ASPEK TEKNIS
4.1
Routing Sheet
Routing Sheet
IV-1
DM proses
IV-2
KPT
1 - % scrap
.................................................(4.1)
60 menit
waktu proses pada OPC (menit) ................(4.2)
IV-3
60 menit
Produksi mesin/jam (unit) = Waktu Proses Kerja = 0,78 menit = 76.92 unit
IV-4
% Scrap
Bahan diminta
Bahan disiapkan
41,18
= 0,08 1 unit
IV-5
IV-6
komponen papan samping kanan diperoleh hasil sebesar 44,60 unit. Hasil
tersebut berarti bahwa tingkat kemampuan mesin dalam proses
memotong papan samping kanan adalah sebanyak 44,60 unit. Efisiensi
mesin diasumsikan sebesar 95% artinya pemanfaatan mesin selama masa
produksi bisa mencapai 95% sedangkan 5% merupakan ketidak efesienan
mesin seperti suara berisik pada mesin, gesekan pada mesin dan lain-lain
yang terbuang tanpa menghasilkan gerakan pada mesin. Jumlah mesin
teoritis diperoleh hasil sebanyak 0,08 unit mesin, sedangkan untuk jumlah
mesin aktual diperoleh hasil sebanyak 1 unit mesin. Hasil mesin aktual
sebanyak 1 dikarenakan pembulatan keatas dari jumlah mesin teoritis.
Hasil tersebut berarti bahwa dibutuhkan 1 mesin, yaitu mesin potong,
dalam pemotongan papan samping kanan.
Perhitungan routing sheet dilakukan berdasarkan operasi yang
dalam pembuatan lemari hijab. Reliabilitas yang digunakan dalam
perhitungan adalah sebesar 95%. Reliabilitas adalah kemampuan kerja
mesin pada sistem kerja sebesar 95%. Berdasarkan hasil yang diperoleh,
untuk komponen papan samping kanan membutuhkan 4 unit mesin
dengan tiap operasinya membutuhkan 1 unit mesin. Operasi mengukur
membutuhkan 1 unit meja fabrikasi, operasi memotong membutuhkan 1
unit mesin potong, operasi menghaluskan membutuhkan 1 unit mesin
serut, dan operasi melubangi membutuhkan 1 unit mesin bor. Komponen
papan bawah membutuhkan 3 unit mesin yaitu 1 unit meja fabrikasi,
operasi memotong membutuhkan 1 unit mesin potong, operasi
menghaluskan membutuhkan 1 unit mesin serut. Komponen papan
samping kecil, papan atas, dan papan samping kiri membutuhkan 4 unit
mesin dengan tiap operasinya membutuhkan 1 unit mesin. Komponen
IV-7
4.2
IV-8
IV-9
lemari
hijab
terdapat
lima
operasi
dengan
4.3
Luas Lantai
Pembahasan luas lantai terdiri dari luas lantai gudang bahan baku,
luas lantai mesin, dan luas lantai barang jadi. Perhitungan luas lantai
gudang bahan baku terbagi menjadi dua bagian, yaitu luas lantai gudang
bahan baku model tumpukan dan luas lantai gudang bahan baku model
rak. Luas lantai digunakan untuk mengetahui kebutuhan luas lahan yang
akan digunakan dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik yang akan
didirikan (Harahap, 2006).
IV-10
4.3.1
IV-11
Luas lantai bahan baku yang pertama dibahas adalah luas lantai
gudang bahan baku model tumpukan. Luas lantai gudang bahan baku
model tumpukan merupakan perhitungan luas lantai berdasarkan bahan
baku utama, biasanya luas lantai bahan baku model tumpukkan
digunakan untuk bahan bahan yang berukuran besar. Berikut tabel 4.2
yang merupakan hasil perhitungan luas lantai bahan baku model
tumpukan (Harahap, 2006).
