Lap KP
Lap KP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa manusia pada suatu
peradaban yang membutuhkan potensi intelektual yang berkualitas. Peran ilmu-ilmu pasti
selama ini telah terbukti, saat ini yang diperlukan adalah kesan bahwa ilmu pasti bukan hanya
ilmu teoritis, tapi mampu menjadi ilmu yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan
kontribusi ilmu pengetahuan bagi kehidupan masyarakat. Perkembangan pemakaian energi
listrik di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, tidak hanya untuk kebutuhan
penerangan saja melainkan juga untuk kebutuhan industri menjadi salah satu lahan
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ketenagalistrikan.
Dunia kerja sebagai lahan penerapan ilmu pengetahuan merupakan bentuk luas sebuah
komunitas yang melibatkan kemampuan dan kecerdasan intelegensia dan kecerdasan
emosional. Disamping itu, dalam dunia kerja diperlukan kemampuan untuk melakukan
sosialisasi dan bekerja dalam suatu kesatuan yang harus terintegrasi satu sama lain. Suatu hasil
dan tujuan tidak akan maksimal ketika suatu tanggung jawab dipikul sendiri-sendiri, tanpa
melibatkan kerjasama yang baik dari semua komponen dan sumber daya yang ada.
Oleh karena itu, untuk peningkatan kompetensi mahasiswa dan pengenalan ruang
lingkup aplikasi ilmu ketengalistrikan disebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
tersebut, maka diperlukan suatu kegiatan yang dapat dilaksanakan mahasiswa di luar aktivitas
perkuliahan di kampus. Salah satu kegiatan ini adalah Kerja Praktek (KP), sehingga dengan
berbagai alasan dan latar belakang kerja praktek dijadikan sebagai mata kuliah wajib bagi
mahasiswa Program SI Teknik Elektro STT-PLN Jakarta. Adapun motivasi kami memilih di
PT.PLN Unit Pengelola Jaringan Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Cengkareng
Posko Kalideres sebagai tempat kerja praktek adalah untuk mempelajari saluran kabel tanah
tegangan menengah (SKTM) dan penyambungannya, penanganan gangguan jaringan baik JTR
maupun JTM serta macam pemeliharaan rutin pada sistem jaringan distribusi. Atas dasar
pengalaman kerja praktek di PT.PLN Unit Pengelola Jaringan Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang, maka kami dapat menyusun laporan ini.
1.2
di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Cengkareng, Posko Pelayanan
Teknik Kalideres.
1.3
1.3.1
Tujuan Umum
Tujuan umum dari kerja praktek yaitu sebagai berikut :
-
1.3.2
Tujuan Khusus
Adapun Tujuan khusus dari pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek ini adalah :
-
Mempelajari kinerja serta fungsi dari Area Pelayanan yang bergerak dibidang
penyaluran energi listrik.
1.4
Batasan Masalah
Penulisan laporan Kerja Praktek ini dibatasi sesuai dengan penempatan unit kerja. Penulis
ditempatkan pada unit gangguan dan pemeliharaan distribusi (JTR dan JTM).
1.5
Pendekatan Masalah
Dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada saat dilakukan kegiatan
di lapangan.
Metode Wawancara
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap denga cara
wawancara kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam kerja pelayanan ditribusi.
Sumber Data
Data-data studi lapangan didapatkan dari PT.PLN Unit Pengelola Jaringan Distribusi
Jakarta Raya dan Tangerang. Sedangkan data-data untuk studi kepustakaan diperoleh
dari literatur dan sumber buku lain yang berkaitan dengan topik penulisan
1.6
Sistematika Penulisan
Sisematika penulisan dimaksudkan untuk mempermudah dan mempelajari bagian-
bagian dari sebuah kesatuan tulisan, memahami ciri-ciri masing-masing bagian, dan hubungan
antar tiap bagian sehingga dapat disusun tulisan yang merupakan garis-garis besar yang
merupakan keseluruhan tulisan.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
BAB IV
KESIMPULAN
Menjelaskan kesimpulan dari pelaksanaan kerja praktek yang telah dilaksanakan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO)
2.1
bidang listrik oleh salah satu perusahaan Belanda (NV NIGM) bergerak di bidang eksplorasi
gas, yang terletak di Gang Ketapang (Jl. K. H. Zaenul Arifin, Jakarta Pusat), kemudian
berkembang berdasarkan surat izin beroperasi Wilayah Batavia Nomor 28 tanggal 27 Juni 1913,
di bidang kelistrikan, yang ditandai dengan pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
yang berlokasi di Gambir. Sejalan dengan pasang surutnya sejarah perjuangan bangsa, maka
pada masa pemerintahan Jepang, NV NIGM (Belanda) diambil alih oleh pemerintahan Jepang
dan berganti nama Seibu Djawa Djigio Kosha Djakarta Shisa, kemudian dialihkan ke
perusahaan Jepang lainnya bernama Djawa Denki Jigyosa Djakarta Shisa. Dengan berakhirnya
kekuasaan Jepang pada 17 Agustus 1945, maka pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Djawatan Listrik dan Gas Tjabang Djakarta, yang selanjutnya
dikembalikan lagi kepada pemilik asal (NV NIGM) pada tahun 1947 dan namanya berubah
menjadi NV OGEM, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW
saja.
