Kata pengantar...........................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang ...............................................................................................
B. Tujuan ...........................................................................................................
Bab II Pembahasan
A. Defenisi .........................................................................................................
B. Anatomi .........................................................................................................
C. Patofisisologi .................................................................................................
D. Tanda-tanda menifestasi klinik......................................................................
E. Diagnosis........................................................................................................
F. Penatalaksanaan ............................................................................................
G. Diagnosa keperawatan ..................................................................................
Bab III P e n u t u p
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
Daftar Pustaka ...........................................................................................................
BAB I
P E N D A H U LU A N
A. Latar belakang
Integumen (kulit) adalah massa jaringan terbesar di tubuh, kulit bekerja dan dan
menginsulasi dan struktur-struktur di bawahnya dan berfungsi sebagai cadangan
kalori. Kulit mencerminkan emosi dan stres yang kita alami, dan berdampak pada
penghargaan orang lain terhadap kita. Selama hidup, kulit dapat terpotong, tergigigt,
mengalami iritasi, terbakar atau terinfeksi. Kulit memiliki daya tahan yang luar biasa
untuk pulih.
Masalah kulit kerapkali di jumpai dalam praktek keperawatan. Keluhan yang
berhubungan
dengan
kulit
mengakibatkan
kunjungan
klien,
karena
kulit
umumnya
akan
bermanifestasi
keluar
sebagai
masalah
d. Memberikan obat tertentu yang diberikan hanya dapat dilakukan dengan cara
mengoleskan.
e. Membantu penentuan diagnosa terhadap penyakit tertentu.
BAB II
PE M BAH ASAN
A. Definisi
Luka bakar adalah merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka lainnya
karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap berada
pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama. Dengan cepatnya luka bakar akan
dialami oleh bakteri pathogen; mengalami eksudasi dengan perembasan jumlah besar
air, protein serta elektrolit; dan kerapkali memerlukan pencangkokan kulit dari bagian
tubuh yang lain untuk menghasilkan penutupan luka yang permanent.
B. Anatomi
Kulit tersusun dari tiga lapisan, yaitu: Epidermis, dermis, dan jaringan subkutan.
Setiap lapisan akan semakin berdeferensiasi (manjadi masak dan memiliki fungsi
yang lebih spesifik) ketika tumbuh dari lapisan stratum germinativum basalis
kelapisan stratum korneum yang letaknya paling luar.
1.
Epidermis
Epidermis yang bersambung dengan membrane mukosa dan dinding
saluran telinga terdiri atas sel-sel hidup yang selalu membelah dan pada
permukaannya di tutupi oleh sel-sel hidup yang selalu membelah dan pada
permukaannya di tutupi oleh sel-sel mati yang asalnya lebih dalam pada dermis
akan tetapi kemudian terdorong ke atas oleh sel-sel yang baru tumbuh dan lebih
berdeferensiasi yang berada di bawahnya. Lapisan eksternal ini hampir
seluruhnya akan diganti setiap 3 hingga 4 minggu sekali. Sel-sel mati
mengandung sejumlah besar keratin yang protein fibrous insoluble yang memento
barrier palingluar kulit dan memiliki kemanpuan untuk mengusir mikroorganisme
pathogen serta mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh. Kreatin
merupakan unsure utama yang mengeraskan rambut dan kuku.
Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat
dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut
semakin
tangan sertakaki, dan mengandung kreatin dalam jumlah yang lebih besar.
Ketebalan epidermis dapat meningkat jika bagian tersebut banyak digunakan dan
bisa mengakibatkan pembentukan kalus pada tangan atau klavus (corns) pada
kaki. Persambungan (junction) epidermis dan dermis adalah daerah dengan
banyak penonjolan (undulasi) serta alur yang dinamakan rete ridges. Daerah
pertemuan ini mengikat epidermis dan dermis dan memungkinkan pertukaran
bebas nutrient yang esensial di antara kedua lapisan tersebut. Antara jalinan
(interlocking) antara dermis dan epidermis menghasilkan kerutan pada permukaan
kulit. Pada ujung jari tangan, kerutan-kerutan ini di namakan sidik jari
(fingerprints)
2. Dermis
Dermis membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan
dan struktur pada kulit. Lapisan ini tersusun dari dua lapisan: papillaris dan
retikularis. Lapisan papillaris dermis berada langsung dibawah epidermis dan
tersusun terutama dari sel-sel fibroblast yang dapat menghasilkan salah satu
bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Lapisan retikularis
terletak dibawah lapisan papillaria dan juga memproduksi kolagen dan berkasberkas serabut elastic, dermis juga tersusun daripembuluh darah serta limfe,
serabut saraf, kelenjar keringat serta sebasea, dan akar rambut.