Tabel 4.2 Luas Lantai Bahan Baku Model Tumpukan
IV-12
V balok
= (p x l x t) x Kuantitas (5)
= (0,41 x 0,31 x 0,01) x 1
= 0,00127
Kapasitas
Produksi/hari
Hari
Kerja/Minggu
xkuantitas
= 40 x 5 x 1
= 200
Volume Total (9) :
Vol. Total
0,2542
0,0635
=4
Luas Lantai (12) :
Luas Lantai
IV-13
= 0,1271 x 4 = 0,5084
Allowance (13) :
Allowance
IV-14
lantai untuk papan sekat sebesar 0,2352 m 2. Total luas lantai untuk setiap
komponen utama diperoleh dengan mempertimbangkan volume produk,
banyaknya bahan per minggu, volume total, tinggi tumpukan, dan
allowance. Perhitungan volume setiap komponen merupakan acuan dalam
menentukan luas lantai.
Besarnya gudang bahan baku harus sesuai dengan besarnya
komponen, sehingga setiap komponen dapat diambil dan disimpan
dengan baik. Tinggi tumpukan adalah setinggi 0,5 m, hal tersebut
dikarenakan
penyesuaian
terhadap
tinggi
operator
karena
tinggi
Berikut ini adalah keterangan tabel luas lantai bahan baku model
rak:
IV-15
Kolom 1,2,3,4
: Persegi (pxl)
= 0,05m x 0,05 m
= 0,0025 m2
IV-16
lemari,
jumlah
perhitungan
komponen
tersebut
yang
diperoleh
digunakan
dengan
dalam
cara
unit
IV-17
Nilai
allowance
yang
hanya
300%
bertujuan
untuk
IV-18
bahan,
yaitu
kelonggaran
yang
diberikan
untuk
IV-19
IV-20
jumlah mesin yang dibutuhkan, dalam hal ini sebanyak 2 buah. Toleransi
bahan adalah tempat yang disediakan untuk menaruh produk sementara
waktu setelah atau sebelum pengerjaan dilakukan di mesin atau peralatan
yang bersangkutan dalam proses pembuatan lemari hijab sebelum
dilanjutkan keproses yang berikutnya. Tolerasi bahan adalah sebesar
3,0012 merupakan hasil yang didapat dari allowance luas lantai bahan baku
yang paling terbesar. Pemilihan tolerasi bahan yang didapat dari
perhitungan allowance luas lantai bahan baku paling besar yaitu pada
komponen papan atas, dikarenakan kebutuhan ruang toleransi bahan
bergantung pada bahan yang memiliki allowance paling besar sehingga
bahan yang memiliki ukran paling besar dapat diletakan dengan baik dan
tidak terlalu sempit.
Allowance 200% merupakan kelonggaran yang dibutuhkan untuk
kebutuhan jalannya alat angkut yang akan membawa bahan baku dan
bahan tambahan dari gudang ke lokasi tempat bahan akan diproses
ataupun memungkinkan menyediakan ruang kosong untuk set-up atau
membersihkan alat dari segala sisi. Hasil yang didapatkan untuk
perhitungan total luas lantai mesin atau peralatan adalah sebesar 66,6 m2.
Hasil total luas lantai untuk mesin atau peralatan yang dibuthkan
merupakan total luas lantai dari masing-masing kebutuhan lantai pada
mesin. Total luas lantai untuk departemen pengukuran adalah seluas 14,25
m2 yang dialakukan dengan menggunakan meja fabrikasi. Departemen
pemotongan adalah seluas 14,25 m2 dengan menggunakan satu buah
mesin potong, departemen Penghalusan sebesar
6,6 m2 dengan
IV-21
4.1.3
adalah nomor dan nama komponen serta tipe. Perhitungan ini dilakukan
untuk mengetahui luas lantai produk jadi yang akan digunakan untuk
menyimpan produk yang sudah jadi sebelum dibawa ke pasar. Peletakan
atau penumpukan digudang dilakukan selama satu minggu sebelum
dibawa kepasar. Berikut merupakan Tabel 4.4 perhitungan luas lantai
gudang barang jadi yaitu produk lemari hijab.
