Anda di halaman 1dari 14

Islam Agama Yang Sempurna Dan Lengkap

Islam Agama Sempurna dan Lengkap


Posted on Januari 30, 2012 by kotamad Roji
Standar
BAB I
PENDAHULUAN
Sungguh suatu anugerah yang tak terhingga, ketika Allah SWT memberikan nikmat terbesar
dalam kehidupan manusia, yaitu nikmat iman dan Islam. Nikmat yang menjadikan ada sebuah
pembeda (furqan) antara seorang muslim dengan musyrikin. Nikmat Islam merupakan kunci
surga Allah, yang di dalamnya terdapat banyak sekali kenikmatan abadi yang tiada habisnya, di
mana setiap muslim dijamin oleh Allah akan dimasukkan ke dalam jannah-Nya, apabila
menerapkan Islam secara kaffah dalam hidupnya. Firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan),
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu. (QS. Al Baqarah 2: 208)
Islam memiliki sifat-sifat dasar yaitu kesempurnaan, penuh nikmat, diridhai dan sesuai dengan
fitrah. Sebagai agama, sifat-sifat ini dapat dipertanggungjawabkan dan menjadikan pengikutnya
dan penganutnya tenang, selamat dan bahagia dalam menjalani hidup. Muslim menjadi selamat
karena Islam diciptakan sebagai diin yang sempurna. Ketenangan yang dirasakan seorang
muslim karena Allah memberikan segenap rasa nikmat kepada penganut Islam, kemudian
kepada mereka yang mengamalkan Islam karena sesuai dengan fitrahnya. Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar Rum 30: 30)
Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agamaagama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agamaagama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, disetiap
tempat dan di masyarakat manapun. Dalam permasalahan kali ini penulis akan menjelaskan
tentang Islam sebagai agama sempurna, sebagaimana yang tertuang dalam firman Allah SWT
berikut ini :
.
Pada hari ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu(QS. Al-Maidah : 3)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Islam


Kata Islam, berasal dari kata aslama yuslimu Islaman, artinya, tunduk, patuh, menyerahkan
diri.[1] Kata Islam terambil dari kata dasar sa la ma atau sa li ma yang artinya selamat, sejahtera,
tidak cacat, tidak tercela.[2] Hal serupa juga diungkapkan oleh Hamka dalam bukunya Studi
Islam bahwa Islam adalah kata bahasa Arab yang terambil dari kata salima yang berarti
selamat, damai, tunduk, pasrah dan berserah diri.[3] Objek penyerahan diri ini adalah Pencipta
seluruh alam semesta, yakni Allah SWT. Dengan demikian, Islam berarti penyerahan diri kepada
Allah SWT., sebagaimana tercantum dalam al-Quran surat Ali- Imran ayat 19 berikut:
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.(QS. Ali-Imran : 19)
Menurut istilah, Islam adalah wahyu atau risalah yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad
untuk disampaikan kepada umatnya yang menjadi pedoman bagi kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat.[4] Dari definisi ini terlihat ada tiga unsur pokok yang membedakan Islam dengan
agama-agama yang lain, yaitu:
Islam itu adalah risalah atau wahyu dari Tuhan.
Wahyu atau risalah Tuhan itu disampaikan kepada Nabi Muhammad, artinya wahyu atau risalahrisalah yang disampaikan selain kepada Nabi Muhammad bukanlah Islam.
Islam bertujuan untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, artinya Islam bukanlah agama
yang berat sebelah, ke akhirat saja atau ke dunia saja.
Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia, ajaran dari seluruh nabi dan rasulnya yang
penah di utus oleh Allah SWT pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia. Islam
agama bagi Adam a.s, Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman dan
Nabi Isa a.s.
Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk
disampaikan serta diteruskan kepada seluruh umat manusia yang mengandung ketentuanketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan muamalah (syariah) yang
menentukan proses berpikir, merasa, berbuat, dan proses terbentuknya hati.
Pada dasarnya Islam terdiri dari 3 unsur pokok yaitu iman, islam dan ihsan, meskipun ketiganya
mempunyai pengertian yang berbeda tetapi dalam praktek satu sama lain saling terkait dan tidak
dapat dipisahkan.
Iman artinya membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan merealisasikannya
dalam perbuatan akan adanya Allah SWT, dengan adanya segala Kemaha sempurnaan-Nya,
para Malaikat, Kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, hari akhir serta Qadha dan Qadhar.[5]
Islam artinya taat, tunduk, patuh dan menyerahkan diri dari segala ketentuan yang telah
ditetapkan Allah SWT.[6]
Ihsan artinya berakhlak serta berbuat shalih sehingga dalam melaksanakan ibadah kepada Allah
dan bermuamalah (interaksi) dengan sesama mahluk dilaksanakan dengan penuh keikhlasan

