NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
ANITA SALWA
K 100 060 068
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2013
1
collected used purposive sampling method where the sample were choose with
particular criteria. The evaluation of drug used in this research include right
medicine, right indication, right patient and right dose.
From this research we obtain that the antihypertensive drug used by the
patients are furosemid (36,13%), hidroklorotiazid (0,84%), captopril (15,13%),
lisinopril (0,84%), valsartan (1,68%), irbesartan (0,84%), amlodipin (1,68%),
nifedipin (0,84%), nicardipin (0,84%), diltiazem (17,65%), dan clonidin
(23,53%). Whereas for category right indication is 100%, right drug is 84%, right
patients 100%, and innapropiate dose is 42%.
Key words : hypertension, renal failure, evaluation.
PENDAHULUAN
Prevalensi hipertensi di negara berkembang sekitar 80% penduduk
mengidap hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2007 adalah
32,2% dan prevalensi tertinggi ditemukan di Provinsi Kalimantan Selatan 39,6%,
terendah di Papua Barat 20,1% (Rahajeng, 2009).Penyebab utama kematian pada
hipertensi adalah serebrovaskular, kardiovaskular, dan gagal ginjal (Sukandar, E.
Y., dkk, 2008).
Evaluasi penggunaan obat antihipertensi bertujuan untuk menjamin
penggunaan obat yang rasional pada penderita hipertensi. Penggunaan obat yang
rasional sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan terapi. Apabila
penderita hipertensi tidak diterapi dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang
dapat memperburuk keadaan penderita (Suyono dan Lyswanti, 2008). Diantara
pasien dengan gagal ginjal kronis, penyakit kardiovaskuler memiliki prevalensi
yang paling tinggi dan merupakan penyebab kematian yang umum pada populasi
ini (Lerma, et al., 2009).
Penurunan tekanan darah secara farmakologis yang efektif dapat
mencegah kerusakan pembuluh darah dan terbukti menurunkan tingkat morbiditas
dan mortalitas. Telah banyak tersedia obat yang efektif. Sebagai akibatnya,
penggunaan obat secara rasional, secara tunggal, atau kombinasi, dapat
menurunkan tekanan darah (Benowitz, 2001). Kontrol tekanan darah dapat dicapai
pada kebanyakan pasien dengan kombinasi dua atau lebih obat antihipertensi
(Price and Lorraine, 2005).
2
b.
c.
d.
Jalannya Penelitian
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah persiapan.
Persiapan dilakukan dengan menyusun rumusan masalah yang akan digunakan
sebagai dasar penelitian. Kemudian dilakukan penyusunan proposal penelitian.
Setelah proposal penelitian selesai disusun dan mendapat persetujuan dari dosen
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang rekam medik Instalasi Rawat Inap RS X
Teknik Analisis
Hasil penelitian yang didapat dicatat, dikelompokkan dan dianalisis
menggunakan
metode
analisis
deskriptif
non
analitik
dengan
cara
membandingkan terhadap :
1.
Karakteristik pasien yaitu persentase dari distribusi jenis kelamin dan umur,
diagnosis, serta status pulang pasien yang terdiagnosa hipertensi dengan
gagal ginjal.
2.
Karakteristik obat yaitu persentase dari distribusi jenis obat yang digunakan
berdasarkan jumlah obat yang diberikan kepada pasien.
3.
4.
5.
6.
7.
Kelas Terapi
Antihipertensi
Golongan
ACEI
ARB
CCB
blocker
Diuretik
2
Antibiotik
Cephalosporin
4
5
Antiemetik
Hipolipidemik
Ansietas
Metronidazole
Kuinolon
Metoclopramid
Fibrate
Statin
Ansiolitik
Antitukak
8
9
Antianemia
Analgesik
Antagonis reseptor H2
Proton pump inhibitor
Antianemia
Kortikosteroid
Obat gout dan hiperurisemia
induksi sitotoksik
Nama generic
Captopril
Lisinopril
Valsartan
Irbesartan
Diltiazem
Amlodipin
Nifedipin
Nicardipin
Clonidin
HCT
Furosemide
Ceftriaxone
Ceftazidim
Metronidazole
Ciprofloxacin
Metoclopramid
Gemfibrozil
Simvastatin
Alprazolam
Diazepam
Ranitidin
Omeprazol
Asam folat
Deksametason
Allopurinol
Jumlah
18
1
2
1
21
2
1
1
28
1
43
16
1
1
1
1
3
1
1
1
27
1
42
1
10
Nama obat
Jumlah
Tunggal
Furosemid
2 kombinasi
Furosemid + Clonidin
Furosemid + Valsartan
Captopril + Diltiazem
Diltiazem + Clonidin
Furosemid + Diltiazem
Furosemid + Irbesartan
Furosemid + Nicardipin
Furosemid + Captopril
Amlodipin + HCT
Furosemid + Amlodipin
Clonidin + Captopril
7
2
1
4
1
1
1
3
1
1
1
46%
3 kombinasi
11
2
4
1
36%
4 kombinasi
8%
5 kombinasi
4%
Antihipertensi
kombinasi
lebih
banyak
Presentase
(%) (n=50)
6%
dibandingkan
monoterapi.
