: Riska Damayanti
NIM
: 03031381320048
Shift/ Kelompok
: Senin Siang / 7
I. JUDUL PERCOBAAN
: Pembuatan Chitosan
chitin sendiri dapat diperoleh dari kulit udang. Produksi chitin biasanya dilakukan
dalam tiga tahap yaitu tahap demineralisasi, tahap deproteinasi, dan tahap
depigmentasi. Chitin yang fleksibel dan kuat membuatnya bisa digunakan sebagai
benang untuk menjahit luka bedah.
Dalam hal fungsi, chitin termasuk dalam keratin protein. Chitin juga
biodegradabel, sehingga akan larut seiring dengan penyembuhan luka. Chitin
tidak larut dalam air, asam, basa dan pelarut organik tetapi larut dalam asam
sulfat pekat panas dan asam format anhidrid. Sedangkan dalam fungsinya chitin
memiliki berbagai manfaat dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang industri,
kesehatahn dan juga pertanian. Kebanyakan penelitian terakhir menunjukkan
bahwa chitin adalah inducer yang
tanaman. Hal ini juga telah dinilai sebagai pupuk yang dapat meningkatkan hasil
panen secara keseluruhan. EPA mengatur Chitin dalam pertanian dalam Amerika
Serikat. Chitosan dibuat dari Chitin oleh deasetilasi. Selain itu dalam
pemanfaatan Chitin dinilai cukup luas karena terbukti pada tahun-tahun
ini. Menurut penelitian AIT, kelengketan chitin ternyata juga berguna untuk
membantu kesehatan tubuh manusia, antara lain sebagai obat untuk gumpalan
darah beku baru bagi penderita hemofilia dan sebagai kontrasepsi dengan
melemahkan kesuburan sperma.
Chitin adalah senyawa yang stabil terhadap reaksi kimia, hal ini di
karenakan rendahnya reaktivitas kimia, tidak beracun (non toxic) dan bersifat
biodegradable. Chitin tidak larut dalam air (bersifat hidrofobik), alkohol serta
tidak larut dalam asam maupun alkali encer. Chitin dapat larut dengan proses
degradasi menggunakan asam-asam mineral pekat pada asam formiat anhidrous,
namun tidak jelas apakah semua jenis chitin dapat larut dalam asan formiat
anhidrous. Mudah tidaknya chitin terlarut sangat tergantung pada derajat
kristalisasi, karena hanya -chitin yang terlarut dalam asam formiat anhidrous.
Kelebihan lain dari chitosan yaitu padatan yang dapat dimanfaatkan.
Kekhawatiran terhadap kemungkinan khitosan mempunyai efek beracun terhadap
manusia telah dimentahkan oleh beberapa peneliti dengan sejumlah bukti ilmiah.
Chitin membentuk zat dasar yang tahan lama dari kulit spora lumut dan
eksokerangka
dari
serangga,
udang,
dan
kerang-kerangan.
Karbohidrat
Karbohidrat sangat
beraneka ragam sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe
karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida adalah satuan karbohidat
sederhana, mereka tidak dapat dihdrolisis menjadi karbohidrat yang lebih
kecil.selain itu Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama membentuk
biner, trimet, dan polimer. Dimer-dimer tersebut disakarida. Sukrosa adalah salah
satu disakarida yang dapat dihidrolisa menjadi gugus glukosa dan merupakan
gugus fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya
manis. Karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida
dirujuk sebagai oligasakarida. Jika lebih dari delapan gugus satuan monosakarida
diperoleh dari hidrolisis, maka karbohidrat tersebut disebut polisakarida. Chitin
adalah polisakarida linier yang mengandung N-Asetil D-Glukosamina terikat
pada hidrolisa, chitin menghasilkan 2-Amino 2-Deoksin D-Glukosa. Dalam alam
chitin terikat pada protein dan lemak.Chitin dapat dibentuk menjadi susu bubuk
(powder) apabila sudah dipisahkan dari zat yang tercampur dengannya. Akan
tetapi tidak dapat larut dalam air.Reaksinya dalam asam-asam mineral dan alkali
menghasilkan suatu zat yang menyerupai selulosa.
3.4. Pembuatan Chitosan
Chitosan dapat berfungsi sebagai pengikat bahan-bahan untuk pembentukan
alat-alat gelas, plaslik, karet dan selulosa Selain itu chitosan dapat digunakan
sebagai perekat (misalnya chitosan yang berkosentrasi rendah dan sedang yang
berkosentrasi (3 -4 ) % dalam asam asetat 2 % pada bahan untuk pembuatan
rayon cotton. Selain chitin, di dalam eksoskeleton crustacean, seperti udang
ataupun kepiting, juga terdapat protein, material anorganik terutama kalsium
karbonat, pigmen dan sebagian kecil lemak. Metode pertama pembuatan chitosan
adalah deproteinasi. Dalam metode ini digunakan sistem penambahan feed
suplement. Proses deproteinisasi untuk memisahkan atau melepaskan ikatanikatan antara protein dengan chitin, kedua menghilangkan garam-garam
anorganik atau kandungan mineral yang ada pada chitin, terutama kalsium
karbonat (CaCO3).
Deproteinasi bertujuan untuk memisahkan protein pada bahan dasar
cangkang. Efektifitas prosesnya tergantung pada konsentrasi NaOH yang
digunakan. Metode kedua berupa demineralisasi yang bertujuan untuk
memisahkan mineral organik yang terikat pada bahan dasar, yaitu CaCO 3 sebagai
mineral utama dan Ca(PO4)2 dalam jumlah minor. Dalam proses demineralisasi
menggunakan larutan asam klorida encer. Metode ketiga berupa depigmentasi
yakni untuk penghilangan zat-zat warna dilakukan pada waktu pencucian residu
setelah proses deproteinasi dan proses demineralisasi.
menurunkan berat badan dengan mengikat lemak yang terdapat di dalam perut
dan mengelakkan ia daripada dicerna dan diserap. Dia hanya bagus bagi mereka
yang ingin mengawal berat badan, serta lipid di dalam darah termasuk tekanan
darah tinggi akibat kandungan lipid yang tinggi. Adapun Polidekstrosa didalam
Chitosan ialah sejenis kandungan makanan dikelaskan sebagai serat dan kerap
digunakan untuk menghalang lemak yang berasal dari makanan, merendahkan
proses penyerapan gula, dan membantu aktivitas proses penghadaman.
menghambat
sel
tumor
menempel
pada
sel
permukaan
mencegah
7. Pipet tetes
8. Oven
9. Spatula
4.2.
1.
2.
3.
Bahan
Kulit udang
HCl
NaOH
4. Aquadest
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1.
2.
Gerus sampai halus kulit udang yang telah dikeringkan tadi hingga
menjadi bubuk atau powder.
3.
4.
5.
Larutan tadi disaring dengan kertas saring, slurry kulit udang dimasukkan
dalam beker gelas kemudian dicuci serta disaring kembali.
6.
7.
8.