Kemudian dengan berakhirnya masa konsesi NV OGEM Cabang Jakarta yang
selanjutnya diikuti dengan nasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia sesuai Keputusan Menteri
PU dan Tenaga No. U 16/9/I tanggal 30 Desember 1953, maka pada tanggal 01 Januari 1954
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres
dilakukan serah terima dan pengelolaannya diserahkan ke Perusahaan Listrik Jakarta dengan
wilayah kerjanya adalah meliputi Jakarta Raya, Kebayoran & Tangerang.
Seiring dengan berjalannya waktu, maka perubahan pun terus bergulir sesuai kronologi
berikut ini:
1.
Berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 dan PP No. 67 tahun 1961, dibentuk Badan Pimpinan
Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU PLN),yang bergerak di bidang listrik, gas, dan
kokas, khusus untuk wilayah Jakarta dengan nama Perusahaan Listrik Negara Exploitasi
XII.
2.
3.
4.
Pada tahun 1965 terjadi perubahan tanggung jawab, dimana PLN Exploitasi XII meliputi
Cabang Gambir & Cempaka Putih, Jakarta Kota, Kebayoran, Jatinegara & Cawang,
Tangerang dan Cabang Tanjung Priok (1970).
5.
Berdasarkan PP No. 18 tahun 1972, status Perusahaan Listrik Negara dirubah menjadi
Perusahaan Umum Listrik Negara.
6.
Berdasarkan Peraturan Menteri PUTL No. 01/Prt/1973 tanggal 23 Maret 1973, PLN
Exploitasi XII dirubah menjadi Perum Listrik Negara Distribusi IV yang meliputi Cabang
Gambir, Kota, Kebayoran, Jatinegara, Tanjung Priok, Tangerang dan Bengkel Karet.
7.
Berdasarkan SK Menteri PUTL No. 45/Kpts/1976 tanggal 8 Agustus 1976, nama PLN
Distribusi IV dirubah menjadi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (sesuai SE
Direksi PLN No. 025/PST/1976 tanggal 17 April 1976).
8.
9.
Pada kurun waktu 1984 s/d 1988 terjadi beberapa penambahan Unit Kerja, sehingga PLN
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang memiliki tujuh cabang sebagai unsur pelaksana,
satu unit pengatur distribusi dan satu bengkel pemeliharaan kelistrikan.
Dua yang disebut terakhir adalah sebagai unsur penunjang. Satuan Bengkel Pusat Klender
diserahkan kepada PLN Distribusi dan di gabung dengan Bengkel Karet menjadi Bengkel
Pemeliharaan Kelistrikan. Dengan demikian PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
memiliki satuan kerja sebagai berikut ;
a). Unsur Pelaksana :
Cabang Gambir,
Cabang Kota,
Cabang Kebayoran,
Cabang Jatinegara,
Cabang Tanjung Priok,
Cabang Tangerang,
Cabang Kramat Jati.
b). Unsur Penunjang :
Unit Pengatur Distribusi,
Bengkel Pemeliharaan.
10. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk
bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik.
11. Sejalan dengan kebijakan diatas, berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994,
PLN yang dulunya dikenal sebagai PERUM berubah statusnya menjadi PERSERO,
sehingga namanya berubah menjadi PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang.
12. Berdasarkan White Paper Mentamben Agustus 1998, maka Pemerintah meluncurkan
kebijakan Restrukturisasi Sektor Ketenagalistrikan sesuai Keputusan Menko WASPAN No.
39/KEP/MK.WASPAN/9/1998 serta kebijakan PT PLN (Persero) Kantor Pusat, maka PT
PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya & Tangerang diarahkan kepada Stategic Business
Unit/Investment Centre.
13. Sehubungan dengan butir no. 10 di atas, maka Direksi PLN telah mengeluarkan SK No.
161.K/010/DIR/2000 tanggal 05 September 2000 tentang organisasi PT PLN (Persero)
Unit Bisnis Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Sesuai SK Direksi tersebut. Yaitu satu
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres
General Manager (GM), satu Internal Auditor, serta 14 Manajer Bidang. Kantor Distribusi
membawahi unit-unit yaitu Unit Pelayanan (UP), Unit Pengelola Jaringan (UPJ), Unit
Pengatur Distribusi (UPD), dan Unit Pengelola Gardu Induk (UPGI). UP dan UPJ sudah
lengkap terbentuk sejak Oktober 1999, UPD juga sudah di re-organisasi dengan SKGM
nomor 002.K/021/GM.IV/2001 tanggal 22 Januari 2001. UPD dipimpin oleh 4 Asisten
Manager (Asman), yaitu Asman Engineering, Asman Operasi, Asman Pemeliharaan, dan
Asman Administrasi dan Asman Keuangan. Untuk UPGI belum terbentuk, hingga sekarang
(2006) masih tarik-ulur, karena berdasarkan Rapat Koordinasi Jawa Bali, Distribusi belum
siap menerima limpahan gardu induk 150KV dari P3B. Maka susunan organisasi PT PLN
(Persero) Unit Bisnis Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang adalah sebagai berikut :
a). Unsur Pimpinan adalah General Manager
b). Unsur pembantu pimpinan, meliputi bidang-bidang :
14. Kemudian pada tanggal 23 Januari 2001 SK Direksi tersebut ditindak lanjuti dengan SK
GM nomor 003.K/021/GM.IV/2001 tentang bagan susunan jabatan PT. PLN Distribusi
Jakarta Raya (DISJAYA) dan Tangerang. Karena perlu pertimbangan pekerjaan yang
sangat operasional dan perlu komando, maka GM membentuk 22 Deputy Manager (DM)
untuk bidang-bidang tertentu, pembentukan ini diharapkan tidak menciptakan birokrasi
baru, sebetulnya mereka fungsional, namun karena pekerjaannya sangat spesifik maka
diberi istilah Deputy Manager.
15. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.010.K/010/DIR/2003
tanggal 16 Januari 2003 tentang Organisasi PT PLN (Persero) Distribusi se Jawa-Bali,
maka susunan organisasi PT PLN (Persero) Distribusi se Jawa-Bali sebagai berikut :
a). Unsur Pimpinan adalah General Manager
b). Unsur pembantu pimpinan, meliputi bidang-bidang:
Perencanaan
Distribusi
Niaga
Keuangan
SDM dan Organisasi
Komunikasi Hukum dan Administrasi
c). Unsur Pengawasan, oleh Auditor Intern
d). Area Pelayanan (AP)
e). Area Jaringan (AJ)
f). Area Pengatur Distribusi (APD)
g). Area Pelayanan dan Jaringan :
Unit Pelayananan
Unit Pelayananan Jaringan
Unit Pelayananan dan Jaringan ( untuk sementara struktur organisasi PT PLN
(Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang masih mengacu kepada butir
No.11 )
Mengenai kesan yang timbul bahwa organisasi ini lebih menggelembung, dikarenakan bidangbidang tersebut ditugaskan unutk menangani pekerjaan-pekerjaan yang sangat spesifik agar
tidak terjadi pekerjaan yang tumpang tindih dan kerja rangkap, sehingga dapat bekerja lebih
profesional dan meningkatkan kinerjanya
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres
2.2
Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang tumbuh, berkembang, unggul, dan terpercaya,
Misi
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi kepada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
2.3
10
Kualitasproduk
Meningkatkan
kualitas
dan
keandalan
produk
secara
terus-menerus
dan
Inovatif
Bersedia
berbagi
pengetahuan
dan
pengalaman
dengan
sesama
anggota
perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya
inovatif.
Pemegang saham
Dalam
pengambilan
keputusan
bisnis
akan
berorientasi
pada
upaya
Pengembangan Perusahaan
Dalam perkembangannya, PT PLN (Persero) telah mendirikan 6 Anak Perusahaan dan 1
PT Indonesia Power
Yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait,
yang berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PJB I dan baru pada tanggal 1
September 2000 namanya berubah menjadi PT Indonesia Power.
11
Bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lainyang terkait dan
berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PJB II dantanggal 22 September 2000,
namanya berubah menjadi PT PJB.
Yang bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di Wilayah
Pulau Batam, didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
Yang bergerak dalam bidang usaha telekomunikasi didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
Bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau
Tarakan.
2.5
12
2.6
nasional memerlukan dukungan energi listrik yang besar, bermutu dan handal. PT PLN Disjaya
dan Tangerang merupakan salah satu ujung tombak dalam melayani pelanggan di wilayah DKI
Jakarta dan Tangerang, serta sebagian Kabupaten Bogor, Kabupaten Depok dan Kabupaten
Bekasi. Total luas wilayah operasi adalah 2.067 km2.
13
Transparansi/ akuntabilitas dalam bidang peran, tugas, tanggung jawab dan wewenang
Menyediakan tenaga listrik dengan jumlah dan kualitas yang memadai sesuai dengan
kaidah bisnis yang wajar.
Tugas pokok PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. meliputi
distribusi, penjualan tenaga listrik dan pelayanan pelanggan. Operasionalisasi tugas pokok
tersebut awalnya sebelum tahun 2010 tepatnya pada bulan Oktober dikendalikan melalui unsur
pelaksana yang terdiri dari 35 Area Pelayanan yang tersebar dipenjuru Jakarta dan Tangerang,
didukung oleh 4 Area Jaringan (AJ) dan 1 Area Pengatur Distribusi (APD) yang terletak di
Kantor Induk Gambir. Namun sekarang operasionalnya dilaksanakan oleh Area wilayah dan
dengan koordinasi antara posko pelayanan teknik tiap-tiap area. Dan salah satu area tersebut
adalah area cengka
reng dan tetap dibawah koordinasi Area Pengatur Distribusi (APD) yang terletak di
Kantor Induk Gambir.
2.8
Pelayanan Cengkareng. Penggabungan ini terjadi pada bulan Oktober 2010. Adanya
penggabungan tersebut menuntut adanya adaptasi sistem dari sistem area pelayanan menjadi
14
sistem Area. Dalam sistem area, pengelolaan bidang teknis maupun bidang non teknis menjadi
satu dalam area tersebut. Dengan penggabungan tersebut, juga diharapkan mampu
meningkatkan pelayanan tehadap masyarakat.
