pekerja. Dengan kondisi ini berbagai upaya kita untuk mengidentifikasi, mengkomunikasikan dan
mengendalikan potensi bahaya menjadi bagian yang penting untuk mencegah dan mengurangi
tingkat kecelakaan yang terjadi.
Namun sebagus apapun proses dan hasil identifikasi dan pengendalian dari potensi bahaya tadi
tidak akan optimal jika kita tidak dikomunikasikan dengan efektif. Tetapi masalahnya apakah
metoda komunikasi bahaya yang akan kita lakukan sudah sesuai dengan potensi bahaya yang ada,
sudah sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kompetensi pekerja yang ada dan sesuai dengan
panduan atau standar nasional atau internasional yang sudah terbukti efektif untuk hal ini?
Dalam pekerjaan sehari-hari kita mengenal adanya kegiatan training, induksi, safety talk atau tool
box meeting, tanda/rambu K3 (safety signage), simbol bahaya di kemasan produk, Material Safety
Data Sheet (MSDS). Nah, itu semua adalah contoh dari kegiatan Hazard Communication.
Sebetulnya dalam perundang-undangan di Indonesia, yaitu UU no. 1/1970, pasal 9 ayat 1 telah
mensyaratkan bahwa menjadi kewajiban pengusahan untuk mengkomunikasikan bahaya di tempat
kerja kepada pekerja. Komunikasi ini mencakup sebagai berikut:
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya yang dapat timbul dalam tempat kerja;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
Lebih jauh di syaratkan dalam standar sistem manajemen K3 (OHSAS 18001), pasal 4.4.2 selain
apa yang disyaratkan di UU no.1/1970, juga komunikasi ini mencakup awareness atau kesadaran
dari pekerja terhadap kebijakan K3 perusahaan dan konsekuensi jika tidak menjalankan prosedur
kerja yang ada termasuk apa yang harus dilakukan dalam kondisi darurat.
Dari sini kita bisa mendapatkan standar minimal dari komunikasi bahaya yang dilakukan saat
induksi K3 atau safety talk adalah apa yang disyaratkan di UU no. 1/1970 dan standard OHSAS
tadi. Kenyataan yang penulis temukan dilapangan saat melakukan audit ke berbagai perusahaan
adalah materi induksi atau safety talk tidak selalu mencakup poin-poin di atas.
Tips agar materi komunikasi bahaya kita sesuai dengan potensi bahaya yang ada adalah dengan
merujuk kepada hasil risk assessment (penilaian resiko) dimana didalamnya tercakup proses
identifikasi berbagai potensi bahaya dan penilaian tingkat resikonya.
Selanjutnya mengenai metoda penyampaian harus benar-benar diperhitungkan kemampuan SDM
dari pekerja kita mulai kemampuan baca dan bahasa yang dikuasainya. Misal jika di perusahaan
kita terdapat pekerja lokal dengan kemampuan berbahasa Indonesia dan pekerja asing dengan
kemampuan berbahasa Inggris, maka semua komunikasi bahaya yang relevan menggunakan 2
bahasa (bilingual).
Contoh sederhana adalah MSDS untuk bahan kimia impor biasanya berbahasa Inggris, jadi kita
harus terjemahkan ke bahasa Indonesia atau kita buat ringkasannya dalam bahasa Indonesia
untuk per masing-masing MSDS atau per jenis/grup bahan kimia sesuai dengan sifatnya.
Demikian juga dengan rambu peringatan K3 (safety signage), kita gunakan dua bahasa dan
gambar/symbol yang ada sebaiknya merujuk ke standar atau panduan yang dikenal luas sehingga
pengguna akan lebih cepat memahami pesan yang disampaikan. Panduan untuk safety signage ini
bisa mengacu ke standar ISO 3864-1:2002 dan ISO 7010:2003 atau panduan lainnya yang bisa
kita unduh dari internet.
Jadi jika kita ingin tempat kerja kita ini aman/selamat dari kecelakaan, pastikan semua pekerja
mengetahui dengan baik semua potensi bahaya yang ada dengan mengkomunikasikannya
seefektif mungkin. Tapi jangan lupa pengendalian resiko tetap menjadi prioritas utama. Be safe
and healthy.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
3. Jika kita meminta MSDS pada perusahaan kita dan ternyata tidak tersediamaka dalam waktu 1 hari
kerja MSDS harus tersedia.
A.Kewajiban Perusahaan
Perusahaan mempunyai kewajiban untuk melatih pekerjanya mengenai bagaimana
membaca suatu informasi dalam MSDS dan bagaimana cara menggunakannyaSelain itu perusahaan
harus menjamin MSDS yang sesuai dan lengkap sesuai dengan bahan kimia yang ada di tempat
kerja mereka.
Informasi Perusahaan
Kandungan Bahaya
Data Fisik
Reaktivitas
Petunjuk khusus
MSDS secara standar internasional harus menggunakan bahasa Inggris dan
mengandungsection-section sebagai berikut:
Section I. Indentitas Bahan (Chemical Identity)
Identitas dalam harus sama dengan identitas yang ada dalam label pada kemasan bahan.
Section II. Kandungan bahaya (Hazardous Ingredients)
Untuk bahan berbahaya campuran yang telah dites sebagai satu campuran
yang berbahaya maka nama kandungannya komposisi bahan yang diasosiasikandengan bahaya
harus tercantum.
jika bahan campuran belum dites secara keseluruhan makan nama bahankandungan
berbahayadengankadar1%ataulebih dicantumkan.Nama bahan yang karsinogen dan kadarnya yang l
ebih dari 0.1 %harustercantum.
