Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH AFRIKA

PROFIL TOKOH DI AFRIKA

KELOMPOK 2
NAMA

: MUTMAINNAH
ILHAM AZHARI
TURIS SAGITA
LIDIA
YULIA TRISNAWATI
YOGI DWI ANTORO

DOSEN PEMBIMBING : Dra. SRI KARTIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang menganugerahkan ilmu
pengetahuan kepada manusia sehingga dengan ilmu pengetahuan manusia terangkat harkat
dan martabatnya. Dengan ilmu pengetahuan, umat manusia menjadi beradab. Shalawat dan
salam semoga tetap terlimpah kepada nabi Muhammad SAW yang dengan jerih payah
perjuangannya, mampu mmengantarkan umat manusia menuju pencerahan.
Berkat rahmat dan ridho-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah Profil Tokoh
di Afrika ini dengan sebaik-baiknya, sebagai tugas mata kuliah Sejarah Afrika. Kami sangat
mengharapkan, dengan adanya makalah ini, mahasiswa menjadi mengerti dan memahami
tentang Profil Tokoh di Afrika. Dalam pembuatan makalah ini, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun, agar makalah ini dapat menjadi karya yang lebih
baik lagi. Dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Indralaya, 27 Oktober 2014


Penulis,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
A. Nelson Mandela .................................................................................................... 2
B. Latar Belakang Nelson Mandela .......................................................................... 3
C. Pengabdian Nelson Mandela ................................................................................ 5
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ iv

DAFTAR PUSTAKA
Meredith, Martin. 2010. Mandela: A Biography. New York: Public Affairs.
Sampson, Anthony. 2011. Mandela: The Autorised Biography. London: Harper Collins.
Smith, David James. 2010. Young Mandela. London: Nicolson.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nelson Rolihlahla Mandela, lahir di kota Mvezo, Afrika Selatan, pada tanggal 18
Juli 1918 dan meninggal di Johannesburg, Afrika Selatan, tanggal 5 Desember 2013 (pada
umur 95 tahun). Beliau adalah seorang revolusioner anti-apartheid dan politisi Afrika
Selatan yang menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan sejak 1994 sampai 1999. Ia adalah
orang Afrika Selatan berkulit hitam pertama yang memegang jabatan tersebut dan presiden
pertama yang terpilih melalui keterwakilan penuh, dalam sebuah pemilu multiras.
Pemerintahannya berfokus pada penghapusan pengaruh apartheid dengan memberantas

rasisme, kemiskinan dan kesenjangan, dan mendorong rekonsiliasi rasial. Selaku nasionalis
Afrika dan sosialis demokratik, ia menjabat sebagai Presiden Kongres Nasional Afrika(ANC)
pada 1991 sampai 1997. Selain itu, Mandela pernah menjadi Sekretaris Jenderal Gerakan
Non-Blok pada 1998 sampai 1999.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Sipakah Nelson Mandela?
2. Bagaimana latar belakang Nelson Mandela?
3. Apa sajakah perjuangan Nelson Mandela?

C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang Nelson Mandela
2. Memahami latar belakang Nelson Mandela
3. Mengetahui perjuangan Nelson Mandela

BAB II
PEMBAHASAN

A. NELSON MANDELA
Nelson Rolihlahla Mandela, lahir di kota Mvezo, Afrika Selatan, pada tanggal 18
Juli 1918 dan meninggal di Johannesburg, Afrika Selatan, tanggal 5 Desember 2013 (pada
umur 95 tahun). Beliau adalah seorang revolusioner anti-apartheid dan politisi Afrika
Selatan yang menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan sejak 1994 sampai 1999. Ia adalah
orang Afrika Selatan berkulit hitam pertama yang memegang jabatan tersebut dan presiden
pertama yang terpilih melalui keterwakilan penuh, dalam sebuah pemilu multiras.
Pemerintahannya berfokus pada penghapusan pengaruh apartheid dengan memberantas
rasisme, kemiskinan dan kesenjangan, dan mendorong rekonsiliasi rasial. Selaku nasionalis
Afrika dan sosialis demokratik, ia menjabat sebagai Presiden Kongres Nasional Afrika(ANC)
pada 1991 sampai 1997. Selain itu, Mandela pernah menjadi Sekretaris Jenderal Gerakan
Non-Blok pada 1998 sampai 1999.
Ia terlahir dari keluarga kerajaan Thembu dan
bersuku Xhosa, Mandela belajar hukum di Fort Hare
University dan University of Witwatersrand. Ketika
menetap di Johannesburg, ia terlibat dalam politik antikolonial, bergabung dengan ANC, dan menjadi anggota
pendiri Liga Pemuda ANC. Setelah kaum nasionalis
Afrikaner dari Partai Nasional berkuasa tahun 1948 dan
menerapkan kebijakan apartheid, popularitas Mandela
melejit

di Defiance

terpilih

menjadi

Campaign ANC

Presiden

menghadiri Congress

of

ANC

the

tahun

Transvaal,

People tahun

1952,
dan
1955.

