Mata Pelajaran
Kelas
: KIMIA
: X (Sepuluh)
PENGESAHAN
Mengetahui
2013
Pengawas,
Pallangga,15 Juli
Kepala Sekolah,
Drs.H.Bahrun.HP
M.Si
NIP : 19621231.198301.1.027
19610323.198603.2.008
Dra. Fatmawati,
NIP
KALENDER PENDIDIKAN
PROGRAM TAHUNAN
RINCIAN
WAKTU EFEKTIF
PROGRAM SEMESTER
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
PEMETAAN STANDAR ISI
SILABUS
RENCANA PELAKSANAAN
PEBELAJARAN (RPP)
PROGRAM
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
TAHUNAN
:
:
No
.
Bulan
1.
2.
Juli
Agustus
Septemb
3.
er
4. Oktober
Novemb
5.
er
Desemb
6.
er
Jumlah
26
17
Keterangan
Libur awal ramadhan
Libur idul fitri
2 Pk Mid semester ganjil
US dan pengolahan nilai
N
0
G
A
N
J
I
L
Standar
Kompetensi
1. Memahami
Struktur Atom,
Sifat-sifat
periodic unsur
dan ikatan
kimia
Kpmpetensi Dasar
Aloka
si
Wakt
u
6 jam
2 jam
6 jam
2 jam
Ket.
3. Memahami
hukumhukum dasar
kimia
dan
penerapanny
a
dalam
perhitungan
kimia
(Stoikiometri)
4 jam
Ulangan Hariaan ke -3
2 jam
8 jam
Ulangan harian Ke - 4
Semester Ganjil
Total Keseluruhan
2 jam
2 jam
34 jam
5
N
0
Standar
Kompetensi
7. Memahami
Sifat-sifat
larutan non
elektrolit dan
elektrolit, serta
reaksi oksidasi
reduksi.
4 jam
Ulangan Harian Ke -1
2 jam
Kpmpetensi Dasar
Aloka
si
Wakt
u
9. Memahami
sifat-sifat
senyawa
organik atas
dasar gugus
fungsi dan
senyawa
makromoleku
l.
6 jam
2 jam
2 jam
8 jam
Ulangan Harian ke - 3
2 jam
4 jam
2 jam
4.4 Menjelasskan kegunaan dan komposisi
senyawa hidrokarbon dalam
Ket.
kehidupan
sehari-hari dalam bidang pangan,
sandang,
dan papan, perdagangan, seni
astetika
Ulangan Harian ke - 4
Semester genap
Jumlah Keseluruhan
2 jam
2 jam
36 jam
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
KRITERIA KETUNTASAN
MINIMAL
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
Pemahaman konsep
Kelas
Standar Kompetensi
:
:
: X (Sepuluh)
: 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
70
KKM
dasar
Menentukan partikel
elektron dan netron)
70
70
70
72
72
70
68
72
70
67
72
70
67
72
70
68
72
70
68
72
70
72
72
70
70
68
72
70
70
72
72
70
70
69
69
pengelompokan
69
dasar
(proton,
69
relatif
Mengklasifikasikan unsur
isotop, isobar dan isoton
ke
dalam
Mengklasifikasikan unsur ke
logam, non logam dan metaloid
dalam
69
75
Menganalisis
tabel,
grafik
untuk
menentukan keteraturan jari-jari atom,
energi ionisasi, afinitas elektron dan
keelektronegatifan
Nilai Rata-rata KD-1.1
70
70
70
70
70
70
71
72
71
70
72
72
72
70
70
72
72
70
71
70
72
70
71
72
70
70
70
70
72
70
71
70
68
70
71
70
70
70
70
70
Standar Kompetensi
70
70
71
70
70
70
68
70
70
Menuliskan
sederhana
70
70
70
70
70
70
70
70
nama
senyawa
organik
dan
70
69
dasar
serta
69
69
69
70
69
67
67
70
69
69
72
70
Membuktikan
percobaan
hukum
Proust
melalui
70
69
72
70
70
69
72
70
70
69
72
70
70
69
72
70
70
69
72
70
70
69
72
70
70
69
72
70
70
69
72
70
KKM =
70
70
= 70
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
:
:
Kelas/Semester
Pertemuan
Alokasi Waktu
X / Ganjil
Ke- 1, 2, dan 3
6 x 45 menit
:
:
A. Standar Kompetensi
1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur dan ikatan kimia.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Memahami sruktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan
sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya melalui
pemahaman konfigurasi elektron.
C.Indikator
Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan
masing-masing teori atom berdasarkan data percobaan
Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya
Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur
Menentukan partikel dasar (proton, elektron dan netron)
Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi
Menentukan hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik
Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik
Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton
Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid
Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron dan keelektronegatifan
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan struktur atom berdasarkan hasil eksperimen yang menunjukkan adanya
partikel dasar atom (elektron, proton dan neutron)
Siswa dapat menentukan jumlah proton, elektron dan neutron suatu unsur berdasarkan nomor
atom dan nomor massanya atau sebaliknya
Siswa dapat menentukan elektron valensi unsur dari konfigurasi elektron dan tabel periodic
Siswa dapat menentukan isotop, isobar dan isoton suatu unsur
Siswa dapat menentukan sifat-sifat unsur dan massa atom relatif dari tabel periodik
Siswa dapat menganalisis tabel atau grafik sifat keperiodikan suatu unsur (jari-jari atom, afinitas
elektron, energi ionisasi, elektronegatifitas, sifat logam dan non logam)
Siswa dapat membandingkan perkembangan teori atom dari teori atom Dalton hingga teori atom
Niels Bohr
Siswa dapat membandingkan perkembangan tabel periodik melalui studi kepustakaan
Siswa dapat menentukan golongan dan periode unsur-unsur dalam tabel periodik
E. Materi Pembelajaran
1. Konsep prasyarat
Konsep Perubahan Materi
Beberapa unsur di alam yang lazim
2. Materi pokok
A. Struktur Atom
Partikel Penyusun Atom
Bentuk dan susunan atom belum mampu dilihat sehingga beberapa ahli membuat suatu model
untuk menjelaskan keadaan atom sebenarnya melalui gejala yang ditangkap dari sifat unsur sebab atom
merupakan bagian yang terkecil dari unsur.atom masih terdiri atas sub atom yang disebut partikel dasar
yaitu proton, electron dan neutron.
Partikel
Proton
Neutron
Elektron
Lambang
P
n
e
Penemu
Goldstein
J.Chadwick
JJ.Thomson
Massa(sma)
1,00728
1,00866
0,00055
Massa(kg)
1,67x10-27
1,67x10-27
9,11x10-31
Muatan
+1
0
-1
X
Z
Catatan :
Untuk Atom netral berlaku aturan :
Z = p = e
n = A - Z
Untuk Atom bermuatan positif berlaku aturan :
Z = p
e = p - ion
n = A - Z
Untuk Atom bermuatan negatif berlaku aturan :
Z = p
e = p + ion
n = A - Z
Contoh :
Na
Z = p = e = 11
A = 23
n = A- Z = 23 11 = 12
jadi p = 11, e = 11 dan n = 12
Isotop, Isobar dan Isoton
Isotop : atom-atom unsure yang sama nomor atomnya tapi nomor massanya beda.
Contoh : C dan C
Isobar : atom-atom dengan nomor massa sama tapi nomor atomnya berbeda.
Contoh : C dan N
Isoton : atom-atom dengan jumlah neutron sama tapi nomor atomnya berbeda.
Contoh :
Al dan
Si
Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron adalah jumlah elektron maksimum yang dapat mengisi setiap kulit electron.
Percoban-percobaan selanjutnya mengenai model atom bertujuan untuk mengetahui bagaimana partikel
dasar penusun atom (proton, neutron dan electron) tersusun dalam atom. Jika proton dan neutron terdapat
di dalam inti atom, maka menurut model atom Bohr, electron-elektron mengelilingi inti pada lintasanlintasan tertentu yang disebut kulit atom/kulit electron atau tingkat energi.
Kulit electron diberi symbol K, L, M, dst. Dan tiap-tiap kulit hanya dapat menempung 2n2 elektron
(n=kulit electron).
No.Kulit (n)
Simbol Kulit
Jumlah elektron maks.
1
K
2
2
L
8
3
M
18
4
N
32
5
O
50
6
P
72
Catatan : pada kulit ketiga dst. Jika belum electron belum maksimum Pengisian mengikuti kulit sebelumnya.
= 2s
2p
M = 3s
3p
3d
4s
4p
4d
= 5s
5p
5d
P =
Contoh :
1s
6s
= 7s
H
3Li
12
20
Mg
Ca
4f
6p
K
K
= 1s1 .
= 1s2
L = 2s1
K = 1s2
L = 2s 2 2p3
K = 1s2
L = 2s 2 2p6
M = 3s 2
2, 8, 8, 2
= 1
= 2 .
= 1
= 2.
= 5
= 2
= 8
= 2
2.1
2 . 5
2 . 8 . 2
Elektron valensi adalah electron pada kulit terluar.EV ini digunakan dalam pembentukan ikatan
kimia jadi ev atom H = 1, Li = 1, N = 5, Mg = 2 dan Ca = 2
Perkembangan Model Atom
1. Model Atom Dalton
Menurut John Dalton, atom adalah partikel yang tidak dapat
dibelah lagi dan bentuknya seperti bola pejal.
inti
n=3
n=1
ns
atau
ns + np
satu kulit
11
3.
4.
5.
6.
SIFAT
Jari-jari
atom
Energi
Ionisasi
DEFINISI
Jarak antara kulit terluar
dengan inti atom
Energi yang diperlukan
untuk melepaskan
electron pada kulit
terluar
Sifat
Logam
dan Non
Logam
Logam : cenderung
melepas electron
Non Logam : cenderung
menangkap elektron
SIFAT SATU
GOLONGAN DARI
ATAS KE BAWAH
Makin panjang
Makin kecil
Makin besar
Makin kecil
Makin besar
(yang terbesar adalah
gol.VII A, gol VIIIA
adalah unsur-unsur yang
mulia sulit bereaksi)
Makin kecil
Makin besar
(kecuali gol VIIIA)
Mula-mula naik
puncaknya di gol IVA lalu
turun drastic terendah
pada gol VIIIA
Makin berkurang.
Waktu
15
70
b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Menugaskan siswa mengkaji literatur tentang partikel dasar atom,
konfigurasi elektron/elektron valensi, hubungannya dengan letak
unsur dalam Tabel Periodik (golongan dan periode), Massa Atom
relatif unsur dan mengklasifikasi unsur-unsur ke dalam isotop,
isobar dan isoton. (PT/TM)
- Memberi contoh soal tentang cara menentukan jumlah partikel
dasar, penentuan konfigurasi elektron/elektron valensi, hubungan
nya dengan letak unsur dalam Tabel Periodik (golongan dan
periode), penentuan Massa Atom relatif unsur dan contoh dalam
mengklasifikasi unsur-unsur kedalam isotop, isobar&isoton. (TM)
(Nilai yang ditanamkan : Rasa ingin tahu, Gemar membaca, Disiplin,
Jujur, Kerja keras, Mandiri,Toleransi, Komunikatif)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan bahasan
yang belum dipahami
- Membimbing siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
(diskusi kelompok)
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,,Toleransi,
Komunikatif)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
- Mengerjakan soal latihan di depan kelas
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat
pembelajaran.
- Guru memberi tugas di rumah (PT)
2
kesimpulan
Pertemuan 2
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Religius
dari
materi
15
65
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan bahasan
yang belum dipahami
- Membimbing siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
(diskusi kelompok)
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,,Toleransi,
Komunikatif)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
- Guru memberikan kuis
3
Pertemuan 3
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa per kelompok. Disiplin
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Komunikatif, Rasa
Ingin tahu
- Apersepsi dengan menanyakan kembali materi pada pertemuan
sebelumnya
b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Menugaskan siswa mengkaji literatur tentang sifat keperiodikan
unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,
keelektronegatifan dan kelogaman) dalam beberapa kelompok.
(PT/TM)
- Memberi contoh hubungan sifat keperiodikan unsur dengan letak
unsur-unsur dalam tabel periodik (golongan dan periode). (TM)
(Nilai yang ditanamkan : Rasa ingin tahu, Gemar membaca, Disiplin,
Jujur, Kerja keras, Mandiri,Toleransi, Komunikatif)
10
15
70
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan bahasan
yang belum dipahami
- Membimbing siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
(diskusi kelompok)
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,,Toleransi,
Komunikatif)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
- Mengerjakan soal latihan di depan kelas
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan mengenai hasil
kajian (sifat keteraturan unsur-unsur seperiode/segolongan)
- Memberi tugas rumah. (PT)
- Menginformasikan bahwa pertemuan yang akan datang dilakukan
ulangan harian 1
29
30
A. Penilaian kognitif
1. Jelaskan kelebihan dan kelemahan model atom Rutherford
2. Jelaskan kelebihan dari tabel periodik Mendeleyev
3. Tentukan jumlah proton, elektron dan neutron atom-atom berikut ;
Li
Sc
Jawaban
Skor
Total
Nilai
Li
N
Sc
O = 2 6 ev = 6
Si = 2 8 4
ev = 4
Cl = 2 8 7 ev = 7
O
Si
Cl
p=3
p=7
p = 21
e=3
e=7
e = 21
n =4
n=7
n = 24
Isobar
C dan
10
22,5
11
27,5
15
15
40
100
3
3
3
4
4
2
2
2
Golongan = IIA
Periode = 2
Golongan = IVA Periode = 3
Golongan = VIIA Periode = 3
Isotop
2
2
2
Isoton =
Al dan
Si
8 1
11Na = 2
17Cl = 2 8 7
Jari-jari atom yang lebih pendek adalah Klorida karena
muatan intinya lebih banyak
Total skor maksimal
Skor
Nilai = ------------ X 100
Skor total
B. Penilaian Afektif
No
N a m a
Jumla
h
1
2
dst
Skor maks = 24
Keterangan:
1. Kerjasama
2. Kejujuran
3. Keaktifan
4. Ketepatan waktu
5. Tanggung jawab
6. Kebersihan
Rentang skor 1 4
Skor 4 = tinggi
Predikat nilai :
Amat Baik (A)
Baik (B)
Sedang (C)
Kurang (D)
Mengetahui,
Kepala Sekolah
= 86 100
= 75 85
= 65 74
= <65
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
Nilai
Predik
at
:
:
:
:
:
A. Standar Kompetensi
1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur dan ikatan kimia
B. Kompetensi Dasar
1.2 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi
dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisik senyawa yang terbentuk
C. Indikator.
Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya
Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron
valensi bukan gas mulia (struktur Lewis)
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga
Menjelaskan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat senyawa kovalen
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa
Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan melalui
percobaan
Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam
Menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatannya
D. Tujuan pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya dengan
cara berikatan dengan unsur lain
Siswa dapat menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan
elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis)
Siswa dapat menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dan contoh senyawanya
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal. Rangkap dua, rangkap
tiga, serta contoh senyawanya
Siswa dapat menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan
elektronegatifitas melalui percobaan
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinat pada beberapa contoh senyawa
sederhana
Siswa dapat menjelaskan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik
logam
Siswa dapat memprediksi jenis ikatan yang terbentuk pada bebagai senyawa dan
membandingkan sifat fisiknya.