2.8.1
Cengkareng, Jakarta Barat. Area Cengkareng mencakup kecamatan Cengkareng dan sebagian
kecamatan Cipondoh. Berbatasan wilayah dengan 4 Area lain yang berada di bawah Distribusi
Jakarta Raya dan Tangerang yaitu:
2.8.2
ASET
Jumlah
Satuan
GI
Buah
Penyulang
79
Buah
59
14
6
Buah
Buah
Buah
927,299
Kms
642,151
191,012
94, 135
Kms
Kms
Kms
889
Buah
614
185
53
14
5
18
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Gardu Hubung
Buah
Trafo Distribusi
994
Buah
SKTM
SUTM
Campuran
Panjang Penyulang
SKTM
SUTM
Campuran
Gardu Distribusi
Beton
Portal
RMU
Kios
Tingkat
Cantol
15
Kubikel
2282
Buah
Tiang TM
876
Buah
Tiang TR
15743
Buah
Luas Wilayah
68,56
Km2
214.674
Pelanggan
Jumlah Pelanggan
2.9
wilayah yakni wilayah kalideres dan cengkareng. Untuk masing-masing wilayah dipusatkan
pada satu posko pelayanan teknik (Yantek), dan salah satunya adalah yantek distribusi
kalideres. Yantek distribusi kalideres sendiri bertempat di kantor AP Kalideres dan dibawahi
Seksi Operasi Distribusi. Tugasnya pada umumnya merupakan perpanjangan dari tugas Seksi
Operasi Distribusi dalam memberikan pelayanan pada daerah kerja AP Kalideres. Sebagai lini
terdepan yang langsung bersentuhan dengan pelanggan. Yantek ini merupakan refleksi dari
system dan kualitas pelayanan dari PLN sehingga mutu dan kualitas pelayanan harus betulbetul diperhatikan.
16
Disamping itu Yantek juga menjadi sumber data yang akurat bagi jajaran manajemen
yang lebih tinggi. Dimana data-data tersebut baik teknis maupun non teknis sangat diperlukan
untuk pengambilan keputusan, pembuatan rencana pemeliharaan, investasi dan lain-lain.
Beberapa tugas operasional pokok yang dilaksanakan pada kantor Yantek Kalideres
antara lain:
2. Melayani gangguan
-
3.
5. Pelaporan
-
Laporan rutin antara lain laporan Saidi Saifi, Pengukuran beban gardu Distribusi,
laporan pemadaman, Laporan penggunaan material dan lain-lain.
17
Seluruh kegiatan tersebut dilakukan dengan format SOP yang telah ditentukan Data
Pengusahaan Area Cengkareng.
2.10
melaksanakan
perencanaan
sistem,
kebutuhan
material
untuk
pngoperasian
sistem
pendistribusiaan tenaga listrik dan pelaksanaan perbaikan sarana penyediaan tenaga listrik dan
pelaksanaan perbaikan sarana penyediaan tenaga listrik yang terganggu dan membuat analisa
dan evaluasi penyebab gangguan tersebut serta menjamin kontinuitas pendistribusiaan tenaga
listrik dengan mutu dan keandalan yang baik.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas,Asisten manajer operasi distribusi
mempunyai fungsi:
tenaga listrik
Melaksanakan pembinaan terhadap instalatir jaringan tenaga listrik.
Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu serta jaringan distribusi
tenaga listrik
Melaksanakan kegiatan pengaturan operasional system pendistribusiaan tenaga
listrik.
Melaksanakan pelayanan/penanggulangan gangguan jaringan tegangan rendah,
gardu distribusi ,alat pengukur dan pembatas (APP) rangkaian jaringan ke
pelanggan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Asisten Manajer dibantu oleh Supervisor
Distribusi yang mempunyai tugas pokok yaitu bertanggung jawab dalam melaksanakan
pengoperasiaan sistem pendistribusiaan tenaga listrik dan pelaksaan perbaikan sarana
penyediaan tenaga listrik yang terganggu dan membuat analisa dan evaluasi penyebab
gangguan tersebut serta menjamin kontinyuitas pendistribusiaan tenaga listrik dan mutu
keandalan yang baik.
18
Mengkoordinir
pelaksanaan
kegiatan
pengaturan
operasional
system
Sedangkan tugas pokok dari asisten manajer bidang pemeliharaan yaitu bertanggung
jawab dalam melaksanakan perencanaan sistem,kebutuhan material untuk pemeliharaan sarana
pendistribusian tenaga listrik,pelaksanaan kegiatan pekerjaan dalam keadaan bertegangan
(PDKB) serta menjamin kepastian jadwal dan ketepatan waktu pelaksanaan pemeliharaaan
asset jaringan dalam mendukung kelangsungan pendistribusian tenaga listrik.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas,asisten Manajer Pemeliharaan
mempunyai fungsi antara lain sbagai berikut :
tenaga listrik.
Melaksanakan pekerjaan dalam keadaan bertegangan.
19
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK DI PT. PLN (PERSERO) AREA
CENGKARENG POSKO PELAYANAN TEKNIK KALIDERES
3.1
NO
1
7
8
9
KAMIS
2 FEBRUARI 2012
JUMAT
3 FEBRUARI 2012
SENIN
6 FEBRUARI 2012
SELASA
7 FEBRUARI 2012
RABU
8 FEBRUARI 2012
KAMIS
9 FEBRUARI 2012
JUMAT
10 FEBRUARI 2012
2200 VA, 10 A
2. Penggantian joint sleeve pada konsumen Tegangan
Menengah 20 KV.
1. Penggantian NH Fuse 160 A dan ground plat
2. Mencari letak gangguan SKTM dengan
menggunakan GFD (Ground Fault Detector) pada
gardu BC 211
1. Pemasangan gardu portal baru BC 119 dengan
kapasitas trafo 400 KVA dan dibagi menjadi 4
jurusan, beserta pengetesan arah putaran fasa.
1. Pengaturan tap changer di gardu beton 198 dengan
kondisi awal pada tap 5 kemudian diturunkan
menjadi tap 3
1. Manuver penyulang kosmetik ke penyulang boing
melalui GH 37
2. Pemasangan gardu cantol baru BC 26C dengan
kapasitas trafo 160 KVA untuk mengurangi beban
pada gardu BC 2P.
