Anda di halaman 1dari 5

LOKAKARYA I

PEMERINTAH SEBAGAI NAKHODA DAN MEMAMPUKAN


Lokakarya ini adalah sebagai penutup dan sekaligus rangkuman dari beberapa
bahasan tema dan topik sebelumnya, yaitu
Tema Pergeseran Paradigma Kepemerintahan
Esensi pemerintah sebagai nakhoda
Hubungan antar program (nasional dan daerah)
Tema Permukiman
Konsep permukiman
Urbanisasi dan implikasinya terhadap kota
Kota sebagai pusat kemajuan
Pola kerja peserta
Peserta dapat saja dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok
mengerjakan 1 kasus dengan waktu yang pendek, atau tiap kelompok
mengerjakan semua kiasus dengan waktu yang cukup panjang.
Setelah kerja kelompok selesai maka dapat dilakukan diskusi kelas dimana tiap
kelompok mepresentasikan hasil kerja kelompok dilanjutkan dengan dialog antar
kelompok
Yang penting bangun adalah dialog antar peserta baik selama dalam kelompopk
maupun antar kelompok
Kasus 1
Dalam rapat penyepakatan rencana kota yang akan diprioritaskan kearah Timur
dan Barat agar perkembangan kota seimbang. Dalam rapat tersebut Walikota
meminta semua SKPD di bawak koordinasi Bappeda penyusun anggaran
investasi dengan prioritas ke arah Timur dan Barat.
Para Developer yang berminat membangun seiring dengan rencana
pengembangan kota akan mendapatkan dukungan dalam bentuk jaringan kota
ke lokasi lokasi proyek sehingga dapat menekan harga jual unit mereka.
Sedangkan yang membangun ke arah Utara atau Selatan yang memang lebih
berkembang harus menyediakan seluruh pelayanan prasarana sendiri dari mulai
jaringan distribusi kota sampai dengan jaringan pelayanan kerumah rumah
sehingga harga unitnya akan cukup mahal.
Pertanyaan:
1. Bagaimana pendapat anda, apakah Pemda sdh memberikan arah
pembangunan yang jelas melalui sistem insentif dan disinsentif ?
2. Apa yang harus dilakukan lebih lanjut oleh Pemda bila Pemda menghendaki
ada 1000 unit rumah sederhana terbangun di wilayah Timur kota ?
Kasus 2
Melalui studi yang dilakukan oleh lembaga yang sangat kompeten disimpulkan
bahwa kota Muara membutuhkan 5 SMU; 2 SMU di wilayah Utara Kota dan 3 SMU
di wilayah Selatan Kota. Dalam rapat SKPD yang langsung dipimpin Walikota
memutuskan untuk menyediakan tanah di Kecamatan Jati Tua dan Kecamatan
Randu Alas untuk SMU diwilayah Utara sedangkan untuk diwilayah Selatan dipilih
di Kecamatan Kincir, Kecamatan Gondang dan Kecamatan Kebon Waru. Untuk

mendanai pengadaan tanah tersebut digunakan dana CSR dari beberapa


perusahaan di kota tersebut.
Untuk menyediakan pelayanan sekolah tersebut Pemda memutuskan untuk
mengundang secara terbuka para investor dan penyelenggara sekolah untuk ikut
dalam suatu pelelangan terbuka hanya saat ini dari pengalaman sebelum maka
Pemda memutuskan bahwa yang akan dilelang adalah kwalitas pelayanan
dengan harga terjangkau.
Persyaratan lelang tersebut hanya menyebutkan spesifikasi pelayanan
pendidikan yang dikehendaki Pemda :
Spesifikasi pelayanan pendidikan
Tiap sekolah yang akan dibangun harus mampu menampung 500 siswa
Tiap kelas hanya untuk 25 orang
Tiap kelas dikelola oleh 2 guru
Tiap 5 siswa harus punya akses ke 1 komputer
Tersedia 1 laboratorium kimia minimum untuk 50 siswa
Tersedia 1 laboratorium fisika minimum untuk 50 siswa
Tersedia lapangan olah raga sekurangnya untuk basket dan senam.
Tersedia lapangan parkir untuk 300 sepeda, 5 mobil, 20 motor
Tersedia ruang sembahyang/mushola.
Bangunan gedung permanen, kerangka beton, atap genteng, lantai keramik,
plafond gypsum, dengan ketahanan gempa 8 skala ryther
Dilengkapi dengan toilet pria dan wanita sejumlah yang memadai
Penerangan listrik PLN dan air PDAM
Pemenang lelang akan mendapatkan ijin dan lokasi sdh disediakan dengan tanah
diberikan dengan sertifikat hak pengelolaan. Bila ternyata dalam
pelaksanaannya terjadi penyimpangan maka semua hak dan investasi yang
telah ditanam akan dicabut dengan ganti rugi 30% dari dana investasi.
Pertanyaan