seakan-akan Allah menyaksikan gerak-geriknya sepanjang waktu meskipun ia sendiri tidak


melihatnya.[7]
Dari yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa pada agama Islamlah kita temui ciri-ciri
agama wahyu yang lengkap. Sehingga agama Islam, bukan hanya agama yang benar, tetapi
juga agama yang sempurna.
Islam merupakan agama yang sempurna berarti lengkap, menyeluruh dan mencakup segala hal
yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Sebagai petunjuk/ pegangan dalam hidupnya,
sehingga dapat menjalani hidup dengan baik, teratur dan sejahtera, mendapatkan kebahagiaan
hidup baik di dunia maupun di akhirat.
Islam adalah sistem yang menyeluruh, mencakup seluruh sisi kehidupan. Ia adalah negara dan
tanah air, pemerintah dan umat, akhlaq dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban
dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan,
jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran. Ia adalah aqidah yang lurus, ibadah yang benar, tidak
kurang tidak lebih. Syumul (universalitas) merupakan salah satu karakter Islam yang sangat
istimewa jika dibandingkan dengan syariah dan tatanan buatan manusia, baik komunisme,
kapitalisme, demokrasi maupun yang lainnya. Universalitas Islam meliputi waktu, tempat dan
seluruh bidang kehidupan. Ulama besar Mesir Asy-Syahid Hasan Al Banna berkata Risalah
Islam mempunyai jangkauan yang sangat lebar sehingga berlaku bagi seluruh umat, dan
jangkauan yang sangat dalam sehingga mencakup seluruh urusan dunia dan akhirat.[8]
Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zaman (sepanjang masa), syumuliyatul
minhaj (mencakup semuanya) dan syumuliyatul makan (semua tempat).
Islam sebagai syumuliyatuz zaman (sepanjang masa) adalah agama masa lalu, hari ini dan
sampai akhir zaman nanti.[9] Sebagaimana Islam merupakan agama yang pernah Allah
sampaikan kepada para Nabi terdahulu, Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada
tiap-tiap umat untuk menyerukan: Sembahlah Allah dan jauhilah Thaghut. (QS. An Nahl 16:
36). Kemudian disempurnakan oleh Allah melalui risalah nabi Muhammad SAW sebagai
kesatuan risalah dan nabi penutup. Islam yang dibawa nabi Muhammad SAW dilaksanakan
sepanjang masa untuk seluruh umat manusia hingga hari kiamat. Dan Kami tidak mengutus
kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. Saba 34: 28)
Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) melingkupi beberapa aspek lengkap
yang terdapat dalam Islam itu sendiri, misalnya jihad dan dawah (sebagai penyokong/ penguat
Islam), akhlaq dan ibadah (sebagai bangunan Islam) dan aqidah (sebagai asas Islam).[10]
Aspek-aspek ini menggambarkan kelengkapan Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhai
oleh Allah SWT. Firman Allah SWT: Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah
Islam. (QS. Ali Imran 3: 19)
Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat) karena Allah menciptakan manusia dan alam
semesta ini sebagai satu kesatuan.[11] Pencipta alam ini hanya Allah saja. Karena berasal dari
satu pencipta, maka semua dapat dikenakan aturan dan ketentuan kepada-Nya. Firman Allah
SWT sebagai satu-satunya Tuhan dan pencipta alam semesta: Dan Tuhanmu adalah Tuhan
Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan
dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati-nya dan Dia sebarkan
di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit
dan bumi; sungguh tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al Baqarah 2: 163-164)
B. Ruang Lingkup Agama Islam
Secara garis besar ruang lingkup agama Islam mencangkup :
Hubungan Manusia dengan Penciptanya (Allah SWT)
Firman Allah SWT
Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS.
Az-Zariyat: 56)
Hubungan manusia dengan Allah disebut pengabdian (ibadah). Pengabdian manusia bukan
untuk kepentingan Allah, Allah tidak berhajat (berkepentingan) kepada siapapun, pengabdian itu
bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada asal penciptannya yaitu Fitrah (kesucian)Nya
agar kehidupan manusia diridhai oleh Allah SWT.
Firman Allah SWT :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah dengan dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan agar mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah orang-orang yang lurus. (QS. AlBayyinah: 5)
Hubungan Manusia dengan Manusia
Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan,
kenegaraan, perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut memberikan gambaran tentang
ajaran-ajaran yang berkenaan dengan: hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula
sebagai ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep kemasyarakatan yang ada bertumpu pada satu
nilai, yaitu saling menolong antara sesama manusia.
Firman Allah SWT:
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (QS. Al-Maidah : 2)
Manusia diciptakan Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka hidup berkelompok,
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Mereka saling membutuhkan dan saling mengisi sehingga
manusia juga disebut makhluk sosial, manusia selalu berhubungan satu sama lain. Demikian
pula keragaman daerah asal.