3. Lapisan subkutan
Lapisan subkutis atau hypodermis merupakan lapisan kulit yang paling
dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bentalan
antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot atau tulang. Jaringan ini
memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas
tubuh.
C. Patofisiologi
Luka bakar di sebabkan karena oleh penglihatan energi oleh sumber panas kepada
tubuh. Panas dapat dilewatkan oleh hantaran oleh radiasi elektromagnetik. Luka bakar
dapat di kelompokkan menjadi luka bakar ternal, radiasi atau kimia. Dekstruksi
jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan
mukosa saluran nafas merupakan lokasi dekstruksi jaringan-jaringan yang dalam,
termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau
kontak yang lama denagn agens penyebab (burning agent). Nekrosis dan kegagalan
organ dapat terjadi.
Lisis Sel
Hemolisis
Hiperkalemia
Hemoglobin/Mioglobin
dalam urine
Kosentrasi sel
darah merah
Viskoasitas
darah
Kemungkinan
cedera inhalasi
Permeabilitas
Kapiler
Problem
Termoregulasi
Perpindahan
natrium H20 dan
protein dari
intravaskuler ke
ruangan intertisial
Volume darah
bersirkulasi
(sampai 50 %)
Hiponatremia
Hipoksemia
Tekanan darah
Hormon Kortikoid
adrenal & pelepasan
kate kolamin
Vasokonpiksi
perifer
Takikardia
Hiperglikemia
Afterload
Katabolisme
Resiko Ulkus
Curting
Perfusi
jaringan
Curah Jantung
Aliran darah
Ginjal
Resiko gagal
ginjal akut
Aliran darah GI
Resiko Ileus
Metabolisme
anaerobik
Asidosis
Metabolik
Respon
Inflamasi
Kerusakan
respon imun
Faktor
depresan
Miokardial
Kehilangan
Barier Kulit
Kerusakan
jaringan
Nekrosis jaringan
potensial
Difusi selular
Pembengkakan
sel
Metode Telapak Tangan. Pada banyak pasien dengan luka bakar yang menyebar,
metode yang di gunakan untuk memperkirakan persentase luka baker adalah
metode telapak tangan (palm method). Lebar telapak tangan pasien kurang lebih
sebesar 1% luas permukaan tubuhnya. Lebar telapak tangan dapat di gunakan
untuk menilai luas luka bakar
E. Diagnosis
Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik di ruangan emergensi, dilakukan
pemeriksaan terhadap fungsi pernafasan, luka lainnya di tubuh serta dilakukan
pengobatan untuk menggantikan cairan yang hilang untuk mencegah infeksi. Untuk
mengobati luka bakar yang berat kadang di gunakan terapi oksigen hiperbarik,
dimana penderita di tempatkan dalam ruangan khusus yang mengandung oksigen dari
tekanan tinggi. Jika terjadi cedera pada saluran udara dan paru-paru akibat kebakaran,
untuk membantu fungsi pernafasan dapat dipasang sebuah selang yang dimasukkan
kedalam tenggorokan. Penderita harus menkomsumsi sejumlah kalori dan gizi yang
cukup diperlukan untuk proses pemulihan, jika usus tidak berfungsi akibat cedera
atau pembedahan berulang, zat gizi biasa di berikan melalui infus.
