Disusun Oleh :
Kelompok/Kelas
: 1 (Satu)/4ID01
Nama/ NPM
: 1. AnnisaaUtami P. / 30412989
2. Eka Aprilia
/ 32412395
Dosen
4. Hanna Amalia
/ 33412297
5. Puspita
/ 35412740
urutan
pendahuluan bagi satu peta dari ke-, lokasi nisbi dari pusat kerja atau
departemen dalam satu kantor, lokasi kegiatan dalam satu usaha
pelayanan, lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan,
lokasi nisbi dari daerah pelayanan dalam satu fasilitas produksi,
menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya, dan
memperoleh saru landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya (Apple,
1990). ARC (Activity Relationship Chart) produksi PT Good Wood Furniture
yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 1.
antara
lain
adalah
menggunakan
catatan
yang
sama,
menngunakan area yang sama, dan urutan aliran kerja dengan kode
ada
pada
PT
Good
Wood
Furniture,
hanya
saja
yang
departemen
tersebut
didekatkan
tetapi
tidak
ada
tingkat
yang
mutlak
diperlukan
dalam
melakukan
aktivitas-
2.
atau AAD
Template
Template merupakan suatu gambaran yang telah jelas dari tata letak
pabrik yang akan dibuat dan merupakan gambaran detail dari AAD yang
telah dibuat. Terdapat beberapa informasi yang dapat dilihat pada
template yaitu tata letak kantor dan peralatannya, tata letak pelayanan yang
ada di pabrik, misalnya jalan, kantin, sarana olah raga, tata letak bagian
produksi, misalnya receiving, pabrikasi, assembling, shipping, aliran setiap
material mulai dari receiving sampai dengan shipping (Rionaldi, 2014).
Berikut ini merupakan template pada PT Good Wood Furniture seperti
pada Gambar 4.
template
ini
ASPEK FINANSIAL
2.1
Susut/tahun =
=
2.2
Biaya
produksi
atau
biaya
modal
kerja
adalah
sejumlah
= 5% x Harga Tanah
= 5% x Rp. 280.000.000,= Rp. 14.000.000,-
Gaji T. K Tidak
= Total Gaji x 12
Lgsg. Perkantoran
= Rp. 85.000.000,- x 12
= Rp. 1.020.000.000,-
= Rp. 19.417,- x 1 x 40 x 20 x 12
= Rp. 186.403.200,-
Biaya Bahan
Tidak Lgsg.
= Rp. 140,- x 50 x 20 x 12
(Sekrup)
= Rp. 67.200.000,-
Biaya Overhead
Gaji T. K Lgsg.
= Rp. 8.520.000,- x 12
= Rp. 102.240.000,Gaji T. K Tidak
= Rp. 3.000.000,- x 12
= Rp. 36.000.000,-
Modal Kerja
= (Tahun 0 + Tahun 1) 25 %
= (Rp. 43.751.680 + Rp. 1.977.765.103) 25 %
= Rp. 505.379.195,84,-
Biaya modal kerja terbagi menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya tetap meliputi pengeluaran seluruh biaya yang tidak
akan berubah tiap tahunnya dan tidak tergantung volume produksi,
sedangkan biaya variabel meliputi pengeluaran yang nilainya dapat
berubah sewaktu-waktu tergantung volume produksi. Biaya variabel tidak
diperhitungkan pada tahun ke-0 karena perusahaan belum mulai bekerja
dan melakukan proses produksi lemari hijab.
Biaya tetap terdiri dari pajak bumi dan bangunan yaitu jumlah biaya
yang dikeluarkan untuk membayar pajak dari luas tanah dan bangunan
tertutup yang digunakan untuk pendirian PT Good Wood Furniture. Pajak
untuk tanah adalah Rp. 14.000.000,- dan untuk bangunan tertutup adalah
Rp. 29.751.680,-. Biaya penyusutan didapatkan dari total nilai susut dari
masing-masing
investasi
perusahaan
yang
telah
diperhitungkan
sebelumnya. Biaya kerja tak langsung adalah total biaya yang harus
dikeluarkan untuk gaji direktur, general manager, manager, dan staff setiap
tahunnya. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh
variabel-variabel yang diperlukan seperti komponen utama dari produk
lemari hijab. Biaya bahan langsung adalah biaya yang digunakan untuk
membeli komponen utama merupakan jumlah perkalian antara harga
komponen per unit dengan kuantitas yang diperlukan oleh 1 produk
selama 12 bulan dalam 5 tahun dengan 40 produk per hari sedangkan
biaya bahan tidak langsung adalah untuk komponen tambahan. Biaya
overhead pabrik, yaitu biaya yang diperlukan seperti halnya untuk
pemeliharaan mesin sebesar Rp. 75.000.000,- biaya ini akan selalu
bertambah 10% setiap tahunnya, dikarenakan kondisi mesin yang semakin
tua dan kegiatan produksi yang semakin bertambah dengan biaya setiap
tahun yang semakin meningkat. Semakin besar pemakaian terhadap
bahan langsung maupun tidak langsung makan biaya overhead pabrik
akan semakin besar.
