YAHYA AULYA
ABSTRAK
YAHYA AULYA. Pengelolaan Udara Ambien dan Emisi di PT Pupuk Kujang
Cikampek. Dibimbing oleh YUDITH VEGA.
Pengukuran emisi sangat diperlukan untuk mengevaluasi program
pengendalian pencemaran udara yang sedang dilakukan, agar memenuhi
persyaratan yang berlaku. Salah satu industri yang menyumbangkan emisi ke
lingkungan adalah industri pupuk. Hal tersebut memerlukan pemantauan agar
tidak membahayakan lingkungan. Pengelolaan lingkungan di PT Pupuk Kujang
Cikampek untuk kualitas udara sangat baik, sehingga konsentrasi pencemar untuk
udara ambien dan emisi sudah 100% di bawah baku mutu yang ditetapkan untuk
setiap parameter pencemar. PT Pupuk Kujang Cikampek untuk pengendalian
pencemaran udara berupa gas dan debu menggunakan proses yang sederhana
untuk menyisihkan polutan dan gas.
Kata Kunci : PT Pupuk Kujang Cikampek, pemantauan udara ambien dan emisi,
baku mutu, pengelolaan lingkungan.
ABSTRACT
YAHYA AULYA. Monitoring of Air Ambien and Emission in PT Pupuk Kujang
Cikampek . Supervised by YUDITH VEGA.
Measurement emissions needed to evaluate the air pollution control being
done, to meet the requirements prevailing. One industry to donate the
environment is industry fertilizer. It would need the monitoring not to impact the
environment.Environmental management in PT Pupuk Kujang Cikampek to air
quality very good, so pollutant concentration and for air ambient emissions is 100
% under of quality standard set for each parameters of pollution. PT Pupuk
Kujang Cikampek to air pollution control of gas and dust using a process simple
to set aside pollutants and gas.
.
Keywords: PT Pupuk Kujang Cikampek, monitoring of emission and air ambien,
industrial waste, quality standard, environmental management.
RINGKASAN
YAHYA AULYA. Pengelolaan Emisi dan Ambien Udara di PT Pupuk Kujang
Cikampek. Dibimbing oleh YUDITH VEGA.
PT Pupuk Kujang adalah salah satu industri pupuk di Indonesia yang
memasok pupuk untuk kebutuhan di wilayah Jawa Barat. Industri ini juga
mempunyai sumber emisi yang melepaskan pencemaran ke udara, sehingga dalam
aktivitasnya dilakukan kegiatan pengendalian dan pemantauan kualitas udara
emisi dan kualitas udara ambien. Pengukuran emisi sangat diperlukan untuk
mengevaluasi program pengendalian pencemaran udara yang sedang dilakukan,
agar memenuhi persyaratan yang berlaku.
Tujuan praktik kerja lapang ini adalah mempelajari sumber emisi dari
kegiatan produksi, menganalisa data hasil pemantauan emisi dan kualitas udara
ambien dan mengidentifikasi pengendalian pencemaran udara ambien dan emisi
dari proses produksi di PT Pupuk Kujang Cikampek. Metode pengumpulan data
dengan cara pengambilan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan
dari observasi di lapangan dan wawancara. Data sekunder didapatkan dari data
tercatat di perusahaan.
PT Pupuk Kujang terletak di Desa Dawua, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat. PT Pupuk Kujang merupakan pabrik pupuk
urea dan NPK yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Pabrik ini memiliki dua
plant dalam proses pembuatan urea yaitu Kujang 1A dan Kujang 1B. Pengelolaan
Lingkunagan di PT Pupuk Kujang Cikampek dilaksanakan sesuai Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Salah satu pengelolaan lingkungan adalah kualitas udara, yang terdiri dari kualitas
udara emisi dan kualitas udara ambien.
PT Pupuk kujang untuk memproduksi pupuk urea terdiri atas pabrik utility,
pabrik amonia, pabrik urea, dan pengantogan. Sumber emisi pencemaran udara di
PT Pupuk Kujang Cikampek terdiri dari Waste Heat Boiler, Package Boiler,
Primary Reformer, dan Prilling Tower. PT Pupuk Kujang Cikampek dalam proses
produksinya membutuhkan supply steam (uap) dan energi yang berasal dari
Package Boiler dan Waste Heat Boiler. Supply steam dan energi tersebut
dihasilkan dari Package Boiler dan Waste Heat Boiler yang ada baik pada plant
1A maupun plant 1B.
Hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) menunjukan PT Pupuk Kujang
Cikampek memiliki sembilan titik pantau emisi cerobong yang diukur adalah
NO2, SO2, NH3, Partikel dan Opasitas, sedangkan kualitas udara ambien memiliki
empat titik pantau dan yang diukur adalah TSP, CO, NO 2, SO2, NH3, H2S. Baku
mutu udara ambien yang digunakan adalah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran Udara, serta Kep50 / MENKLH / II / 1996 tentang pedoman baku mutu kebauan. Baku mutu emisi
yang digunakan peraturan surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 133
Tahun 2004 tentang Baku Mutu Emisi Udara Bagi Kesehatan Industri Pupuk.
Secara umum hasil pengukuran emisi cerobong menunjukan konsentrasi di
bawah baku mutu yang ditetapkan, tidak ada satupun parameter yang melebihi
baku mutu baik udara emisi maupun udara ambien disekitar kawasan industri PT
Pupuk Kujang Cikampek.
YAHYA AULYA
Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Diploma Keahlian Teknik Dan Manajemen Lingkungan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas seluruh karuniaNya yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan
Praktik Kerja Lapang diPT Pupuk Kujang Cikampek. Tema yang dipilih dalam
kegiatan praktek kerja lapang ini adalah kualitas udara, dengan judul Pengelolaan
Udara Ambien dan Emisi di PT Pupuk Kujang Cikampek.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Orangtua tercinta Bapak Yurzal Bustamam dan Ibu Efita, adik penulis
Azatil Ismah serta seluruh keluarga yang selalu mendukung dan
mendoakan penulis.
2. Ibu Yudith Vega P, ST. M.Si selaku dosen pembimbing selama Praktik
Kerja Lapang berlangsung hingga sidang kelulusan.
3. Seluruh dosen dan asisten dosen dari semester 1 sampai 5.
4. K3LH Department PT Pupuk Kujang Cikampek, Ibu Dian Pratiwi selaku
pembimbing lapang.
5. Keluarga Besar PT Pupuk Kujang Cikampek.
6. Sahabat-sahabat Penulis.
7. Rekan-rekan Teknik dan Manajemen Lingkugan IPB angaktan 50.
Serta semua pihak yang telah membantu penulis hingga tugas akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kesalahan, kekurangan, serta ketidak
sempurnaan. Dikarenakan kelemahan dan kekurangan dari penulis. Dengan ini
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai
pembelajaran serta pengetahuan bagi penulis. Penulis berharap Laporan Tugas
Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca.
Penulis
DAFTARISI
DAFTARISI i
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
1 PENDAHULUAN 1
1.1
Latar Belakang
1
1.2 Tujuan
2
1.2
Manfaat
2
2 METODE KERJA 2
2.1 Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapangan 2
2.2 Metode Praktik Kerja Lapangan
4
2.3 Tinjauan Pustaka
4
2.3.1 Pencemaran Udara4
2.3.2 Sumber Pencemaran Udara 4
2.3.3 Unsur Pencemar Udara
4
2.3.4 Karbon Monoksida (CO) 5
2.3.5 Sulfur Dioksida (SO2)
5
2.3.6 Nitrogen Dioksida (NO2) 5
2.3.7 Amonia (NH3)
5
2.3.8 Hidrogen Sulfida (H2S)
6
2.3.8 Total Partikel
6
2.3.9 Opasitas 6
2.3.10 Debu 6
2.3.11 Pengendalian Pencemaran Udara
10
14
14
15
16
16
ii
19
19
22
23
24
25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar Tata Letak Pabrik (Plant Lay Out)
11
14
15
15
16
18
19
24
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Lokasi dan Sumber Emisi
13
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Pupuk Kujang Cikampek
34
35
36
37
38
39
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan mutu hidup rakyat. Pertumbuhan laju industri merupakan andalan pemerintah
dalam upaya meningkatkan perekonomian. Pelaksanaan pembangunan industri
harus memperhitungkan dampak penting yang mungkin akan timbul serta harus
mengusahakan meminimalkan dampak negatifnya. Dampak negatif dari kegiatan
perindustrian seperti limbah menimbulkan pemcemaran terhadap lingkungan serta
menurunkan kuliatas hidup. Salah satu pencemaran yang harus dikelola dengan
serius adalah pencemaran yang terbuang ke udara. Pencemaran udara umumnya
bersumber dari kegiatan industri yang menggunakan sistem pembakaran/steam
dan proses pengolahan produk samping.