Bagaimana pendapat anda, apakah pola lelang ini adalah manifestasi dari
peran pemerintah yang mengarahkan dan memampukan ? Uraikan
Bagaimana pendapat anda apakah pola lelang ini akan menjamin
keterjangkauan pelayanan untuk masyarakat seandainya diterapkan untuk
bidang-bidang pelayanan lain juga ?.
Apakah pola lelang yang dilakukan kota Muara ini dapat di lakukan di daerah
anda ?
Bila ya apa yang sebaiknya persiapkan pemda dan
Bila tidak, apa hambatannya dan apa, yang sebaiknya dilakukan Pemda agar
dapat terlaksanana

Kasus III
Setelah mendengarkan penyuluhan di Kelurahan dari seorang petugas yang juga
seorang dosen yang selama ini dikenal suka menolong rakyat kecil, tentang
RDTR dari wilayah mereka termasuk 2 RW dimana mereka tinggal maka mereka
segera mengumpulkan teman teman seRW dan menjelaskan apa yang didengar
dari Dosen tadi dan gagasan mereka untuk mewujudkan cita-cita kota. Mereka

merasa sangat yakin dapat mewujudkan karena tanah yang mereka tempati ini
adalah tanah milik yang sdh turun temurun sehingga semua memiliki sertifikat
hak milik apa lagi kalau dibantu oleh Dosen yang bersangkutan. Setelah
berbincang-bincang dengan Dosen tersebut, maka pak Dosen menganggap perlu
mengajak perwakilan warga 2 RW tersebut untuk menghadap Bupati dan
menyatakan niatnya untuk mewujudkan cita-cita yang tertuang direncana kota
asal di bantu Pemda dan pak Bupadi menyanggupi. Kemudian pak Bupati
menunjuk Perumnas untuk bekerja sama dengan masyarakat mewujudkan
citacita kota.
Yang harus dilakukan Perumnas adalah :
1. Menyusun studi kelayakan sehingga tahu apa yang terbaik dapat dilakukan
di 2 RW tersebut
2. Menyewa fasilitator untuk membantu masyarakat melakukan survai swadaya
termasuk mendata kapeling dan rumah warga
3. Bersama warga memutuskan nilai tiap property masing-masing dengan
dibantu juru taksir yang dibayar Perumnas
4. Membuat rencana tapak dan bangunan sesuai dengan kebutuhan dan studi
kelayakan yang sdh dibuat dimana dilokasi kedua RW tersebut lebih cocok
dibangun bangunan komersial dikombinasikan dengan perumahan semacam
ruko atau apartement yang menerapkan konsep hunian kampong (kampong
vertical). Pembuatan rencana ini dilakukan dengan terus konsultasi dengan
warga.
5. Setelah selesai gambar dengat maketnya dipamerkan di kedua RW tersebut
dan masyarakat dapat memilih untuk tetap melanjutkan atau mundur dan
menjual propertinya sesuai nilai srudi kelayakan ke Perumnas. Ternyata dari
750 keluarga 150 lebih suka memilih melepaskan propertinya dan pulang ke
desa leluhur. Jadi ada 150 unit dengan berbagai harga yang sekarang ini
menjadi milik Perumnas
6. Perumnas, warga dan didukung Bupati memasarkan rencana pembangunan
kawasan yang ternyata menjadi 1000 unit hunian, 100 ruko dan 300 kios
dalam sebuah mall dan pasar modern untuk menampung 500 pedagang.
Sementara warga yang tinggal hanya sisa 600 Keluarga dan separohnya siap
dagang di pasar modern
7. Perumnas dengan warga yang setuju memulai persiapan kontruksi dengan
mengatur pentahapan dengan juga terpaksa membangun beberapa bedeng
sementara.
8. Perumnas dengan persetujuan warga dan dukungan Pemda menjaminkan
tanah mereka untuk mendapat pinjaman dari Bank
9. Proses konstruksi dilanjutkan dan akhirnya selesai
10.Proses pengelolaan asset (estate manajemen). Dari penjualan atau
penyewaan property Estate Manajemen mendapatkan penghasilan dan
untuk untuk dibagi dengan warga sesuai proporsi milikinya terdahulu
Pertanyaan
Menurut anda dimana posisi masyarakat apakah sebagai obyek atau subyek
pembangunan ?
Menurut anda posisi terbaik bagi masyarakat sebagai apa ?
Apakah dengan cara begini Pemerintah sdh mengarahkan dan
memampukan ? Uraikan alasan anda.
Dimana keuntungan Perumnas, komponen apa saja yang dapat di charge
atau menguntungkan Perumnas