Gaji tenaga kerja langsung adalah gaji operator selama 1 tahun untuk
mengoperasikan setiap unit mesin yang dibutuhkan dalam memproduksi
lemari hijab. Terakhir adalah gaji tenaga kerja tak langsung non
perkantoran yang merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
setiap tahunnya untuk gaji satpam, OB dan resepsionis.Total modal kerja
diambil dari biaya yang dikeluarkan pada tahun 0 dan tahun 1. Hal
tersebut dikarenakan pada tahun 0 dan tahun 1 merupakan modal yang
harus dikeluarkan sebelum adanya profit, sedangkan untuk tahun ke 2
dan seterusnya akan dipengaruhi oleh profit yang didapatkan dari tahun
sebelumnya. Jadi total modal kerja untuk PT Good Wood Furniture adalah
sebesar Rp. 2.021.516.783,- dimana modal yang dikeluarkan sendiri
sebesar Rp. 1.516.137.587,52,- dan biaya pinjaman dari bank sebesar Rp.
505.379.195,84,-.
3.
selanjutnya
setelah
menentukan
besarnya
nilai
investasi awal dan modal kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah
perhitungan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan merupakan
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk barang-barang yang terjual
(USU,2015). Berdasarkan perhitungan harga pokok penjualan akan
didapatkan harga perunit dan besarnya keuntungan yang akan diperoleh
oleh perusahaan. Tabel 3 merupakan hasil perhitungan harga pokok
penjualan.
Tabel 3 Harga Pokok Penjualan
= 15% x HPP
= 15% x Rp 1.977.765.103,= Rp 296.664.766,-
Profit
= HPP x (% keuntungan)
= Rp 1.977.765.103,- x 43,4%
= Rp 858.350.055,-
Harga Jual/Unit
4.
5.
Biaya Produksi
Pendapatan Kotor
= Rp 1.009.385.717,00,Pembayaran ke Bank
Pendapatan
(sebelum pajak)
Pembayaran ke Bank
= Rp 1.009.385.717,00,- - Rp 288.028.975,03
= Rp 721.356.741,98
Pajak Penghasilan
Pendapatan Bersih
(setelah pajak)
Penghasilan
= Rp 721.356.741,98 - Rp 216.407.022,59
= Rp 504.949.719,38
Profit on Sales
= Rp 3.132.779.923,72 100%
= Rp 16.12%
Berdasarkan perhitungan diatas, diketahui bahwa total penjualan adalah
sebesar Rp 3.132.779.924,- selama lima tahun. Biaya produksi yang
dikeluarkan sebesar Rp. 2.021.516.783,-untuk tahun pertama. Biaya ini
merupakan biaya untuk melakukan produksi lemari hijab selama satu
tahun. Biaya produksi ini berbeda setiap tahunnya hingga tahun kelima,
biaya ini dapat berubah jika pada proses peroduksi terdapat perubahan
biaya seperti harga komponen yang naik. Pendapatan kotor didapat
ke
Bank
untuk
tahun
petama
sebesar
Rp
pajak,
biaya
yang
didapat
sebesar
Rp
Rp
mengalami
peningkatan,
berarti
bahwa
perusahaan
akan
6.
