Anda di halaman 1dari 6

arsitektur.

net

2008 vol. 2 no. 2

Origami, Folding, Topologi


Dyah Esti Sihanani
Origami, berasal dari bahasa Jepang, oru -to fold, melipat; dan kami -paper,
kertas; merupakan sebuah seni melipat kertas yang pertama kali dipopulerkan
oleh orang Jepang. Walaupun asli Jepang, tapi sebagian besar anak di luar
seringkali mendapatkan bab melipat kertas dalam pelajaran seni rupa.
Pelajaran melipat kertas itu biasanya dimulai dengan kertas berbentuk
persegi dan salah satu sisinya berwarna, lalu kertas itu dilipat. Kegiatan
menyobek atau menggunting tetap diperbolehkan walaupun jarang dilakukan.
Folding, dalam arsitektur memiliki makna yang lebih mendalam dan rumit daripada
hanya sekedar mengucapkan istilah folding ataupun mencoba membuat lipatan
dari kertas. Folding dapat berupa sebuah atau serangkaian perlakuan pada sebuah
benda [biasanya kertas] yang mengakibatkan perubahan [bentuk, permukaan,
makna] pada benda tersebut. Biasanya perlakuan yang diberikan pada sebuah
kertas dalam rangka mem-folding kertas tersebut adalah fold, pleat, crease,
press, score, cut, pull up, pull down, rotate, twist, turn, wrap, enfold, pierce, hing,
knot, weave, compress, balance, unfold. Beberapa dari kata tersebut sama-sama
memiliki arti lipat dalam kamus Inggris-Indonesia [namun sebenarnya lipat yang
dimaksud adalah cara lipat yang berbeda], beberapa kata lain sulit diterjemahkan
dan kita hanya tahu saja perlakuan yang diberikan tanpa tahu istilah Indonesianya.
arah matematika. Topologi berasal dari bahasa Yunani, topos, place; dan logos,
study. Tidak salah juga jika diterjemahkan secara langsung sebagai the study
of place. Akan tetapi, para ahli matematika lebih suka mengartikan topologi
sebagai kajian matematis sebuah benda, seperti tentang properti apa yang
tetap ada pada sebuah benda sebelum dan sesudah dideformasi. Deformasi
yang diizinkan oleh topologi adalah memuntir [twisting] dan ditarik [stretching],
sedangkan menyobek atau memotong tidak diperbolehkan dalam deformasi.
Baik origami, folding ataupun topologi sama-sama memberi perlakuan tertentu pada
sebuah benda yang menyebabkan berubahnya benda itu. Deformasi; istilah yang
seringkali hanya digunakan oleh topologi, ternyata berlaku juga dalam origami dan
foldingwalaupun apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan berbeda-beda.
Ketiganya berawal dari hal-hal sederhana: selembar kertas yang hanya memiliki
dua sisi, ataupun [dalam topologi] benda paling sederhana dari sebuah genus
lalu bertemu dengan proses-proses yang ditawarkan oleh origami, folding atau
topologi, menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda dari wujud awalnya. Origami
membuat selembar kertas menjadi benda lain yang sudah ada di dunia nyata;
mengorigamikan kertas sama dengan membuat miniatur atau model dari sebuah
benda. Folding membuat selembar kertas menjadi benda yang belum ada
topologi sepertinya membuat benda lain dari sebuah benda yang sudah ada, tapi
benda baru yang dihasilkan memiliki properti yang sama dengan benda lamanya.

