Bagaimana pendapat anda, apakah pola lelang ini adalah manifestasi dari
peran pemerintah yang mengarahkan dan memampukan ? Uraikan
Bagaimana pendapat anda apakah pola lelang ini akan menjamin
keterjangkauan pelayanan untuk masyarakat seandainya diterapkan untuk
bidang-bidang pelayanan lain juga ?.
Apakah pola lelang yang dilakukan kota Muara ini dapat di lakukan di daerah
anda ?
Bila ya apa yang sebaiknya persiapkan pemda dan
Bila tidak, apa hambatannya dan apa, yang sebaiknya dilakukan Pemda agar
dapat terlaksanana
Kasus III
Setelah mendengarkan penyuluhan di Kelurahan dari seorang petugas yang juga
seorang dosen yang selama ini dikenal suka menolong rakyat kecil, tentang
RDTR dari wilayah mereka termasuk 2 RW dimana mereka tinggal maka mereka
segera mengumpulkan teman teman seRW dan menjelaskan apa yang didengar
dari Dosen tadi dan gagasan mereka untuk mewujudkan cita-cita kota. Mereka
merasa sangat yakin dapat mewujudkan karena tanah yang mereka tempati ini
adalah tanah milik yang sdh turun temurun sehingga semua memiliki sertifikat
hak milik apa lagi kalau dibantu oleh Dosen yang bersangkutan. Setelah
berbincang-bincang dengan Dosen tersebut, maka pak Dosen menganggap perlu
mengajak perwakilan warga 2 RW tersebut untuk menghadap Bupati dan
menyatakan niatnya untuk mewujudkan cita-cita yang tertuang direncana kota
asal di bantu Pemda dan pak Bupadi menyanggupi. Kemudian pak Bupati
menunjuk Perumnas untuk bekerja sama dengan masyarakat mewujudkan
citacita kota.
Yang harus dilakukan Perumnas adalah :
1. Menyusun studi kelayakan sehingga tahu apa yang terbaik dapat dilakukan
di 2 RW tersebut
2. Menyewa fasilitator untuk membantu masyarakat melakukan survai swadaya
termasuk mendata kapeling dan rumah warga
3. Bersama warga memutuskan nilai tiap property masing-masing dengan
dibantu juru taksir yang dibayar Perumnas
4. Membuat rencana tapak dan bangunan sesuai dengan kebutuhan dan studi
kelayakan yang sdh dibuat dimana dilokasi kedua RW tersebut lebih cocok
dibangun bangunan komersial dikombinasikan dengan perumahan semacam
ruko atau apartement yang menerapkan konsep hunian kampong (kampong
vertical). Pembuatan rencana ini dilakukan dengan terus konsultasi dengan
warga.
5. Setelah selesai gambar dengat maketnya dipamerkan di kedua RW tersebut
dan masyarakat dapat memilih untuk tetap melanjutkan atau mundur dan
menjual propertinya sesuai nilai srudi kelayakan ke Perumnas. Ternyata dari
750 keluarga 150 lebih suka memilih melepaskan propertinya dan pulang ke
desa leluhur. Jadi ada 150 unit dengan berbagai harga yang sekarang ini
menjadi milik Perumnas
6. Perumnas, warga dan didukung Bupati memasarkan rencana pembangunan
kawasan yang ternyata menjadi 1000 unit hunian, 100 ruko dan 300 kios
dalam sebuah mall dan pasar modern untuk menampung 500 pedagang.
Sementara warga yang tinggal hanya sisa 600 Keluarga dan separohnya siap
dagang di pasar modern
7. Perumnas dengan warga yang setuju memulai persiapan kontruksi dengan
mengatur pentahapan dengan juga terpaksa membangun beberapa bedeng
sementara.
8. Perumnas dengan persetujuan warga dan dukungan Pemda menjaminkan
tanah mereka untuk mendapat pinjaman dari Bank
9. Proses konstruksi dilanjutkan dan akhirnya selesai
10.Proses pengelolaan asset (estate manajemen). Dari penjualan atau
penyewaan property Estate Manajemen mendapatkan penghasilan dan
untuk untuk dibagi dengan warga sesuai proporsi milikinya terdahulu
Pertanyaan
Menurut anda dimana posisi masyarakat apakah sebagai obyek atau subyek
pembangunan ?
Menurut anda posisi terbaik bagi masyarakat sebagai apa ?
Apakah dengan cara begini Pemerintah sdh mengarahkan dan
memampukan ? Uraikan alasan anda.
Dimana keuntungan Perumnas, komponen apa saja yang dapat di charge
atau menguntungkan Perumnas