:
:
:
:
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan hamba-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan referat dengan judul Pica Disorder dan laporan
kasus ini dengan judul Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1 ). Tugas ini ditulis
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa.
Berbagai hambatan dialami dalam penyusunan tugas referat dan laporan kasus
ini. Namun berkat bantuan saran, kritikan, dan motivasi dari pembimbing serta temanteman sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih banyak kepada dr. Fanny
Wijaya, Sp.KJ, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan
tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses
penyusunan tugas ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari yang diharapkan
oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima kritik dan saran
demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini.
Semoga laporan kasus bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis secara
khusus.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN
..............................................................................................................................
1
KATA
PENGANTAR
..............................................................................................................................
2
DAFTAR
ISI
..............................................................................................................................
3
BAB
1
PENDAHULUAN
..............................................................................................................................
4
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
..............................................................................................................................
6
BAB
IV
KESIMPULAN
..............................................................................................................................
17
LAPORAN
KASUS.................................................................
..............................................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
30
BAB I
PENDAHULUAN
Pica adalah gangguan
konsumsi zat-zat yang tidak bergizi secara terus menerus selama kurang lebih satu
bulan. Menurut diagnostic and statistical manual of mental disorders edisi
keempat(DSM-IV) perilaku ini harus tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
anak. 1
Pica terjadi diseluruh dunia . geofagia adalah bentuk yang paling umum
dari pica pada orang yang hidup dalam kemiskinan serta orang yang hidup
didaerah tropis dan bersuku-suku. Pica adalah hal lazim dibagian barat Kenya,
Afrika Selatan dan India. Pica juga dilaporkan di Australia, Kanada, Israel, Iran,
Uganda, Wales, Turki dan Jamaika. Di beberapa Negara bahkan tanah dijual untuk
tujuan konsumsi. Di Indonesia sendiri belum ada data dan informasi yang jelas
mengenai gangguan makan jenis ini . 2
Pica jauh lebih sering ditemukan pada anak kecil dibandingkan dengan
dewasa. Individu yang terdiagnosis pica dilaporkan menelan berbagai macam zat
non pangan termasuk tanah liat, kotoran, pasir, batu, kerikil, rambut, kuku, kertas,
kayu, kapur bahkan batu bara. Bayi dan anak sering menelan cat, plester, tali dan
rambut. Anak-anak lebih cenderung suka menelan kotoran hewan, pasir serangga ,
daun, kerikil dan punting rokok Pada remaja dan orang dewasa paling sering
menelan tanah atau tanah liat pada wanita hamil muda pica terjadi selama
kehamilan pertama pada masa remake akhir atau dewasa awal. Meskipun pica
biasanya berhenti pada akhir kehamilajn, namun saja bisa saja terus berlanjut
hingga bertahun-tahun. Walaupun pica diamati paling sering terjadi pada anakanak, gangguan makan ini adalah suatu hal yang paling umum terjadi pada
individu dengan retardasi mental. Dalam beberapa masyarakat, pica adalah suatu
hal yang bersifat budaya dan tidak dianggap patologis 1, 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Pica ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu
makan terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong makan,
misalnya tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol, pecahan kaca, kotoran hewan,
cat kering, dinding tembok, dan sebagainya 4
Epidemiologi
Insiden dari pica diperkirakan 10 sampai 32 persen terjadi pada anak-anak
usia antara 1 dan 6 tahun. Pada anak yang lebih dari 10 tahun laporan pica
menyatakan angka kira-kira 10 persen dari populasi . Terjadi penurunan linier
6
Factor resiko
a. Terdapat pada golongan anak dibawah umur 3 tahun, biasanya diatas 1
tahun, sebab bayi yang sedang belajar merangkak dan anak-anak suka
memasukkan benda-benda yang dipegangnya kedalam mulut
Penderita defisiensi gizi
Penderita retardasi mental
Ibu hamil
Orang yang dietnya rendah mineral
Orang yang memiliki gangguan kejiwaan seperti hysteria
Orang dengan cacat perkembangan atau gangguan serupa
Orang orang yang keluarga atau etnisnya memakan zat non-makanan
Orang yang diet, menjadi lapar dan mencoba meringankan kelaparan dan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
menyangkal
adanya
pica
ketika
ditanya.
