Bab I - Ix PKM Jatisari
Bab I - Ix PKM Jatisari
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kanker leher rahim merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim dan disebabkan oleh
infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual dan infeksinya
terjadi pada 75% wanita yang pernah berhubungan seksual. Penyakit kanker leher rahim
merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia di mana ia merupakan
jenis kanker kedua terbanyak yang diderita perempuan. 1 Berdasarkan data Globocan
International Agency for Research on Cancer (IARC) 2010, kanker leher rahim menempati
urutan kedua dari seluruh kanker pada perempuan dengan incidence rate 15 per 100.000
perempuan, dengan jumlah kematian 7,8 % per tahun dari seluruh kanker pada perempuan di
dunia.2
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara merupakan salah
satu penyebab utama kematian yang diakibatkan oleh kanker pada perempuan di seluruh dunia. 1
Berdasarkan data Globocan International Agency for Research on Cancer (IARC) 2005, kanker
payudara menempati urutan pertama seluruh kanker pada perempuan dengan incidence rate 38
per 100.000 perempuan, kasus baru yang ditemukan 22,7% dengan jumlah kematian 14% per
tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.2
Di Indonesia, berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia
tahun 2007 diketahui bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap
(11,78%) dan pasien rawat jalan (17,00%). Manakala, kanker payudara menempati urutan
pertama pasien rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%). 3 Oleh karena itu, Indonesia
mengembangkan upaya pengendalian kanker leher rahim dan payudara melalui deteksi dini sejak
tahun 2007. Deteksi dini kanker leher rahim menggunakan metode Single Visit Approach yaitu
dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA positif, sedangkan
deteksi dini kanker payudara menggunakan metode Clinical Breast Examination (CBE).4
Di Kabupaten Karawang, kasus kanker leher rahim yang ditemukan pada tahun 2011
sebanyak 0,3% dari seluruh wanita usia subur dan kasus kanker payudara sebanyak 0,6% dari
seluruh wanita usia subur. Menurut Depkes RI 2007, deteksi dini kanker leher rahim difokuskan
pada wanita yang berisiko tinggi dan berusia 30-50 tahun.5
1
Pada Kabupaten Karawang, kasus kanker leher rahim yang ditemukan pada tahun 2011
sebanyak 0,3% dari seluruh wanita usia subur dan kasus kanker payudara sebanyak 0,6% dari
seluruh wanita usia subur. Program penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara di
Kabupaten Karawang yang telah berlangsung dari tahun 2008, berdasarkan data yang diperoleh
dari periode Januari sampai dengan desember 2013 telah mampu menapiskan sebesar 44,94%
dari seluruh wanita usia subur dan dengan target sebesar 80%.6Berdasarkan latar belakang di atas
maka perlu dilakukan evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan program penapisan kanker
leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang
periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.2.1
Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2010, masih
tingginya angka kematian kanker leher rahim di dunia dengan incidence rate 15 per
100.000 perempuan, dengan jumlah kematian 7,8 % per tahun dari seluruh kanker
1.2.2
1.2.3
jumlah kematian 14% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2007
diketahui bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap
(11,78%) dan pasien rawat jalan (17,00%), sedangkan kanker payudara menempati
1.2.4
urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%).
Masih tingginya jumlah kasus kanker leher rahim dan kanker payudara di Kabupaten
Karawang, yaitu sebanyak 0,3% dan 0,6% dari seluruh wanita usia subur pada tahun
1.2.5
2011.
Masih terdapat kesenjangan antara cakupan yaitu 44,94% dengan target sejumlah
80% setelah dilakukan program penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara
selama periode 1 tahun ( Januari 2013-desember2013) di Puskesmas Jatisari.
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
2
1.3.2.2
1.3.2.3
1.3.2.5
Desember 2013.
Diketahuinya cakupan perempuan yang dilakukan krioterapi pada penapisan
kanker leher rahim dengan IVA positif di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari,
1.3.2.6
1.3.2.7
1.3.2.8
1.4.3
1.4.4
1.4.5
Sasaran
Semua perempuan berusia 30-50 tahun yang ada di Puskesmas Jatisari, Kecamatan
Jatisari, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013.
