrogen Sulfida (H2S)
6
2.3.8 Total Partikel
6
2.3.9 Opasitas 6
2.3.10 Debu 6
2.3.11 Pengendalian Pencemaran Udara

3 KEADAAN UMUM PT PUPUK KUJANG


3.1 Sejarah
7
3.2 Visi dan Misi Perusahaan 8
3.3 Tata nilai budaya
8
3.4 Kegiatan Produksi 8

3.4.1 Utility Plant


9
3.4.2 Sub Unit Penjernih Air
10
3.4.3 Sub Unit Pembangkit Listrik
10
3.4.5 Sub Unit Pembangkit Uap (Steam) 10
3.4.6 Sub Unit Penyedia Udara Pabrik dan Instrumen
3.4.7 Ammonia Plant 10
3.4.8 Urea Plant
11
3.4.9 Bagging 11

10

3.5 Struktur Organisasi Perusahaan


12
4 PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN EMISI DAN AMBIEN UDARA
DI PT PUPUK KUJANG 13
4.1 Sumber Emisi Pencemaran Udara di PT Pupuk Kujang Cikampek 13
4.1.1 Package Boiler
4.1.2 Primary Reformer
4.1.3 Waste Heat Boiler
4.1.4 Prilling Tower

14
14
15
16

4.2 Hasil Pemantauan udara emisi di PT Pupuk Kujang Cikampek


4.2.1 Nitrogen Dioksida (NO2) 17
4.2.2 Sulfur Dioksida (SO2)
18

16

ii

4.2.3 Amonia (NH3)


4.2.4 Total Partikel
4.2.5 Opasitas 20

19
19

4.3 Hasil Pemantauan Udara Ambien di PT Pupuk Kujang Cikampek 22


4.3.1 Sulfur Dioksida (SO2)
4.3.2 Nitrogen Dioksida (NO2)
4.3.3 Carbon Monoksida (CO)
4.3.4 Ammonia (NH3) 24
4.3.5 Hydrogen Sulfida (H2S)
4.3.6 Debu (TSP)
26

22
23
24
25

4.4 Pengendaliaan Pencemaran Udara di PT Pupuk Kujang Cikampek 26


5 SIMPULAN DAN SARAN
28
5.1 Simpulan
28
5.2 Saran 29
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN 33

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar Tata Letak Pabrik (Plant Lay Out)

Gambar 2Bagan Alir Proses Produksi

Gambar 3 Bagan Alir Proses unit Ammonia

11

Gambar 4 Package Boiler

14

Gambar 5 Primary Reformer

15

Gambar 6 Waste Heat Boiler

15

Gambar 7 Prilling Tower

16

Gambar 8 Grafik hasil pengukuran NO2 (a)Package Boiler(b)Primary


Refomer(c)Waste Heat BoilerTahun 2014-2015
18
Gambar 9 Grafik Hasil pengukuran SO2 Package Boiler Tahun 2014-2015

18

Gambar 10 Grafik Hasil Pengukuran NH3 di Prilling Tower tahun 2014-2015

19

Gambar 11 Garfik Hasil Pengukuran Partikulat Total (a)Prilling Tower


(b)Package Boiler Tahun 2014-2015
20
Gambar 12 Grafik Hasil Pengukuran Opasitas (a)Waste Heat Boiler (b)Prilling
Tower (c)Primary Reformer (d)Package Boiler Tahun 2014-2015
22
Gambar 13 Grafik Hasil Pengukuran Udara ambien SO2 PT Pupuk Kujang
Cikampek 2014-2015
23
Gambar 14 Grafik Hasil Pengukuran Udara ambien NO2 PT Pupuk Kujang

24

iii

Gambar 15 Grafik Hasil Pengukuran Udara Ambien CO PT Pupuk Kujang


Cikampek 2014-2015
24
Gambar 16 Grafik Hasil Pengukuran Udara ambien NH3 PT Pupuk Kujang
Cikampek 2014-2015
25
Gambar 17 Grafik Hasil Pengukuran Udara ambien NH3 PT Pupuk Kujang
Cikampek 2014-2015
26
Gambar 18 Grafik Hasil Pengukuran Udara ambien TSP PT Pupuk Kujang
Cikampek 2014-2015
26

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Lokasi dan Sumber Emisi

13

Tabel 2 Data Fisik Cerobong PT Pupuk Kujang Cikampek

16

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Pupuk Kujang Cikampek

34

Lampiran 2 Baku Mutu Udara Ambien Nasional

35

Lampiran 3 Baku Mutu Tingkat Kebauan

36

Lampiran 4 Baku Mutu Emisi Pabrik Pupuk Urea

37

Lampiran 5 Peta Titik Sampling Emisi PT Pupuk Kujang Cikampek

38

Lampiran 6 Peta Titik Sampling Emisi PT Pupuk Kujang Cikampek

39

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan mutu hidup rakyat. Pertumbuhan laju industri merupakan andalan pemerintah
dalam upaya meningkatkan perekonomian. Pelaksanaan pembangunan industri
harus memperhitungkan dampak penting yang mungkin akan timbul serta harus
mengusahakan meminimalkan dampak negatifnya. Dampak negatif dari kegiatan
perindustrian seperti limbah menimbulkan pemcemaran terhadap lingkungan serta
menurunkan kuliatas hidup. Salah satu pencemaran yang harus dikelola dengan
serius adalah pencemaran yang terbuang ke udara. Pencemaran udara umumnya
bersumber dari kegiatan industri yang menggunakan sistem pembakaran/steam
dan proses pengolahan produk samping.
Udara merupakan hal yang paling penting dalam tatanan kehidupan. Tanpa
adanya udara makhluk hidup takkan bisa hidup. Udara harus tetap dijaga agar
tidak mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan khususnya pencemaran
udara akan memiliki dampak bagi lingkungan serta dapat mengganggu kesehatan
manusia. Pencemaran udara dimulai dengan ada nya emisi. Emisi udara adalah
zat, energi, dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang
masuk dan/atau dimasukannya kedalam udara ambien yang mempunyai dan/atau
tidak mempunyai pontensi sebagai pencemar(PP RI No. 41 Tahun 1999). Udara
ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfer yang berada
dalam wilayah yurisdiksi (PP RI No. 41 Tahun 1999).
Salah satu industri yang menyumbang emisi ke lingkungan adalah industri
pupuk. Peningkatan produksi pertanian di dalam rangka swasembada pangan
menjadikan industri pupuk terus berkembang sejalan dengan program pemerintah
di bidang pertanian. Pada akhirnya industri pupuk berpotensi menyebabkan timbul
nya pencemaran udara, sehingga harus di lakukan pengelolaan dan pemantauan,
agar emisi yang keluar tidak berdampak besar bagi lingkungan.
PT Pupuk Kujang adalah salah satu industri pupuk di Indonesia yang
memasok pupuk untuk kebutuhan di wilayah Jawa Barat. Industri ini juga
mempunyai sumber emisi yang melepaskan pencemaran ke udara, sehingga dalam
aktivitasnya dilakukan kegiatan pengendalian dan pemantauan kualitas udara
emisi dan kualitas udara ambien. Pengukuran emisi sangat diperlukan untuk
mengevaluasi program pengendalian pencemaran udara yang sedang dilakukan,
agar memenuhi persyaratan yang berlaku.
PT Pupuk Kujang Cikampek (Selanjutnya disingkat menjadi PT PKC)
mengacu kepada Undang-undang RI No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Keputusan Mentri Lingkungan Hidup nomor 133
tahun 2004 tentang baku mutu emisi bagi kegiatan industri pupuk,Peraturan
Pemerintah RI Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,
KEP-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran
Udara. Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapang ini, penulis menitik beratkan
pada pengelolaan lingkungan di industri pupuk, khususnya pengeloaan udara
ambien dan emisi di PT Pupuk Kujang.

1.2 Tujuan
Praktik kerja lapang ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari sumber emisi dari kegiatan produksi PT Pupuk Kujang
Cikampek.
2. Menganalisa data hasil pemantauan emisi dan kualitas udara ambien di PT
Pupuk Kujang Cikampek.
3. Mengidentifikasi pengendalian pencemaran udara ambien dan emisi dari
proses produksi di PT Pupuk Kujang Cikampek.
1.2 Manfaat
Pelaksanaan praktik kerja lapang ini diharapkan memberi manfaat bagi:
1. PT Pupuk Kujang
a. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara PT PKC dengan Program Diploma Institut Pertanian Bogor.
b. Perusahaan dapat mengkaji atau meninjau kembali aktifitas Kualitas
Udara jika masukan atau rekomendasi yang diberikan relevan dan
bermanfaat terutama untuk kemajuan perusahaan.
2. Program Diploma IPB
a. Mendekatkan hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan
masyarakat dan dunia kerja agar pendidikan sejalan dengan tuntutan
pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang kualitas udara .
b. Mendapatkan masukan yang bermanfaat dalam pengembangan
kurikulum di Program Diploma Institut Pertanian Bogor, media untuk
menyalurkan lulusan ke dunia kerja.
3. Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman kerja serta kemampuan
profesi melalui penerapan ilmu dan latihan kerja di bidang Kualitas
Udara.
b. Memberikan gambaran nyata penerapan ilmu yang diperoleh selama
kuliah.

2 METODE KERJA
2.1 Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapangan
Kegiatan praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama dua bulan
yakni sejak tanggal 10 Februari 2016 sampai dengan 08 april 2016. Tempat
pelaksanaan Praktik Kerja Lapang yaitu di Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH) bagian Lingkungan Hidup PT PKC Jl. Jend. A. Yani
No. 39 Dawuan, Cikampek, Jawa Barat.Selanjutnya gambar tata letak pabrik
(plant lay out) PT Pupuk Kujang Cikampek dapat dilihat pada Gambar 1.