6.1
6.2
Penyusutan
Bunga (1-30%)
79.426.171,90
= Rp 686.253.314,64
Berdasarkan perhitungan, nilai pendapatan setelah pajak dari tahun
1 sampai 5 mengalami kenaikan. Kenaikan ini menunjukan bahwa PT
Good Wood Furniture akan mendapatkan keuntungan. Biaya penyusutan
yang didapat dari tahun ke 1 sampai ke 5 tidak mengalami perubahan, hal
ini menunjukan penyusutan sudah diperhitungkan sampai 5 tahun. Bunga
merupakan biaya yang harus dibayarkan oleh pihak perusahaan kepada
bank karena peminjaman. Bunga dari tahun ke 1 sampai ke 5 mengalami
penurunan, hal ini dikarenakan peminjaman akan terus dibayarkan dan
hutang semakin berkurang setiap tahunnya. Operational cash flow tahun ke
1 sampai ke 5 mengalami kenaikan, hal tersebut berarti biaya operasional
yang harus dikeluarkan oleh PT Good Wood Furniture pada taun ke 1
sampai ke 2 akan mengalami kenaikan. Tahun ke 2 hingga ke 5 untuk nilai
operational cash flow turun, artinya biaya operasional dari tahun ke 2
sampai ke 5 akan mengalami penurunan.
6.3
dengan nilai sisa proyek. Berikut ini merupakan perhitungan dari terminal
cash flow (TCF).
Terminal Cash Flow (TCF) = Modal Kerja (tahun ke 0 + tahun ke 1) + Total
Nilai Sisa (Residu) dari Investasi Awal
= Rp 2.021.526.783,36 + Rp 118.974.352
= Rp 2.140.491.135,36
7.
7.1
modal yang ditanam dalam proyek tersebut dapat kembali. Payback Period
merupakan salah satu perhitungan Capital Budgetting yang relatif
sederhana. Payback Periode merupakan penentuan jangka waktu yang
dibutuhkan untuk menutup initial investment dari suatu proyek dengan
menggunakan cash inflow yang dihasilkan oleh proyek tersebut (Arifin,
2006). Berikut tabel 5.7 merupakan perhitungan payback period PT Good
Wood Furniture.
Tabel 7 Payback Period PT Good Wood Furniture
Terlihat pada tabel diatas bahwa investasi akan dapat kembali pada
tahun ke 4. Proyek PT Good Wood Furniture dapat dikatakan layak,
karena payback period terjadi kurang dari 5 tahun. Untuk mengetahui bulan
dan hari dimana investasi akan kembali, maka dilakukan perhitungan
kembali. Adapun perhitungan untuk mengetahui bulan dan hari tersebut
adalah sebagai berikut.
PP
OCF thn ke 4
x 12 Bulan
TCF OCF ke 5
= 4 Tahun +
699.501.99 0,64
= 4+ 2.140.491.135,36 692.514.240,64 x 12
7.2
biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat atau benefit dari
proyek yang direncanakan. NPV adalah selisih antara present value dari
investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di
masa yang akan datang (Husnan, 2009). Berikut ini merupakan
perhitungan NPV pada PT Good Wood Furniture.
OCF
OCF
1
2 ...
NPV = ICF 1 r
1 r 2
= - 3.491.260. 303
OCF TCF
n
1 r n
686.253.315
2.839.993.126 2.140.491.135,36
...
1 0,13
1 0,13 5
= -3.491.260.303 + 3.624.258.821
= Rp. 132.998.518
Berdasarkan perhitungan NPV diatas, investasi dikatakan layak
apabila nilai NPV adalah positif, sedangkan investasi dikatakan tidak
layak apabila nilai NPV adalah negatif. Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh nilai NPV adalah sebesar Rp. 132.998.518. Hal tersebut dapat
dinyatakan bahwa investasi layak untuk dilakukan pada PT Good Wood
Furniture.
7.3
menyamakan nilai sekarang dari aliran kas yang akan terjadi (PV inflows)
dengan nilai sekarang aliran kas keluar mula-mula (PV investment cost).
Analisis usulan proyek IRR yang melebihi nilai pengembalian yang
diinginkan maka proyek diterima dan sebalikanya apabila nilai IRR lebih
kecil dari nilai arus pengembalian yang diinginkan makan proyek ditolak.
Profitability Index adalah metode penilaian kelayakan investasi yang
mengukur tingkat kelayakan investasi berdasarkan rasio antara nilai
sekarang arus kas masuk total (TPV) dengan nilai sekarang investasi
inisial (USU, 2015).