Tabel 4.4 Luas Lantai Produk Jadi
IV-22
0,24 x 50 = 12 m2
12 x 200% = 24
IV-23
banyaknya hari kerja yaitu 5 hari. Volume total diketahui sebesar 14,4 hal
ini merupakan jumlah dari volume produk dalam seminggu. Hasil untuk
kapasitas volume pertumpukan diketahui sebesar 0,29 m3 hal ini diketahui
dari panjang dan lebar produk dengan tinggi tumpukan maksimal yaitu
sebesar 1,2 meter.
Tinggi tumpukan sebesar 1,2 meter digunakan agar tumpukan
tidak terlalu tinggi sehingga mudah untuk mengambil produk tinggi
tumpukan sebesar itu dapat dijangkau oleh operator betinggi rata-rata
orang Indonesia dan juga agar tinggi tumpukan sesuai dengan tinggi
gudang produk jadi nantinya. Berdasarkan kapasitas volume tumpukan
maka dapat diketahui jumlah tumpukan yang harus dibuat adalah
sebanyak 50, artinya selama seminggu terdapat 50 tumpukan dengan
masing-masing tumpukan terdapat 4 produk lemari hijab. Luas lantai
yang didapat untuk produk jadi adalah sebesar 12 m 2. Allowance 200% ini
merupkan toleransi yang digunakan untuk alat yang digunakan untuk
memasukan barang jadi hasil produksi kedalam gudang ataupun
mengeluarkan produk untuk dibawa ke alat transportasi untuk
selanjutnya dibawa ke pasar. Jadi total luas lantai yang diperlukan untuk
menyimpan produk jadi berupa lemari hijab adalah seluas 36 m2.
4.4
IV-24
cara yang terbaik untuk memindahkan bahan dari satu tempat proses
produksi ketempat proses produksi yang lain (Meyers, 1993).
Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih
dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi.
Aktivitas pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah sebagai
pemindahan bahan dari gudang bahan baku (receiving) menuju
departemen fabrikasi maupun departemen assembling, pemindahan bahan
yang terjadi dari satu departemen menuju departemen yang lainnya, dan
pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang bahan jadi
(shipping) (Meyers, 1993).
Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk
mengurangi biaya produksi dan sangat berpengaruh terhadap operasi dan
perancangan fasilitas yang diimplementasikan. Beberapa tujuan dari
sistem material handling antara lain yaitu menjaga atau mengembangkan
kualitas produk, mengurangi kerusakan, memberikan perlindungan
terhadap material, meningkatkan keamanan, mengembangkan kondisi
kerja, meningkatkan produktivitas, meningkatkan tingkat penggunaan
fasilitas, mengurangi bobot mati, sebagai pengawasan persediaan. Tujuan
lain material handling yaitu pemindahan material dari suatu tempat ke
tempat lain agar lebih teratur dengan biaya rendah dan agar bahan-bahan
material dapat terlindungi supaya tidak rusak serta mengurangi waktu
yang dibutuhkan dalam pengangkutan bahan (Meyers, 1993).
4.4.1
yang tepat ke tempat yang tepat, pada saat yang tepat, dalam jumlah yang
IV-25
tepat secara berurutan dan pada posisi atau kondisi yang tepat untuk
meminimasi ongkos produksi. Proses pemindahan bahan atau penanganan
bahan dilakukan dengan mempertimbangkan berat dari tiap-tiap bahan yang
digunakan dan alat angkut yang digunakan (Wignjosoebroto, 2000).