F. Penatalaksanaan
a. Secara medis
Klien di angkat ke klinik gawat darurat yang terdekat. Rumah sakit dan
dokter disiagakan dengan menginformasikan bahwa klien sedang dalam
perjalanan
yang tepat. Kateter infus berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) harus dipasang
pada daerah yang tidak terbakar apabila infus belum terpasang. Pada sebagian
klien mungkin harus dipasang kateter vena sentral agar pemberian cairan infus
dengan jumlah yang besar dapat di lakukan dengan cepat sementara tekanan vena
sentral dapat dimonitor.
Kateter urin indwelling di pasang untuk memungkinkan pemantauan
haluaran urine dan faal ginjal yang akurat. Nilai-nilai dasar untuk tinggi dan berat
badan, gas darah arteri, hematokrit, elektrolit, golongan darah serta hasil
pencocokan-silang (cross-matching), urinalis, dan rontgen toraks harus di dapat.
b. Asuhan keperawatan
Pengkajian
FASE DARURAT /RESUSITASI
Tanda-tanda vital harus diperiksa dengan sering. Status respirasi di pantau
dengan ketat. Denyut nadi apical, carotid dan femoral di evaluasi. Pemantauan
jantung merupakan indikasi jika klien memiliki riwayat penyakit jantung, cedera
listrik atau masalah respirasi, atau bilamana irama denyut nadinya terganggu, atau
frekuensi nadinya abnormal lambat atau cepat.
Selang-infus yang berdiameter besar dari kateter urin indwelling harus
dipasang. Pengkajian perawat mencakup pemantauan asupan dan keluaran cairan.
Haluaran urin merupakan indicator yang sangat baik untuk menunjukkan status
sirkulasi harus di pantau dengan cermat dan diukur setiap satu jam. Jumlah urin
yang diperoleh pertama kali ketika di kateter urin dipasang harus dicatat, karena
data ini dapat menentukan fungsi renal dan status cairan sebelum klien
mangalamiluka bakar. Berat jenis urin; PH; dan kadar glukosa, aseton, protein,
serta nilai hemoglobing harus dinilai.
Warna urin yang kemerahan menunjukkan adanya hemokromogen dan
mioglobin yang terjadi akibat kerusakan otot karena luka baker yang dalam
dengan di sertai cedera listrik atau kontak yang lama dengan nyala api.
Glukosuria merupakan gejala yang sering di temukan pada jam-jam pertama
pasca-luka baker dari terjadi akibat pelepasan glukosa yang disimpang dari dalam
hati sebagai respon terhadap stress.
Suhu tubuh, berat badan, riwayat berat pra-luka baker, alergi, imunisasi
tetanus, masalah medik sertabedah pada masa lalu, penyakit yang sekarang dan
penggunaanobat harus dinilai. Pengkajian mulai dari kepala hingga ujung kaki
dilakukan dengan berfokus pada tanda-tanda dan gejala daripenyakit atau
cederayang menyertai atau komplikasi yang timbul. Pengkajian neurologik
berfokus pada tingkat kesadaran klien, status fisiologik, tingkat nyeri serta
kecemasan dan perilaku klien. Pemahaman klien dengan keluarganya terhadap
cedera serta penanganannya juga perlu dinilai.
FASE AKUT ATAU INTERMEDIT
Deteksi tanda-tanda dini memungkinkan intervensi dini dan penghitungan
jumlah cairan yang cermat. Obat-obat vasoaktif, diuretik dan pembatasan cairan
mungkin perlu diperlukan untuk mendukung fungsi resfirasi dan mencegah
komplikasi dekompensasi kordis serta edema pulmoner.
Pemberian cairan elektolit yang hati-hati harus dilakukan terus selama fase
luka baker ini karena berpindahnya cairan dari ruang intertisial ke dalam
intravaskuler, hilangnya cairan dari luka bakar yang luas, dan adanya respon
fisiologik klien terhadap luka bakar. Transfusi darah di lakukan jika diperlukan
untuk mrngatasi kehilangan darah dan anemia.
Demam umumnya terjadi sesudah keadaan syok yang teratasi padaklien
luka bakar. Penyetelan kembali dalam suhu klien luka bakar yang parah akan
membuat suhu tubuh yang tinggi beberapa derajat daripada keadaan normalnya
selama beberapa minggu pasca-luka bakar. Bakteremia dan septikemia juga
menyebabkan panas padaklien yang luka bakar.