Bab II
Materi Dan Metode
2.1
Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan dan
laporan tahunan Puskesmas mengenai program pencegahan kanker leher rahim dan
kanker payudara di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang periode
Januari sampai dengan Desember 2013, yang berisi kegiatan:
1. Konseling
2. Penyuluhan kelompok
3. Penapisan kanker leher rahim
4. Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahim
5. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim dengan IVA
positif
6. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim
7. Penapisan kanker payudara
8. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara
2.2
Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara mengetahui cakupan program pencegahan kanker leher
rahim dan kanker payudara di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten
Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013 yang kemudian dibandingkan
dengan tolok ukur yang ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga
dapat ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan program pencegahan kanker leher
rahim dan kanker payudara di Puskesmas Jatisari dan kemudian dibuat usulan dan saran
sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari
unsur-unsur sistem.
Bab III
Kerangka Teori
3.1
Kerangka Teoritis
Lingkungan
Masukan
Proses
Keluaran
Dampak
Umpan Balik
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari
perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai
pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem
dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
6. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
3.2
Bab IV
Penyajian Data
4.1
4.1.1
4.1.2
Sumber Data
Data Primer
Wawancara dengan petugas program Puskesmas Jatisari, Kabupaten Karawang dan
petugas Dinas Kesehatan bagian P2PL.
Data Sekunder
Data Monografi Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari tahun 2013.
Laporan tahunan Puskesmas Jatisari, Kabupaten Karawang tahun 2013.
Laporan Bulanan IVA UPTD Puskesmas Jatisari periode Januari sampai dengan
Desember 2013.
4.2 Data Umum
4.2.1 Data Geografis
Lokasi puskesmas
Gedung Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari, Kecamatan Karawang terletak di
Desa Jatisari yang berjarak 30 Km dengan kota kabupaten Karawang dengan waktu
Sebelah utara
Sebelah selatan
Sebelah barat
Sebelah timur
Waktu
15
15
3. Jatisari
4. Balonggandu
5. Jatiragas
6. Jatiwangi
7. Kalijati
8. Situdam
9.Barugbug
10. Mekarsari
Lokasi PKM
1
5
7
7
4
7
0,5
10
15
20
30
15
20
5
Jarak terjauh dari desa ke Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari yaitu desa Kalijati
dengan jarak 7 km dan merupakan desa dengan waktu tempuh terlama yaitu 30 menit.
4.2.2
Data Demografi
Jumlah penduduk secara keseluruhan di wilayah kerja Puskesmas Jatisari, Kecamatan
Jatisari, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013 adalah
4.2.3
Fasilitas Kesehatan
9
Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Jatisari,
Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, antara lain Puskesmas (1), Puskesmas
Pembantu (1), Polindes (0), Pusling (1), Ambulan Pusling (1), Posbindu (10),Posyandu
(66), klinik rawat inap (3), Balai Pengobatan 24 jam(2), Klinik Bersalin(3), Balai
Pengobatan Sore Swasta: Dokter(4), Perawat(4), Bidan (11), Pengobatan Tradisional(56),
Toko Obat(1), Apotek(4) (Selengkapnya terdapat pada Lampiran II Tabel 6)
4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan
A. Tenaga
Dokter Umum (terlatih)
: 1 orang
Bidan Puskesmas (terlatih)
: 3 orang
Bidan Desa (terlatih)
: 20 orang
B. Dana
APBD
: Cukup
C. Sarana
Medis :
i. Tes IVA
Meja peralatan (trolley)
: 2 buah
Wadah peralatan dengan tutup
: 2 buah
Meja pemeriksaan
: 1 buah
Lampu sorot sumber cahaya
: 1 buah
Senter (bila listrik mati)
: 1 buah
Baterai kering untuk senter
: 2 buah/bulan
Bivalved spekulum
: 36 (13 buah ukuran kecil, 17 buah sedang,
dan 6 buah besar)
Kain perlak untuk meja ginekologi : 15 buah
Kain penutup perut pasien
: 10 buah
Kursi pemeriksa
: 1 buah
Gallipots antikarat
: 24 buah
Kapas lidi kassa
: Jumlah cukup
Sarung tangan disposable
: Jumlah cukup
Spatula kayu
: Jumlah cukup
Asam asetat 3-5%
: Jumlah cukup
Masker
: Jumlah cukup
Atlas IVA
: 2 buah
ii.