Bagaimana dengan masyarakat apa untungnya


Bagimana dengan Pemda apa untungnya.

Catatan untuk Pemandu


Konsep dan Gagasan
Nakhoda
Istilah Nakhoda sengaja dipilih karena hakekat kata Pemerintah/Government
berasal dari kata Yunani yang artinya mengemudikan. Ini berarti core business
pemerintah adalah mengemudikan agar apa yang sdh disepakati dan
dirumuskan termasuk pelabuhan akhir yang dituju dapat tercapai dengan baik
terhindar dari berbagai hambatan yang menghadang. Nakhoda juga harus
mahir mengelola awak kapalnya (crew) untuk bekerja sama membawa seluruh
penumpang mencapai tujuan (kebahagiaan).
Nakhoda juga berarti tidak saja pandai mengemudikan bahtera agar mencapai
tujuan dengan selamat juga adalah orang terakhir yang selamat bila terjadi
kecelakaan atau bahteranya karam, artinya sebagai Nakhoda harus pertama
kali menyelamatkan rakyatnya sebelum menyelamatkan dirinya sendiri.
Mengemudikan bahtera yang bernama kota tentu tdk persis sama seperti
kapal besar yang terisoliasi. Meskipun tidak terisolasi tetap Pemda sebagai
Nakhoda harus menjadi programmer bagi dirinya sendiri artinya harus mandiri
sehingga tidak terombang ambing oleh berbagai gelombang termasuk yang
dari pusat. Dengan demikian Pemda dapat merencanakan sesuai kebutuhan
masyarakatnya dan memanfaatkan fasilitas pemerintah nasional untuk
membangun daerahnya.
Jadi core business pemerintah sebagai pengemudi dapat dicapat melalui
berbagai pola antara lain insentif disinsentif; misalnya kebijakan tata ruang,
kdb, klb, penyediaan pelayanan infrastruktur, transportasi, memampukan, dsb
Enabler/Memampukan
UN-Habitat : Enabler = makes things possible, practical and easier for others
who are not quite prepared to do things for themselves (Memampukan adalah
membuat sesuatu itu menjadi mungkin, praktis, mudah bagi mereka yang
belum siap mengerjakan untuk dirinya sendiri)
Kata kunci dalam proses memampukan adalah mobilisasi dan keputusan.

Dengan kata lain upaya memampukan adalah melakukan mobilisasi


sumberdaya yang dibutuhkan pihak lain tanpa mengambil hak mereka untuk
memutuskan, bagaimana, kapan dan dimana mau digunakan.
Contoh beberapa tindakkan dalam rangka memampukan adalah :
Menyediakan insentif bagi masyarakat miskin yang ingin membangun
lingkungannya
Menyediakan informasi yang memudahkan masyarakat merencanakan
lingkungannya, termasuk anggaran yang disediakan
Menyediakan pelatihan yang dibutuhkan
Membangun kesadaran dan keyakinan masyarakat bahwa mereka dapat
mencapai mimpi mereka bila bekerja sama dan bersatu
Menyingkirkan hambatan legislasi dan pendanaan
Membantu menyelesai konflik yang mungkin muncul dalam proses
pembangunan
Memberikan bantuan teknis
dsb

Anda mungkin juga menyukai