E. Materi Ajar
1. Konsep prasyarat
Konfigurasi Elektron
Tabel Periodik Unsur
2. Materi pokok
IKATAN KIMIA
A. SUSUNAN ELEKTRON YANG STABIL
Pada umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi bergabung dengan atom
lain membentuk senyawa. Dari 90 buah unsur alami ditambah dengan belasan unsur buatan,
dapat dibentuk senyawa dalam jumlah tak hingga. Atom-atom bergabung menjadi senyawa
yang lebih stabil dengan mengeluarkan energi.
Atom-atom bergabung karena adanya gaya tarik-menarik antara dua atom. Gaya tarikmenarik antar atom inilah yang disebut ikatan kimia. Konsep ikatan kimia pertama kali
dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis dan Langmuir dari Amerika Serikat, serta Albrecht
Kossel dari Jerman pada tahun 1916.
Adapun konsep tersebut sebagai berikut:
o Kenyataan bahwa gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa
(sekarang telah dapat dibuat senyawa dari gas mulia Kr, Xe, dan Rn), merupakan bukti
bahwa gas-gas mulia memilki susunan elektron yang stabil.
o Setiap atom memiliki kecenderungan untuk mempunyai susunan elektron yang stabil
seperti gas mulia, dengan cara melepaskan elektron, menerima elektron, atau menggunakan
pasangan elektron secara bersama-sama. Bagaimana hal ini terjadi? Sebuah atom
cenderung melepaskan elektron apabila memiliki elektron terluar 1, 2, atau 3 elektron
dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.
Contoh:
Na : 2 8 1
Gas mulia terdekat ialah 10Ne : 2 8. Jika dibandingkan dengan atom Ne, maka atom Na kelebihan
satu elektron. Untuk memperoleh kestabilan, dapat dicapai dengan cara melepaskan satu elektron.
Na (2 8 1) Na+ (2 8) + e11
Sebuah atom cenderung menerima elektron apabila memiliki elektron terluar 4, 5, 6, atau 7
elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.
Contoh:
9F : 2 7
Konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8. Konfigurasi Ne dapat dicapai
dengan cara menerima satu elektron.
F (2 7) + e- F- (2 8)
Jika masing-masing atom sukar untuk melepaskan elektron (memiliki keelektronegatifan tinggi),
maka atom-atom tersebut cenderung menggunakan elektron secara bersama dalam membentuk suatu
senyawa. Cara Ini merupakan peristiwa yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen. Misalnya atom
fluorin dan fluorin, keduanya sama-sama kekurangan elektron, sehingga lebih cenderung memakai
bersama elektron terluarnya.
Jika suatu atom melepaskan elektron, berarti atom tersebut memberikan elektron kepada atom
lain. Sebaliknya, jika suatu atom menangkap elektron, berarti atom itu menerima elektron dari atom lain.
Jadi, susunan elektron yang stabil dapat dicapai dengan berikatan dengan atom lain.
Dari konfigurasi elektron gas mulia tersebut, Lewis dan Kossel menarik kesimpulan bahwa
konfigurasi elektron suatu atom akan stabil apabila elektron terluarnya 2 (duplet) atau 8 (oktet). Pada saat
terbentuk ikatan kimia, setiap atom yang bergabung harus memenuhi aturan duplet atau oktet, dengan cara
menerima atau melepaskan elektron (terjadi perpindahan elektron). Kecenderungan atom-atom untuk
memiliki delapan elektron di kulit terluar disebut Kaidah Oktet.
B. IKATAN ION
Ikatan ion (elektrovalen) adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik-menarik
elektrostatik antara Ion positif dan ion negatif, ini terjadi karena kedua ion tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang besar. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam)
dengan atom yang menerima elektron (non logam). Atom yang melepas elektron berubah menjadi ion
positif, sedangkan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan
muatan ini, terjadi tarik-menarik (gaya elektrostatik) yang disebut ikatan ion.
Contoh:
Pembentukan senyawa natrium klorida (NaCl) dari atom natrium dan atom klorin.
Na : 2 8 1
17Cl : 2 8 7
Agar memenuhi kaidah oktet, maka atom Na harus melapaskan 1 elektron, dan atom Cl harus
menangkap 1 elektron. Jadi, atom Na memberikan 1 elektron kepada atom Cl.
11
Na+ : 2 8
Cl- : 2 8 8
+
Antara Na dan CL terjadi tarik-menarik, sehingga kedua ion itu bergabung membentuk NaCl.
Senyawa-senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa-senyawa ionik.
C. IKATAN KOVALEN
Bila atom-atom yang memiliki keelektronegatifan sama bergabung, maka tidak akan terjadi
perpindahan elektron, tetapi kedua elektron itu digunakan bersama oleh kedua atom yang berikatan.
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron bersama-sama.
Ikatan kovalen terbentuk di antara duaatom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom
bukan logam). Dua atom bukan logam saling menyumbangkan elektron agar tersedia satu atau lebih
pasangan elektron yang dijadikan milik bersama. artinya, pasangan elektron ditarik oleh inti kedua atom
yang berikatan.
1. Penulisan ikatan kovalen dengan rumus Lewis
Rumus Lewis untuk beberapa molekul kovalen dan ion sangat penting, antara lain untuk
mempelajari geometri suatu molekul.
Cara penulisan rumus Lewis, yaitu setiap elektron di kulit terluar dilambangkan dengan titik atau
silang kecil.
a. Satu elektron dilambangkan dengan satu titik
b. Elektron yang ditampilkan hanya elektron valensi unsur.
c. Elektron dalam senyawa harus sesuai aturan oktet.
2. Ikatan kovalen rangkap dua dan rangkap tiga
Dalam mencapai konfigurasi stabil gas mulia, dua atom tidak saja dapat memiliki ikatan melalui
sepasang elektron tetapi juga dapat 2 atau 3 pasang.
a. Ikatan dengan sepasang elektron milik bersama disebut ikatan tunggal. Contoh: H H
b. Ikatan dengan dua pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap dua. Contoh: O = O
c. Ikatan dengan tiga pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap tiga. Contoh: N N
3. Kepolaran ikatan kovalen
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan dan
bentuk molekulnya tidak simetris.
Contoh:
H Cl (keelektronegatifan Cl = 3,0 dan H = 2,1)
(Cl mempunyai daya tarik elektron yang lebih besar daripada H), atau atom Cl yang lebih negatif
daripada H).
4. Ikatan kovalen koordinasi
Pada ikatan kovalen biasa, pasangan elektron yang digunakan bersama dengan atom lain berasal
dari masing-masing atom unsur yang berikatan. Namun apabila pasangan elektron tersebut hanya
berasal dari salah satu atom yang berikatan, maka disebut ikatan kovalen koordinasi.
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang pasangan elektron milik bersamanya
berasal dari satu atom.
Contoh: Dalam ion NH4+ terdapat empat buah ikatan, yaitu tiga ikatan kovalen biasa dan satu
ikatan kovalen koordinasi.
D. IKATAN LOGAM
Telah kita ketahui bahwa unsur logam memiliki sedikit elektron valensi. Berarti, pada kulit luar
atom logam terdapat banyak orbital kosong. Hal ini menyebabkan elektron valensi unsur logam dapat
bergerak bebas dan dapat berpindah dari satu orbital ke orbital lain dalam satu atom atau antar atom.
Unsur logam merupakan penghantar listrik dan panas yang baik. Atom-atom logam dikelilingi oleh
elektron valensi yang membaur membentuk awan elektron yang meliputi semua atom. Suatu logam terdiri
atas ion-ion positif yang diselimuti awan elektron. Jadi, ikatan logam adalah gaya tarikmenarik antara
ion-ion positif dengan elektron-elektron pada kulit valensi dari suatu atom unsur logam.
Ikatan kimia antara atom-atom penyusun logam bukanlah ikatan ion ataupun ikatan kovalen.
Ikatan ion tidak memungkinkan karena semua atom logam cenderung ingin melepas elektron. Demikian
pula dengan ikatan kovalen. Atom logam mempunyai jumlah elektron valensi yang terlalu sedikit
sehingga sulit membentuk ikatan kovalen. Terdapat satu jenis ikatan yang dapat mengikat atom-atom
logam yaitu ikatan logam.
Salah satu teori sederhana yang menjelaskan tentang ikatan ini ialah teori lautan elektron.
Menurut teori ini, atom logam harus berikatan dengan atom-atom logam yang lain untuk mencapai
konfigurasi elektron gas mulia. Dalam model ini, setiap elektron valensi mampu bergerak bebas di dalam
tumpukan bangun logam atau bahkan meninggalkannya sehingga menghasilkan ion positif. Elektron
valensi inilah yang membawa dan Ion positif dan negatif dalam kristal senyawa ion tidak bebas bergerak
karena terikat oleh gaya elektrostatik yang kuat.
Sifat fisis senyawa ion
Beberapa sifat fisis senyawa ion antara lain:
a. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi
Diperlukan suhu yang tinggi agar ion-ion memperoleh energi kinetik yang cukup untuk mengatasi
gaya elektrostatik
b. Keras tetapi rapuh
Bersifat keras karena ion-ion positif dan negatif terikat kuat ke segala arah oleh gaya
elektrostatik. Bersifat rapuh dikarenakan lapisan-lapisan dapat bergeser jika dikenakan gaya luar, ion
sejenis dapat berada satu di atas yang lainnya sehingga timbul tolak-menolak yang sangat kuat yang
menyebabkan terjadinya pemisahan.
c. Berupa padatan pada suhu ruang
d. Larut dalam pelarut air, tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik
e. Tidak menghantarkan listrik dalam fasa padat, tetapi menghantarkan listrik dalam fasa cair. Zat
dikatakan dapat menghantarkan listrik apabila terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas membawa
muatan listrik.
Sifat fisis senyawa kovalen
Beberapa sifat fisis senyawa kovalen antara lain:
a. Berupa gas, cairan, atau padatan lunak pada suhu ruang. Dalam senyawa kovalen molekulmolekulnya terikat oleh gaya antar-molekul yang lemah, sehingga molekul-molekul tersebut dapat
bergerak relatif bebas.
b. Bersifat lunak dan tidak rapuh
c. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah
d. Umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic
e. Pada umumnya tidak menghantarkan listrik. Hal ini disebabkan senyawa kovalen tidak memiliki ion
atau elektron yang dapat bergerak bebas untuk membawa muatan listrik. Beberapa senyawa kovalen
polar yang larut dalam air, ada yang dapat menghantarkan arus listrik karena dapat terhidrolisis
membentuk ion-ion.
Sifat fisis logam
Beberapa sifat fisis logam antara lain:
a. Berupa padatan pada suhu ruang
Atom-atom logam bergabung karena adanya ikatan logam yang sangat kuat membentuk struktur
kristal yang rapat. Hal itu menyebabkan atom-atom tidak memiliki kebebasan untuk bergerak. Pada
umumnya logam pada suhu kamar berwujud padat, kecuali raksa (Hg) berwujud cair.
b. Bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa.
Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur. Hal ini dikarenakan
elektron- elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser sewaktu dikenakan
gaya luar.
c. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Diperlukan energi dalam jumlah besar untuk memutuskan ikatan logam yang sangat kuat pada
atom- atom logam.
d. Penghantar listrik yang baik
Hal ini disebabkan terdapat elektron-elektron bebas yang dapat membawa muatan listrik jika
diberi suatu beda potensial.
e. Mempunyai permukaan yang mengkilap
f. Memberi efek foto listrik dan efek termionik
Apabila elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari luar, maka akan
dapat menyebabkan terlepasnya elektron pada permukaan logam tersebut. Jika energi yang datang
berasal dari berkas cahaya maka disebut efek foto listrik, tetapi jika dari pemanasan maka disebut efek
termionik.
: Pembelajaran langsung
: Diskusi Informasi, Tanya jawab dan penugasan
: Keterampilan proses dan pembelajaran kooperatif
Waktu
a. Kegiatan awal :
Salam pembuka
Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa Disiplin
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Komunikatif, Rasa
Ingin tahu
- Apersepsi : pada pelajaran sebelumnya kamu sudah mengetahui
bahwa atom-atom dapat bergabung membentuk molekul atau ion.
Bagaimanakah hal itu terjadi? Mengapa rumus kimia air adalah
H2O? (satu atom O mengiat 2 atom H, dan rumus kimia garam
garam adalah NaCl (satu atom Na bergabung dengan 1 atom Cl)?
- Motivasi : Setelah mempelajari Bab ini, kamu akan memahami
mengapa dan bagaimana atom-atom membentuk ikatan. Selain
itu kamu juga akan memahami berbagai macam sifat zat,
misalnya, mengapa partikel air berupa molekul sedangkan partikel
garam berupa ion.
b. Kegiatan Inti :
15
60
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Memberikan diskusi informasi mengenai golongan unsur-unsur
stabil dan bagaimana unsur-unsur lain mencapai kestabilannya.
Selanjutnya kajian pustaka penulisan titik Lewis dan
pembentukan ikatan ion serta sifatnya. (TM)
- Memberi contoh soal tentang cara unsur-unsur tidak stabil dalam
mencapai kestabilan, penulisan struktur Lewis dan pembentukan
senyawa ion. (TM)
(Nilai yang ditanamkan : Rasa ingin tahu, Gemar membaca, Disiplin,
Jujur, Kerja keras, Mandiri)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan bahasan
yang belum dipahami
- Membimbing siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
(diskusi kelompok)
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,,Toleransi,
Komunikatif)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
- Mengerjakan soal latihan di depan kelas
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
15
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi
pembelajaran.
- Guru memberi kuis.
2
Pertemuan 2
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa. Disiplin
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Komunikatif, Rasa
Ingin tahu
- Apersepsi : Guru menanyakan kembali cara unsur mencapai
kestabilannya.
b. Kegiatan Inti :
10
70
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Mengkaji literatur tentang pembentukan ikatan kovalen, kovalen
koordinasi, kepolaran senyawa, ikatan logam dan prediksi
pembentukan senyawa. (PT/TM)
- Memberi contoh soal pembentukan senyawa kovalen, kovalen
koordinasi dan kepolaran senyawa. (TM)
(Nilai yang ditanamkan : Rasa ingin tahu, Gemar membaca, Disiplin,
Jujur, Kerja keras, Mandiri)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan bahasan
yang belum dipahami
- Membimbing siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
(diskusi kelompok)
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,,Toleransi,
Komunikatif)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
- Mengerjakan soal latihan di depan kelas
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
5
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
- Guru memberikan tugas rumah (PT)
3
Pertemuan 3
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa per kelompok. Disiplin
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Komunikatif, Rasa
Ingin tahu
- Guru menanyakan kesiapan siswa melakukan percobaan
b. Kegiatan Inti :
15
70
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Melakukan percobaan kepolaran beberapa senyawa (TM)
(Nilai yang ditanamkan : Rasa ingin tahu, Toleransi, Disiplin, Peduli
lingkungan, Komunikatif, Tanggung jawab)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Membimbing siswa melakukan percobaan.
- Membimbing siswa membuat laporan sementara dari hasil
percobaan.
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,,Toleransi,
Komunikatif)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan
- Menugaskan siswa membuat laporan lengkap. (KMTT)
H. Alat/Bahan Pelajaran/Sumber Belajar :
a. Alat/Bahan Pelajaran : Lembar Kerja Siswa (LKS), alat dan bahan praktikum
b. Sumber Belajar
: Buku-buku Kimia yang relevan
- Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Erlangga. Jakarta
- Rahardjo, Budi S. 2008. Kimia berbasis Eksperimen 1.