Internal rate of return (IRR) digunakan untuk mengetahui layak atau
tidaknya pendirian suatu perusahaan. Kelayakan tersebut dapat dilihat
berdasarkan perbandingan tingkat suku bunga. Jika MARR (%) > IRR (%),
maka investasi suatu perusahaan dianggap tidak layak dan Jika MARR
(%) < IRR (%), maka investasi perusahaan dianggap layak. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan metode trial and error. Adapun
perhitungan dari internal rate of return adalah sebagai berikut.
ICF (14,2%)
OCF1
OCF2
...
= 1 r
1 r 2
686.253.315
= 1 0,142 ...
OCFn TCF
1 r n
2.839.993.126 2.140.491.135,36
1 0,142 5
= Rp.3.483.369.880
ICF (14,3%)
OCF1
OCF2
...
= 1 r
1 r 2
686.253.315
= 1 0,143 ...
OCFn TCF
1 r n
2.839.993.126 2.140.491.135,36
1 0,143 5
= Rp. 3.493.915.037
Intepolasi
Rp 3.493.915.037 - Rp 3.491.260.303,36
( Rp 3.493.915.037 - Rp 3.483.369.880)
= 0,01% x 0,025175
= 0,00025175%
IRR
8.
Event
Point
adalah
volume
produksi
dimana
suatu
Tahun
Ke-
Fixed Cost
(Biaya Tetap)
1
2
3
4
5
Rp 1.161.069.103
Rp 1.161.069.103
Rp 1.161.069.103
Rp 1.161.069.103
Rp 1.161.069.103
Variable Cost
Produk/Tahun
(Biaya
(Unit)
Variabel)
Rp 812.136.000
9.600
Rp 819.636.000
9.600
Rp 827.886.000
9.600
Rp 836.961.000
9.600
Rp 846.943.500
9.600
Tabel 8 Break Even Point (BEP)
Harga
Jual/Unit
BEP
(Unit)
BEP (Rp)
Rp 326.331
Rp 326.331
Rp 326.331
Rp 326.331
Rp 326.331
4.822
4.838
4.855
4.875
4.896
Rp 1.573.554.398
Rp 1.578.656.397
Rp 1.584.306.946
Rp 1.590.569.455
Rp 1.597.515.647
BEP (Unit)
penjualan lemari hijab adalah sebanyak 4.822 unit lemari hijab dengan
pendapatan yang diperoleh PT Good Wood Furniture adalah sebesar Rp
Rp 1.573.554.398,-begitu pula untuk tahun-tahun berikutnya. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa agar modal di tahun pertama yang dikeluarkan PT
Good Wood Furniture sebesar Rp 1.573.554.398,- dapat kembali atau
bernilai impas dengan hasil pendapatan yaitu dengan memproduksi
lemari hijab sebanyak 4.822 unit dan dengan syarat lemari hijab tersebut
laku terjual semua sebanyak 4.822 unit dari perhitungan di atas.
Perbedaan nilai BEP yang pada tiap tahunnya disebabkan oleh biaya
variabel yang berbeda pada tiap tahunnya sehingga jumlah pendapatan
yang diterima dan jumlah unit yang diproduksi untuk dijual mengalami
perbedaan setiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti, Freddy. 2000. Business Plan (Teknik Membuat Perencanaan
Bisnis dan analisis Kasus). Jakarta. Prenada Media Group
Untoro, Joko. 2010. Buku Pintar Pelajaran. Jakarta. Wahyu Media
Arifin, Johar. 2006. Manajemen Rumah Sakit Modern Berbasis Komputer
(Mencakup Aspek Pemasaran dan Manajemen Keuangan). Jakarta.
Elex Media Komputindo
Nwachukwu, C. C. 2004. Management:Theory and Practice. pp. 265-267.
Africana First Publishers Limited, Onitsha, Nigeria: Anambra State
Rinda, Rini. 2011. Analisis Hubungan Break Evem Point Dengan
Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada CV Adi Putra Utama
Palembang. Palembang. STIE MDP.
(http://eprints.mdp.ac.id/705/1/JURNAL
%202009210044%20RINDA%20CHRISTINA.pdf diakses 25
November 2015)
Repository.usu.ac.id
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21777/5/Chapter
%20I.pdf)
Husnan, S. 2009. Pembelajaran Perusahaan (Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan) Edisi 5. Yogyakarta. Liberty