Pemasangan kateter vena sentral, arteri perifer atau termodilusi arteri
pulmonalis, tekanan baji kapiler pulmonalis atau pun curah jantung. Namun,
pemasangan kateter intravena yang invasif pada umumnya dihindari kecuali jika
terjadi indikasi absolut karena kateter tersebut merupakan port dentre infeksipada
klien yang keadaannya sudah sangat terganggu.
Infeksi yang berlanjut pada syok septik merupakan penyebab utama
kematian padaklien-klien yang beryahan hidup selama bebrapa hari sesudah
mengalami luka bakar yang luas. Imunosupresi yang menyertailuka bakar yang
luas menetepkan pada klien pada resiko terjadinya sepsis. Infeksi yang dimulai
pada daerah yang terbakar dapat menyebar kealiran darah.
G. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
: Nyeri, (akut)
: keluhan yeri.
Fokus menyempit, penampilan wajah nyeri.
Perubahan tonus otot, respons autonomic.
Perilaku di straksi, melindungi; ansietas
ketakutan.
Hasil yang di harapkan kriteria evaluasi klien akan : Melaporkan nyeri berkurang /
terkontrol.
Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks.
Berparrisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat
yang tepat.
TINDAKAN/INTERVENSI
No.
Mandiri
Rasional
1.
Menutup luka sesegera mungkin Suhu berubah dan gerakan udara dapat
kecuali
perawatan
luka
bakar menyebabkan
nyeri
hebat
pada
menurunkan
serta
resiko
ketidak
kontraktur
sendi.
3.
menurunkan nyeri.
4.
(menghindari
sendi
yang
menggunakan bebat dan papan kaki posisi pleksi sendi cedera dapat
sesuai keperluan
5.
dan
latihan
menurunkan
rentang gerak pasif dan aktif sesuai kekuatan sendi dan kelelahan otot
indikasi.
6.
eksternal
perlu
untuk
mencegah
mengigil.
7.
Mengkaji keluhan nyeri perhatikan Nyeri hampir selalu ada pada beberapa
lokasi/karakter danintensitas (skala derajat beratnya keterlibatan jaringan/
0-10).
penggantian
balutan
dan
debridemen.perubahan lokasi/karakter
/intensitas
dapat
mengidikasikan
9.
emosi
dengan
sehubungan
pengungkapan
memungkinkan
emosi
dan
dapat
aktivitas,
pemberian obat.
11.
Menjelaskan
informasi
seiring
dengan
memberikan
kesempatan
Memberikan
tindakan
Mendorong
penggunaan
teknik Memfokuskan
kembali
perhatian
relaksasi
dan
menurunkan
ketergantungan
farmakologis.
14.
Memberikan
aktivitas
terapiutik Membantu
mengurangi
konsentrasi
15.
persepsi/nyeri
kemanpuan
koping
menurun.
Kolaborasi
16.
Memberikan
analgestik
menghilangkan nyeri.
17.
Memcerikan/instruksikan
penggunaan ADP.
Diagnosa keperawatan
: Perfusi
jaringan,
perubahan
disfungsi
sirkulasi
statis,
dan
vena/edema.
dengan hasil pada tungkai yang tak Perbedaan dengan tungkai yang tak
sakit.
dengan
local
(contoh
yang
mempengaruhi
kontriksu
mengalami
melepaskan
luka
manset
TD
mendapatkan hasil.
pada
tempatnya
meningkatkan
perfusi,dan
dapat
edema/penurunan
mengubah
luka
bakar
sirkulasi
lokal
dan
sakit.
miokard,
pengaruh
pada
Kolaborasi
per protocol.
Mengawasi
natrium,
dan membrane
mukosa,
sehingga
konduksi
miokard,
sesuai indikasi.
kalium,
potensial
resiko
menurunkan
curah
distrimia,
dan
jantung/perfusi
jaringan.
8.
Peerubahan
penbentukan
perfusi
edema
jaringan
dan
menggagu
Menghindari
penggunaan
IM/MC
9.
10.
Mengukur
tekanan
intra- Meningkatkan
sirkulasi
dengan
Membantu/siapkan
eskarotomi/fasiotomi,
sesuai
indikasi.
Diagnosa keperawatn
Dapat dibuktikan dengan : Status hipermetabolik (sebanyak 50%-60% lebih besar dar
proporsi normal pada cedera berat).
Katabolisme protein.
Kemungkinan dibuktikan oleh : penirinan berat badan total,kehilangan massa otot/lemak
subkutan, dan terjadinya keseimbangan nitrogen negative.
Hasil yang diharapkan criteria evaluasi klien akan : menunjukkan pemasukan nutrisi
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic dibuktikan
oleh berat badan stabil/massa otot terukur, keseimbangan
nitrogen positif, dan regenerasi jaringan.
TINDAKAN INTERVENSI
No.
Mandiri
1.
Auskultasi bising usus, perhatikan Ileus
hipoaktif/tak ada bunyi.
Rasional
sering berhubungan
periode
pasca
luka
baker
dengan
tetapi
persen
area
luka
baker
tiap minggu.
dievaluasikan
bentuk
diet
untuk
yang
menghitung
diberikan
dan
Mengawasi
massa
otot/lemak Mungkin
berguna
memperkirakan
dalam
perbaikan
tubuh
5.
Memdorong
klien
berat
badan,
meningkatkan penyembuhan.
meningkatkan
perawatan
yang tepat.
7.
partisispasi
dan
dapat
memperbaiki pemasukan.
yang
baik.
Sosialisasi
Memberikan
kebersihan
sebelum makan.
9.
Melakukan
pemeriksaan
strip
klinites/asetes
jari,
indikasi.
dengan
Kolaborasi
perubahan
untuyk
memenuhi
10.
11.
Memberikan
diet
tinggi
kebutuhan
mempertahankan
mendorong
metabolih,
berat
badan,
regenerasi
jaringan.
Memasang/mempertahankan
makana
sedikit
melalui
Memberikan
makanan
continue/
untuk
mengkomsumsi
kebutuhan
napsu
makan
dan
Memberikan
kan
pemasukan
nutrisis/memenuhi
Mengawasi
laboratorium,
pemeriksaan Indicator
contoh
kebutuhan
nutrisi
dan
dapat
terjadi
respons
sehubungan
dengan
terhadap
cedera,
stress
dukungan
atau
Rasional
tepat Meningkatkan posisi fungsional pada
belat, ekstremitas dan mencegahkontraktur,
pada
ekstremitas
mempotensialkan
Melakukan
rehabilitasi
penerimaan.
pada Akan
lebih
partisispasi
bila
mudah
membuat
klien
menyadari
secara
progresif
kontraktur,
meningkatkan
6.
Menjadwalkan
pengobatan
Instruksikan
dan
Bantu
dalam
menberikan
terapi
lebih
konstan/konsisten.
9.
10.
efek masing-masing.
kemandirian,
harga
diri,
dan
Kolaborasi
11.
Memberikan
tempat
tidur
potensial
iskemia
12.
13.
14.
jangka
panjang
terhadap
potensial deficit.
Diagnosa keperawatan : Integritas kulit, kerusakan: actual (Graft).
Dapat di hubungkan dengan : Trauma: kerusakanpermukaan kulit karena dekstruksi
lapisan kulit (parsial/luka baker dalam).
Kemungkinan dibuktikan oleh : tak adanya jaringan yang hidup.
TINDAKAN/INTERVENSI
No.
Mandiri
Rasional
1.
Mengkaji atatus mental, termasuk Pada awal, klien dapat menggunakan
suasana hati/efek, ketakutan ada penyangkalan
dan
depresi
untuk
keseluruhan.
Beberapa
klien
kenyataan,
yang
juga
ansietas
ektrem/status
tidur
(contoh
mimpi melawan
untuk
labil,
semua
yang
hidup.
dapat
Meskipun
berdasarkan
hidup
(contoh
syok,
sepsis,
hipoksia)
darus
dikesampingkan.