Kerahasiaan
ini
sering
mengganggu diagnosis yang akurat dan pengobatan yang efektif. Kisaran luas
komplikasi yang timbul dari berbagai bentuk pica dan keterlambatan
diagnosis yang akurat dapat menyebabkan gejala ringan sampai mengancam
nyawa.
Pedoman diagnostik menurut PPDGJ-III :
Gejala pica adalah terus menerus memakan zat yang tidak bergizi
ada
tes
laboratorium
tunggal
yang
mengonfirmasi
atau
Diagnosis banding
9
Diagnosis banding pica mencakup defisiensi zat besi dan seng. Pica juga
dapat terjadi bersama dengan keadaan gagal tumbuh dan beberapa gangguan jiwa
dan medis lainnya, termasuk skizofrenia, gangguan autistic, anoreksia nervosa dan
sindrom kleine Levin. Pada kekerdilan psikososial, bentuk gagal tumbuh
endokrinologis dan perilaku yang dramatic tetapi reversible, anak menunjukkan
perilaku aneh, mencakup meminum air toilet, sampah dan zat tanpa gizi lainnya.
Laporan kasus baru-baru ini menunjukkan hubungan pica dengan hipersomnolen,
intoksikasi timah dan pubertas prekoks. Pubertas prekoks menunjukkan bahwa
hipotalamus sebagai tempat untuk sedikitnya satu bagian dari disfungsi.
Intoksiukasi timah diketahui dapat disebabkan oleh pica dan beberapa kelalaian
neuropsikiatri lain dalam hal kinerja daya ingat dan kognitif. Sebagian kecil anak
dengan gangguan auristik dan skizofrenia bisa memiliki pica. Pada anak yang
menunjukkan pica dan gangguan medis lain, kedua gangguan harus diberi kode,
menurut DSM-IV-TR 6
Prognosis
Prognosis untuk pica beragam, meskipun pada anak dengan intelegensi
normal, gangguan ini paling sering bersifat pulih spontan. Pada anak, pica
biasanya pulih seiring dengan meningkatnya usia, pada perempuan hamil pica
biasanya terbatas dengan pada masa kehamilan saja. Meskipun demikian, pada
beberapa orang dewasa terutama mereka yang mengalami retardasi mental, pica
dapat berlanjut hingga bertahun-tahun. Data pemantauan lanjutan pada populasi
ini terlalu terbatas untuk memberikan suatu kesimpulan6
Terapi
10
Terapi lama
Menurut ADAManual Clinical Dietetics tahun 2000, Pica
didefinisikan
sebagai
kelainan
psikobehavioral
yang
melibatkan
substansi-substansi
yang
bukan
merupakan
makanan
itu
11
hal
yang
paling
penting
dalam
manajemen
pasien
pica.
Terapi baru
a. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (Farmakologis).
Terapi baru yang kemungkinan bisa digunakan dan telah
direkomendasikan karena hasil yang memuaskan saat diuji coba
pada
pasien
pica
adalah
terapi
farmakologis
dengan
selective
adalah
fluvoxamin,
zimelidin,
paroxetin,
fluoxetin,
dan
citalopram .8
b. Bupropion (Farmakologis)
"Bupropion
merupakan
golongan
obat
dari
aminoketone
perilaku
mengalihkan
pada
perhatian,
pasien
seperti
pica
menyusun
dengan
ulang
tujuan
untuk
llingkungannya,
12
episode
pica
menjadi
6.25
kali
setiap
bulan,
dan
penurunan terjadi hingga 0.9 kali episode per bulan dalam 11 bulan
pemakaian obat.9
c. Response Effort (Pendekatan perilaku)
Response effort merupakan salah satu terapi pada pica dengan
pendekatan metode perilaku. Pada terapi ini, yang dinilai adalah
usaha pasien untuk berusaha memakan sesuatu yang menjadi objek
pica dan yang bukan objek pica. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Piazza et al (2002), penelitian ini menggunakan tiga orang yang
mengalami
gangguan
Neurobehavioral
di
kejiwaan
Kennedy
pica
Krieger
yang
datang
Institute.