Tidak pada tempatnya andaikata diantara mereka saling membanggakan diri. Sebab kelebihan
suatu kaum bukan terletak pada kekuatannya, kedudukan sosialnya, warna kulit,
kecantikan/ketampanan atau jenis kelamin. Tapi Allah menilai manusia dari takwanya. Allah
berfirman :
Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kamu ialah yang paling taqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujurat : 13)
Hubungan Manusia dengan Makhluk lainnya/Lingkungannya
Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung manfaat bagi
manusia. Alam raya ini ada tidak terjadi begitu saja, akan tetapi diciptakan oleh Allah dengan
sengaja dan dengan hak. Firman Allah :
Artinya : Tidaklah kau perhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi
dengan hak? (QS. Ibrahim : 19)
Dan Firman-Nya :
Artinya: Wahai Tuhan kami, Tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari api neraka (QS. Ali Imran : 191)
Manusia dikarunia akal (sebagai salah satu kelebihannya), ia juga sebagai khilafah di muka
bumi, namun demikian manusia tetap harus terikat dan tunduk pada hukum Allah. Alam
diciptakan oleh Allah dan diperuntukkan bagi kepentingan manusia.
Sebagai khalifah manusia diberi wewenang untuk mengelola dan mengolah serta memanfaatkan
alam ini. Allah berfirman:
Artinya : Tidakkah kamu perhatikan, sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan) apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untuk
nikmat-Nya lahir dan bathin (Qs. Luqman: 20)
Juga Firman Allah :
Artinya : Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurannya. (QS. Hud : 61)
Dua firman Allah di atas menjelaskan bahwa alam ini untuk manusia dan manusia diperintahkan
untuk memakmurkannya, serta memanfaatkannya dengan sebagi-baiknya. Hanya saja dalam
memanfaatkan alam ini manusia harus mengerti batas-batasnya, tunduk dan patuh pada aturanaturan yang telah digariskan oleh Sang Pencipta alam ini.
C. Ajaran Agama Islam