PT. Tiga serangkai Pustaka Mandiri.
I. Penilaian dan Tindak Lanjut
:
a. Penilaian
: 1. Menilai aspek kognitif dengan tes tertulis
2. Menilai aspek psikomotorik dengan tes performan
3. Menilai aspek afektif melalui observasi
b. Alat penilaian : (terlampir)
c. Tindak Lanjut :
1. Siswa yang sudah mencapai KKM diberikan pengayaan
2. Siswa yang belum mencapai KKM diberikan remedial
Mengikuti program pembelajaran kembali dengan memberikan pembahasan soalsoal uji kompetensi (menjelaskan kembali penyelesaian soal).
Memberikan tugas yang berkaitan dengan indikator / KD yang belum tuntas
Melakukan uji pemahaman ulang ( remedial)
A. Penilaian kognitif
1. Jelaskan bagaimana suatu unsur mencapai kestabilan.
2. Tuliskan titik Lewis unsur-unsur berikut : Li
3. Tuliskan proses terbentuknya ikatan ion jika unsur
24
12
Mg
35
17
berikatan dengan
Cl
Cl
Jawaban
Jika suatu unsur memiliki elektron valensi 1, 2 dan 3
cenderung melepaskan elektron untuk mencapai kestabilan,
sedangkan unsur dengan elektron valensi 5, 6 dan 7
cenderung menangkap elektron untuk menyerupai konfigurasi
elektron unsur-unsur gas mulia (duplet atau oktet).
Li
: Li .
:N:
Cl =
12
Mg = 2 8 2
= :O:
..
17
..
: Cl :
.
Cl = 2 8 7
Skor
Total
Nilai
6,66
26,67
16,67
4
.
5
6
7
Mg2+ + 2 Cl7N = 2 5
MgCl2
:N :
: N:
:N N:
- Senyawa yang berikatan ion memiliki titik didih yang tinggi,
sedangkan yang berikatan kovalen titik didihnya lebih
rendah
- Senyawa yang berikatan ion keras tapi rapuh, sedangkan yang
berikatan kovalen lunak tapi tidak rapuh
H
H
N:
H+
Cl H
Ikt.kovalen koordinasi
Alkohol
: senyawa non polar
Asam Sulfat
: senyawa polar
Garam Dapur : senyawa polar
Ikatan logam adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya
tarikmenarik antara ion-ion positif dengan elektron-elektron
pada kulit valensi dari suatu atom unsur logam. Jadi semua
unsur yang berwujud logam, memiliki ikatan logam.
Contoh Fe (besi), Al (Aluminium), dll
Total skor maksimal
10
6,67
16,67
1
1
1
10
6,67
30
100
Skor
Nilai = ------------ X 100
Skor total
C. Penilaian Afektif
No
N a m a
Jumla
h
1
2
dst
Skor maks = 24
Keterangan:
3. Kerjasama
4. Kejujuran
3. Keaktifan
4. Ketepatan waktu
5. Tanggung jawab
6. Kebersihan
Rentang skor 1 4
Skor 4 = tinggi
Predikat nilai :
Amat Baik (A)
Baik (B)
Sedang (C)
Kurang (D)
Mengetahui,
Kepala Sekolah
= 86 100
= 75 85
= 65 74
= <65
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
Nilai
Predik
at
:
:
:
:
:
A. Standar Kompetensi.
2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia
(stoikiometri)
B. Kompetensi Dasar
2.1Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya
C. Indikator
Menuliskan nama senyawa biner
Menuliskan nama senyawa poliatomik
Menuliskan nama senyawa organik sederhana
Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau
Sebaliknya
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menuliskan nama-nama senyawa biner dan poliatom dari senyawa anorganik dan
organik.
Siswa dapat menyetarakan persamaan reaksi sederhana dengan memberikan nama-nama zat
yang terlibat dalam reaksi atau sebaliknya
E. Materi Pembelajaran
1. Konsep prasyarat
Unsur-unsur dalam tabel periodik unsur
Ikatan kimia
2. Materi pokok
A. TATA NAMA SENYAWA
Di dalam semesta ini terdapat berjuta-juta senyawa, sehinga Komisi Tata Nama IUPAC
(International Union for Pure and Applied Chemistry), suatu badan di bawah UNESCO menyusun
suatu aturan.
1. Tata nama senyawa anorganik
Senyawa anorganik terdiri dari senyawa biner dari logam dan non logam, senyawa biner dari non
logam dan non logam, senyawa yang mengandung poliatom senyawa asam, basa dan garam.
a. Senyawa biner dari logam dan nonlogam (senyawa ionik)
Senyawa biner dari logam dan non-logam umumnya merupakan senyawa ion. Logam
membentuk ion positif (kation) dan non-logam membentuk ion negatif (anion).
Berikut ini nama senyawa biner logam dan non-logam:
1) Penamaan dimulai dari nama kation logam diikuti nama anion dari logam
2) Senyawa yang terbentuk haruslah bermuatan netral.
3) Untuk logam yang dapat membentuk beberapa kation dengan muatan berbeda,maka
muatan
kationnya dinyatakan dengan angka Romawi
Contoh:
Cu2O dan CuO. Atom Cu dapat membentuk kation Cu+ dan Cu2+. Karena oksida (O2-)
mempunyai muatan -2, maka:
kation tembaga pada Cu2O haruslah Cu+ agar menetralkan muatan O2-. Jadi, nama Cu2O
adalah tembaga (I) oksida
kation tembaga pada CuO karena kation tembaga hanya ada satu buah maka untuk
menetralkan muatan O2- haruslah Cu2+.
b. Senyawa biner dari non-logam dan non-logam (senyawa kovalen)
Senyawa biner dari dua non-logam umumnya adalah senyawa molekul. Tata nama
senyawanya yaitu sebagai berikut:
1) Penamaan senyawa mengikuti urutan berikut
Bi Si As C P N H S I Br Cl O F
Contoh:
HCl (Nama H lalu nama Cl)
NH3 (Nama N lalu nama H)
2) Penamaan dimulai dari nama non-logam pertama diikuti nama non-logam kedua yang
diberi akhiran ida
Contoh:
HCl dinamakan hidrogen klorida
3) Jika dua jenis non-logam dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka digunakan
awalan Yunani sesuai angka indeks dalam rumus kimianya
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta 8 = okta
9 = nona
10 = deka
Contoh:
CO karbon monoksida
CO2 karbon dioksida
PCl3 fosforus triklorida
P4O10 tetrafosforus dekaoksida
c. Senyawa yang mengandung ion poliatom
Ion-ion yang telah dibahas di atas merupakan ion-ion monoatom. Masing-masing ion terdiri
atas atom tunggal. Ada pula ion-ion poliatom, yaitu dua atau lebih atom-atom terikat bersamasama dalam satu ion yang dapat berupa kation poliatom dan anion poliatom.
Tata nama senyawa ion yang mengandung poliatom yaitu sebagai berikut:
1) Untuk senyawa yang terdiri atas kation logam dan anion poliatom, maka penamaan
dimulai dari nama kation logam diikuti nama anion poliatom.
Contoh:
NaOH dari Na+ dan OH- nama senyawanya Natrium hidroksida;
KMnO4 dari K+ dan MnO4- nama senyawanya Kalium permanganat;
PbSO4 dari Pb2+ dan SO4- nama senyawanya Timbal (II) sulfat.
2) Untuk senyawa yang terdiri atas kation poliatom dan anion monoatom atau poliatom,
penamaan dimulai dari nama kation poliatom diikuti nama anion monoatom atau poliatom.
Contoh:
NH4Cl
: ammonium klorida
NH4CN
: ammonium sianida
(NH4)2SO4 : ammonium sulfat
d. Senyawa asam, basa, dan garam
1) Senyawa asam
Asam adalah zat kimia yang di dalam air dapat melepaskan ion H +. Misalnya adalah
HCl; jika dilarutkan ke dalam air, maka akan terurai menjadi ion H + dan ion ClTata nama senyawa asam adalah sebagai berikut:
a) Untuk senyawa asam biner (terdiri atas dua jenis unsur), penamaan dimulai dari kata
asam diikuti nama sisa asamnya, yaitu anion non-logam
Contoh:
HF : asam fluorida
H 2S : asam sulfida
b) Untuk senyawa asam yang terdiri dari 3 jenis unsur, penamaan dimulai dari kata asam
diikuti nama sisa asamnya, yaitu anion poliatom
Contoh:
HCN : asam sianida H 2SO4 : asam sulfat HCH3COO : asam asetat
2) Basa
Basa adalah zat yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH -. Pada umumnya, basa
adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH -. Tata nama basa adalah
nama kationnya diikuti kata hidroksida.
Contoh:
NaOH : natrium hidroksida Ca(OH) 2 : kalsium hidroksida Al (OH)3 : alumunium
hidroksida
3) Garam
Garam adalah senyawa ion yang terdiri atas kation basa dan anion sisa asam. Rumus
garam diperoleh dengan memberi angka indeks pada kation dan anionnya, sehingga jumlah
muatan positif sama dengan jumlah muatan negative. Nama garam adalah rangkaian nama
kation yang diikuti oleh nama anion.
2. Tata nama senyawa organik
Tata nama senyawa organik lebih kompleks daripada tata nama senyawa anorganik. Hal ini
disebabkan sebagian besar senyawa organik tidak dapat ditentukan dari rumus kimianya saja, akan
tetapi harus dari rumus strukturnya. Jumlah senyawa organik lebih banyak dibandingkan senyawa
anorganik. Di sini akan dibahas tata nama untuk senyawa organik sederhana.
a. Senyawa organik paling sederhana hanya mengandung atom C dan H. Namasenyawa dimulai
Dengan awalan sesuai jumlah atom C dan diberi akhiran ana.
Contoh:
CH4 = Metana
b. Senyawa organik penting lainnya ialah benzen (C6H6). Penamaan senyawa jika atom H diganti
dengan atom/gugus lainnya yaitu sebagai berikut:
C6H6 Benzena
C6H5OH Hidroksibenzena Fenol
C6H5Cl Klorobenzena
B. PERSAMAAN REAKSI
1. Aturan penulisan persamaan reaksi
Persamaan reaksi menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang bereaksi dengan jumlah zat-zat
hasil reaksi.
Untuk menyatakannya digunakan rumus kimia zat-zat, koefisien reaksi, dan wujud zat.
Perhatikan contoh berikut:
2Na (s) + Cl 2 (g) 2NaCl (s)
a. Rumus kimia zat-zat
Zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dinyatakan oleh rumus kimianya. Rumus pereaksi
diletakkan di ruas kiri dan hasil reaksi diletakkan di ruas kanan. Kedua ruas dihubungkan oleh
tanda panah yang menyatakan arah reaksi.
b. Koefisien reaksi
Koefisien reaksi menyatakan jumlah partikel dari setiap pereaksi dan produk reaksi. Pada
contoh di atas, 2 molekul Na bereaksi dengan 1 molekul Cl 2 menghasilkan 2 molekul NaCl.
Koefisien reaksi 1 umumnya tidak ditulis. Koefisien reaksi diberikan agar persamaan reaksi sesuai
dengan Hukum Kekekalam Massa dari Lavoisier, yang menyatakan bahwa:
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
Karena massa suatu zat berbanding lurus dengan jumlah partikel (atom), maka hukum tersebut
dapat pula berarti :
Jumlah atom dari unsur di ruas kiri = Jumlah atom dari unsur di ruas kanan
c. Wujud zat
Meskipun bukan keharusan, terkadang kita perlu mencantumkan wujud zat-zat yang terlibat
dalam suatu reaksi. Wujud zat ditulis dengan singkatan dalam tanda kurung, sebagai subskrip di
Proses KBM
Pertemuan 1
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa Disiplin
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Komunikatif, Rasa
Ingin tahu
- Apersepsi :Kita sudah mengetahui bahwa jumlah senyawa jauh
lebih banyak daripada jumlah unsur. Setiap senyawa tersebut
perlu mempunyai nama spesifik dan sama di seluruh dunia.
Oleh karena itu diperlukan cara bersistem untuk pemberian
nama senyawa. Pada kegiatan ini kamu akan mempelajari cara
pemberian nama sederhana, baik senyawa anorganik, maupun
senyawa organik.
- Motivasi : Pemberian nama senyawa dikaitkan dengan jenis
ikatan kimianya dan keelektronegatifan relatif di antara unsurunsur penyusunnya. Apakah kamu masih ingat tentang ikatan
kimia dan keelektronegatifan?
Jika sudah lupa silahkan
mengingat kembali sebelum memulai kegiatan ini.
b. Kegiatan Inti :
Waktu
15
60
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Menugaskan siswa mengkaji literatur Tata Nama senyawa
Anorganik (Senyawa Biner, Poliatom, Asam, Basa dan Garam)
dan senyawa Organik. Kemudian menunjuk beberapa siswa
untuk mempresentasikan hasil kajian tersebut. (PT/TM)
- Memberi contoh soal pemberian nama beberapa senyawa
anorganik dan organik. (TM)
(Nilai yang ditanamkan : Rasa ingin tahu, Gemar membaca,
Disiplin, Jujur, Kerja keras, Mandiri, Komunikatif)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
bahasan yang belum dipahami
- Membimbing siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
(diskusi kelompok)
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,,Toleransi,
Komunikatif)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
- Mengerjakan soal latihan di depan kelas
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi
pembelajaran.
- Guru memberi kuis
15
Pertemuan 2
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa. Disiplin
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Komunikatif, Rasa
Ingin tahu
- Apersepsi : Zat-zat yang bereaksi membentuk zat baru
merupakan penataulangan unsur-unsur yang bereaksi dan harus
memiliki jumlah yang sama (persamaan reaksi setara)
- Motivasi : Apakah kertas yang dibakar, massanya sama sebelum
dan sesudah pembakaran? Ini akan terjawab dengan
mempelajari bahasan persamaan reaksi.
b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Memberi penjelasan mengenai persamaan reaksi setara. (TM)
- Memberi contoh soal penulisan persamaan reaksi yang setara.
(TM)
(Nilai yang ditanamkan : Rasa ingin tahu, Disiplin, Jujur, Kerja
keras, Mandiri, Komunikatif)
10
70
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
bahasan yang belum dipahami
- Membimbing siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
(diskusi kelompok)
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,,Toleransi,
Komunikatif)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
- Mengerjakan soal latihan di depan kelas
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
- Guru memberikan tugas rumah (PT)
H
A. Penilaian kognitif
1. Beri nama senyawa Anorganik berikut :
a. Na2O
b. BaCl2
c. N2O3
d. PCl5
e. K2SO4
f. NH4Br
c. Kalium Kromat
2
3
Jawaban
Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
a. Natrium Oksida
b. Barium Klorida
c. Dinitrogentrioksida
d. Fosforpentaklorida
e. Kalium Sulfat
f. Amonium Bromida
a. Metana
b. Benzena
a. NaH
b. CO2
c. K2CrO4
a. 2 CuS + 3 O2 2 CuO + 2 SO2
b 2 C2H6 + 7 O2 4 CO2 + 6 H2O
c. NH4NO3 N2O + 2 H2O
Total skor maksimal
Total
Nilai
19,35
6,45
12,90
4
4
1
29,03
31
31
100
Skor
Nilai = ------------ X 100
Skor total
B.