14

arsitektur.net

2008 vol. 2 no. 2

Gambar 1. Proses yang dilakukan ketika berori-

Dalam origami dikenal istilah diagram, yang ternyata adalah urutan cara
melipat sehingga didapatkan hasil tertentu. Misalnya, untuk membuat sebuah
kodok, langkah pertama adalah melipat sebuah kertas menjadi segitiga, dan
seterusnya. Jika origami menjeaskan proses melipat kertas dengan diagram,
folding menerangkan proses melipat dengan menyebutkan urutan perlakuan
yang dikenakan pada si kertas. Misalnya fold crease fold pleat, score
crease fold compress, dan sebagainya. Berbeda lagi dengan topologi yang
menjelaskan proses deformasi melalui gambar visual dan prosesnya lebih
abstrak; bisa dibayangkan tapi agak sulit dilakukan kecuali dengan benda-benda
tertentu yang kelenturannya sangat tinggi. Walaupun berbeda, pada intinya
origami, folding dan topologi sama-sama mengangkat tahapan sekuensial dalam
rangka mendeformasi sebuah benda.
Ada hal yang menarik ketika membandingkan tahap-tahap tersebut. Langkahmemiliki satu hasil yang berbeda dari hasil diagram lainnya, walaupun langkah
awal hingga langkah ke sekian yang dilakukan sama dengan diagram lain. Ada
sebuah langkah yang menentukan, akan menjadi apa kertas itu dan langkah ini
yang membedakan sebuah diagram dengan diagram lainnya. Gambar contoh
diagram origami:

Gambar 2. Diagram Origami

telah menghasilkan bentuk tertentu bisa dilanjutkan untuk mendapatkan bentuk


lain. Bentuk yang sama sekali berbeda bisa didapat dari proses melipat yang
sama, hanya dibedakan perlakuannya pada langkah ke-sekian.
Berbeda dengan origami, dua buah proses folding bisa saja memiliki tahap yang
sama, tetapi menghasilkan bentuk yang berbeda. Hal ini terjadi karena sebuah
nama proses dalam folding tidak memiliki aturan tertentu dalam mengerjakannya.
15

arsitektur.net

2008 vol. 2 no. 2

Misalnya, fold: bisa berarti melipat di tengah-tengah kertas, atau melipat di


ujungnya saja, atau melipat di seperempat bagian kertas, dan sebagainya.
Kesimpulan sementara adalah origami bisa jadi termasuk bagian dari folding;
sebagai sesuatu yang tidak sadar [unconscious] maksudnya, kita melakukan
folding memang dengan sadar, tapi tanpa harapan bahwa kertas itu nantinya
akan jadi roket, atau jadi kucing. Proses yang dijalankan dalam folding adalah
merupakan sebuah proses sadar untuk mencapai sesuatu. Misalnya, seseorang
ingin membuat pesawat mainan, lalu dengan sadar ia mulai melipat kertas dan
mencari jalan agar kertas yang selembar itu bisa menjadi pesawat.

Gambar 3. Dua nama proses yang sama


Vyzoviti (2003)

Kesimpulan selanjutnya adalah origami mungkin saja tidak mementingkan


proses melipatnya; yang lebih penting adalah hasil akhir lipatan tersebut. Dalam
buku-buku origami ataupun website yang membahas origami, foto atau gambar
yang lebih sering ditunjukkan adalah foto jadinya, bukan diagramnya. Proses
bentuk yang diinginkan didapat, jejak-jejak proses tidak pernah lagi diungkitungkit kecuali jika ada orang bertanya bagaimana cara membuatnya.

Folding, jelas sekali merekam proses yang dilakukan ketika melipat-lipat kertas,
karena yang dilihat tidak semata-mata hasil akhirnya saja. Lipatan yang dibuka
kembali lalu ilipat lagi dengan cara yang berbeda bisa jadi memiliki arti tersendiri.
Garis bekas lipatan juga bisa berarti. Terlebih lagi, satu deretan proses folding
dalam menghasilkan sebuah bentuk tidak dimaksudkan untuk diulang lagi, tidak
seperti origami yang akan mengajarkan lagi cara membuat perahu secara turuntemurun. Namun karena tidak akan terulang lagi, maka detail proses dalam folding
dalam menentukan kualitas spasial hasil akhirnya. Walaupun setiap detail proses
dalam origami juga menentukan, tapi origami selalu melihat benda akhir dan
tidak melihat sisi spasial hasil akhirnya. Maka detail cara melipat hanya dilihat

16

arsitektur.net

2008 vol. 2 no. 2

lebih banyak model yang beragam, sedangkan detail pada proses hanya sebatas
ekor burung bangau ini sebaiknya bengkok atau tidak.

Gambar 5. Tahap-tahap sequence dalam folding adalah penting

Telah disinggung sebelumnya bahwa tahap deformasi dalam topologi bersifat


lebih abstrak. Proses berubahnya sebuah benda tidak nyata seperti dalam
origami dan folding. Bisa dikatakan deformasi dalam topologi tidak reallistis,
topologi, perlakuan apapun yang diberikan pada sebuah benda tidak akan
mempengaruhi benda itu, selama kita tidak menambah lubang baru pada benda
itu. Bagi seorang topologis, donat sama saja dengan cangkir sama saja dengan
huruf a sama saja dengan huruf Q dan seterusnya, maka semua benda-benda
yang sama ini bisa saja berdeformasi dan saling menjadi, maksudnya huruf
Q bisa saja berubah menjadi sebuah donat, huruf a bisa menjadi cangkir dan
berbeda dengan origami dan diagramnya yang bisa menghasilkan hal lain jika
satu saja langkah pembuatannya diubah, apalagi dengan folding yang sebuah
nama saja, misalnya crease, dilakukan pada dua kertas, bisa menghasilkan dua
bentuk yang berbeda bahkan jika crease adalah langkah pertama sekalipun.
Topologi, yang pada dasarnya memperhatikan sifat dasar sebuah space,
berada dalam lingkup matematika dan geometri. Dalam kajian lebih lanjutnya,
topologi akhirnya membahas tentang kepadatan [compactness], keterhubungan
[connectedness], dan keterhitungan [countability]. Pada akhirnya tiga hal inilah
yang menjadi penghubung antara origami, folding dan topologi. Yang paling
mungkin dilihat tanpa harus terlalu pusing adalah tentang keterhubungan
[connectedness].
Diagram origami, langkah-langkah proses folding dan deformasi dalam topologi,
ketiganya menampakkan keterhubungan antara sebuah benda dengan benda
lain. Lebih tepatnya, bagaimana sebuah benda menjadi benda lain. Keterkaitan
ini dapat dilihat sebagai sebuah jejaring, seperti pada jaringan telepon atau
jaringan jalan di sebuah kota. Mungkin saja terjadi perpotongan atau penumpukan
[overlap] pada dua atau lebih jaringan yang berbeda. Misalnya, pada sebuah
kota terdapat jaringan jalan raya dan jalan-jalan kecil yang terhubung dengan
jalan raya. Diantara jalan raya ataupun jalan-jalan kecil yang terhubung dengan
jalan raya terdapatlah jalan-jalan searah. Yang terjadi adalah pada suatu ketika,
kendaraan yang melewati sebuah jalan kecil searah dan kendaraan yang
melewati jalan raya akan bertemu di sebuah potongan jalan, misalnya jalan kecil
17

arsitektur.net

2008 vol. 2 no. 2

dua arah. Dari dua tempat yang berbeda, dua kendaraan berbeda yang hendak
menuju dua tempat yang berbeda terkadang harus melewati sepotong jalan yang
sama. Atau, misalnya sepotong jaringan kabel telepon di sebuah kota terkadang
harus berada di dalam shaft yang sama dengan sepotong jaringan kabel listrik
karena keadaan tertentu. Atau contoh lain yang lebih maya adalah jaringan
internet, ketika dua orang yang berbeda dengan internet ID yang berbeda juga
menelusuri dua hal berbeda, namun ternyata terkoneksi karena harus memasuki
situs yang sama.

Gambar 6. Contoh jejaring yang tidak saling tumpuk pada sebuah kota.

Gambar 8. Contoh jejaring yang saling berpotongan

Jika melihat contoh jejaring di sebuah kota, timbul pertanyaan: apakah hal yang
sama bisa dilakukan dalam mendeformasi sebuah benda? Bisakah jejaring
sebuah proses origami, folding dan topologi ditumpuk [overlap] sehingga
menghasilkan sebuah proses baru yang sama sekali berbeda dari ketiganya,
namun sebenarnya adalah perpotongan dari ketiganya? Bisakah kita sedikit
mengabstrakkan proses origami dan folding, dan menyatakan proses deformasi
dalam topologi sehingga tidak terlalu mengawang-awang?

18

arsitektur.net

2008 vol. 2 no. 2

Daftar Pustaka

organizational diagrams
Architecture, New Urban Environments and the London Jubilee Line Extension.
http://en.wikipedia.org/wiki/Origami
http://www.paperfolding.com/math/
http://www.origami.as/Info/history.php
http://en.wikipedia.org/wiki/Topology
http://mathworld.wolfram.com/Topology.html
http://www.chez.com/alcochet/toposi.html

19

Anda mungkin juga menyukai