Krioterapi
Unit Krioterapi
: 1 buah (1 untuk cadangan)
Krioterapi tip
: 2 buah (1 untuk cadangan)
Karet penahan untuk krio unit:
: 1 per unit
Tabung CO2
: 2 buah (1 untuk cadangan)
Kereta dorong untuk tabung CO2
: 1 buah
Tang/ spanner
: 1 buah
10
iii.
: Ada
: 1 buah
: 3 buah
: Jumlah cukup
: Jumlah cukup
: 1 buah
: 2 pasang
: Ada
: Jumlah cukup
: Jumlah cukup
Tinta stempel
: 1 buah
Leaflet
: Ada
Poster
: Ada
Catatan Medik Pemeriksaan PAnggul/ IVA dan Payudara
Stempel untuk persetujuan ibu di kartu status ibu
Buku acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
: Ada
: Ada
: Ada
D. Metode
1. Konseling
Pemahaman yang jelas tentang kanker leher rahim dan kanker payudara merupakan
faktor yang mempengaruhi keberhasilan program pencegahan kanker leher rahim dan
payudara. Oleh karena itu, konseling/ anamnesis/ penyuluhan/ edukasi dilakukan
perorangan sebelum, semasa dan sesudah menjalani pemeriksaan Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat terhadap setiap perempuan yang menjalani tes IVA ini.
a.
Sebelum tindakan IVA
Sebelum menjalani tes IVA, pasien diberikan wawancara, edukasi dan
konseling perorangan. Pada anamnesis perorangan dicari faktor risiko baik
kanker leher rahim atau payudara. Dilakukan sesuai dengan lembar Catatan
Medik Pemeriksaan Panggul/ IVA dan Payudara (dapat dilihat di Lampiran V)
yang tercantum dalam lembar dan status pemeriksaan seperti:
Menstruasi <12 tahun
Usia pertama berhubungan seksual <17 tahun
Sering keputihan
Merokok
Terpapar asap rokok >1 jam sehari
Kurang konsumsi buah dan sayur
11
b.
c.
dianjurkan.
Jika telah siap menjalani krioterapi, beritahukan tindakan yang akan
dilakukan lebih baik pada hari yang sama atau hari lain bila pasien
inginkan.
Jika tidak perlu merujuk, isi kertas kerja dan jadwal pertamuan yang perlu.
Pada semua kasus, khususnya jika pengobatan diberikan segera, konseling
harus selengkap mungkin untuk memastikan agar ibu dapat membuat
keputusan berdasarkan informasi yang didapatkan (informed consent).
2. Penyuluhan kelompok
Pada sesi penyuluhan kelompok yang diadakan pada kelompok masyarakat dibahas
beberapa topik dengan tujuan memberikan informasi tentang kanker leher rahim dan
kanker payudara. Pada saat penyuluhan dalam kelompok selama 10 hingga 15 menit,
topik-topik berikut harus dibahas:
Sifat dari kanker leher rahim atau payudara sebagai sebuah penyakit
3.
4.
Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahim
Hasil daripada pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat dibahagikan mengikut
kategori klasifikasi IVA seperti tabel dibawah:
Klasifikasi IVA
Tes Negatif
Kriteria Klinis
Halus, berwarna merah muda, seragam, tidak berfitur, ektropion,
Tes Positif
Dicurigari
kanker
5.
Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim dengan IVA
positif
Perempuan yang mendapat hasil tes IVA positif termasuk perempuan dengan usia
kehamilan kurang dari 20 minggu boleh mendapatkan pengobatan krioterapi. Lesi yang
dapat dilakukan krioterapi di Puskesmas dan unit pelayanannya dan Rumah Sakit yang
mempunyai pelayanan ginekologi.
Lesi aceto-white yang menutupi serviks kurang dari 75% (jika lebih dari 75%
krioprob
Tidak dicurigai kanker
Prosedur krioterapi yang tidak dapat dilakukan oleh tenaga dokter umum/ bidan di
Puskesmas yaitu:
Lesi aceto white yang menutupi serviks lebih dari 75% permukaan leher rahim
Lesi acetowhite meluas sampai ke dinding vagina atau lebih dari 2 mm di luar
kriotip
Pasien menginginkan pengobatan lain selain dari krioterapi atau meminta tes
atau fibroid
Proses pembekuan leher rahim baik menggunakan CO 2 terkompresi atau NO2 sebagai
pendingin (pendinginan terus-menerus selama tiga menit untuk membekukan, diikuti
14
pencairan selama lima menit kemudian tiga menit pembekuan kembali). Tindakan
sesuai prosedur legeartis.