3.
4.
Mendorong
klien
untuk
5.
Memberikan
Mengedintifikasi
koping/penanganan
situasi
sebelumnya.
7.
Membantu
keluarga
8.
Bertindak
tidak
menilai
pada Hubuingan
keluarga
terganggu,
saat
ini
sulit
untuk
terjadi
dan
mendiskusikan realitas
pada
dengan
membuat
rasa
keluarga,
kontak
Kolaborasi
10.
perawatan
penerimaan
dari
sampai
mulai luas
dan
pulang, kesinambungan
meningkatkan
perawatan
dan
Memberikan
ringan
indikasi
sesuai
ditingkatkan.
Mandiri
Mengkaji
kehilangan/perubahan
klien/orang terdekat.
makna Episode
pada perubahan
Rasional
traumatic mengakibatkan
tiba-tiba
diantisipasi,
memerlukan
dukungan
dalam
perbaikan optimal.
2.
perbaikan.
atau
Ini
tidak
kemungkinan
situasi.
lama
Penyangkalan
dan
mungkin
Menyusun
pembatasan
maladaptive
manipulasi/agresif).
perilaku
tak
Perhatikan sama
menilai
memberikan
perawatan,
membantu
klien
mengidentifikasi
dimana
saat mengalaminya
waktu
telah
lalu.
Staf
perilaku
mereka
perilaku
yang
harus
menyadari
bahwa
perilaku
dan
pada
kepercayaan
dan
menyusun
dalam keterbatasan.
5.
Memberikan
harapan
kesempatan
untuk
untuk
berdasarkan realitas.
masa
depan
6.
Memberikan
terhadap
usaha
penguatan
kemajuan
untuk
dan
mengikuti
positif Kata-kata
penguatan
dapat
terjadinya
perilaku
dorong menimbulkan
tujuan koping positif.
rehabilitasi.
7.
demonstrasi
komunikasi
dan
garis
memberikan
Berikan
konsul
konsul
untuk meningkatkan/mempertahankan
kejuruan,
dan
2.
Mendiskusikan
harapan
pulang.
Masalah
sering
aktivitas
labil)
intimasi/seksual,
yang
mempengaruhi
setelah
pulang
dan
meningkatkan
kemandirian.
4.
Indentifikasi sumber yang tepat Gatal, lepuh, dan sensitivitas luka yang
untuk perawatan klien rawat sembuh/sisi
jalan dan bahayanya.
5.
graft
dapat
diharapkan
sewaktu lama.
membantu
proses
penyembuhan.
menghilangkan
kontraktur
dan
Menjelaskan
proses
parut
perlunya
dan
Mendorong
kesinambungan Kemungkinan
pembatasan
berat/lokasi
cedera
tergantung
dan
tahap
pemyembuhan.
jaringan
dan
penyembuhan
umum
kesehatan.
9.
Tekannkan
melanjutkan
pemasukan
Mengkaji
ulang
diet untuk
bertanya
dan
meyakinkan
pengobatan, Memberikan
pandangan
terhadap
samping
yang
harapkan/dapat dilaporkan.
di dapat
menjadi
menambah/membantu
waspada
mereka
bahwa
Menberitahu
terdekat
tentang
kelelahan, infeksi
penyembuhan
lambat)
dapat
Mengidentifikasi
optimal.
tanda
gejala
yang
memerlukan timpengobatan
evaluasi
medik
implamasi,
peningkatan
perubahan
drainase
demam/mengigil;
untuk
menguatkan
perubahan
Menekankan
pentingnya
mengevaluasi bantuan
perawatan /rehabilitasi
Memberikan
nomor
telepon
sumber
penyembuhan,
III
PE N UTU P
A. Kesimpulan
memenuhi
kebutuhan
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 3. penerbit Buku
Kedokteran EGC. 1993
Elisabeth J. corwin. Buku Saku Patofisisologi, penerbit Buku kedokteran EGC. 1993
www.medicastore.com
Rencana Asuhan Keperwatan, edisis 3. penerbit Buku Kedokteran EGC.