Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap

Pendidikan Anak
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia
tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem
pendidikan formal ( sekolah ) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat
pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkunga itu sering
disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan
manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang
bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada
lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.
Manusia dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya melalui pengalamanpengalamannya. Karena pengalaman adalah guru terbaik yang dapat membantu kita
dalam proses pembelajaran kehidupan untuk menjadi dewasa. Dan bahwasanya
pendidikan itu adalah pengalaman yang terjadi dengan adanya interaksi manusia dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan social secara efisien dan
efektif. Adapun lingkungan pendidikan yang sangat mempengaruhi perkembangan awal
kita adalah lingkungan keluarga, lalu lingkungan sekolah tempat kita mengenyam
pendidikan formal dan yang terakhir adalah lingkungan masyarakat luas sebagai wadah
eksplorasi skill kita untuk menjadi manusia sosial seutuhnya.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak merupakan sesuatu
yang harus kita cermati dan pelajari. Perkembangan anak dapat diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang dialami oleh anak baik secara fisik maupun psikologis
menuju tingkat kematangan atau kedewasaannya. Dalam perkembangan anak,
lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Sedangkan pengaruh lingkungan keluarga dapat diartikan sebagai daya yang
timbul dari lingkungan keluarga yang ikut membentuk atau membangun sifat dan

karakter anak. Bagi anak, lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling
berpengaruh, setelah

itu sekolah, baru kemudian masyarakat. F.J. Brown dalam

Syamsu (2000 ; 36) mengemukakan bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologi,
keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu a) dalam arti luas, keluarga meliputi
semua pihak yang berhubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan
clan atau marga; b) dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anak.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap satu keluarga, cara orang tua dan
anggota keluarga lainnya dalam mengajarkan anaknya belajar kurang efektif. Hal ini
dikarenakan orang tua terlalu sibuk dengan kegiatannya. Orang tua cenderung sering
memerintah daripada mencontohkan, misalnya pada malam hari orang tua menyuruh
anaknya untuk belajar pelajaran sekolah tetapi orang tua tidak mendampingi anak itu
belajar melainkan membiarkan anak belajar sendiri. Maka yang akan timbul dibenak
sang anak adalah malas untuk belajar. Sikap dan tingkah laku orang tua yang sering
memarahi anaknya akan menghasilkan karakter anak yang lebih emosional dan menjadi
pribadi yang pemarah. Begitupun sebaliknya sikap dan tingkah laku orang tua yang
lebih lembut dalam mengajarkan anaknya, akan menghasilkan karakter anak yang
tidak mudah marah dan lebih lembut dalam bertutur kata. Suasana keluarga yang tidak
harmonis dalam keluarga juga dapat mempengaruhi proses belajar anak di rumah
maupun di sekolah dan prestasi belajar anak. Proses belajar anak akan terhambat dan
anak akan malas belajar karena keadaan psikologis anak yang cenderung murung atau
sedih akibat orang tua yang sering bertengkar dan lebih memilih untuk pergi bermain
dengan teman-temannya dibandingan dengan belajar. Hal ini dapat berdampak buruk
terhadap prestasi anak di sekolah.
Latar belakang pendidikan orang tua juga mempengaruhi cara mengajarkan
anak dalam belajar dan proses kegiatan belajar anak di sekolah. Cara pengajaran
orang tua yang lulusan S1 berbeda dengan cara pengajaran orang tua yang hanya
mengenyam pendidikan SMP. Kebanyakan orang tua yang berlatar belakang pendidikan
rendah, mereka sering membiarkan anaknya belajar sendiri tanpa adanya dampingan
orang tua. Mereka juga sering acuh dan tidak ada perhatian khusus terhadap pelajaran
anak di sekolah. Akibatnya prestasi anak tidak terkontrol dengan baik. Sedangkan orang

tua yang berlatar belakang pendidikan tinggi lebih memahami karakteristik cara
pengajaran yang baik kepada anak karena lebih mempunyai pengalaman dan wawasan
yang cukup luas.
Orang tua yang baik dalam

mengajarkan

anaknya belajar pasti akan

membentuk anak yang berprestasi dan mempunyai karakter yang baik. Solusi untuk
meningkatkan semangat anak untuk belajar adalah pendidikan yang dilakukan keluarga
khususnya orang tua harus lebih efektif dengan memberikan motivasi kepada anak
bahwa belajar adalah suatu

kebutuhan yang harus dilakukan secara rutin, selalu

mendampingi anak belajar dan membantu pelajaran yang dianggap sulit oleh anak.
Selain itu orang tua juga harus memberikan fasilitas khusus untuk menunjang proses
belajar di rumah seperti adanya komputer dan jaringan internet. Fasilitas ini dapat
membantu anak dalam mencari tugas-tugas yag diberikan guru di sekolah dan membuat
anak akan lebih betah berada di rumah untuk belajar dibandingkan bermain keluar
dengan teman-temannya.

Anda mungkin juga menyukai