Anda di halaman 1dari 48

Sekolah Tinggi Teknik PLN

Jurusan Teknik Elektro (S1)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa manusia pada suatu

peradaban yang membutuhkan potensi intelektual yang berkualitas. Peran ilmu-ilmu pasti
selama ini telah terbukti, saat ini yang diperlukan adalah kesan bahwa ilmu pasti bukan hanya
ilmu teoritis, tapi mampu menjadi ilmu yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan
kontribusi ilmu pengetahuan bagi kehidupan masyarakat. Perkembangan pemakaian energi
listrik di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, tidak hanya untuk kebutuhan
penerangan saja melainkan juga untuk kebutuhan industri menjadi salah satu lahan
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ketenagalistrikan.
Dunia kerja sebagai lahan penerapan ilmu pengetahuan merupakan bentuk luas sebuah
komunitas yang melibatkan kemampuan dan kecerdasan intelegensia dan kecerdasan
emosional. Disamping itu, dalam dunia kerja diperlukan kemampuan untuk melakukan
sosialisasi dan bekerja dalam suatu kesatuan yang harus terintegrasi satu sama lain. Suatu hasil
dan tujuan tidak akan maksimal ketika suatu tanggung jawab dipikul sendiri-sendiri, tanpa
melibatkan kerjasama yang baik dari semua komponen dan sumber daya yang ada.
Oleh karena itu, untuk peningkatan kompetensi mahasiswa dan pengenalan ruang
lingkup aplikasi ilmu ketengalistrikan disebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
tersebut, maka diperlukan suatu kegiatan yang dapat dilaksanakan mahasiswa di luar aktivitas
perkuliahan di kampus. Salah satu kegiatan ini adalah Kerja Praktek (KP), sehingga dengan
berbagai alasan dan latar belakang kerja praktek dijadikan sebagai mata kuliah wajib bagi
mahasiswa Program SI Teknik Elektro STT-PLN Jakarta. Adapun motivasi kami memilih di
PT.PLN Unit Pengelola Jaringan Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Cengkareng
Posko Kalideres sebagai tempat kerja praktek adalah untuk mempelajari saluran kabel tanah
tegangan menengah (SKTM) dan penyambungannya, penanganan gangguan jaringan baik JTR
maupun JTM serta macam pemeliharaan rutin pada sistem jaringan distribusi. Atas dasar
pengalaman kerja praktek di PT.PLN Unit Pengelola Jaringan Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang, maka kami dapat menyusun laporan ini.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

1.2

Waktu dan Lokasi Kerja Praktek


Kerja Praktek ini dilaksanakan pada tanggal 31 Januari sampai dengan 29 Februari 2012

di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Cengkareng, Posko Pelayanan
Teknik Kalideres.

1.3

Tujuan Kerja Praktek

1.3.1

Tujuan Umum
Tujuan umum dari kerja praktek yaitu sebagai berikut :
-

Mendapatkan gambaran nyata tentang organisasi kerja dan penerapannya dalam


bidang kelistrikan.

Memberikan pengenalan dan pengalaman kerja yang nyata kepada mahasiswa


sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

Mampu menerapkan ilmu ketenagalistrikan yang diperoleh di bangku


perkuliahan.

Menumbuhkan sikap profesionalisme yang diperlukan untuk memasuki dunia


kerja sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.

1.3.2

Memenuhi prasyarat mata kuliah wajib.

Tujuan Khusus
Adapun Tujuan khusus dari pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek ini adalah :
-

Mendapatkan gambaran umum tentang proses penyaluran energi listrik hingga


pihak konsumen.

Mempelajari kinerja serta fungsi dari Area Pelayanan yang bergerak dibidang
penyaluran energi listrik.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Mendapatkan gambaran nyata tentang peralatan listrik penunjang proses


pendistribusian energi listrik.

1.4

Batasan Masalah
Penulisan laporan Kerja Praktek ini dibatasi sesuai dengan penempatan unit kerja. Penulis

ditempatkan pada unit gangguan dan pemeliharaan distribusi (JTR dan JTM).

1.5

Metode Penyusunan Laporan


Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, metode pencarian data dan informasi yang

kami lakukan adalah :

Pendekatan Masalah
Dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada saat dilakukan kegiatan
di lapangan.

Metode Wawancara
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap denga cara
wawancara kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam kerja pelayanan ditribusi.

Sumber Data
Data-data studi lapangan didapatkan dari PT.PLN Unit Pengelola Jaringan Distribusi
Jakarta Raya dan Tangerang. Sedangkan data-data untuk studi kepustakaan diperoleh
dari literatur dan sumber buku lain yang berkaitan dengan topik penulisan

1.6

Sistematika Penulisan
Sisematika penulisan dimaksudkan untuk mempermudah dan mempelajari bagian-

bagian dari sebuah kesatuan tulisan, memahami ciri-ciri masing-masing bagian, dan hubungan
antar tiap bagian sehingga dapat disusun tulisan yang merupakan garis-garis besar yang
merupakan keseluruhan tulisan.
BAB I

PENDAHULUAN

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Membahas mengenai latar belakang kerja praktek,

tujuan penulisan, batasan

masalah, metoda penulisan, dan sistematika penulisan.


BAB II

TINJAUAN UMUM PT PLN ( PERSERO ) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA


DAN TANGERANG AREA CENGKARENG POSKO PELAYANAN TEKNIK
KALIDERES
Membahas mengenai profil dan sejarah berdirinya PT.PLN Unit Pengelola Jaringan
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang , serta meliputi struktur organisasi pada
instansi tersebut diatas.

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK DI PT. PLN (PERSERO) AREA


PELAYANAN KALIDERES
Membahas mengenai kegiatan sehari-hari yang dilakukan selama kerja praktek
berlangsung serta penjelasan mengenai kegiatan harian tersebut.

BAB IV

KESIMPULAN
Menjelaskan kesimpulan dari pelaksanaan kerja praktek yang telah dilaksanakan.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

BAB II
GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO)

2.1

Sekilas Berdirinya PT.PLN (Persero)


Sejarah berdirinya PT.PLN diawali pada tahun 1897, yaitu dengan mulai digarapnya

bidang listrik oleh salah satu perusahaan Belanda (NV NIGM) bergerak di bidang eksplorasi
gas, yang terletak di Gang Ketapang (Jl. K. H. Zaenul Arifin, Jakarta Pusat), kemudian
berkembang berdasarkan surat izin beroperasi Wilayah Batavia Nomor 28 tanggal 27 Juni 1913,
di bidang kelistrikan, yang ditandai dengan pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
yang berlokasi di Gambir. Sejalan dengan pasang surutnya sejarah perjuangan bangsa, maka
pada masa pemerintahan Jepang, NV NIGM (Belanda) diambil alih oleh pemerintahan Jepang
dan berganti nama Seibu Djawa Djigio Kosha Djakarta Shisa, kemudian dialihkan ke
perusahaan Jepang lainnya bernama Djawa Denki Jigyosa Djakarta Shisa. Dengan berakhirnya
kekuasaan Jepang pada 17 Agustus 1945, maka pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Djawatan Listrik dan Gas Tjabang Djakarta, yang selanjutnya
dikembalikan lagi kepada pemilik asal (NV NIGM) pada tahun 1947 dan namanya berubah
menjadi NV OGEM, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW
saja.
Kemudian dengan berakhirnya masa konsesi NV OGEM Cabang Jakarta yang
selanjutnya diikuti dengan nasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia sesuai Keputusan Menteri
PU dan Tenaga No. U 16/9/I tanggal 30 Desember 1953, maka pada tanggal 01 Januari 1954
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

dilakukan serah terima dan pengelolaannya diserahkan ke Perusahaan Listrik Jakarta dengan
wilayah kerjanya adalah meliputi Jakarta Raya, Kebayoran & Tangerang.
Seiring dengan berjalannya waktu, maka perubahan pun terus bergulir sesuai kronologi
berikut ini:
1.

Berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 dan PP No. 67 tahun 1961, dibentuk Badan Pimpinan
Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU PLN),yang bergerak di bidang listrik, gas, dan
kokas, khusus untuk wilayah Jakarta dengan nama Perusahaan Listrik Negara Exploitasi
XII.

2.

Berdasarkan SK Direksi BPU PLN No. Kpts/030/DIRPLN/62 tanggal 21 Desember 1962,


wilayah kerja PLN Exploitasi XII dibagi menjadi 7 buah distrik dengan kelas yang
berbeda-beda.

3.

Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara


yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan
Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit
tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.

4.

Pada tahun 1965 terjadi perubahan tanggung jawab, dimana PLN Exploitasi XII meliputi
Cabang Gambir & Cempaka Putih, Jakarta Kota, Kebayoran, Jatinegara & Cawang,
Tangerang dan Cabang Tanjung Priok (1970).

5.

Berdasarkan PP No. 18 tahun 1972, status Perusahaan Listrik Negara dirubah menjadi
Perusahaan Umum Listrik Negara.

