Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang ...............................................................................................
B. Tujuan ...........................................................................................................
Bab II Pembahasan
A. Defenisi .........................................................................................................
B. Anatomi .........................................................................................................
C. Patofisisologi .................................................................................................
D. Tanda-tanda menifestasi klinik......................................................................
E. Diagnosis........................................................................................................
F. Penatalaksanaan ............................................................................................
G. Diagnosa keperawatan ..................................................................................
Bab III P e n u t u p
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
Daftar Pustaka ...........................................................................................................

BAB I
P E N D A H U LU A N
A. Latar belakang
Integumen (kulit) adalah massa jaringan terbesar di tubuh, kulit bekerja dan dan
menginsulasi dan struktur-struktur di bawahnya dan berfungsi sebagai cadangan
kalori. Kulit mencerminkan emosi dan stres yang kita alami, dan berdampak pada
penghargaan orang lain terhadap kita. Selama hidup, kulit dapat terpotong, tergigigt,
mengalami iritasi, terbakar atau terinfeksi. Kulit memiliki daya tahan yang luar biasa
untuk pulih.
Masalah kulit kerapkali di jumpai dalam praktek keperawatan. Keluhan yang
berhubungan

dengan

kulit

mengakibatkan

kunjungan

klien,

karena

kulit

mencerminkan keadaan umum klien, banyak kondisi sistemik dapat di sertai


manifestasi dermatologic.
Stress psikilogis pada keadaan sakit atau pada berbagai masalah pribadi serta
keluarga

umumnya

akan

bermanifestasi

keluar

sebagai

masalah

dermatologic.setiapklien yang di rawat dirumah sakit dapat secara tiba-tiba


mengalami gatal-gatal dan ruam yang terjadi sekunder akibat pengobatannya.
Sebagai sisitem organ tubuh yang paling luas, kulit tidak boleh terpisahkan dari
kehidupan manusia. Kulit membengun sebuah barrier yang memisahkan organ-organ
internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisispasi dalam banyakfungsi tubuh
yang vital. Kulit bersambung dengan kulit mukosa pada ostium eksterna system
digestivus, respiratorius, dan urogenitalis. Karena kelainan kulit mudah terlihat,
keluhan dermatologic umumnya menjadi alasan utama mengapa klien mencari
pelayanan kesehatan.
B. Tujuan
a. Meringankan penyakit pasien
b. Memberikan rasa puas pada pasien
c. Mencegah terjadinya infeksi

d. Memberikan obat tertentu yang diberikan hanya dapat dilakukan dengan cara
mengoleskan.
e. Membantu penentuan diagnosa terhadap penyakit tertentu.

BAB II
PE M BAH ASAN
A. Definisi
Luka bakar adalah merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka lainnya
karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap berada
pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama. Dengan cepatnya luka bakar akan
dialami oleh bakteri pathogen; mengalami eksudasi dengan perembasan jumlah besar
air, protein serta elektrolit; dan kerapkali memerlukan pencangkokan kulit dari bagian
tubuh yang lain untuk menghasilkan penutupan luka yang permanent.
B. Anatomi
Kulit tersusun dari tiga lapisan, yaitu: Epidermis, dermis, dan jaringan subkutan.
Setiap lapisan akan semakin berdeferensiasi (manjadi masak dan memiliki fungsi
yang lebih spesifik) ketika tumbuh dari lapisan stratum germinativum basalis
kelapisan stratum korneum yang letaknya paling luar.
1.

Epidermis
Epidermis yang bersambung dengan membrane mukosa dan dinding
saluran telinga terdiri atas sel-sel hidup yang selalu membelah dan pada
permukaannya di tutupi oleh sel-sel hidup yang selalu membelah dan pada
permukaannya di tutupi oleh sel-sel mati yang asalnya lebih dalam pada dermis
akan tetapi kemudian terdorong ke atas oleh sel-sel yang baru tumbuh dan lebih
berdeferensiasi yang berada di bawahnya. Lapisan eksternal ini hampir
seluruhnya akan diganti setiap 3 hingga 4 minggu sekali. Sel-sel mati
mengandung sejumlah besar keratin yang protein fibrous insoluble yang memento
barrier palingluar kulit dan memiliki kemanpuan untuk mengusir mikroorganisme
pathogen serta mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh. Kreatin
merupakan unsure utama yang mengeraskan rambut dan kuku.
Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat
dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut

semakin

banyak melanin semakin gelap warnanya. Epidermis mengalami modifikasi pada


berbagai daerah tubuh yang berbeda. Lapisan ini paling tebal pada daerah telapak

tangan sertakaki, dan mengandung kreatin dalam jumlah yang lebih besar.
Ketebalan epidermis dapat meningkat jika bagian tersebut banyak digunakan dan
bisa mengakibatkan pembentukan kalus pada tangan atau klavus (corns) pada
kaki. Persambungan (junction) epidermis dan dermis adalah daerah dengan
banyak penonjolan (undulasi) serta alur yang dinamakan rete ridges. Daerah
pertemuan ini mengikat epidermis dan dermis dan memungkinkan pertukaran
bebas nutrient yang esensial di antara kedua lapisan tersebut. Antara jalinan
(interlocking) antara dermis dan epidermis menghasilkan kerutan pada permukaan
kulit. Pada ujung jari tangan, kerutan-kerutan ini di namakan sidik jari
(fingerprints)
2. Dermis
Dermis membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan
dan struktur pada kulit. Lapisan ini tersusun dari dua lapisan: papillaris dan
retikularis. Lapisan papillaris dermis berada langsung dibawah epidermis dan
tersusun terutama dari sel-sel fibroblast yang dapat menghasilkan salah satu
bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Lapisan retikularis
terletak dibawah lapisan papillaria dan juga memproduksi kolagen dan berkasberkas serabut elastic, dermis juga tersusun daripembuluh darah serta limfe,
serabut saraf, kelenjar keringat serta sebasea, dan akar rambut.
3. Lapisan subkutan
Lapisan subkutis atau hypodermis merupakan lapisan kulit yang paling
dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bentalan
antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot atau tulang. Jaringan ini
memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas
tubuh.
C. Patofisiologi
Luka bakar di sebabkan karena oleh penglihatan energi oleh sumber panas kepada
tubuh. Panas dapat dilewatkan oleh hantaran oleh radiasi elektromagnetik. Luka bakar
dapat di kelompokkan menjadi luka bakar ternal, radiasi atau kimia. Dekstruksi
jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan
mukosa saluran nafas merupakan lokasi dekstruksi jaringan-jaringan yang dalam,

termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau
kontak yang lama denagn agens penyebab (burning agent). Nekrosis dan kegagalan
organ dapat terjadi.