1. penangan gangguan SKTM pada Penyulang Centeng
dengan GFD
2. perbaikan kabel SR lost contact
1. Pemberian materi
1. Perbaikan kabel SR yang kendor
2. Perbaikan sekuen
3. Penggantian kabel SR
20
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
3.2
SENIN
13 FEBRUARI 2012
SELASA
14 FEBRUARI 2012
RABU
15 FEBRUARI 2012
KAMIS
16 FEBRUARI 2012
JUMAT
17 FEBRUARI 2012
SENIN
20 FEBRUARI 2012
SELASA
21 FEBRUARI 2012
RABU
22 FEBRUARI 2012
KAMIS
23 FEBRUARI 2012
JUMAT
24 FEBRUARI 2012
SENIN
27 FEBRUARI 2012
SELASA
28 FEBRUARI 2012
RABU
29 FEBRUARI 2012
1.
2.
1.
2.
3.
1.
21
sebaiknya digunakan saluran bawah tanah (SKTM), selain mempunyai keindahan lingkungan
juga mempunyai kehandalan penyaluran tenaga listrik yang tinggi.
Sistem saluran distribusi merupakan penyaluran tenaga listrik mulai dari gardu induk
sampai ke alat pengukuran dan pembatas (APP) pada pelangan.
Distribution
Distribution System
System
2.
Jar
Jarin
22
Keuntungan SUTM :
- Relatif lebih murah untuk jarak yang panjang
- Mudah untuk melihat dan melokalisir gangguan.
Kerugian SUTM :
- Lebih mahal untuk jarak yang lebih dekat
- Mudah terkena petir dan gangguan lain seperti pohon
- Tidak ramah lingkungan.
- Biaya pemeliharaan yang intensif
- Keahlian yang tinggi dan alat alat khusus dibutuhkan untuk instalasi.
Keuntungan SKTM :
- Relatif lebih murah untuk jarak yang pendek
- Tidak nudah terkena petir atau gangguan lainnya.
- Ramah lingkungan, estetika
- Pemeliharaan yang relatif tidak intensif.
Kerugian SKTM :
- Mahal untuk jarak yang panjang.
- Tidak Mudah untuk melokalisir gangguan.
1. Saluran Radial
2. Saluran Loop
3. Saluran Spindel
4. Saluran Grid(Network)
2. Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Dari Tegangan 20 kV kemudian diturunkan menjadi tegangan 220/380 V disebut dengan
Tegangan Rendah. Kontruksi saluran distribusi tegangan rendah umumnya mengunakan saluran
udara dan biasanya rawan terhadap gangguan dari luar misalnya pepohonan, laying-layang, dan
lain-lain.
23
KONSTRUKSI
PEMASANGAN SLTR TIPE A
Sambungan
Pada Tiang
Sambungan
Pada APP
JTR
SLP
SMP
APP
tiang
24
JTR
Luar Bangunan
Dalam bangunan
APP
SLP
Titik
penyambungan
SMP
APP
IP
SLTR
PHB
25
Dimana :
JTR
SLP
SMP
= Instalasi Pelanggan
APP
PHB
26
Pemutus mini (MCB) berfungsi sebagai peralatan pengaman terhadap gangguan hubung
singkat dan beban lebih yang mana akan memutuskan arus listrik secara otomatis apabila telah
melebihi arus nominalnya. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu phasa dan tiga
phasa.
Dengan menggunakan MCB maka dapat mencegah terjadinya korsleting/hubungan
pendek ataupun kerusakan peralatan listrik akibat melonjaknya arus listrik. Pada rumah model
lama, pemutus arus listrik ini berupa fuse (sekering) sudah tidak praktis lagi, karena bilamana
putus, harus mengganti sekering tersebut. Dengan adanya MCB maka setiap kali arus listrik
over sehingga circuit terputus, sesudah instalasi normal kembali maka untuk menghidupkan
listrik cukup dengan menekan tuas pada MCB tersebut.
Keuntungan menggunakan MCB sebagai berikut :
-
Dapat memutuskan rangkaian tiga phasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah
satu phasanya.
Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau
beban lebih.
Mempunyai tanggapan yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.
Terdapat dua jenis pengaman pada MCB yaitu secara thermis dan elektromagnetis,
pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman
elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis
pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah
logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini
bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan. Sedangkan pengaman elektromagnetik
menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak. MCB
dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu phasa, sedangkan untuk pengaman tiga
phasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi
gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.
27
Tipe aplikasi khusus seperti tipe CL yang digunakan untuk pembatas penggunaan
daya listrik, selain pengaman terhadap arus lebih dan hubung-singkat.
MCB yang dipasang pada box meteran PLN (putih dengan tuas warna biru dan bersegel
PLN) adalah piranti untuk mengamankan arus yang masuk ke dalam gedung/rumah. Sedang
MCB di dalam rumah (instalasi sesudah box meteran PLN) biasanya tuasnya berwarna hitam,
adalah pembagi arus listrik menjadi beberapa zone sesuai kebutuhan masing-masing cabang.
Untuk keamanan (terutama bagi gedung bersifat publik) umumnya MCB ini dipasang dalam
kotak panel yang terkunci.
Untuk mencegah penggunaan MCB yang kurang baik kualitasnya, peraturan kelistrikan
mengatur agar MCB yang digunakan memenuhi standar industri, di Indonesia digunakan
standar SNI.