6.

Berdasarkan Peraturan Menteri PUTL No. 01/Prt/1973 tanggal 23 Maret 1973, PLN
Exploitasi XII dirubah menjadi Perum Listrik Negara Distribusi IV yang meliputi Cabang
Gambir, Kota, Kebayoran, Jatinegara, Tanjung Priok, Tangerang dan Bengkel Karet.

7.

Berdasarkan SK Menteri PUTL No. 45/Kpts/1976 tanggal 8 Agustus 1976, nama PLN
Distribusi IV dirubah menjadi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (sesuai SE
Direksi PLN No. 025/PST/1976 tanggal 17 April 1976).

8.

Berdasarkan penjelasan dan pengumuman Pemerintah tentang pembentukan Kabinet


Pembangunan III tanggal 29 Maret 1978, PLN yang semula bernaung di bawah
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL), dialihkan menjadi di bawah
naungan Departemen Pertambangan dan Energi

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

9.

Pada kurun waktu 1984 s/d 1988 terjadi beberapa penambahan Unit Kerja, sehingga PLN
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang memiliki tujuh cabang sebagai unsur pelaksana,
satu unit pengatur distribusi dan satu bengkel pemeliharaan kelistrikan.
Dua yang disebut terakhir adalah sebagai unsur penunjang. Satuan Bengkel Pusat Klender
diserahkan kepada PLN Distribusi dan di gabung dengan Bengkel Karet menjadi Bengkel
Pemeliharaan Kelistrikan. Dengan demikian PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
memiliki satuan kerja sebagai berikut ;
a). Unsur Pelaksana :
Cabang Gambir,
Cabang Kota,
Cabang Kebayoran,

Cabang Jatinegara,
Cabang Tanjung Priok,
Cabang Tangerang,
Cabang Kramat Jati.
b). Unsur Penunjang :
Unit Pengatur Distribusi,
Bengkel Pemeliharaan.
10. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk
bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik.
11. Sejalan dengan kebijakan diatas, berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994,
PLN yang dulunya dikenal sebagai PERUM berubah statusnya menjadi PERSERO,
sehingga namanya berubah menjadi PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang.
12. Berdasarkan White Paper Mentamben Agustus 1998, maka Pemerintah meluncurkan
kebijakan Restrukturisasi Sektor Ketenagalistrikan sesuai Keputusan Menko WASPAN No.
39/KEP/MK.WASPAN/9/1998 serta kebijakan PT PLN (Persero) Kantor Pusat, maka PT
PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya & Tangerang diarahkan kepada Stategic Business
Unit/Investment Centre.
13. Sehubungan dengan butir no. 10 di atas, maka Direksi PLN telah mengeluarkan SK No.
161.K/010/DIR/2000 tanggal 05 September 2000 tentang organisasi PT PLN (Persero)
Unit Bisnis Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Sesuai SK Direksi tersebut. Yaitu satu
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

General Manager (GM), satu Internal Auditor, serta 14 Manajer Bidang. Kantor Distribusi
membawahi unit-unit yaitu Unit Pelayanan (UP), Unit Pengelola Jaringan (UPJ), Unit
Pengatur Distribusi (UPD), dan Unit Pengelola Gardu Induk (UPGI). UP dan UPJ sudah
lengkap terbentuk sejak Oktober 1999, UPD juga sudah di re-organisasi dengan SKGM
nomor 002.K/021/GM.IV/2001 tanggal 22 Januari 2001. UPD dipimpin oleh 4 Asisten
Manager (Asman), yaitu Asman Engineering, Asman Operasi, Asman Pemeliharaan, dan
Asman Administrasi dan Asman Keuangan. Untuk UPGI belum terbentuk, hingga sekarang
(2006) masih tarik-ulur, karena berdasarkan Rapat Koordinasi Jawa Bali, Distribusi belum
siap menerima limpahan gardu induk 150KV dari P3B. Maka susunan organisasi PT PLN
(Persero) Unit Bisnis Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang adalah sebagai berikut :
a). Unsur Pimpinan adalah General Manager
b). Unsur pembantu pimpinan, meliputi bidang-bidang :

Pemasaran dan Pengembangan Usaha


Pelayanan Pelanggan
Komersil
Perencanaan
Operasi dan Pelayanan Gangguan
Pemeliharaan
Logistik
Teknologi Informasi
Keuangan
Akuntansi
Organisasi dan SDM
Hukum
Hubungan Masyarakat
Umum
c). Unsur Pengawasan, oleh Auditor Intern
d). Unit Pelayanan (UP)
e). Unit Pengelola Jaringan (UPJ)
f). Unit Gardu Induk
g). Unit Pengatur Distribusi (UPD)

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

14. Kemudian pada tanggal 23 Januari 2001 SK Direksi tersebut ditindak lanjuti dengan SK
GM nomor 003.K/021/GM.IV/2001 tentang bagan susunan jabatan PT. PLN Distribusi
Jakarta Raya (DISJAYA) dan Tangerang. Karena perlu pertimbangan pekerjaan yang
sangat operasional dan perlu komando, maka GM membentuk 22 Deputy Manager (DM)
untuk bidang-bidang tertentu, pembentukan ini diharapkan tidak menciptakan birokrasi
baru, sebetulnya mereka fungsional, namun karena pekerjaannya sangat spesifik maka
diberi istilah Deputy Manager.
15. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.010.K/010/DIR/2003
tanggal 16 Januari 2003 tentang Organisasi PT PLN (Persero) Distribusi se Jawa-Bali,
maka susunan organisasi PT PLN (Persero) Distribusi se Jawa-Bali sebagai berikut :
a). Unsur Pimpinan adalah General Manager
b). Unsur pembantu pimpinan, meliputi bidang-bidang:

Perencanaan
Distribusi
Niaga
Keuangan
SDM dan Organisasi
Komunikasi Hukum dan Administrasi
c). Unsur Pengawasan, oleh Auditor Intern
d). Area Pelayanan (AP)
e). Area Jaringan (AJ)
f). Area Pengatur Distribusi (APD)
g). Area Pelayanan dan Jaringan :
Unit Pelayananan
Unit Pelayananan Jaringan
Unit Pelayananan dan Jaringan ( untuk sementara struktur organisasi PT PLN
(Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang masih mengacu kepada butir
No.11 )
Mengenai kesan yang timbul bahwa organisasi ini lebih menggelembung, dikarenakan bidangbidang tersebut ditugaskan unutk menangani pekerjaan-pekerjaan yang sangat spesifik agar
tidak terjadi pekerjaan yang tumpang tindih dan kerja rangkap, sehingga dapat bekerja lebih
profesional dan meningkatkan kinerjanya
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Hal inipun bersifat sementara karena sewaktu-waktu kemungkinan terjadi perubahan


organisasi, karena organisasi ini bersifat dinamis. Dalam organisasi baru ini disebutkan bahwa
PT. PLN UB Disjaya dan Tangerang ditetapkan sebagai Strategic Business Unit (SBU),
sehingga memiliki unit yang lebih luas untuk mengelola aset sendiri dan menentukan kebijakan
SDM sendiri. Untuk menentukan bobot dan pekerjaan suatu jabatan PT. PLN UB Distribusi
Jakarta Raya dan Tangerang mengacu pada skema dan penilaian jabatan dari Pricew
Waterhouse, yaitu Pendidikan, Pengalaman, Kompleksitas kerja, Lingkup kerja, Segi
pemecahan masalah, segi kebebasan bekerja, hasil pengambilan keputusan, Hubungan kerja,
Wewenang yang dimiliki dan Tanggung jawab pengawasan manajerial. Peringkat jabatan
ditentukan berdasarkan hasil analisa dan evaluasi jabatan dengan menentukan 10 indikator
tersebut.

2.2

Visi dan Misi PT PLN (Persero)


Adapun visi dan misi PT. PLN (Persero) adalah sebagai berikut :

Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang tumbuh, berkembang, unggul, dan terpercaya,

dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi

Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi kepada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan


masyarakat

Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi

Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

2.3

Nilai nilai Perusahaan


PT. PLN mempunyai Nilai-nilai perusahaan yang dijunjung tinggi dalam menjalankan dan

mengembangkan perusahaan tersebut yakni Saling percaya, Integritas, Peduli dan


Pembelajar

Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

10

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat memuaskan


kebutuhan pelanggan secaracepat, tepat dan sesuai.

Penghargaan pada harkat dan martabat manusia


Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan
kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan
bisnis.

Integritas Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan obyektifitas dalam


pengelolaan bisnis.

Kualitasproduk
Meningkatkan

kualitas

dan

keandalan

produk

secara

terus-menerus

dan

terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

Peluang untuk maju


Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota
perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan
kompetensi jabatan yang ditentukan.

Inovatif
Bersedia

berbagi

pengetahuan

dan

pengalaman

dengan

sesama

anggota

perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya
inovatif.

Mengutamakan kepentingan perusahaan


Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin di
dalam setiap keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.