Luka Bakar berat (>30%


luas permukaan tubuh)

Lisis Sel

Hemolisis

Hiperkalemia

Hemoglobin/Mioglobin
dalam urine

Kosentrasi sel
darah merah

Viskoasitas
darah

Kemungkinan
cedera inhalasi

Permeabilitas
Kapiler

Problem
Termoregulasi

Perpindahan
natrium H20 dan
protein dari
intravaskuler ke
ruangan intertisial

Volume darah
bersirkulasi
(sampai 50 %)

Hiponatremia

Hipoksemia

Respon stress masif,


aktivasi sistem saraf
simpatis

Tekanan darah

Hormon Kortikoid
adrenal & pelepasan
kate kolamin
Vasokonpiksi
perifer

Takikardia

Hiperglikemia

Afterload

Katabolisme

Resiko Ulkus
Curting

Perfusi
jaringan

Curah Jantung
Aliran darah
Ginjal

Resiko gagal
ginjal akut

Aliran darah GI

Resiko Ileus

Metabolisme
anaerobik

Asidosis
Metabolik

Respon
Inflamasi

Kerusakan
respon imun

Syok luka bakar

Faktor
depresan
Miokardial

Kehilangan
Barier Kulit

Kerusakan
jaringan

Nekrosis jaringan
potensial

Difusi selular

Pembengkakan
sel

D. Tanda-tanda manifestasi klinik


RESPON LOKAL DAN LUAS LUKA BAKAR
Kedalaman luka bakar
Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang rusak dan
disebut sebagai luka bakar superficial partial-thickness, deep partial-thickness dan
full-thickness. Istilah deskriptif yang sesuai adalah luka baker derajat-satu, dua dan
tiga. Respon local terhadap luka bakar bergantung pada dalamnya kerusakan kulit.
Pada luka bakar derajat-satu, epidermis mengalami kerusakan atau cedera dan
sebagian dermis turut cedera. Luka tersebut bisa terasa nyeri, tampak merah dan
kering seperti luka bakar matahari, atau mengalami lepuh/bullae.
Luka bakar derajat-dua meliputi dekstruksi epidermis serta lapisan atas dermis
dan cedera pada bagian dermis yang lebih dalam. Luka tersebut terasa nyeri
tampak merah dan mengalami eksudasi cairan. Pemutihan jaringan yang terbakar
di ikuti oleh pengisian kembali kapiler; folikel rambut masih utuh.
Luka bakar derajat-tiga meliputi destruksi total epidermis serta dermis, dan pada
sebagian kasus, jaringan yang berada dibawahnya. Warna luka bakar sangat
berpariasi mulai dari warna putih hingga merah coklat atau hitam. Daerah yang
terbakar tidak terasa nyeri karena serabut-serabut sarafnya hancur. Luka bakar
tersebut tampak seperti bahan kulit, folikel rambut dan kelenjar keringat turut
hancur.
Luas Permukaan Tubuh yang Terbakar
Estimasi luas permukaan yang terbakar disederhanakan dengan menggunakan
rumus sembilan (Rule of Nines). Rumus sembilang merupakan cara cepatuntuk
menghitung luas daerah yang terbakar. System serabut menggunakan persentase
dalam kelipatan sembilang terhadap permukaan tubuh yang luas.
Metode Lund dan Browder. Metode yang lebih tepat untukmemperkirakan luas
permukaan tubuh yang terbakar adalah metode Lund dan Browder yang mengakui
bahwa persentase luas luka baker pada berbagai bagian anatomic, khususnya
kepala dan tungkai, akan berubah menurut pertumbuhan.

Metode Telapak Tangan. Pada banyak pasien dengan luka bakar yang menyebar,
metode yang di gunakan untuk memperkirakan persentase luka baker adalah
metode telapak tangan (palm method). Lebar telapak tangan pasien kurang lebih
sebesar 1% luas permukaan tubuhnya. Lebar telapak tangan dapat di gunakan
untuk menilai luas luka bakar
E. Diagnosis
Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik di ruangan emergensi, dilakukan
pemeriksaan terhadap fungsi pernafasan, luka lainnya di tubuh serta dilakukan
pengobatan untuk menggantikan cairan yang hilang untuk mencegah infeksi. Untuk
mengobati luka bakar yang berat kadang di gunakan terapi oksigen hiperbarik,
dimana penderita di tempatkan dalam ruangan khusus yang mengandung oksigen dari
tekanan tinggi. Jika terjadi cedera pada saluran udara dan paru-paru akibat kebakaran,
untuk membantu fungsi pernafasan dapat dipasang sebuah selang yang dimasukkan
kedalam tenggorokan. Penderita harus menkomsumsi sejumlah kalori dan gizi yang
cukup diperlukan untuk proses pemulihan, jika usus tidak berfungsi akibat cedera
atau pembedahan berulang, zat gizi biasa di berikan melalui infus.
F. Penatalaksanaan
a. Secara medis
Klien di angkat ke klinik gawat darurat yang terdekat. Rumah sakit dan
dokter disiagakan dengan menginformasikan bahwa klien sedang dalam
perjalanan

ke rumah sakit sehingga tindakan penyelamatan jiwa klien dapat

segera dimulai oleh Tim yang sudah terlatih.