Tabel 4 Profil penggunaan obat kategori tidak tepat obat antihipertensi pada pasien
hipertensi dengan gagal ginjal di instalasi rawat inap RS X tahun 2010
Kategori
Antihipertensi
No. Kasus
Keterangan
Jumlah
Presentase
Kombinasi
Diltiazem dan
8
Diltiazem dan
2
4%
obat yang
amlodipin
amlodipin samatidak tepat
sama golongan
CCB
Captopril dan
20
Captopril dan
lisinopril
lisinopril samasama golongan
ACEI
6
12%
18, 21, 28, 29 Pasien diterapi
Terapi tidak
Furosemid,
dengan 4
rasional
klonidin,
kombinasi
diltiazem dan
antihipertensi
kaptopril
20
Pasien diterapi
Furosemid,
dengan 5
captopril,
kombinasi
diltiazem,
antihipertensi
lisinopril dan
klonidin
8
Furosemid,
captopril,
diltiazem,
klonidin, dan
amlodipin
Obat dikatakan kombinasi yang tidak tepat apabila digunakan 2 obat dari
golongan yang sama secara bersamaan atau kombinasi obat yang dilakukan tidak
sesuai standar. Pada penelitian ini didapat 2 kasus (4%) dimana terjadi kombinasi
obat yang tidak tepat.
Pada kasus nomer 8 pasien mendapat kombinasi terapi diltiazem dan
amlodipin yang merupakan obat golongan CCB.Sedangkan pada kasus nomer 20
pasien mendapat kombinasi terapi captopril dan lisinopril.Captopril dan dan
lisinopril merupakan obat golongan ACEI. Pemberian obat dengan kombinasi
yang tidak tepat dimana keduanya berasal dari kelas terapi yang sama dapat
meningkatkan efek yang tidak diinginkan atau efek samping dari obat tersebut
sehingga tidak tercapai efek terapetik yang diharapkan.
Berdasarkan penelitian terdapat kombinasi obat antihipertensi sebanyak 4
sampai 5 kombinasi, berbagai uji klinis telah menunjukkan bahwa ratarata
diperlukan 2 sampai 3 obat antihipertensi untuk dapat mencapai TD target terapi.
Sehingga terapi menggunakan 4 hingga 5 kombinasi antihipertensi dinyatakan
tidak rasional. Jumlah kasus pasien yang mendapat terapi tidak rasional sebanyak
6
pasien
(12%).
Kombinasi
obat
yang
bekerja
memblok
sistem
kombinasi
obat
secara
rasional
bertujuan
untuk
10
resiko kerusakan organ yang tinggi atau pada tingkat hipertensi yang lebih parah
(Skolnik et al, 2000)
3. Evaluasi Ketepatan Dosis pada Penggunaan Antihipertensi
Tabel 5
Profil penggunaan obat kategori tidak tepat dosis antihipertensi pada penderita
hipertensi dengan gagal ginjal di instalasi rawat inap RS X tahun 2010
Kategori
No kasus
Pengobatan yang
Pengobatan yang
Persentase
Diterima
seharusnya
(%)
Dosis lebih
3, 6, 8, 15, 16, 18, Captopril 3 x 25 mg 2530% setelah
hemodialisa.