6.
Tindakan Rujukan
Segera rujuk ke RS Kab/ Kota atau Propinsi
yang memadai.
Rujuk untuk penilaian dan pengobatan di
krioterapi.
pengobatan ulang.
Beritahu mengenai kelebihan dan kekurangan
diindikasi).
Puskesmas.
Ibu dengan hasil tes positif yang
8.
4. Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahim
Dilakukan pada hari Selasa dan Kamis oleh bidan di gedung KIA Puskesmas atau di
tempat lain secara berkelompok oleh bidan desa serta satu bulan diadakan satu kali di
setiap desa.
5. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
Single Visit Approach yaitu dilakukan krioterapi untuk IVA positif pada saat itu juga.
Dilakukan pada hari Selasa dan Kamis oleh dokter atau bidan terlatih di gedung KIA
Puskesmas atau tempat lain secara berkelompok serta satu bulan diadakan satu kali di
setiap desa.
6. Pelayanan Rujukan pada Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan pada hari Selasa hingga Jumat oleh dokter maupun bidan di gedung KIA
Puskesmas, berupa sistem rujukan bagi pasien dengan efek samping maupun
komplikasi yang berat yang tidak dapat ditangai oleh tenaga medis di Puskesmas.
Rujukan diberikan ke RSUD Karawang atau rumah sakit yang bekenaan bagi pasien.
7. Penapisan kanker payudara
Dilakukan pada hari Selasa dan Kamis oleh bidan di gedung KIA Puskesmas atau
tempat lain secara berkelompok oleh bidan desa serta satu bulan diadakan satu kali di
setiap desa.
8. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudaya
Dilakukan pada hari Selasa hingga Jumat oleh dokter maupun bidan di gedung KIA
Puskesmas, berupa sistem rujukan bagi pasien dengan efek samping maupun
komplikasi yang berat yang tidak dapat ditangani oleh tenaga medis di Puskesmas.
Rujukan diberikan ke RSUD Karawang atau rumah sakit yang bekenaan bagi pasien.
9. Pencatatan dan pelaporan
Setiap akhir bulan oleh bidan di Puskesmas, berupa kegiatan pencatatan hasil kegiatan
program pencegahan kanker rahim dan payudara di Puskesmas setempat dan
dilaporkan setiap bulan.
B. Pengorganisasian
Struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya.
17
Kepala Puskesmas
HJ. Een Nuraeni, SKM
Penanggung jawab
Pelaksana Pelayanan IVA
dr. Diah Eka Yusnitasari
Koordinator IVA
Ooy Suhartika, SST
Koordinator Pelayanan
Bd. Dewi S. AMKeb
Bidan-Bidan Desa
Bagan 1. Struktur Organisasi Program Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang
C. Pelaksanaan
1. Konseling
Dilakukan kepada semua pasien hanya pada hari Selasa dan Kamis oleh bidan di
Puskesmas dan konseling dilakukan kepada sasaran perorangan sebelum, semasa dan
sesudah pemeriksaan IVA dilakukan. Sosalisasi kepada pasien yang menjadi sasaran
dijalankan pada hari Selasa dan Kamis di Balai Pengobatan Umum.
2. Penyuluhan kelompok
Tidak terdapat data bertulis mengenai pelaksanaan penyuluhan kelompok di desa-desa
oleh bidan desa.
3. Penapisan kanker leher rahim
18
Dilakukan hanya pada hari Selasa dan Kamis di Puskesmas oleh bidan di Puskesmas.
Tidak terdapat data bertulis mengenai pelaksanaan penapisan kanker leher rahim di
tempat lain secara berkelompok oleh bidan desa satu bulan satu kali di setiap desa.
4. Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahim
Dilakukan hanya pada hari Selasa dan Kamis di Puskesmas oleh bidan di Puskesmas.
Tidak terdapat data bertulis mengenai penapisan dengan hasil IVA positif pada
penapisan kanker leher rahim di tempat lain secara berkelompok oleh bidan desa satu
bulan satu kali di setiap desa.
5. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
Dilakukan hanya pada hari Senindan Kamis oleh dokter terlatih di Puskesmas. Semua
pasien yang ditemukan positif IVA pada hari pelayanan IVA dan memerlukan
tindakan krioterapi akan dijadwalkan untuk dilakukan krioterapi pada hari senin dan
kamis.