Udara merupakan hal yang paling penting dalam tatanan kehidupan. Tanpa
adanya udara makhluk hidup takkan bisa hidup. Udara harus tetap dijaga agar
tidak mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan khususnya pencemaran
udara akan memiliki dampak bagi lingkungan serta dapat mengganggu kesehatan
manusia. Pencemaran udara dimulai dengan ada nya emisi. Emisi udara adalah
zat, energi, dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang
masuk dan/atau dimasukannya kedalam udara ambien yang mempunyai dan/atau
tidak mempunyai pontensi sebagai pencemar(PP RI No. 41 Tahun 1999). Udara
ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfer yang berada
dalam wilayah yurisdiksi (PP RI No. 41 Tahun 1999).
Salah satu industri yang menyumbang emisi ke lingkungan adalah industri
pupuk. Peningkatan produksi pertanian di dalam rangka swasembada pangan
menjadikan industri pupuk terus berkembang sejalan dengan program pemerintah
di bidang pertanian. Pada akhirnya industri pupuk berpotensi menyebabkan timbul
nya pencemaran udara, sehingga harus di lakukan pengelolaan dan pemantauan,
agar emisi yang keluar tidak berdampak besar bagi lingkungan.
PT Pupuk Kujang adalah salah satu industri pupuk di Indonesia yang
memasok pupuk untuk kebutuhan di wilayah Jawa Barat. Industri ini juga
mempunyai sumber emisi yang melepaskan pencemaran ke udara, sehingga dalam
aktivitasnya dilakukan kegiatan pengendalian dan pemantauan kualitas udara
emisi dan kualitas udara ambien. Pengukuran emisi sangat diperlukan untuk
mengevaluasi program pengendalian pencemaran udara yang sedang dilakukan,
agar memenuhi persyaratan yang berlaku.
PT Pupuk Kujang Cikampek (Selanjutnya disingkat menjadi PT PKC)
mengacu kepada Undang-undang RI No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Keputusan Mentri Lingkungan Hidup nomor 133
tahun 2004 tentang baku mutu emisi bagi kegiatan industri pupuk,Peraturan
Pemerintah RI Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,
KEP-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran
Udara. Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapang ini, penulis menitik beratkan
pada pengelolaan lingkungan di industri pupuk, khususnya pengeloaan udara
ambien dan emisi di PT Pupuk Kujang.
1.2 Tujuan
Praktik kerja lapang ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari sumber emisi dari kegiatan produksi PT Pupuk Kujang
Cikampek.
2. Menganalisa data hasil pemantauan emisi dan kualitas udara ambien di PT
Pupuk Kujang Cikampek.
3. Mengidentifikasi pengendalian pencemaran udara ambien dan emisi dari
proses produksi di PT Pupuk Kujang Cikampek.
1.2 Manfaat
Pelaksanaan praktik kerja lapang ini diharapkan memberi manfaat bagi:
1. PT Pupuk Kujang
a. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara PT PKC dengan Program Diploma Institut Pertanian Bogor.
b. Perusahaan dapat mengkaji atau meninjau kembali aktifitas Kualitas
Udara jika masukan atau rekomendasi yang diberikan relevan dan
bermanfaat terutama untuk kemajuan perusahaan.
2. Program Diploma IPB
a. Mendekatkan hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan
masyarakat dan dunia kerja agar pendidikan sejalan dengan tuntutan
pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang kualitas udara .
b. Mendapatkan masukan yang bermanfaat dalam pengembangan
kurikulum di Program Diploma Institut Pertanian Bogor, media untuk
menyalurkan lulusan ke dunia kerja.
3. Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman kerja serta kemampuan
profesi melalui penerapan ilmu dan latihan kerja di bidang Kualitas
Udara.
b. Memberikan gambaran nyata penerapan ilmu yang diperoleh selama
kuliah.
2 METODE KERJA
2.1 Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapangan
Kegiatan praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama dua bulan
yakni sejak tanggal 10 Februari 2016 sampai dengan 08 april 2016. Tempat
pelaksanaan Praktik Kerja Lapang yaitu di Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH) bagian Lingkungan Hidup PT PKC Jl. Jend. A. Yani
No. 39 Dawuan, Cikampek, Jawa Barat.Selanjutnya gambar tata letak pabrik
(plant lay out) PT Pupuk Kujang Cikampek dapat dilihat pada Gambar 1.
D
E
F
E = Pabrik Kujang 1A
F = Pabrik Kujang 1B
suhu kamar yaitu 651 oC. Amonia juga dapat menjadi korosif apabila terkena
tembaga dan timah. Selain itu amonia 0,2% sampai dengan 0,3% dari volume
ruangan menyebabkan kematian. Dampak ammonia terhadap kesehatan dapat
digolongkan menjadi efek jangka pendek dan jangka panjang. Efek jangka pendek
yaitu iritasi terhadap saluran pernafasan, hidung, tenggorokan dan mata terjadi
pada 400-700 ppm. Sedangkan pada 5000 ppm dapat menimbulkan kematian.