ke
Pasien
klinik
pertama
kayu,
kotoran,
pakaian,
dan
sabun
(Piazza,
2002).
13
dimakan (seperti kunci mobil, kotoran, dll) dan benda pengganti lain
yang dapat menjadi objeknya, dari kedua benda tersebut akan
diletakkan sedemikian caranya sehingga pasien akan menggunakan
low effort atau high effort untuk menjangkau benda-benda tersebut.
Penelitian dilakukan dengan mengamati response effort pada pica
dan benda pengganti lain. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa pada usaha untuk mendapatkan benda lain itu tinggi (high
effort) sedangkan usaha untuk mendapatkan objek pica mudah (low
effort) maka pasien akan menjangkau objek pica dan memakannya.
Sehingga, jika kita menurunkan usaha untuk menjangkau bendabenda
yang
dijadikan
objek
pica
akan
menurunkan
frekuensi
kejadian pica. Pada keadaan objek pica mudah dijangkau (low effort)
misalnya benda-benda yang didapat bebas ketika sedang bermain;
dan benda yang menjadi objek pica disimpan ditempat yang sulit
untuk dijangkau maka akan menurunkan kejadian pica. Sehingga
kesimpulannya, para orang tua atau yang merawat pasien pica harus
bisa menyimpan benda-benda yang berbahaya untuk dimakan di
tempat-tempat yang aman, dan meletakkan benda-benda pengalih
perhatian di tempat-tempat yang menarik untuk pasien sehingga bisa
mengurangi frekuensi pica pada pasien. 10
d. Response Blocking
Response Blocking merupakan usaha yang dilakukan oleh
individu
yang
merawat
atau
menjaga
pasien
pica
agar
tidak
14
apa-apa
(tidak
mencegah/mem-block)
pasien
saat
akan
dan
penelitian
ini
Grosser,
menunjukan
bahwa
2005).
jika
pasien
tidak
pasien
mengambil
benda-benda
berbahaya
untuk
15
KOMPLIKASI
Komplikasi dari pica antara lain: 12
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Infeksi
Obstruksi usus
Menyebabkan keracunan
Malnutrisi
Diare
Anemia
Konstipasi
Cacingan
16
1. Pica ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu
makan terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong
makan, misalnya tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol, pecahan kaca,
kotoran hewan, cat kering, dinding tembok, dan sebagainya
2. Gejala pada saluran Gastrointestinal (GI) seperti sembelit, sakit
perut kronis atau akut yang mungkin menyebar atau terfokus, mual dan
muntah, distensi perut, dan kehilangan nafsu makan.
3. Terapi yang dapat diberikan diantaranya dengan farmakologis yaitu
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors dan Bupropion, serta non
farmakologis
dengan
respons
effort
dan
respons
blocking.