1. Ajaran Islam di Bidang Aqidah


Kata aqidah berasal dari kata bahasa Arab aqad, yang berarti ikatan.[12] Menurut ahli bahasa,
definisi aqidah adalah sesuatu yang dengan diikatkan hati dan perasaan halus manusia atau
yang dijadikan agama oleh manusia dan dijadikan pegangan.[13]
Aqidah Islam adalah aqidah yang lengkap dari sudut manapun. Islam mampu menjelaskan
persoalan-persoalan besar kehidupan ini. Aqidah Islam mampu dengan jelas menerangkan
tentang Tuhan, manusia, alam raya, kenabian, dan bahkan perjalanan akhir manusia itu sendiri.
Islam tidak hanya ditetapkan berdasarkan instink/ perasaan atau logika semata, tetapi aqidah
Islam diyakini berdasarkan wahyu yang dibenarkan oleh perasaan dan logika. Iman yang baik
adalah iman yang muncul dari akal yang bersinar dan hati yang bercahaya. Dengan demikian,
aqidah Islam akan mengakar kuat dan menghujam dalam diri seorang muslim. Meyakini secara
benar bahwa tiada Tuhan selain Allah dengan meyakini dalam hati, mengucapkan secara lisan
dan dibuktikan dengan mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
Aqidah Islam adalah aqidah yang tidak bisa dibagi-bagi. Iman seorang mumin adalah iman
100% tidak bisa 99% iman, 1% kufur. Allah SWT berfirman:
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?
Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat.
Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (QS. Al Baqarah 2: 85).
2. Ajaran Islam di Bidang Ibadah
Ibadah dalam Islam menjangkau keseluruhan wujud manusia secara penuh. Seorang muslim
beribadah kepada Allah dengan lisan, fisik, hati, akal, dan bahkan kekayaannya.[14] Lisannya
mampu berdzikir, berdoa, tilawah, amar maruf nahi munkar. Fisiknya mengiringi dengan berdiri,
ruku dan sujud, puasa dan berbuka, berjihad dan berolah raga, membantu mereka yang
membutuhkan.
Hatinya beribadah dengan rasa takut (khauf), berharap (raja), cinta (mahabbah) dan bertawakal
kepada Allah. Ikut berbahagia atas kebahagiaan sesama, dan berbela sungkawa atas musibah
sesama. Akalnya beribadah dengan berfikir dan merenungkan kebesaran dan ciptaan Allah.
Hartanya diinfakkan untuk pembelanjaan yang dicintai dan diperintahkan Allah serta membawa
kemaslahatan bersama.
Maha Suci Allah yang telah mengatur segala sesuatunya dengan baik dan menenteramkan.
Seluruh aktivitas seorang muslim akan bernilai ibadah di mata Allah, apabila dijalankan dengan
ikhlas dan diniatkan hanya untuk mengharap ridha-Nya. Sehingga kita patut mencontoh
Rasulullah SAW dan para sahabat yang selalu berlomba-lomba dalam kebaikan (ibadah), karena
mereka yakin bahwa Allah akan membalasnya dengan limpahan pahala dan sesuatu yang jauh
lebih baik di dunia maupun di akhirat (jannah).
3. Ajaran Islam di Bidang Akhlak