Kontak dengan mata dapat menimbulkan iritasi hingga kebutaan total. Kontak
dengan kulit dapat menyebabkan luka bakar. Efek jangka panjang yaitu
menghirup uap asam dalam jangka panjang mengakibatkan iritasi pada hidung,
tenggorokan, dan paru-paru (Slamet 2004).
2.3.8 Hidrogen Sulfida (H2S)
Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah
terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas
biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan oksigen (aktivitas
anaerobik), seperti dirawa dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul
pada gas yang timbul dari aktivitas gunungberapi dan gas alam (Hermayani
2010).
2.3.8 Total Partikel
Pada area pabrik dan pembangkit listrik sering terdapat polutan yang disebut
partikulat yaitu partikel-partikel yang sangat kecil, cair atau padat seperti debu,
asap, jelaga, kabut (fog), dan fumes. Debu merupakan zat padat berukuran 0.1
sampai 25 mikron, sedangkan asap adalah karbon berukuran kurang dari 0.1
mikron yang merupakan hasil dari pembakaran tidak sempurna. Jelagat juga
merupakan hasil dari pembakaran tidak sempurna (Slamet 2004).
Partikulat dapat mengandung berbagai macam bahan kimia. Partikel ini
membuat iritasi saluran pernafasan, memicu asma, penyakit paru-paru dan hati.
Banyak dari partikulat yang bersifat karsinogen yaitu menyebabkan kanker. Zatzat beracun dan logam-logam dapat terikat dalam partikulat dan sering terhisap
masuk ke dalam paru-paru (Chiras and Reganold 2005).
2.3.9 Opasitas
Opasitas dapat diartikan sebagai jumlah cahaya yang dikaburkan oleh polusi
partikulat di udara atau atmosfer. Berdasarkan pengertiannya opasitas merupakan
tingkat ketidak tembusan cahaya berasal dari gas buang pada sumber emisi.
Opasitas terkait dengan degradasi visibilitas yang disebabkan oleh hamburan dan
penyerapan cahaya dengan partikel dan gas di atmosfer.
2.3.10 Debu
merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan
anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari <
1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron. Secara alamiah partikulat debu
dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari
muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna juga dapat
menimbulkan debu.
Bahan baku utama dalam pembuatan pupuk urea adalah gas bumi, air dan
udara. Ketiga bahan baku tersebut diolah, sehingga menghasilkan amoniak dan
akhirnya menjadi pupuk urea. Penyediaan gas bumi berasal dari PTPertamina EP
dan PT Pertamina HE ONWJ yang diambil dari sumber gas lepas pantai laut
Jawa, sedangkan air baku berasal dari Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, Purwakarta.
Posisi strategis Perusahaan yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan berdekatan
dengan Ibu Kota DKI Jakarta menjadi salah satu tantangan tersendiri, mengingat
Jawa Barat sebagai lumbung padi nasional harus ditunjang dengan pasokan pupuk
yang memadai sehingga ketahanan pangan nasional dapat terjamin.
Kegiatan-kegiatan yang dijalankan PT PKC adalah produksi, pemasaran,
pengembangan, pelayanan industri dan pembinaan wilayah. PT Pupuk Kujang
melalui Departemen K3LH melakukan pemeriksaan, evaluasi dan pelaporan
pengelolaan lingkungan secara rutin dengan tujuan untuk memastikan operasional
pabrik memenuhi standar kriteria yang berlaku. Selain dilakukan oleh pihak
internal Perusahaan, pelaksanaan aktivitas pemantauan lingkungan juga dilakukan
pihak independen, yaitu laboratorium yang terakreditasi PT Unilab. Obyek
pemantauan meliputi kondisi lingkungan di sekitar wilayah kerja Perusahaan,
dengan titik pantau di sejumlah lokasi salah satunya yaitu dengan pemantauan
kualitas udara ambien dan emisi.
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
PT Pupuk Kujang Cikampek memiliki visi yaitu menjadi perusahaan di
bidang industri pupuk dan industri kimia yang unggul dan terpercaya. Misi yaitu
memberikan kontribusi kepada pembangunan/ pertumbuhan ekonomi nasional
dan kemakmuran serta kesejahtraan masyarakat melalui pengembangan industri
pendukung pertanian dan industri kimia berbasis sumber daya alam yang ramah
lingkungan dengan melaksanakan etika bisnis secara konsiten.
