OLEH :
ARIS CITRA WISUDA
12131011136
arisoesman88@gmail.com
Dosen :
Padli Mas'oed, S.Si., M.Pd
Departemen
kesehatan
telah mengupayakan berbagai strategi dalam mengatasi kasus ini. Pada awalnya
strategi yang digunakan adalah memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan,
kemudian strategi diperluas dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke
tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut
sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. Pencegahan
penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes
aegypti (Rozendaal JA., 1997).
siang hari seringkali menjadi sasaran gigitan nyamuk. Sarang nyamuk selain di
dalam rumah, juga banyak dijumpai di sekolah, apalagi bila keadaan kelas gelap dan
lembab. Sasaran berikutnya adalah anak sekolah yang pada pagi dan siang hari
berada di sekolah. Disamping nyamuk Aedes aegypti yang senang hidup di dalam
rumah, juga terdapat nyamuk Aedes albopictus yang dapat menularkan penyakit
demam berdarah dengue. Nyamuk Aedes albopictus hidup di luar rumah, di kebun
yang rindang, sehingga anak usia sekolah dapat juga terkena gigitan oleh nyamuk
kebun tersebut di siang hari tatkala sedang bermain. Faktor daya tahan anak yang
belum sempurna seperti halnya orang dewasa, agaknya juga merupakan faktor
mengapa anak lebih banyak terkena penyakit demam berdarah dengue
dibandingkan orang dewasa.
Di perkotaan, nyamuk sangat mudah terbang dari satu rumah ke rumah lainnya
dari rumah ke kantor, atau tempat umum seperti tempat ibadah, dan lain-lain. Oleh
karena itu, orang dewasa pun menjadi sasaran berikutnya setelah anak-anak.
Terutama dewasa muda (18-25 tahun) sesuai dengan kegiatan kelompok ini pada
siang hari di luar rumah. Walaupun demikian, pada umumnya penyakit demam
berdarah dengue dewasa lebih ringan daripada anak.
BAGAIMANA GEJALA AWALNYA?
Gejala klinis demam berdarah dengue pada saat awal penyakit (hari demam 1-3)
dapat menyerupai penyakit lain seperti radang tenggorokan, campak, dan tifus.
Gejala yang membedakan satu dengan yang lain yaitu gejala yang menyertai gejala
demam berdarah seperti tertera di atas.
a. Demam
Demam pada penyakit demam berdarah ini secara mendadak dan berkisar antara
38,50C-400C, Pada anak-anak terjadi peningkatan suhu yang mendadak. Pagi hari
anak masih dapat sekolah dan bermain, mendadak sore harinya mengeluh demam
sangat tinggi. Demam akan terus menerus baik pada pagi maupun malam hari dan
hanya menurun sebentar setelah diberikan obat penurun panas. Pada anak yang
lebih besar atau pada orang dewasa pada saat gejala awal seringkali tidak begitu
dihiraukan oleh karena demam datang dengan tiba-tiba. Mereka tetap melakukan
kegiatan seperti biasanya dan baru merasakan sakit bila timbul gejala berikutnya
yaitu lesu, tidak enak makan dan lain sebagainya.
b. Lesu
Disamping demam tinggi dan mendadak penderita demam berdarah dengue akan
mengeluh atau terlihat lesu dan lemah. Seluruh badan lemah seolah tidak ada
kekuatan, pada anak yang masih kecil tidak dapat mengeluh tetapi anak yang
biasanya aktif kali ini tidak mau bermain lagi dan lebih senang diam duduk atau
tiduran. Badan akan makin bertambah lemah oleh karena nafsu makan menghilang
sama sekali baik minum maupun makan, rasa mual dan rasa tidak enak di perut dan
didaerah ulu hati menyebabkan semua makanan dan minuman yang dimakan keluar
lagi. Rasa mual, muntah dan nyeri pada ulu hati akan makin bertambah bila
penderita minum obat penurun panas yang dapat merangsang lambung (lihat
Bagian 3 mengenai Pengobatan). Pada anak kecil dapat disertai mencret 3-5 kali
sehari, cair, tanpa lendir. Jadi, bila seorang anak menderita mencret disertai demam
tinggi kita harus waspada demam berdarah apalagi terjadi pada bayi atau anak kecil
di bawah umur 2 tahun. Demam berdarah dengue sebagai penyakit virus sering
menyebabkan muka dan badan anak kemerahan seperti udang rebus (flushing)
dan bila dipegang badan sangat panas.
c. Nyeri Perut
Nyeri perut merupakan gejala yang penting pada demam berdarah dengue. Gejala
ini tampak jelas pada anak besar atau dewasa oleh karena mereka telah dapat
merasakan. Nyeri perut dapat dirasakan di daerah ulu hati dan daerah di bawah
lengkung iga sebelah kanan. Nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan lebih
mengarah pada penyakit demam berdarah dengue dibandingkan nyeri perut pada
ulu hati. Penyebab dari nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan ini adalah
pembesaran hati (liver) sehingga terjadi peregangan selaput yang membungkus
hati. Pada gejala selanjutnya dapat diikuti dengan perdarahan pembuluh darah kecil
pada selaput tersebut. Sedangkan nyeri perut di daerah ulu hati yang menyerupai
gejala sakit lambung (sakit maag) dapat juga disebabkan oleh rangsangan obat
penurun panas khususnya obat golongan aspirin atau asetosal. Untuk memastikan
adanya nyeri perut ini dapat dilakukan penekanan (perabaan disertai penekanan)
pada daerah ulu hati dan di bawah lengkung iga sebelah kanan, terutama pada anak
yang belum dapat mengeluh. Perlu diperhatikan bahwa nyeri perut dapat
menyerupai gejala radang usus buntu. Letak usus buntu pada daerah perut sebelah
kanan bawah dekat pangkal paha kanan. Jadi bila terdapat peradangan usus buntu
akan terasa sakit bila ditekan di daerah perut sebelah kanan bawah, tetapi pada
anak-anak perasaan nyeri perut dapat menjalar dan dirasakan pada daerah pusar
sehingga kadangkala sulit dibedakan dengan nyeri perut pada demam berdarah
dengue. Apalagi gejala radang usus buntu juga disertai dengan demam, muntah,
dan nyeri perut. Pada pengalaman kami sekitar 2/3 penderita demam berdarah
dengue pada anak besar dan dewasa mengeluh nyeri perut, oleh karena itu bila
terdapat nyeri perut disertai demam tinggi harus waspada.
d. Tanda Perdarahan
Pada awal penyakit demam berdarah dengue, tanda perdarahan yang terjadi adalah
perdarahan yang tergolong ringan. Perdarahan kulit merupakan perdarahan yang
terbanyak ditemukan. Bintik kemerahan sebesar ujung jarum pentul menyerupai
bintik gigitan nyamuk. Maka, untuk membedakan bintik merah yang disebabkan oleh
karena perdarahan pada demam berdarah dengan bintik karena gigitan nyamuk,
carilah juga di daerah yang terlindung pakaian (misalnya dada dan punggung)
sehingga hampir dapat dipastikan terlindung dari gigitan nyamuk. Kemudian coba
tekan bintik merah tersebut: bila menghilang itu berarti gigitan nyamuk dan
sebaliknya bila menetap itu adalah perdarahan kulit, juga pada perabaan pada
gigitan nyamuk akan teraba menonjol sedangkan pada demam berdarah bintik
tersebut rata dengan permukaan kulit. Hal ini karena pada gigitan nyamuk bintik
merah disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah sebagai akibat dari reaksi
terhadap racun yang terdapat di dalam kelenjar liur nyamuk dan bukan karena
perdarahan kulit. Bintik merah pada demam berdarah tidak bergerombol seperti
halnya bintik merah pada campak, tetapi terpisah satu-satu.
Perdarahan lain yang sering ditemukan adalah mimisan. Terutama pada anak perlu
diperhatikan apakah anak sering menderita mimisan sebelumnya. Mimisan,
terbanyak disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di daerah selaput lendir
hidung yang disebabkan oleh rangsangan baik dari dalam ataupun dari luar tubuh
seperti demam tinggi, udara yang terlampau dingin, udara yang terlampau panas,
terlampau letih sehingga kurang istirahat atau makan kurang teratur, dan
sebagainya. Bila anak pernah menderita mimisan sebelumnya, maka mimisan
mungkin tidak berbahaya; tetapi pada seorang anak yang belum pernah mimisan
kemudian demam tinggi dan mimisan maka perlu diwaspadai. Gejala perdarahan lain
yang dapat dijumpai adalah haid yang berlebihan pada anak perempuan atau lebam
pada kulit bekas pengambilan darah, dan perdarahan gusi.
GEJALA LANJUTAN
Gejala selanjutnya terjadi pada hari sakit ke3-5, merupakan saat-saat yang
berbahaya pada penyakit demam berdarah dengue. Suhu badan akan turun, jadi
seolah-olah anak sembuh oleh karena tidak demam lagi. Yang perlu diperhatikan
saat ini, adalah tingkah laku si anak. Apabila demam menghilang, anak tampak
segar dan mau bermain serta mau makan/ minum biasanya termasuk demam
dengue ringan; tetapi apabila demam menghilang tetapi anak bertambah lemah,
ingin tidur, dan tidak mau makan/ minum apapun apalagi disertai nyeri perut, ini
merupakan tanda awal terjadinya syok. Keadaan syok merupakan keadaan yang
sangat berbahaya oleh karena semua organ tubuh akan kekurangan oksigen dan hal
ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Tanda-tanda syok harus dikenali dengan baik bila kita merawat anak yang
dicurigai menderita demam berdarah, atau anak yang telah demam tinggi selama 3
hari atau lebih. Anak tampak gelisah atau bila syok berat anak menjadi tidak
sadarkan diri, nafas cepat seolah-olah sesak nafas. Seluruh badan teraba dingin dan
lembab, perasaan dingin yang paling mudah dikenal bila kita meraba kaki dan
tangan penderita. Bibir dan kuku tampak kebiruan menggambarkan pembuluh darah
di bagian ujung mengkerut sebagai kompensasi untuk memompa darah yang lebih
banyak ke jantung. Anak akan merasa haus, serta kencing berkurang atau tidak ada
kencing sama sekali. Syok akan mudah terjadi bila anak sebelum terjadi syok,
kurang atau tidak mau minum.
Apabila syok yang telah diterangkan sebelumnya tidak diobati dengan baik maka
akan menyusul gejala berikutnya yaitu perdarahan dari saluran cerna. Perdarahan
saluran cerna ini dapat ringan atau berat tergantung dari berapa lama syok terjadi
sampai diobati dengan tepat. Penurunan kadar oksigen di dalam darah akan memicu
terjadinya perdarahan, makin lama syok terjadi makin rendah kadar oksigen di
dalam darah maka makin hebat perdarahan yang terjadi. Pada awalnya perdarahan
saluran cerna tidak terlihat dari luar, oleh karena terjadi di dalam perut. Yang akan
tampak hanya perut yang semakin lama semakin membuncit dan nyeri bila diraba.
Selanjutnya akan terjadi muntah darah dan berak darah/ berak hitam. Pada saat
terjadi perdarahan hebat penderita akan sangat kesakitan, tetapi bila syok sudah
lama terjadi penderita pada umumnya sudah tidak sadar lagi. Perdarahan lain yang
dapat terjadi adalah perdarahan di dalam paru. Anak akan lebih sesak lagi, maikn
gelisah, dan sangat pucat. Kematian makin dipercepat dengan adanya perdarahan di
dalam otak.
Pada hari sakit keenam dan seterusnya, merupakan saat penyembuhan. Saat ini
demam telah menghilang dan suhu menjadi normal kembali, tidak dijumpai lagi
perdarahan baru, dan nafsu makan timbul kembali. Pada umumnya, setelah
seseorang sembuh dari sakitnya anak masih tampak lemah, muka agak sembab
disertai perut agak tegang tetapi beberapa hari kemudian kondisi badan anak akan
pulih kembali normal tanpa gejala sisa. Sebagai tanda penyembuhan kadangkala
timbul bercak-bercak merah menyeluruh di kedua kaki dan tangan dengan bercak
putih diantaranya, pada anak besar mengeluh gatal pada bercak tersebut. Jadi, bila
telah timbul bercak merah yang sangat luas di kaki dan tangan anak itu pertanda
anak telah sembuh dan tidak perlu dirawat lagi.
PENCEGAHAN
DENGUE
DAN
PEMBERANTASAN
PENYAKIT
DEMAM
BERDARAH
Satu sendok makan peres (10 gram) untuk 100 liter air
Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu
Semprot obat nyamuk rumah pagi & sore (jam 8.00 dan 18.00)
Perhatikan kebersihan sekolah, bila kelas gelap dan lembab, semprot dengan
obat nyamuk terlebih dahulu sebelum pelajaran mulai
Pengobatan
Awal penyakit: masalah demam, berakibat obat anti demam
Perhatian Khusus
Demam 3 hari atau lebih tanpa sebab
Bila serumah ada kasus DBD, setiap anak yang menderita demam segera
beroba
------------------------------------------------------------------------------------------------Prinsip dasar penanganan DBD yang telah dikeluarkan oleh Departemen kesehatan
bahwa telah mengupayakan berbagai strategi dalam mengatasi kasus ini. Pada
awalnya strategi yang digunakan adalah memberantas nyamuk dewasa melalui
pengasapan, kemudian strategi diperluas dengan menggunakan larvasida yang
ditaburkan ke tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua
metode tersebut sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu
nyamuk Aedes aegypti (Rozendaal JA., 1997). Pengendalian nyamuk tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu:
a. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat perkembangbiakan nyamuk dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh :
menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,
mengganti dan menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali,
menutup dengan rapat tempat penampungan? air, mengubur kaleng-kaleng bekas,
aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah?. Tumpah atau bocornya air dari pipa
distribusi, katup air, meteran air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi
habitat yang penting untuk larva Aedes aegypti jika tindakan pencegahan tidak
dilakukan.
b. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan
adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14). Peran pemangsa yang dimainkan oleh
copepod crustacea (sejenis udang-udangan) telah didokumentasikan pada tahun
1930-1950 sebagai predator yang efektif terhadap Aedes aegypti (Kay BH., 1996).
Selain itu juga digunakan perangkap telur autosidal (perangkap telur pembunuh)
yang saat ini sedang dikembangkan di Singapura.
c. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan (fogging) (dengan
menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan
penularan sampai batas waktu tertentu. Memberikan bubuk abate (temephos) pada
tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lainlain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan 3M Plus, yaitu menutup,
menguras dan mengubur barang-barang yang bisa dijadikan sarang nyamuk. Selain
itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur
larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot
dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk dan
memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat (Deubel V et al., 2001).
Pemerintah juga memberdayakan masyarakat dengan mengaktifkan kembali
(revitalisasi) pokjanal DBD di Desa/Kelurahan maupun Kecamatan dengan fokus
pemberian penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemeriksaan jentik berkala.
Perekrutan warga masyarakat sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dengan
fungsi utama melaksanakan kegiatan pemantauan jentik, pemberantasan sarang
nyamuk secara periodik dan penyuluhan kesehatan. Peran media massa dalam
penanggulangan KLB DBD dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat juga
ditingkatkan. Dengan adanya sistem pelaporan dan pemberitahuan kepada khalayak
yang cepat diharapkan masyarakat dan departemen terkait lebih wasapada.
Intensifikasi pengamatan (surveilans) penyakit DBD dan vektor dengan dukungan
laboratorium yang memadai di tingkat Puskesmas Kecamatan/Kabupaten juga perlu
dibenahi (Kristina et al., 2004).