6. Penapisan Rujukan pada Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan pada hari Selasa hingga Jumat di Puskesmas oleh dokter maupun bidan di
Puskesmas.
7. Penapisan kanker payudara
Dilakukan hanya pada hari Selasa dan Kamis di Puskesmas oleh bidan. Tidak terdapat
data bertulis mengenai pelaksanaan penapisan kanker payudara di tempat lain secara
berkelompok oleh bidan desa satu bulan satu kali di setiap desa
8. Pelayanan rujukan
Dilakukan pada hari Selasa hingga Jumat oleh dokter maupun bidan di Puskesmas.
9. Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan pada setiap akhir bulan oleh bidan di Puskesmas.
C. Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan bulanan oleh bidan.
Rapat bulanan yang dipimpin oleh kepala Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari,
Kabupaten Karawang.
4.3.3 Keluaran
1) Cakupan Konseling
Perkiraan target sasaran
Data Dinas Kesehatan Karawang tahun 2013, jumlah sasaran penapisan Puskesmas
Jatisari, Kecamatan Jatisari (wanita usia subur = 7.356 orang perempuan.
19
Target penapisan
= 80% x 7.356
= 5885 orang perempuan
= 5.885
5
= 1.177 orang perempuan
= 1.177 x 100%
7.356
= 16 %
Persentase konseling
=
= 529 X 100%
529
= 100%
20
Curiga
Visual dengan
Ca
Asam Asetat
Bulan
Januari 2013
Februari 2013
Maret 2013
April 2013
Mei 2013
Juni 2013
Juli 2013
Agustus 2013
September
33
35
83
25
63
40
22
29
IVA (+)
0
1
2
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
2013
Oktober 2013
November
42
60
0
2
1
1
0
1
1
1
0
0
2013
Desember
49
2013
48
0
0
0
0
0
4
Total
529
8
4
4
0
Tabel 3. Jumlah Penapisan Kanker Leher Rahim Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari,
Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013
x 100%
1.177
= 44,95%
4) Cakupan Penapisan dengan Hasil IVA Positif
Persentasi penapisan dengan hasil IVA positif
21
=
=8
x 100%
529
= 1,512%
5) Cakupan Penanganan dengan Krioterapi pada Penapisan Kanker Leher Rahim
Persentase penanganan dengan krioterapi
=
= 4 x 100%
8
= 50%
6) Cakupan Pelayanan Temuan Kasus Rujukan Penapisan Kanker Leher Rahim
a) Cakupan temuan kasus rujukan kanker leher rahim
Persentase temuan kasus rujukan kanker leher rahim
=
=
= 80%
b) Cakupan Pelayanan rujukan Kanker Leher Rahim
Cakupan pelayanan rujukan kanker leher rahim
=
=
=100%
22
= 0
x 100%
1.177
= 0%
23
=
= 0%
4.3.4 Lingkungan
A. Fisik
a) Lokasi Puskesmas
Lokasi puskemas mudah dijangkau oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Jatisari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang.
b) Transportasi
Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah seperti ojek dan mobil
angkutan umum.
Jalur jalan raya yang rata dan tidak sukar dilalui oleh prasarana trasportasi
darat.
Di Puskesmas terdapat 1 ambulans yang siap pakai.
c) Fasilitas kesehatan
Adanya kerjasama yang baik antara Puskesmas dengan fasilitas kesehatan
yang lain seperti Rumah Sakit Bersalin (RSB) dan Bidan Praktek Swasta
(BPS).
B. Non Fisik
a) Pendidikan
4.3.5
Umpan Balik
A. Pencatatan dan pelaporan yang lengkap dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan akan dapat digunakan
sebagai masukan
24
Ada
Tidak Ada
dijalankan
4.3.6
Dampak
A. Langsung
1. Menurunkan jumlah kesakitan kanker leher rahim
dan kanker payudara
2. Menurunkan jumlah kematian kanker leher rahim
dan kanker payudara
B. Tidak Langsung
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
25
Bab V
Pembahasan
Tabel 5. Masalah Menurut Variabel Keluaran:
No.
Variabel
1
Persentase penapisan kanker
Tolok Ukur
100%
Pencapaian
44,94%
Masalah
(+) 55,06%
100%
44,94%
(+) 55,06%
85%
50%
(+) 35%
leher rahim
2.