Pemegang saham
Dalam

pengambilan

keputusan

bisnis

akan

berorientasi

pada

upaya

meningkatkan nilai investasi pemegang saham.


2.4

Pengembangan Perusahaan
Dalam perkembangannya, PT PLN (Persero) telah mendirikan 6 Anak Perusahaan dan 1

Perusahaan Patungan yaitu :

PT Indonesia Power

Yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait,
yang berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PJB I dan baru pada tanggal 1
September 2000 namanya berubah menjadi PT Indonesia Power.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

11

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

Bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lainyang terkait dan
berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PJB II dantanggal 22 September 2000,
namanya berubah menjadi PT PJB.

Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam)

Yang bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di Wilayah
Pulau Batam, didirikan tanggal 3 Oktober 2000.

PT Indonesia Comnets Plus

Yang bergerak dalam bidang usaha telekomunikasi didirikan tanggal 3 Oktober 2000.

PT Prima Layanan Nasional Enjiniring ( PT PLN Enjiniring)

Bergerak di bidang Konsultan Enjiniring, Rekayasa Enjiniring dan Supervisi Konstruksi,


didirikan pada tanggal 3 Oktober 2002.

Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan)

Bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau
Tarakan.

Geo Dipa Energi

Perusahaan patungan PLN - PERTAMINA yang bergerak di bidang Pembangkit Tenaga


Listrik terutama yang menggunakan energi Panas Bumi.
Sebagai Perusahaan Perseroan Terbatas, maka Anak Perusahaan diharapkan dapat
bergerak lebih leluasa dengan antara lain membentuk Perusahaan Joint Venture, menjual
Saham dalam Bursa Efek, menerbitkan Obligasi dan kegiatan-kegiatan usaha lainnya. Di
samping itu, untuk mengantisipasi Otonomi Daerah, PLN juga telah membentuk Unit Bisnis
Strategis berdasarkan kewilayahan dengan kewenangan manajemen yang lebih luas.

2.5

Struktur Organisasi PT PLN (Persero)


Struktur organisasi PT PLN digambarkan dalam diagram dibawah ini.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

12

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Gambar Struktur Organisasi PT PLN (Persero)

2.6

Wilayah Kerja PT. PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang


Jakarta sebagai ibukota negara, pusat pemerintahan dan barometer perekonomian

nasional memerlukan dukungan energi listrik yang besar, bermutu dan handal. PT PLN Disjaya
dan Tangerang merupakan salah satu ujung tombak dalam melayani pelanggan di wilayah DKI
Jakarta dan Tangerang, serta sebagian Kabupaten Bogor, Kabupaten Depok dan Kabupaten
Bekasi. Total luas wilayah operasi adalah 2.067 km2.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

13

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Gambar Peta Wilayah Operasi


2.7

Tujuan dan Sasaran PT. PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang

a). Tujuan PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Korporatisasi (kelayakan keuangan) sebagai perusahaan yang mandiri

Transparansi/ akuntabilitas dalam bidang peran, tugas, tanggung jawab dan wewenang

Peningkatan efisiensi dan pengembangan usaha

b). Sasaran PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Menyiapkan Strategi Unit Bisnis menjadi anak perusahaan yang mandiri.

Meningkatkan Customer Value, Share holder Value dan Employee Value.

Meningkatkan kompetensi dan efektifitas kinerja SDM.

Mengupayakan penerapan tarif tenaga listrik sesuai dengan nilai ekonominya


(Customer Oriented Company)

Menyediakan tenaga listrik dengan jumlah dan kualitas yang memadai sesuai dengan
kaidah bisnis yang wajar.
Tugas pokok PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. meliputi

distribusi, penjualan tenaga listrik dan pelayanan pelanggan. Operasionalisasi tugas pokok
tersebut awalnya sebelum tahun 2010 tepatnya pada bulan Oktober dikendalikan melalui unsur
pelaksana yang terdiri dari 35 Area Pelayanan yang tersebar dipenjuru Jakarta dan Tangerang,
didukung oleh 4 Area Jaringan (AJ) dan 1 Area Pengatur Distribusi (APD) yang terletak di
Kantor Induk Gambir. Namun sekarang operasionalnya dilaksanakan oleh Area wilayah dan
dengan koordinasi antara posko pelayanan teknik tiap-tiap area. Dan salah satu area tersebut
adalah area cengka
reng dan tetap dibawah koordinasi Area Pengatur Distribusi (APD) yang terletak di
Kantor Induk Gambir.

2.8

PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Area Cengkareng merupakan gabungan antara Area Pelayanan Kalideres dengan Area

Pelayanan Cengkareng. Penggabungan ini terjadi pada bulan Oktober 2010. Adanya
penggabungan tersebut menuntut adanya adaptasi sistem dari sistem area pelayanan menjadi

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

14

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

sistem Area. Dalam sistem area, pengelolaan bidang teknis maupun bidang non teknis menjadi
satu dalam area tersebut. Dengan penggabungan tersebut, juga diharapkan mampu
meningkatkan pelayanan tehadap masyarakat.
2.8.1

Batasan Wilayah Kerja Cengkareng


PT PLN (Persero) Area Cengkareng terletak di Jalan Lingkar Luar Duri Kosambi

Cengkareng, Jakarta Barat. Area Cengkareng mencakup kecamatan Cengkareng dan sebagian
kecamatan Cipondoh. Berbatasan wilayah dengan 4 Area lain yang berada di bawah Distribusi
Jakarta Raya dan Tangerang yaitu:
2.8.2

Bagian Utara dan timur berbatasan dengan Area Bandengan


Bagian Selatan berbatasan dengan Area Kebon Jeruk
Bagian Barat berbatasan dengan Area Cikokol dan teluk naga

Aset Distribusi Area Cengkareng


Tabel Aset Distribusi Area Cengkareng (Status s/d februari 2012)

ASET

Jumlah

Satuan

GI

Buah

Penyulang

79

Buah

59
14
6

Buah
Buah
Buah

927,299

Kms

642,151
191,012
94, 135

Kms
Kms
Kms

889

Buah

614
185
53
14
5
18

Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah

Gardu Hubung

Buah

Trafo Distribusi

994

Buah

SKTM
SUTM
Campuran
Panjang Penyulang
SKTM
SUTM
Campuran
Gardu Distribusi
Beton
Portal
RMU
Kios
Tingkat
Cantol

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

15

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Kubikel

2282

Buah

Tiang TM

876

Buah

Tiang TR

15743

Buah

Luas Wilayah

68,56

Km2

214.674

Pelanggan

Jumlah Pelanggan

2.9

Ruang Lingkup Pelayanan Teknik Kalideres


Untuk bagian operasi dan pelayanan ganguan Area Cengkareng terbagi menjadi dua

wilayah yakni wilayah kalideres dan cengkareng. Untuk masing-masing wilayah dipusatkan
pada satu posko pelayanan teknik (Yantek), dan salah satunya adalah yantek distribusi
kalideres. Yantek distribusi kalideres sendiri bertempat di kantor AP Kalideres dan dibawahi
Seksi Operasi Distribusi. Tugasnya pada umumnya merupakan perpanjangan dari tugas Seksi
Operasi Distribusi dalam memberikan pelayanan pada daerah kerja AP Kalideres. Sebagai lini
terdepan yang langsung bersentuhan dengan pelanggan. Yantek ini merupakan refleksi dari
system dan kualitas pelayanan dari PLN sehingga mutu dan kualitas pelayanan harus betulbetul diperhatikan.

Gambar 2.6 PT.PLN ( Persero ) APL Kalideres

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

16

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Disamping itu Yantek juga menjadi sumber data yang akurat bagi jajaran manajemen
yang lebih tinggi. Dimana data-data tersebut baik teknis maupun non teknis sangat diperlukan
untuk pengambilan keputusan, pembuatan rencana pemeliharaan, investasi dan lain-lain.
Beberapa tugas operasional pokok yang dilaksanakan pada kantor Yantek Kalideres
antara lain:

1. Pengendalian Operasi system distribusi 20 kV


-

Memantau sytem dan melaksanakan maneuver-manuver yang diperlukan baik untuk


pelaksanaan pemeliharaan, pengalihan beban overload dari penyulang dan lain-lain.

Melakukan pemantauan secara berkala dan sistematis terhadap perkembangan beban


penyulang dan gardu distribusi.

Melakukan koordinasi dengan PLN Area Cengkareng mengenai kondisi system

Secara berkala melakukan upgreat jaringan dengan program sicad 2000

2. Melayani gangguan
-

Melakukan perbaikan gangguan yang sifatnya langsung dapat terselesaikan

Mengkoordinasikan dengan PLN Area Cengkareng jika terjadi gangguan berat

Melakukan system administrasi gangguan baikmanual maupun dengan system


komputerisasi

3.