Tabel kapasitas MCB
Daya (Watt)
Kapasitas MCB(A)
450
900
1300
2200
10
3200
16
4400
20
5500
25
7700
35
11000
50
28
sehingga melebihi kapasitas pemakaian seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada
dasarnya pihak dari pelayanan teknik menyarankan untuk menambah daya, akan tetapi pihak
pelanggan beralasan untuk tidak menambah daya. Oleh karena tuas pada MCB tersebut sudah
rusak, maka untuk sementara pihak pelayanan teknik mengganti MCB tersebut dengan
kapasitas yang sama yaitu 10A.
29
5. Mencari letak gangguan SKTM dengan menggunakan GFD (Ground Fault Detector)
pada gardu BC 211 penyulang bedak
30
Ground Fault Detector (GFD) merupakan detector gangguan hubung singkat ke tanah
yang bertujuan untuk mempercepat melokalisir gangguan pada saluran kabel tegangan
menengah (SKTM) 20 kV. Jaringan SKTM yang gardunya terpasang Ground Fault Detector
(GFD) lebih menguntungkan dibandingkan dengan jaringan SKTM yang gardunya masih
kurang terpasang Ground Fault Detector (GFD), karena jaringan yang gardunya sudah banyak
terpasang Ground Fault Detector (GFD) akan lebih cepat mengisolir gangguan.
Alat ini biasanya dipasang pada middle point gardu distribusi dan gardu percabangan.
Dalam satu feeder kemungkinan dipasang beberapa GFD tergantung jumlah gardu pada feeder
tesebut. Prinsip kerjanya adalah mendeteksi arus gangguan tanah dan selanjutnya diproses
menjadi sinyal gangguan yang dikeluarkan melalui lampu indikator. Ketika terjadi gangguan
tanah lampu indikator ini akan hidup berkedip-kedip sesuai dengan setting waktu.
Dalam hal ini terdapat laporan bahwa terjadinya pemadaman listrik pada penyulang
bedak, diperkirakan bahwa adanya gangguan kabel tanah yang menyebabkan pemadaman
tersebut. Salah satu tim pelayanan teknik pun menuju GFD yang terpasang pada gardu BC 221.
Perlu diketahui bahwa ketika menggunakan GFD untuk mencari titik gangguan kita harus
melihat saluran kabel yang menuju dan yang keluar dari gardu sampai ke gardu lain. Oleh
karena itu sistem kerjanya harus melihat kondisi dari GFD yang terpasang pada sebelum dan
sesudahnya gardu yang lebih dekat menuju titik gangguan.
31
Cara penanganannya dengan terlebih dahulu membuka CB dan PMS tanah di ground,
selanjutnya mengukur tahanan isolasi fasa netral dari arah GI Cengkareng dan arah GH 37
dengan menggunakan megger. Dari hasil pengukuran megger nilai tahanan isolasi fasa netral
dari arah GI kecil, yang berarti diperkirakan gangguan berasal dari arah GI. Selanjutnya
dilakukan hal yang sama pada gardu BC 39 , BC 223, BC 220, dan BC 170 oleh tim lainnya,
setelah mengukur tahanan isolasi masing-masing fasa dihubungkan ke ground dengan tujuan
membuang tegangan sisa pada masing-masing fasa tersebut. Prosedur terakhir PMS tanah
dilepas dan CB dinormalkan kembali (dihubungkan).
6. Pemasangan gardu portal baru BC 119P dengan kapasitas trafo 400 KVA
Meningkatnya konsumsi pemakaian listrik yang disuplai oleh gardu beton BC 119 pada
penyulang susu mengharuskan untuk pemasangan gardu baru BC 119P guna pemecahan beban
beban
yang
ditanggung
oleh
gardu
BC
32
119,
sehingga
dapat
meningkatkan
Penormalan gardu BC 119P diawali dengan pemutusan beban (PB di off) pada gardu BC
119 dan pemutusan beban pada gardu BDA 12P dengan menggunakan cut out untuk memutus
hubungan/saluran TM dan TR. Dalam kondisi mati maka dilakukan pemasangan cut out
outdoor BC 119P dan setelah terpasang cut out tersebut dimasukkan (dalam keadaan on),
langkah selanjutnya cut uot outdoor pada gardu portal BDA 12P tersebut dimasukkan sehingga
menyambungkan saluran TM dan TR serta siap dibebani, kemudian pemutus beban
dimasukkan kembali (PB on) pada gardu beton BC 119, setelah itu dilakukan pengecekan arah
putaran fasa dengan menggunakan phase rotation indicator, hasil pengecekan menunjukan
arah putaran yang benar (searah jarum jam) , BC 119P pun siap dibebani tetapi dalam hal ini
beban baru sampai rak TR atau dengan kata lain belum sampai terjadinya pembagian beban
,beban masih ditanggung oleh gardu BC 119.
7. Pengaturan tap changer di gardu beton 198
Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan/primer yang
berubah-ubah. Untuk memenuhi kualitas tegangan sesuai kebutuhan konsumen, tegangan
keluaran sekunder trafo harus dapat diubah sesuai keinginan. Oleh karena itu pada salah satu
atau pada kedua sisi belitan trafo dibuat tap (penyadap) untuk merubah perbandingan rasio
trafo.