Perioritas pertama dalam gawat darurat tetap ABC (air-way, breathing dan
circulation). Untuk cedera paru yang ringan, udara pernafasan di lembabkan dank
lien di dorong supaya batuk sehingga secret saluran napas dikeluarkan dengan
pengisapan. Untuk situasi yang lebih parah di perlukan pengeluaran secret dengan
pengisapan brongkus denganpemberian preparat brongkodilator serta mukolitik.
Jika terjadi edema pada jalan napas, intubasi indotrakeal mungkin merupakan
indikasi.
Riwayat penyakit alergi, medikasi serta pemakaian obat, alkohol, dan
tembakau di tanyakan pada saat ini untuk menyusun rencana perawatan klien

yang tepat. Kateter infus berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) harus dipasang
pada daerah yang tidak terbakar apabila infus belum terpasang. Pada sebagian
klien mungkin harus dipasang kateter vena sentral agar pemberian cairan infus
dengan jumlah yang besar dapat di lakukan dengan cepat sementara tekanan vena
sentral dapat dimonitor.
Kateter urin indwelling di pasang untuk memungkinkan pemantauan
haluaran urine dan faal ginjal yang akurat. Nilai-nilai dasar untuk tinggi dan berat
badan, gas darah arteri, hematokrit, elektrolit, golongan darah serta hasil
pencocokan-silang (cross-matching), urinalis, dan rontgen toraks harus di dapat.
b. Asuhan keperawatan
Pengkajian
FASE DARURAT /RESUSITASI
Tanda-tanda vital harus diperiksa dengan sering. Status respirasi di pantau
dengan ketat. Denyut nadi apical, carotid dan femoral di evaluasi. Pemantauan
jantung merupakan indikasi jika klien memiliki riwayat penyakit jantung, cedera
listrik atau masalah respirasi, atau bilamana irama denyut nadinya terganggu, atau
frekuensi nadinya abnormal lambat atau cepat.
Selang-infus yang berdiameter besar dari kateter urin indwelling harus
dipasang. Pengkajian perawat mencakup pemantauan asupan dan keluaran cairan.
Haluaran urin merupakan indicator yang sangat baik untuk menunjukkan status
sirkulasi harus di pantau dengan cermat dan diukur setiap satu jam. Jumlah urin
yang diperoleh pertama kali ketika di kateter urin dipasang harus dicatat, karena
data ini dapat menentukan fungsi renal dan status cairan sebelum klien
mangalamiluka bakar. Berat jenis urin; PH; dan kadar glukosa, aseton, protein,
serta nilai hemoglobing harus dinilai.
Warna urin yang kemerahan menunjukkan adanya hemokromogen dan
mioglobin yang terjadi akibat kerusakan otot karena luka baker yang dalam
dengan di sertai cedera listrik atau kontak yang lama dengan nyala api.
Glukosuria merupakan gejala yang sering di temukan pada jam-jam pertama
pasca-luka baker dari terjadi akibat pelepasan glukosa yang disimpang dari dalam
hati sebagai respon terhadap stress.

Suhu tubuh, berat badan, riwayat berat pra-luka baker, alergi, imunisasi
tetanus, masalah medik sertabedah pada masa lalu, penyakit yang sekarang dan
penggunaanobat harus dinilai. Pengkajian mulai dari kepala hingga ujung kaki
dilakukan dengan berfokus pada tanda-tanda dan gejala daripenyakit atau
cederayang menyertai atau komplikasi yang timbul. Pengkajian neurologik
berfokus pada tingkat kesadaran klien, status fisiologik, tingkat nyeri serta
kecemasan dan perilaku klien. Pemahaman klien dengan keluarganya terhadap
cedera serta penanganannya juga perlu dinilai.
FASE AKUT ATAU INTERMEDIT
Deteksi tanda-tanda dini memungkinkan intervensi dini dan penghitungan
jumlah cairan yang cermat. Obat-obat vasoaktif, diuretik dan pembatasan cairan
mungkin perlu diperlukan untuk mendukung fungsi resfirasi dan mencegah
komplikasi dekompensasi kordis serta edema pulmoner.
Pemberian cairan elektolit yang hati-hati harus dilakukan terus selama fase
luka baker ini karena berpindahnya cairan dari ruang intertisial ke dalam
intravaskuler, hilangnya cairan dari luka bakar yang luas, dan adanya respon
fisiologik klien terhadap luka bakar. Transfusi darah di lakukan jika diperlukan
untuk mrngatasi kehilangan darah dan anemia.
Demam umumnya terjadi sesudah keadaan syok yang teratasi padaklien
luka bakar. Penyetelan kembali dalam suhu klien luka bakar yang parah akan
membuat suhu tubuh yang tinggi beberapa derajat daripada keadaan normalnya
selama beberapa minggu pasca-luka bakar. Bakteremia dan septikemia juga
menyebabkan panas padaklien yang luka bakar.
Pemasangan kateter vena sentral, arteri perifer atau termodilusi arteri
pulmonalis, tekanan baji kapiler pulmonalis atau pun curah jantung. Namun,
pemasangan kateter intravena yang invasif pada umumnya dihindari kecuali jika
terjadi indikasi absolut karena kateter tersebut merupakan port dentre infeksipada
klien yang keadaannya sudah sangat terganggu.
Infeksi yang berlanjut pada syok septik merupakan penyebab utama
kematian padaklien-klien yang beryahan hidup selama bebrapa hari sesudah

mengalami luka bakar yang luas. Imunosupresi yang menyertailuka bakar yang
luas menetepkan pada klien pada resiko terjadinya sepsis. Infeksi yang dimulai
pada daerah yang terbakar dapat menyebar kealiran darah.
G. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan

: Nyeri, (akut)

Dapat dihubungkan dengan

: kerusakan kulit/jaringan, pembentukan edema.

Kemungkinan dibuktikan oleh

: keluhan yeri.
Fokus menyempit, penampilan wajah nyeri.
Perubahan tonus otot, respons autonomic.
Perilaku di straksi, melindungi; ansietas
ketakutan.

Hasil yang di harapkan kriteria evaluasi klien akan : Melaporkan nyeri berkurang /
terkontrol.
Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks.
Berparrisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat
yang tepat.
TINDAKAN/INTERVENSI
No.
Mandiri
Rasional
1.
Menutup luka sesegera mungkin Suhu berubah dan gerakan udara dapat
kecuali

perawatan

luka

bakar menyebabkan

nyeri

hebat

pada

metode pada pemajanan pada udara pemajanan ujung saraf.


terbuka.
2.

Tinggikan ekstremitas luka bakar Peninggian mungkin diperlukan pada


secara periodik.

awal untuk menurunkan pembentukan


edema; setelah perubahan posisi dan
peninggian
nyamanan

menurunkan
serta

resiko

ketidak
kontraktur

sendi.
3.

Memberikan tempat tidur ayunan Peninggian linen dari luka membantu


sesuai indikasi.

menurunkan nyeri.

4.