D
E
F

Gambar 1 Gambar Tata Letak Pabrik (Plant Lay Out)


(Sumber : PT Pupuk Kujang Cikampek 2012)
Keterangan Gambar 1

A = Pos Penjagaan Utam

B = Kantor Fire Safety

C = Kawasan Industri / anak perusahan

D = Puskesmas PT Pupuk Kujang

E = Pabrik Kujang 1A

F = Pabrik Kujang 1B

G = Kantor Pusat PT Pupuk Kujang

H = Kawasan Perumahan PT Pupuk Kujang


I = Lapangan Golf

2.2 Metode Praktik Kerja Lapangan


Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangini menggunakan metode observasi
lapang, wawancara, pengumpulan data sekunder, studi pustaka. Teknik
pengumpulan dan analisis data yang digunakan, yaitu :
1. Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
pengamatan secara langsung disertai dengan praktik pada PT PKC
2. Wawancara yaitu metode pengambilan data primer secara lisan.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dan klarifikasi atas
permasalahan-permasalahan teknis yang terjadi di lapangan dengan
menanyakan langsung kepada pihak yang terkait.
3. Pengumpulan data sekunder yaitu metode pengumpulan data dari
perusahaan terkait yang berhubungan dengan aspek yang sedang dikaji
sebagai data penunjang dalam pembahasan laporan PKL.
4. Studi pustaka yaitu metode pengumplan data dengan mencari referensi dan
literatur yang terkait dengan kegiatan yang akan menjadi data pelengkap
dan pembanding dengan data yang ada.
2.3 Tinjauan Pustaka
2.3.1 Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing
di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah
tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat
menggangu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi maka udara
dikatakan telah tercemar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara
adalah masuknya zat, energy dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kigiatan manusia sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan udara ambien tidak memenuhi fungsinya.
2.3.2 Sumber Pencemaran Udara
Menurut Soedomo (2003), sumber pencemar udara dapat berupa :
1.
Kegiatan yang bersifat alami, Seperti letusan
gunung berapi, kebakaran hutan, debu meteorit, dan lain sebagainya.
Bahan pencemar yang dihasilkan umumnya adalah asap, gas-gas, debu.
2.
Kegiatan antropogenik (aktivitas manusia), seperti
aktivitas transportasi, industri, dari persampahan, pembangkit listrik, serta
kegiatan rumah tangga. Pencemaran udara akibat aktivitas manusia, secara
kuantitatif sering lebih besar.

2.3.3 Unsur Pencemar Udara


Secara kimiawi dapat dilihat banyaknya macam bahan pencemar, namun
biasanya yang menjadi perhatian adalah pencemar utama (major air pollutans),
yaitu golongan oksida karbon (CO, CO2), oksida belerang (SO2, SO3), oksida
nitrogen (N2O, NO, NO3), partikel (asap, debu, asbestos, metal), senyawa
inorganik (asbestos, HF, H2S, NH3, H2SO4, HNO3), Hidrokarbon (CH4, C4H10),
energi panas (suhu), dan kebisingan (Soedomo 2003).
2.3.4 Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah gas yang tidak bewarna dan tidak berbau,
dihasilkan oleh segala proses pembakaran yang tidak sempuran dari bahan-bahan
yang mengandung karbon atau oleh pembakaran dibawah tekanan dan suhu tinggi
seperti yang terjadi di dalam mesin (internal combustion engine). Karbon
monoksida 80% nya diduga berasal dari asap kendaraan bermotor. Karbon
monoksida merupakan pencemaran udara yang paling besar dan umum dijumpai.
Semua aktivitas yang melibatkan pembakaran bahan-bahan organik merupakan
sumber karbon monoksida (Soedomo 2003).
2.3.5 Sulfur Dioksida (SO2)
Sulufur dioksida (SO2) adalah gas yang bersifat asam dan korosif, tidak
bewarna dan bau menyengat. Sulfur atau belerang terdapat pada bahan bakar fosil,
yaitu batu bara, minyak dan gas. Yang paling banyak mengandung belerang
adalah batu bara. Ketika bahan tersebut dibakar maka terjadi pencemaran SO 2.
SO2 berdampak buruk pada kesehatan yaitu pada mata dan selaput lendir saluran
pernafasan atas, sulfur bereaksi dengan air membentuk asam yang sangat
membuat iritasi. Pada konsentrasi rendah SO2 menyebabkan kejang temprorer
otot-otot polos pada bronchioli. Pada konsentrasi yang lebih tinggi terjadi
produksi lendir pada saluran pernafasan atas dan jika konsentrasi meningkat lagi
akan terjadi peradangan hebat pada selaput lendir (Slamet 2004).
2.3.6 Nitrogen Dioksida (NO2)
Nitrogen monoksida (NO) dan Nitrogen dioksida (NO2) secara alami
merupakan penyusun udara dan pada konsentrasi rendah tidak berbahaya. Namun
pada konsentrasi tinggi NOx dapat mematikan. NO dapat bergabung dengan
Hemoglobin sehingga menghambat penyerapan oksigen. NO2 adalah gas yang
bewarna coklat kemerahan dengan bau menyengat. Gas ini jauh lebih beracun dari
pada NO. Orang yang terpapar udara tercemar dengan konsentrasi NO 2 50 sampai
100 ppm selama beberapa menit dapat terkena radang paru-paru. Konsentrasi 150
sampai 200 ppm dapat menyebabkan pemampatan bronchioli dan menyebabkan
kematian pada manusia dalam waktu 3 sampai 5 minggu. Konsentrasi di atas 500
ppm dapat menyebabkan kematian dalam 2 sampai 10 hari (Slamet 2004).
2.3.7 Amonia (NH3)
Amonia adalah gas tak berwarna,baunya menusuk,terdiri atas unsur nitrogen
dan hidrogen (NH3),mudah sekali larut dalam air,bahaya bagi kesehatan karena
bisa berakibat kematian. Pada umumnya amonia tidak mudah terbakar, tetapi
apabila campuran udara dan amonia dalam ruangan 13-27% maka akan meledak
dan terbakar. Amonia dapat terbakar pada daerah mudah terbakar yaitu 16-25 %

suhu kamar yaitu 651 oC. Amonia juga dapat menjadi korosif apabila terkena
tembaga dan timah. Selain itu amonia 0,2% sampai dengan 0,3% dari volume
ruangan menyebabkan kematian. Dampak ammonia terhadap kesehatan dapat
digolongkan menjadi efek jangka pendek dan jangka panjang. Efek jangka pendek
yaitu iritasi terhadap saluran pernafasan, hidung, tenggorokan dan mata terjadi
pada 400-700 ppm. Sedangkan pada 5000 ppm dapat menimbulkan kematian.
Kontak dengan mata dapat menimbulkan iritasi hingga kebutaan total. Kontak
dengan kulit dapat menyebabkan luka bakar. Efek jangka panjang yaitu
menghirup uap asam dalam jangka panjang mengakibatkan iritasi pada hidung,
tenggorokan, dan paru-paru (Slamet 2004).
2.3.8 Hidrogen Sulfida (H2S)
Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah
terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas
biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan oksigen (aktivitas
anaerobik), seperti dirawa dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul
pada gas yang timbul dari aktivitas gunungberapi dan gas alam (Hermayani
2010).
2.3.8 Total Partikel
Pada area pabrik dan pembangkit listrik sering terdapat polutan yang disebut
partikulat yaitu partikel-partikel yang sangat kecil, cair atau padat seperti debu,
asap, jelaga, kabut (fog), dan fumes. Debu merupakan zat padat berukuran 0.1
sampai 25 mikron, sedangkan asap adalah karbon berukuran kurang dari 0.1
mikron yang merupakan hasil dari pembakaran tidak sempurna. Jelagat juga
merupakan hasil dari pembakaran tidak sempurna (Slamet 2004).
Partikulat dapat mengandung berbagai macam bahan kimia. Partikel ini
membuat iritasi saluran pernafasan, memicu asma, penyakit paru-paru dan hati.
Banyak dari partikulat yang bersifat karsinogen yaitu menyebabkan kanker. Zatzat beracun dan logam-logam dapat terikat dalam partikulat dan sering terhisap
masuk ke dalam paru-paru (Chiras and Reganold 2005).
2.3.9 Opasitas
Opasitas dapat diartikan sebagai jumlah cahaya yang dikaburkan oleh polusi
partikulat di udara atau atmosfer. Berdasarkan pengertiannya opasitas merupakan
tingkat ketidak tembusan cahaya berasal dari gas buang pada sumber emisi.
Opasitas terkait dengan degradasi visibilitas yang disebabkan oleh hamburan dan
penyerapan cahaya dengan partikel dan gas di atmosfer.
2.3.10 Debu
merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan
anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari <
1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron. Secara alamiah partikulat debu
dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari
muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna juga dapat
menimbulkan debu.

2.3.11 Pengendalian Pencemaran Udara


Pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dari usaha dan/atau
kegiatan sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, dan
sumber bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya pengendalian sumber
emisi dan/atau sumber gangguan yang bertujuan untuk mencegah turunnya mutu
udara ambien (PP RI No. 41 tahun 1999).

3 KEADAAN UMUM PT PUPUK KUJANG


3.1 Sejarah
Pada tahun enam puluhan, pemerintah mencanangkan program produksi
pertanian di dalam usaha swasembada pangan. Demi suksesnya program
pemerintah ini, maka kebutuhan akan pupuk mutlak harus dipenuhi mengingat
produksi PUSRI waktu itu tidak mencukupi. Menyusul ditemukannya sumber gas
alam di bagian utara Jawa Barat, muncul gagasan untuk membangun pabrik urea
di Jawa Barat.
PT Pupuk Kujang didirikan pada tanggal 9 Juni 1975 dengan dana US$ 260 juta
merupakan pinjaman dari Pemerintah Iran sebesar US$ 200 juta, serta Penyertaan
Modal Pemerintah (PMP) Indonesia sebesar US$ 60 juta. Pinjaman kepada
Pemerintah Iran telah dilunasi tahun 1989. Pembangunan pabrik Pupuk Kujang
pertama yang kemudian diberi nama Pabrik Kujang 1A dengan kapasitas produksi
570 000 ton/tahun urea dan 330 000 ton/tahun amoniak. Pembangunannya
dilaksanakan oleh kontrakutama Kellogg Overseas Corporation (USA) dan Toyo
Engineering Corporation (Japan). Pembangunan Pabrik Kujang 1A ini berhasil
dibangun selama 36 bulan dan dapat diselesaikan 3 bulan lebih awal dari jadwal
yang telah ditentukan yang kemudian diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia yaitu Soeharto pada tanggal 12 Desember 1978.PTPKC merupakan
anak perusahaan dari BUMN Pupuk di Indonesia yaitu PT Pupuk Indonesia
(Persero).
Pada tanggal 1 April 1979 PT Pupuk Kujang mulai beroperasi secara
komersial. Pada tahun 2002 dibangunlah Pabrik Kujang 1B yang merupakan
kelanjutan program pemerintah dalam pemulihan ekonomi jangka menengah dan
jangka panjang. Pelaksanaan peresmian tiang pancang pertama oleh Presiden RI,
Megawati Soekarno Putri pada 3 Juli 2002. Kontraktor utama pembangunan
Pabrik Kujang 1B adalah Toyo Engineering Corporation (TEC) Jepang dan Sub
Kontraktor dalam negeri Joint Operation antara PT Rekayasa Industri dengan PT
IKPT. Pada tanggal 3 April 2006, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
meresmikan pembukaan pabrik. Dengan mulai beroperasinya pabrik Kujang 1B,
maka kapasitas Pabrik PT Pupuk Kujang menjadi 1 140 000ton/tahun.
Sesuai dengan arahan dari Surat Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian Kementerian Pertanian No. 712/SR.130/B.5/8/2011 tanggal 23 Agustus
2011 perihal Pewarnaan pupuk Urea Bersubsidi, per tanggal 1 Januari 2012 warna
pupuk urea bersubsidi keluaran PT PKC menjadi berwarna merah jambu.
Tujuannya agar pengawasan pupuk tersebut bisa lebih mudah. Pewarna pupuk
yang digunakan dalam proses ini menggunakan bahan-bahan food edible grade
atau aman untuk dikonsumsi, tidak beracun bagi tanaman, tidak mengubah
kandungan zat hara yang ada pada pupuk, serta sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI).

Bahan baku utama dalam pembuatan pupuk urea adalah gas bumi, air dan
udara. Ketiga bahan baku tersebut diolah, sehingga menghasilkan amoniak dan
akhirnya menjadi pupuk urea. Penyediaan gas bumi berasal dari PTPertamina EP
dan PT Pertamina HE ONWJ yang diambil dari sumber gas lepas pantai laut
Jawa, sedangkan air baku berasal dari Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, Purwakarta.
Posisi strategis Perusahaan yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan berdekatan
dengan Ibu Kota DKI Jakarta menjadi salah satu tantangan tersendiri, mengingat
Jawa Barat sebagai lumbung padi nasional harus ditunjang dengan pasokan pupuk
yang memadai sehingga ketahanan pangan nasional dapat terjamin.
Kegiatan-kegiatan yang dijalankan PT PKC adalah produksi, pemasaran,
pengembangan, pelayanan industri dan pembinaan wilayah. PT Pupuk Kujang
melalui Departemen K3LH melakukan pemeriksaan, evaluasi dan pelaporan
pengelolaan lingkungan secara rutin dengan tujuan untuk memastikan operasional
pabrik memenuhi standar kriteria yang berlaku. Selain dilakukan oleh pihak
internal Perusahaan, pelaksanaan aktivitas pemantauan lingkungan juga dilakukan
pihak independen, yaitu laboratorium yang terakreditasi PT Unilab. Obyek
pemantauan meliputi kondisi lingkungan di sekitar wilayah kerja Perusahaan,
dengan titik pantau di sejumlah lokasi salah satunya yaitu dengan pemantauan
kualitas udara ambien dan emisi.
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
PT Pupuk Kujang Cikampek memiliki visi yaitu menjadi perusahaan di
bidang industri pupuk dan industri kimia yang unggul dan terpercaya. Misi yaitu
memberikan kontribusi kepada pembangunan/ pertumbuhan ekonomi nasional
dan kemakmuran serta kesejahtraan masyarakat melalui pengembangan industri
pendukung pertanian dan industri kimia berbasis sumber daya alam yang ramah
lingkungan dengan melaksanakan etika bisnis secara konsiten.

3.3 Tata nilai budaya


PT Pupuk Kujang cikampek memiliki tata nilai budaya yang dikenal dengan
sebutan S-I-A-P yang artinya S (Selamat), I (Integritas), A (Adaptif), dan P
(Pelanggan). Selamat yang dimaksud adalah mengutamakan keselamtan dan
kesehatan kerja serta memperdulikan lingkungan dan menggunakan sumber daya
perushaan yang terbatas dengan efektif dan efisien. Integritas yang dimaksud
adalah melakukan pekerjaan dengan jujur, benar, dan tepat, serta memenuhi
komitmen atau perjanjian kepada pelanggan dan menghargai orang berprestasi.
Adaptif yang dimaksud adalah mendayagunakan inovasi dan kreatifitas karyawan,
mengantisipasi perubahan dalam lingkungan usaha secara terus-menerus,
memperbaiki cara kerja, dan menggunakan sumberdaya dari luar untuk mecapai
tujuan. Pelanggan yang dimaksud adalah memperoleh kepercayaan pelanggan dan
membangun aliansi strategis dengan organisasi lain.

3.4 Kegiatan Produksi


PT Pupuk kujang untuk memproduksi pupuk urea terdiri atas pabrik utility,
pabrik amonia, pabrik urea, dan pengantogan.Pupuk urea merupakan pupuk yang
dibuat dari gas ammonia dan gas karbondioksida. Peninjauan proses produksi
pembuatan pupuk urea tidak dapat dipisahkan dari proses penyediaan bahan
bakunya. Bahan baku utama dalam proses produksi urea adalah gas alam, air, dan
Udara. Ketiga bahan baku tersebut diolah untuk menghasilkan Nitrogen (N 2),
Hidrogen (H2), dan Karbondioksida (CO2).
Pabrik pupuk ini terdiri dari unit ammonia dan unit urea. Ammonia
diproduksi dalam pabrik Ammonia yang merupakan hasil reaksi gas Nitrogen dan
Hidrogen. Tahap selanjutnya Ammonia dan Karbondioksida diproses lebih lanjut
di unit Urea utuk memperoleh urea butiran dengan diameter 1-2 mm. proses
pembuatan urea di PT Pupuk Kujang Cikampek menggunakan teknologi Mitsu
Toatsu Total Recycle C-Improved dari Toyo Engineering Corporation Jepang.
Pabrik Ammonia Kujang 1B Menggunakan Teknologi Reduced Energy Ammonia
Process yang lisensinya dimiliki oleh Kellog brown & Root, Inc (KBR).
Pembuatan urea di kujang 1B menggunakan proses ACES 21 dari Toyo
Engineering Corporation Jepang (PT Pupuk Kujang Cikampek 2012).
Skema produksi PT PKC dapat yaitu pertama air yang berasal dari proses
pengolahan air dari unit utilitas dimanfaatkan untuk fire water, cooling water,
demineralized water, dan portable water. Air yang telah melalui proses
demineralisasi digunakan sebagai pembangkit uap pada Steam generator. Unit
ammonia membutuhkan gas hidrogen, nitrogen, dan air untuk memproduksi
ammonia cair. Gas nitrogen berasal dari udara ambien, sedangkan gas hidrogen
dihasilkan dari Steam reforming gas alam. Gas CO2 berasal dari proses pemurnian
gas sintesa. Ammonia cair dan karbon dioksida ini akan dikirim ke unit urea untuk
direkasikan menjadi pupuk urea. Urea prill yang dihasilkan dari unit urea dalam
kantong berukuran 50 kg. Gambar 2 menunjukan bagan alir proses produksi di PT
PKC.
PABRIK AMMONIA

PABRIK UTILITY

Steam, power listrik, NG,


Water Demin, N2

Amoniak, CO2, CO,


Hidrogen

Amoniak ( PT MNK ),
Hidrogen ( PT PIP ),
CO ( PT Sintas )

PABRIK
PENGANTONGAN

PABRIK UREA

Urea dalam karung


plastik 50 kg

Urea Curah
Bahan Baku
Lainnya

PABRIK NPK

Gambar 2Bagan Alir Proses Produksi


Sumber : PT Pupuk Kujang Cikampek (2012)