Pengukuran Beban Gardu Distribusi


-

Pengukuran beban ini dilaksanakan untuk memantau secara berkala perkembangan


beban dari tiap gardu distribusi

Melakukan pemantaun secara visual terhadap kondisi gardu

4. Pengendalian Material pemeliharaan


-

Pengadaan material peralatan dari kantor PLN Area Cengkareng

Penyimpanan material pemeliharaan

Penggunaan material pemeliharaan

5. Pelaporan
-

Laporan rutin antara lain laporan Saidi Saifi, Pengukuran beban gardu Distribusi,
laporan pemadaman, Laporan penggunaan material dan lain-lain.

Laporan Insidentil misalnya usulan perbaikan system, penggantian peralatan,


gangguan berat dan lain-lain.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

17

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Seluruh kegiatan tersebut dilakukan dengan format SOP yang telah ditentukan Data
Pengusahaan Area Cengkareng.

2.10

Tugas Pokok Bidang Operasi Distribusi dan Pemeliharaan


Tugas pokok dari bidang operasi distribusi adalah : Bertanggung jawab dalam

melaksanakan

perencanaan

sistem,

kebutuhan

material

untuk

pngoperasian

sistem

pendistribusiaan tenaga listrik dan pelaksanaan perbaikan sarana penyediaan tenaga listrik dan
pelaksanaan perbaikan sarana penyediaan tenaga listrik yang terganggu dan membuat analisa
dan evaluasi penyebab gangguan tersebut serta menjamin kontinuitas pendistribusiaan tenaga
listrik dengan mutu dan keandalan yang baik.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas,Asisten manajer operasi distribusi
mempunyai fungsi:

Merencanakan/melaksanakan pengoperasiaan saana pendistribusiaan tenaga listrik.


Membuat rencana kebutuhan material pengoperasiaan sistem pendistribusiaan

tenaga listrik
Melaksanakan pembinaan terhadap instalatir jaringan tenaga listrik.
Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu serta jaringan distribusi

tenaga listrik
Melaksanakan kegiatan pengaturan operasional system pendistribusiaan tenaga

listrik.
Melaksanakan pelayanan/penanggulangan gangguan jaringan tegangan rendah,
gardu distribusi ,alat pengukur dan pembatas (APP) rangkaian jaringan ke
pelanggan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Asisten Manajer dibantu oleh Supervisor
Distribusi yang mempunyai tugas pokok yaitu bertanggung jawab dalam melaksanakan
pengoperasiaan sistem pendistribusiaan tenaga listrik dan pelaksaan perbaikan sarana
penyediaan tenaga listrik yang terganggu dan membuat analisa dan evaluasi penyebab
gangguan tersebut serta menjamin kontinyuitas pendistribusiaan tenaga listrik dan mutu
keandalan yang baik.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

18

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Dalam pelaksanaanya,Supervisor Operasi mempunyai fungsi sebagai berikut:

Mengkoordinir pelaksanaan pengoperasiaan sarana pendistribusian tenaga


listrik.

Mengkoordinir pembuatan rencana kebutuhan material pengoperasiaan sistem


pendistribusian tenaga listrik.melaksanakan pembinaan terhadap instalatir
jaringan distribusi tenaga listrik.

Melaksanakan pembinaan instalatir jaringan distribusi tenaga listrik.

Mengkoordinir pelaksaan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu serta


jaringan distribusi tenaga listrik.

Mengkoordinir

pelaksanaan

kegiatan

pengaturan

operasional

system

pendistribusian tenaga listrik.

Mengkoordinir pelaksaan pelayanan /penanggulangan ganguan jaringan


tegangan rendah,alat pembatas dan pengukur rangkaian jaringan ke pelanggan

Membuat laporan kegiatanyang berhubungan dengan pengoperasiaan dan


penanggulangan gangguan jaringan tenaga listrik.

Sedangkan tugas pokok dari asisten manajer bidang pemeliharaan yaitu bertanggung
jawab dalam melaksanakan perencanaan sistem,kebutuhan material untuk pemeliharaan sarana
pendistribusian tenaga listrik,pelaksanaan kegiatan pekerjaan dalam keadaan bertegangan
(PDKB) serta menjamin kepastian jadwal dan ketepatan waktu pelaksanaan pemeliharaaan
asset jaringan dalam mendukung kelangsungan pendistribusian tenaga listrik.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas,asisten Manajer Pemeliharaan
mempunyai fungsi antara lain sbagai berikut :

Merencanakan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik.


Melakasanakan pengawasan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik.
Merencanakan kebutuhan material pemeliharaan sistem pendistribusian tenaga listrik.
Melaksanakan administrasi pelelangan pekerjaan pemeliharaan sarana pendistribusian

tenaga listrik.
Melaksanakan pekerjaan dalam keadaan bertegangan.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

19

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK DI PT. PLN (PERSERO) AREA
CENGKARENG POSKO PELAYANAN TEKNIK KALIDERES
3.1

NO
1

7
8
9

Tabel Kegiatan Harian Kerja Praktek


HARI/ TANGGAL
KERJA PRAKTEK
SELASA
31 JANUARI 2012
RABU
1 FEBRUARI 2012

KAMIS
2 FEBRUARI 2012
JUMAT
3 FEBRUARI 2012
SENIN
6 FEBRUARI 2012

SELASA
7 FEBRUARI 2012

RABU
8 FEBRUARI 2012
KAMIS
9 FEBRUARI 2012
JUMAT
10 FEBRUARI 2012

KEGIATAN KERJA PRAKTEK


1.
2.
3.
1.

Perkenalan dengan Pembimbing Kerja Praktek


Pengenalan regu Kerja Lapangan
Pengenalan sistem distribusi
Penggantian MCB (Mini Circuit Breaker) untuk daya

2200 VA, 10 A
2. Penggantian joint sleeve pada konsumen Tegangan
Menengah 20 KV.
1. Penggantian NH Fuse 160 A dan ground plat
2. Mencari letak gangguan SKTM dengan
menggunakan GFD (Ground Fault Detector) pada
gardu BC 211
1. Pemasangan gardu portal baru BC 119 dengan
kapasitas trafo 400 KVA dan dibagi menjadi 4
jurusan, beserta pengetesan arah putaran fasa.
1. Pengaturan tap changer di gardu beton 198 dengan
kondisi awal pada tap 5 kemudian diturunkan
menjadi tap 3
1. Manuver penyulang kosmetik ke penyulang boing
melalui GH 37
2. Pemasangan gardu cantol baru BC 26C dengan
kapasitas trafo 160 KVA untuk mengurangi beban
pada gardu BC 2P.
1. penangan gangguan SKTM pada Penyulang Centeng
dengan GFD
2. perbaikan kabel SR lost contact
1. Pemberian materi
1. Perbaikan kabel SR yang kendor
2. Perbaikan sekuen
3. Penggantian kabel SR

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

20

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

10
11
12

13

14
15
16
17
18

19
20
21
22

3.2

SENIN
13 FEBRUARI 2012
SELASA
14 FEBRUARI 2012
RABU
15 FEBRUARI 2012
KAMIS

1. Penggantian NH Fuse 1000 A


2. Pengawatan OK
1. Perbaikan SR lost contact
2. Pengecekan gardu
1. Revisi gardu
2. Penggantian MCB 6A
1. Tidak ada kegiatan Kerja Praktek, dikarenakan
mengikuti ujian praktikum Peralatan Tegangan

16 FEBRUARI 2012
JUMAT
17 FEBRUARI 2012
SENIN
20 FEBRUARI 2012
SELASA
21 FEBRUARI 2012
RABU
22 FEBRUARI 2012
KAMIS
23 FEBRUARI 2012
JUMAT
24 FEBRUARI 2012
SENIN
27 FEBRUARI 2012
SELASA
28 FEBRUARI 2012
RABU
29 FEBRUARI 2012

1.
2.
1.
2.
3.
1.

Tinggi di Lab. Duren Tiga


Inspeksi SUTM pada penyulang Susu
Penggantian fuse di BC314 beserta ground plat
Penggantian NH Fuse
Penggantian MCB
Penggantian SR putus
Penanganan trip pada penyulang Celak akibat

kelebihan beban pada trafo di GI


1. Penggantian Fuse link cutout
2. Penggantian MCB 4A
1. Penggantian kawat grounding pada arrester salah satu
2.
1.
2.
3.

fasa yang lepas di BDA 12 P


Penggantian fuse dan ground plat di BC 275 P
Penggantian NH fuse
Penggantian SR akibat gesekan dengan genteng
Losing daya pada meteran

1. Revisi gardu yang meledak di BC 116


1. Penggantian SR akibat kebakaran rumah
2. Penyambungan kabel SKTM
1. Pelepasan LBS akibat penyulang Kalahari overload
pada BC 148 dan disuplai dari penyulang Niagara
2. Pengoperasian gardu baru antara BC 257 dan BC 47

Penjelasan Pelaksanaan Kerja Praktek


1. Pengenalan sistem distribusi
Distribusi tenaga listrik meliputi semua saluran tegangan menengah dan saluran
tegangan rendah. Konstruksi saluran distribusi tegangan menengah 20 kV ada dua macam yaitu
saluran udara (SUTM) dan saluran bawah tanah (SKTM).
Pemilihan konstruksi saluran distribusi tersebut berdasarkan kondisi daerah, tingkat
kepadatan penduduk dan permintaan beban. Untuk daerah perkotaan dan perindustrian
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres

21

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

sebaiknya digunakan saluran bawah tanah (SKTM), selain mempunyai keindahan lingkungan
juga mempunyai kehandalan penyaluran tenaga listrik yang tinggi.
Sistem saluran distribusi merupakan penyaluran tenaga listrik mulai dari gardu induk
sampai ke alat pengukuran dan pembatas (APP) pada pelangan.

Distribution
Distribution System
System

Gambar Penyaluran daya dari pembangkit ke konsumen

Sub Divisi Sistem Distribusi Terdiri dari :


1.

Primary Distribusi : saluran distribusi yang menggunakan tegangan


menengah 20 kV dan menyalurkan energi listrik mulai dari transformator sisi sekunder
pada gardu induk sampai transformator primer gardu distribusi.

2.

Sekunder Distribusi : saluran distribusi yang menggunakan tegangan


rendah 220/380 Volt dan menyalurkan energi listrik dari Transformator sisi sekunder pada
gardu distribusi sampai ke APP konsumen.

Jar

Jarin

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

22

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Gambar Jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder

Struktur Saluran Distribusi Terdiri Dari :


1. Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Konstruksi saluran distribusi tegangan menengah 20 kV terdiri dari dua macam yaitu
saluran udara (SUTM) dan saluran bawah tanah (SKTM).

Keuntungan SUTM :
- Relatif lebih murah untuk jarak yang panjang
- Mudah untuk melihat dan melokalisir gangguan.
Kerugian SUTM :
- Lebih mahal untuk jarak yang lebih dekat
- Mudah terkena petir dan gangguan lain seperti pohon
- Tidak ramah lingkungan.
- Biaya pemeliharaan yang intensif
- Keahlian yang tinggi dan alat alat khusus dibutuhkan untuk instalasi.
Keuntungan SKTM :
- Relatif lebih murah untuk jarak yang pendek
- Tidak nudah terkena petir atau gangguan lainnya.
- Ramah lingkungan, estetika
- Pemeliharaan yang relatif tidak intensif.
Kerugian SKTM :
- Mahal untuk jarak yang panjang.
- Tidak Mudah untuk melokalisir gangguan.

Tipe dasar sistem distribusi primer

1. Saluran Radial
2. Saluran Loop
3. Saluran Spindel
4. Saluran Grid(Network)
2. Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Dari Tegangan 20 kV kemudian diturunkan menjadi tegangan 220/380 V disebut dengan
Tegangan Rendah. Kontruksi saluran distribusi tegangan rendah umumnya mengunakan saluran
udara dan biasanya rawan terhadap gangguan dari luar misalnya pepohonan, laying-layang, dan
lain-lain.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

23

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

3. Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah (SLTR)


Sambungan tenaga listrik tegangan rendah ialah penghantar dibawah atau diatas tanah
termasuk peralatannya mulai dari titik penyambungan pada JTR sampai dengan Alat Pembatas
dan Pengukur (APP) pada pelanggan.

KONSTRUKSI
PEMASANGAN SLTR TIPE A
Sambungan
Pada Tiang
Sambungan
Pada APP

JTR

SLP
SMP

APP

tiang

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

24

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Gambar 4.3.1 Kontruksi Pemasangan SLTR tipe A

JTR

Luar Bangunan

Dalam bangunan

APP

SLP
Titik
penyambungan

SMP

APP
IP

SLTR

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

PHB

25

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Gambar Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah

Dimana :
JTR

= Jaringan Tegangan Rendah

SLP

= Sambungan Luar Pelayanan

SMP

= Sambungan Masuk Pelayanan

SLTR = Sambungan Listrik Tegangan Rendah


IP

= Instalasi Pelanggan

APP

= Alat Pembatas dan Pengukur

PHB

= Papan Hubung Bagi

Sambungan Luar Pelayanan (SLP)


Sambungan luar pelayanan ialah bagian dari SL yang dipasang dibawah atau diatas tanah
dan berada diluar bangunan.
Sambungan Masuk Pelayanan (SMP)
Sambungan masuk pelayanan ialah bagian dari SL yang dipasang dibawah atau diatas tanah
dan berada didalam bangunan.
Alat Pembatas dan Pengukur (APP)
Alat pembatas dan pengukur adalah tempat penyambungan penghantar Saluran masuk
(SMP) ke instalasi pelanggan. App merupakan batas pemisah antara PLN dengan pelanggan.
App digunakan untuk menggukur pemakaian energi listrik dan pembatasan daya sesuai dengan
paket pelanggan. Energi listrik disalurkan dari APP ke saluran utama konsumen menuju PHB
utama dan seterusnya didistribusikan ke jaringan instalasi rumah. Terdiri dari alat ukur kwh
meter dan pembatas arus 450 VA sampai dengan 4.400 VA untuk sistem satu fasa
2. Penggantian miniature circuit breaker (MCB 10A)

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

26

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Pemutus mini (MCB) berfungsi sebagai peralatan pengaman terhadap gangguan hubung
singkat dan beban lebih yang mana akan memutuskan arus listrik secara otomatis apabila telah
melebihi arus nominalnya. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu phasa dan tiga
phasa.
Dengan menggunakan MCB maka dapat mencegah terjadinya korsleting/hubungan
pendek ataupun kerusakan peralatan listrik akibat melonjaknya arus listrik. Pada rumah model
lama, pemutus arus listrik ini berupa fuse (sekering) sudah tidak praktis lagi, karena bilamana
putus, harus mengganti sekering tersebut. Dengan adanya MCB maka setiap kali arus listrik
over sehingga circuit terputus, sesudah instalasi normal kembali maka untuk menghidupkan
listrik cukup dengan menekan tuas pada MCB tersebut.
Keuntungan menggunakan MCB sebagai berikut :
-

Dapat memutuskan rangkaian tiga phasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah

satu phasanya.
Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau

beban lebih.
Mempunyai tanggapan yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.
Terdapat dua jenis pengaman pada MCB yaitu secara thermis dan elektromagnetis,

pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman
elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis
pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah
logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini
bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan. Sedangkan pengaman elektromagnetik
menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak. MCB
dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu phasa, sedangkan untuk pengaman tiga
phasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi
gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.

(a) MCB 1 fasa

(b) MCB 3 fasa

Gambar Miniatur Circuit Breaker

Pada standar International Electrotechnical Commission (IEC) 60898, berdasarkan


karakteristik pemutusan dan peruntukannya MCB dapat dibagi menjadi :
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres

27

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Tipe B penggunaan umum sebagai pengaman instalasi dan peralatan

Tipe C penggunaan pada beban yang sangat induktif

Tipe D penggunaan terutama untuk aplikasi industri

Tipe aplikasi khusus seperti tipe CL yang digunakan untuk pembatas penggunaan
daya listrik, selain pengaman terhadap arus lebih dan hubung-singkat.

MCB yang dipasang pada box meteran PLN (putih dengan tuas warna biru dan bersegel
PLN) adalah piranti untuk mengamankan arus yang masuk ke dalam gedung/rumah. Sedang
MCB di dalam rumah (instalasi sesudah box meteran PLN) biasanya tuasnya berwarna hitam,
adalah pembagi arus listrik menjadi beberapa zone sesuai kebutuhan masing-masing cabang.
Untuk keamanan (terutama bagi gedung bersifat publik) umumnya MCB ini dipasang dalam
kotak panel yang terkunci.
Untuk mencegah penggunaan MCB yang kurang baik kualitasnya, peraturan kelistrikan
mengatur agar MCB yang digunakan memenuhi standar industri, di Indonesia digunakan
standar SNI.
Tabel kapasitas MCB
Daya (Watt)

Kapasitas MCB(A)

450

900

1300

2200

10

3200

16

4400

20

5500

25

7700

35

11000

50

Penggantian MCB ini dilakukan dikawasan perumahan, dimana konsumen mengeluh


karena seringnya trip pada MCB tersebut. Hal ini disebabkan karena beban yang berlebih
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres

28

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

sehingga melebihi kapasitas pemakaian seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada
dasarnya pihak dari pelayanan teknik menyarankan untuk menambah daya, akan tetapi pihak
pelanggan beralasan untuk tidak menambah daya. Oleh karena tuas pada MCB tersebut sudah
rusak, maka untuk sementara pihak pelayanan teknik mengganti MCB tersebut dengan
kapasitas yang sama yaitu 10A.

3. Penggantian joint sleeve pada konsumen TM


Joint sleeve merupakan salah satu jenis konektor yang secara umum dipakai sebagai
material penyambung dua buah penghantar. Pada prinsipnya tujuan utama penggunaan konektor
ini untuk menyatukan dua penghantar sedemikian rupa sehingga tahanan kontak penyambung
itu menjadi sangat kecil bahkan mendekati nol.
Joint sleeve merupakan konektor yang berupa selonsong, dimana pada ujung-ujung
penghantar yang akan disambung dimasukkan kedalam selonsong joint sleeve tersebut,
kemudian dipress dengan alat press. Jenis konektor ini mempunyai sifat mekanis yang baik
(tarikannya kuat) maupun sifat elektrisnya dimana kontak antara dua penghantar yang
disambung memungkinkan kemampuan daya hantar (KHA) konektor sama dengan KHA
penghantarnya.
Dalam kasus ini salah satu kabel fasa pada konsumen TM disuatu pabrik alumunium
isolasinya terbakar dibagian sambungan, sehingga harus diganti dengan terlebih dahulu
memotong bagian yang terbakar dan kemudian baru dilakukan penyambungan kembali dengan
menggunakan joint sleeve. Dalam hal ini digunakan tipe joint sleeve yang salah satu sisinya
terbuat dari tembaga yang dipasang untuk penghantar tegangan menengah, sedangkan sisi yang
lainnya terbuat dari alumunium untuk dipasang pada penghantar tegangan rendah. Ukuran joint
sleeve berbeda-beda tergantung dari luas penampang penghantar yang digunakan.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

29

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

4. Penggantian NH Fuse 160A dan ground plat


Fuse merupakan pemutus hubungan listrik bilamana konsumsi daya telah melebihi
kapasitas dari fuse tersebut dan juga digunakan sebagai pengaman jika terjadi gangguan pada
instalasi listrik. Fuse sama halnya dengan MCB, yang membedakan hanyalah kapasitas arus
fuse lebih besar dibandingkan dengan MCB yang berarti fuse tersebut digunakan untuk daya
yang besar. Sedangkan ground plat merupakan tempat untuk menempatkan fuse. Prinsip
kerjanya sama yakni ketika terjadi gangguan hubung singkat dan beban lebih, maka akan
memutuskan arus listrik secara otomatis apabila telah melebihi arus nominal sebagai pembatas
pada fuse tersebut.
z

5. Mencari letak gangguan SKTM dengan menggunakan GFD (Ground Fault Detector)
pada gardu BC 211 penyulang bedak

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

30

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Ground Fault Detector (GFD) merupakan detector gangguan hubung singkat ke tanah
yang bertujuan untuk mempercepat melokalisir gangguan pada saluran kabel tegangan
menengah (SKTM) 20 kV. Jaringan SKTM yang gardunya terpasang Ground Fault Detector
(GFD) lebih menguntungkan dibandingkan dengan jaringan SKTM yang gardunya masih
kurang terpasang Ground Fault Detector (GFD), karena jaringan yang gardunya sudah banyak
terpasang Ground Fault Detector (GFD) akan lebih cepat mengisolir gangguan.
Alat ini biasanya dipasang pada middle point gardu distribusi dan gardu percabangan.
Dalam satu feeder kemungkinan dipasang beberapa GFD tergantung jumlah gardu pada feeder
tesebut. Prinsip kerjanya adalah mendeteksi arus gangguan tanah dan selanjutnya diproses
menjadi sinyal gangguan yang dikeluarkan melalui lampu indikator. Ketika terjadi gangguan
tanah lampu indikator ini akan hidup berkedip-kedip sesuai dengan setting waktu.
Dalam hal ini terdapat laporan bahwa terjadinya pemadaman listrik pada penyulang
bedak, diperkirakan bahwa adanya gangguan kabel tanah yang menyebabkan pemadaman
tersebut. Salah satu tim pelayanan teknik pun menuju GFD yang terpasang pada gardu BC 221.
Perlu diketahui bahwa ketika menggunakan GFD untuk mencari titik gangguan kita harus
melihat saluran kabel yang menuju dan yang keluar dari gardu sampai ke gardu lain. Oleh
karena itu sistem kerjanya harus melihat kondisi dari GFD yang terpasang pada sebelum dan
sesudahnya gardu yang lebih dekat menuju titik gangguan.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

31

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Cara penanganannya dengan terlebih dahulu membuka CB dan PMS tanah di ground,
selanjutnya mengukur tahanan isolasi fasa netral dari arah GI Cengkareng dan arah GH 37
dengan menggunakan megger. Dari hasil pengukuran megger nilai tahanan isolasi fasa netral
dari arah GI kecil, yang berarti diperkirakan gangguan berasal dari arah GI. Selanjutnya
dilakukan hal yang sama pada gardu BC 39 , BC 223, BC 220, dan BC 170 oleh tim lainnya,
setelah mengukur tahanan isolasi masing-masing fasa dihubungkan ke ground dengan tujuan
membuang tegangan sisa pada masing-masing fasa tersebut. Prosedur terakhir PMS tanah
dilepas dan CB dinormalkan kembali (dihubungkan).
6. Pemasangan gardu portal baru BC 119P dengan kapasitas trafo 400 KVA
Meningkatnya konsumsi pemakaian listrik yang disuplai oleh gardu beton BC 119 pada
penyulang susu mengharuskan untuk pemasangan gardu baru BC 119P guna pemecahan beban
beban

yang

ditanggung

oleh

gardu

BC

keandalan/mengurangi pemadaman akibat overload.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

32

119,

sehingga

dapat

meningkatkan

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Penormalan gardu BC 119P diawali dengan pemutusan beban (PB di off) pada gardu BC
119 dan pemutusan beban pada gardu BDA 12P dengan menggunakan cut out untuk memutus
hubungan/saluran TM dan TR. Dalam kondisi mati maka dilakukan pemasangan cut out
outdoor BC 119P dan setelah terpasang cut out tersebut dimasukkan (dalam keadaan on),
langkah selanjutnya cut uot outdoor pada gardu portal BDA 12P tersebut dimasukkan sehingga
menyambungkan saluran TM dan TR serta siap dibebani, kemudian pemutus beban
dimasukkan kembali (PB on) pada gardu beton BC 119, setelah itu dilakukan pengecekan arah
putaran fasa dengan menggunakan phase rotation indicator, hasil pengecekan menunjukan
arah putaran yang benar (searah jarum jam) , BC 119P pun siap dibebani tetapi dalam hal ini
beban baru sampai rak TR atau dengan kata lain belum sampai terjadinya pembagian beban
,beban masih ditanggung oleh gardu BC 119.
7. Pengaturan tap changer di gardu beton 198
Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan/primer yang
berubah-ubah. Untuk memenuhi kualitas tegangan sesuai kebutuhan konsumen, tegangan
keluaran sekunder trafo harus dapat diubah sesuai keinginan. Oleh karena itu pada salah satu
atau pada kedua sisi belitan trafo dibuat tap (penyadap) untuk merubah perbandingan rasio
trafo.
Ada dua macam cara kerja tap changer, yaitu :
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres

33

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban. Tap changer yang hanya bisa beroperasi
untuk memindahkan tap trafo dalam keadaan trafo tidak berbeban disebut Off Load Tap
Changer dan hanya dapat dioperasikan manual.

Tangki minyak
trafo

Bushing
TM

Jepit

Sirip
Pendingin

Belita

2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban . Tap changer yang dapat beroperasi untuk
memindahkan tap trafo dalam keadaan berbeban disebut On Load Tap Changer (OLTC)
dan dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis.
Transformator yang terpasang di gardu pada umumnya menggunakan tap changer yang
dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer. Sedangkan
transformator penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya
menggunakan tap changer yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa beban. Untuk
mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses perpindahan tap, maka
OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi utama
trafo (ada beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu dengan main tank).