Ada dua macam cara kerja tap changer, yaitu :
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres
33
1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban. Tap changer yang hanya bisa beroperasi
untuk memindahkan tap trafo dalam keadaan trafo tidak berbeban disebut Off Load Tap
Changer dan hanya dapat dioperasikan manual.
Tangki minyak
trafo
Bushing
TM
Jepit
Sirip
Pendingin
Belita
2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban . Tap changer yang dapat beroperasi untuk
memindahkan tap trafo dalam keadaan berbeban disebut On Load Tap Changer (OLTC)
dan dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis.
Transformator yang terpasang di gardu pada umumnya menggunakan tap changer yang
dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer. Sedangkan
transformator penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya
menggunakan tap changer yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa beban. Untuk
mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses perpindahan tap, maka
OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi utama
trafo (ada beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu dengan main tank).
34
Ada laporan bahwa ketika dilakukan pengecekan posisi trafo gardu beton 198 berada
pada tap 5, hal ini dilakukan oleh sekelempok pihak yang tidak bertanggung jawab dalam arti
tidak mendapatkan ijin untuk menaikan posisi tap pada trafo tersebut. Trafo yang berkapasitas
400KVA ini seharusnya berada pada posisi tap yang ke 3 sesuai dengan tegangan pada sisi
primer (20KV) yang masuk pada trafo tersebut. Posisi trafo sengaja dinaikan karena disinyalir
bahwa terjadi kelebihan beban pada wilayah tersebut akibat penambahan daya yang semakin
meningkat yang tidak mungkin sanggup ditanggung oleh trafo pada gardu tersebut. Dari hasil
pengukuran tegangan yang dilakukan pada rak TR tegangan fasa netral 239V. Kenaikkan posisi
tap yang tidak sesuai dengan kapasitas trafo akan memperpendek umur trafo tersebut bahkan
akan menyebabkan kerusakan, oleh karena itu dilakukan penormalan kembali yang berarti
posisi trafo diubah menjadi tap ke 3.
8. Manuver penyulang kosmetik ke penyulang boing
35
dilakukannya manuver jaringan diharapkan kerugian yang diakibatkan oleh adanya gangguan
pada jaringan dapat diminimalkan.
9. Pemasangan cardu cantol baru BC 26C dengan kapasitas Trafo 160 KVA untuk
mengurangi beban pada gardu BC 2P
36
Sama halnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pemasangan gardu baru
(gardu cantol BC 26C) dengan kapasitas trafo 160KVA dilakukan untuk mengurangi beban
yang ditanggung oleh trafo pada gardu BC 2P. Gardu ini disuplai oleh penyulang susu, dengan
dilakukannya pemecahan beban maka dapat meningkatkan keandalan sistem sehingga
mengurangi tingkat pemadaman pada daerah yang disuplai oleh gardu tersebut yang berada
dijalan batu jaya Tangerang.
37
listrik sampai ke gardu BC 28. Setelah ditelusuri oleh tim pelayanan teknik, lokasi gangguan
berada dijalan daan mogot baru dimana kabel XLPE 240 mm sepanjang 6meter terbakar/hangus
pada letak sambungan (jointing), dan selanjutnya dilakukan penggantian dengan menggunakan
kabel minyak sepanjang kerusakan yang terjadi oleh tim rekanan PLN.
11. Pemberian materi
Pemberian materi ini disampaikan oleh supervisor distribusi area cengkareng posko
kalideres, dimana membahas tentang peralatan-peralatan yang digunakan pada sistem distribusi.
Peralatan tersebut antara lain :
1. Pemutus Tenaga (PMT)
PMT adalah alat pemutus tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan hubungan listrik (switching equipment) baik dalam kondisi normal (sesuai
rencana denagn tujuan pemeliharaan), abnormal (gangguan), atau manuver system
sehingga dapat memonitor kontinuitas system tenaga listrik dan keandalan pekerjaan
pemeliharaan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus tenaga atau circuit breaker adalah:
a. Harus mampu untuk menutup dan dialiri arus beban penuh dalam waktu yang lama
b. Dapat membuka secara otomatis untuk memutuskan beban atau beban lebih
c. Harus dapat memutus dengsn cepst bils terjsdi hubung singkat
d. Celah (gap) harus tahan bila kontak membuka secara otomatis
e. Mampu dialiri arus hubung singkat dengan waktu tertentu
f. Mampu menahan efek dari arching kontaknya, gaya elektromagnetik atau kondisi termal
yang tinggi akibat hubung singkat.
PMT tegangan menengah ini biasanya dipasang pada gardu induk, pada kabel masuk ke busbar
tegangan menengah (incoming cubicle) maupun pada setiap rel/busbar keluar (outgoing
cubicle) yang menuju penyulang keluar dari gardu induk.