Akhlaq Islam memberikan sentuhan kepada seluruh sendi kehidupan manusia dengan optimal.
Akhlaq Islam menjangkau ruhiyah, fisik, agama, duniawi, logika, perasaan, keberadaannya
sebagai wujud individu, atau wujudnya sebagai elemen komunal (masyarakat).[15]
Akhlaq Islam meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pribadi, seperti kewajiban memenuhi
kebutuhan fisik dengan makan dan minum yang halalan thoyiban serta menjaga kesehatan,
seruan agar manusia mempergunakan akalnya untuk berfikir akan keberadaan dan kekuasaan
Allah, seruan agar manusia membersihkan jiwanya, Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy Syams
91: 9-10).
Hal-hal yang berkaitan dengan keluarga, seperti hubungan suami istri dengan baik, hubungan
anak dan orang tua, hubungan dengan kerabat dan sanak saudara. Semuanya diajarkan dalam
Islam untuk saling berkasih sayang dalam mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah,
warahmah.
Hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat, seperti seruan untuk memuliakan tamu dan etika
bertamu, mengajarkan bahwa tetangga merupakan keluarga dekat, hubungan muamalah yang
baik dengan saling menghormati, seruan untuk berjual beli dengan adil, dsb. Menjadikan umat
manusia dapat hidup berdampingan dengan damai dan harmonis.
Kesempurnaan Islam juga mengatur pada akhlaq Islam yang berkaitan dengan menyayangi
binatang, tidak menyakiti dan membunuhnya tanpa alasan. Akhlaq Islam yang berkaitan dengan
alam raya, sebagai obyek berfikir, merenung dan belajar, Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal. (QS. Ali Imran 3: 190), sebagai sarana berkarya dan pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari.
Lebih dari itu semua adalah akhlaq muslim kepada Allah SWT, Pencipta, dan Pemberi nikmat,
dengan bertahmid, bersyukur, berharap (raja), dan takut (khauf) terpinggirkan apalagi dijatuhi
hukuman, baik di dunia maupun di akhirat.
4. Ajaran Islam di Bidang Hukum Syariah
Syariah Islam tidak hanya mengurus individu tanpa memperhatikan masyarakatnya, atau
masyarakat tanpa memperhatikan individunya. Syariah Islam mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. Ada aturan ibadah, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah. Ada
halal dan haram (bahaya-berguna) yang mengatur manusia dengan dirinya sendiri. Ada hukum
keluarga, nikah, thalaq, nafkah, persusuan, warisan, perwalian, dsb. Ada aturan bermasyarakat,
seperti: jual beli, hutang-piutang, pengalihan hak, kafalah, dsb. Ada aturan tentang tindak
kejahatan, minuman keras, zina, pembunuhan, dsb.
Dalam urusan negara ada aturan hubungan negara terhadap rakyatnya, loyalitas ulil amri
(pemerintah) yang adil dan bijaksana, bughot (pemberontakan), hubungan antar negara,
pernyataan damai atau perang, dsb. Untuk mewujudkan negara yang adil dan sejahtera sesuai

dengan tatanan hidup Islam, maka syariah Islam harus diterapkan secara kaffah dalam
kehidupan bernegara.
5. Ajaran Islam dalam Seluruh Aspek Kehidupan
Islam adalah agama yang sempurna. Salah satu bukti kesempurnaannya adalah Islam
mencakup seluruh peraturan dan segala aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu Islam
sangat sesuai dijadikan sebagai pedoman hidup. Di antara kelengkapan Islam yang
digambarkan dalam Al Quran adalah mencakup konsep keyakinan (aqidah), moral, tingkah laku,
perasaan, pendidikan, sosial, politik, ekonomi, militer, hukum/ perundang-undangan (syariah).
Kesempurnaan Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan merupakan satusatunya diin yang diridhai Allah SWT menjadikannya satu-satunya agama yang benar dan tak
terkalahkan.sesuai dengan firman Allah SWT:
Dialah yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama
yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai. (QS. At Taubah 9: 33).
Beruntunglah bagi setiap manusia yang diberikan hidayah oleh Allah SWT untuk dapat
merasakan nikmat ber-Islam dan menjauhkannya dari kesesatan hidup jahiliyah. Rawat dan
jagalah nikmat iman dan Islam dengan tarbiyah Islamiyah serta menerapkan Islam secara kaffah,
sehingga terwujud kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian-uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Pertama, ajaran Islam bersifat universal dalam artian seluruh aturan ada dan mengikat untuk
seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Tidak seperti agama lain yang diturunkan untuk umat
agamanya saja, segenap peraturan yang ada dalam Islam tidak hanya untuk umat Islam saja
tetapi mengikat juga ke umat lain.
Kedua, Ajaran Islam sempurna, mengingat Islam sebagai agama terakhir telah disempurnakan
oleh Alloh sehingga mencakup berbagai dimensi kehidupan baik akidah, politik kemasyarakatan,
kebudayaan, pertahanan dan keamanan, sosial kemasyarakatan, ekonomi dan sebagainya.
Ketiga, Ajaran Islam berwatak harmonis dan seimbang, yakni keseimbangan yang tidak goyah,
selaras dan serasi sehingga membentuk ciri khas yang unik. Karenanya ada hukum wajib
sebagai bandingan haram, sunah dengan makruh dan ditengahi oleh hukum mubah. Hal lainnya
adalah menempatkan kewajiban seiring dengan penuntutan hak, menggunakan harta benda
tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, dan sebagainya.
Sumber:Google search

https://www.facebook.com/permalink.php?
id=619632471400127&story_fbid=619646141398760

