ISSN: 1979-911X
ABSTRAK
Las titik (spot welding) merupakan salah satu cara pengelasan resistansi listrik dimana dua atau lebih
lembaran logam dijepit diantara dua elektroda dan pada saat yang bersamaan arus listrik dialirkan sehingga
permukaan material mencapai temperatur las kemudian material tersebut menyatu.
Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui kualitas pengelasan yang terbaik dengan menggunakan mesin las tipe PDN 10-10 serta
material yang digunakan adalah plat baja karbon rendah AISI 1010 tebal 0,6 mm; 0,8 mm dan 1,2 mm. dilas
dengan las titik dengan sambungan tindih (lap joint), dengan arus las 26 A dan voltase output 1,75 volt,2,2 volt
dan 2,28 volt dan waktu sebesar 1,5 detik; 2,5 detik dan 3 detik. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian
adalah uji struktur mikro, kekerasan dan kekuatan tarik pembuatan spesimen uji mengacu standar JIS Z 3139.
Hasil pengujian struktur mikro ditemukan adanya fasa ferit (terang) dan perlit (gelap) pada semua bagian, pada
bagian logam induk, daerah HAZ, maupun daerah pengelasan, besarnya jumlah butir pada daerah pengelasan
relatif lebih besar bila dibandingkan pada daerah HAZ dan logam induk. Nilai kekerasan HVN (hardness vickers
number) tetinggi pada daerah pengelasan sebesar 300 mg/m2 untuk plat dengan tebal 1,2 mm menggunakan
tegangan 2,2 volt dan waktu 2,5 detik, untuk daerah HAZ sebesar 177 mg/m2untuk tebal plat 0,6 mm
menggunakan tegangan 2 dan waktu 2,5 detik dan untuk logam induk nilai kekerasan 100 mg/m2 untuk semua
spesimen uji. Kekuatan tarik pada sambungan las tertinggi adalah 11 kg/mm2 pada pengujian dengan
menggunakan tegangan 1,75 volt tebal pelat 0,8 mm dan waktu penekanan 1,5 detik dan kekuatan tarik terendah
terjadi pada pengelasan dengan menggunakan tegangan 3 volt dan waktu 3 detik.
Kata kunci : Spot welding, Arus las, Voltase output, Baja karbon rendah AISI 1010, Struktur mikro, Uji
kekerasan, Uji tarik, Logam induk, HAZ, logam las.
PENDAHULUAN
Pengelasan titik banyak digunakan dalam bidang industri, terutama industri otomotif. Las titik
(spot welding) merupakan salah satu cara pengelasan resistansi listrik dimana dua atau lebih lembaran
logam dijepit diantara dua elektroda dan pada saat yang bersamaan arus listrik dialirkan sehingga
permukaan material mencapai temperatur las kemudian material tersebut menyatu biasanya proses
pengelasan dilakukan untuk tebal bahan yang tipis (Harsono. W & T. Okumura)
Proses pengelasan titik dipengaruhi antara lain : besarnya arus listrik, gaya penekanan, waktu
penekanan dan luas singgungan elektoda. Ditinjau dari segi metalurgi, penggunaan variabel las titik
yang tidak tepat akan mengakibatkan kualitas pengelasan yang tidak baik. Sehingga logam rusak
dalam bentuk patah dan perubahan sifat mekanisnya (Khifdhiyah Laylatu). Pada penelitian ini
dilakukan variasi beberapa parameter pengelasan yaitu tegangan, tebal tipisnya material dan lamanya
penekanan pada pengelasan tidengan material pelat baja.
Batasan masalah di dalam penelitian ini adalah :
1. Pengelasan yang digunakan adalah pengelasan dengan bentuk sambungan tumpul atau lap joint
dengan menggunakan pengelasan titik.
2. Bahan yang digunakan adalah plat baja karbon rendah dengan ketebalan 0,6 mm; 0,8 mm; dan
1,2 mm.