3.
pada
penapisan
Tolok Ukur
Pencapaian
Dilakukan Selasa dan Kamis oleh Dilakukan konseling
bidan
di
Puskesmas
memberikan
sesi
Masalah
(+)
pemeriksaan
semasa
dan
pemeriksaan IVA.
Puskesmas
sosialisasi
(+)
untuk
menjalani
pemeriksaan IVA.
Penyuluhan Dilakukan satu kali pada satu Tidak
kelompok
3.
Penapisan
terdapat
data
(+)
mengenai
pelaksanaan
penyuluhan kelompok.
Dilakukan Selasa dan Kamis oleh Dilakukan hari Selasa
26
(+)
kanker
bidan di Puskesmas.
leher rahim
di Puskesmas.
Tidak
terdapat
bertulis
data
(+)
mengenai
pelaksanaan penapisan
kanker
leher
rahim
secara berkelompok di
4.
Penapisan
desa.
Dilakukan Selasa dan Kamis oleh Dilakukan hari Selasa
dengan
bidan di Puskesmas.
hasil
IVA
positif pada
penapisan
kanker
leher rahim
secara
(+)
berkelompok
oleh
di Puskesmas.
Tidak
terdapat
bertulis
data
(+)
mengenai
pelaksanaan penapisan
dengan
hasil
IVA
bidan.
kanker
leher
rahim
secara berkelompok di
desa.
5.
Penangana
n
Single
Visit
dengan dilakukan
krioterapi
Approach
pada
harus
setiap
Masih
belum
kasus dijalankan
(+)
Single
kasus
IVA
krioterapi
pada
hari Tindakan
krioterapi
(+)
terdapat
(+)
melakukan
tindakan krioterapi
Setiap
hasil
pemeriksaan
IVA Setiap
lesi
yang
(-)
di
pastikan
dan
dapat
dilakukan krioterapi di
5.
Penapisan
puskesmas
Dilakukan Selasa dan Kamis oleh Dilakukan hari Selasa
kanker
bidan di Puskesmas.
hingga
payudara
Jumat
(+)
oleh
bidan di Puskesmas.
Dilakukansatu bulan diadakan satu Tidak
terdapat
data
(+)
mengenai
pelaksanaan penapisan
kanker
leher
rahim
secara berkelompok di
desa.
Tabel 7. Masalah Menurut Variabel Lingkungan:
No.
1.
Variabel
Pendidikan
Tolok Ukur
Pencapaian
Tidak
menjadi Mayoritas berpendidikan
faktor penghambat
Dukungan suami
Tidak
rendah
(tamat
SD)
faktor penghambat
meminta
suami
Masalah
(+)
(+)
persetujuan
untuk
setiap
tindakan
* Tabel pembahasan pembandingan variable dengan tolok ukur untuk mengetahui masalah dapat dilihat
selengkapnya di Lampiran III.
Bab VI
Perumusan Masalah
Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya):
28
A. Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang 44,94% dari target sebesar 100%.
Besarnya masalah adalah 55,06%
B. Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang 44,94% dari target sebesar 100%.
Besarnya masalah adalah 55,06%
C. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim masih kurang
50% dari target sebesar 85%. Besarnya masalah adalah 35%.
Masalah lain (penyebab):
1. Konseling hanya dilakukan pada hari Selasa dan Kamis oleh Bidan di Puskesmas.
2. Tidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok.
3. Penapisan kanker leher rahim hanya dilakukan pada hari Selasa dan Kamis oleh bidan di
Puskesmas.
4. Penanganan krioterapi dilakukan pada hari Selasa dan Kamis oleh dokter terlatih di
Puskesmas.
5. Masih belum dijalankan Single Visit Approach untuk setiap kasus IVA positif yang
ditemui.
6. Penapisan kanker payudara hanya dilakukan pada hari Selasa dan Kamis oleh bidan di
Puskesmas.
7. Mayoritas penduduk di Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang berpendidikan rendah
(tamat SD) sebanyak 3.450 orang.
8. Mayoritas istri akan meminta persetujuan suami untuk setiap tindakan.
Bab VII
Prioritas Masalah
Masalah menurut keluaran:
A. Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang 44,94% dari target sebesar
100%. Besarnya masalah adalah 55,06%
B. Cakupan penapisan
Prioritas Masalah:
No.
Parameter
Besarnya masalah
A
5
2.
Masalah
B
C
5
3
5
4
3.
4.
5.
23
20
21
Total
Keterangan derajat masalah:
5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
2 = Kurang penting
1 = Sangat kurang penting
Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang sebanyak 44,94% dari target
sebesar 100%. Besarnya masalah adalah 55,06%.
30
Penyebab:
Konseling hanya dilakukan pada hari Selasa dan Kamis oleh Bidan di Puskesmas.
Tidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok.
Upaya penyuluhan yang berkesan yaitu secara perorangan dan kumpulan dengan teknik
berbincang dan berdiskusi masih belum diterapkan pada hari pelayanan IVA yaitu Selasa
dan Kamis.
Penapisan kanker leher rahim hanya dilakukan pada hari Selasa dan Kamis oleh bidan di
Puskesmas.
Kurangnya info mengenai pelayanan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara
di gedung KIA Puskesmas dan hari pelayanan progam ini setiap hari Selasa dan Kamis.
Pengetahuan masyarakat yang masih kurang mengenai kanker leher rahim dan kanker
Penyelesaian:
Menambah hari pelayanan konseling sehingga lebih banyak kesempatan melakukan
konseling untuk istri dan suami mengenai kepentingannya pemeriksaan untuk penapisan
kanker leher rahim dan kanker payudara ini.
Memberikan penyuluhan secara rutin sesuai dengan perencanaan awal untuk
meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan kanker
leher rahim. Penyuluhan yang diberikan tidak hanya untuk kelompok wanita, namun juga
dilakukan untuk kelompok pria atau suami untuk meningkatkan tingkat pengetahuan akan
pentingnya pencegahan kanker leher rahim sehingga diharapkan adanya dukungan dari
pihak pria atau suami terhadap kegiatan pencegahan kanker leher rahim. Penyuluhan
sebaiknya diadakan dengan sistem terbuka melalui kerja sama dari Puskesmas dengan
pihak luar seperti media massa, pamong desa, tokoh agama, sponsor bakti sosial yang
dilakukan secara rutin.
Melengkapi kegiatan penyuluhan dengan data tertulis baik perencanaan, pelaksanaan, dan
hasil dari kegiatan sehingga kegiatan penyuluhan dapat dinilai manfaatnya.
Menambah hari pelayanan penapisan kanker leher rahim dan melakukan pelatihan kepada
bidan tentang cara melakukan pemeriksaan IVA sehingga dapat dilaksanakan lebih
banyak dan lebih sering lagi.
31
Memberi info mengenai pelayanan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara
yang dijalankan di Puskesmas dengan bantuan lintas sektor seperti lansia dan lintas
program POSYANDU dan kelas ibu hamil.
Bidan-bidan desa memainkan peran dengan memberikan penyuluhan mengenai
penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara di tempat praktek.
Bidan-bidan desa harus melakukan pelaporan secara bertulis akan setiap kegiatan di
lapangan/ desa yang dilakukan dengan membuat daftar nama dan laporan kegiatan yang
dilakukan.
Dokter, bidan di puskesmas dan bidan di desa bekerjasama untuk melakukan program
seperti IVA keliling di desa-desa.
2.
Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim masih
kurang sebanyak 50% dari target sebesar 85%. Besarnya masalah adalah 35%.
Penyebab:
Upaya Single visit approach masih belum dilaksanakan lagi oleh bidan atau dokter
terlatih pada yang menemui kasus IVA positif. Pendekatan ini penting untuk memberikan
pemahaman tentang kondisi kesehatan isteri dan keluarga mengenai pentingnya
tindakan krioterapi.
Tidak ada informasi yang dapat disebar luaskan kepada keluarga di rumah mengenai IVA
Penyelesaian:
Memberikan pelatihan kepada para bidan untuk melakukan tindakan krioterapi sehingga
kegiatan ini dapat dilakukan dengan metode Single Visit Approach seperti pada
32
perencanaan awal dan tidak hanya bergantung pada seorang dokter terlatih, sebab dokter
tersebut juga mempunyai tugas di bagian lain (UGD atau Balai Pengobatan). Single visit
approach harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelayanan IVA yaitu hari Selasa dan
Kamis.
Dokter terlatih harus bersedia di tempat bilamana adanya kasus IVA positif yang harus di
krioterapi.
