Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan
dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati-nya dan Dia sebarkan
di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit
dan bumi; sungguh tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al Baqarah 2: 163-164)
B. Ruang Lingkup Agama Islam
Secara garis besar ruang lingkup agama Islam mencangkup :
Hubungan Manusia dengan Penciptanya (Allah SWT)
Firman Allah SWT
Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS.
Az-Zariyat: 56)
Hubungan manusia dengan Allah disebut pengabdian (ibadah). Pengabdian manusia bukan
untuk kepentingan Allah, Allah tidak berhajat (berkepentingan) kepada siapapun, pengabdian itu
bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada asal penciptannya yaitu Fitrah (kesucian)Nya
agar kehidupan manusia diridhai oleh Allah SWT.
Firman Allah SWT :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah dengan dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan agar mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah orang-orang yang lurus. (QS. AlBayyinah: 5)
Hubungan Manusia dengan Manusia
Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan,
kenegaraan, perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut memberikan gambaran tentang
ajaran-ajaran yang berkenaan dengan: hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula
sebagai ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep kemasyarakatan yang ada bertumpu pada satu
nilai, yaitu saling menolong antara sesama manusia.
Firman Allah SWT:
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (QS. Al-Maidah : 2)
Manusia diciptakan Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka hidup berkelompok,
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Mereka saling membutuhkan dan saling mengisi sehingga
manusia juga disebut makhluk sosial, manusia selalu berhubungan satu sama lain. Demikian
pula keragaman daerah asal.
Tidak pada tempatnya andaikata diantara mereka saling membanggakan diri. Sebab kelebihan
suatu kaum bukan terletak pada kekuatannya, kedudukan sosialnya, warna kulit,
kecantikan/ketampanan atau jenis kelamin. Tapi Allah menilai manusia dari takwanya. Allah
berfirman :
Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kamu ialah yang paling taqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujurat : 13)
Hubungan Manusia dengan Makhluk lainnya/Lingkungannya
Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung manfaat bagi
manusia. Alam raya ini ada tidak terjadi begitu saja, akan tetapi diciptakan oleh Allah dengan
sengaja dan dengan hak. Firman Allah :
Artinya : Tidaklah kau perhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi
dengan hak? (QS. Ibrahim : 19)
Dan Firman-Nya :
Artinya: Wahai Tuhan kami, Tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari api neraka (QS. Ali Imran : 191)
Manusia dikarunia akal (sebagai salah satu kelebihannya), ia juga sebagai khilafah di muka
bumi, namun demikian manusia tetap harus terikat dan tunduk pada hukum Allah. Alam
diciptakan oleh Allah dan diperuntukkan bagi kepentingan manusia.
Sebagai khalifah manusia diberi wewenang untuk mengelola dan mengolah serta memanfaatkan
alam ini. Allah berfirman:
Artinya : Tidakkah kamu perhatikan, sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan) apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untuk
nikmat-Nya lahir dan bathin (Qs. Luqman: 20)
Juga Firman Allah :
Artinya : Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurannya. (QS. Hud : 61)
Dua firman Allah di atas menjelaskan bahwa alam ini untuk manusia dan manusia diperintahkan
untuk memakmurkannya, serta memanfaatkannya dengan sebagi-baiknya. Hanya saja dalam
memanfaatkan alam ini manusia harus mengerti batas-batasnya, tunduk dan patuh pada aturanaturan yang telah digariskan oleh Sang Pencipta alam ini.
C. Ajaran Agama Islam
Akhlaq Islam memberikan sentuhan kepada seluruh sendi kehidupan manusia dengan optimal.
Akhlaq Islam menjangkau ruhiyah, fisik, agama, duniawi, logika, perasaan, keberadaannya
sebagai wujud individu, atau wujudnya sebagai elemen komunal (masyarakat).[15]
Akhlaq Islam meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pribadi, seperti kewajiban memenuhi
kebutuhan fisik dengan makan dan minum yang halalan thoyiban serta menjaga kesehatan,
seruan agar manusia mempergunakan akalnya untuk berfikir akan keberadaan dan kekuasaan
Allah, seruan agar manusia membersihkan jiwanya, Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy Syams
91: 9-10).