: Kasmawaty
17
Umur
: 4 Tahun
Alamat
Agama
: Islam
Suku
: Makassar
: SMA
Pekerjaan
: Pegawai negeri
A. LAPORAN PSIKIATRI
1. Keluhan Utama
Cemas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan dan Gejala
Pasien perempuan datang pertama kali ke poli jiwa RSKD
dengan keluhan cemas yang dialami sejak 3 tahun namun memberat 2
bulan terakhir. Pasien merasa pikiran dikepalanya menumpuk dan
membuatnya sesak. Pasien mempunyai banyak beban pikiran, yang
pertama ia sangat takut bila anaknya sakit, yang kedua suaminya
meninggalkannya sejak 8 bulan yang lalu dan ketiga uangnya dibawa
lari oleh karyawannya. 2 bulan yang lalu anak keduanya masuk rumah
sakit karena DBD, inilah yang menjadi beban pikiran yang terbesarnya
jika anaknya kembali sakit, bahkan pasien akan terjaga agar tidak ada
nyamuk yang menggigit anaknya. Pasien merasa susah tidur pada
malam hari, nafsu makan menurun, jantung berdebar-debar dan kaki
kram-kram. Pasien tidak pernah merasa putus asa , tidak ada
halusinasi. Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan sedang
mengkonsumsi obat furosemid
18
Hendaya / disfungsi
- Hendaya social (-)
- Hendaya pekerjaan (-)
- Hendaya penggunaan waktu senggang (-)
b. Faktor Stressor Psikososial
Takut bila anaknya sakit, ditinggal oleh suami sejak 8 bulan yang
lalu, dan uangnya dibawa lari oleh karyawan
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Riwayat penyakit dahulu
- Kejang (-)
- Infeksi (-)
- Trauma Kepala (-)
- Hipertensi(+)
b. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
- Merokok (-)
- Alkohol (-)
4. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
5. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien lahir di puskesmas, cukup bulan dan berat badan lahir normal,
di tolong oleh bidan
Riwayat masa kanak awal pertengahan
-
19
Riwayat Pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Riwayat Pekerjaan
Pegawai negeri
Riwayat Perkawinan
Sudah menikah dan memiliki 2 orang anak
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 9 dari 9 bersaudara
Lk , pr , lk , lk , pr , pr , pr , pr , pr
Riwayat kehidupan social
Pasien merupakan orang yang mudah bergaul dan baik dengan
tetangga dan teman-temannya .
Riwayat agama
Pasien rajin beribadah
Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya
Pasien merasa cemas dengan keadaan dirinya dan kesehatan
anaknya
4.
5.
6.
7.
butuh pengobatan.
8. Taraf dapat dipercaya
: Dapat di percaya
21
22
G. RENCANA TERAPI
Psikofarmaka
Psikoterapi
1. Ventilasi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan
kenginannya sehingga pasien merasa lega.
2. Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian
kepada
pasien
tentang
23
pemicu lainnya adalah ditinggal oleh suaminya sejak 8 bulan yang lalu dan
uangnya dibawa lari oleh karyawannya, sulit tidur pada malam hari, jantung
berdebar-debar , tangannya gemetaran, nafsu makannya menurun.Gejala-gejala
ini berlangsung hampir setiap hari dan tidak terbatas pada situasi tertentu saja.
Untuk dapat menegakkan diagnosis gangguan cemas menyeluruh pada PPDGJ III,
maka pasien harus memiliki gejala gejala berupa : penderita harus menunjukkan
gangguan cemas sebagai gejala primer yang harus berlangsung hampir setiap hari
untuk beberapa minggu hingga beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus saja.
Gejala-gejala tersebut umumnya menyangkut unsur-unsur berikut :
-
lain-lain).
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebardebar, sesak napas, keluhan lambung, nyeri kepala, mulut kering dan lainlain).
Pada pasien ini ditemukan sifat dan gejala cemas yang berlangsung hampir
24
Inc.
Pica.
Available
from
URL:
http://www.heionline.org/docs/training/pica.pdf
6. Kaplan
7. Cunningham, Eleese dan Wendy Marcason. 2001. Question of the month:
How do I help patients with pica?. Jurnal of the Academy of
Nutrition
and
8. Morrow, Alina. 2010. Condition & Disease: Eating & Weight Disorder.
Online.
Diunduh
dari
http://www.omnimedicalsearch.com/conditions-
Vol.
No. 2: From Adval Pediatric Clinic, Nai Basti, Jammu and The
Department of Physiology, Government Medical College Jammu.
25
26