PABRIK UTILITY
Amoniak ( PT MNK ),
Hidrogen ( PT PIP ),
CO ( PT Sintas )
PABRIK
PENGANTONGAN
PABRIK UREA
Urea Curah
Bahan Baku
Lainnya
PABRIK NPK
Urea Bag
NPK BAG
10
11
12
3.4.9 Bagging
Unit penggantongan (bagging) merupakan unit terakhir dari seluruh
rangkain proses pembuatan urea. Unit penggantongan berfungsi untuk mengemas
urea ke dalam kemasan karung plastik dengan beberapa ukuran, kemudian
mengangkut ke prasarana transportasi yang tersedia untuk didistribusikan ke
konsumen (pasar), dan mengatur penyipanan urea yang belum terjual di dalam
gudang penyimpanan (storage) yang berkapasitas 40000 ton.
Sistem pengolahan urea di unit pengantongan dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu:
a.
13
No. 005/SK/DU/III/2016 terdapat tiga unsur utama, yaitu unsur pimpinan, unsur
pembantu pimpinan, dan unsur pengawas, seperti yang berada pada lampiran 1.
1. Unsur Pimpinan
Unsur Pimpinan adalah para direktur yang termasuk dalam dewan
direksi sebagai berikut :
a. Direktur Utama
b. Direktur Produksi
c. Direktur Teknik dan Pengembangan
d. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
e. Direktur Komersil
Dewan direksi ini bertanggung jawab kepada dewan komisaris yang
mewakili pemerintah sebagai pemegang saham melalui departemen
pertanian, departemen perindustrian, departemen keuangan, dan
kementrian Negara BUMN.
2. Unsur Pembantu Pimpinan
Unsur pembantu pimpinan yang dimaksud adalah para kepala
kompartemen. Para kepala kompatermen ini bertanggung jawab kepada
para direktur. Beberapa kompatermen tersebut diantaranya :
a. Kompartemen Produksi.
b. Kompatermen Pemeliharaan.
c. Kompatermen Teknik dan Pengembangan.
d. Kompartemen Pengadaan & Material
e. Kompatermen Sumberdaya Manusia dan Umum.
f. Kompatermen Administrasi Keuangan.
g. Kompatermen Pemasaran& Penjualan.
Para kepala kompatermen tersebut akan membawahi beberapa departemen
3. Unsur Pengawas
Unsur Pengawas pada perusahaan ini adalah satuan pengawas
internal yang lansung berada di bawah komando direktur utama. Fungsi
pengawasan internal di PT Pupuk Kujang ialah membantu tugas direksi
untuk memantau seluruh kegiatan perusahaan dan memastikan bahwa
sistem pengendalian menajemen telah berjalan dengan baik.
SUMBER EMISI
KODE
A
B
C
KAPASITAS
SUMBER EMISI
102 ton/jam
102 ton/jam
90 ton/jam
BAHAN
BAKAR
Gas Alam
Gas Alam
Gas Alam
LOKASI
Pabrik Utilitas K1A
Pabrik Utiitas K1A
Pabrik Utilitas K1A
14
D
E
7
8
9
Gas Alam
Tidak ada
Gas Alam
30 ton/jam
Gas Alam
Gas Alam
1725 ton/hari
UREA
TIdak ada
yang berada di Service Unit (Utility). Package Boiler memproduksi steam dengan
tekanan menengah (Medium Steam) dengan kapasitas 100 ton/jam. Boiler adalah
sistem bertekanan dimana air diuapkan menjadi steam dengan menggunakan
panas dari bahan bakar tertentu. Steam yang dihasilkan dapat digunakan untuk
pemanas, penggerak dengan merubah energi termal menjadi energi mekanik yang
selanjutnya dapat diubah menjadi listrik. Proses Package Boiler dalam pabrik
Kujang 1B termasuk kedalam proses yang ramah lingkungan, karena proses
oksigen sisanya sudah diproses secara auto (2-3% keadaan operasi).
15
Hydrogen. Primary Reformer menggunakan bahan bakar gas alam (Natural Gas)
untuk memanaskan tabung-tabung katalis dengan temperatur oprasi 10570C. Hasil
pembakaran sisa dari proses Primary Reformer digunakan kembali untuk
memanaskan koil-koil. Pada tahap ini sisa gas akan ditambahkan dengan udara
dan gas alam agar temperatur pembakaran kembali meningkat dan setelah itu sisa
panas dari pemanasan ditarik oleh Air Compressor kemudian dialirkan keluar
cerobong dengan suhu 140oC.