20, 21, 24, 25, 27,
(Drug
Dosing
28, 29, 30, 40, 41,
Renal Failure)
45, 46, 47
Dosis
kurang
Furosemid 1 ampul /
12 jam
32
Hidroklorotiazid 1 x
12,5 mg
Furosemid 40-80
mg tiap 12 jam
(1ampul=
20mg/2ml)
2 x 25 50 mg
sehari
42%
Kriteria tepat dosis yaitu tepat dalam frekuensi pemberian, dosis yang
diberikan dan jalur pemberian obat kepada pasien.Ketepatan dosis dianalisis
dengan membandingkan dengan BNF dan Drug Dosing Renal Failure.Bila
peresepan dosis obat antihipertensi berada pada rentang dosis minimal dan dosis
per hari yang dianjurkan maka peresepan dikatakan tepat dosis. Dalam penelitian
ini ditemukan 19 kasus pemberian obat dengan dosis lebih dimana kesemuanya
merupakan pemberian captopril dengan dosis yang berlebihan. Pada penderita
hipertensi dengan gagal ginjal yang telah menjalani hemodialisa secara rutin dosis
captopril yang semestinya adalah 20-30% dari dosis normal dan obat diberikan
setelah hemodialisa, namun pada penelitian ini captopril diberikan 3 kali sehari 25
mg. Sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di RSUP Dr. Sardjito
oleh Woro harjaningsih dan Putu wahyu diantari pada tahun 2005 didapat
kesalahan dosis pemberian ACEI pada pasien hipertensi dengan gagal ginjal
sebanyak 32.26%.
Dosis kurang merupakan dosis pemberian obat antihipertensi yang
diberikan kurang dari dosis yang dianjurkan dalam buku standar.Dosis yang
kurang menyebabkan obat berada dalam rentang subterapetik sehingga obat tidak
mampu menghasilkan efek terapi yang diinginkan.Dalam penelitian ini terdapat 2
11
kasus pemberian obat dengan dosis kurang dari yang dianjurkan dari buku
standart yaitu pada kasus nomer 2, dan 32.
4. Evaluasi Ketepatan Pasien pada Penggunaan Antihipertensi
Ketepatan
pasien
adalah
ketepatan
pemilihan
obat
yang
Peneliti selanjutnya
a.
b. Menggunakan metode penelitian yang tepat agar data yang didapat yang
lengkap.
DAFTAR ACUAN
Aslam, S., Santha, T., Leone A., & Wicox, C, 2006, Effects of amlodipine and
valsartan on oxidative stress and plasma methylarginines in end-stage
renal disease patients on hemodialysis., Kidney International (2006) 70,
21092115. doi:10.1038/sj.ki.5001983
Bakris,GL., 2001, A practical approach to achieving recommended BP goals in
diabetic patients. Arch Intern Med 161:26622667
Benowitz, N.L., 2001, Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G., Farmakologi
Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Staf dosen Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya, Ed. VI, 269-270, EGC, Jakarta.
Chobanian, A.V.,Bakris, G.L., Black, H.R., Cushman, W.C., Green, L.A., Izzo,
J.L., Jones, D.W., Materson, B.J., Oparil, S., & Wright, J.T., 2004, The
Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure:The Complete Report,
U.S Department of Health and Human Services, New York.
Cipolle, R.J., Strand, L.M., & Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care Practice,
59, 75, 82-83, 88-90, 114-115, The McGraw-Hill Companies, New York.
DeBellis, R. J., Smith, B. S., Cawley, P. A., & Burniske, G. M, 2000, Drug
Dosing in Critically Ill Patients with Renal Failure: A Pharmacokinetic
Approach, University of Maryland Medical Center, Baltimore.
Dipiro, J. T., Talbert, L. R., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., & Posey, L.
M., 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Seventh
Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc, United States of America.
13
Dussol, B. MD, PhD., Frances, J.M. MD., Morange, S. MD., Delpero, C. S. MD,
PhD., Mundler, O. MD., & Berland, Y. MD ., 2012, A Pilot Study
Comparing Furosemide and Hydrochlorothiazide in Patients With
Hypertension and Stage 4 or 5 Chronic Kidney Disease, The Journal of
Clinical Hypertension Vol 14 | No 1 | January 2012. The American Society
of Hypertension, INC.