Islam (bahasa Arab,al-islm ,, =berserah diri kepada Tuhan) adalah agama


yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Termasuk agama samawi (agama
yang diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim.
Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia.
Aspek kebahasaan
Dalam bahasa Arab, Islm berarti berserah diri dan merupakan suatu Dnyang berarti
aturan atau sistem (QS Al-Maidah:83). Secara etimologis, kata tersebut diturunkan
dari akar yang sama dengan kata salm yang berarti damai. Kata Muslim (sebutan
bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata Islm. Kata tersebut berarti
orang yang berserah diri kepada Allah dalam bahasa Indonesia.
Kepercayaan
Kepercayaan dasar Islam ditemukan pada dua kalimah shahdatn (dua kalimat
persaksian), yaitu Laa ilaha ilallah, Muhammadar Rasulullah . Bila seseorang
meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat
dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari
kepercayaan lamanya).
Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya,
seperti Nabi Adam as., Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan nabi lainnya yang
diakhiri oleh Nabi Muhammad . sebagai nabi dan rasul utusan Allah terakhir sepanjang
masa (khataman-nabiyyin).

Sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran, kita juga diwajibkan untuk mengimani kitab
suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum Al-Quran (Zabur, Taurat, Injil, dan suhuf
atau lembaran Ibrahim) melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya (QS AlBaqarah:3). Namun kita juga percaya bahwa selain Al Quran seluruh firman Allah telah
mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka kita meyakini
bahwa Al-Quran adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan
menyempurnakan kitab sebelumnya.
kita juga percaya bahwa Islam adalah agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul
utusan Allah sejak masa Nabi Adam as., dengan demikian tentu saja Nabi Ibrahim as.
juga menganut Islam (QS Al-Baqarah:130-132) 2:130. Pandangan ini meletakkan Islam
bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi
Ibrahim as. Di dalam Al-Quran, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli
Kitab atau Ahlul Kitab.
Lima Rukun Islam
Para ulama mengharuskan setiap muslim mematuhi lima pilar utama dalam Islam yang
disebut sebagai Rukun Islam, yaitu:
1.

Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak
ditaati dan disembah selain Allah dan meyakini bahwa Nabi Muhammad . adalah
rasul Allah.

2.

Menunaikan shalat lima kali sehari.

3.

Berpuasa pada bulan Ramadhan.

4.

Membayar zakat.

5.

Menunaikan ibadah haji

Enam Rukun Iman


Muslim juga mempercayai Rukun Iman yang terdiri atas 6 perkara yaitu:
1.

Iman kepada Allah

2.

Iman kepada malaikat Allah

3.

Iman kepada kitab-kitab Allah

4.

Iman kepada nabi dan rasul Allah

5.

Iman kepada hari kiamat

6.