Penilaian Afektif
No
N a m a
1
2
dst
Skor maks = 24
Keterangan:
1. Kerjasama
2. Kejujuran
3. Keaktifan
4. Ketepatan waktu
5. Tanggung jawab
6. Kebersihan
Rentang skor 1 4
Skor 4 = tinggi
Jumla
h
Nilai
Predik
at
Predikat nilai :
Amat Baik (A)
Baik (B)
Sedang (C)
Kurang (D)
= 86 100
= 75 85
= 65 74
= <65
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
:
:
:
:
:
A. Standar Kompetensi.
2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia
(stoikiometri)
B. Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui
percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia
C. Indikator
Membuktikan hukum Lavoisier melalui percobaan
Membuktikan hukum Proust melalui percobaan
Menganalisis data percobaan pada senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum kelipatan
perbandingan (hukum Dalton).
Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum (hukum Gay
Lussac)
Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum-hukum Avogadro
Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa dan volume zat
Menentukan rumus empiris dan rumus molekul
Menentukan rumus air Kristal
Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa
Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi
D. Kompetensi Dasar
E.
Membuktikan berdasarkan percobaan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi tetap
(hukum kekealam massa/hukum Lavoisier)
Membuktikan berdasarkan percobaan dan menafsirkan data tentang massa dua unsur yang
bersenyawa (hukum Proust)
Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton) pada beberapa
senyawa
Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volume (hukum GayLussac)
Menghitung volume gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan hukum Gay-Lussac
Menemukan hubungan volume gas dengan jumlah molekulnya yang diukur pada temperatur
dan tekanan sama (hukum Avogadro)
Menjelaskan pengertian mol sebagai satuan jumlah zat
Mengonversi jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volume zat
Menentukan rumus empiris, rumus molekul dan air kristal serta kadar zat dalam suatu senyawa
Menetukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
Materi Pembelajaran
1. Konsep prasyarat
Unsur-unsur dalam tabel periodik unsur
Tata nama senyawa
Persamaan reaksi setara
2. Materi pokok
Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika, massa salah satu unsur
dalam senyawa tersebut sama, sedangkan massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa
unsur lainnya dalam senyawa tersebut merupakan bilangan bulat sederhana.
4. Hukum perbandingan volum (hukum Gay - Lussac)
Joseph Louis Gay Lussac (1788-1850) dari Perancis tertarik pada penemuan Henry Cavendish
(1731-1810) dari Inggris, yang menemukan perbandingan volume hidrogen yang bereaksi dengan
oksigen membentuk air adalah 2 : 1, jika kedua gas itu diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang
sama. Akhirnya, pada tahun 1809 Joseph Louis Gay Lussac melakukan percobaan terhadap berbagai
reaksi gas.
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen 2 volume uap air
1 volume gas nitrogen + 3 volume gas hidrogen 2 volume gas ammonia
1 volume gas hidrogen + 1 volume gas klorin 2 volume gas hidrogen klorida
Dari percobaan ini, Gay-Lussac merumuskan Hukum Perbandingan Volum (hukum Gay-Lussac) yang
berbunyi:
Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil
reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana.
B. PERHITUNGAN KIMIA
Terdapat berbagai cara untuk menentukan ukuran suatu benda. Menghitung jumlah, volume,
bahkan massa suatu benda merupakan pekerjaan yang biasa kita lakukan sehari-hari.
Beras biasa dihitung dari massanya, misalnya 1 kg. Hampir tidak pernah kita menghitung beras
dalam jumlah satuan, misalnya 50 butir beras. Karena hal tersebut merupakan pekerjaan yang sulit dan
tidak praktis. Demikian pula halnya dengan atom. Hingga saat ini tidak pernah ada yang melihat atom
bahkan dengan mikroskop elektron sekalipun. Atom terlalu kecil untuk dilihat apalagi untuk dihitung
jumlah partikel materi. Yang dapat dilakukan adalah dengan menghitung massa atau volumenya.
1. Konsep mol
a. Hipotesis Avogadro
Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas bervolume sama mengandung jumlah
molekul yang sama pula.
Mengapa perbandingan volum gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan sederhana?
Pada awalnya, Hukum Gay Lussac tidak dapat dijelaskan para ilmuwan termasuk oleh John
Dalton, pencetus teori atom. Ketidakmampuan Dalton karena ia menganggap partikel unsur
selalu
berupa atom tunggal (monoatomik). Barulah pada tahun 1811 Amadeo Avogadro (1776-1856)
dari Italia, mengemukakan bahwa partikel unsur tidak harus berupa atom tunggal, tetapi dapat
juga berupa molekul.
b. Mol
Satuan mol menyatakan jumlah partikel (atom, molekul, atau ion) dalam suatu zat. Para ahli
sepakat bahwa
1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12,0 gram C-12,
yaitu sebanyak 6,02 1023 partikel. Jumlah partikel ini disebut sebagai Bilangan Avogadro (L).
Contoh:
1 mol unsur ( C ) mengandung 6,02 1023 atom C
1 mol senyawa H2O mengandung 6,02 1023 molekul H2O
1 mol senyawa ion NaCl mengandung 6,02 1023 ion Na+ dan 6,02 1023 ion Cl Hubungan antara mol dan jumlah partikel zat (X) dapat dirumuskan sebagai berikut:
X = mol 6,02 .1023 partikel/ mol
2. Massa molar
Massa molar adalah massa yang dimiliki oleh 1 mol zat. Dasar perhitungan massa molar ialah massa
atom C-12 dalam 1 mol, yaitu sebesar 12,0 gram.
3. Volum molar gas
a. Pada keadaan standar
Volum molar menyatakan volum yang ditempati 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu. Dari
eksperimen diketahui bahwa 1 liter gas oksigen (O2), yang diukur pada suhu 0 oC dan tekanan
76 cmHg (1 atmosfer) mempunyai massa sebesar 1, 429 gram.
Dari perhitungan mol, diperoleh:
Dalam 1 liter O2 terdapat 0,04466 mol O2. Jadi, 1 mol O2 mempunyai volume sebesar = 22,44 liter.
Keadaan suhu 0oC dan tekanan 1 atmosfer disebut keadaan standar (STP).
Setiap 1 mol gas yang diukur pada keadaan standar akan mempunyai volume yang sama,
Proses KBM
Pertemuan 1
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa Disiplin
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Komunikatif, Rasa Ingin
tahu
- Guru memotivasi dengan menanyakan kembali materi pada
pertemuan sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan
dibahas.
Waktu
10
70
b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Mendemonstrasikan percobaan bahwa massa zat sebelum dan
sesudah reaksi tetap (hukum kekekalam massa/hukum Lavoisier),
kemudian menuntun siswa mengkaji literatur mengenai data
tentang massa dua unsur yang bersenyawa (hukum Proust) dan
berlakunya hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton) pada
beberapa senyawa . (TM/PT)
(Nilai yang ditanamkan : Rasa ingin tahu,Gemar mambaca,
Toleransi, Disiplin, Peduli lingkungan, Komunikatif, Tanggung jawab)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Membimbing siswa membuat kesimpulan dari hasil demonstrasi.
- Memberi contoh penerapan hukum Lavoisier, Proust dan Dalton.
(TM)
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,Toleransi,
Komunikatif, Menghargai prestasi)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
10
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi
pembelajaran.
- Guru memberi tugas di rumah (PT)
2
Pertemuan 2
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa Disiplin
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Komunikatif, Rasa Ingin
tahu
- Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat mengikuti
pelajaran dengan baik
- Guru menanyakan kembali materi pada pertemuan sebelumnya
b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Memberikan
penjelasan mengenai pembuktikan hukum
perbandingan volume (hukum Gay-Lussac) dari data yang ada di
literatur, selanjutnya menuntun siswa menghitung volume gas
pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan hukum Gay-Lussac.
- Membimbing siswa menemukan hubungan volume gas dengan
jumlah molekulnya yang diukur pada temperatur dan tekanan sama
(hukum Avogadro). (TM)
- Memberi contoh soal hukum Gay-Lussac dan Avogadro. (TM)
(Nilai yang ditanamkan : Rasa ingin tahu, Gemar membaca, Disiplin,
Jujur, Kerja keras, Mandiri, Komunikatif, Toleransi)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan bahasan
yang belum dipahami
- Membimbing siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
10
65
(diskusi kelompok)
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,,Toleransi,
Komunikatif)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
- Mengerjakan soal latihan di depan kelas
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
15
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
- Guru memberikan kuis
- Guru mengingatkan siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya
diberikan ulangan harian
3
Pertemuan 3
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa Disiplin
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Komunikatif, Rasa Ingin
tahu
- Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat mengikuti
pelajaran dengan baik
70
b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Memberikan penjelasan mengenai pengertian mol sebagai satuan
jumlah zat dan cara mengonversi jumlah mol dengan jumlah
partikel, massa, dan volume zat. (TM)
- Memberi contoh soal tentang mol. (TM)
(Nilai yang ditanamkan : Rasa ingin tahu, Gemar membaca, Disiplin,
Jujur, Kerja keras, Mandiri, Komunikatif, Toleransi)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan bahasan
yang belum dipahami
- Membimbing siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
(diskusi kelompok)
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,,Toleransi,
Komunikatif)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
- Mengerjakan soal latihan di depan kelas
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
- Guru memberikan tugas rumah (PT)
4
Pertemuan 4
a. Kegiatan awal :
15
Salam pembuka
Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa Disiplin
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Komunikatif, Rasa Ingin
tahu
- Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menanyakan
kembali materi pada pertemuan sebelumnya.
70
b. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Menugaskan siswa mengkaji literatur cara menentukan rumus
empiris, rumus molekul, air kristal, kadar zat dalam suatu senyawa
dan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi. (TM)
- Memberi contoh soal tentang rumus empiris, rumus molekul, air
kristal, kadar zat dalam senyawa dan pereaksi pembatas. (TM)
(Nilai yang ditanamkan : Rasa ingin tahu, Gemar membaca, Disiplin,
Jujur, Kerja keras, Mandiri, Komunikatif, Toleransi)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan bahasan
yang belum dipahami
- Membimbing siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
(diskusi kelompok)
(Nilai yang ditanamkan : Disiplin, Jujur, Kerja keras,,Toleransi,
Komunikatif)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
- Mengerjakan soal latihan di depan kelas
(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Tanggung jawab, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.)
15
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
- Guru memberikan tugas rumah (PT)
H. Alat / Bahan Pelajaran / Sumber Belajar
a. Alat/Bahan Pelajaran : Lembar Kerja Siswa (LKS), alat dan bahan praktikum
b. Sumber Belajar
: Buku-buku Kimia yang relevan
- Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Erlangga. Jakarta
- Rahardjo, Budi S. 2008. Kimia berbasis Eksperimen 1. PT. Tiga serangkai Pustaka Mandiri.
I.
A. Penilaian kognitif
1. Pemanasan sempurna 5,6 gram serbuk Besi (Fe) dengan 3,2 gram serbuk Belerang (S)menghasilkan
zat baru FeS sebanyak 8,8 gram. Tunjukkan bahwa reaksi tersebut memenuhi hukum kekekalan
massa.
2. Belerang dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida belerang dengan perbandingan
massa S : O = 2 : 3. Jika direaksikan 8 gram Belerang dengan 9 gram Oksigen, berapa gram
Oksida Belerang yang terbentuk? Adakah zat yang sisa?
3. Reaksi pembentukan Amonia : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g). Pada temperatur dan tekanan
tertentu direaksikan 2 liter gas nitrogen dan 3 liter gas hidrogen. Berapa liter gas amonia yang
dihasilkan? Gas apakah yang sisa?
4. Pada temperatur dan tekanan tertentu, 9 liter gas H2 mengandung 9 x 1022 molekul gas H2. Pada
temperatur dan tekanan yang sama, berapa banyaknya molekul yang terdapat dalam 3 liter gas
Nitrogen?
5. a. Berapa mol 10 gram Kalsium? (Ar Ca = 40)
b. Berapa gram massa 2 mol Natrium Klorida (Mr = 58,5)
c. Berapa gram dari 3 x 1023 atom Fe ? (Ar Fe = 56)
d. Berapa volume gas H2 0,5 mol pada STP?
6. Suatu senyawa hidrokarbon disusun oleh 80% C dan 20% H. Jika massa molekul relatif senyawa
Tersebut 30, tentukan Rumus Empiris dan Rumus Molekul senyawa tersebut.
7. Untuk menentukan air kristal yang dibuat dari CuSO4.XH2O, maka 4,99 gram CuSO4.XH2O
dipanaskan hingga membentuk CuSO4 anhidrat sebanyak 3,19 gram. Berapa air kristalnya?
8. Dari analisis 5 gram contoh Bauksit diperoleh 3,75 gram Al 2O3. Berapa persen kadar Al2O3 dalam
bauksit?
9. Sebanyak 5,55 gram CaCl2 direaksikan dengan 8,5 gram AgNO3 membentuk AgCl dan Ca(NO3)2.
Zat manakah yang bertindak sebagai pereaksi pembatas? Zat apakah dan berapa banyak yang sisa?
Dik Mr CaCl2 = 111 dan Mr AgNO3 = 170
Jawaban
Massa zat sebelum reaksi = massa zat sesudah reaksi
5,6 gram + 3,2 gram
= 8,8 gram
(memenuhi hukum Kekekalan Massa)
Jika semua S habis bereaksi, maka diperlukan O = 3/2 x 8 = 12 g
(tidak mungkin)
Jika semua O habis bereaksi, maka diperlukan S = 2/3 x 9 = 6 g
Jadi S yg berekasi = 6 gram
O yg bereaksi = 9 gram
Dihasilkan zat (Oksida Belerang) sebanyak 15 gram
Yang sisa adalah Belerang sebanyak 8 6 = 2 gram.
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
Skor
2
Total
Nilai
4,44
13,33
13,33
1
1
1
1
1
1
1
Perb.koef
1
:
3
:
2
Jika 2 l gas N2 habis bereaksi diperlukan H2 6 liter (tidak mungkin),
sehingga yang habis bereaksi adalah gas H2.
Sehingga jika H2 volumenya 3 liter, maka diperlukan gas N2
sebanyak :
1/3 x 3 = 1 liter.
Jadi gas N2 sisa 2 1 = 1 liter.
Gas Amonia yang dihasilkan : 2/3 x 3 liter = 2 liter
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
C : O = 80/Ar C : 20/Ar O
= 80/12
:
20/1
=
1 : 3
Jadi Rumus Empirisnya CH3
1
1
Diketahui Mr senyawa
= 30
{(1 x Ar C) + (3 x Ar O)}n = 30
15n = 30
n=2
Jadi rumus molekulnya (CH3)2) = C2H6
1
1
1
1
m :
r :
s :
CaCl2 + 2AgNO3
0,05
0,05
0,025
0,05
0,025
-
2AgCl
0,05
1
1
4,44
10
22,22
13,33
8,89
4,44
15,56
45
100
1
2
1
1
Ca(NO3)2
1
1
1
1
0,025
C. Penilaian Afektif
No
N a m a
1
2
dst
Skor maks = 24
Keterangan:
3. Kerjasama
4. Kejujuran
4. Ketepatan waktu
5. Tanggung jawab
Jumla
h
Nilai
Predik
at
3.
Keaktifan
6. Kebersihan
Rentang skor 1 4
Skor 4 = tinggi
Predikat nilai :
Amat Baik (A)
Baik (B)
Sedang (C)
Kurang (D)
= 86 100
= 75 85
= 65 74
= <65
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
:
:
:
:
:
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan
C. Indikator
Melakukan percobaan untuk mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektrolit danelektrolit
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus litrik
Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
polar
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyimpulkan gejala-gejala hantaran arus listrik dalam berbagai larutan
berdasarkan hasil pengamatan
Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara larutan non elektrolit dan elektrolit
Siswa mengidentifikasi sifat larutan non elektrolit dan elektrolit
Siswa dapat mengelompokkan beberapa larutan ke dalam larutan non-elektrolit dan elektrolit
Siswa dapat menjelaskan kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik
Siswa dapat menjelaskan penyebab larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus
listrik
Siswa dapat menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa
kovalen polar
E. Materi Pembelajaran
1. Konsep prasyarat
Pengertian Larutan
Ikatan Ion dan Kovalen Polar
2. Materi pokok
Elektrolit lemah
CH3COOH
Elektrolit
NaCl
Non Elektrolit
C12H22O11
CuSO4
HNO3
C2H2O4
C6H8O7
CH3COOH
C2H5OH
: Pembelajaran langsung
: Diskusi Informasi, Tanya jawab dan penugasan
: Keterampilan proses dan pembelajaran kooperatif
H.
b. Kegiatan Inti :
Membimbing siswa dalam melakukan percobaan sederhana untuk
mengamati daya hantar listrik beberapa larutan.
Kemudian setelah pengamatan dilakukan, dilanjutkan dengan
mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan non elektrolit.
(TM/PT).
Nilai Rasa ingin tahu, Gemar membaca, Tanggung Jawab, Nilai
toleransi, Disiplin, Demokratis, Semangat Kebangsaan, Menghargai
Prestasi, Komunikatif, Cinta Damai, Nilai jujur, Kerja Keas, Kreatif.
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru menugaskan membuat laporan sementara dan membuat
kesimpulan sesuai hasil percobaan.
- Menugaskan siswa untuk membuat laporan lengkap. (KMTT)
Pertemuan 2
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Nilai Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat mengikuti
pelajaran dengan baik
b. Kegiatan Inti :
Mengkaji literatur tentang penyebab larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik dan larutan non elektrolit tidak, serta
jenis ikatan yang dimiliki larutan tersebut. (TM/PT)
Nilai Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung
Jawab,Nilai Toleransi, Disiplin, Demokratis, Semangat Kebangsaan,
Menghargai Prestasi,Bersahabat/ Komunikatif, CintaDamai, Peduli
Sosial, Nilai jujur, kerja keras, Kreatif.
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang
belum dipahami
- Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
- Guru memberikan tugas rumah (PT)
Waktu
15
70
10
60
15
b. Alat penilaian
c. Tindak Lanjut
A. Penilaian kognitif
1. Bagaimana cara membedakan larutan yang besifat elektrolit dan non-elektrolit?
2. Tuliskan dua macam ciri-ciri larutan yang bersifat elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit
3. Kelompokkan larutan dari senyawa berikut apakah bersifat elektrolit atau non elektrolit
a. KCl
d. Garam dapur
b. Gula pasir
e. Cuka
c. NH4OH
f. Minyak goreng
4. Jelaskan penyebab suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik
5. Dari soal nomor 3, manakah senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa ion dan kovalen?
Jawaban
Larutan yang bersifat elektrolit dapat menghantarkan arus listrik,
sedangkan yang bersifat non elektrolit tidak dapat menghantarkan
arus listrik
Ciri-cirinya adalah :
Larutan yang bersifat elektrolit kuat : lampu pada alat elektrolit
akan menyala dan di sekitar elektroda terdapat gelembunggelembung gas
Larutan yang bersifat elektrolit lemah : lampu pada alat elektrolit
tidak menyala dan di sekitar elektroda terdapat gelembunggelembung gas
Larutan yang bersifat non elektrolit : lampu pada alat elektrolit tidak
menyala dan di sekitar elektroda tidak terdapat gelembunggelembung gas
a. KCl
: bersifat elektrolit kuat
b. Gula Pasir
: bersifat non elektrolit
c. NH4OH
: bersifat elektrolit lemah
d. Garam dapur
: bersifat lektrolit kuat
e. Cuka
: bersifat lektrolit lemah
f. Minyak goreng : bersifat non elektrolit
Suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena
terjadinya ionisasi sehingga terdapat ion-ion (kation dan anion)
dalam larutan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
KCl
Gula Pasir
NH4OH
Garam dapur
Cuka
Minyak goreng
:
:
:
:
:
:
berikatan ion
berikatan kovalen non polar
berikatan kovalen polar
berikatan ion
berikatan kovalen polar
berikatan kovalen non polar
Skor
Total
Nilai
9,09
27,2
7
1
1
1
1
1
1
27,27
9.09
27,27
22
100
1
1
1
1
1
1
No
1
2
3
4
C. Penilaian Afektif
No
N a m a
Jumla
h
Nilai
1
2
dst
Skor maks = 24
Keterangan:
1. Kerjasama
2. Kejujuran
3. Keaktifan
4. Ketepatan waktu
5. Tanggung jawab
6. Kebersihan
Rentang skor 1 4
Skor 4 = tinggi
Predikat nilai :
Amat Baik (A)
Baik (B)
Sedang (C)
Kurang (D)
= 86 100
= 75 85
= 65 74
= <65
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
:
:
:
:
:
Predik
at
3. Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi.
B. Kompetensi Dasar
3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama
senyawa serta penerapannya.
C. Indikator
Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen,
pelepasan dan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi
Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion
Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
Memberi nama senyawa menurut IUPAC
Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecahkan masalah
lingkungan
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan konsep reaksi reduksi-oksidasi ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksigen
Siswa dapat menjelaskan konsep reaksi reduksi-oksidasi ditinjau dari pelepasan dan penerimaan
elektron
Siswa dapat menjelaskan konsep reaksi reduksi-oksidasi ditinjau dari peningkatan dan penurunan
bilangan oksidasi (biloks)
Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion sesuai aturan
biloks
Siswa dapat menentukan zat yang bertindak oksidator dan reduktor dalam persamaan reaksi
reduksi-oksidasi
Siswa dapat memberi nama senyawa berdasarkan biloksnya menurut IUPAC
Siswa dapat menjelaskan konsep larutan elektrolit dan konsep reaksi redoks dalam memecahkan
masalah lingkungan
E. Materi Pembelajaran
1. Konsep prasyarat
Persamaan reaksi setara
Tata nama senyawa
Partikel dasar atom
2. Materi pokok
Reaksi Reduksi-Oksidasi
Reaksi oksidasi dan reduksi sering diistilahkan dengan reaksi redoks, hal ini
dikarenakan kedua peristiwa tersebut berlangsung secara simultan. Oksidasi merupakan perubahan
dari sebuah atom atau kelompok atom (gugus) melepaskan elektron, bersamaan itu pula atom atau
kelompok atom akan mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Demikian pula sebaliknya reduksi adalah perubahan dari sebuah atom atau kelompok atom menerima
atau menangkap elektron. Perhatikan contoh berikut yang menggambarkan peristiwa atau reaksi
oksidasi.
Fe Fe2+ + 2 e
Elektron dilambangkan dengan (e) yang dituliskan pada sebelah kanan tanda panah dari persamaan
reaksi, jumlah elektron yang dilepaskan setara dengan jumlah muatan pada kedua belah persamaan.
Dari reaksi diatas 2 e, menyetarakan muatan Fe 2+
Untuk reaksi reduksi dicontohkan oleh persitiwa reaksi dibawah ini:
Cl2 + 2 e 2 ClReaksi ini menunjukan adanya penarikan atau penangkapan elektron (e) molekul unsur Cl 2 dan
menyebabkan molekul tersebut berubah menjadi anion Cl -. Untuk mempermudah pengertian, kita
dapat sederhanakan makna Cl-, sebagai Cl kekurangan elektron karena menangkap elektron dari luar.
Reaksi redoks merupakan reaksi gabungan dari reaksi oksidasi dan reduksi, dan menjadi ciri khas
bahwa jumlah elektron yang dilepas pada peristiwa oksidasi sama dengan jumlah elektron yang
diterima atau di tangkap pada peristiwa reduksi, perhatikan contoh :
Reaksi oksidasi : Fe Fe2+ + 2 e
Reaksi reduksi : Cl2 + 2 e 2 ClReaksi redoks : Fe + Cl2 FeCl2
Total reaksi diatas mengindikasikan bahwa muatan dari besi dan klor sudah netral, demikian pula
dengan jumlah elektron yang sama dan dapat kita coret pada persamaan reaksi redoksnya.
Peristiwa reaksi redoks selalu melibatkan muatan, untuk hal tersebut sebelum kita lanjutkan dengan
persamaan reaksi redoks, lebih dulu kita nahas tentang tingkat atau keadaan oksidasi suatu zat.
Bilangan Oksidasi
Adalah sebuah bilangan yang ada dalam sebuah unsur dan menyatakan tingkat oksidasi dari
unsur tersebut. Tingkat oksidasi ini dicapai dalam rangka pencapaian kestabilan unsur dan konfigurasi
elektronnya mengikuti pola gas mulia. Sehingga ada kecenderungan bahwa bilangan oksidasi sama
dengan jumlah elektron yang dilepas atau ditangkap oleh sebuah atom.
Beberapa aturan dalam penetapan bilangan oksidasi :
1. Unsur yang ada dalam keadaan bebas di alam memiliki bilangan oksidasi 0 (nol), seperti Gas
Mulia (He, Ne, Ar dst), logam Cu, Fe, Ag, Pt dan lainnya
2. Molekul baik yang beratom sejenis dan yang tidak memiliki bilangan oksidasi 0 (nol). Molekul
beratom sejenis misalnya N2, O2, Cl2, H2 dan lainnya. Molekul yang tidak sejenis, misalnya NaCl,
K2O, SO2, NO2, KCl, H2SO4 dan lain sebagainya. Untuk senyawa yang disusun oleh atom yang
tidak sejenis, bilangan oksidasinya 0 (nol) merupakan jumlah dari bilangan oksidasi dari atomatom penyusunnya.
3. L ogam-logam pada golongan IA bermuatan positif satu (+1).
4. Atom-atom yang berada pada Gol VIIA Halogen memiliki bilangan oksidasi negatif satu (-1).
5. Bilangan oksidasi atom H, postif satu (+1) kecuali dalam senyawa hidrida, atom H berikatan
dengan logam seperti NaH : Natrium hidrida, BaH2 : Barium hidrida, dalam senyawa ini atom
memiliki bilangan oksidasi negatif satu (-1).
6. Bilangan oksidasi atom Oksigen adalah negatif dua (-2), ada beberapa pengecualian dimana
bilangan oksidasi adalah positif dua (+2) pada molekul F 2O, memiliki bilangan oksidasi negatif
satu (-1) terdapat pada molekul H2O2 dan Na2O2.
7. Jumlah bilangan oksidasi dari satu molekul poliatom yang berbentuk ion, jumlah bilangan
oksidasinya sama dengan muatan ionnya, sebagai contoh
F. Metode Pembelajaran
Model
Metode
Pendekatan
: Pembelajaran langsung
: Diskusi Informasi, Tanya jawab dan penugasan
: Keterampilan proses dan pembelajaran kooperatif
Proses KBM
Pertemuan 1
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Nilai Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa per kelompok
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru memberi motivasi menyangkut materi yang akan dibahas
(bagaimana besi bisa berkarat). Nilai Rasa Ingin Tahu.
b. Kegiatan Inti :
Siswa mengikuti informasi tentang materi konsep reaksi reduksioksidasi, kemudian siswa mengkaji literatur konsep redoks ditinjau dari
bilangan oksidasinya, aturan penentuan biloks dan penentuan
reduktor/oksidator dalam persamaan reaksi redoks sederhana.
(TM/PT)
Nilai Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung Jawab,
Nilai Toleransi, Disiplin, Demokratis, Semangat Kebangasaan,
Menghargai, prestasi, Bersahabat/ Komunikatif, Cinta Damai, Peduli
Sosial, Nilai Jujur, Kerja Keras, Kreatif.
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang
telah dibahas.
- Guru memberi tugas rumah (PT)
Pertemuan 2
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
Waktu
10
70
10
10
Pertemuan 3
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Nilai religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa per kelompok
- Guru memberi apersepsi dengan menanyakan kembali materi
pelajaran yang telah dibahas sebelumnya
b. Kegiatan Inti :
Dalam berkelompok siswa mengkaji melalui literatur penerapan
konsep larutan elekrolit dan reaksi redoks dalam memecahkan
masalah lingkungan, kemudian beberapa kelompok
mempresentasikan hasil kajiannya. (TM/PT)
Nilai Mandiri,, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung Jawab,
Nilai Toleransi, Disiplin, Menghargai Prestasi, Komunikatif, Cinta
Damai, Nilai Jujur, Kerja keras, Kreatif.
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari bahasan materi
dan diskusi.
- Guru memberi tugas rumah (PT)
65
15
15
70
Penilaian
A. Penilaian kognitif
1. Reaksi apakah di bawah ini?
a. Na Na+ + e
b. CO2 C + O2
c. Mg + HCl MgCl2 + H2
2. Tentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur-unsur dalam senyawa atau ion berikut :
a. Fe2O3
c. H2SO4
e. Zn2+
b. MnO4
d. SnCl2
f. NaH
3. Manakah yang bertindak sebagai reduktor dan oksidator pada persamaan reaksi redoks di bawah ini?
a. CuO + H2 Cu + H2O
b. 2 Al + Fe2O3 Al2O3 + 2 Fe
4. Beri nama senyawa-senyawa berikut :
a. Cu2O
c. As2O3
e. FeCl2
b. CuO
d. As2O5
f. FeCl3
5. Reaksi apakah yang terjadi pada saat bakteri aerob menguraikan zat-zat yang ada di alam? Tuliskan
3 zat yang dihasilkan pada saat bakteri aerob tersebut bekerja.
Jawaban
a. reaksi oksidasi
b. reaksi reduksi
c. reaksi reduksi dan oksidasi
a. Fe = +3 dan O = -2
b. Mn = +7 dan O = -2
c. H = +1 , S = + 6 dan O = -2
d. Sn = -2 dan Cl = -1
e. Zn = +2
f. Na = +1 dan H = -1
a. Reduktor = H2 dan oksidator = CuO
b. Reduktor = Al dan oksidator = Fe2O3
a. Tembaga(I)Oksida
b. Tembaga(II)Oksida
c. Arsen(III)Oksida
d. Arsen(V)Oksida
e. Besi(II)Oksida
f. Besi(III)Oksida
Reaksi Oksidasi
Zat yang dihasilkan antara lain : CO2, NOx dan SOx
Total skor maksimal
Skor
1
1
1
2
2
3
2
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
3
Total
Nilai
10,34
12
41,38
13,79
20,69
13,79
29
100
Skor
Nilai = ------------ X 100
Skor total
C. Penilaian Afektif
No
N a m a
Jumla
h
1
2
dst
Skor maks = 24
Keterangan:
1. Kerjasama
2. Kejujuran
3. Keaktifan
4. Ketepatan waktu
5. Tanggung jawab
6. Kebersihan
Rentang skor 1 4
Skor 4 = tinggi
Predikat nilai :
Nilai
Predik
at
= 86 100
= 75 85
= 65 74
= <65
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
:
:
Kelas/Semester
Pertemuan
Alokasi Waktu
:
:
:
X / Ganjil
Ke- 1
2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi.
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa Makromolekul
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon
C. Indikator
Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan
Menjelaskan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon
Membedakan atom C primer, sekunder, tersier dan kuarterner
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan
Siswa dapat menjelaskan sifat khas atom karbon dalam membentuk senyawa karbon
Siswa dapat dapat membedakan atom C primer, sekunder, tersier dan kuarterner
E. Materi Pembelajaran
1. Konsep prasyarat
Konfigurasi elektron
Ikatan kovalen
2. Materi pokok
Kekhasan Atom Karbon
Dalam kehidupan sehari-hari, senyawa kimia memegang peranan penting, seperti dalam makhluk
hidup, sebagai zat pembentuk atau pembangun di dalam sel, jaringan dan organ. Senyawa-senyawa
tersebut meliputi asam nukleat, karbohidrat, protein dan lemak. Proses interaksi organ memerlukan zat
lain seperti enzim dan hormon. Tubuh kita juga memiliki sistem pertahanan dengan bantuan antibodi.
Demikian pula dengan alam sekitar kita seperti tumbuhan dan minyak bumi, juga disusun oleh molekul
molekul yang sangat khas dan dibangun oleh atom-atom dengan kerangka atom karbon ( C ).
Atom Karbon memiliki massa 12 dengan nomor atom 6. Konfigurasi elektronnya adalah 2 4,
sehingga atom karbon memiliki kesempatan untuk membentuk empat ikatan dengan atom lainnya.
Secara sederhana atom karbon dapat membentuk empat ikatan dengan atom hidrogen.
Kerangka senyawa hidrokarbon dibangun oleh banyak ikatan antar atom karbonnya. Kerangka
senyawa hidrokarbon yang paling sederhana memiliki sebuah atom karbon, dilanjutkan dengan dua atom
karbon, tiga atom karbon dan seterusnya.
Dari ikatan antar atom karbon, maka atom C dapat dibedakan menjadi :
- Atom C primer yaitu atom C yang mengikat 1 atom C yang lain
- Atom C sekunder yaitu atom C yang mengikat 2 atom C yang lain
- Atom C tersier yaitu atom C yang mengikat 3 atom C yang lain
- Atom C kuarterner yaitu atom C yang mengikat 4 atom C yang lain
F. Model / Metode Pembelajaran
Model
Metode
: Pembelajaran langsung
: Diskusi Informasi, Tanya jawab dan penugasan
Pendekatan
Proses KBM
Waktu
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama untuk memulai pembelajaran. Nilai Religius
- - Guru memeriksa kehadiran siswa per kelompok
- - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan kembali
kofigurasi elektron atom C dan menghubungkannya dengan matei
yang akan dibahas
- Guru memberi motivasi dengan cara memancing keingintahuan
siswa mengapa senyawa karbon paling banyak dimanfaatkan.
Nilai Rasa Ingin Tahu
10
b. Kegiatan Inti :
Guru mendemonstrasikan uji identifikasi unsur-unsur C, H dan O
dalam senyawa karbon, siswa menyimak dan membuat kesimpulan
dari hasil demonstrasi tersebut. Selanjutnya siswa mengkaji
literatur yang ada untuk mendapatkan informasi mengenai
kekhasan atam karbon.
Selanjutnya memberikan contoh-contoh senyawa hidrokarbon
untuk membedakan atom C primer, sekunder, tersier dan
kuarterner dengan menunjuk beberapa siswa ke papan tulis.
(TM/PT)
Nilai Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung
Jawab, Nilai Toleransi, Disiplin, Demokratis, Semangat
Kebangasaan, Menghargai, prestasi, Bersahabat/ Komunikatif,
Cinta Damai, Peduli Sosial, Nilai Jujur, Kerja Keras, Kreatif.
70
10
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi yang
telah dibahas.
- Guru memberi kuis untuk mengetahui sejauh mana pemehaman
siswa terhadap materi tersebut.(PT)
- Menugaskan siswa untuk menghapal 10 senyawa alkana yang
mempunyai 1 sampai 10 atom C. (KMTT)
H. Alat / Bahan Pelajaran / Sumber Belajar
a.
b.
Alat/Bahan Pelajaran : Sesuai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), alat dan bahan praktikum
Sumber Belajar : Buku-buku Kimia yang relevan
- Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Erlangga. Jakarta
- Rahardjo, Budi S. 2008. Kimia berbasis Eksperimen 1. PT Tiga serangkai Pustaka Mandiri.
Penilaian
A. Penilaian kognitif
CH3
CH3 C CH2 CH2 CH CH3
CH3
CH3
Jawaban
Skor
2
Kekhasan atom karbon yang tidak dimiliki oleh atom lain adalah
dapat membagi rata elektron-elktron valensinya dalam suatu
ikatan kovalen yang stabil, hali ini disebabkan elektron valensi
yang dimiliki sama dengan elektron valensi yang diperlukan
agar stabil
=
=
=
=
5
2
1
1
Total
Nilai
12,5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
62,5
1
1
1
1
25
16
16
100
Skor
Nilai = ------------ X 100
Skor total
B. Penilaian Afektif
No
N a m a
1
2
dst
Skor maks = 24
Keterangan:
1. Kerjasama
2. Kejujuran
3. Keaktifan
4. Ketepatan waktu
5. Tanggung jawab
6. Kebersihan
Jumla
h
Nilai
Predik
at
Rentang skor 1 4
Skor 4 = tinggi
Predikat nilai :
Amat Baik (A)
Baik (B)
Sedang (C)
Kurang (D)
= 86 100
= 75 85
= 65 74
= <65
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
:
:
:
:
:
A. Standar Kompetensi.
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa Makromolekul
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon beradasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat
senyawa
C. Indikator
Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan
Menjelaskan tata nana senyawa alkana, alkena dan alkuna
Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa atom relatif dan
strukturnya.
Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) dan isomer geometri (cis-trans)
Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena dan alkuna (reaksi oksidasi, reaksi
adisi, reaksi substitusi dan reaksi eliminasi)
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
1. Konsep prasyarat
Konfigurasi elektron
Ikatan kimia
Persamaan reaksi
Kekhasan atom karbon
2. Materi pokok
Senyawa Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna)
Senyawa hidrokarbon dapat diklasisifikasikan atas dua golongan besar yaitu senyawa
hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tidak jenuh. Senyawa hidrokarbon jenuh bercirikan ikatan tunggal
antar atom karbon sebagai penyusun rantai utamanya, berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh
yang dapat membentuk ikatan rangkap dua atau rangkap tiga antar atom karbon penyusunnya.
Alkana
Senyawa hidrokarbon jenuh dengan ikatan tunggal dapat diprediksi dengan baik, mengingat
setiap atom karbon memiliki kemampuan mengikat 4 atom lain. Sehingga senyawa alkana yang dibentuk
memiliki pola yang khas. Jumlah atom H yang diikat sangat tergantung dengan jumlah atom C yang
berikatan. Atas dasar ini dapat dibentuk deret CnH2n+2.
Deret penamaan senyawa alkana.
Penamaan senyawa alkana dimulai dengan menyebutkan posisi gugus cabang dalam sebuah
rantai utama. Penyebutan rantai utama ini didasari pada nama dari rantai karbon yang terpanjang. Untuk
lebih mudahnya kita perhatikan rumus bangun senyawa
Dari gambar tampak kotak hijau merupakan penunjuk rantai utama dengan jumlah atom karbon
sebanyak lima buah, sehingga rantai utama senyawa adalah pentana. Dalam rantai utama, setiap atom
karbon diberi nomor untuk menandai posisi atom Karbon pada rantai utamanya, penomoran dapat dimulai
dari kiri kekanan (perhatikan nomor dengan warna hijau gelap). Cabang merupakan gugus yang berada
dalam sebuah rantai utama, pada Gambar di atas terdapat dua buah gugus (CH 3) yang berposisi pada
atom C nomor 2 dan 4 dari rantai utama pentana. Penamaan secara umum gugus cabang yang berasal dari
alkana, dilakukan dengan mengubah alkana menjadi alkil. Sehingga dalam kasus ini metana diubah
menjadi metil. Nama yang tepat untuk senyawa di atas adalah 2,4-dimetil pentana. 2,4 menunjukan posisi
gugus cabang, kata di pada gugus cabang menunjukan ada 2 buah gugus cabang yaitu metil dan pentana
merupakan rantai utama senyawa.
Alkena
Senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua antar atom Karbonnya, dan juga
mengikat atom Hidrogen. Jumlah atom Hidrogen merupakan fungsi dari atom Karbonnya, dan mengikuti
persamaan: CnH2n dimana n adalah jumlah atom C. Senyawa pertama alkena adalah etena atau lebih
populer etilena dan merupakan induk deret homolog alkena, hingga deret ini juga disebut dengan deret
etilena.
Molekul deret alkena dicirikan oleh adanya sebuah ikatan rangkap yang menghubungkan dua
atom karbon yang berdekatan. Beberapa anggota pertama deret ini adalah :
Rumus Molekul Nama
C2H4 etena (etilena)
C3H6 propena (propilena)
C3H8 butena
C4H10 pentena
Penamaan alkena adalah sama dengan penamaan alkana, tetapi akhiran ana pada alkana
digantikan dengan akhiran ena. Penamaan dimulai dengan penetapan rantai utama, yaitu rantai karbon
terpanjang yang mengandung ikatan ganda dua. Penetapan gugus cabang, yaitu molekul lain sebagai
pengganti atom Hidrogen. Selanjutnya memberikan nomor awal atau nomor 1 (satu) pada atom C yang
memiliki ikatan rangkap dan semakin menjauh dari ikatan rangkap tersebut. Memberikan nomor rantai
cabang dan menamakan gugus sesuai dengan abjad. Akhirnya nama alkena dapat ditetapkan yaitu dengan
menyebutkan nomor dan gugus cabang dilanjutkan dengan menyebutkan rantai utamanya sesuai dengan
jumlah atom C dan mengganti akhiran ana menjadi ena. Jika jumlah ikatan rangkap lebih dari satu
buah, digunakan awalan diena untuk dua ikatan rangkap, dan triena untuk jumlah ikatan rangkap
sebanyak tiga buah.
Sifat-sifat fisika alkena yang cukup penting adalah wujud zatnya, untuk senyawa alkena dengan
rantai panjang atau yang memiliki jumlah atom karbon lebih besar dari 15 buah, senyawanya berupa zat
padat. Titik didih alkena meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah atom karbonnya. Jika
dibandingkan dengan alkana yang memiliki jumlah atom karbon yang sama, titik didih alkena lebih
rendah. Alkena tidak larut dalam pelarut polar seperti air dan alkohol. Alkena mudah larut dalam
senyawa non polar seperti triklorometana, (kloroform), etoksietana, benzena, dan lain-lain.
Nama
Etena
Propena
1- butena
1- pentena
1- heksena
1- heptena
Rumus Struktur
CH2 = CH2
CH3CH = CH2
CH3CH2CH = CH2
CH3CH2CH2CH = CH2
CH3 (CH2)3 CH = CH2
CH3(CH2)4 CH = CH2
Wujud
Titik Didih
-1020C
-480C
Gas
Gas
-12.50C
Gas
Cair
Cair
Cair
30 C
630C
920C
Sifat kimia alkena secara umum relatif stabil dan ikatan antar atom karbonnya lebih kuat
dibandingkan dengan ikatan tunggal pada alkana. Reaktifitas senyawa alkena sangat ditentukan oleh sifat
ikatan rangkapnya. Reaksi alkena disebabkan oleh lepasnya ikatan rangkap ini, dan berubah membentuk
satu senyawa dengan ikatan tunggal atau membentuk dua senyawa senyawa baru dengan ikatan tunggal.
Alkena dalam dunia industri merupakan bahan baku untuk industri petrokimia. Di dalam
laboratorium alkena dapat dibuat dengan cara mereaksikan senyawa alkana yang mengandung unsur
halogen (haloalkana) dengan basa kuat seperti NaOH. Reaksi ini dikenal dengan reaksi
dehidrohalogenasi, atau reaksi kehilangan hidrogen dan halogen. Hasil reaksi berupa garam dan air.
Reaksi kimia alkena yang khas adalah reaksi adisi dan merupakan ciri khas bagi senyawa yang memiliki
ikatan rangkap dua maupun rangkap tiga.
Reaksi adisi bisa terjadi dalam beberapa jenis reaksi dan sangat tergantung pada jenis senyawa
yang bereaksi, seperti reaksi hidrogenasi, halogenasi, hidrasi, dan reaksi dengan asam halida.
Alkuna
Alkuna adalah suatu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap tiga. Senyawa paling sederhana dari
alkuna adalah asetilena dengan rumus bangun CH CH dan rumus molekul C 2H2.
Rumus umum untuk senyawa alkuna (CnH2n-2). Asetilena adalah induk deret homolog alkuna,
maka deret ini juga disebut deret asetilena. Pembuatan gas asetilena telah dikenal sejak lama dengan
dengan mereaksikan kalsium karbida dengan air.
Penamaan alkuna sama dengan penamaan pada alkana, tetapi akhiran ana pada alkana
digantikan dengan akhiran una.
Langkah-langkah:
1. Menetapkan rantai utama, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai ikatan rangkap tiga.
Dilanjutkan dengan memberi namanya yang berasal alkananya dengan mengganti akhirannya
dengan una.
2. Menetapkan posisi ikatan rangkap tiga pada rantai utama yang ditunjukkan dengan angka.C nomor
1 adalah C ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap.
Sifat fisika alkuna secara umum mirip dengan alkana dan alkena, seperti :
1. Tidak larut dalam air
2. Alkuna dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C sedang berwujud cair,
dan dengan jumlah atom C banyak berwujud padat.
3. Berupa gas tak berwarna dan baunya khas
4. mudah teroksidasi atau mudah meledak.
Alkuna sebagai hidrokakbon tak jenuh, memiliki sifat menyerupai alkena tetapi lebih reaktif.
Reaktiftas alkuna disebabkan karena terbongkarnya ikatan rangkap tiga dan membentuk senyawa baru.
Atas dasar ini maka reaksi alkuna umumnya reaksi adisi. Contoh reaksi adisi alkuna dengan gas halogen,
seperti gas bromine (Br2), klorine (Cl 2) dan iodine (I2). Ikatan rangkap tiga terlepas dan senyawa halogen
masuk pada kedua atom karbon. Reaksi terus berlangsung sehingga seluruh ikatan rangkapnya terlepas,
dan membentuk senyawa haloalkana.
Reaksi lainnya yaitu adisi dengan senyawa hidrogen menggunakan katalis Nikel.
Pemanfaatan Akuna seperti pemanfaatan gas etuna (asetilena) untuk pengelasan. Gas asetilena
dibakar dengan gas Oksigen mengahsilkan panas yang tinggi ditandai dengan kenaikan suhu sampai
dengan 3000 C, sangat cocok untuk mengelas logam. Selain itu, alkuna juga dapat dipergunakan sebagai
bahan baku pembuatan senyawa lain, karena senyawa ini cukup reaktif. Isomeri pada alkuna sama dengan
isomer pada alkena, dimana sifat isomer terjadi karena perpindahan ikatan rangkap sehingga isomer pada
alkuna dan pada alkena disebut dengan isomer posisi. Contoh isomer posisi adalah senyawa 2-butuna
dengan 1-butuna.
F. Model / Metode Pembelajaran
Model
Metode
Pendekatan
: Pembelajaran langsung
: Diskusi Informasi, Tanya jawab dan penugasan
: Keterampilan proses dan pembelajaran kooperatif
G. Materi Pembelajaran
No
1
Proses KBM
Pertemuan 1
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Nilai Religius
- Guru memeriksa kehadiran siswa
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru memberi motivasi menyangkut materi yang akan dibahas dan
kesiapan
siswa menghafal senyawa dalam deret homolog alkana. Nilai Rasa
ingin tahu
b. Kegiatan Inti :
Siswa mengikuti informasi tentang pengelompokan senyawa
hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatannya.
Selanjutnya kajian literatur untuk mengetahui tata nama alkana dan
alkena. (TM/PT)
Nilai Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung Jawab,
Nilai Toleransi, Disiplin, Menghargai Prestasi, Komunikatif, Nilai Jujur,
Kerja Keras, Kreatif..
Waktu
10
70
10
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah
dibahas
- Guru memberi tugas rumah (PT)
2
Pertemuan 2
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Nilai Religius.
- Guru memeriksa kehadiran siswa
- Guru menanyakan kembali materi pelajaran yang telah dibahas
sebelumnya dan memberi motivasi berupa pertanyaan bagaimana
perbedaan pemberian nama pada senyawa karbon tidak jenuh
(mengandung ikatan rangkap). Nilai Rasa Ingin Tahu.
b. Kegiatan Inti :
Siswa mengkaji literatur tentang penamaan senyawa alkuna dilanjutkan
diskusi informasi tentang sifat-sifat alkana, alkena dan alkuna khususnya
titik didih dan bertambahnya massa molekul relatifnya. (TM/PT)
Nilai Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung Jawab,
Nilai Toleransi, Disiplin, Menghargai Prestasi, Komunikatif, Nilai Jujur,
Kerja Keras, Kreatif..
10
65
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang belum
dipahami. KOMUNIKATIF
- Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
- Guru memberikan kuis.(PT)
15
71
3
Pertemuan 3
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Nilai Religius
- Guru memeriksa kehadiran siswa
Guru menanyakan kembali materi pelajaran yang telah dibahas
sebelumnya.
b. Kegiatan Inti :
Guru memberikan informasi materi isomer pada alkana, alkena dan
alkuna kemudian memberikan beberapa soal latihan untuk didiskusikan
bersama. (TM/PT)
Nilai Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung Jawab,
Nilai Toleransi, Disiplin, Menghargai Prestasi, Komunikatif, Nilai Jujur,
Kerja Keras, Kreatif..
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
kembali materi yang masih kurang jelas. Komunikatif
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari bahasan
materi & diskusi
- Guru memberi tugas rumah (PT)
Pertemuan ke-4
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Nilai Religius
- Guru memeriksa kehadiran siswa
- Guru menanyakan kembali materi pelajaran yang telah dibahas
sebelumnya
H.
b. Kegiatan Inti :
Guru memberikan informasi materi reaksi-reaksi sederhana pada
alkana, alkena dan alkuna yaitu reaksi oksidasi, substitusi, adisi dan
eliminasi, kemudian memberikan beberapa soal latihan untuk
didiskusikan bersama. (TM/PT)
Nilai Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung Jawab,
Nilai Toleransi, Disiplin, Menghargai Prestasi, Komunikatif, Nilai Jujur,
Kerja Keras, Kreatif..
10
65
15
10
65
15
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
kembali materi yang masih kurang jelas. Komunikatif
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari bahasan materi
dan diskusi.
- Guru memberi tugas rumah (PT)
H. Alat / Bahan Pelajaran / Sumber Belajar
a. Alat/Bahan Pelajaran : Sesuai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), alat dan bahan praktikum
b. Sumber Belajar
: Buku-buku Kimia yang relevan
- Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Erlangga. Jakarta
- Rahardjo, Budi S. 2008. Kimia berbasis Eksperimen 1. PT. Tiga serangkai Pustaka Mandiri.
I.
a.
Penilaian
A. Penilaian kognitif
1. Kelompokkan senyawa hidrokarbon berikut ke dalam alkana, alkena dan alkuna
a. CH4
b. C2H2 c. C4H10
d. C7H14
e. C8H14
2. Beri nama senyawa-senyawa hidrokarbon berikut :
a.
b.
CH3CH(C2H5)C(CH3)3
CH3
CH C CH2 CH CH3
CH3
3. Manakah yang titik didihnya lebih besar antara n-butana dan 2-metil propana? Jelaskan
4. Tuliskan semua isomer dari :
a. isomer rangka dari C4H10
b. isomer posisi dari C4H8
c. isomer geometri dari 2-butena
5. Selesaikan reaksi berikut :
a. CH4 + O2
b. C2H6 + Cl2 dengan bantuan sinar UV
c. C2H4 + HCl
d. C2H5OH dengan penambahan asam sulfat (dehidrasi. Pada suhu 1800C)
Jawaban
a.
b.
c.
d.
e.
CH4
C2H2
C4H10
C7H14
C8H14
(Alkana)
(Alkuna)
(Alkana)
(Alkena)
(Alkuna)
a. 2,2-dimetil-3-metil pentana
b. 4,4-dimetil-1-pentuna
Skor
Total
1
1
1
1
1
2
2
a. C C C C
CCC
C
b. C C C = C
CC=CC
4
c. H
CH3
C = C
CH3
H
Trans-2-butena
C = C
CH 3
CH3
cis-2-butena
Nilai
2
2
1
2
24
100
B. Penilaian Afektif
No
N a m a
Jumla
h
Nilai
1
2
dst
Skor maks = 24
Keterangan:
1. Kerjasama
2. Kejujuran
3. Keaktifan
4. Ketepatan waktu
5. Tanggung jawab
6. Kebersihan
Rentang skor 1 4
Skor 4 = tinggi
Predikat nilai :
Amat Baik (A)
Baik (B)
Sedang (C)
Kurang (D)
= 86 100
= 75 85
= 65 74
= <65
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
Predik
at
:
:
:
:
:
A. Standar Kompetensi.
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa Makromolekul
B. Kompetensi Dasar
4.3 Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta
kegunaannya
C. Indikator
Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.
Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi
Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi
Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya
Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya minyak bumi dan gas alam
Siswa dapat menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi
Siswa dapat menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi melalui bagan
proses destilasi/penyulingan bertingkat.
Siswa dapat menjelaskan kualitas bensin berdasarkan angka/bilangan oktannya
Siswa dapat menjelaskan dampak dari pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan
E. Materi pembelajaran.
1. Konsep prasyarat
Senyawa hidrokarbon
2. Materi pokok
Minyak Bumi
Bahan bakar yang kita pergunakan berasal dari hasil pengolahan minyak bumi. Minyak bumi
memiliki adalah senyawa hidrokarbon (Hidrogen-karbon) dan berupa campuran. Senyawa hidrokarbon
sebanyak 50-98% berat, dan sisanya merupakan senyawa organik yang mengandung belerang, oksigen,
dan nitrogen serta senyawa-senyawa anorganik seperti vanadium, nikel, natrium, besi, aluminium,
kalsium, dan magnesium. Komposisi unsur yang dikandung minyak bumi adalah :
Unsur
Persen
Karbon
84-87
Hidrogen
11-14
Oksigen
0-3
Sulfur
0-1
Nitrogen
0-2
Jika kita fokuskan pada senyawa yang ada dalam minyak bumi, maka kita dapat mengklasifikasi
kannya menjadi tiga bagian yaitu golongan hidrokarbon dan non-hidrokarbon serta senyawa-senyawa
logam. Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, olefin, naften, dan aromatik.
Komposisi unsur yang dikandung minyak bumi :
Unsur
Persen
Karbon
84-87
Hidrogen
11-14
Oksigen
0-3
Sulfur
0-1
Nitrogen
0-2
Produk utama pengolahan minyak bumi awalnya adalah Bensin yang merupakan campuran
kompleks dari ratusan hidrokarbon dan memiliki rentang pendidihan antara 30-200 0C. Bensin adalah
bahan bakar alat transportasi darat (mobil).
Kerosin, bahan bakar pesawat jet dan minyak diesel rentang titik didih yang mirip. Kerosin
disebut juga dengan minyak tanah dan digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga, memiliki rentang
titik antara 175-2750C. Bahan bakar pesawat jet memiliki dua daerah rentang titik didih, yang pertama
antara 175-2900C di pergunakan untuk keperluan sipil, dengan kadar aromatic maksimum 20% volum.
Sedangkan untuk keperluan militer rentang didihnya antara 65-290 0C dengan kadar aromat maksimum
25% volum.
Minyak diesel adalah bahan bakar untuk mesin diesel sering disebut dengan solar. Minyak diesel
memiliki rentang titik didih antara 175-3400C. Sedangkan untuk mesin diesel kereta api rentang titik didih
nya antara 180-3700C.
Produk minyak bakar dibagi dalam lima jenis yaitu minyak bakar no. 1, no. 2, no. 4, no. 5 & no.6.
Minyak bakar no. 1 sangat mirip kerosin tetapi memiliki rentang titik akhir pendidihan lebih tinggi.
Minyak bakar no. 2 adalah minyak diesel untuk industri sangat mirip dengan minyak diesel otomotif.
Minyak bakar no. 1 dan no. 2 serta kerosin, bahan bakar pesawat jet dan minyak diesel biasa disebut
sebagai BBM distilat (distillate fuels).
Minyak bakar no. 4, no. 5 dan no. 6 dikenal dengan BBM residu, merupakan hasil sisa destilasi
minyak bumi.
Minyak bakar no. 4 adalah yang paling ringan di antara ketiganya.
Minyak bakar no. 5 masih berupa cairan pada suhu di atas 10 0C sedangkan minyak bakar no. 6 harus
dipanaskan terlebih dahulu untuk bisa mencair.
Produk-produk lain dari proses pengolahan minyak bumi, masih sangat bermanfaat seperti minyak
pelumas, waxes (lilin), greases (gemuk), aspal dan kokas.
Ban bakar merupakan sumber energi utama yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Para
ibu rumah tangga mengandalkan gas elpiji atau minyak tanah sebagai sumber panas yang dipergunakan
untuk memasak. Kendaraan bermotot menggunakan bensin atau gasoline dan solar untuk sebagai sumber
energi untuk menggerakkan mesin. Pembangkit listrik tenaga diesel juga menggunakan bahan bakar
minyak bakar untuk membangkitkan listrik. Bagaimana bahan bakar dibakar dan menghasilkan energi
merupakan hal yang sangat kita butuhkan.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model
Metode
Pendekatan
: Pembelajaran langsung
: Diskusi Informasi, Tanya jawab dan penugasan
: Keterampilan proses dan pembelajaran kooperatif
Proses KBM
Pertemuan 1
a. Kegiatan awal :
H. Salam pembuka
I. Doa bersama sebelum pembelajaran dimulai.Nilai Religius
J. - Guru memeriksa kehadiran siswa per kelompok
K. - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
L. Guru memberi motivasi dengan menyatakan bahwa minyak bumi
adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Bagaimana cara mengatasi kebutuhan yang semakin besar
terhadap minyak bumi? Nilai Rasa Ingin Tahu
Waktu
10
b. Kegiatan Inti :
Siswa menyimak materi minyak bumi melalui tayangan CD (Proses
terbentuknya minyak bumi, Komponen utama minyak bumi dan
Proses pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi melalui destilasi
bertingkat.
Selanjutnya masing-masing siswa membuat resume dari tayangan
tersebut. (TM/PT)
Nilai Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung Jawab,
Nilai Toleransi, Disiplin, Menghargai Prestasi, Komunikatif, Nilai
Jujur, Kerja Keras, Kreatif..
70
10
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang
telah dibahas.
- Guru memberi kuis (PT)
2
Pertemuan 2
a. Kegiatan awal :
M. Salam pembuka
N. Doa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Nilai Religius
O. - Guru memeriksa kehadiran siswa
P.- Guru menanyakan kembali materi pelajaran yang telah dibahas
sebelumnya (apersepsi)
Q. - Guru memberi motivasi berupa pertanyaan mengapa dipasaran
ada beberapa jenis bensin? Nilai Rasa Ingin Tahu
b. Kegiatan Inti :
Siswa mengkaji literatur tentang kualitas bensin berdasarkan angka
oktannya dan dampak pemakaian bahan bakar terhadap lingkungan
sekitar, kemudian mendiskusikannya. (TM/PT)
Nilai Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung Jawab,
Nilai Toleransi, Disiplin, Menghargai Prestasi, Komunikatif, Nilai
Jujur, Kerja Keras, Kreatif..
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang
belum dipahami. Komujikatif
- Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
- Guru memberikan tugas rumah (PT)
H.
10
65
15
a. Alat/Bahan Pelajaran : Sesuai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), VCD, alat & bahan
praktikum
b. Sumber Belajar
: Buku-buku Kimia yang relevan
- Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Erlangga. Jakarta
- Rahardjo, Budi S. 2008. Kimia berbasis Eksperimen 1. PT. Tiga serangkai Pustaka Mandiri.
I.
Penilaian
A. Penilaian kognitif
1. Jelaskan dengan singkat proses terbentuknya minyak bumi.
2. Tuliskan 3 komponen utama minyak bumi.
3. Jelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.
4. Jelaskan arti bensin yang memiliki bilangan oktan 82 dan 98, manakah yang kualitasnya lebih
baik?
5. Tuliskan dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.
Jawaban
Minyak Bumi terbentuk dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut
yang mati terkubur di dalam pori-pori karang selama berjuta-juta
tahun lamanya.
Komponen-komponen minyak bumi antara lain : Bensin, Kerosin,
Solar
Skor
2
Total
Nilai
12,50
18,75
25,00
31,25
12,50
16
100
Skor
Nilai = ------------ X 100
Skor total
B. Penilaian Afektif
No
N a m a
Jumla
h
Nilai
1
2
dst
Skor maks = 24
Keterangan:
1. Kerjasama
2. Kejujuran
3. Keaktifan
4. Ketepatan waktu
5. Tanggung jawab
6. Kebersihan
Rentang skor 1 4
Skor 4 = tinggi
Predikat nilai :
Amat Baik (A)
Baik (B)
Sedang (C)
Kurang (D)
Mengetahui,
Kepala Sekolah
= 86 100
= 75 85
= 65 74
= <65
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
Predik
at
:
:
:
:
:
A. Standar Kompetensi.
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa Makromolekul
B. Kompetensi Dasar
4.4 Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari dalam
bidang pangan, sandang, papan, perdagangan, seni dan estetika.