Menutup jari/ekstremitas pada posisi Posisi fungsi menurunkan


berfungsi
refleks

(menghindari
sendi

yang

posisi deformitas/kontraktur dan


sakit) meningkatkan kenyamanan. Meskipun

menggunakan bebat dan papan kaki posisi pleksi sendi cedera dapat
sesuai keperluan

merasa lebih nyaman. Ini dapat


mengakibatkan kontraktur pleksi.

5.

Mengubah posisi dengan sering dan Gerakan

dan

latihan

menurunkan

rentang gerak pasif dan aktif sesuai kekuatan sendi dan kelelahan otot
indikasi.

tetapi tipe latihan tergantung pada


lokasi dan luas cederea.

6.

Mempertahankan suhu lingkunagan Pengatur suhu dapat hilang karena


nyaman, berikan lampu penghangat, luka baker mayor. Sumber panas
penutup tubuh hangat.

eksternal

perlu

untuk

mencegah

mengigil.
7.

Mengkaji keluhan nyeri perhatikan Nyeri hampir selalu ada pada beberapa
lokasi/karakter danintensitas (skala derajat beratnya keterlibatan jaringan/
0-10).

kerusakan tetapi biasanya palingberat


selama

penggantian

balutan

dan

debridemen.perubahan lokasi/karakter
/intensitas

dapat

mengidikasikan

terjadinya komplikasi (contoh iskemia


rungkai) atau perbaikan kembalinya
fungsi saraf/sensasi.
8.

Melakukan penggantian balutan dan Menurunkan terjadinya distress fisik


debridemen setelah klien di beri obat dan
dan/atau pada hidroterapy.

9.

emosi

dengan

penggantian balutan dan debridemen.

Mendorong ekspresi perasaan tetang Pernyataan


nyeri.

sehubungan

pengungkapan

memungkinkan
emosi

dan

dapat

meningkatkan mekanisme koping


10.

Melibatkan klien dalam penentuan Meningkatkan rasa control klien dan


jadwal

aktivitas,

penggobatan, kekuatan mekanisme koping

pemberian obat.
11.

Menjelaskan
informasi

prosedur/berikan Dukungan empati dapat membantu

seiring

dengan

tetap, menghilangkan nyeri meningkatkan

khususnya selama debridemen luka.

relakasi. Mengetahui apa yang di


harapkan

memberikan

kesempatan

pada klien untuk menyiapkan diri dan


meningkatkan rasa control.
12

Memberikan

tindakan

dan Meningkatkan relaksasi; menurunkan

kenyamanan dasar contoh pijatan ketegagan otot dan kelelahan umum.


pada area yang tak sakit, perubahan
posisi dengan sering.
13.

Mendorong

penggunaan

teknik Memfokuskan

kembali

manajemen stress, contoh relaksasi meningkatkan

perhatian

relaksasi

dan

progresif, nafas dalam, bimbimgan meningkatkan rasa control, yang dapat


imajinasi dan visualisasi.

menurunkan

ketergantungan

farmakologis.
14.

Memberikan

aktivitas

terapiutik Membantu

tepat untuk usia atau kondisi.

mengurangi

konsentrasi

nyeri yang dialami dan memfokuskan


kembali perhatian.

15.

Meningkatkan periode tidur tanpa Kekurangan tidur dapat meningkatkan


gangguang

persepsi/nyeri

kemanpuan

koping

menurun.
Kolaborasi
16.

Memberikan

analgestik

(narkotik Metode IV sering digunakan pada

dan non-narkotik) sesuai indikasi.

awal untuk memaksimalkan efek obat.


Masalah klien adiksi atau keraguan
tentang derajat nyeri yang dialami
tidak abash selama fase perawatan
darurat/akut, tetapi narkotik harus di
turunkan sesegera mungkin sesuai
adanya dan perubahan motorik untuk

menghilangkan nyeri.
17.

Memcerikan/instruksikan

ADP memberikan obat tepat waktu

penggunaan ADP.

mencegah fluktuasi pada intensitas


nyeri, sering pada dosis total rendah
kemudian di berikan dengan metode
konvensional.

Diagnosa keperawatan

: Perfusi

jaringan,

perubahan

disfungsi

neurovaskuler perifer, resiko tinggi terhadap.


Faktor resiko meliputi

: Penurunan/interupsi aliran darah arterial/vena,


contoh luka baker seputar ekstremitas dengan
edema.
Hipovolemia.

Kemungkinan dibuktikan oleh

: tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan


gejala-gejala membuat diagnosa aktual.

Hasil yang diharapkan kriteria evaluasi-klien akan : mempertahankan nadiperifer teraba


dengan kualitas/kekuatan sama pengisian kafiler
baik dan warna kulit normal pada area yang
cedera.
TINDAKAN/INTERVENSI
No.
Mandiri
Rasional
1.
Mengkaji warna, sensasi, gerakan Pembentukan edema secara cepat
nadi perifer (melalui Doppler), dan menekan pembuluh darah, sehingga
pengisian kapiler pada ekstremitas mempengaruhi
luka bakar melingkar. Bandingkan menningkatkan

sirkulasi
statis,

dan

vena/edema.

dengan hasil pada tungkai yang tak Perbedaan dengan tungkai yang tak
sakit.

sakit membantu membedakan masalah


sistemik

dengan

local

(contoh

hipovolemia/penurunan curah jantung.


2.

Tinggikan ekstremitas yang sakit, Meningkatkan sirkulasi sistemik/aliran


dengan tepat lepaskan perhiasan/jam balik vena dan dapat menurunkan
tangan. Hindari memplester terhadap edema atau pengaruh gangguan lain

ekstremitas/jari yang terbakar.

yang

mempengaruhi

kontriksu

jaringan edema. Peninggian yang lama


dapat mengganggu perfusi arterial bila
TD

turunan atau tekanan jaringan

meningkat secara berlebihan.


3.

Mengukur TD pada ekstremitas Bila pembacaan TD diambil pada


yang

mengalami

melepaskan

luka

manset

TD

baker ekstremitas yang cedera. Dibiarkan


setelah manset

mendapatkan hasil.

pada

tempatnya

meningkatkan
perfusi,dan

dapat

edema/penurunan

mengubah

luka

bakar

ketebalan parsial menjadi cedera lebih


serius.
4.

Mendorong latihan rentang gerak Meningkatkan

sirkulasi

lokal

dan

aktif pada bagian tubuh yang tak sistemik.


5.

sakit.