Karakteristik fisik dan kimia yang terkandung dalam bahan tersebut harusdicantumkan. Karak
teristik tersebut anatara lain : boiling and freezing points, density,vapor pressure, specific gravity,
solubility,volatility, and the warna dan bau. Karakteristik ini sangan pentinguntuk desain alat yang
aman pada tempat kerja.
Section IV. Data Bahaya Api dan Ledakan (Fire and Explosion Hazard Data)
Kandungan yang mengakibatkan bahaya api dicantumkan. Juga
keadaan yangmemungkinkan timbulnya bahaya api serta ledakan dicantumkan. Rekomendasi
mengenai jenis Extinguisher dan jenis pemadaman juga dicantumkan.
Section V. Data Reaktivitas (Reactivity Data)
Section ini menunjukkan informasi tentang bahan kimia lain
yang bereaksidengan bahan ini yang dapat mengakibatkan bahaya. Begitu juga jika terjadi reaksidek
omposisi
Section VI. Bahaya bagi Kesehatan (Health Hazard)
Bahaya akut yang dapat ditimbulkan, batasan swerta akibat yang dapat dideritaharus dicantumkan.
Juga ditambahkan kegiatan medisyang harus dilakukan untuk mengurangi akibatnya. Bahaya-bahaya
khusus seperti : carcinogens, corrosives,toxins, irritants, sensitizers, mutagens, teratogens, dan efek
terhadap organ (i.e.,liver, systemsaraf, darah, reproduksi, kulit, mata, paru-paru, dll.).
Ada tiga jalur bahan kimia masuk ke tubuh: pernafasan, kulit, dan mulut.
Dicantumkan pula standard bahaya serta level berdasarkan OSHA PEL, theACGIH TLV, dan
batas standard lain yang direkomendasikan.
Section VII. Petunjuk untuk pengelolaan dan penggunaan secara aman (Precautionsfor Safe
Handling and Use)
Rekomendasi dari institusi kesehatan mengenai peringatan dan prosedur dalam perbaikan
alat serta saat pembersihan jika terjaditumpahan. Dapat pula dicantumkan cara pengelolaan
limbahnya atauperaturan daerah yang ada.
Section VIII. Kontrol (Control Measures)
Pada section ini terdiri dari engineering control, prosedur penangan secaraaman, serta alat
pencegahan Informasi ini menjelaskanpenggunaan goggles, gloves, bodysuits, respirators, and face
shieldsdalam penanganan bahan.
A.Material Safety Data Sheet Checklist
Jika anda bekerja dalam suatu laboratorium atau situasi lain dimana andamenciptakan suatu
larutan kimia anda sendiri, maka anda dapat membuat MSDS andasendiri menegenai produk yang
diciptakan.Anda harus dapat menjamin bahwa setiapMSDS yang dibuat harus mengandung
informasi-informasi berikut ini :
Nama, alamat dan No. Telp untuk infornasi darurat dan bahaya.
OSHA permissible exposure limit (PEL), ACGIH threshold limit Value (TLV)atau batas bahaya
lainnya.
Alat pengendalian seperti work practices, hygienic practices orpersonal protectiveequipment yang
dibutuhkan.
Kematian: Walaupun hanya sedikit terkena bahan ini dapat menyebabkan ancamankematian.
Hanya baju khusus untuk perlindungan bahan ini yangboleh dipakai.
3
Sangat Berbahaya : Luka atau akibat serius dapat diakibatkan jika terkenabahan ini.Lindungi
seluruh permukaan tubuh dari bahan ini. Alatperlindungan yang lengkap harusdigunakan (Baju safety,
glove, face shield,dan safety boot).
2
Berbahaya: Terkena bahan ini akan menyebabkan bahaya kesehatan. Gunakan alat perlindu
ngan yang sesuai.
1
Sedikit Bahaya: Mengakibatkan iritasi atau luka jika terkena bahan ini.Gunakan
alat perlindungan yang sesuai.
0
Tidak berbahaya: Terkena bahan ini tidak berbahaya bagi kesehatan.
2. KEBAKARAN (BAHAYA API)
4
Flash Point dibawah 73F dan Boiling Point dibawah 100F: bahan inisangat
mudahterbakar, menguap, dan meledak tergantung dari kondisinya.Kehati-hatian total dansangat
mendalam harus dilakukan dalam menanganidan menyimpan bahan ini.
3
Flash Point dibawah 100F: Dapat terbakar, menguap, dan meledak dibawah
temperatur normal. Diperlukan latihan dan training kehati-hatian dalammenangani bahan ini.
2
Flash Point dibawah 200F: Sedikit pemanasan dapat menyebakantimbulnya nyala
api.Prosedur kehatia-hatian harus ada bagi pekerja yangmenangani.
1
Flash Point diatas 200F: Agar terbakar diperlukan pemanasan awal.Sebagian besar material
solid yang dapat terbakar berada pada bagian ini.
0
Tidak dapat terbakar.
3. REAKTIVITAS
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi Bahaya(hazard communication) adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa
suatubendaatau area mengandung bahaya atau jenis bahaya tertentu. Dengan adanya petunjuk terh
adap bahaya tersebut maka setiap orang yang akan melakukan pekerjaan dengan alat
atau bahan berbahaya tersebut atau bekerja pada area berbahaya tersebut dapat
mengantisipasi dengan langkah-langkah pencegahan atau preventif, seperti alat perlindungan diri
yangsesuai.
MSDS adalah suatu sumber informasi yang komprehensif yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan serta karyawan yang bersangkutan dalam menangani atau
mengelola material tersebut. Pada umumnya informasi mengenai bahaya dan pencegahannya harus
lebih difokuskan