Perlu adanya tambahan tenaga kesehatan yang di latih untuk tindakan krioterapi karena
apabila hanya ada seorang saja dokter terlatih krioterapi, apabila diperlukan dan dia tidak
ada ditempat, maka tindakan harus ditunda dan kebarangkalian untuk datang kembali itu
sangat sedikit.
Perlu adanya penyuluhan secara tertulis seperti pamflet yang berkait mengenai hal
krioterapi seperti maksud IVA dan krioterapi, prosedur, manfaat, komplikasi dan dampak
dari penolakan tindakan krioterapi yang mana dapat di bawa pulang oleh ibu-ibu yang
mendapat pelayanan KIA dan dapat di baca oleh anggota keluarga yang lain.
Memberikan penyuluhan sesuai dengan perencanaan awal yaitu sebanyak satu kali
dalam satu bulan di setiap desa dengan sasaran tidak hanya kepada kelompok wanita,
tetapi juga kepada kelompok pria atau suami untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran untuk bersedia melakukan krioterapi dan mengizinkan istri untuk melakukan
krioterapi. Hal ini penting untung mengelakkan terjadinya komplikasi lanjut apabila
tidak dilakukan krioterapi.
33
Bab IX
Kesimpulan Dan Saran
9.1.
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari,
Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013 didapatkan:
1. Cakupan konseling sebesar 100%.
2. Tidak terdapat data pelaksanaan penyuluhan kelompok.
3. Cakupan penapisan kanker leher rahim sebesar 44,94%.
4. Cakupan penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif yaitu 1,512%.
5. Cakupan penanganan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim sebesar 50%.
6. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim 0%.
7. Cakupan penapisan kanker payudara sebesar 44,94%.
8. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara 0%.
Dipilih dua prioritas masalah, yaitu:
1. Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang sebanyak 26,47% dari
2.
9.2 Saran
Apabila saran ini dapat dijalankan dengan benar, maka diharapkan masalah ini tidak akan
kembali muncul di Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari sebagai pokok masalah, yaitu
dengan:
Mengadakan penyuluhan tidak hanya untuk kelompok perempuan, namun juga
dilakukan pada kelompok pria atau suami untuk meningkatkan pengetahuan akan
pentingnya pencegahan kanker leher rahim sehingga dapat meningkatkan kesadaran
untuk melakukan pemeriksaan IVA dan meningkatkan dukungan dari pihak pria atau
Penyuluhan yang diadakan harus lebih bersifat interaktif dan dinamis dengan
mengikutsertakan narasumber dokter atau mereka yang menderita kanker leher rahim
sehingga kesadaran masyarakat akan meningkat seiring peningkatan pengetahuan
masyarakat. Adanya penghargaan pada kegiatan juga bisa meningkatkan motivasi
leher rahim dan kanker payudara yang dijalankan di Puskesmas atau di desa-desa.
Perlunya ada bantuan penyebaran informasi mengenai program penapisan kanker
leher rahim dan kanker payudara yang di laksanakan di gedung KIA Puskesmas
Jatisari lintas sektoral dan lintas program terutama pada program POSYANDU dan
sehingga tindakan IVA dapat dilaksanakan lebih banyak dan lebih sering lagi.
Diharapkan agar bidan membuat data tertulis didalam sebuah buku mengenai
penyuluhan kelompok mengenai desa mana dilakukan penyuluhan, waktu
pelaksanaan, materi yang diberikan, hasil pelaksanaan sehingga kegiatan penyuluhan
35
36
Daftar Pustaka
1) Buku Acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Direktorat Jendral
PP & PL Depkes RI, Jakarta. 2007.
2) Incidens Cancers in the World Based on International Agency for Research on Cancer.
[updated 2010, cited on 2013]. Diunduh dari http://globocan.iarc.fr. pada tanggal 26
Februari 2013.
3) Profil Kesehatan UPTD/DTP/PONED Puskesmas Jatisari tahun 2013, Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang.
4) Laporan tahunan Puskesmas Jatisari, Kabupaten Karawang tahun 2013.
5) Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Kepmenkes
RI No. 796/Menkes/ SK/ VII/ 2010.
6) Skrining Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA. DEPKES RI, Jakarta. 2010.
7) Petunjuk teknis pencegahan deteksi dini dan kanker payudara. Direktorat Jendral PP &
PL Depkes RI, Jakarta. 2007.
37