Distrimia jantung dapat terjadi sebagai

Menyelidiki nadi secara teratur.

akibat perpindahan elektrolit, cedera


listrik, atau menghilangkan faktor
depresin

miokard,

pengaruh

pada

curah jantung/perfusi jaringan.


6.

Kolaborasi

Memaksimalkan sirkulasi dan perfusi

Mempertahankan penggantian cairan jaringan


7.

per protocol.
Mengawasi

Kehilangan/perpindahan elektrolit ini


elektrolit

natrium,

dan membrane

mukosa,

sehingga

kalsium.berikan terapi penggantian mengubah

konduksi

miokard,

sesuai indikasi.

kalium,

khusunya, mempengaruhi potensial/eksitabilitas

potensial

resiko

menurunkan

curah

distrimia,

dan

jantung/perfusi

jaringan.
8.

Peerubahan
penbentukan

perfusi
edema

jaringan

dan

menggagu

Menghindari

penggunaan

injeksi absorbsi obat. Injeksi pada donor

IM/MC

kurang menyerap karena pembentukan


hematoma.

9.

Miositis iskemia dapat terjadi karena


penurunan perfusi.

10.

Mengukur

tekanan

intra- Meningkatkan

sirkulasi

dengan

kompertemen sesuai indikasi; DK; menghilangkan kontroksi, yang di


perfusi jaringan, perubahan.

sebabkan oleh jaringan kaku (jaringan

Membantu/siapkan

untuk perut) ataupembentukan edema.

eskarotomi/fasiotomi,

sesuai

indikasi.
Diagnosa keperawatn

: Nutrisi, perubahan, kurang darikebutuhan tubuh.

Dapat dibuktikan dengan : Status hipermetabolik (sebanyak 50%-60% lebih besar dar
proporsi normal pada cedera berat).
Katabolisme protein.
Kemungkinan dibuktikan oleh : penirinan berat badan total,kehilangan massa otot/lemak
subkutan, dan terjadinya keseimbangan nitrogen negative.
Hasil yang diharapkan criteria evaluasi klien akan : menunjukkan pemasukan nutrisi
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic dibuktikan
oleh berat badan stabil/massa otot terukur, keseimbangan
nitrogen positif, dan regenerasi jaringan.
TINDAKAN INTERVENSI
No.
Mandiri
1.
Auskultasi bising usus, perhatikan Ileus
hipoaktif/tak ada bunyi.

Rasional
sering berhubungan

periode

pasca

luka

baker

dengan
tetapi

biasanya dalam 36-48 jam dimana


makanan oral dimulai.
2.

Memperhatikan jumlah kalori ketat. Pedoman tepat untuk memasukkan


Timbang tiaphari, kaji ulang persen kalori tepat. Sesuai penyembuhan
area permukaan tubuh terbuka/luka luka,

persen

area

luka

baker

tiap minggu.

dievaluasikan
bentuk

diet

untuk
yang

menghitung
diberikan

dan

penilaian yang tepat dibuat.


3.

Mengawasi

massa

otot/lemak Mungkin

subkutan sesuai indikasi.

berguna

memperkirakan

dalam

perbaikan

tubuh

kehilangan dan keefektifan terapi.


4.

Memberikan makan dan makanan Membantu mencegah distensi gaster/


kecil sedikit dan sering.

ketidaknyamanan dan meningkatkan


pemasukan.

5.

Memdorong

klien

untuk Kalori dan protein diperlukan untuk

memandang diet sebagai pengobatan mempertahankan

berat

badan,

dan untuk membuat pilihan makanan kebutuhan memenuhi metabolic, dan


/minuman tinggi kalori/protein.
6.

meningkatkan penyembuhan.

Memastikan maknan yang disukai/ Memberikan klien/orang terdekat rasa


tak disukai. Dorong orang terdekat control

meningkatkan

membawa makanan dari rumah, dalam

perawatan

yang tepat.
7.

partisispasi
dan

dapat

memperbaiki pemasukan.

Mendorong klien untuk duduk saat Duduk dapat membantu mencegah


makan, dan dikunjungi orang lain.

aspirasi dan membantu pencernaan


makanan

yang

baik.

Sosialisasi

meningkatkan relaksasi dan dapat


meningkatkan pemasukan.
8.

Memberikan

kebersihan

sebelum makan.

oral Mulut/palutum bersih meningkatkan


rasa dan membantu nafsu makan yang
baik.

9.

Melakukan

pemeriksaan

strip

klinites/asetes

jari,

indikasi.

glukosa Mengawasi terjadinya hiperglikemia


sesuai sehubungan

dengan

hormonal/kebutuhan atau penggunaan


hiperalimentasi
kebutuhan kalori.

Kolaborasi

perubahan

untuyk

memenuhi

10.

Rujuk ke ahli diet/tim dukungan Berguna dalam membuat kebutuhan


nutrisi

nutrisi individu (berdasarkan berat


badan dan cedera area permukaan
tubuh) dan mengindentifikasi rute
yang tepat.

11.

Memberikan

diet

tinggi

kalori/ Kalori (3000-5000/hari), protein dan

protein dengan tambahan vitamin.

vitamin dibutuhkan untuk memenuhi


peningkatan

kebutuhan

mempertahankan
mendorong

metabolih,

berat

badan,

regenerasi

jaringan.

Catatan: rute oral paling baik untuk


mengembalikan fungsi GI.
12.

Memasang/mempertahankan
makana

sedikit

melalui

Memberikan

makanan

continue/

selang tambahan bila klien tidak mampu

enteric/tambahan bila dibtuhkan.

untuk

mengkomsumsi

kebutuhan

kalori total cairan secara oral. Catatan:


selang makan continue selama makan
meningkatkan pemasukan kalori tanpa
penurunan

napsu

makan

dan

pemasukan oral selama sehat.


13.

Memberikan

hiperalimentasi Hiperalimentasi akan mempertahan-

parenteral sesuai indikasi.

kan

pemasukan

nutrisis/memenuhi

kebutuhan metabolic pada adanya


komplikasi berat atau berlanjutnya
cedera esofageal/gastric yang tidak
memungkinkan makanan perenteral.
14.

Mengawasi
laboratorium,

pemeriksaan Indicator
contoh

kebutuhan

nutrisi

dan

albumin keadekuatan diet/terapi.

serum, kreatinin, transferin, nitrogen


urea urine.
15.

Memberikan insulin sesuai indikasi.

Peningkatan kadar glukosa serum

dapat

terjadi

respons

sehubungan

dengan

terhadap

cedera,

stress

pemasukan tinggi kalori, kelelahan


pancreas.
Diagnosa keperawatan : mobilitasi fisik kerusakan
Dapat dihubungkan dengan : gangguan neuromuskuler, nyeri/tak nyaman, penurunan
kekuatan dan tahanan.
Terapi pembatasan, imobilisasi tungkai, kontraktur,
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi-klien akan : menyatakan dan menunjukkan
keinginan berpartisispasi dalam aktivitas.
Mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tidak adanya
kontraktur.
Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi yang
sakit dan/atau kompensasi bagian tubuh.
Menunjukkan teknih/perilaku yang memanpukan melakukan
aktivitas.
TINDAKAN/INTERVENSI
No.
Mandiri
1.
Pertahankan posisi tubuh
dengan

dukungan

atau

Rasional
tepat Meningkatkan posisi fungsional pada
belat, ekstremitas dan mencegahkontraktur,

khususnya luka baker di atas sendi.


2.

yang lebih mungkin di atas sendi.

Perhatikan sirkulasi, gerakan dan Edema dapat mempengaruhi sirkulasi


sensasi jari secara sering.

pada

ekstremitas

mempotensialkan

nekrosis jaringan/terjadinya kontraktur


3.

Melakukan

rehabilitasi

penerimaan.

pada Akan

lebih

partisispasi

bila

mudah

membuat

klien

menyadari

kemungkinan adanya penyembuhan.


4.

Melakukan latihan rentang gerak Mencegah

secara

progresif

secara konsisten, diawali dengan mengencangkan jaringan parut dan


pasif kemudian aktif.

kontraktur,

meningkatkan

pemeliharaan fungsi otot/sendi dan


menurunkan kehilangan kalsium dari
tulang.
5.

Memberi obat sebelum aktivitas/ Menurunkan kekakuam otot/jaringan


latihan.

dan tegangan memampukan klien


untuk lebih aktif dan membantu
partisipasi.

6.

Menjadwalkan

pengobatan

dan Meningkatkan kekuatan dan toleransi

aktivitas perawatan untuk meberikan klien terhadap aktivitas.


periode istrahat tak terganggu.
7.

Instruksikan

dan

Bantu

dalam Meningkatkan keamanan ambulasi.

mobilisasi, contoh tongkat, walker,


secara cepat.
8.

Mendorong dukungan dan bantuan Memampukan keluarga/orang terdekat


keluarga/orang terdekat pada latihan untuk aktif dalam perawatan klien
rentang gerak.

dalam

menberikan

terapi

lebih

konstan/konsisten.
9.

Memasukkan aktivitas sehari-hari Komunikasi aktifitas yang dihasilkan


dalam terapi fisik, hidroterapi, dan perbaikan hasil dengan meningkatkan
asuhan keperawatan.

10.

efek masing-masing.

Mendorong partisipasi klien dalam Meningkatkan


semua aktifitas sesuai kemanpuan meningkatkan
individual.

kemandirian,
harga

diri,

dan

membantu proses perbaikan.

Kolaborasi
11.

Memberikan

tempat

tidur

busa, Mencegah tekanan lama pada jaringan,

udara atau tempat tidur terapi kinetik menuirunkan


sesuai indikasi.

potensial

iskemia

jaringan/nekrosis dan pembentukan


dekubitus.

12.

Membersihkan dan tutup luka bakar Eksisi diketahui untuk menurunkan


dengan cepat.

jaringan paru serta resiko infeksi,


sehingga membantu penyembuhan.

13.

Mempertahankan tekanan baju bila Jaringan parut hipertrofik dapat terjadi


menggunakan.

sekitar area graft atau sisi dlam, luka


ketebalan parsial. Tekanan balutan
meminimalkan jaringan parut dengan
mempertahankannya datar, lembut dan
lunak.

14.

Konsul dengan rehabilitasi, fisikal Memberikan aktivitas/program latihan


dan terapis kejuruan.

terintegrasi dan alat Bantu manajemen


intensif

jangka

panjang

terhadap

potensial deficit.
Diagnosa keperawatan : Integritas kulit, kerusakan: actual (Graft).
Dapat di hubungkan dengan : Trauma: kerusakanpermukaan kulit karena dekstruksi
lapisan kulit (parsial/luka baker dalam).
Kemungkinan dibuktikan oleh : tak adanya jaringan yang hidup.
TINDAKAN/INTERVENSI
No.
Mandiri
Rasional
1.
Mengkaji atatus mental, termasuk Pada awal, klien dapat menggunakan
suasana hati/efek, ketakutan ada penyangkalan

dan

depresi

untuk

kejadian, dan isi pikiran. Contoh menurunkan dan menyaring informasi


ilusi atau manifestasi eror/panik.

keseluruhan.

Beberapa

klien

menunjukkan tindakan tenang dan


status mental waspada, menunjukkan
disosiasi

kenyataan,

yang

juga

merupakan mekanisme perlindungan.


2.

Menyelidiki perubahan mental dan Indikator

ansietas

ektrem/status

adanya terlalu waspada/halusinasi, delirium dimana klien secara harafia


gangguan

tidur

(contoh

mimpi melawan

untuk

buruk), agitasi/apatis, disorientasi, penyebab


efek

labil,

semua

yang

bervariasi dari waktu ke waktu.

hidup.

dapat

Meskipun
berdasarkan

dapat psikologis, penyebab patologis yang


mengancam

hidup

(contoh

syok,

sepsis,

hipoksia)

darus

dikesampingkan.
3.

Memberikan orientasi konstan dan Membantu klien tetap berhubungan


konsisten.

4.

dengan lingkungan dan realitas.

Mendorong

klien

untuk

bicara Klien perlu membicarakan apa yang

tentang luka baker bila siap.

terjadi terus menerus untuk membuat


beberapa rasa terhadap situasi apa
yang menakutkan.

5.

Menjelaskan kepada klien apa yang Pernyataan kompensasi menunjukkan


terjadi.

Memberikan

kesempatan realitas situasi yangdapat membantu

untuk bertanya dan berikan jawaban klien/orang terdekat menerima realitas


terbuka/jujur.
6.

dan mulai menerima apa yang terjadi.

Mengedintifikasi

metode Perilaku masa lalu yangberhasil dapat

koping/penanganan

situasi

stress digunakan untuk membentu menerima

sebelumnya.
7.

situasi saat ini.

Membantu

keluarga

untuk Keluarga mungkin bermasalah dengan

mengekspresikan perasaan mereka kondisi sekarat klien dan/atau merasa


akan kehilangan dan rasa bersalah.

bersalah, percaya bahwa beberapa cara


dapat mereka lakukan untuk mencegah
kecelakaan itu.

8.

Bertindak

tidak

menilai

pada Hubuingan

penerimaan klien dan keluarga.

keluarga

terganggu,

keuangan/pola hidup/peran berubah


membuat

saat

ini

sulit

untuk

melibatkan klien, dan mereka dapat


menunjukkan beberapa cara yang
berbeda.
9.

Mendorong keluarga/orangterdekat Mempertahankan


mengunjungi
yang

terjadi

dan

mendiskusikan realitas

pada

dengan

membuat

rasa

keluarga. kedekatan dan kesinambungan hidup.

Mengingatkan klien kejadian masa


lalu dan akan datang.

keluarga,

kontak

Kolaborasi
10.

Melibatkan seluruh tim luka bakar Memberikan sistim pendukung lebih


dalam

perawatan

penerimaan

dari

sampai

mulai luas

dan

pulang, kesinambungan

meningkatkan
perawatan

dan

termasuk perkerja sosial dan sumber koordinasi aktivitas.


psikiatri.
11.

Memberikan

sedasi/trankwiliser Obat ansetas diperlukan untuk periode

ringan

indikasi

sesuai

contoh singkat sampai klien lebih stabil secara

halokurinol (haldol) atau lorasepam psikis dan lobus internal control


(ativam).

ditingkatkan.

Diagnosa Keperawatan: Gangguan citra tubuh, penampilan peran, perubahan.


Dapat dihubungkan dengan: Krisis situasi, kejadian traumatik, peran klien tergantung,
kecacatan, nyeri.
Kemungkinan dibutuhkan oleh: Perasaan negative tentang diri sendiri, ketakutan,
penolakan/reaksi orang lain. Fokus pada penampilan lama,
kemampuan, memikirkan terus menerus perubahan/kehilangan.
Perubahan kapasitas fisik melakukan perannya, perubahan pada
lingkungan sosial.
Hasil yang diharapkan criteria evaluasi klien akan: menyatakan penerimaan situasi diri.
Bicara dengan keluarga/orang terdekat tentang situasi, perubahan
yang terjadi, membuat tujuan realitas/rencana untuk masa depan
memasukkan dalam perubahan konsep diri tanpa harga diri
negative.
No
1.

Mandiri
Mengkaji
kehilangan/perubahan
klien/orang terdekat.

makna Episode
pada perubahan

Rasional
traumatic mengakibatkan
tiba-tiba

diantisipasi,

membuat perasaan kehilangan pada


kehilangan actual/yang dirasakan. Ini

memerlukan

dukungan

dalam

perbaikan optimal.
2.

Terima dan akui ekspresi frustasi, Penerimaan perasaan sebagai respon


ketergantungan, marah, kedukaan, normal terhadap apa yuang terjadi
dan kemarahan. Perhatikan penilaian membantu

perbaikan.

perilaku menarik diri dan perilaku membantu


penyangkalan.

atau

Ini

tidak

kemungkinan

mendorong klien sebelum siap untik


menerima
mungkin

situasi.
lama

Penyangkalan
dan

mungkin

mekanisme adaptif, karena klien tidak


siap mengatasi masalah pribadi.
3.

Menyusun

pembatasan

perilaku Pasien dan orang terdekat cenderung

maladaptive

(contoh menerima krisis ini dengan cara yang

manipulasi/agresif).
perilaku

tak

Perhatikan sama
menilai

memberikan

perawatan,

membantu

klien

mengidentifikasi

dimana

saat mengalaminya

waktu

telah

lalu.

Staf

dan menghadapi kesulitan frustasi untuk


untuk mengatasi

perilaku

mereka

perilaku

yang

positif mengganggu/tidak membantu. Tetapi

yang membantu perbaikan.

harus

menyadari

bahwa

perilaku

biasanya ditujukan kepada situasi dan


bukan pemberi asuhan.
4.

Bersikap realistis dan positif selama Meningkatkan


pengobatan,
kesehata,

dan

pada

kepercayaan

dan

penyuluhan mengadakan hubungan antara klien

menyusun

tujuan dan perawat.

dalam keterbatasan.
5.

Memberikan

harapan

dalam Meningkatakan perilaku positif dan

parameter situasi individu, jangan memberikan


memberikan kayakinan yang salah.

kesempatan

untuk

menyusun tujuan dan rencana untuk


mengedepankan berdasarkan realitas.
Rencana

untuk

berdasarkan realitas.

masa

depan

6.

Memberikan
terhadap
usaha

penguatan

kemajuan
untuk

dan

mengikuti

positif Kata-kata

penguatan

dapat

terjadinya

perilaku

dorong menimbulkan
tujuan koping positif.

rehabilitasi.
7.

Menunjukkan film atau gambar Memungkinkan klien/orang terdekat


perawatan luka bakar/hasil klien menjadi realistic dalam harapan. Juga
lain, seleksi apa yangditunjukkan membantu

demonstrasi

cocok dengan situasi klien. Dorong pentingnya/perlunya alat dan prosedur


diskusi perasaan tentang apa yang tertentu.
mereka lihat.
8.

Mendorong interaksi keluarga dan Mempertahankan/membuka


dengan tim rehabilitasi.

komunikasi

dan

garis

memberikan

dukungan terus menerus pada klien


dan keluarga.
9.

Berikan kelompok pendukung untuk Meningkatkan ventilasi perasaan dan


orang terdekat.

Berikan

mereka memungkinkan respon yang lebih

informasi tentang bagaimana mereka membantu klien.


dapat membantu klien.
Kolaborasi
10.

Merujuk ke terapi fisik/kejuruan,

Membantu dalam identifikasi cara/alat

konsul

konsul

untuk meningkatkan/mempertahankan

psikiatrik, contoh klinik spesialis

kemandirian. Klien dapat memerlukan

perawat psikiatrik, pelayanan sosial,

bantuan lanjut untuk mengatasi

kejuruan,

dan

psikologi sesuai kebutuhan.

masalah emosi mereka bila mereka

menetap (contoh respon pascatrauma).