Gambar 5 Primary Reformer
Sumber : PT Pupuk Kujang Cikampek
(2016)
4.1.3
Waste Heat
Boiler
Gambar 6
Waste Heat
Boiler
(Sumber : PT Pupuk Kujang Cikampek (2016)
Waste Heat Boiler adalah unit yang berada di Service Unit (Utility). Waste
Heat Boiler memproduksi steam tekanan menengah (Medium Steam) dengan
memanfaatkan gas panas buangan GTG G-GI 7001, dengan kapasitas 30 ton/jam.
Waste Heat Boiler adalah salah satu tipe boiler yang pada proses pembakarannya
menggunakan sisa pembakaran dari proses Exhaust Gas Turbine Generator
(GTG) selain pembakaran tambahan dengan bahan bakar gas alam. Waste Heat
Boiler juga dilengkapi dengan Bypass Dumper yang berfungsi sebagai penyalur
gas panas sisa GTG solar titan 130 dan Duct Burner System (DBS) yang berfungsi
sebagai pembakaran tambahan yang dipergunakan untuk menaikan derajat
pembakaran, selain itu Waste Heat Boiler dilengkapi dengan Distribution
Gradeyang terletak sebelum DBS yang berfungsi untuk mencegah terjadinya efek
turbelensi dari aliran Exhaust GTG
4.1.4 Prilling Tower
Gambar 7 Prilling Tower
Sumber : PT Pupuk
Prilling
merupakan
suatu
Tower
16
SUMBER EMISI
TINGGI
CEROBONG
(m)
DIAMETER
1
2
3
15,24
15,24
19,812
1,829
1,829
2,4384
KETINGGIAN
LUBANG
SAMPLING
(m)
9
9
15
4
5
31,826
66
3,216
14,5
18,5
1
20
19,75
31,826
79,7
2,05
2,134
3,2
14,5
5,5
9,9
2
1
17
(a)
(b)
(c)
18
dengan nilai 613 mg/Nm3 dan nilai terendah pada unit Primary Reformer dengan
nilai 1 mg/Nm3. Nilai tertinggi gas NO2 pada unit Waste Heat Boiler adalah 124
mg/Nm3 dan nilai terendah pada unit Waste Heat Boiler adalah 40 mg/Nm3.
Berdasarkan data diatas, nilai kandungan NO2 pada seluruh unit di udara tidak ada
yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 dan masih aman untuk untuk masyarakat
sekitar.
4.2.2 Sulfur Dioksida (SO2)
Hasil pengukuran kadar Sulfur Dioksida (SO2) PT Pupuk Kujang
Cikampek. Ditunjukan pada Gambar 9.
19
(a)
20
(b)
Gambar 11 Garfik Hasil Pengukuran Partikulat Total (a)Prilling Tower
(b)Package Boiler Tahun 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
4.2.5 Opasitas
Hasil pengukuran kadar Opasitas PT Pupuk Kujang Cikampek. Ditunjukan
pada Gambar 12. Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun
menunjukkan data bahwa presentase opasitas di setiap unit bersifat tetap pada
tahun 2014 yaitu sebesar 10% dan mengalamin kenaikan 10% pada pertengahan
tahun 2015 menjadi 20%. Nilai presentase opasitas pada seluruh unit ini di udara
belum ada yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 dan masih aman untuk untuk
masyarakat sekitar dan para pekerja.
(a)
(a)
21
(b)
(c)
(d)
Gambar 12 Grafik Hasil Pengukuran Opasitas (a)Waste Heat Boiler (b)Prilling
Tower (c)Primary Reformer (d)Package Boiler Tahun 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015
4.3 Hasil Pemantauan Udara Ambien di PT Pupuk Kujang Cikampek
Pemantauan udara ambien dilakukan untuk mengetahui sebaran emisi dari
sumber tidak bergerak terhadap lingkungan dan pemukiman di sekitar pabrik.
Parameter kualitas udara ambien dan lingkungan kerja yang diukur adalah debu
(TSP), Carbon monoksida (CO). Nitrogen dioksida (NO 2), Sulfur dioksida (SO2),
22
Ammonia (NH3), dan Hidrogen sulfida (H2S) dan untuk baku mutu udara ambien
dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Penetapan lokasi pemantauan
udara ambien didasarkan pada ketentuan sebagai berikut, pertimbangan dalam
menetapkan lokasi pemantauan udara ambien , titik lokasi pemantauan , dan arah
angin dominan. Titik sampling pengukuran dan pemantauan udara ambien
dilakukan didaerah sekitar PT PKC yaitu lapangan golf, perumahan kalihurip,
kampung sentiong, dan kampung babakan talaga, dapat dilihat pada Lampiran 6.
Pemantauan udara ambien mempertimbangkan beberapa daerah diantaranya
pemantauan daerah dampak dan pemantauan daerah referensi. Pemantauan daerah
dampak merupakan daerah pemantauan di sebelah hilir angin (down wind) yang
menerima secara langsung pengaruh sebarang emisi dari sumbernya seperti
cerobong. Sedangkan pemantaun daerah referensi adalah pemantauan yang
dimaksudkan untuk mengetahui keadaan latar belakang udara, yang umumnya
dilakukan di daerah yang tidak dipengaruhi sumber emisi yaitu daerah di sebelah
hulu angin (up wind area).
4.3.1 Sulfur Dioksida (SO2)
Hasil pengukuran kadar Sulfur Dioksida (SO2) PT Pupuk Kujang Cikampek.
Ditunjukan pada Gambar 13.
23
24
ini mengalamin kenaikan kadar COdari bulan sebelum nya sebesar 23 g/Nm 3.
Nilai tertinggi CO untuk bulan agustus adalah 3551 g/Nm3 berada di daerah
kampung babakan talaga, daerah ini mengalamin kenaikan kadar CO dari bulan
sebelum nya sebesar 45 g/Nm3. untuk Bulan November adalah 3838 g/Nm3
berada di daerah Lapangan Golf. Nilai kandungan COpada udara ambien daerah
PT PKC belum ada yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan PPRI No. 41
Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional, dan masih aman untuk
masyarakat sekitar dan para pekerja.
Hasil pengukuran kadar Nitrogen Dioksida (CO) PT Pupuk Kujang
Cikampek. Ditunjukan pada Gambar 15.
25
26
27
28
DAFTAR PUSTAKA
[BAPEDAL] Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 205 Tahun 1996
tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak
Bergerak.
29
Chiras DD, Reganold JP. 2005. Natural Resource Conservation Management for
A Sustainable Future. 9th Ed. New Jersey (US): Pearson Prentice Hall.
Hermayani. 2010. Pengaruh Aktivitas Bakteri Sulfur Terhadap Aspek
Geomikrobiologi di Perairan (ID) : Pusat Penelitian Limnologi LIPI
[KemenLH] Kementerian Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 133 Tahun
2004 tentang Baku Mutu Emisi bagi Kegiatan Industri Pupuk. Jakarta (ID):
KemenLH
[KemenLH] Kementerian Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun
1995 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan. Jakarta (ID): KemenLH
[PPRI] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Penegendalian Pencemaran Udara. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2010. Profil Prusahaan. Cikampek
(41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek (ID): PT Pupuk Kujang.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2012 . Dokumen Pelengkap Penghargaan
Industri Hijau. Cikampek (41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek
(ID): PT Pupuk Kujang.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2015. RKL dan RPL Semester I.
Cikampek (41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek (ID): PT Pupuk
Kujang.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2015. RKL dan RPL Semester II.
Cikampek (41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek (ID): PT Pupuk
Kujang.
Slamet J.S. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Press.
Soedomo, Moestikahadi. 2003. Kumpulan Karya Ilmiah Mengenai Pencemaran
Udara, Bandung (ID) : ITB
33
LAMPIRAN
34
35
Parameter
SO2
(Sulfur Dioksida)
CO
(Karbon Monoksida)
NO2
(Nitrogen Dioksida)
4
5
6
7
8
O3
(Oksida)
HC
(Hidro Karbon)
PM10
(Partikel < 10 mm)
PM2.5 (*)
(Partikel < 2.5 mm)
TSP
(Debu)
Pb
(Timah Hitam)
Waktu
Pengukuran
1 Jam
24 Jam
1 Tahun
1 Jam
24 Jam
1 Jam
24 Jam
1 Tahun
1 Jam
1 Tahun
3 Jam
Baku Mutu
900 g/Nm
3
365 g/Nm
3
60 g/Nm
30000 g/Nm
10000 g/Nm
3
400 g/Nm
3
150 g/Nm
3
100 g/Nm
3
235 g/Nm
3
50 g/Nm
3
160 g/Nm
24 Jam
150 g/Nm
24 Jam
1 Tahun
24 Jam
1 Tahun
24 Jam
1 Tahun
65 g/Nm
3
15 g/Nm
3
230 g/Nm
3
90 g/Nm
3
2 g/Nm
3
1 g/Nm
Metode Analisis
3
3
Dustfall
(Debu Jatuh)
30 Hari
10
Total Fluorides
(as F)
24 Jam
90 Hari
11
Flour Indeks
30 Hari
40 g/100 cm
dari kertas
limited filter
12
Khlorine &
Khlorine Dioksida
24 Jam
150
13
Sulphat Indeks
30 Hari
1 mg SO3/100 cm
dari Lead Peroksida
10 Ton/km /Bulan
(Pemukiman)
2
10 Ton/km /Bulan
(Industri)
3
3 g/Nm
3
0.5 g/Nm
g/Nm
Pararosalinin
Spektofotometer
NDIR
NDIR Analyzer
Saltzman
Spektrofotometer
Chemiluminescent
Spektrofotometer
Flamed Ionization
Gravimetric
Gas
Chromatografi
Hi Vol
Gravimetric
Hi Vol
Gravimetric
Hi Vol
Gravimetric
Ekstraktif
Pengabuan
Gravimetric
Hi Vol
Specific Ion
Electrode
Impinger atau
Continous
Analyzer
Limited Filter
Paper
Colourimetric
Specific Ion
Electrode
3
Peralatan
Colourimetric
AAS
Cannister
Impinger atau
Continous
Analyzer
Lead Peroxida
Candle
36
No
Parameter
Satuan
Amoniak
(NH3)
Metil Merkaptan
(CH3SH)
Hidrogen Sulfida
(H2S)
ppm
Nilai
Batas
2
ppm
0.002
ppm
Metil Sulfida
((CH3)2)S
Stirena
(C6H8CHCH2)
2
3
4
5
Metode
Pengukuran
Metoda
Indofenol
Absorbsi Gas
Peralatan
Spektrofotometer
0.02
a. Merkuri tiosinat
b. Absorbsi Gas
Spektofotometer
Gas Kromatograf
ppm
0.01
Absorbsi Gas
Gas Kromatograf
ppm
0.1
Absorbsi Gas
Gas Kromatograf
Gas Kromatograf
B.
37
Sumber
Primarry Reformer
Prilling Tower/Granulasi
Parameter
700
Total partikel
Amoniak (NH3)
Gas Turbine/ Waste Heat Boiler Nitrogen dioksida (NO2)
250
300
125
Semua sumber
Opasitas
20%
Total partikel
Sulfur dioksida (SO2)
Nitrogen dioksida (NO2)
Opasitas
230
800
1000
20 %
Catatan :
Nitrogen oksida ditententukan sebagai NO2
i.
Volume gas dalam keadaan standar (250C dengan tekanan 1 atm)
ii.
Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigen
iii.
Opasitas digunakan sebagai indicator praktis pemantauan dan dikembangkan
iv.
untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel
Bagi pabrik yang mengoprasikan alat CEM, Wajib memenuhi BME minimal
v.
95% waktu oprasi normal selama 3 bulan
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 12 agustus 2004
Menteri Negara
Lingkungan Hidup
ttd
Nabiel Makarim, MPA., MSM.
38
39
SENTIONG
KALI HURIP
LAPANGAN GOLF
BABAKAN TALAGA
35
RIWAYAT HIDUP
Yahya Aulya dilahirkan di Bukittinggi, tepatnya pada tanggal 23 September 1995.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, anak dari pasangan Bapak
Yurzal
Bustamam dan Ibu Efita, kakak dari Azatil Ismah.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak Asri
Bogor dan lulus pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan sekolah
dasar
di SDIT Ummul Quro Bogor dan lulus pada tahun 2007. Setelah
itu,
penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di MTS
Ibnu
Taimiyah Bogor dan lulus pada tahun 2010. Penulis
melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah atas di MA
Annajah Bekasi dan menyelesaikan MA pada tahun 2013.
Tahun 2013, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui Jalur tes tertulis dan
diterima sebagai mahasiswa Diploma Teknik dan Manajemen Lingkungan
Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor. Selama masa perkuliahan
penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Lingkungan (HIMALIKA) sebagai
anggota tahun 2013-2016.
Masa studi di Program Keahlian Teknik dan Manajemen Lingkungan diselesaikan
melalui Kegaiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT Pupuk Kujang. Selama
melaksanakan PKL, penulis mengkaji Pengelolaan Udara yang dilakukan oleh
perusahaan dan dituangkan dalam Laporan Tugas Akhir berjudul Pengelolaan
Udara Ambien dan Emisi di PT Pupuk Kujang Cikampek dengan bimbingan Ibu
Yudith Vega P, ST. M.Si.