Urea Bag

NPK BAG

10

3.4.1 Utility Plant


Pabrik utility berfungsi untuk memproduksi bahan-bahan pembantu (utilitas)
untuk memenuhi kebutuhan pabrik amonia dan pabrik urea serta lokasi lainnya.
Proses produksi di pabrik ini antara lain adalah penjerniah dan pengolahan air,
pembangkit dan distribusi listrik, pembangkit uap (steam), penyedian udara pabrik
(Plant air) dan udara instrument (Instrument air).
3.4.2 Sub Unit Penjernih Air
Merupakan sub unit mengolah air untuk kepentingan air bersih untuk boiler,
steam, air untuk keperluan pemadam kebakaran, dan juga untuk kepentingan air
minum.
3.4.3 Sub Unit Pembangkit Listrik
Sub unit menyediakan seluruh kebutuhan listrik di area pabrik dan perumahan.
Pembangkit listrik yang tersedia dikujang 1A terdiri dari satu unit Gas Turbin
Generator Hitachi (Lisensi dari LG) dengan kapasitas 13,8 KV 15 MW, tiga unit
diesel standby Generator dengan daya masing-masing 750 KW dan satu unit
Diesel Emergency Generator dengan kapasitas 375 KW. Sedangkan unit
pembangkit listrik dikujang 1B terdiri dari satu unit gas turbin generator dengan
kapasitas 1300 KW.
3.4.5 Sub Unit Pembangkit Uap (Steam)
Unit pembangkit uap di kujang 1A terdiri dari satu unit waste heat boiler
dengan kapasitas 97 ton/jam dan dua unit Package Boiler dengan kapasitas 100
ton/jam/unit. Sedangkan unit embangkit uap di kujang 1B terdiri dari 1 unit Waste
Heat Boiler dengan kapasitas 30 ton/jam dan satu unit Package Boiler dengan
kapasitas 100 ton/jam.
3.4.6 Sub Unit Penyedia Udara Pabrik dan Instrumen
Sub unit ini menghasilkan nitrogen dalam bentuk cair dan gas dengan
kapasitas 260 Nm3/jam dan oksigen dalam bentuk gas.
3.4.7 Ammonia Plant
Unit produksi ammonia merupakan unit yang berfungsi untuk mengolah gas
alam menjadi ammonia (NH3) dan karbondioksida (CO2) yang selanjutnya akan
digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan urea. Pada unit produksi
ammonia, selain dihasilkan ammonia dan karbondioksida, dihasilkan pula
hidrogen.
Pabrik ammonia disusun oleh Toyo Engineering Corporation. Pabrik ini
menggunakan proses yang hemat energi dengan lisensi proses ammonia Kellog
Brown & Root Inc. (KBR). Kapasitas desain produksi ammonia ini adalah 1000
metric ton/hari. Sebagai umpan bahan baku pabrik ini adalah gas alam dan metana
dari gas alam tersebut 88%. Produk ammonia dikirim berupa cairan ammonia
panas ke pabrik urea, atau sebagai cairan urea dingin ke tangki penampungan.
Pabrik ini juga mengirim karbondioksida dan hidrogen ke tank perusahaan.
Bagian amonia terbagi dalam 5 unit, yaitu unit pemurniaan gas alam, unit
pembuatan gas sintesa, unit pemurniaan gas sintesa, unit sintesa ammonia, dan

11

unit pemurnian serta refrigerasi ammonia. Gambar 3 menunjukan bagan alir


proses unit urea di PT PKC.

Gambar 3 Bagan Alir Proses unit Ammonia


(Sumber : PT Pupuk Kujang Cikampek 2012)
3.4.8 Urea Plant
Urea adalah senyawa organik yang banyak digunakan sebagai pupuk
terutama untuk tanaman jenis padi-padian yang memerlukan kadar nitrogen
tinggi. Urea pertama kali dibuat oleh Woehler pada tahun 1828 dengan memanasi
AmmoniumCynate (NH4CNO) untuk diubah menjadi urea (NH2CONH2). Pada
1870, Bassarow memproduksi urea dengan dehidrasi Ammonium Carbamate yang
merupakan dasar semua proses komersial. Saat ini, semua proses komersial
didasarkan pada reaksi Ammonia dan Karbondioksida untuk membentuk
Ammonium Carbamate kemudian diikuti dengan dehidarasi menjadi urea (PT
Pupuk Kujang Cikampek 2012)
Unit produksi urea merupakan unit yang berfungsi untuk memproduksi urea
dengan cara mereaksikan ammonia cair dan CO 2 yang berasal dari unit ammonia
dalam reactor urea yang akan menghasilkan urea, ammonium karbamat, biuret, air
dan excess ammonia. Urea tersebut dipisahkan dari produk lainnya dengan cara
pemanasan. Pabrik Pupuk Kujang 1B menggunakan teknologi ACES ( Advanced
Cost and Energy Saving ) 21 prosesnya untuk pembuatan urea yang dibagi
menjadi 6 seksi :
1. Seksi Sintesa
2. Seksi Purifikasi
3. Seksi Recovery
4. Seksi kristalisasi dan Pembutiran

12

3.4.9 Bagging
Unit penggantongan (bagging) merupakan unit terakhir dari seluruh
rangkain proses pembuatan urea. Unit penggantongan berfungsi untuk mengemas
urea ke dalam kemasan karung plastik dengan beberapa ukuran, kemudian
mengangkut ke prasarana transportasi yang tersedia untuk didistribusikan ke
konsumen (pasar), dan mengatur penyipanan urea yang belum terjual di dalam
gudang penyimpanan (storage) yang berkapasitas 40000 ton.
Sistem pengolahan urea di unit pengantongan dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu:
a.

Sistem Pengolahan Urea Curah (Bulk handling System )


Urea curah dari Priling tower dikirim ke unit pengantongan melalui belt
conveyor toyo, lalu ditransfer ke belt conveyor yang disebut surge hopper. Bin
storage juga dilengkapi dengan high level dan low level switch yang menunjukan
kondisi bin penuh atau kosong. Ada 10 buah bin storage dalam unit ini, tetapi
dalam kondisi normal hanya empat yang beroprasi. Kapasitas tiap bin adalah 80
ton.
b.

Sistem Pengantongan Urea (Bagging System)


Pada bagian bawah bin storage terdapat mesin yang diatur untuk
menimbang dengan kapasitas 50 kg. Untuk membuat urea curah ke dalam
kantong, operator hanya memasang kantong pada bagian bawah weighting
machine, kemudian menginjak pedal yang disebut foot pedal switch untuk
mencurahkan urea. Bila urea dengan takaran yang diinginkan telah tercurah
seluruhnya, maka kantong akan terlepas secara otomatis dan dibawa oleh belt
conveyor menuju bagian penjahitan
Pada kondisi normal kapasitas mesin jahit adalah 12 bag/menit/mesin.
Sesuai dengan bin storage yang beroperasi, maka jalur penjahit ini 4 buah. Untuk
control mutu, setiap 20 bag diambil 1 sampel untuk ditimbang ulang dan diteliti
jahitannya. Bila hasilnya kurang baik, maka mesin penimbang diset ulang dan
mesin jahit diperbaiki atau diperlambat kapasitas jahitnya.
c.

Sistem Pengolahan Urea Kantong ( Bag Handling System )


Urea yang telah dikemas dalam karung plastik dan dijahit agar kuat akan
dibawa ke sarana angkutan atau gudang penyimpanan dengan belt conveyor.
Sarana alat angkut yang tersedia adalah truk. Untuk truk, digunakan short
conveyor sebanyak 4 buah dengan kapasitas normal rata-rata 1920
bag/jam/conveyor.
Urea kantong yang tidak termuat dalam truk disimpan dalam gudang.
Sistem penyimpanan yang digunakan adalah sistem pindang, agar kapsitas
penyimpanan dapat maksimum dan pengambilan nya mudah. Kapasitas
penyimpanan di gudang ini adalah 25 000 ton urea bagged.
3.5 Struktur Organisasi Perusahaan
PT Pupuk Kujang merupakan Badan Usaha Milik Negara Usaha Milik
Negara (BUMN) yang struktur organisasi bedarsarkan Surat Keputusan Direksi

13

No. 005/SK/DU/III/2016 terdapat tiga unsur utama, yaitu unsur pimpinan, unsur
pembantu pimpinan, dan unsur pengawas, seperti yang berada pada lampiran 1.
1. Unsur Pimpinan
Unsur Pimpinan adalah para direktur yang termasuk dalam dewan
direksi sebagai berikut :
a. Direktur Utama
b. Direktur Produksi
c. Direktur Teknik dan Pengembangan
d. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
e. Direktur Komersil
Dewan direksi ini bertanggung jawab kepada dewan komisaris yang
mewakili pemerintah sebagai pemegang saham melalui departemen
pertanian, departemen perindustrian, departemen keuangan, dan
kementrian Negara BUMN.
2. Unsur Pembantu Pimpinan
Unsur pembantu pimpinan yang dimaksud adalah para kepala
kompartemen. Para kepala kompatermen ini bertanggung jawab kepada
para direktur. Beberapa kompatermen tersebut diantaranya :
a. Kompartemen Produksi.
b. Kompatermen Pemeliharaan.
c. Kompatermen Teknik dan Pengembangan.
d. Kompartemen Pengadaan & Material
e. Kompatermen Sumberdaya Manusia dan Umum.
f. Kompatermen Administrasi Keuangan.
g. Kompatermen Pemasaran& Penjualan.
Para kepala kompatermen tersebut akan membawahi beberapa departemen
3. Unsur Pengawas
Unsur Pengawas pada perusahaan ini adalah satuan pengawas
internal yang lansung berada di bawah komando direktur utama. Fungsi
pengawasan internal di PT Pupuk Kujang ialah membantu tugas direksi
untuk memantau seluruh kegiatan perusahaan dan memastikan bahwa
sistem pengendalian menajemen telah berjalan dengan baik.

4 PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN EMISI DAN AMBIEN


UDARA DI PT PUPUK KUJANG
4.1 Sumber Emisi Pencemaran Udara di PT Pupuk Kujang Cikampek
PT Pupuk Kujang Cikampek memiliki sembilan titik sumber emisi pantau.
Titik sumber emisi pantau ditunjukan pada Table 1.
Tabel 1 Lokasi dan Sumber Emisi
NO
1
2
3

SUMBER EMISI

KODE

Package Boiler 2007 U


Package Boiler 2007 UA
Waste Heat Boiler

A
B
C

KAPASITAS
SUMBER EMISI
102 ton/jam
102 ton/jam
90 ton/jam

BAHAN
BAKAR
Gas Alam
Gas Alam
Gas Alam

LOKASI
Pabrik Utilitas K1A
Pabrik Utiitas K1A
Pabrik Utilitas K1A

14

Lanjutan Tabel 1 Lokasi dan Sumber Emisi


4
5

Primary Reformer 101-B


Prilling Tower 1A

D
E

Package Boiler B-BF


4104
Waste Heat Boiler B-BF
4002
Primary Reformer A 101B
Prilling Tower 1B

7
8
9

Gas Alam
Tidak ada

Pabrik Ammonia K1A


Pabrik Urea K1A

1000 ton/hari NH3


1725 ton/hari
UREA
100 ton/jam

Gas Alam

Pabrik Utilitas K1B

30 ton/jam

Gas Alam

Pabrik Utilitas K1B

1000 ton/hari NH3

Gas Alam

Pabrik Ammonia K1B

1725 ton/hari
UREA

TIdak ada

Pabrik Urea K1B

Keempat unit tersebut dapat menimbulkan pencemaran serta berdampak


penting. Packgae Boiler, Primary Reformer, dan Waste Heat Boiler menimbulkan
dampak pencemaran yang terjadi dari hasil sisa pembakaran menggunakan bahan
bakar gas alam (Natural Gas) dan satu unit Prilling Tower yang menimbulkan
dampak pencemaran dari proses pendinginan Molten Urea yang berupa partikel
dan ammonia (NH3). Parameter yang diukur pada Package Boiler adalah SO2,
NO2, partikel total, dan opasitas. Primary Reformer yaitu NO2 dan Opasitas. Waste
Heat Boiler yaitu NO2 dan Opasitas. Prilling Tower yaitu NH3 dan Total Partikel.
4.1.1 Package Boiler
Gambar 4 Package Boiler
Sumber : PT Pupuk Kujang Cikampek (2016)
Package Boiler adalah
unit

yang berada di Service Unit (Utility). Package Boiler memproduksi steam dengan
tekanan menengah (Medium Steam) dengan kapasitas 100 ton/jam. Boiler adalah
sistem bertekanan dimana air diuapkan menjadi steam dengan menggunakan
panas dari bahan bakar tertentu. Steam yang dihasilkan dapat digunakan untuk
pemanas, penggerak dengan merubah energi termal menjadi energi mekanik yang
selanjutnya dapat diubah menjadi listrik. Proses Package Boiler dalam pabrik
Kujang 1B termasuk kedalam proses yang ramah lingkungan, karena proses
oksigen sisanya sudah diproses secara auto (2-3% keadaan operasi).

4.1.2 Primary Reformer


Primary Reformer adalah unit yang berada di dalam pabrik Ammonia Plant
yang berfungsi sebagai pemanas tabung-tabung katalis yang sedang menjalani
proses prubahan dari Carbon Monoksida menjadi Carbon Dioksida dan

15

Hydrogen. Primary Reformer menggunakan bahan bakar gas alam (Natural Gas)
untuk memanaskan tabung-tabung katalis dengan temperatur oprasi 10570C. Hasil
pembakaran sisa dari proses Primary Reformer digunakan kembali untuk
memanaskan koil-koil. Pada tahap ini sisa gas akan ditambahkan dengan udara
dan gas alam agar temperatur pembakaran kembali meningkat dan setelah itu sisa
panas dari pemanasan ditarik oleh Air Compressor kemudian dialirkan keluar
cerobong dengan suhu 140oC.
Gambar 5 Primary Reformer
Sumber : PT Pupuk Kujang Cikampek

(2016)

4.1.3

Waste Heat
Boiler
Gambar 6
Waste Heat
Boiler
(Sumber : PT Pupuk Kujang Cikampek (2016)
Waste Heat Boiler adalah unit yang berada di Service Unit (Utility). Waste
Heat Boiler memproduksi steam tekanan menengah (Medium Steam) dengan
memanfaatkan gas panas buangan GTG G-GI 7001, dengan kapasitas 30 ton/jam.
Waste Heat Boiler adalah salah satu tipe boiler yang pada proses pembakarannya
menggunakan sisa pembakaran dari proses Exhaust Gas Turbine Generator
(GTG) selain pembakaran tambahan dengan bahan bakar gas alam. Waste Heat
Boiler juga dilengkapi dengan Bypass Dumper yang berfungsi sebagai penyalur
gas panas sisa GTG solar titan 130 dan Duct Burner System (DBS) yang berfungsi
sebagai pembakaran tambahan yang dipergunakan untuk menaikan derajat
pembakaran, selain itu Waste Heat Boiler dilengkapi dengan Distribution
Gradeyang terletak sebelum DBS yang berfungsi untuk mencegah terjadinya efek
turbelensi dari aliran Exhaust GTG
4.1.4 Prilling Tower
Gambar 7 Prilling Tower
Sumber : PT Pupuk
Prilling
merupakan
suatu

Tower

Kujang Cikampek (2016)

16

metode pengering dengan cara menghamburkan cairan yang akan dikeringkan


untuk diubah menjadi butiran (Prill). Udara pendingin berkontak langsung dengan
larutan yang akan dikeringkan secara berlawan arah. Dalam proses pembuatan
urea, Prilling Tower merupakan unit terkahir. Tahap ini Molten Urea diubah
menjadi butir-butir urea dengan ukuran produk maksimal 18 mesh. Desain
Prilling Tower memiliki tinggi 80 meter dan diameter 14,5 meter. Udara yang
mengandung debu urea dari Prilling Tower diolah di sistem Dust Recovery yang
terletak di Top Prilling Tower untuk pengaturan polusi. Spray Nozzel dan Package
bed dipasang untuk scrubbing udara. Sisa debu-debu urea keluar ke amotsfer
melewati Induced Fan For Prilling Tower setelah uap air dari Scrubbing
dikurangioleh Demister For Prilling Tower, Circulation Pump for Dust Recovery
digunakan untuk mensirkulasikan larutan urea dari Dust Chamber. Oleh sebab itu,
pabrik PT PKC sangat menjaga sisa pembuangan proses produksi agar tidak
mencemari lingkungan pemukiman maupun udara ambien.
Data fisik cerobong PT PKC ditunjukan pada Tabel 2.

Tabel 2 Data Fisik Cerobong PT Pupuk Kujang Cikampek


N
O

SUMBER EMISI

TINGGI
CEROBONG
(m)

DIAMETER

1
2
3

Package Boiler 2007 U


Package Boiler 2007 UA
Waste Heat Boiler

15,24
15,24
19,812

1,829
1,829
2,4384

KETINGGIAN
LUBANG
SAMPLING
(m)
9
9
15

4
5

Primary Reformer 101-B


Prilling Tower 1A

31,826
66

3,216
14,5

18,5
1

Lanjutan Tabel 2 Data Fisik Cerobong PT Pupuk Kujang Cikampek


6
7
8
9

Package Boiler B-BF 4104


Waste Heat Boiler B-BF 4002
Primary Reformer A 101-B
Prilling Tower 1B

20
19,75
31,826
79,7

2,05
2,134
3,2
14,5

5,5
9,9
2
1

4.2 Hasil Pemantauan udara emisi di PT Pupuk Kujang Cikampek


Pengukuran udara emisi pihak eksternal dilakukan oleh PT Unilab Perdana
sebagai Laboratorium Lingkungan Hidup yang telah terakreditasi oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN). Pengukuran dilakukan sebanyak empat kali dalam
setahun dengan frekuensi per-triwulan dan pelaporan hasil sampling dilakukan
selama per-semester berdasarkan laporan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RPL). Berdasarkan 9 sumber emisi yang telah disebutkan sebelumnya,
maka ditentukan titik pantau yang diukur. Peraturan yang digunakan sebagai Nilai
Ambang Batas (NAB) kualitas udara emisi adalah KepMenLH No. 133 tahun
2004 mengenai Baku Mutu Emisi bagi kegiatan industri pupuk, dapat dilihat pada
Lampiran 4. Lokasi pemantauan udara emisi dapat dilihat pada lampiran 5
berdasarkan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) yang didalam nya ditentukan berdasarkan pada
lokasi proses dan situasi di lapangan sebagai hasil modifikasi proses produksi.
4.2.1 Nitrogen Dioksida (NO2)

17

Hasil pengukuran kadar Nitrogen Dioksida (NO2) PT Pupuk Kujang


Cikampek. Ditunjukan pada Gambar 8.

(a)

(b)

(c)

Gambar 8 Grafik hasil pengukuran NO2 (a)Package Boiler(b)Primary


Refomer(c)Waste Heat BoilerTahun 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun menunjukkan data
bahwa kadar NO2 dari setiap unitbersifat fluktuatif. Nilai tertinggi gas NO2 untuk
unit Package boiler adalah 267 mg/Nm3 dan nilai terendah pada unit Package
Boiler adalah 125 mg/Nm3. Nilai gas NO2 tertinggi untuk unit Primary Reformer

18

dengan nilai 613 mg/Nm3 dan nilai terendah pada unit Primary Reformer dengan
nilai 1 mg/Nm3. Nilai tertinggi gas NO2 pada unit Waste Heat Boiler adalah 124
mg/Nm3 dan nilai terendah pada unit Waste Heat Boiler adalah 40 mg/Nm3.
Berdasarkan data diatas, nilai kandungan NO2 pada seluruh unit di udara tidak ada
yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 dan masih aman untuk untuk masyarakat
sekitar.
4.2.2 Sulfur Dioksida (SO2)
Hasil pengukuran kadar Sulfur Dioksida (SO2) PT Pupuk Kujang
Cikampek. Ditunjukan pada Gambar 9.