Iman kepada qada dan qadar

Doktrin Islam
Dua kelompok terbesar dalam Islam adalah Sunni dan Syiah. Kelompok Islam Sunni
adalah kelompok yang memiliki presentase pengikut terbesar di dunia. Negara dengan
mayoritas pemeluk Islam Sunni adalah Indonesia, Arab Saudi, dan Pakistan sedangkan
negara dengan mayoritas Islam Syiah adalah Iran dan Irak. Doktrin antara Sunni dan
Syiah berbeda pada masalah imamah (kepemimpinan) dan peletakan Ahlul Bait
(keluarga keturunan Rasulullah ). Namun secara umum, baik Sunni maupun Syiah
percaya pada rukun Islam dan rukun iman walaupun dengan terminologi yang berbeda.
Allah
Konsep fundamental dalam Islam adalah Tauhid yakni mengakui keesaan Tuhan dan
menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya. Konsep ini dituangkan dengan jelas
dan sederhana pada surat Al-Ikhlas (surat ke-112) yang terjemahannya antara lain :
Dalam bahasa Arab, Tuhan disebut sebagai Allah. Kata ini secara etimologis terhubung
dengan ?ilah ketuhanan, Allah adalah juga kata yang digunakan oleh orang Kristen
(Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari ho theos dari Perjanjian
Baru dan Septuaginta.
Nama Allah tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis kelamin
tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam Al Quran dikatakan:
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis
kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan
jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah
yang Maha Mendengar dan Melihat. (QS 42-11)
Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya
kepada manusia melalui Al Quran :
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
(QS. 20 : 14)
Pemakaian kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. kita percaya bahwa
Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan umat Yahudi dan Nasrani, dalam
hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun, Islam menolak ajaran Kristen menyangkut
paham Trinitas dimana hal ini dianggap Politheisme.
Mengutip QS. An-Nisa(4) :171:
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan
janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan
(yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada
Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu

kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Dan janganlah kamu


mengatakan :Tuhan itu tiga, berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik
bagi kamu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa. Maha suci Allah
dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah
kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
Islam melarang visualisasi atau penggambaran Tuhan, hal ini dilarang karena dapat
berujung pada pemberhalaan dan justru penghinaan, karena Tuhan tidak serupa dengan
apapun (QS. Asy-syuraa 11). Sebagai gantinya, Tuhan dalam 99 nama / gelar / julukan
Tuhan (asmaul husna) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana terdapat
pada Al Quran.
Al Fatihah surat pertama dalam Al Quran
Al Quran adalah kitab suci bagi ummat Islam. Secara literal Quran berarti bacaan.
Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, kita merujuk Al Quran sendiri
lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil
cetakan.
Kita percaya bahwa Al Quran disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat
Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga
wafatnya beliau 632 masehi. Walau Al Quran lebih banyak ditransfer melalui hafalan,
namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya
pada tulang, batu-batu dan dedaunan.
Kita percaya bahwa Al Quran yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan
kepada Muhammad , kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian
menghapalkan dan menulis isi Al Quran tersebut. Secara umum para ulama
menyepakati bahwa versi Al Quran yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada
masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650
hingga 656 Masehi. Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi
kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar
semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman. Lihat: Mahabits fi Ulum Al
Quran (Pengantar Studi Ilmu Al-Quran), oleh Syaikh Manna Khalil al-Qaththan, Pustaka
Al-Kautsar, 2006, Jakarta.
Al Quran memiliki 114 surat (bab), dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan
tergantung cara menghitung). Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa
bagian dari keseluruhan Al Quran, mereka yang menghafal keseluruhan Al Quran
dikenal sebagai hafiz (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang,
dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al Quran diseluruh dunia.
Muslim juga percaya bahwa Al Quran hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan dari Al
Quran ke berbagai bahasa tidak merupakan Al Quran itu sendiri. Oleh karena itu
terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al Quran ataupun
hasil usaha mencari makna Al Quran, tetapi bukan Al Quran itu sendiri.
Nabi Muhammad

Kepercayaan atau pengakuan kebenaran bahwa Muhammad adalah Rasul yang diutus
Allah merupakan syarat kesaksian bagi yang ingin masuk Agama Islam sehingga dapat
disebut sebagai Muslim.
Kita harus mengimani sepenuhnya bahwa Muhammad itu manusia biasa yang menerima
wahyu Allah berupa Al Quran dalam bentuk Firman Allah. Dan terhadap Al Quran itu Nabi
Muhammad mendapat tugas :

Menyampaikan

Al Quran (QS. 5:67) kepada seluruh umat manusia (QS 34:28)

yaitu menginformasikan kepada manusia apa adanya isi Al Quran itu

Menjadi

saksi, pembawa kabar gembira, pemberi peringatan dan penyeru

(dakwah) kepada Islam (QS 33:45-46)

Menerangkan

Memberikan

isi Al Quran (QS 16:44)

contoh implementasi isi Al Quran (QS 33:21) dalam kehidupan

sehari-hari sebagai ajaran yang manusiawi


Dalam melaksanakan tugas risalah tersebut, Nabi Muhammad selalu dibimbing oleh
wahyu Allah yang berbentuk pengetahuan. Pengatahuan itu tercermin dalam perkataan,
perbuatan, sikap maupun perilaku beliau pada umumnya. Dengan demikian Nabi
Muhammad selalu dilindungi wahyu Allah dan terjaga dari kesalahan yang oleh para
ulama sering disebut sebagaisifat mashum(QS 10:15). Perilaku Nabi Muhammad
tersebut itulah selanjutnya disebut sebagai Al Hadits.
Negara-negara dengan populasi Muslim mencapai 10% (hijau dengan dominan sunni,
merah dengan dominan syiah) (Sumber CIA World Factbook, 2004).
Saat ini diperkirakan terdapat antara 900 juta hingga 1,4 milyar Muslim yang tersebar di
seluruh dunia. Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di negara-negara Arab, 20% di
afrika, 30% di Asia Selatan yakni Pakistan, Indiadan Bangladesh. Populasi Muslim
terbesar dalam satu negara dapat dijumpai di Indonesia. Populasi muslim juga dapat
ditemukan dalam jumlah yang signifikan di Tiongkok, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia.
Pertumbuhan Muslim sendiri diyakini mencapai 2,9% per tahun, sementara pertumbuhan
penduduk dunia hanya mencapai 2,3%. Besaran ini menjadikan Islam sebagai agama
dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. Beberapa pendapat
menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya angka kelahiran di banyak negara
Islam (enam dari sepuluh negara di dunia dengan angka kelahiran tertinggi di dunia
adalah negara dengan mayoritas Muslim). Namun belum lama ini, sebuah studi
demografi telah menyatakan bahwa angka kelahiran negara Muslim menurun hingga ke
tingkat negara Barat.

http://roelwie.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai

  • SAKIP
    SAKIP
    Dokumen23 halaman
    SAKIP
    Abdul Rahmat Dwicaksono Sihite
    Belum ada peringkat
  • Pola Bilangan Bulat SMP PDF
    Pola Bilangan Bulat SMP PDF
    Dokumen2 halaman
    Pola Bilangan Bulat SMP PDF
    Abdul Rahmat Dwicaksono Sihite
    Belum ada peringkat
  • Tugas Etika Profesi
    Tugas Etika Profesi
    Dokumen26 halaman
    Tugas Etika Profesi
    Abdul Rahmat Dwicaksono Sihite
    Belum ada peringkat
  • Wog
    Wog
    Dokumen3 halaman
    Wog
    Abdul Rahmat Dwicaksono Sihite
    Belum ada peringkat
  • Proses Bisnis SAIBA
    Proses Bisnis SAIBA
    Dokumen22 halaman
    Proses Bisnis SAIBA
    Abdul Rahmat Dwicaksono Sihite
    Belum ada peringkat
  • Zahir
    Zahir
    Dokumen48 halaman
    Zahir
    Abdul Rahmat Dwicaksono Sihite
    Belum ada peringkat
  • Kas Dan Setara Kas
    Kas Dan Setara Kas
    Dokumen4 halaman
    Kas Dan Setara Kas
    Abdul Rahmat Dwicaksono Sihite
    Belum ada peringkat
  • Gruber4e - ch17 - Terjemahan
    Gruber4e - ch17 - Terjemahan
    Dokumen35 halaman
    Gruber4e - ch17 - Terjemahan
    Abdul Rahmat Dwicaksono Sihite
    Belum ada peringkat