Hal-hal yang berkaitan dengan keluarga, seperti hubungan suami istri dengan baik, hubungan
anak dan orang tua, hubungan dengan kerabat dan sanak saudara. Semuanya diajarkan dalam
Islam untuk saling berkasih sayang dalam mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah,
warahmah.
Hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat, seperti seruan untuk memuliakan tamu dan etika
bertamu, mengajarkan bahwa tetangga merupakan keluarga dekat, hubungan muamalah yang
baik dengan saling menghormati, seruan untuk berjual beli dengan adil, dsb. Menjadikan umat
manusia dapat hidup berdampingan dengan damai dan harmonis.
Kesempurnaan Islam juga mengatur pada akhlaq Islam yang berkaitan dengan menyayangi
binatang, tidak menyakiti dan membunuhnya tanpa alasan. Akhlaq Islam yang berkaitan dengan
alam raya, sebagai obyek berfikir, merenung dan belajar, Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal. (QS. Ali Imran 3: 190), sebagai sarana berkarya dan pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari.
Lebih dari itu semua adalah akhlaq muslim kepada Allah SWT, Pencipta, dan Pemberi nikmat,
dengan bertahmid, bersyukur, berharap (raja), dan takut (khauf) terpinggirkan apalagi dijatuhi
hukuman, baik di dunia maupun di akhirat.
4. Ajaran Islam di Bidang Hukum Syariah
Syariah Islam tidak hanya mengurus individu tanpa memperhatikan masyarakatnya, atau
masyarakat tanpa memperhatikan individunya. Syariah Islam mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. Ada aturan ibadah, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah. Ada
halal dan haram (bahaya-berguna) yang mengatur manusia dengan dirinya sendiri. Ada hukum
keluarga, nikah, thalaq, nafkah, persusuan, warisan, perwalian, dsb. Ada aturan bermasyarakat,
seperti: jual beli, hutang-piutang, pengalihan hak, kafalah, dsb. Ada aturan tentang tindak
kejahatan, minuman keras, zina, pembunuhan, dsb.
Dalam urusan negara ada aturan hubungan negara terhadap rakyatnya, loyalitas ulil amri
(pemerintah) yang adil dan bijaksana, bughot (pemberontakan), hubungan antar negara,
pernyataan damai atau perang, dsb. Untuk mewujudkan negara yang adil dan sejahtera sesuai
dengan tatanan hidup Islam, maka syariah Islam harus diterapkan secara kaffah dalam
kehidupan bernegara.
5. Ajaran Islam dalam Seluruh Aspek Kehidupan
Islam adalah agama yang sempurna. Salah satu bukti kesempurnaannya adalah Islam
mencakup seluruh peraturan dan segala aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu Islam
sangat sesuai dijadikan sebagai pedoman hidup. Di antara kelengkapan Islam yang
digambarkan dalam Al Quran adalah mencakup konsep keyakinan (aqidah), moral, tingkah laku,
perasaan, pendidikan, sosial, politik, ekonomi, militer, hukum/ perundang-undangan (syariah).
Kesempurnaan Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan merupakan satusatunya diin yang diridhai Allah SWT menjadikannya satu-satunya agama yang benar dan tak
terkalahkan.sesuai dengan firman Allah SWT:
Dialah yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama
yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai. (QS. At Taubah 9: 33).
Beruntunglah bagi setiap manusia yang diberikan hidayah oleh Allah SWT untuk dapat
merasakan nikmat ber-Islam dan menjauhkannya dari kesesatan hidup jahiliyah. Rawat dan
jagalah nikmat iman dan Islam dengan tarbiyah Islamiyah serta menerapkan Islam secara kaffah,
sehingga terwujud kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian-uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Pertama, ajaran Islam bersifat universal dalam artian seluruh aturan ada dan mengikat untuk
seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Tidak seperti agama lain yang diturunkan untuk umat
agamanya saja, segenap peraturan yang ada dalam Islam tidak hanya untuk umat Islam saja
tetapi mengikat juga ke umat lain.
Kedua, Ajaran Islam sempurna, mengingat Islam sebagai agama terakhir telah disempurnakan
oleh Alloh sehingga mencakup berbagai dimensi kehidupan baik akidah, politik kemasyarakatan,
kebudayaan, pertahanan dan keamanan, sosial kemasyarakatan, ekonomi dan sebagainya.