4.4.2
:
=
= Rp.15.000.000
5 240
= Rp. 12.500
Rp.1.420.000
= Rp. 71.000/ hari
20
Biaya Operator
Biaya BBM
Biaya Perawatan
Rp. 500.000
= Rp. 25.000/ hari
20
IV-26
Total Biaya
Jarak Total
OMH/m
= 108.500/77,908 m
= Rp. 1.392,67
Rp.1.420.000
= Rp. 71.000/ hari
20
Jarak Total
1
1
11,433 + 14,25 + 14,25 + 6,6 + 6 +
2
2
25,5
= 16,8 m
OMH/m
Rp71.000
= Rp. 4.226,19/m
16,8
IV-27
IV-28
= 1 x 40 = 40 unit
Potongan Material
Volume terima
Volume pakai
1271
1271
= 1 buah
Produk/ Hari
Volume/Produk
= 41 x 31 x 1 = 1271
Berat Bentuk
Berat Total
Walking Palet
= 693.000 =120,56
5748
= 120 unit
Frekuensi/Hari
320
= 2,66 = 3 Kali
120
IV-29
OMH/m
= 108.500/77,908 m
= Rp. 1.392,67
Jarak
Total OMH
1
1
11,4336
14,25 = 1,69 + 1,887 = 3,577 m
2
2
IV-30
komponen pakai seperti dari 1 unit komponen bahan baku papan samping
dapat dihasilkan 1 unit komponen papan samping kanan yang siap pakai.
Kolom 7 yaitu produk per hari menunjukkan jumlah total
komponen utama yang mengalami proses material handling dalam satu
hari dari tempat asal ke tempat tujuan.Produk per hari pada untuk papan
samping kanan pada kolom 7 sebanyak 40 unit artinya jumlah komponen
papan samping kanan yang mengalami proses material handling dari
receiving ke meja fabrikasi dalam satu hari produksi adalah sebesar 40
unit, sedangkan jumlah keseluruhan komponen utama yang perlu
dipindahkan dari receiving ke meja fabrikasi adalah 320 unit. Kolom 8
yaitu volume per produk yang menunjukkan besarnya volume dari 1 unit
komponen utama yang harus dipindahkan dari tempat asal ke tempat
tujuan.
Volume per produk dari komponen belakang 3627,636 cm 3, artinya
besar volum satu unit komponen belakang yang harus dipindahkan dari
receiving ke meja fabrikasi adalah sebesar 1271 cm3. Total volum per
produk pada material handling dari receiving ke meja fabrikasi adalah 5748
cm3, artinya jumlah total volume dari masing-masing 1 unit komponen
utama yang akan dipindahkan adalah sebesar 5748 cm3. Total volum per
produk berfungsi dalam menentukan besarnya kapasitas alat angkut yang
akan digunakan dalam proses material handling. Total volume per produk
berfungsi dalam menentukan besarnya kapasitas alat angkut yang akan
digunakan dalam proses material handling. Kolom 9 yaitu berat bentuk
menunjukkan berat dari masing-masing komponen, sedangkan kolom 10
yaitu berat total menunjukkan berat total dari seluruh kuantitas
IV-31
IV-32
IV-33
Produk/Hari
Volume Produk
Berat Bentuk
Berat Total
IV-34
Alat Angkut
Frekuensi/Hari
324.000
= 1026,94 1025 unit
315,5
57
= 0,055 1 kali
1025
Rp.1.420.000
= Rp. 71.000/ hari
20
Rp71.000
= Rp. 4.226,19/m
16,8
1
1
11,433 + 14,25 + 14,25 + 6,6 + 6 +
2
2
25,5
= 16,8 m
Total OMH
IV-35
IV-36
IV-37
Volume Produk
Berat Bentuk
Berat Total
Alat Angkut
Frekuensi/Hari
693000
= 9,625 9 unit
72000
40
= 4,444 5 kali
9
Jarak
Total OMH
1
2
25,5 +
1
2
36 = 5,525 m
IV-38
IV-39
4.5
Alokasi Layout
Layout yang terdapat dalam departemen produksi ditentukan
Berdasarkan
hal
tersebut
maka
perancangan
layout
dan
4.5.1
antara
sejumlah
produk,
bagian,
item
dan
lainnya,
IV-40
From To Chart dibagi menjadi tiga bagian yaitu FTC frekuensi, FTC
inflow, dan FTC outflow. FTC frekuensi dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan langkah selanjutnya yaitu perhitungan untuk FTC inflow dan
outflow. FTC inflow adalah suatu koefisien atau ongkos pada FTC dilihat
dari ongkos yang masuk dari suatu mesin. Berikut merupakan rumus
yang digunakan dalam FTC inflow (Wignjosoebroto, 2003).