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

34

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Ada laporan bahwa ketika dilakukan pengecekan posisi trafo gardu beton 198 berada
pada tap 5, hal ini dilakukan oleh sekelempok pihak yang tidak bertanggung jawab dalam arti
tidak mendapatkan ijin untuk menaikan posisi tap pada trafo tersebut. Trafo yang berkapasitas
400KVA ini seharusnya berada pada posisi tap yang ke 3 sesuai dengan tegangan pada sisi
primer (20KV) yang masuk pada trafo tersebut. Posisi trafo sengaja dinaikan karena disinyalir
bahwa terjadi kelebihan beban pada wilayah tersebut akibat penambahan daya yang semakin
meningkat yang tidak mungkin sanggup ditanggung oleh trafo pada gardu tersebut. Dari hasil
pengukuran tegangan yang dilakukan pada rak TR tegangan fasa netral 239V. Kenaikkan posisi
tap yang tidak sesuai dengan kapasitas trafo akan memperpendek umur trafo tersebut bahkan
akan menyebabkan kerusakan, oleh karena itu dilakukan penormalan kembali yang berarti
posisi trafo diubah menjadi tap ke 3.
8. Manuver penyulang kosmetik ke penyulang boing

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

35

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Manuver/manipulasi jaringan distribusi adalah serangkaian kegiatan membuat


modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan atau pekerjaan
jaringan yang membutuhkan pemadaman tenaga listrik, sehingga dapat menguragi daerah
pemadaman dan agar tetap tercapai kondisi penyaluran tenaga listrik yang semaksimal
mungkin.
Kegiatan yang dilakukan dalam manuver jaringan antara lain :
1. Memisahkan bagian-bagian jaringan yang semula terhubung dalam keadaan bertegangan
ataupun tidak bertegangan dalam kondisi normalnya.
2. Menghubungkan bagian-bagian jaringan yang semula terpisah dalam keadaan bertegangan
ataupun tidak bertegangan dalam kondisi normalnya.
Optimalisasi atas kegiatan manuver jaringan dari segi teknis ditentukan oleh konfigurasi
jaringan dan peralatan manuver yang tersedia disepanjang jaringan yang dimaksud peralatan
tersebut yaitu peralatan jaringan yang berfungsi sebagai peralatan hubung.
Manuver dilakukan karena penyulang kosmetik overload yang menyebabkan trip tetapi
tidak ada gangguan yang terjadi pada penyulang ini, sehingga sebagian gardu yang disuplai
dari penyulang kosmetik dialihkan ke penyulang boing melalui GH 37 dimana penyulang
boing merupakan expres feeder.
Pada penyulang kosmetik suplai yang berasal dari GI hanya sampai pada gardu BC 177,
gardu selanjutnya TG 370 sampai gardu DK 228 disuplai oleh GH 37. Oleh karena itu PMT
pada cubicle gardu BC 177

yang menghubungkan gardu TG 370 dibuka. Dengan

dilakukannya manuver jaringan diharapkan kerugian yang diakibatkan oleh adanya gangguan
pada jaringan dapat diminimalkan.

9. Pemasangan cardu cantol baru BC 26C dengan kapasitas Trafo 160 KVA untuk
mengurangi beban pada gardu BC 2P

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

36

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Sama halnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pemasangan gardu baru
(gardu cantol BC 26C) dengan kapasitas trafo 160KVA dilakukan untuk mengurangi beban
yang ditanggung oleh trafo pada gardu BC 2P. Gardu ini disuplai oleh penyulang susu, dengan
dilakukannya pemecahan beban maka dapat meningkatkan keandalan sistem sehingga
mengurangi tingkat pemadaman pada daerah yang disuplai oleh gardu tersebut yang berada
dijalan batu jaya Tangerang.

10. Penanganan gangguan SKTM pada penyulang centeng dengan GFD


Dalam kasus ini penyulang centeng trip dan belum diketahui penyebab trip tersebut.
Karena saluran yang digunakan berupa SKTM maka untuk mencari letak gangguan digunakan
GFD yang terpasang di gardu tertentu pada penyulang centeng. Beberapa gardu yang terdapat
GFD pada penyulang Centeng antara lain gardu BC 164, gardu BC 28A, gardu BC 28, gardu
BC 165, gardu BC 61, gardu BC 213, gardu BC 250, dan gardu BC 229. Penyulang Centeng ini
bermuara di gardu hubung 37 (GH 37). Langkah selanjutnya mengecek kondisi GFD yang
terpasang pada gardu BC 165. Kondisi lampu GFD yang terpasang pada gardu BC 165 padam
dan setelah direset lampu nyala kembali yang berarti gangguan berasal dari GH 37, sedangkan
lampu GFD pada gardu BC 250 menyala tanpa direset yang bearti sumber gangguan berasal
dari gardu induk, hal ini mengidentifikasikan bahwa lokasi gangguan berada diantara gardu BC
165 dan BC 250. Untuk mengatasi pemadaman akibat gangguan, gardu DK 221 mengambil
jaringan dari SUTM dengan bantuan Unit Kabel Gangguan (UKB) sehingga dapat menyuplai

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

37

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

listrik sampai ke gardu BC 28. Setelah ditelusuri oleh tim pelayanan teknik, lokasi gangguan
berada dijalan daan mogot baru dimana kabel XLPE 240 mm sepanjang 6meter terbakar/hangus
pada letak sambungan (jointing), dan selanjutnya dilakukan penggantian dengan menggunakan
kabel minyak sepanjang kerusakan yang terjadi oleh tim rekanan PLN.
11. Pemberian materi
Pemberian materi ini disampaikan oleh supervisor distribusi area cengkareng posko
kalideres, dimana membahas tentang peralatan-peralatan yang digunakan pada sistem distribusi.
Peralatan tersebut antara lain :
1. Pemutus Tenaga (PMT)
PMT adalah alat pemutus tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan hubungan listrik (switching equipment) baik dalam kondisi normal (sesuai
rencana denagn tujuan pemeliharaan), abnormal (gangguan), atau manuver system
sehingga dapat memonitor kontinuitas system tenaga listrik dan keandalan pekerjaan
pemeliharaan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus tenaga atau circuit breaker adalah:
a. Harus mampu untuk menutup dan dialiri arus beban penuh dalam waktu yang lama
b. Dapat membuka secara otomatis untuk memutuskan beban atau beban lebih
c. Harus dapat memutus dengsn cepst bils terjsdi hubung singkat
d. Celah (gap) harus tahan bila kontak membuka secara otomatis
e. Mampu dialiri arus hubung singkat dengan waktu tertentu
f. Mampu menahan efek dari arching kontaknya, gaya elektromagnetik atau kondisi termal
yang tinggi akibat hubung singkat.
PMT tegangan menengah ini biasanya dipasang pada gardu induk, pada kabel masuk ke busbar
tegangan menengah (incoming cubicle) maupun pada setiap rel/busbar keluar (outgoing
cubicle) yang menuju penyulang keluar dari gardu induk.
Ditinjau dari media pemadam busur api, PMT dibedakan atas beberapa macam yaitu :
a. Oil circuit breaker ( PMT yang menggunakan minyak sebagai peredam busur
api)
b. SF6 Circuit breaker ( PMT yang menggunakan gas SF6 sebagai peredam busur
api)
c. Vacum circuit breaker (PMT yang menggunakan vacum sebagai peredam busur
api)
2. Disconecting switch (DS)
Disconecting switch (saklar pemisah) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menutup dan
membuka pada komponen utama pengaman/recloser, DS tidak dapat dioperasikan secara
langsung karena alat ini mempunyai desain yang dirancang khusus dan mempunyai kelas atau
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres

38

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

spesifikasi tertentu, jika dipaksakan untuk pengopearsian langsung maka akan menimbulkan
busur api yang dapat berakibat fatal. Yang dimaksud dengan pengopersian lansung adalah
penggabungan atau pemutusan aliran listik dengan menggunakan DS pada saat DS tersebut
masih dialiri tegangan listrik. Pengoperasian DS tidak dapat secara bersamaan melainkan
dioperasikan satu per satu karena antara sau DS dengan DS yang lain tidak berhubungan,
biasanya menggunakan stick (tongkat khusus) yang dapat dipanjangkan atau dipendekkan
sesuai dengan jarak dimana DS itu berada. DS sendiri terdiri dari bahan keramik sebagai
penopang dan sebuah pisau yang berbahan besi logam sebagai switchnya.

Gambar disconnecting switch


3. Klasifikasi jaringan distribusi berdasarkan konfigurasi jaringa primer
Konfigurasi jaringan distribusi primer pada suatu sistem jaringan distribusi sangat
menentukan mutu pelayanan yang akan diperoleh khususnya mengenai kontinuitas
pelayanannya. Adapun konfigurasi dari jaringan primer terdiri dari :

Jaringan distribusi pola radial


Jaringan distribusi pola loop
Jaringan distribusi pola grid
Jaringan distribusi pola spindel

a. Jaringan distribusi pola radial


Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres

39

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Jaringan distribusi pola radial adalah jaringan yang setiap saluran primernay hanya
mampu menyalurkan daya dalam satu arah aliran daya. Jaringan ini biasa dipakai untuk
melayani daerah denagn tingkat kerapatan beban yang rendah. Keuntungannya ada pada
kederhanaan dari segi teknis dan biaya investasi yang rendah. Adapun kerugiannya apabila
terjadi gangguan dekat dengan sumber, maka semua beban saluran akan ikut padam sampai
gangguan tersebut dapat diatasi.

Gambar pola jaringan radial


b. Jaringan distribusi pola loop
Jaringan distribusi pola loop adalah jaringan yang dimulai dari suatu titik pada rel daya
yang berkeliling didaerah beban kemudian kembali ke titik rel daya semula. Pola ini ditandai
pula dengan adanya dua sumber pengisian yaitu sumber utama dan sumber cadangan. Jika salah
satu sumber pengisian (saluran utama) mengalami gangguan, maka akan dapat digantikan oleh
sumber pengisian yang lain (saluran cadangan). Jaringan dengan pola ini biasa dipakai pada
sistem distribusi yang melayani beban dengan kebutuhan kontinuitas pelayanan yang baik
(lebih baik dari pola radial).