Ketiga, Ajaran Islam berwatak harmonis dan seimbang, yakni keseimbangan yang tidak goyah,
selaras dan serasi sehingga membentuk ciri khas yang unik. Karenanya ada hukum wajib
sebagai bandingan haram, sunah dengan makruh dan ditengahi oleh hukum mubah. Hal lainnya
adalah menempatkan kewajiban seiring dengan penuntutan hak, menggunakan harta benda
tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, dan sebagainya.
Sumber:Google search
https://www.facebook.com/permalink.php?
id=619632471400127&story_fbid=619646141398760
Sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran, kita juga diwajibkan untuk mengimani kitab
suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum Al-Quran (Zabur, Taurat, Injil, dan suhuf
atau lembaran Ibrahim) melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya (QS AlBaqarah:3). Namun kita juga percaya bahwa selain Al Quran seluruh firman Allah telah
mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka kita meyakini
bahwa Al-Quran adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan
menyempurnakan kitab sebelumnya.
kita juga percaya bahwa Islam adalah agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul
utusan Allah sejak masa Nabi Adam as., dengan demikian tentu saja Nabi Ibrahim as.
juga menganut Islam (QS Al-Baqarah:130-132) 2:130. Pandangan ini meletakkan Islam
bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi
Ibrahim as. Di dalam Al-Quran, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli
Kitab atau Ahlul Kitab.
Lima Rukun Islam
Para ulama mengharuskan setiap muslim mematuhi lima pilar utama dalam Islam yang
disebut sebagai Rukun Islam, yaitu:
1.
Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak
ditaati dan disembah selain Allah dan meyakini bahwa Nabi Muhammad . adalah
rasul Allah.
2.
3.
4.
Membayar zakat.
5.
2.
3.
4.
5.
6.
Doktrin Islam
Dua kelompok terbesar dalam Islam adalah Sunni dan Syiah. Kelompok Islam Sunni
adalah kelompok yang memiliki presentase pengikut terbesar di dunia. Negara dengan
mayoritas pemeluk Islam Sunni adalah Indonesia, Arab Saudi, dan Pakistan sedangkan
negara dengan mayoritas Islam Syiah adalah Iran dan Irak. Doktrin antara Sunni dan
Syiah berbeda pada masalah imamah (kepemimpinan) dan peletakan Ahlul Bait
(keluarga keturunan Rasulullah ). Namun secara umum, baik Sunni maupun Syiah
percaya pada rukun Islam dan rukun iman walaupun dengan terminologi yang berbeda.
Allah
Konsep fundamental dalam Islam adalah Tauhid yakni mengakui keesaan Tuhan dan
menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya. Konsep ini dituangkan dengan jelas
dan sederhana pada surat Al-Ikhlas (surat ke-112) yang terjemahannya antara lain :
Dalam bahasa Arab, Tuhan disebut sebagai Allah. Kata ini secara etimologis terhubung
dengan ?ilah ketuhanan, Allah adalah juga kata yang digunakan oleh orang Kristen
(Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari ho theos dari Perjanjian
Baru dan Septuaginta.
Nama Allah tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis kelamin
tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam Al Quran dikatakan:
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis
kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan
jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah
yang Maha Mendengar dan Melihat. (QS 42-11)
Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya
kepada manusia melalui Al Quran :
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
(QS. 20 : 14)
Pemakaian kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. kita percaya bahwa
Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan umat Yahudi dan Nasrani, dalam
hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun, Islam menolak ajaran Kristen menyangkut
paham Trinitas dimana hal ini dianggap Politheisme.
Mengutip QS. An-Nisa(4) :171:
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan
janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan
(yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada
Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu
Kepercayaan atau pengakuan kebenaran bahwa Muhammad adalah Rasul yang diutus
Allah merupakan syarat kesaksian bagi yang ingin masuk Agama Islam sehingga dapat
disebut sebagai Muslim.
Kita harus mengimani sepenuhnya bahwa Muhammad itu manusia biasa yang menerima
wahyu Allah berupa Al Quran dalam bentuk Firman Allah. Dan terhadap Al Quran itu Nabi
Muhammad mendapat tugas :
Menyampaikan
Menjadi
Menerangkan
Memberikan
http://roelwie.wordpress.com/