FTC Inflow
X ij
Ongkos di mesin
..............(4.3)
FTC outflow adalah suatu kpefisien atau ongkos pada FTC dilihat dari
ongkos yang keluar dari suatu mesin. Berikut merupakan rumus yang
digunakan dalam FTC Outflow (Wignjosoebroto, 2003).
FTC Outflow =
X ij
Ongkos di mesin
.............(4.4)
Oleh karena itu, setelah dilakukan perhitungan ongkos penanganan
bahan dilakukan analisis kembali dengan menggunakan FTC. Perhitungan
FTC dari proses produksi lemari hijab dapat ditunjukkan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 From To Chart
To
From
R
F1
F2
F3
F4
A1
S
Jumlah
F1
F2
F3
F4
24.448,74
A1
Jumlah
62.938,811
16.4448,74
25.795,23
21.666,9
17.087,46
25.562,84
62.938,811
62.938,811
31.7499,81
140.000
25.795,23
21.666,9
17.087,46
25.562,84
24.448,74
25.795,23
21.666,9
17.087,46
16.5562,84
IV-41
penanganan bahan yang ada dalam FTC akan menjadi acuan untuk
menganalisis ulang aliran bahan yang diperhitungkan dalam TSP dan
ARD.
Perhitungan from to chart dilakukan berdasarkan from to chart inflow
dan from to chart outflow. From to chart inflow yaitu koefisien atas ongkos
pada FTC dilihat dari ongkos yang masuk dari suatu mesin. Perhitungan
from to chart inflow dapat dilihat pada Tabel 4.10
To
F1
F2
F3
F4
R
F1
F2
F3
F4
A1
S
A1
0,84
1
1
1
0,15
1
= Ongkos
Ongkos Mesin
yang Masuk ke Mesin
Rp. 24.448,74
= Rp. 24.448,74
IV-42
F1
F2
F3
F4
0,94
R
F1
F2
F3
F4
A1
S
A1
2,22
1,19
1,26
0,66
0,4
Ongkos Mesin
Ongkos yang Keluar dari Mesin
Rp. 24448,74
= Rp. 25795,23
0,94
IV-43
4.5.2
urutan prioritas antara departemen atau mesin dalam suatu lintas atau
layout produksi. Terdapat beberapa tujuan pembuatan Tabel Skala
Prioritas (TSP) adalah untuk meminimumkan ongkos, memperkecil jarak
handling, dan mengoptimalkan layout (Wignjosoebroto, 2003).
Berdasarkan nilai koefisien terkecil yang diperoleh dari perhitungan
FTC inflow dan FTC outflow, maka FTC yang terpilih adalah FTC inflow,
dengan koefisien yang diperoleh adalah 0,15. Berdasarkan tabel FTC
diatas maka, FTC inflow akan dijadikan acuan untuk membuat tabel skala
prioritas. Berikut merupakan Tabel 4.12 Skala Prioritas Berdasarkan From
To Chart Inflow.
Tabel 4.12 Skala Prioritas Berdasarkan From To Chart Inflow
Departemen / Mesin
R
FI
F2
F3
F4
A1
Bedasarkan
skala
prioritas
Prioritas
I
A1
F2
F3
F4
A1
S
dapat
II
F1
dilihat
bahwa
setiap
IV-44
4.5.3
IV-45
untuk membuat ARD yaitu TSP, jadi yang menempati prioritas pertama
pada TSP harus didekatkan letaknya lalu diikuti prioritas berikutnya
(Francis dan White, 1974).
Berikut merupakan Tabel activity relationship diagram berdasarkan
proses pembuatan lemari hijab dapat dilihat pada Gambar 4.2.
IV-46
Hal
ini
akan
mempermudah
pemanfaatan
fasilitas