3. Variabel tegangan dan waktu yang digunakan adalah 1,75 V, 2,20 V dan 2,28 V, dan 1,5, 2,5 dan 3
detik.
4. Pengujian yang dilakukan adalah :
a. Pengujian kekuatan tarik; b. Pengujian kekerasan; c. Pengujian struktur mikro.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
A-332
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Jogjakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
1. Mengetahui performance dari mesin las titik tipe PDN 10-10 di lab proses produksi jurusan teknik
mesin IST AKPRIND
2. Mengetahui struktur mikro yang ada pada sambungan las titik, yakni pada daerah logam induk,
HAZ dan daerah manik las (nugget).
3. Mengetahui sifat mekanis kekuatan tarik, kekerasan pada sambungan las (lap joint)
METODE
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, guna memperoleh data tentang analisa
kekuatan tarik, struktur mikro, kekerasan pada pengelasan titik (spot welding). Adapun diagram alir
metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
MULAI
Identifikasi Masalah
Pengujian
Tarik
Studi pustaka
Kekerasan
Struktur Mikro
SELESAI
A-333
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Jogjakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
pengujian cacat masing-masing 3 sampel uji. Pengujian tarik, pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui kekuatan tarik hasil pengelasan titik pada logam baja karbon rendah. Adapun spesimen uji
sesuai dengan standar JIS 3319 seperti pada Gambar 2. Spesimen uji tarik standar JIS Z 3139
250
200
150
195
189
179
177
150
138
101
100
99
100
50
0
Daerah Daerah Logam
Las
HAZ induk
Daerah Pengelasan
Gambar 1. Grafik Pengelasan dengan tegangan 1,75 Volt dan waktu 1,5 detik.
Pengujian kekerasan vickers (mikro hardness vickers), pengujian kekerasan ini dilakukan
untuk menguji distribusi kekerasan pada logam las, daerah HAZ (Heat Affactive Zone), dan logam
induk. Pengujian dengan menggunakan mikro Vickers dengan menggunakan penekan berbentuk
piramida intan, beban yang dipergunakan adalah 200 gf dengan lama penekanan 5 detik. Adapun
besarnya kekerasan mikro Vickers rata-rata dapat dilihat pada Grafik 1,2 dan 3.
Dari grafik 1, 2 dan 3 kekerasan pada daerah logam induk semua material dengan ketebalan
yang berbeda mempunyai kekerasan sama adapun besarnya kekerasan besarnya rata-rata 100 mg/m2
hal ini disebabkan karena pada daerah logam induk dilihat dari struktur mikronya tidak mengalami
perubahan hanya terdiri dari phase perlit dan perlit.
A-334
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Jogjakarta, 3 November 2012
250
200
210
200
180
150
ISSN: 1979-911X
177
156
138
101
101
100
100
50
0
Daerah Daerah Logam
Las
HAZ
induk
Daerah Pengelasan
300
290
180
150
138
136
101
100
99
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Jogjakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
tetapi terjadi lubang yang tidak bulat benar pada salah satu bagian yang runcing sehingga
menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan sehingga apabila dikenai beban pada bagian tersebut
timbul crak sehingga mudah patah, disamping itu pada saat pengelasan terjadi lengket antara elektroda
dengan material uji sehingga menyebabkan kualitas pengelasan tidak baik
15
11
5.2
0.6
5
0.8
1.2
6
4
2
5
2.5
2.5
0
0.6
0.8
1.2
3
2.1
1.7
0.6
0.8
1.2
PEMBAHASAN
Hasil pengujian struktur mikro pada suatu material uji yang telah mengalami proses
pengelasan yaitu pada daerah logam induk, HAZ, dan daerah pengelasan. Ketiga daerah tersebut
tersebut mendapatkan perlakuan panas yang berbeda, dalam hal ini temperatur puncak serta laju
pendinginan yang tidak sama, maka ketiga daerah tersebut juga memiliki struktur mikro juga berbeda
(ASM Metallurgy and Microstructures) Adapun struktur mikro pada tiap-tiap daerah pengujian seperti
pada Gambar 2 sampai dengan Gambar 6.
A-336
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Jogjakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Gambar 3 Daearah pengelasan dan HAZ dengan 1,75 V waktu 1,5 detik tebal 0,8 mm
Gambar 4 Daearah pengelasan dan HAZ dengan 2,3 V waktu 3 detik tebal 1,2 mm
Gambar 5 Daerah pengelasan dan HAZ dengan 2,3 V waktu 2,5 detik tebal 0,6 detik
A-337
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Jogjakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Gambar 6 Daearah pengelasan dan HAZ dengan 2,3 V waktu 3 detik tebal 1,2 mm
Pada gambar struktur mikro seperti pada gambar 2 sampai dengan gambar 6 banyaknya butir
yang paling banyak pada pengelasan dengan menggunakan tegangan 2,3 Volt dan waktu penekanan 3
detik pada ketebalan material uji 1,2 mm jumlah butirnya 205 butir dan masukan panas = 179,4 Joule
dan jumlah butir terendah pada pengelasan dengan menggunakan tegangan 1,75 Volt dan waktu
penekanan 1,5 detik pada ketebalan 1,2 mm jumlah butirnya 56 butir serta masukan panas pada
pengelasan mengalami penurunan yang besarnya 68,25 Joule.
KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data dan analisa data penelitian pengaruh tebal pelat baja karbon
rendah, lama penekanan tegangan listrik pada pengelasan titik terhadap sifat fisis dan mekanis, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Kekerasan tertinggi pada daerah pengelasan sebesar 300 mg/m2 pada pengelasan dengan
menggunakan tegangan 2,3 Volt dan waktu penekanan 3 detik dengan tebal pelat 1,2 mm. Dan
kekerasan terendah pada pada daerah HAZ sebesar 138 mg/m2 pada pengelasan dengan
menggunakan tegangan 1,75 Volt dan waktu penekanan 1,5 detik dengan tebal pelat 1,2 mm.
2. Kekuatan tarik tertinggi sebesar 11 Kg/mm2 pada pengelasan dengan menggunakan tegangan 1,75
Volt dan waktu penekanan 1,5 detik pada ketebalan pelat 0,8 mm. Dan kekuatan tarik terendah
pada sebesar 1,7 mg/m2 dengan menggunakan tegangan 2,3 Volt dan waktu penekanan 3 detik
pada ketebalan pelat 0,6 mm.
3. Heat input terbesar pada pengujian dengan menggunakan tegangan 2,3 Volt, lama penekanan 3
detik pada semua material uji yaitu sebesar 179,4 Joule dan Heat input terendah pada pengujian
dengan menggunakan tegangan 1,75 Volt, lama penekanan 1,5 detik pada semua material uji yaitu
sebesar 68,25 Joule
4. Jumlah butir tertinggi dengan menggunakan tegangan 2,3 Volt dan waktu penekanan 3 detik pada
ketebalan material uji 1,2 mm jumlah butirnya 205 butir dan jumlah butir terendah pada
pengelasan dengan menggunakan tegangan 1,75 Volt dan waktu penekanan 1,5 detik pada
ketebalan 1,2 mm jumlah butirnya 56 butir
5. Pada pengelasan dengan menggunakan tegangan 2,3 volt dan waktu penekanan 3 detik kekuatan
tariknya rendah hal ini disebabkan pada daerah pengelasan terjadi lubang.
DAFTAR PUSTAKA
ASM., 1989, Metallurgy and Microstructures, ASM Handbook Committe, Metal Park, Ohio.
Harsono. W & T. Okumura, 2000, Teknologi Pengelasan Logam, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta
JIS Hand Book (1986), Ferrous Materials and Metallurgy, Japanese Standart Association, Akasaka 4
Chome, Minato-ku, Tokyo.
Khifdhiyah Laylatu ,2012 Pengaruh tebal plat & waktu pada pengelasan titik, Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknologi Indistri IST AKPRIND Yogyakarta.
A-338