Gambar 9 Grafik Hasil pengukuran SO2 Package Boiler Tahun 2014-2015


(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun menunjukkan data
bahwa kadar SO2 bersifat fluktuatif. Nilai tertinggi gas SO 2 untuk unit Package
boiler adalah 23 mg/Nm3dan nilai terendah pada unit Package Boiler adalah 6
mg/Nm3. Berdasarkan data diatas, nilai kandungan SO2 pada unit Package
Boilerdi udara belum ada yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 dan masih
aman untuk untuk masyarakat sekitar.
4.2.3 Amonia (NH3)
Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun menunjukkan data
bahwa kadar NH3 bersifat fluktuatif. Nilai tertinggi gas NH3 untuk unit Prilling
Tower adalah 24.66 mg/Nm3dan nilai terendah pada unit Prilling Tower adalah
0.63 mg/Nm3. Berdasarkan data diatas, nilai kandungan NH3 pada unit Prilling
Tower di udara tidak ada yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 dan masih
aman untuk untuk masyarakat sekitar dan para pekerja.
Hasil pengukuran kadar Sulfur Dioksida (SO2) PT Pupuk Kujang Cikampek.
Ditunjukan pada Gambar 10

19

Gambar 10 Grafik Hasil Pengukuran NH3 di Prilling Tower tahun 2014-2015


(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
4.2.4 Total Partikel
Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun menunjukkan data
bahwa kadar partikel total dari setiap unitbersifat fluktuatif. Nilai tertinggi
Partikel totaluntuk unit Prilling Tower adalah 51 mg/Nm3 dan nilai terendah pada
unit Prilling Tower adalah 1 mg/Nm3. Nilai Partikel Total tertinggi pada unit
Package Boiler adalah 23 mg/Nm3 dan nilai terendah pada unit Pacakage Boiler
adalah 6 mg/Nm3. Nilai kandungan Partikel Total pada ke dua unit ini di udara
tidak ada yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 dan masih aman untuk untuk
masyarakat sekitar. Hasil pengukuran kadar Total Partikulat PT Pupuk Kujang
Cikampek. Ditunjukan pada Gambar 11

(a)

20

(b)
Gambar 11 Garfik Hasil Pengukuran Partikulat Total (a)Prilling Tower
(b)Package Boiler Tahun 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
4.2.5 Opasitas
Hasil pengukuran kadar Opasitas PT Pupuk Kujang Cikampek. Ditunjukan
pada Gambar 12. Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun
menunjukkan data bahwa presentase opasitas di setiap unit bersifat tetap pada
tahun 2014 yaitu sebesar 10% dan mengalamin kenaikan 10% pada pertengahan
tahun 2015 menjadi 20%. Nilai presentase opasitas pada seluruh unit ini di udara
belum ada yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 dan masih aman untuk untuk
masyarakat sekitar dan para pekerja.

(a)

(a)

21

(b)

(c)

(d)
Gambar 12 Grafik Hasil Pengukuran Opasitas (a)Waste Heat Boiler (b)Prilling
Tower (c)Primary Reformer (d)Package Boiler Tahun 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015
4.3 Hasil Pemantauan Udara Ambien di PT Pupuk Kujang Cikampek
Pemantauan udara ambien dilakukan untuk mengetahui sebaran emisi dari
sumber tidak bergerak terhadap lingkungan dan pemukiman di sekitar pabrik.
Parameter kualitas udara ambien dan lingkungan kerja yang diukur adalah debu
(TSP), Carbon monoksida (CO). Nitrogen dioksida (NO 2), Sulfur dioksida (SO2),

22

Ammonia (NH3), dan Hidrogen sulfida (H2S) dan untuk baku mutu udara ambien
dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Penetapan lokasi pemantauan
udara ambien didasarkan pada ketentuan sebagai berikut, pertimbangan dalam
menetapkan lokasi pemantauan udara ambien , titik lokasi pemantauan , dan arah
angin dominan. Titik sampling pengukuran dan pemantauan udara ambien
dilakukan didaerah sekitar PT PKC yaitu lapangan golf, perumahan kalihurip,
kampung sentiong, dan kampung babakan talaga, dapat dilihat pada Lampiran 6.
Pemantauan udara ambien mempertimbangkan beberapa daerah diantaranya
pemantauan daerah dampak dan pemantauan daerah referensi. Pemantauan daerah
dampak merupakan daerah pemantauan di sebelah hilir angin (down wind) yang
menerima secara langsung pengaruh sebarang emisi dari sumbernya seperti
cerobong. Sedangkan pemantaun daerah referensi adalah pemantauan yang
dimaksudkan untuk mengetahui keadaan latar belakang udara, yang umumnya
dilakukan di daerah yang tidak dipengaruhi sumber emisi yaitu daerah di sebelah
hulu angin (up wind area).
4.3.1 Sulfur Dioksida (SO2)
Hasil pengukuran kadar Sulfur Dioksida (SO2) PT Pupuk Kujang Cikampek.
Ditunjukan pada Gambar 13.

Gambar 13 Grafik Hasil Pengukuran Udara ambien SO2 PT Pupuk Kujang


Cikampek 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun menunjukkan data
bahwa kadar SO2 bersifat fluktuatif. Nilai tertinggi gas SO2 untuk Bulan Februari
adalah 29.39 g/Nm3berada di daerah kampung babakan talaga. Nilai tertinggi gas
SO2 untuk Bulan mei adalah 30 g/Nm3 berada di daerah kampung babakan
talaga, daerah ini mengalamin kenaikan kadar SO2 dari bulan sebelum nya sebesar
0.61 g/Nm3. Nilai tertinggi gas SO2 untuk bulan agustus adalah 23 g/Nm3

23

berada di daerah kampung babakan talaga, daerah ini mengalamin penurunan


kadar SO2 dari bulan sebelum nya sebesar 7 g/Nm3. Untuk Bulan November
adalah 27 g/Nm3 berada di daerah Lapangan Golf. Nilai kandungan SO2 pada
udara ambien daerah PT PKC belum ada yang melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional, dan
masih aman untuk untuk masyarakat sekitar.
4.3.2 Nitrogen Dioksida (NO2)
Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun menunjukkan data
bahwa kadar NO2 bersifat fluktuatif. Nilai tertinggi gas NO 2 untuk Bulan Februari
adalah 23.67 g/Nm3 berada di daerah kampung babakan talaga. Nilai tertinggi
gas NO2 untuk Bulan mei adalah 24 g/Nm3 berada di daerah kampung babakan
talaga, daerah ini mengalamin kenaikan kadar NO2 dari bulan sebelum nya sebesar
0.33 g/Nm3. Nilai tertinggi gas NO2 untuk bulan agustus adalah 27 g/Nm3
berada di daerah kampung babakan talaga, daerah ini mengalamin kenaikan kadar
NO2 dari bulan sebelum nya sebesar 3 g/Nm3. Untuk bulan november adalah 28
g/Nm3 berada di daerah kampung babakan talaga, daerah ini mengalamin
kenaikan kadar NO2 dari bulan sebelum nya sebesar 1 g/Nm3. Nilai kandungan
NO2 pada udara ambien daerah PT PKC tidak ada yang melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional,
dan masih aman untuk untuk masyarakat sekitar.

Hasil pengukuran kadar Nitrogen Dioksida (NO2) PT Pupuk Kujang


Cikampek. Ditunjukan pada Gambar 14.

Gambar 14 Grafik Hasil Pengukuran Udara ambien NO2 PT Pupuk Kujang


Cikampek 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
4.3.3 Carbon Monoksida (CO)
Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun menunjukkan data
bahwa kadar CObersifat fluktuatif. Nilai tertinggi COuntuk Bulan Februari adalah
3483 g/Nm3 berada di daerah kampung babakan talaga. Nilai tertinggi COuntuk
Bulan mei adalah 3506 g/Nm3 berada di daerah kampung babakan talaga, daerah

24

ini mengalamin kenaikan kadar COdari bulan sebelum nya sebesar 23 g/Nm 3.
Nilai tertinggi CO untuk bulan agustus adalah 3551 g/Nm3 berada di daerah
kampung babakan talaga, daerah ini mengalamin kenaikan kadar CO dari bulan
sebelum nya sebesar 45 g/Nm3. untuk Bulan November adalah 3838 g/Nm3
berada di daerah Lapangan Golf. Nilai kandungan COpada udara ambien daerah
PT PKC belum ada yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan PPRI No. 41
Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional, dan masih aman untuk
masyarakat sekitar dan para pekerja.
Hasil pengukuran kadar Nitrogen Dioksida (CO) PT Pupuk Kujang
Cikampek. Ditunjukan pada Gambar 15.

Gambar 15 Grafik Hasil Pengukuran Udara Ambien CO PT Pupuk Kujang


Cikampek 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
4.3.4 Ammonia (NH3)
Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun menunjukkan data
bahwa kadar NH3 bersifat fluktuatif. Nilai tertinggi NH 3 untuk Bulan Februari
adalah 0.1236 ppm berada di daerah Lapangan Golf. Nilai tertinggi NH 3 untuk
Bulan mei adalah 0.05 ppm berada di daerah Perumahan Kalihurip. Nilai tertinggi
NH3 untuk bulan agustus adalah 0.2 ppm berada di daerah Lapangan Golf. Untuk
bulan november adalah 0.1 ppm berada di daerah Lapangan Golf,daerah ini
mengalami penurunan kadar NH3 dari bulan sebelum nya sebesar 0.1 ppm. Nilai
kandungan NH3 pada udara ambien daerah PT PKC belum ada yang melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan Kep 50/MENKLH/II/1996 Pedoman Baku Mutu
Tingkat Kebauan, dan masih aman untuk untuk masyarakat sekitar dan para
pekerja.
Hasil pengukuran kadar Ammonia (NH3) PT Pupuk Kujang Cikampek.
Ditunjukan pada Gambar 16.

25

Gambar 16 Grafik Hasil Pengukuran Udara ambien NH3 PT Pupuk Kujang


Cikampek 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
4.3.5 Hydrogen Sulfida (H2S)
Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun menunjukkan data
bahwa kadar H2Sbersifat fluktuatif. Nilai tertinggi H2S untuk bulan februari
adalah 0.0023 ppm berada di daerah Perumahan Kalihurip. Nilai tertinggi
H2Suntuk Bulan Mei adalah 0.01 ppm berada di daerah Perumahan Kalihurip,
Kampung Babakan Talaga, dan Kampung Sentiong. Nilai tertinggi H2S untuk
bulan agustus adalah 0.1 ppm berada di daerah Perumahan Kalihurip, Kampung
Babakan Talaga, dan Kampung Sentiong, pada bulan ini tidak mengalami
penurunan atau kenaikan kadar H2S dari bulan sebelumnya. Kadar H2S untuk
bulan november adalah 0.002 ppm berada di daerah Perumahan Kalihurip,
Kampung Babakan Talaga, dan Lapangan Golf, daerah-daerah ini mengalamin
penurunan kadar H2S dari bulan sebelum nya sebesar 0.098 ppm. Nilai kandungan
H2S pada udara ambien daerah PT PKC tidak ada yang melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan Kep 50/MENKLH/II/1996 Pedoman Baku Mutu Tingkat
Kebauan, dan masih aman untuk untuk masyarakat sekitar dan para pekerja.
Hasil pengukuran kadar Ammonia (NH3) PT Pupuk Kujang Cikampek.
Ditunjukan pada Gambar 17.

Gambar 17 Grafik Hasil Pengukuran Udara ambien NH3 PT Pupuk Kujang


Cikampek 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
4.3.6 Debu (TSP)
Hasil pengukuran kadar Debu (TSP) PT Pupuk Kujang Cikampek. Ditunjukan
pada Gambar 18.

26

Gambar 18 Grafik Hasil Pengukuran Udara ambien TSP PT Pupuk Kujang


Cikampek 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun menunjukkan data
bahwa kadar TSP bersifat fluktuatif. Nilai tertinggi TSP untuk bulan februari
adalah 88 g/Nm3 berada di daerah kampung babakan talaga. Nilai tertinggi TSP
untuk bulan mei adalah 84 g/Nm3 berada di daerah kampung babakan talaga,
daerah ini mengalami penurunan kadar TSP dari bulan sebelum nya sebesar 4
g/Nm3. Nilai tertinggi TSP untuk bulan agustus adalah 112 g/Nm3 berada di
daerah Lapangan Golf. Kadar TSP untuk bulan november adalah 75 g/Nm3
berada di daerah Lapangan Golf,daerah ini mengalamin Penurunan kadar TSP dari
bulan sebelum nya sebesar 37 g/Nm3. Nilai kandungan TSP pada udara ambien
daerah PT PKC tidak ada yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan PPRI
No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional, dan masih aman untuk
untuk masyarakat sekitar dan para pekerja.
4.4 Pengendaliaan Pencemaran Udara di PT Pupuk Kujang Cikampek
Dalam menangani limbah gas dan debu, PT PKC umumnya menggunakan
perlatan pengendaliaan udara yang sederhana dalam meminimasi limbah gasnya,
PT PKC melakukan proses recovery atau menggunakan kembali gas buang ke
dalam proses. Dengan begitu, emisi gas yang dikeluarkan ke atmosfer sudah
semakin kecil konsentrasinya.
Pengendalian pencemaran udara PT PKC dilakukan dengan tujuan :
1. Menekan atau meniadakan tingkat pencemaran.
2. Mengurangi dampak pencemaran serendah mungkin.
Pengendalian pencemaran udara dilakukan pada :
1. Sumber penghasil faktor pencemar.
2. Lingkungan.
Dari sumber-sumber pencemaran udara yang ada di PT PKC, pengendalian
pencemaran udara yang digunakan di masing-masing sumber sebagai berikut :
1. Package Boiler
Pada package boiler digunakan alat pengendali pencemaran udara berupa
demister. Demister berfungsi untuk menangkap debu, cairan dan partikel. Menurut
lampiran IIB KepMenLH No. 133 Tahun 2004 tentang Baku mutu Emisi bagi
Kegiatan Industri, parameter pencemaran udara yang harus diperiksa di Package
Boiler beserta baku mutunya adalah :
a.
Total partikel : 230 mg/Nm3

27

Sulfur dioksida (SO2) : 800 mg/Nm3


Nitrogen dioksida (NO2) : 1000 mg/Nm3
Opasitas : 20%
Gas Turbine Generator (GTG)
Pada Gas Turbine Generator digunakan sistem pengontrolan emisi NOx
yang dinamakan solo NOx. solo NOx berfungsi untuk menurunkan emisi NOx
sehingga konsentrasi NOx sudah sangat kecil ketika dilepaskan ke atmosfer.
Menurut lampiran IIB KepMenLH No. 133 Tahun 2004 tentang Baku mutu
Emisi bagi Kegiatan Industri, parameter pencemaran udara yang harus diperiksa
di Gas Turbine Generator beserta baku mutunya adalah NO2 dengan baku mutu
125 mg/Nm3.
3. Waste Heat Boiler
Pada waste heat boiler tidak terdapat alat pengendalian pencemaran udara.
Meskipun begitu, waste heat boiler tetap harus diperiksa emisinya secara berkala
untuk memastikan terpenuhinya baku mutu pencemaran udara yang diizinkan.
Menurut lampiran IIB KepMenLH No. 133 Tahun 2004 tentang Baku mutu Emisi
bagi Kegiatan Industri, parameter pencemaran udara yang harus diperiksa di
Waste Heat Boiler beserta baku mutunya adalah NO2 dengan baku mutu 125
mg/Nm3.
4. Primary Refomer
Pada Primary Reformer tidak terdapat alat pengendalian pencemaran udara.
Meskipun begitu, Primary Refomer tetap harus diperiksa emisinya secara berkala
untuk memastikan terpenuhinya baku mutu pencemaran udara yang diizinkan.
Menurut lampiran IIB KepMenLH No. 133 Tahun 2004 tentang Baku mutu Emisi
bagi Kegiatan Industri, parameter pencemaran udara yang harus diperiksa di
Primary Refomer beserta baku mutunya adalah NO2 dengan baku mutu 700
mg/Nm3.
5. Prilling Tower
Pengolahan debu urea di Prilling Tower dilakukan dengan cara daur ulang
atau pemanfaatan kembali, yaitu dengan Dust Recovery System. Cara kerja Dust
Recovery System hampir sama dengan Wet Scrubber tipe Spray Chamber, yaitu :
a. Udara dari system pengering dan pendingin butiran urea umumnya masih
mengandung urea dan ammonia.
b. Udara tersebut masuk ke dust chamber pada dust recovery system.
c. Di dalam dust chamber, debu dan ammonia akan diserap oleh air (Water
Scrubbing).
d. debu urea dan ammonia yang larut dalam air jatuh ke sump pit, sementara
udara yang masih mengandung sedikit urea yang halus dan ammonia mengalir
melalui filter ke udara bebas.
e. Kandungan ammonia yang mengalir dari cerobong prilling tower selalu
dipantau oleh analyzer CEM ( Continious Emission Monitoring ) yang dibaca
setiap saat. Sedangkan kandungan debu urea dalam udara yang mengalir dari
cerobong Prililling Tower dipantau secara berkala tiga bulan sekali oleh
laboratorium eksternal, yaitu PT Unilab Perdana.
Menurut lampiran IIB KepMenLH No. 133 Tahun 2004 tentang Baku mutu
Emisi bagi Kegiatan Industri, parameter pencemaran udara yang harus diperiksa
di Package Boiler beserta baku mutunya adalah :
a. Total partikel : 250 mg/Nm3
b.
c.
d.
2.

28

b. Amoniak (NH3) : 300 mg/Nm3


6. Unit Pengantongan
Dalam meminimasi pencemaran debu urea, maka secara rutin debu urea
dikumpulkan dengan alat pengumpul debu maupun dengan cara disapu.
Kemudian debunya dikirim kembali ke pabrik urea untuk dilarutkan dan diproses
kembali menjadi produk pupuk urea yang baru. Pada unit pengantongan dipasang
pula dehumidifier yang berfungsi untuk menjaga agar ruangan mesin tidak lembab
sehingga debu urea yang bertebangan tidak menyebabkan lantai licin.

5 SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan
Pabrik PT Pupuk Kujang Cikampek memiliki sembilan titik pantau emisi
cerobong yang diukur adalah NO2, SO2, NH3, Partikel dan Opasitas, sedangkan
kualitas udara ambien memiliki empat titik pantau dan yang diukur adalah TSP,
CO, NO2, SO2, NH3, H2S. baku mutu udara ambien yang digunakan adalah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO. 41 tahun 1999 tentang
pengendalian pencemaran Udara, serta Kep-50/MENKLH/II/1996 tentang
pedoman baku mutu kebauan. Baku mutu emisi yang digunakan peraturan surat
keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 tentang Baku Mutu
Emisi Udara Bagi Kesehatan Industri Pupuk.
Secara umum hasil pengukuran emisi cerobong menunjukan konsentrasi di
bawah baku mutu yang ditetapkan, tidak ada satupun parameter yang melebihi
baku mutu baik udara emisi maupun udara ambien disekitar kawasan industri PT
Pupuk Kujang Cikampek.
Pabrik PT Pupuk Kujang Cikampek dalam rangka pengendalian pencemaran
udara berupa gas dan debu menggunakan proses yang sederhana untuk
menyisihkan polutan dan gas. Minimisasi limbah gas PT Pupuk Kujang Cikampek
melalui proses Recovery atau menggunakan kembali gas buang ke dalam proses.
Sehingga emisi gas yang dikeluarkan ke atmosfer sudah semakin kecil konsetrasi
nya. PT Pupuk Kujang Cikampek berkomitmen untuk menerapkan system Low
Emmision untuk proses produksi dan untuk pembuatan alat maupun pemantauan
kualitas udara.
5.2 Saran
1. Kegiatan sampling emisi yang dilakukan PT Pupuk Kujang Cikampek lebih
baik didampingi pihak PT Pupuk Kujang Cikampek menyesuaikan SOP yang
ada untuk mengecek dan melihat kondisi alat apakah masih dapat berfungsi
atau mengalami sedikit kerusakan, agar pada saat pengukuran data yang
didapatkan tidak salah dan tetap akurat.

DAFTAR PUSTAKA
[BAPEDAL] Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 205 Tahun 1996
tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak
Bergerak.

29

Chiras DD, Reganold JP. 2005. Natural Resource Conservation Management for
A Sustainable Future. 9th Ed. New Jersey (US): Pearson Prentice Hall.
Hermayani. 2010. Pengaruh Aktivitas Bakteri Sulfur Terhadap Aspek
Geomikrobiologi di Perairan (ID) : Pusat Penelitian Limnologi LIPI
[KemenLH] Kementerian Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 133 Tahun
2004 tentang Baku Mutu Emisi bagi Kegiatan Industri Pupuk. Jakarta (ID):
KemenLH
[KemenLH] Kementerian Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun
1995 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan. Jakarta (ID): KemenLH
[PPRI] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Penegendalian Pencemaran Udara. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2010. Profil Prusahaan. Cikampek
(41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek (ID): PT Pupuk Kujang.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2012 . Dokumen Pelengkap Penghargaan
Industri Hijau. Cikampek (41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek
(ID): PT Pupuk Kujang.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2015. RKL dan RPL Semester I.
Cikampek (41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek (ID): PT Pupuk
Kujang.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2015. RKL dan RPL Semester II.
Cikampek (41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek (ID): PT Pupuk
Kujang.
Slamet J.S. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Press.
Soedomo, Moestikahadi. 2003. Kumpulan Karya Ilmiah Mengenai Pencemaran
Udara, Bandung (ID) : ITB

33

LAMPIRAN

34

Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Pupuk Kujang Cikampek

35

Lampiran 2 Baku Mutu Udara Ambien Nasional


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 41 TAHUN 1999
TANGGAL : 26 MEI 1999
No

Parameter

SO2
(Sulfur Dioksida)

CO
(Karbon Monoksida)
NO2
(Nitrogen Dioksida)

4
5
6

7
8

O3
(Oksida)
HC
(Hidro Karbon)
PM10
(Partikel < 10 mm)
PM2.5 (*)
(Partikel < 2.5 mm)
TSP
(Debu)
Pb
(Timah Hitam)

Waktu
Pengukuran
1 Jam
24 Jam
1 Tahun
1 Jam
24 Jam
1 Jam
24 Jam
1 Tahun
1 Jam
1 Tahun
3 Jam

Baku Mutu
900 g/Nm
3
365 g/Nm
3
60 g/Nm
30000 g/Nm
10000 g/Nm
3
400 g/Nm
3
150 g/Nm
3
100 g/Nm
3
235 g/Nm
3
50 g/Nm
3
160 g/Nm

24 Jam

150 g/Nm

24 Jam
1 Tahun
24 Jam
1 Tahun
24 Jam
1 Tahun

65 g/Nm
3
15 g/Nm
3
230 g/Nm
3
90 g/Nm
3
2 g/Nm
3
1 g/Nm

Metode Analisis

3
3

Dustfall
(Debu Jatuh)

30 Hari

10

Total Fluorides
(as F)

24 Jam
90 Hari

11

Flour Indeks

30 Hari

40 g/100 cm
dari kertas
limited filter

12

Khlorine &
Khlorine Dioksida

24 Jam

150

13

Sulphat Indeks

30 Hari

1 mg SO3/100 cm
dari Lead Peroksida

10 Ton/km /Bulan
(Pemukiman)
2
10 Ton/km /Bulan
(Industri)
3
3 g/Nm
3
0.5 g/Nm

g/Nm

Pararosalinin

Spektofotometer

NDIR

NDIR Analyzer

Saltzman

Spektrofotometer

Chemiluminescent

Spektrofotometer

Flamed Ionization
Gravimetric

Gas
Chromatografi
Hi Vol

Gravimetric

Hi Vol

Gravimetric

Hi Vol

Gravimetric
Ekstraktif
Pengabuan
Gravimetric

Hi Vol

Specific Ion
Electrode

Impinger atau
Continous
Analyzer
Limited Filter
Paper

Colourimetric

Specific Ion
Electrode
3

Peralatan

Colourimetric

AAS
Cannister

Impinger atau
Continous
Analyzer
Lead Peroxida
Candle

(*) PM25 Mulai berlaku tahun 2002


Nomor 11 s/d 13 hanya diberlakukan untuk daerah/kawasan industri kimia dasar
Contoh :
-industri petrokimia
-industri pembuatan asam sulfat
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Ttd
BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

36

Lampiran 3 Baku Mutu Tingkat Kebauan


Keputusan Mentri Negara Lingkungan hidup
Nomor
: 50 Tahun 1996
Tanggal
: 25 November 1996
A.

Bau dari Odoran Tunggal

No

Parameter

Satuan

Amoniak
(NH3)
Metil Merkaptan
(CH3SH)
Hidrogen Sulfida
(H2S)

ppm

Nilai
Batas
2

ppm

0.002

ppm

Metil Sulfida
((CH3)2)S
Stirena
(C6H8CHCH2)

2
3

4
5

Metode
Pengukuran
Metoda
Indofenol
Absorbsi Gas

Peralatan
Spektrofotometer

0.02

a. Merkuri tiosinat
b. Absorbsi Gas

Spektofotometer
Gas Kromatograf

ppm

0.01

Absorbsi Gas

Gas Kromatograf

ppm

0.1

Absorbsi Gas

Gas Kromatograf

Gas Kromatograf

B.

Bau Odoran Campuran


Tingkat kebauan yang dihasilkan oleh campuran odoran dinyatakan sebagai
ambang bau yang dapat dideteksi secara sensorik oleh lebih dari 50 % anggota
penguji yang berjumlah minimal 8 (delapan) orang.
Di tetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 25 November 1996
Menteri Negara Lingkungan Hidup
Ttd
Sarwono Kusumaatmadja

37

Lampiran 4 Baku Mutu Emisi Pabrik Pupuk Urea


Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor
: 133 Tahun 2004
Tentang
: Baku Mutu Emisi Pabrik Pupuk Urea
Tanggal
: 12 Agustus 2004
No

Sumber

Primarry Reformer

Prilling Tower/Granulasi

Parameter

Baku Mutu Emisi


Satuan : (mg/Nm )3

Nitrogen dioksida (NO2)

700

Total partikel
Amoniak (NH3)
Gas Turbine/ Waste Heat Boiler Nitrogen dioksida (NO2)

250
300
125

Semua sumber

Opasitas

20%

Total partikel
Sulfur dioksida (SO2)
Nitrogen dioksida (NO2)
Opasitas

230
800
1000
20 %

Ketel uap/Package Boiler

Catatan :
Nitrogen oksida ditententukan sebagai NO2
i.
Volume gas dalam keadaan standar (250C dengan tekanan 1 atm)
ii.
Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigen
iii.
Opasitas digunakan sebagai indicator praktis pemantauan dan dikembangkan
iv.
untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel
Bagi pabrik yang mengoprasikan alat CEM, Wajib memenuhi BME minimal
v.
95% waktu oprasi normal selama 3 bulan
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 12 agustus 2004
Menteri Negara
Lingkungan Hidup
ttd
Nabiel Makarim, MPA., MSM.

38

Lampiran 5 Peta Titik Sampling Emisi PT Pupuk Kujang Cikampek

39

Lampiran 6 Peta Titik Sampling Emisi PT Pupuk Kujang Cikampek

SENTIONG
KALI HURIP

LAPANGAN GOLF

BABAKAN TALAGA

35

RIWAYAT HIDUP
Yahya Aulya dilahirkan di Bukittinggi, tepatnya pada tanggal 23 September 1995.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, anak dari pasangan Bapak
Yurzal
Bustamam dan Ibu Efita, kakak dari Azatil Ismah.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak Asri
Bogor dan lulus pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan sekolah
dasar
di SDIT Ummul Quro Bogor dan lulus pada tahun 2007. Setelah
itu,
penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di MTS
Ibnu
Taimiyah Bogor dan lulus pada tahun 2010. Penulis
melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah atas di MA
Annajah Bekasi dan menyelesaikan MA pada tahun 2013.
Tahun 2013, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui Jalur tes tertulis dan
diterima sebagai mahasiswa Diploma Teknik dan Manajemen Lingkungan
Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor. Selama masa perkuliahan
penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Lingkungan (HIMALIKA) sebagai
anggota tahun 2013-2016.
Masa studi di Program Keahlian Teknik dan Manajemen Lingkungan diselesaikan
melalui Kegaiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT Pupuk Kujang. Selama
melaksanakan PKL, penulis mengkaji Pengelolaan Udara yang dilakukan oleh
perusahaan dan dituangkan dalam Laporan Tugas Akhir berjudul Pengelolaan
Udara Ambien dan Emisi di PT Pupuk Kujang Cikampek dengan bimbingan Ibu
Yudith Vega P, ST. M.Si.

Anda mungkin juga menyukai