C. Indikator
Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan
Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang dan
pangan
Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidarokarbon dalam bidang seni dan estetika
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan
Siswa dapat menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang
dan pangan
Siswa dapat menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dlam bidang seni dan
estetika
E. Materi Pembelajaran
1. Konsep prasyarat
Senyawa hidrokarbon
2. Materi pokok
: diperoleh dari pemisahan gas alam, digunakan untuk bahan baku petrokimi pendingin,
pengesktrak dan pelarut
d. Benzena
: diperoleh dari proses fraksi minyak bumi, digunakan sebagai pelarut, thinner, zat aditif
antiketuk gasolin pesawat terbang, serta bahan baku pembuatan TNT, asam benzoat
dan turunannya seperti sakarin, pewarna dan bahan-bahan farmasi.
e. Kerosin : diperoleh dari hasil destilasi minyak bumi, digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel,
mesin traktor, mesin jet, dan roket, juga digunakan untuk bahan dasar pembuatan pelarut
pelumas dan insektisida
f. Solar
: digunakan untuk bahan baku pembuatan obat-obatan, kaus, nilon, cat, detergen, pupuk,
plastik, karet sintetis dan film potret
g. Lilin/Parafin : banyak digunakan untuk penerangan, krayon. Pelapis kertas, isolator, dan semir
h. Hidrokarbon untuk Polimer :untuk pembuatan polimer (hasil gabungan molekul-molekul kecil
membentuk molekul-molekul besar). Banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya botol, film, alat-lat listrik, mainan, jas hujan, pipa, dan lain-lain.
i. Hidrokarbon Terhalogenasi
: Pembelajaran langsung
: Diskusi Informasi, Tanya jawab dan penugasan
: Keterampilan proses dan pembelajaran kooperatif
Proses KBM
Pertemuan 1
a. Kegiatan awal :
- Salam pembuka
- Doa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Nilai Religius
- Guru memeriksa kehadiran siswa per kelompok
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru memberi motivasi tentang apa sajakah kegunaan dari
senyawa hidrokarbon yang sudah diketahui maupun yang belum
yang berada di kehidupan sehari-hari. Nilai Rasa Ingin Tahu.
b. Kegiatan Inti :
Siswa mengkaji literatur tentang kegunaan dan komposisi
hidrokarbon di bidang pangan, sandang, papan, perdagangan,
seni dan estetika, kemudian mendiskusikannya. (TM/PT)
Nilai Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung
Jawab, Nilai Toleransi, Disiplin, Menghargai Prestasi, Komunikatif,
Nilai Jujur, Kerja Keras, Kreatif..
c. Kegiatan Akhir/Penutup :
- Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang
telah dibahas.
- Guru memberi kuis
Waktu
10
70
10
Penilaian
A. Penilaian kognitif
1. Tuliskan kegunaan senyawa hidrokarbon :
a. Metana
b. Benzena
c. Kerosin
2. Apakah nama senyawa hidrokarbon yang dapat berfungsi sebagai insektisida?
3. Polimer apakah yang dihasilkan dari senyawa hidrokarbon berikut dan apa kegunaannya?
a. vinil klorida
b. etilena
Jawaban
a. Metana : digunakan sebagai bahan baku pada pabrik
pupuk
b. Benzena : sebagai bahan baku pembuatan asam benzoat
(pengawet) atau bahan farmasi.
c. Kerosin : digunakan sebagai bahan bakar atau bahan dasar
insektisida.
Skor
2
2
Total
Nilai
50,00
16,67
33,33
12
100
DDT ( 1,1-bis-(4-klorofenil)-2,2,2-trikloroetana)
12
C. Penilaian Afektif
No
N a m a
Jumla
h
1
2
dst
Skor maks = 24
Keterangan:
1. Kerjasama
2. Kejujuran
3. Keaktifan
4. Ketepatan waktu
5. Tanggung jawab
6. Kebersihan
Rentang skor 1 4
Skor 4 = tinggi
Predikat nilai :
Amat Baik (A)
Baik (B)
Sedang (C)
Kurang (D)
Mengetahui,
Kepala Sekolah
= 86 100
= 75 85
= 65 74
= <65
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
Nilai
Predik
at
PROGRAM
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Standar
Kompetensi
1. Memahami
Struktur
Atom,
Sifat-sifat periodic
unsur dan ikatan
kimia
=
=
Kelas
= X ( Sepuluh )
Tahun Pelajaran = 2013/2014
Kompetensi Dasar
Alokasi
Waktu
6 jam
2 jam
6 jam
SEMESTER GANJIL
M
O
S
2 2 2
2 2 2
2 jam
4 jam
2
2 2
2 jam
8 jam
2
2 2 2 2
Ket
4
(Stoikiometri) serta
menerapkan konsep
menyelesaikan
perhitungan kimia
mol
dalam
Ulangan Harian ke - 4
Semester ganjil
Pembagian Raport
Total Keseluruhan
Keterangan
= Masa Orientasi Siswa (MOS)
2 jam
2 jam
2
2
34 jam
= Pesantren Ramadhan
= PBM
= Semester ganjil
= Pembagian Raport
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
PROGRAM
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Standar
Kompetensi
1. Menjelaskan
Sifat-sifat
larutan
elektrolit dan
non
elektrolit
=
=
SEMESTER
Kelas
= XII ( Duabelas )
Tahun Pelajaran = 2013/2014
Kompetensi Dasar
Alokasi
Waktu
8 jam
Ulangan Harian Ke - 1
2 jam
8 jam
juli
Agustus
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1
2. Menerapkan
2.1 Menerapkan
konsep
reaksi
konsep reaksi
redoks
oksidasi reduksi
dalam system
elektrokimia yang
dan elektrokimia
melibatkan energy
listrik
dan
dalam teknologi
kegunaannya dalam mencegah
dalam kehidupan korosi
M
O
S
4 jam
4 4
2
2 4 2
Ket
Desember
1
sehari-hari
dalam industri.
Ulangan Harian ke -2
3. Memahami
karakteristik
unsur-unsur
penting,kegunaan
dan bahayanya,
serta terdapatnya
di alam.
2 jam
6 jam
4 jam
2 jam
2 jam
18 jam
2 jam
4 jam
4 jam
2 jam
2 jam
68 jam
2
4 2
2 2
2
2
2 4 4 4 4
2
2 2
2 2
Keterangan
= Masa Orientasi Siswa (MOS)
= Pesantren Ramadhan
= PBM
= Semester ganjil
= Pembagian Raport
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
:
:
:
KIMIA
X
1
STANDAR KOMPETENSI:
1. Memahami struktur atom, sifat- sifat periodik unsur dan ikatan kimia
KOMPETENSI DASAR
1.1 Memahami
struktur
atom berdasarkan
teori atom Bohr,
Sifat-sifat
unsur, massa
atom
relatif dan sifatsifat
periodik unsur
dalam
tabel periodik
serta
menyadari
keteraturannya
melalui
pemahaman
konfigurasi
elektron
TINGKAT
INDIKATOR
BERPIKIR
C4
MATERI POKOK/
PENGEMBANGAN
C1
Teori atom
C1
Perkembangan
tabel
periodik
unsur
C1
Pengelompokan unsur
C2
Partikel atom
C3
Konfigurasi Elektron
C3
C3
C4
C3
1.
TINGKAT
BERPIKIR
RUANG
WAKTU
LINGKUP
(menit)
x 45
KOMPETENSI DASAR
1.2 Membandingkan
proses
pembentukan
ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan
kovalen
koordinasi dan
ikatan logam
serta
hubungannya
dengan sifat-sifat
fisik senyawa
yang
terbentuk
TINGKAT
BERPIKIR
C3,
P2
INDIKATOR
TINGKAT
BERPIKIR
MATERI POKOK/
PENGEMBANGAN
C4
Sifat-sifat periodik
unsur
C1
Kestabilan unsur
C1
Struktur Lewis
C2
Ikatan ion
C2
Ikatan kovalen
C2
C2
Ikatan kovalen
koordinasi
P2
Kepolaran senyawa
C2
Ikatan logam
RUANG
WAKTU
LINGKUP
(menit)
6 x 45
KOMPETENSI DASAR
TINGKAT
BERPIKIR
INDIKATOR
TINGKAT
BERPIKIR
C3
MATERI POKOK/
PENGEMBANGAN
RUANG
WAKTU
LINGKUP
(menit)
Keterangan: Ruang Lingkup 1: Struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia, stoikiometri, larutan non-elektrolit dan elektrolit, reaksi oksidasi-reduksi, senyawa organik dan
makromolek
PEMETAAN STANDAR ISI
Mata Pelajaran
Kelas/Program
Semester
:
:
:
KIMIA
X
1
STANDAR KOMPETENSI:
2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
KOMPETENSI DASAR
2.1.Mendeskripsikan
tata nama
senyawa anorganik
dan organik
sederhana serta
persamaan
reaksinya
TINGKAT
BERPIKIR
C3
TINGKAT
BERPIKIR
INDIKATOR
MATERI POKOK/
PENGEMBANGAN
C2
C3
Tata
nama
senyawa anorganik
dan
organik
sederhana
C3
Penulisan
persamaan reaksi
persamaan
Tata
Nama
Senyawa
dan
Persamaan
Reaksi.
RUANG
WAKTU
LINGKUP
(menit)
4 x 45
KOMPETENSI DASAR
TINGKAT
TINGKAT
BERPIKIR
INDIKATOR
BERPIKIR
MATERI POKOK/
PENGEMBANGAN
RUANG
WAKTU
LINGKUP
(menit)
8 x 45
5. Menyetarakan
sederhana
persamaan
C6,
1. Membuktikan
percobaan
hukum
P2
2. Membuktikan
Percobaan
kimia
C3
Lavoisier
melalui
P2
Hukum Lavoisier
Proust
melalui
P2
C2
Hukum Dalton
4. Menggunakan
data
percobaan
untuk
membuktikan
hukum perbandingan volume (hukum Gay
Lussac)
C2
Hukum
Lussac
C2
Hukum Avogadro
5.
hukum
reaksi
Menggunakan
data
percobaan
untuk
membuktikan hukum-hukum Avogadro
Penyetaraan
persamaan reaksi
Hukum Proust
Gay
C3
Konsep Mol
7. Menentukan
molekul
C3
Rumus
dan
rumus
empiris
dan
rumus
Empiris
Rumus
KOMPETENSI DASAR
TINGKAT
BERPIKIR
TINGKAT
BERPIKIR
INDIKATOR
MATERI POKOK/
PENGEMBANGAN
RUANG
WAKTU
LINGKUP
(menit)
Molekul
8. Menentukan rumus air kristal
C3
Air Kristal
C3
Stoikiometri
C4
Pereaksi
pembatas
C4
Keterangan: Ruang Lingkup 1: Struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia, stoikiometri, larutan non-elektrolit dan elektrolit, reaksi oksidasi-reduksi, senyawa organik dan
makromolekul.
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
SILABUS
Nama Sekolah
Kelas/Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran
: Kimia
Standar kompetensi
KOMPETENSI
DASAR
1.1 Memahami sruktur
atom berdasarkan
teori atom Bohr,
sifatsifat unsur, massa
atom relatif, dan
sifat-sifat periodik
unsur dalam tabel
periodik serta
menyadari
keteraturannya
melalui
pemahaman
konfigurasi
elektron.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Perkembangan
teori atom mulai
dari Dalton
sampai dengan
teori Atom
INDIKATOR
PENILAIAN
Jenis Tagihan :
Tugas kelompok
Tugas individu
Ulangan
Kuis
Bentuk tagihan :
Tes tertulis
ALOKA
SI
WAKT
U
SUMBER/BA
HAN/ALAT
6 x 45
menit
Buku kimia
yang sesuai
LKS
Tabel
Periodik
Unsur
Modern
Disiplin)
Mengkaji
literatur
tentang Membandingkan
perkembangan tabel periodik
perkembangan tabel periodik unsur
unsur untuk mengidentifikasi
dalam kerja kelompok (PT)
kelebihan dan kekurangannya
(Rasa ingin tahu, Gemar membaca,
Disiplin, Toleransi)
dasar
Presentasi
hasil
kajian
untuk Menjelaskan
pengelompokan
unsur-unsur
menyimpulkan dasar pengelompokan
unsur-unsur. (TM)
(Komunikatif, Kreatif)
Perkembangan
tabel periodik
unsur
Sifat
Keperiodikan
Unsur
1.2 Membandingkan
Ikatan Kimia
Menganalisis
tabel,
grafik
untuk menentukan keteraturan
jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas
elektron
dan
keelektronegatifan
Jenis Tagihan :
6 X 45
proses
pembentukan
ikatan
ion, ikatan
kovalen,
ikatan kovalen
koordinasi, dan
ikatan
logam serta
hubungannya
dengan
sifat fisik
senyawa
yang terbentuk
Kestabilan unsur
Struktur Lewis
Ikatan Kovalen
Koordinasi
Menentukan
unsur yang dapat Menjelaskan kecenderungan
suatu unsur untuk mencapai
melepaskan elektron atau menerima
kestabilannya
elektron untuk mencapai kestabilan
dalam diskusi kelompok. . (PT)
(Rasa ingin tahu, Gemar membaca,
Disiplin, Komunikatif, Toleransi)
susunan
Menggambarkan susunan elektron Menggambarkan
elektron
valensi
atom
gas
valensi Lewis melalui diskusi kelas.
mulia
(duplet
dan
oktet)
dan
(PT/TM)
elektron valensi bukan gas
(Rasa ingin tahu, Gemar membaca,
mulia (struktur Lewis)
Disiplin, Komunikatif, Toleransi)
Menjelaskan
proses
terbentuknya ikatan ion
Membandingkan proses pembentukan
ikatan ion dan ikatan kovalen dalam
Menjelaskan
proses
diskusi kelas. (PT/TM)
terbentuknya ikatan kovalen
(Rasa ingin tahu, Gemar membaca,
tunggal, rangkap dua, dan
Disiplin, Komunikatif, Toleransi)
rangkap tiga
Menjelaskan
sifat-sifat
senyawa
ion
dan
sifat-sifat
Membandingkan sifat-sifat senyawa
senyawa kovalen
ion
dengan
sifat-sifat
senyawa
kovalen dalam diskusi kelas. (PT/TM)
(Rasa ingin tahu, Gemar membaca,
Disiplin, Komunikatif, Toleransi)
Menjelaskan
proses
terbentuknya ikatan kovalen
koordinasi pada beberapa
senyawa
Menyelidiki
kepolaran
beberapa
senyawa
dan
hubungannya
dengan
keelektronegatifan
melalui
percobaan
Mendeskripsikan
proses
Tugas kelompok
Tugas individu
kuis
Ulangan
Bentuk tagihan :
Tes tertulis
Laporan tertulis
menit
Buku kimia
yang sesuai
LKS
Lembar kerja
Bahan dan
alat
untuk
praktikum
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran
SILABUS
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Standar kompetensi
Kelas/Semester : X / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2012/2013
KOMPETENSI
DASAR
2.1Mendeskripsikan
tata nama senyawa
anorganik dan
organik sederhana
serta persamaan
reaksinya
MATERI
PEMBELAJARAN
Tata Nama
Senyawa
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Menentukan
nama
senyawa
poliatomik yang terbentuk dari tabel
kation (golongan utama dan NH4+) dan
anion poliatomik serta memberi
namanya dalam diskusi kelompok.
(PT)
(Rasa ingin tahu, Gemar membaca,
Disiplin, Komunikatif, Toleransi)
Persamaan Reaksi
Sederhana
Menyimpulkan
aturan
pemberian
nama senyawa biner dan poliatomik.
(PT)
(Rasa ingin tahu, mandiri)
Menginformasikan nama beberapa
senyawa organik sederhana. (TM)
(Rasa ingin tahu, Gemar membaca)
INDIKATOR
PENILAIAN
Jenis Tagihan :
Tugas kelompok
Tugas individu
kuis
Ulangan
Bentuk tagihan :
Tes tertulis
Laporan tertulis
Menyetarakan
reaksi
sederhana dengan diberikan
nama-nama zat yang terlibat
dalam reaksi atau sebaliknya
ALOKA
SI
WAKT
U
4 x 45
menit
SUMBER/BA
HAN/ALAT
Buku
kimia
yang sesuai
Bahan
dan
alat
untuk
praktikum
molymood
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Palleko,
Juli 2013
Guru Mata Pelajaran