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

40

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Gambar pola jaringan distribusi loop

c. Jaringan distribusi pola grid


Jaringan distribusi pola grid mempunyai beberapa rel daya dan antara rel-rel tersebut
dihubungkan oleh saluran penghubung yang disebut tie feeder. Dengan demikian setiap gardu
distribusi dapat menerima atau mengirim daya dari atau ke rel lain.

Gambar pola jaringan distribusi grid


Keuntungan jaringan ini adalah :
a. Kontinuitas pelayanan lebih baik daripada pola radial atau loop
b. Fleksibel dalam menghadapi perkembangan beban
c. Sesuai untuk daerah dengan kerapatan beban yang tinggi

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

41

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Adapun kerugiannya yaitu terletak pada sistem proteksi yang rumit dan mahal serat biaya
investasi juga mahal.
d. Jaringan distribusi pola spindel
Jaringan distribusi pola spindel merupakan pengembangan dari pola radial dan loop
terpisah. Beberapa saluran yang keluar dari gardu induk diarahkan menuju suatu tempat yang
disebut gardu hubung (GH), kemudian antara GI dan GH tersebut dihubungkan dengan satu
saluran yang disebut express feeder.
Sistem gardu distribusi ini terdapat disepanjang saluran kerja dan terhubung sacara seri,
saluaran kerja yang masuk ke gardu dihubungkan oleh sakelar pemisah sedangkan saluran yang
keluar dari gardu dihubungkan oleh sebuah sakelar beban. Jadi sistem ini dalam keadaan
normal bekerja secara radial dan dalam keadaan darurat bekerja secara loop melalui saluran
cadangan

dan

GH.

gambar jaringan distribusi tipe spindel


Keuntungan pola jaringan ini adalah :
a.
b.
c.
d.

Sederhana dalam hal tekinis pengoperasiannya seperti pola radial


Kontinuitas pelayanan lebih baik daripada pola radial ataupun loop
Pengecekan beban masing-masing saluran lebih muah dibandingakn dengan pola grid
Penentuan bagian jaringan yang erganggu akan lebih mudah dibandingkan dengan pola
grid, demikian pula sistem proteksinya lebih mudah.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

42

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

e. Baik dipakai untuk daerah perkotaan dengan kerapatan beban yang tinggi
12. Perbaikan kabel SR yang kendor
Hari ini mendapat laporan bahwa kabel SR milik salah satu pelanggan kendor. Tim
pelayanan teknik langsung menuju lokasi pelanggan. Penyebab kabel SR tersebut kendor
karena klem sebagai penyangga tiadak berfungsi/rusak. Oleh karena itu untuk memperbaiki
kondisi tersebut digunakan klem baru yang dipasang diatas genteng agar kabel SR tidak
membentuk andongan yang terlalu landai.

13. Perbaikan Sekuen


Hari ini melakukan perbaikan berdasarkan keluhan pelanggan yang melaporkan bahwa
terjadi pemadaman pada konsumen TM tersebut. Setelah dicek dengan menggunakan test pen
tidak ada arus yang melewati fuse pada salah satu fasa, oleh karena itu dilakukan penggantian
fuse dengan kapasitas 63A. Ketika dilakukan penyambungan kembali terdapat percikan api,
setelah ditelusuri kondisi sequence kendor dan tidak layak digunakan lagi, sehingga diganti
dengan sequence yang baru sesuai dengan jenis ukuran kabel yang digunakan (25mm).

14. Penggantian kabel SR


Penggantian kabel SR milik pelanggan TR ini disebabkan karena klem tipe lama yang
digunakan untuk menyangga kabel didalamnya terdapat besi yang menimbulkan gesekan
diantara kabel dan klem, serta menyebabkan kerusakan pada isolasi kabel tersebut. Oleh karena
rusaknya isolasi dari kabel fasa dan netral maka konduktor dari kabel fasa dan netral tersebut
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres

43

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

bersinggungan sehingga menimbulkan percikan api dan memutuskan aliran listrik. Dengan
melihat kondisi tersebut maka dilakukan pemotongan kabel yang terbakar dan dilakukan
penyambungan kembali, serta dilakukan penggantian klem baru yang terbuat dari bahan plastik.
15. Penggantian NH Fuse 1000 A
Penggantian NH fuse ini dapat disebabkan karena kelebihan beban yang tidak sesuai dengan
kapasitasnya, gangguan antara fasa-fasa ataupun fasa-netral yang menimbulkan peningkatan
suhu sehingga memutuskan fuse, dan dapat pula disebabkan karena korona akibat pemasangan
yang tidak sesuai dengan konstruksinya. Pengggantian ini dilakukan pada salah satu fasa
konsumen TM dengan terlebih dahulu mematikan sumber listrik dari gardu yang penyuplai,
dan setelah aman baru dilakukan penggantian dengan kapasitas yang sama.

16. Pengawatan Ok
Pengawatan adalah suatu cara untuk mengidentifikasi gangguan yang terjadi pada kwh
meter khusus nya pada OK. OK sendiri adalah tempat dimana kabel sambungan rumah dan
kabel dari instalasi bangunan bertemu. Pengawatan disini dilakukan karena kabel warna hitam
(kabel pengawatan) isolasinya terbakar. Hal ini terjadi karena beban berlebih (overload).
Oleh karena itu hal yang pertama kali dilakukan adalah membongkar terlebih dahulu
KWH meter. Alat yang digunakan adalah Tespen, tang press, isolasi, dan jointing. Pada kasus
ini isolasinya diganti dengan isolasi tahan bakar yang terbuat dari bahan tembaga. Isolasinya
dihubungkan diantara kabel pengawatan dengan menggunakan tang press.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

44

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Gambar Pengawatan OK

17. Perbaikan SR lost contact


Pelanggan mengeluhkan kenapa hanya rumahnya saja yang padam, setelah di cek pada
kWh-meter ternyata tidak ada tegangan,sehingga petugas mengecek Sambungan rumah
pelanggan yang ternyata kendor di tiang.

Gambar Memperbaiki sambungan rumah


Langkah-Langkah perbaikan SR loss kontak :
1

Periksa sambungan SR di tiang JTR, apakah diketahui bahwa pada sambungan kendor.

Pada saat memeriksa, pastikan bahwa safety belt telah terpasang kencang pada tiang
JTR dan tangga.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

45

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Setelah diketahui sambungannya kendor, ganti konektor yang lama dengan yang baru
antara SR dengan JTR pada tiang, lalu kencangkan dengan menggunakan kunci pas.

Setelah dikonektor, pastikan bahwa listrik pada pelanggan yang terganggu sudah
menyala kembali.

18. Pengecekan gardu


Pengecekan gardu yaitu mengecek beban atau arus untuk pemantauan beban dari gardu
atau menghindari beban lebih (overload). Dan mengecek tegangan untuk pantauan tegangan
dari gardu atau antisipasi sebelum adanya tegangan drop.

Gambar Pengecekan trafo : (a) Cek tegangan, (b) Cek Arus


19. Revisi Gardu
Revisi gardu ini bertujuan untuk meremajakan kembali gardu tersebut. Pelaksanaanya
adalah dengan cara membersihkan seluruh ruangan, transformator, kubikel, rel busbar, rak TR
dan lain-lain. Dengan kata lain revisi gardu ini membersihkan semua bagian dari gardu. Pada
saat revisi dilakukan juga pengecekan beban. Sebelum merevisi gardu, harus dipastikan
hubungan listrik gardu tersebut telah putus.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

46

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

20. Penggantian MCB 6A


Alat pengaman arus lebih adalah pemutus sirkit mini yang selanjutnya disebut MCB. MCB
ini memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena
adanya hubungan pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu untuk pemutusan
hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relai arus lebih seketika digunakan
electromagnet.
Pada kasus ini pelanggan mengeluhkan bahwa MCB dirumahnya selalu turun, setelah di cek
oleh pihak PLN ternyata instalasi rumah pelanggan tersebutlah yang mengalami kerusakan,
MCB pembagi yang berada di dalam instalasi rumah terbakar karena faktor usia dan beban
berlebih. Dan benar setelah di cek dengan Tang Ampere arus yang mengalir melebihi arus yang
seharusnya.
Langkah-langkah penggantian MCB akibat gangguan di lokasi pelanggan :
1

Mengadakan pemeriksaan MCB di APP dan saklar IB dalam posisi Off.

Menemukan kondisi MCB terbakar atau rusak.

Melaksanakan penggantian MCB, mencabut MCB lama dan memasang MCB baru
dengan kapasitas ampere sama.

Memasukkan tegangan ke IB dan memberi beban.

Melaksanakan penyegelan kotak MCB dan OK APP.

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

47

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Jurusan Teknik Elektro (S1)

Gambar Penggantian MCB

Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng


Posko Pelayanan Kalideres

48

Anda mungkin juga menyukai