Sebagai pengacara, ia berulang kali ditahan karena melakukan aktivitas menghasut dan,

sebagai ketua ANC, diadili di Pengadilan Pengkhianatan pada 1956 sampai 1961, namun
akhirnya divonis tidak bersalah. Meski awalnya berunjuk rasa tanpa kekerasan, ia dan Partai
Komunis Afrika Selatan mendirikan militan Umkhonto we Sizwe (MK) tahun 1961 dan
memimpin kampanye pengeboman terhadap target-target pemerintahan. Pada 1962, ia
ditahan dan dituduh melakukan sabotasedan bersekongkol menggulingkan pemerintahan, dan
dihukum penjara seumur hidup di Pengadilan Rivonia.
Mandela menjalani masa kurungan 27 tahun, pertama di Pulau Robben, kemudian
di Penjara Pollsmoor dan Penjara Victor Verster. Kampanye internasional yang menuntut
pembebasannya membuat Mandela dibebaskan tahun 1990. Setelah menjadi Presiden ANC,
Mandela menerbitkan otobiografi dan bernegosiasi dengan Presiden F.W. de Klerk untuk
menghapuskan apartheid dan melaksanakanpemilu multiras tahun 1994 yang kelak
dimenangkan ANC. Ia terpilih sebagai Presiden dan membentuk Pemerintahan Persatuan
Nasional. Selaku Presiden, ia menyusun konstitusi baru dan membentuk Komisi Kebenaran
dan Rekonsiliasi untuk menyelidiki pelanggaran-pelanggaran HAM sebelumnya. Ia juga
memperkenalkan kebijakan reformasi lahan, pemberantasan kemiskinan, dan perluasan
cakupan layanan kesehatan. Di luar negeri, ia bertindak sebagai mediator antara Libya dan
Britania

Raya

dalam pengadilan

pengeboman

Pan

Am

Penerbangan

103 dan

mengawasi intervensi militer di Lesotho. Ia menolak mencalonkan diri untuk kedua kalinya
dan digantikan oleh wakilnya, Thabo Mbeki. Ia kemudian menjadi negarawan ulung yang
berfokus pada aktivitas amal demi memberantas kemiskinan dan HIV/AIDS melalui Nelson
Mandela Foundation. Kontroversial nyaris sepanjang hayatnya, para kritikus sayap kanan
menyebut Mandela teroris dan simpatisan komunis. Meski begitu, ia memperoleh pengakuan
internasional atas sikap anti-kolonial dan anti-apartheidnya, menerima lebih dari 250
penghargaan,

termasuk Hadiah

Perdamaian

Nobel 1993, Medali

Kebebasan

Presiden Amerika Serikat, dan Order of Lenin dari Uni Soviet. Ia sangat dihormati di Afrika
Selatan dan lebih dikenal dengan nama klan Xhosa-nya, Madiba atau tata. Nelson Mandela
sering dijuluki "bapak bangsa".

B. LATAR BELAKANG NELSON MANDELA


Mandela lahir tanggal 18 Juli 1918 di desa Mvezo di Umtatu, waktu itu terletak
di Provinsi Cape, Afrika Selatan. Dengan nama depan Rolihlahla, istilah Xhosa yang berarti

"pembuat masalah", ia nantinya justru lebih dikenal dengan nama klannya, Madiba. Kakek
buyut dari ayahnya, Ngubengcuka, adalah penguasa suku Thembu di Teritori Transkei yang
saat ini menjadi provinsi Eastern Cape di Afrika Selatan. Salah satu putranya, Mandela,
menjadi kakek Nelson dan sumber nama belakangnya. Karena Mandela adalah satu-satunya
putra raja yang ibunya berasal dari klan Ixhiba, "Dinasti Tangan Kiri", keturunan cabang
kadet keluarga kerajaannya bersifat morganatik, artinya tidak berhak mewarisi takhta tetapi
diakui sebagai anggota dewan kerajaan yang jabatannya turun temurun. Karena itu, ayahnya,
Gadla Henry Mphakanyiswa, merupakan kepala sukusetempat dan anggota dewan kerajaan;
ia dilantik tahun 1915 setelah pendahulunya dituduh korupsi oleh hakim kulit putih yang
berkuasa waktu itu. Pada tahun 1926, Gadla juga dituduh melakukan korupsi dan Nelson
kelak diberitahu bahwa ayahnya dipecat karena bersikukuh menolak permintaan hakim yang
tidak masuk akal. Sebagai penyembah dewa Qamata, Gadla adalah seorang poligamis yang
memiliki empat istri, empat putra, dan sembilan putri, yang tinggal di beberapa desa. Ibu
Nelson, Nosekeni Fanny, adalah istri ketiga Gadla yang merupakan putri Nkedama dari
Dinasti Tangan Kanan dan anggota klan ama Mpemvu.
Untuk mendapatkan keterampilan supaya bisa menjadi anggota dewan penasihat
untuk keluarga raja Thembu, Mandela mengenyam pendidikan menengah di Clarkebury
Boarding Institute di Engcobo, institusi bergaya Barat yang merupakan sekolah Afrika
berkulit