Ditinjau dari media pemadam busur api, PMT dibedakan atas beberapa macam yaitu :
a. Oil circuit breaker ( PMT yang menggunakan minyak sebagai peredam busur
api)
b. SF6 Circuit breaker ( PMT yang menggunakan gas SF6 sebagai peredam busur
api)
c. Vacum circuit breaker (PMT yang menggunakan vacum sebagai peredam busur
api)
2. Disconecting switch (DS)
Disconecting switch (saklar pemisah) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menutup dan
membuka pada komponen utama pengaman/recloser, DS tidak dapat dioperasikan secara
langsung karena alat ini mempunyai desain yang dirancang khusus dan mempunyai kelas atau
Laporan Kerja Praktek II Di PT PLN (Persero) Area Cengkareng
Posko Pelayanan Kalideres
38
spesifikasi tertentu, jika dipaksakan untuk pengopearsian langsung maka akan menimbulkan
busur api yang dapat berakibat fatal. Yang dimaksud dengan pengopersian lansung adalah
penggabungan atau pemutusan aliran listik dengan menggunakan DS pada saat DS tersebut
masih dialiri tegangan listrik. Pengoperasian DS tidak dapat secara bersamaan melainkan
dioperasikan satu per satu karena antara sau DS dengan DS yang lain tidak berhubungan,
biasanya menggunakan stick (tongkat khusus) yang dapat dipanjangkan atau dipendekkan
sesuai dengan jarak dimana DS itu berada. DS sendiri terdiri dari bahan keramik sebagai
penopang dan sebuah pisau yang berbahan besi logam sebagai switchnya.
39
Jaringan distribusi pola radial adalah jaringan yang setiap saluran primernay hanya
mampu menyalurkan daya dalam satu arah aliran daya. Jaringan ini biasa dipakai untuk
melayani daerah denagn tingkat kerapatan beban yang rendah. Keuntungannya ada pada
kederhanaan dari segi teknis dan biaya investasi yang rendah. Adapun kerugiannya apabila
terjadi gangguan dekat dengan sumber, maka semua beban saluran akan ikut padam sampai
gangguan tersebut dapat diatasi.
40
41
Adapun kerugiannya yaitu terletak pada sistem proteksi yang rumit dan mahal serat biaya
investasi juga mahal.
d. Jaringan distribusi pola spindel
Jaringan distribusi pola spindel merupakan pengembangan dari pola radial dan loop
terpisah. Beberapa saluran yang keluar dari gardu induk diarahkan menuju suatu tempat yang
disebut gardu hubung (GH), kemudian antara GI dan GH tersebut dihubungkan dengan satu
saluran yang disebut express feeder.
Sistem gardu distribusi ini terdapat disepanjang saluran kerja dan terhubung sacara seri,
saluaran kerja yang masuk ke gardu dihubungkan oleh sakelar pemisah sedangkan saluran yang
keluar dari gardu dihubungkan oleh sebuah sakelar beban. Jadi sistem ini dalam keadaan
normal bekerja secara radial dan dalam keadaan darurat bekerja secara loop melalui saluran
cadangan
dan
GH.
42
e. Baik dipakai untuk daerah perkotaan dengan kerapatan beban yang tinggi
12. Perbaikan kabel SR yang kendor
Hari ini mendapat laporan bahwa kabel SR milik salah satu pelanggan kendor. Tim
pelayanan teknik langsung menuju lokasi pelanggan. Penyebab kabel SR tersebut kendor
karena klem sebagai penyangga tiadak berfungsi/rusak. Oleh karena itu untuk memperbaiki
kondisi tersebut digunakan klem baru yang dipasang diatas genteng agar kabel SR tidak
membentuk andongan yang terlalu landai.
43
bersinggungan sehingga menimbulkan percikan api dan memutuskan aliran listrik. Dengan
melihat kondisi tersebut maka dilakukan pemotongan kabel yang terbakar dan dilakukan
penyambungan kembali, serta dilakukan penggantian klem baru yang terbuat dari bahan plastik.
15. Penggantian NH Fuse 1000 A
Penggantian NH fuse ini dapat disebabkan karena kelebihan beban yang tidak sesuai dengan
kapasitasnya, gangguan antara fasa-fasa ataupun fasa-netral yang menimbulkan peningkatan
suhu sehingga memutuskan fuse, dan dapat pula disebabkan karena korona akibat pemasangan
yang tidak sesuai dengan konstruksinya. Pengggantian ini dilakukan pada salah satu fasa
konsumen TM dengan terlebih dahulu mematikan sumber listrik dari gardu yang penyuplai,
dan setelah aman baru dilakukan penggantian dengan kapasitas yang sama.
16. Pengawatan Ok
Pengawatan adalah suatu cara untuk mengidentifikasi gangguan yang terjadi pada kwh
meter khusus nya pada OK. OK sendiri adalah tempat dimana kabel sambungan rumah dan
kabel dari instalasi bangunan bertemu. Pengawatan disini dilakukan karena kabel warna hitam
(kabel pengawatan) isolasinya terbakar. Hal ini terjadi karena beban berlebih (overload).
Oleh karena itu hal yang pertama kali dilakukan adalah membongkar terlebih dahulu
KWH meter. Alat yang digunakan adalah Tespen, tang press, isolasi, dan jointing. Pada kasus
ini isolasinya diganti dengan isolasi tahan bakar yang terbuat dari bahan tembaga. Isolasinya
dihubungkan diantara kabel pengawatan dengan menggunakan tang press.
44
Gambar Pengawatan OK
Periksa sambungan SR di tiang JTR, apakah diketahui bahwa pada sambungan kendor.
Pada saat memeriksa, pastikan bahwa safety belt telah terpasang kencang pada tiang
JTR dan tangga.
45
Setelah diketahui sambungannya kendor, ganti konektor yang lama dengan yang baru
antara SR dengan JTR pada tiang, lalu kencangkan dengan menggunakan kunci pas.
Setelah dikonektor, pastikan bahwa listrik pada pelanggan yang terganggu sudah
menyala kembali.
46
Melaksanakan penggantian MCB, mencabut MCB lama dan memasang MCB baru
dengan kapasitas ampere sama.
47
48