Harjaningsih, W., & Diantari, P. W, 2005, Evaluasi Penggunaan ACE Inhibitor
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik, Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 3 No. 4
Juli 2007: 189 194
Hidayati, Titiek., 2007. Tesis : Hubungan hipertensi minuman suplemen energi
dan merokok dengan kejadian penyakit ginjal kronik yang menjalani
Hemodialisis di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Karyadi, E., 2002, Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat, Jantung
Koroner, Intisari Mediatama, Jakarta.
Katzung, Bertram G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Ed. I,
495, Salemba Empat, Jakarta.
Kestenbaum, B., Gillen, D. L., Sherrard, D. J., Seliger, S., Ball, A., & Breen, C.S,
2002, Calcium Channel Blocker Use and Mortality Among Patients with
End-Stage Renal Disease, Kidney International, Vol 61 (2002), pp. 21572164
Levey, S. A., Coresh, J., Bolton, K., Culleton, B., Harvey, S. K., & Kusek, J.
2002. K/DOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease,
The National Kidney Foundation, New York.
Mulyani, Y., 2005, Evaluasi Penggunaan Obat pada Penderita Gangguan Fungsi
Ginjal, Usia lanjut, Hipertensi dan Diabetes Mellitus di bagian Ilmu
Penyakit Dalam Perjan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Abstrak,
(online),
(http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=,
diakses 25 Agustus 2011).
Murdiana, H. E. 2007. Tesis : Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada
pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di rawat jalan RS Dr. Muwardi
Surakarta. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Nugroho, K. Heri., 2003, Laporan Karya Akhir : Hubungan Status Volume dan
Tekanan Darah Penderita Hemodialisis Kronik RS Dr. Kariadi Semarang.
Fakultas Kedokteran UNDIP, Semarang.
14
Rahajeng,
E.,
2009,
Masalah
Hipertensi
di
Indonesia,
(online),(http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res2009ekowatirah3195&q=insidens&PHPSESSID=6c215d2b3aa0625f2256
e2ce2bf0f74, diakses 27 Desember 2011).
Sarnak, M.J., Levey, A.S., Schoolwerth, A.C., Coresh, J., Culleton, B.,
Hamm,L.L., Klag, M.J, Parfrey, P., Pfeffer, M., Raij, L., Spinosa, D.J.,
McCullough,P.A., Kasiske, B.L., Kelepouris, E., & Wilson , P.W., 2003
Kidney Disease as a Risk Factor for Development of Cardiovascular
Disease: A Statement From the American Heart Association Councils on
Kidney in Cardiovascular Disease, High Blood Pressure Research,
Clinical
Cardiology,
and
Epidemiology
and
Prevention
(online)(http://circ.ahajournals.org/cgi/content/full/108/17/215, diakses
27 Desember 2011).
Saseen, J. J., & Maclaughlin, E. J., 2008, Cardiovascular Disorder :
Hypertension, Editor : Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G.
R., Wells, B. G., Posey, L. M., Pharmacotherapy A Pathophysiological
Approach, Sixth Edition, MC GRAWHILL Medical Publishing Division,
New York.
Skolnik, N. S,M.D., Beck, J.D, M.D., & Clark, M. M.D.,2000. Combination
Antihypertensive Drugs: Recommendations for Use, Am Fam
Physician. 2000 May 15;61(10):3049-3056. Abington Memorial Hospital,
Jenkintown, Pennsylvania
Suyono & Lyswanti, E.N., 2008, Studi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada
Penderita Hipertensi Rawat Inap : Penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang, (online), (http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gds12006suyonoeren1669&PHPSESSID=4a5098ca21600bae878e3cbe5a83
116, diakses tanggal 27 Desember 2011).
Vasavada, N., Saha, C., & Agarwl, R, 2003, A double-blind randomized crossover
trial of two loop diuretics in chronic kidney disease. Kidney International,
Vol. 64 (2003), pp. 632640. Indiana University School of Medicine,
Indianapolis
Yusuf, I., 2008, Hipertensi Sekunder. Vol.21,No.3. Edisi Juli-September 2008.
Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM.
Zhou L., Lu, B., Song, X., Dong, X., Yang, Y., Zhang, Z., Wen, J., Li, Y., Zhao,
N., Zhu, X., & Hu, R., 2008. High prevalence of chronic kidney disease in
population-based patients diagnosed with type 2 diabetes in downtown
Shanghai. Department of Endocrinology and Metabolism, HuaShan
Hospital, Shanghai, China.
15