hitam

terbesar

di Thembuland. Dirancang

supaya

murid-muridnya

saling

bersosialisasi setiap hari, ia mengklaim kehilangan sikap "tertutupnya" dan berteman baik
dengan wanita untuk pertama kalinya; ia mulai berolahraga dan merintis kecintaannya dalam
berkebun. Setelah menyelesaikan Junior Certificate selama dua tahun, pada tahun 1937 ia
pindah ke Healdtown, perguruan Methodis di Fort Beaufort yang juga dihadiri sebagian besar
anggota keluarga raja Thembu, termasuk Justice. Kepala sekolah menekankan superioritas
budaya dan pemerintahan Inggris, namun Mandela semakin tertarik dengan budaya Afrika
pribumi dan berteman untuk pertama kalinya dengan orang non-Xhosa, seorang
penutur bahasa Sotho, dan dipengaruhi salah satu guru favoritnya, seorang Xhosa yang
mematahkan tabu dengan menikahi orang Sotho. Selain menghabiskan waktu luangnya
dengan berlari dan tinju, pada tahun keduanya Mandela memutuskan menjadi prefek.
Dengan bantuan Jongintaba, Mandela mengambil gelar Bachelor of Arts (BA)
di University of Fort Hare, institusi kulit hitam elit di Alice, Eastern Cape dengan kurang
lebih 150 mahasiswa. Di sana ia belajar bahasa Inggris, antropologi, politik, pemerintahan

pribumi, danhukum Belanda Romawi pada tahun pertamanya, dan ingin menjadi penerjemah
atau juru tulis di Departemen Urusan Pribumi. Mandela menetap di asrama Wesley House,
berteman dengan Oliver Tambo dan sesama anggota sukunya, K.D. Matanzima. Melanjutkan
ketertarikannya di bidang olahraga, Mandela mengambil kelas tari ballroom, dan terlibat
dalam pementasan drama tentang Abraham Lincoln. Sebagai anggota Students Christian
Association, ia memimpin kelas Injil untuk masyarakat setempat dan menjadi pendukung
Britania Raya ketika Perang Dunia Kedua pecah. Meski teman-temannya memiliki hubungan
denganKongres Nasional Afrika (ANC) dan gerakan anti-impterialis, Mandela tidak mau
terlibat. Setelah membantu mendirikan House Committee untuk mahasiswa tahun pertama
yang melawan dominasi mahasiswa tahun kedua, di akhir tahun pertamanya ia terlibat aksi
boikot Students' Representative Council (SRC) terhadap kualitas makanan, sehingga ia
diskors sementara dari universitas; ia meninggalkan kuliahnya tanpa gelar. Saat belajar
hukum di University of Witwatersrand, Mandela adalah satu-satunya orang pribumi Afrika di
fakultas tersebut, dan meski menghadapi rasisme ia berteman dengan sejumlah mahasiswa
Eropa, Yahudi, dan India liberal dan komunis, termasuk Joe Slovo, Harry Schwarz, dan Ruth
First. Setelah bergabung dengan ANC, Mandela semakin dipengaruhi Sisulu dan
menghabiskan waktunya bersama aktivis lain di rumah Sisulu di Orlando, termasuk teman
lamanya Oliver Tambo. Tahun 1943, Mandela bertemu Anton Lembede, seorang nasionalis
Afrika yang sangat menentang front ras bersatu terhadap kolonialisme dan imperialisme atau
aliansi dengan kaum komunis. Meski berteman dengan orang non-kulit hitam dan komunis,
Mandela mendukung pandangan Lembede, percaya bahwa orang Afrika kulit hitam harus
terbebas sepenuhnya dalam perjuangan mendapatkan penentuan nasib sendiri secara
politik. Merasa perlunya sayap pemuda untuk memobilisasi penduduk Afrika secara besarbesaran dalam penentangan penindasan mereka, Mandela ikut dalam delegasi yang
memberitahu Presiden ANC Alfred Bitini Xuma soal rencana tersebut dirumahnya
di Sophiatown; African National Congress Youth League (ANCYL) didirikan pada Minggu
Paskah 1944 di Bantu Men's Social Centre di Eloff Street; Lembede menjadi Presiden dan
Mandela menjadi anggota komite eksekutif.
Di rumah Sisulu, Mandela bertemu Evelyn Mase, seorang aktivis ANC dan perawat
dari Engcobo, Transkei. Menikah tanggal 5 Oktober 1944, setelah awalnya tinggal bersama
kerabat Evelyn, mereka menyewa Rumah no. 8115 di Orlando pada awal 1946. Anak
pertama mereka, Madiba "Thembi" Thembekile, lahir bulan Februari 1946, sementara
seorang putri bernama Makaziwe lahir tahun 1947 namun meninggal 9 bulan kemudian

10

akibat meningitis. Mandela menikmati kehidupan


rumah tangga, mengajak ibu dan saudarinya Leabie
untuk tinggal bersamanya. Pada awal 1947, masa
kerjanya di Witkin, Sidelsky and Edelman selama
tiga tahun berakhir dan ia memutuskan menjadi
mahasiswa purnawaktu, bergantung pada pinjaman
dari Bantu Welfare Trust.

C. PENGABDIAN NELSON MANDELA


Bulan Juli 1947, Mandela melarikan Lembede ke rumah sakit, tempat ia meninggal
dunia; Lembede digantikan sebagai presiden ANCYL oleh Peter Mda yang lebih moderat dan
sepakat bekerja sama dengan kaum komunis dan non-kulit hitam. Mda menunjuk Mandela
sebagai sekretaris ANCYL. Pada Desember 1947, Mandela tidak sependapat dengan
pendekatan Mda untuk mendukung upaya pengusiran kaum komunis dari ANCYL, karena
ideologi mereka dianggap tidak Afrikawi; upaya ini terbukti gagal. Tahun 1947, Mandela
terpilih masuk komite eksekutif ANC Transvaal di bawah presiden regional C.S. Ramohanoe.
Ketika Ramohanoe bertindak melawan keinginan Komite Eksekutif Transvaal dengan bekerja
sama dengan orang India dan komunis, Mandela termasuk salah satu yang memaksanya
mengundurkan diri.
Pada pemilihan umum Afrika Selatan 1948 yang hanya boleh diikuti penduduk kulit
putih, Partai Herenigde Nasionale yang didominasi Afrikaner pimpinan Daniel Franois
Malan menang

dan

bergabung

dengan Partai

Afrikaner menjadi Partai

Nasional.

Karena rasialis secara terbuka, partai ini meresmikan dan memperluas segregasi ras melalui
undang-undang apartheid yang baru. Semakin meningkat pengaruhnya di ANC, Mandela dan
kader-kadernya mulai menyerukan aksi langsung terhadap apartheid, seperti boikot dan
mogok, yang dipengaruhi oleh taktik masyarakat India Afrika Selatan. Xuma tidak
mendukung aksi ini dan didepak dari kursi presiden melalui pemungutan suara tidak percaya
dan digantikan oleh James Moroka dan kabinet yang lebih militan yang terdiri dari Sisulu,
Mda, Tambo, dan Godfrey Pitje; Mandela kelak berkata bahwa "Kami sekarang telah
memandu ANC ke jalur yang lebih radikal dan revolusioner." Karena meluangkan waktunya
untuk politik, Mandela gagal pada tahun terakhirnya sebanyak tiga kali di Witwatersrand;
gelarnya akhirnya ditahan permanen pada Desember 1949.

11

Mandela menggantikan Xuma sebagai Eksekutif Nasional ANC pada bulan Maret
1950. Bulan itu, Defend Free Speech Convention diadakan di Johannesburg dan meminta
para aktivis Afrika, India, dan komunis melakukan mogok massal anti-apartheid. Mandela
menentang mogok tersebut karena tidak dipimpin ANC, tetapi mayoritas pekerja berkulit
hitam

terlibat,

sehingga

kepolisian

terpaksa

meningkatkan

aksi

kekerasan

dan

memperkenalkan Undang-Undang Pemberantasan Komunisme 1950 yang memengaruhi aksi


semua kelompok pengunjuk rasa. Pada tahun 1950, Mandela terpilih sebagai presiden
nasional ANCYL; di konferensi nasional ANC Desember 1951, ia terus menentang front ras
bersatu, sayangnya ia kalah jumlah suara. Sejak itu, ia mengubah seluruh sudut pandangnya
dan beralih ke pandangan tadi; dipengaruhi teman-temannya seperti Moses Kotane dan
dukungan Uni Soviet terhadapperang pembebasan nasional. Ketidakpercayaan Mandela
terhadap komunisme juga patah. Ia terpengaruh tulisan-tulisan Karl Marx,Friedrich
Engels, Vladimir Lenin, Joseph Stalin, dan Mao Zedong, dan menganut materialisme
dialektik. Pada April 1952, Mandela mulai bekerja di firma hukum H.M. Basner, meski
komitmen kerja dan aktivismenya yang meningkat berarti ia menghabiskan lebih sedikit
waktunya untuk keluarga.

12

Tahun

1952,

ANC

memulai

persiapan Defiance Campaign gabungan terhadap


apartheid dengan kelompok India dan komunis dan
mendirikan

National

Voluntary

Board

untuk

merekrut voluntir. Tentang jalur pemberontakan


non-kekerasan yang dipengaruhi Mohandas Gandhi,
beberapa pihak menganggapnya pilihan yang etis,
tetapi Mandela menganggapnya pragmatis. Di rapat
umum Durban tanggal

22

Juni,

Mandela

menyampaikan pidato di hadapan 10.000 orang,


memulai protes kampanye, yang karena itu ia
ditangkap dan ditahan sementara di penjara Marshall Square. Seiring berlanjutnya protes,
keanggotaan ANC meledak dari 20.000 menjadi 100.000; pemerintah menanggapi dengan
penangkapan

massal

dan

memperkenalkan Undang-Undang

Keselamatan

Umum

1953 supaya bisa menerapkan darurat militer. Bulan Mei, pihak berwenang melarang
Presiden ANU

Transvaal J.

B.

Marks tampil

di

hadapan

publik;

karena

gagal

mempertahankan posisinya, ia menyarankan agar Mandela menggantikannya. Meski


kelompok ultra-Afrikanis Bafabegiya menentang pencalonannya, Mandela terpilih sebagai
presiden regional pada bulan Oktober October.
Tanggal 30 Juli 1952, Mandela ditangkap di bawah UU Pemberantasan Komunisme
dan diadili sebagai bagian dari 21 orang terdakwatermasuk Moroka, Sisulu, dan Dadoo
di Johannesburg. Dinyatakan bersalah karena "komunisme menurut undang-undang",
hukuman kerja paksa mereka selama sembilan bulan diperpanjang menjadi dua tahun. Bulan
Desember, Mandela dijatuhkan larangan menghadiri pertemuan atau berbicara kepada lebih
dari satu orang dalam satu waktu selama enam bulan, sehingga kepresidenan ANU Transvaalnya menjadi tidak praktis. Defiance Campaign berangsur-angsur selesai. Bulan September
1953, Andrew Kunene membacakan pidato "No Easy Walk to Freedom" Mandela di sebuah
pertemuan ANC Transvaal; judulnya diambil dari kutipan pemimpin kemerdekaan
India Jawaharlal Nehru, kelak memengaruhi pemikiran Mandela. Pidato ini menetapkan
rencana cadangan seandainya ANC dibubarkan. Rencana Mandela (Mandela Plan) atau MPlan ini terdiri dari pembelahan organisasi menjadi struktur sel dengan kepemimpinan yang
lebih tersentralisasi. Mandela mendapatkan pekerjaan sebagai pengacara untuk firma
Terblanche and Briggish sebelum pindah ke Helman and Michel yang liberal dan lulus tes
kualifikasi untuk menjadi pengacara penuh. Pada Agustus 1953, Mandela dan Oliver Tambo

13

membuka firma hukumnya sendiri, Mandela and Tambo, yang beroperasi di pusat kota
Johannesburg. Sebagai satu-satunya firma hukum milik orang Afrika di negara itu, firma ini
populer di kalangan orang kulit hitam yang merasa dirugikan dan sering menangani kasus
kebrutalan polisi. Karena tidak disukai pihak berwenang, firma ini dipaksa pindah ke lokasi
terpencil setelah izin pendiriannya dicabut sesuai Group Areas Act; akibatnya, pengguna jasa
mereka menyusut. Walau putri kedua, Makaziwe Phumia, lahir pada Mei 1954, hubungan
Mandela dengan Evelyn merenggang dan Evelyn menuduhnya selingkuh. Bukti-bukti muncul
bahwa ia selingkuh dengan anggota ANC Lillian Ngoyi dan sekretaris Ruth Mompati; klaim
kuat namun tanpa bukti menandakan Mompati memiliki anak dengan Mandela. Karena jijik
akan kelakuan putranya, Nosekeni pulang ke Transkei, sedangkan Evelyn memeluk SaksiSaksi Yehuwa dan menentang obsesi politik Mandela. Mandela berpendapat bahwa ANC
"tidak punya alternatif terhadap pemberontakan bersenjata dan keras" setelah terlibat dalam
unjuk rasa yang gagal mencegah penggusuran kota pinggiran berpenduduk kulit hitam
Sophiatown, Johannesburg, pada Februari 1955. Ia menyarankan Sisulu agar meminta
persenjataan dari Republik Rakyat Tiongkok, tetapi meski mendukung perjuangan antiapartheid, pemerintah Cina percaya gerakan ini tidak cukup siap untuk perang
gerilya. Dengan keterlibatan South African Indian Congress, Coloured People's Congress,
South African Congress of Trade Unions dan Congress of Democrats, ANC berencana
mengadakanKongres Rakyat, meminta semua warga Afrika Selatan mengirimkan proposal
untuk zaman pasca-apartheid. Berdasarkan tanggapan-tanggapan ini, Piagam Kebebasan
dirancang oleh Rusty Bernstein yang isinya meminta pembentukan negara demokratis nonrasialis disertai nasionalisasi industri besar. Saat piagam ini diadopsi pada konferensi Juni
1955 di Kliptown yang dihadiri 3000 delegasi, polisi membubarkan acara, namun ini tetap
menjadi bagian utama ideologi Mandela.
Mandela melanjutkan tur Afrikanya, bertemu banyak pendukung dan politikus di
Zambia, Zimbabwe, Namibia, Libya, dan Aljazair, kemudian ke Swedia untuk reuni dengan
Tambo, lalu London, tempat ia tampil di konser Nelson Mandela: An International Tribute for
a Free South Africa di Wembley Stadium. Ketika mendorong negara-negara asing untuk
mendukung sanksi terhadap pemerintah apartheid, di Perancis ia disambut Presiden Franois
Mitterrand, di Kota Vatikan ia disambut Paus Yohanes Paulus II, dan di Inggris ia
bertemu Margaret Thatcher. Di Amerika Serikat, ia bertemu Presiden George H.W. Bush,
berpidato di Kongres, dan berkunjung ke delapan kota; ia populer di kalangan masyarakat
Afrika-Amerika. Di Kuba, ia bertemu Presiden Fidel Castro yang sudah lama digemarinya;

14

keduanya

bersahabat. Di

Asia

ia

bertemu

Presiden R.

Venkataraman di

India,

Presiden Suharto di Indonesia dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad di Malaysia, sebelum
mengunjungi Australia dan Jepang. Ia justru tidak mengunjungi Uni Soviet, pendukung lama
ANC. Pada Mei 1990, Mandela memimpin delegasi multirasial ANC dalam negosiasi
pendahuluan dengan delegasi 11 pria Afrikaner pemerintah. Mandela membuat mereka
terkesan dengan diskusinya seputar sejarah Afrikaner, dan negosiasi ini berujung pada Groot
Schuur Minute, yaitu pemeirntah mencabut keadaan darurat. Bulan Agustus, Mandela
mengakui kekurangan militer ANC yang sangat besarmenawarkan gencatan senjata,
Pretoria Minute, yang karena itulah ia dikritik habis-habisan oleh aktivis MK. Ia
menghabiskan banyak waktu untuk menyatukan dan membangun ANC, tampil di konferensi
Johannesburg bulan Desember yang dihadiri 1.600 delegasi, kebanyakan menganggap
Mandela lebih moderat daripada yang diharapkan. Pada konferensi nasional ANC Juli 1991
di Durban, Mandela mengakui kekurangan-kekurangan partai ini mengumumkan rencananya
untuk membangun "satuan tugas yang kuat dan kokoh" agar memperoleh kekuasaan
mayoritas. Di konferensi tersebut, ia diangkat sebagai Presiden ANC, menggantikan Tambo
yang sakit, dan eksekutif nasional multigender dan multiras dipilih bersama-sama.
Dengan penetapan pemilu pada tanggal 27 April 1994, ANC mulai berkampanye,
membuka 100 posko pemilu, dan mempekerjakan penasihat Stanley Greenberg. Greenberg
merancang pondasi People's Forums di seluruh negeri, sehingga Mandela bisa tampil; meski
merupakan pembicara publik yang buruk, Greenberg adalah tokoh terkenal dengan status
tinggi

di

kalangan

penduduk

kulit

hitam

Afrika

Selatan. ANC

mengampanyekan Reconstruction and Development Programme (RDP), yaitu program


pembangunan satu juta rumah dalam lima tahun, penciptaan pendidikan gratis universal, dan
perluasan akses air bersih dan listrik. Slogan partai ini adalah "a better life for all" (kehidupan
yang

lebih

baik

untuk

semua),

walaupun

tidak

dijelaskan

dari

mana

pendanaannya. Selain Weekly Maildan New Nation, pers Afrika Selatan menentang
pencalonan Mandela, mengkhawatirkan konflik etnis, dan mendukung Partai Nasional
atau Partai Demokrat. Mandela menghabiskan banyak waktu untuk menggalang dana untuk
ANC, keliling Amerika Utara, Eropa, dan Asia untuk bertemu donatur-donatur kaya,
termasuk mantan pendukung rezim apartheid. Ia juga mengusulkan pengurangan batas usia
memberi suara dari 18 tahun menjadi 14; setelah ditolak ANC, kebijakan ini menjadi bahan
tertawaan. Khawatir bahwa COSAG akan mengacaukan pemilu, terutama pasca Pertempuran
Bop dan Pembantaian Shell Housemasing-masing kekerasan yang melibatkan AWB dan

15

InkathaMandela bertemu beberapa politikus dan jenderal Afrikaner, termasuk P.W.


Botha, Pik Botha, dan Constand Viljoen, membujuk mereka untuk ikut sistem demokrasi, dan
de Klerk meyakinkan Buthelezi dari Inkatha untuk ikut pemilu alih-alih melancarkan perang
separatis. Selaku ketua kedua partai besar tersebut, de Klerk dan Mandela tampil dalam acara
debat televisi; meskipun de Kler dianggap luas sebagai pembicara terbaik di acara ini,
tawaran Mandela untuk bersalaman mengejutkannya, sehingga banyak komentator
menganggap Mandela-lah yang menang. Pemilihan umum berlangsung dengan sedikit aksi
kekerasan, termasuk bom mobil sel AWB yang menewaskan 20 orang. Mandela memberi
suara di Ohlange High School di Durban, dan meski menjadi Presiden terpilih, ia mengaku
secara terbuka bahwa pemilu ini penuh penipuan dan sabotase. Dengan 62% suara nasional,
ANC tinggal sedikit lagi mencapai dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk mengubah
konstitusi. ANC juga menang di 7 provinsi, sementara masing-masing Inkatha dan Partai
Nasional 1 provinsi.
Di South Africa, Mandela secara luas dianggap sebagai "bapak bangsa", dan "bapak
pendiri

demokrasi", dipandang

Washington dan Lincoln digabung

sebagai

"pembebas

bangsa,

menjadi

satu". Pada

tahun

sang
2004,

penyelamat,
Johannesburg

memberikan Mandela kunci kota, dan pusat perbelanjaan Sandton Square diganti namanya
menjadi Nelson Mandela Squaresetelah sebuah patung Mandela dipasang di sana. Tahun
2008, patung Mandela dipasang di Groot Drakenstein Correctional Centre, sebelumnya
Penjara Victor Verster, dekat Cape Town, di titik tempat Mandela dibebaskan dari penjara. Ia
juga mendapat banyak pujian dari dunia internasional. Pada tahun 1993, ia menerima Hadiah
Perdamaian Nobel bersama de Klerk. Bulan November 2009, Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa menetapkan ulang tahun Mandela, 18 Juli, sebagai "Hari Mandela", yang
menandakan kontribusinya untuk perjuangan anti-apartheid. Peringatan ini meminta semua
orang menyumbangkan 67 menit waktunya untuk menolong orang lain. Angka tersebut
diambil dari 67 tahun masa keterlibatan Mandela dalam pergerakan anti-apartheid.
Selain US Presidential Medal of Freedom, dan Order of Canada, ia merupakan orang
hidup pertama yang mendapatkan status warga negara kehormatan Kanada. Setelah menjadi
penerima terakhir Hadiah Perdamaian Lenin dari Uni Soviet, pada tahun 1990 ia
menerima Bharat Ratna Award dari pemerintah India, dan tahun 1992 ia menerima Nishan-ePakistan dari Pakistan. Pada tahun 1992, ia dianugerahkan Atatrk Peace Award oleh Turki.
Ia menolaknya karena waktu itu Turki melakukan serangkaian pelanggaran hak asasi

16

manusia, namun akhirnya diterima Mandela tahun 1999. Elizabeth II menganugerahkan


Mandela Bailiff Grand Cross of the Order of St. John danOrder of Merit.
Banyak artis yang mempersembahkan lagunya kepada Mandela. Salah satu lagu
yang paling terkenal adalah "Free Nelson Mandela" dari The Special AKA tahun 1983, yang
juga dinyanyikan Elvis Costello dan sama-sama terkenal. Stevie Wonder mendedikasikan
PialaOscar 1985 untuk lagu "I Just Called to Say I Love You"-nya kepada Mandela, sampaisampai musiknya dilarang beredar oleh South African Broadcasting Corporation.[343] Tahun
1985, album Youssou N'Dour Nelson Mandela adalah rilis pertama artis Senegal ini di
Amerika Serikat. Artis-artis lain yang merilis lagu atau video sebagai penghormatan untuk
Mandela meliputi Johnny Clegg, Hugh Masekela, Brenda Fassie, Beyond, Nickelback, Raffi,
dan Ampie du Preez dan AB de Villiers.

17

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Nelson Rolihlahla Mandela, lahir di kota Mvezo, Afrika Selatan, pada tanggal 18
Juli 1918 dan meninggal di Johannesburg, Afrika Selatan, tanggal 5 Desember 2013 (pada
umur 95 tahun). Beliau adalah seorang revolusioner anti-apartheid dan politisi Afrika
Selatan yang menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan sejak 1994 sampai 1999. Ia adalah
orang Afrika Selatan berkulit hitam pertama yang memegang jabatan tersebut dan presiden
pertama yang terpilih melalui keterwakilan penuh, dalam sebuah pemilu multiras.
Pemerintahannya berfokus pada penghapusan pengaruh apartheid dengan memberantas
rasisme, kemiskinan dan kesenjangan, dan mendorong rekonsiliasi rasial. Selaku nasionalis
Afrika dan sosialis demokratik, ia menjabat sebagai Presiden Kongres Nasional Afrika(ANC)
pada 1991 sampai 1997. Selain itu, Mandela pernah menjadi Sekretaris Jenderal Gerakan
Non-Blok pada 1998 sampai 1999.
Ia terlahir dari keluarga kerajaan Thembu dan bersuku Xhosa, Mandela belajar
hukum di Fort Hare University dan University of Witwatersrand. Ketika menetap
di Johannesburg, ia terlibat dalam politik anti-kolonial, bergabung dengan ANC, dan menjadi

18

anggota

pendiri Liga

Pemuda

ANC.

Setelah

kaum nasionalis

Afrikaner dari Partai

Nasional berkuasa tahun 1948 dan menerapkan kebijakan apartheid, popularitas Mandela
melejit di Defiance Campaign ANC tahun 1952, terpilih menjadi Presiden ANC Transvaal,
dan menghadiri Congress of the People tahun 1955. Sebagai pengacara, ia berulang kali
ditahan karena melakukan aktivitas menghasut dan, sebagai ketua ANC, diadili di Pengadilan
Pengkhianatan pada 1956 sampai 1961, namun akhirnya divonis tidak bersalah. Meski
awalnya berunjuk rasa tanpa kekerasan, ia dan Partai Komunis Afrika Selatan mendirikan
militan Umkhonto we Sizwe (MK) tahun 1961 dan memimpin kampanye pengeboman
terhadap

target-target

pemerintahan.

Pada

1962,

ia

ditahan

dan

dituduh

melakukan sabotasedan bersekongkol menggulingkan pemerintahan, dan dihukum penjara


seumur hidup di Pengadilan Rivonia.
Mandela menjalani masa kurungan 27 tahun, pertama di Pulau Robben, kemudian
di Penjara Pollsmoor dan Penjara Victor Verster. Kampanye internasional yang menuntut
pembebasannya membuat Mandela dibebaskan tahun 1990. Setelah menjadi Presiden ANC,
Mandela menerbitkan otobiografi dan bernegosiasi dengan Presiden F.W. de Klerk untuk
menghapuskan apartheid dan melaksanakanpemilu multiras tahun 1994 yang kelak
dimenangkan ANC. Ia terpilih sebagai Presiden dan membentuk Pemerintahan Persatuan
Nasional. Selaku Presiden, ia menyusun konstitusi baru dan membentuk Komisi Kebenaran
dan Rekonsiliasi untuk menyelidiki pelanggaran-pelanggaran HAM sebelumnya. Ia juga
memperkenalkan kebijakan reformasi lahan, pemberantasan kemiskinan, dan perluasan
cakupan layanan kesehatan. Di luar negeri, ia bertindak sebagai mediator antara Libya dan
Britania

Raya

dalam pengadilan

pengeboman

Pan

Am

Penerbangan

103 dan

mengawasi intervensi militer di Lesotho. Ia menolak mencalonkan diri untuk kedua kalinya
dan digantikan oleh wakilnya, Thabo Mbeki. Ia kemudian menjadi negarawan ulung yang
berfokus pada aktivitas amal demi memberantas kemiskinan dan HIV/AIDS melalui Nelson
Mandela Foundation. Kontroversial nyaris sepanjang hayatnya, para kritikus sayap kanan
menyebut Mandela teroris dan simpatisan komunis. Meski begitu, ia memperoleh pengakuan
internasional atas sikap anti-kolonial dan anti-apartheidnya, menerima lebih dari 250
penghargaan,

termasuk Hadiah

Perdamaian

Nobel 1993, Medali

Kebebasan

Presiden Amerika Serikat, dan Order of Lenin dari Uni Soviet. Ia sangat dihormati di Afrika
Selatan dan lebih dikenal dengan nama klan Xhosa-nya, Madiba atau tata. Nelson Mandela
sering dijuluki "bapak bangsa".

19

20

Anda mungkin juga menyukai