Koil adalah komponen system pengapian yang bekerja untuk menaikkan tegangan listrik dari
aki, agar tegangan listrik menjadi besar untuk dialirkan ke busi. Penaikkan tegangan dari 12
volt menjadi 18.000 volt ini dilakukan dengan prinsip induksi. Di mana terdapat 2 kumparan
kawat, yaitu lilitan primer dan lilitan sekunder dalam 1 wadah koil. Pada rangkaian tertentu
dilengkapi dengan resistor yang dipasangkan di dalam unit koil tersebut, namun ada juga
yang resistornya terpisah dari koil dan dipasangkan di luar koil. Untuk koil yang
menggunakan resistor di dalam koil, maka terminalnya terdiri dari 3 kaki terminal. Yang
masing berkode + (positif), - (negative), dan B (Baterai). Pada contoh pemeriksaan koil
kali ini adalah menggunakan koil berkaki terminal 3 yang artinya resistor menjadi 1 wadah di
dalam koil. Untuk pemeriksaan koil di bawah ini tertuju pada pemeriksaan koil yang
digunakan pada mobil. Untuk pengecekan koil sepeda motor akan dibahas di lain
kesempatan.
4. Periksa lilitan sekunder. Setel terlebih dahulu multitester ke x1 kilo ohm. Hubungkan
kabel kabel multitester ke terminal B dan terminal tegangan tinggi. Tahanan lilitan
sekunder untuk kondisi dingin harus berkisar: 8,5 14,5 kilo ohm. Sedangkan untuk
kondisi koil panas adalah 10,7 17,1 kilo ohm. Jika tahanan lilitan sekunder tidak
berada
dalam
kisaran
tersebut,
maka
koil
harus
diganti.
5. Periksa tahanan resistor. Setel kembali multitester pada x1 ohm. Ukur dengan
multitester dengan cara menghubungkan kabel kabel multitester ke terminal B dan
terminal (+). Tahanan resistor pada koil dingin adalah 0,8 1,3 kilo ohm. Sedangkan
pada kondisi panas 1,05 1,52 kilo ohm. Jika tahanan resistor tidak sesuai, maka koil
harus diganti.
Koil dikatakan baik bila seluruh pengecekan di atas baik. Bila satu item pengecekan terjadi
kerusakan atau dinyatakan tidak baik, maka koil tersebut harus diganti. Koil yang rusak
dalam artian tidak memenuhi syarat ketentuan tahanan di atas, maka suplai tegangan yang
dinaikkan oleh koil menjadi tidak maksimal. Akibatnya loncatan bunga api yang dihasilkan
pun menjadi kecil. Dampak di mesin terasa dengan menurunnya tenaga mesin, yang
diakibatkan pembakaran tidak sempurna dan tidak semua asupan bensin di ruang bakar
terbakar.