Diagnosa keperawatan : kurang kebutuhan (kebutuhan belajar) tentang kondisi,
prognosis, kebutuhan pengobatan.
Berhubungan dengan : kurang terpajang/mengingat. Salah interprestasi informasi, tidak
mengenal sumber informasi.

Kemungkinan dibuktikan oleh : pertanyaan/permintaan informasi, pernyataan salah


konsep. Tidak akurat melakukan instruksi/terjadi komplikasi
yangdapat di cegah.
Hasil yang di harapkan criteria evaluasi klien akan : menyatakan pemahaman kondisi,
prognosis, dan pengobatan. Melakukan dengan benar tindakan
tertentu dan menjelaskan alasan tindakan. Merupakan perubahan
pola hidup tertentu dan berpartisifasi dalam program pengobatan.
TINDAKAN/INTERVENSI
No.
Mandiri
Rasional
1.
Mengkaji ulang prognosis dan Memberikan dasar pengetahuan di mana
harapan yang akan dating.

klien dapat membuat pilihan berdasarkan


informasi.

2.

Mendiskusikan

harapan

klien Klien seringkali mengalami kesulitan

untuk kembali kerumah, bekerja, memutuskan


dan aktivitas normal.

pulang.

Masalah

sering

terjadi (contoh gangguang tidur, mimpi


buruk, mengingat kecelakaan, kesulitan
melakukan
emosi

aktivitas

labil)

intimasi/seksual,

yang

mempengaruhi

keberhasilan nilai tindakan hidup normal.


3.

Mengkaji ulang perawatan luka Meningkatkan kemanpuan perawatan diri


baker graft kulit dan luka.

setelah

pulang

dan

meningkatkan

kemandirian.
4.

Indentifikasi sumber yang tepat Gatal, lepuh, dan sensitivitas luka yang
untuk perawatan klien rawat sembuh/sisi
jalan dan bahayanya.

5.

graft

dapat

diharapkan

sewaktu lama.

Mendiskusikan perawatan kulit Meningkatkan pertumbuhan kulit kembali


contoh penggunaan pelembab yang optimal, meminimalkan terjadinya
danpelindung sinar matahari.

jaringan parut hipertrofik dan kontraktur


dan

membantu

proses

penyembuhan.

Catatan: penggunaan konsisten pemakaian

penekan selama periode lama dapat


menurunkan kebutuhan bedah rekontruksi
untuk

menghilangkan

kontraktur

dan

menghilangkan jaringan parut.


6.

Menjelaskan

proses

parut

perlunya

dan

jaringan Mempertahankan mobilitas, menurunkan


untuk komplikasi, dan mencegah kelelahan,

menggunakan pakaian penekan membantu proses penyembuhan.


yang tepat bila menggunakan.
7.

Mendorong

kesinambungan Kemungkinan

program latihan dan jadwalkan pada


periode istirahat.
8.

pembatasan

berat/lokasi

cedera

tergantung
dan

tahap

pemyembuhan.

Identifikasi keterbatasan spesifik Nutrisi optimal meningkatkan regenerasi


aktivitas sesuai individu.

jaringan

dan

penyembuhan

umum

kesehatan.
9.

Tekannkan

pentingnnya Pengulangan memungkinkan kesempatan

melanjutkan

pemasukan

tinggi protein kalori/protein.


10.

Mengkaji

ulang

diet untuk

bertanya

dan

meyakinkan

pemahaman yang akurat.

pengobatan, Memberikan

pandangan

terhadap

termasuk tujuan, dosis, rute, dan beberapa masalah klien/orang terdekat


efek

samping

yang

harapkan/dapat dilaporkan.

di dapat
menjadi

menambah/membantu
waspada

mereka
bahwa

bantuan/pertolongan tersedia bila perlu.


11.

Menberitahu
terdekat

klien/orang Deteksi dini terjadinya komplikasi (contoh

tentang

kelelahan, infeksi

penyembuhan

lambat)

dapat

kebosanan, emosi labil, masalah mencegah berlanjut labih serius/situasi


pengambilan
12.

keputusan. mengancam hidup.

Memberikan informasi tentang Dukungan jangka panjang dan evaluasi


kemungkinan

diskusi/interaksi ulang kontinu dan perubahan terapi di

dengan penasehat professional butuhkan untuk mencapai penyembuhan


yang tepat.
13.

Mengidentifikasi

optimal.
tanda

dan Memberikan akses dan yang mudah bagi

gejala

yang

memerlukan timpengobatan

evaluasi

medik

implamasi,

peningkatan

perubahan

drainase

demam/mengigil;

untuk

menguatkan

contoh pendidikan, klasipikasi kesalahan konsep,


atau dan menurunkan potensial komplikasi.
luka

perubahan

pada karakteristik nyeri atau


kehilangan mobilitas /fungsi.
14.

Menekankan

perlunya/ Membantu transisi kerumah memberikan

pentingnya

mengevaluasi bantuan

perawatan /rehabilitasi
Memberikan

nomor

telepon
sumber

komunitas contoh pusat krisis,


kelompok

penyembuhan,

kesehatan mental (bila ada).

III
PE N UTU P
A. Kesimpulan

memenuhi

kebutuhan

individu, dan mendukung kemandirian.

untuk orang yang dihubungi.


Mengidentifikasi

untuk

Berdasarkan hasil pengkajian diatas kami dapat menyimpulkan beberapa hal


sebagai berikut;
a. Di dalam melaksanakan perawatan luka bakar ini kita dapat mendokumentasikan
pada setiap klien yang akan di berikan pengobatan.
b. Setiap perawat perlu memperhatikan keadaan klien.
c. Memperhatikan pula keadaan dan kemanpuan peralatannya.
d. Beberapa masalah yangdapat di defenisikan pada klien terutama padapenyakit
uang di deritanya.
B. Saran
Adapun saran kami kepada dosen pembimbing agar memeriksa/megoreksi
kembali apa yang kami buat dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 3. penerbit Buku
Kedokteran EGC. 1993
Elisabeth J. corwin. Buku Saku Patofisisologi, penerbit Buku kedokteran EGC. 1993
www.medicastore.com
Rencana Asuhan Keperwatan, edisis 3. penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai