Anda di halaman 1dari 7

Jangka Waktu dan Hak-hak Peserta Pemagangan

Dear all, ada beberapa pertanyaan mengenai magang itu sendiri yaitu: 1.
Penerapan magang itu sebenarnya seperti apa? 2. Jangka waktu seseorang bisa
magang dalam suatu perusahaan berapa lama? 3. Apa yang didapat oleh orang
yang magang dalam perusahaan? Mohon dibantu ya untuk jawabannya. Regards,
Omesan01.
Jawaban :
Mengenai magang atau pemagangan diatur dalam Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) serta beberapa
peraturan pelaksananya. Di dalam UU Ketenagakerjaan, pemagangan diartikan
sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu
antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah
bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih
berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan,
dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu (Pasal 1 angka 11
UU Ketenagakerjaan).
Pemagangan dapat dilaksanakan di perusahaan sendiri atau di tempat
penyelenggaraan pelatihan kerja, atau perusahaan lain, baik di dalam maupun di
luar wilayah Indonesia (Pasal 24 UU Ketenagakerjaan). Untuk pemagangan
yang dilakukan di luar wilayah Indonesia, harus memperoleh izin dari Menteri.
Selain itu, penyelenggaraan pemagangan di luar wilayah Indonesia tersebut harus
berbentuk badan hukum Indonesia (Pasal 25 UU Ketenagakerjaan).
Pemagangan dilakukan dengan perjanjian tertulis antara peserta magang dan
perusahaan. Dalam hal pemagangan dilakukan tidak melalui perjanjian
pemagangan, maka pemagangan tersebut dianggap tidak sah dan status peserta
berubah menjadi pekerja/buruh perusahaan yang bersangkutan (Pasal 22 UU
Ketenagakerjaan).
Lebih lanjut, menurut Pasal 12 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No. PER. 22/MEN/IX/2009 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri(Permennakertrans No.
22/2009), di dalam perjanjian pemagangan, harus jelas diatur mengenai hak dan
kewajiban peserta dan pengusaha serta jangka waktu pemagangan. Dalam hal
pemagangan dilakukan di dalam wilayah Indonesia, perjanjian pemagangan
tersebut harus diketahui dan disahkan oleh dinas kabupaten/kota setempat.
Dalam hal pemagangan dilakukan di luar negeri, menurut Pasal 13 Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER. 08/MEN/V/2008 Tahun
2008 tentang Tata Cara Perizinan dan Penyelenggaraan Pemagangan di
Luar Negeri (Permennakertrans No. 8/2008), perjanjian pemagangan tidak
hanya antara peserta magang dengan perusahaan, tetapi juga antara perusahaan
tersebut dengan lembaga penerima pemagang di luar negeri. Penyelenggara
pemagangan tersebut harus mendaftarkan secara tertulis pemagangan tersebut
dengan disertai dokumen-dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana dalam
Pasal 13 Permennakertrans No. 8/2008, yang salah satunya adalah melampirkan
salinan perjanjian pemagangan serta perjanjian antara perusahaan dan lembaga
penerima pemagang di luar negeri tersebut kepada Direktorat Jenderal yang
bertanggung jawab di bidang pelatihan kerja di lingkungan Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi.
Mengenai jangka waktu pemagangan, dalam hal pemagangan dilakukan di dalam
wilayah Indonesia, jangka waktunya paling lama 1 (satu) tahun. Dalam hal untuk
mencapai kualifikasi kompetensi tertentu akan memerlukan waktu lebih dari 1
(satu) tahun, maka harus dituangkan dalam perjanjian pemagangan baru dan
dilaporkan kepada dinas kabupaten/kota setempat (Pasal 7 ayat [4] dan ayat
[5] Pemennakertrans No. 22/2009).
Sedangkan, dalam hal pemagangan di luar negeri tidak ada ketentuan mengenai
jangka waktu pemagangan. UU Ketenagakerjaan sendiri dalam Penjelasan Pasal
22 UU Ketenagakerjaanmenyebutkan bahwa jangka waktu pemagangan

bervariasi sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk mencapai standar
kompetensi yang ditetapkan dalam program pelatihan pemagangan.
Mengenai hal-hal yang didapat oleh peserta magang dalam suatu perusahaan,
yaitu:
1. Pengakuan kualifikasi kompetensi kerja dari perusahaan atau lembaga
sertifikasi (Pasal 23 UU Ketenagakerjaan);
2. Uang saku dan/atau uang transport (Penjelasan Pasal 22 UU
Ketenagakerjaan);
3. Jaminan
sosial
tenaga
kerja
(Penjelasan
Pasal
22
UU
Ketenagakerjaan). Mengenai hal ini, khusus untuk tenaga kerja yang
magang, berdasarkan Pasal 8 ayat (2) huruf a UU No. 3 Tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja hanya diwajibkan ikut Jamsostek
untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) saja. Artinya, tidak wajib ikut
program jaminan kematian (JK) dan jaminan hari tua (JHT) serta jaminan
pelayanan kesehatan (JPK).
Sebagai referensi, Anda dapat juga membaca artikel yang berjudul Esensi
Perjanjian Pemagangan Agar Tidak Menyalahi Aturan.
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
Dasar Hukum:
1. Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
PER.08/MEN/V/2008 Tahun 2008 tentang Tata Cara Perizinan dan
Penyelenggaraan Pemagangan Di Luar Negeri;
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
PER.22/MEN/IX/2009 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pemagangan Di
Dalam Negeri.

Perekrutan Peserta Magang Menjadi Karyawan Perusahaan


Selamat siang. Mau tanya, apakah calon karyawan boleh dijadikan karyawan
training sebelum dijadikan karyawan kontrak? Apakah ada undang-undang yang
mengaturnya?
Jawaban :
Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU
Ketenagakerjaan), tidak ada yang disebut dengan training. Yang diatur dalam
UU Ketenagakerjaan adalah tentang pelatihan kerja dan masa percobaan.
Selain itu, Anda juga tidak menjelaskan dengan rinci seperti apa training yang
Anda maksud. Oleh karena itu, pertama-tama kami akan menjelaskan pelatihan
kerja secara umum yang terdapat dalam UU Ketenagakerjaan dan peraturan
pelaksaannya.
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan (Pasal 1 angka 9 UU
Ketenagakerjaan).
Pelatihan kerja yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan dapat diselenggarakan
oleh pelatihan kerja pemerintah dan/atau pelatihan kerja swasta (Pasal 13 ayat
(1) UU Ketenagakerjaan). Pelatihan kerja dapat diselenggarakan di tempat
pelatihan atau tempat kerja (Pasal 13 ayat (2) UU Ketenagakerjaan).

Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau


mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya melalui pelatihan kerja (Pasal 11 UU Ketenagakerjaan). Untuk
dapat mengikuti pelatihan kerja, peserta wajib memenuhi persyaratan sesuai
dengan jenis dan tingkat program yang akan diikuti (Pasal 13 ayat
(2) Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional).
Dalam hal ini, pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan/atau
pengembangan kompetensi pekerjanya melalui pelatihan kerja (Pasal 12
ayat (1) UU Ketenagakerjaan).
Pelatihan kerja dapat diselenggarakan dengan sistem pemagangan (Pasal 21 UU
Ketenagakerjaan). Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang
diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau
pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau
jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu
(Pasal 1 angka 11 UU Ketenagakerjaan).
Berdasarkan Pasal 21 ayat (2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Republik Indonesia No. PER.22/MEN/IX/2009 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Pemagangan Di Dalam Negeri (Permenaker
22/2009), peserta pemagangan yang telah dievaluasi dan dinyatakan
memenuhi standar kompetensi yang telah ditentukan oleh perusahaan diberikan
sertifikat pemagangan.
Peserta pemagangan yang telah memperoleh sertifikat pemagangan tersebut
dapat (Pasal 22 Permenaker 22/2009):
a. direkrut langsung sebagai pekerja oleh perusahaan yang melaksanakan
pemagangan;
b. bekerja pada perusahaan yang sejenis;
c. melakukan usaha mandiri/menjadi wirausaha.
Lebih lanjut mengenai pemagangan, dapat dibaca dalam artikel Jangka Waktu
dan Hak-hak Peserta Pemagangan.
Ini berarti jika pelatihan yang dimaksud adalah pemagangan, maka pekerja
tersebut setelah pemagangan, memang dapat direkrut menjadi pekerja di
perusahaan yang melaksanakan pemagangan. Sayangnya tidak dijelaskan lebih
lanjut jenis perjanjian kerja pekerja yang direkrut tersebut. Apakah perjanjian
kerja untuk waktu tertentu (yang dikenal dengan pegawai kontrak) atau untuk
waktu tidak tertentu.
Akan tetapi jika yang Anda maksud dengan training adalah masa percobaan,
maka perusahaan tidak dapat menjadikan Anda sebagai pekerja dengan
perjanjian kerja untuk waktu tertentu (kontrak). Ini karena berdasarkan Pasal 58
ayat (1) UU Ketenagakerjaan, perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak
dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja.
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
Dasar Hukum:
1. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
2. Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja
Nasional;
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
PER.22/MEN/IX/2009 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pemagangan Di
Dalam Negeri.
Sistem Magang di Indonesia

Magang merupakan syarat utama untuk melalui proses pendidikan. Mahasiswa


tingkat akhir diwajibkan untuk melakukan magang di suatu perusahaan terdahulu
sebelum mendapatkan gelarnya. Apa definisi dan manfaat program magang?
Bagaimana panduan magang?
Bagi mahasiswa tingkat akhir, pasti kalian sangat akrab dengan kata magang. Ya,
magang memang merupakan salah satu syarat wajib untuk mendapatkan gelar
sarjana. Tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi mengakibatkan proses magang
menjadi sangat penting untuk ke depannya. Apa sebenarnya yang dimaksud
dengan magang? Kenapa Universitas mengharuskan kita untuk mengikuti
program magang? Yuk kita bahas bersama!
Apa itu magang? Apa ada Undang-Undang atau peraturan khusus yang
mengatur mengenai magang?
Masalah magang telah diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan khususnya pasal 21 30. Dan lebih spesifiknya diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Per.22/Men/IX/2009 tentang
Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.
Dalam Peraturan Menteri tersebut, Pemagangan diartikan sebagai bagian dari
sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di
lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan
pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses
produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai
keterampilan atau keahlian tertentu.
Melihat definisi permagangan diatas, apa bedanya pelatihan kerja
dengan magang?
Magang merupakan bagian dari pelatihan kerja, biasanya magang dilakukan oleh
mahasiswa tingkat akhir atau siswa SMK kelas 3 (PKL) sebagai salah satu syarat
utama untuk menyelesaikan proses pendidikan. Sedangkan pelatihan kerja
biasanya diikuti oleh pekerja yang sudah menandatangani kontrak dengan
perusahaan dalam rangka untuk mengembangkan kompetensi kerja dan
produktifitas sang karyawan.
Kenapa magang dijadikan syarat utama untuk mendapat ijazah/gelar
sarjana? Apa manfaatnya bagi mahasiswa?

Dalam kegiatan magang, kita memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan semua


ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah dan mempelajari detail tentang seluk
beluk standar kerja yang profesional. Pengalaman ini kemudian menjadi bekal
dalam menjalani jenjang karir yang sesungguhnya.
Mahasiswa juga dapat menambah wawasan mengenai dunia industri dan
meningkatkan keterampilan serta keahlian praktek kerja.
Lalu, apakah Universitas dan Perusahaan tempat magang juga mendapat
keuntungan dengan program magang tersebut?
Ya, keduanya juga mendapat manfaat dari program magang.
Bagi Universitas :

Terjalinnya kerjasama/ hubungan baik antara Universitas dengan


perusahaan tempat mahasiswa magang.

Universitas dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman


kerja Magang.

Universitas akan lebih dikenal di dunia industri.


Bagi Perusahaan :

Perusahaan akan mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa- mahasiswa


yan melakukan praktek.

Adanya kerjasama/hubungan baik antara Universitas dengan Perusahaan


sehingga perusahaan tersebut dikenal oleh kalangan akademis dan dunia
pendidikan.

Adanya orang yang mengaudit perusahaan tanpa mengeluarkan biaya


dengan adanya laporan-laporan magang yang diberikan kepada
perusahaan.

Apa saja yang berhak didapat oleh peserta magang?

Mendapatkan sertifikat dari lembaga pelatihan kerja apabila yang


bersangkutan telah menyelesaikan program magang

Mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan pengakuan kualifikasi


kompetensi

Mendapatkan perlindungan asuransi kecelakaan, kesehatan, kematian yang


preminya ditanggung oleh lembaga penerima peserta program magang
yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara tempat
dilaksanakannya program magang

Mendapatkan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja selama mengikuti


praktek kerja di perusahaan

Mendapatkan uang saku dan transport sesuai perjanjian antara peserta


magang dengan lembaga pelatihan kerja penyelenggara program magang.

Apakah peserta magang akan diberikan perjanjian magang/kontrak


magang?
Ya. Perusahaan wajib memberikan perjanjian magang. Program magang
dilaksanakan atas dasar perjanjian tertulis yang telah disepakati bersama antara
peserta magang dengan perusahaan. Perjanjian magang tersebut harus diketahui
dan disahkan oleh dinas kabupaten/kota setempat.
Apa saja hal yang harus dicantumkan dalam perjanjian magang?
Perjanjian magang antara peserta magang dan perusahaan, sekurang-kurangnya
harus memuat:

hak dan kewajiban peserta magang dan perusahaan

pembiayaan

jangka waktu

jenis program dan bidang kejuruan

jumlah peserta magang

Apabila dalam perjanjian magang tidak tertera 5 (lima) poin seperti yang
disebutkan diatas, maka Anda perlu meminta surat perjanjian tertulis yang baru.
Apakah kita boleh mengikuti program magang di luar negeri?

Boleh. Lebih detail mengenai peraturan magang di luar negeri diatur dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi KEP. 226 /MEN/2003 tentang
tata cara perizinan penyelenggaraan program pemagangan di luar wilayah
Indonesia.
Sekarang Anda mengetahui lebih mendalam mengenai panduan magang dan siap
untuk mengikuti program magang yang ditawarkan perusahaan-perusahaan.
Berikut adalah beberapa nama perusahaan yang membuka program magang bagi
mahasiswa tingkat akhir ataupun bagi pencari kerja :

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

British Council Indonesia

Sampoerna Tbk

Loreal Indonesia

Atau Anda bisa mencari program magang lewat Kompas Karier


Semoga informasi dari kami bisa membantu Anda, Selamat mencoba!
Sumber :
Indonesia. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Indonesia. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.
Per.22/Men/IX/2009 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri
Related content
Pentingnya Pelatihan Kerja
Pilihan Karir
Karir mandeg, Kontak Head Hunter di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai