Anda di halaman 1dari 7

ARAH KEPEMIMPINAN IKATAN DOKTER INDONESIA (IDI)

CABANG MAKASSAR PERIODE 2016-2019


dr. ABD. AZIS, Sp. U

LANDASAN PEMIKIRAN
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai sebuah organisasi merupakan entitas
yang juga turut mendapatkan dampak dari setiap arus perubahan yang
berkesinambungan. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang telah dijalankan
sejak tahun 2014 merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh IDI
sebagai salah satu elemen penting dalam pembangunan kesehatan Indonesia.
Perubahan sederhana dari model pembiayaan kesehatan mandiri berbasis fee
for service ke dalam pembiayaan berbasis asuransi sosial, yang akan
dilaksanakan secara universal di Indonesia, memberikan perubahan signifikan
dalam model pelayanan kesehatan nasional. Arus perubahan ini membutuhkan
kepemimpinan yang solid dalam IDI untuk mensukseskan JKN yang pada
akhirnya akan turut berperan dalam pembangunan bangsa.
Selain itu, telah pula terjadi perubahan signifikan dalam proses pengambilan
kebijakan publik dalam era desentralisasi di Indonesia, yang telah dilaksanakan
sebelum era JKN. Peran dokter dalam berbagai kebijakan publik terkait
kesehatan tenggelam ke dalam pemikiran-pemikiran jangka pendek (short
termism) pengambil kebijakan masing-masing daerah, yang lebih memilih sudut
pandang populis dengan mengesampingkan pembangunan manusia secara
jangka panjang. Tujuan pembangunan kesehatan untuk mencapai masyarakat
mandiri dalam peningkatan derajat kesehatannya terabaikan, dan dokter
dimarginalkan hanya sebagai pelaksana kebijakan publik jangka pendek
tersebut, tanpa melibatkan dokter sebagai subyek pelaksana.
Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, posisi IDI sebagai satusatunya organisasi profesi dokter juga menghadapi ancaman dalam friksi antar
sesama anggota. Marwah IDI digerus dengan pencitraan bahwa IDI tidak
responsif dalam memperjuangkan kebutuhan anggota dan dianggap tidak
berdaya dalam perjuangan nasib dokter. Sebuah otokritik adalah sebuah hal
yang positif dalam setiap organisasi, akan tetapi kita tidak boleh tenggelam
dalam budaya saling menyalahkan serta kebencian antar sesama profesi dokter.
Menyadari berbagai tantangan yang dialami oleh IDI tersebut, dipandang
perlu untuk membangun kepemimpinan yang kuat dalam organisasi profesi

yang kita miliki bersama ini. IDI membutuhkan kepemimpinan yang dapat
memberikan arah yang tegas dalam mengarungi berbagai tantangan perubahan.
Kepemimpinan yang kuat dan tegas akan menjadi nahkoda dalam mengatasi
berbagai situasi ketidakpastian dan benih-benih friksi yang semakin tumbuh
subur di dalam organisasi IDI.
Kepengurusan IDI harus hadir dalam menjawab kebutuhan anggotanya
dengan tidak mengesampingkan masyarakat lebih luas tempat organisasi
profesi ini berpijak. Kepemimpinan IDI harus hadir di dalam pengembangan
anggotanya. Ini adalah upaya untuk menghadirkan IDI kembali sebagai
organisasi yang menaungi profesi dokter, sehingga dapat mempersiapkan
anggota dalam menghadapi arus perubahan yang terus berjalan.
IDI Cabang Makassar turut pula terkait dengan berbagai tantangan yang
dijabarkan sebelumnya. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk menyiapkan
kepemimpinan IDI Cabang Makassar yang kuat dan solid dalam menghadapi
berbagai dinamika perubahan. Dokumen visi misi ini menjabarkan arah
kepemimpinan dr. Abd. Azis, Sp.U dalam kepengurusan IDI Cabang Makassar
periode 2016-2019. Dokumen ini diharapkan menjadi panduan bagi pemilih
dalam menentukan pilhan terbaik pada suksesi kepemimpinan yang akan kita
laksanakan bersama. Selain itu, dokumen ini diharapkan dapat menambah
khazanah pengetahuan IDI sebagai sebuah organisasi dan dapat melahirkan
pemikiran-pemikiran baru yang mendukung pembangunan tata kelola
organisasi profesi yang sangat kita cintai bersama ini.

VISI
Revitalisasi Fungsi dan Peran IDI Sehingga Memperkuat Profesi Dokter
Sebagai Profesi Mulia yang Berwibawa dan Bermartabat, dan Elemen Penting
Pembangunan Bangsa yang Berpihak Pada Masyarakat

MISI
1. PENGUATAN PERAN PROFESI DOKTER
KESEHATAN
2. PEMBERDAYAAN ANGGOTA IDI
3. PENGEMBANGAN KAPASITAS ANGGOTA IDI

DALAM

PEMBANGUNAN

4. PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN DALAM PROSES PELAYANAN BAGI


ANGGOTA IDI
5. PENGGUNAAN ANGGARAN YANG EFEKTIF, EFISIEN, TRANSPARAN, DAN
AKUNTABEL BAGI KEMASLAHATAN ANGGOTA IDI
6. IDI SEBAGAI PUSAT ADUAN DAN ADVOKASI BAGI SETIAP PERMASALAHAN
ANGGOTA
7. MENJALIN KERJASAMA DAN KOMUNIKASI DENGAN PIHAK LAIN

NILAI INTI KEPENGURUSAN


KONSISTEN, INKLUSIF, ADAPTIF & AKUNTABEL

PENJABARAN MISI
1. Penguatan peran profesi dokter dalam pembangunan kesehatan
IDI yang dipimpin oleh dr. Abd. Azis, Sp.U akan senantiasa mengambil
peranan dalam pembangunan kesehatan. Tujuan utama dalam peranan
tersebut adalah untuk membangun manusia sehat yang mandiri dalam
peningkatan taraf kesehatannya. IDI Cabang Makassar akan
melaksanakan kajian risiko, yang bisa memberikan dampak bagi profesi
dokter dan masyarakat, dalam setiap kebijakan pemerintah terkait
kesehatan. Upaya ini dilaksanakan agar supaya profesi dokter di Makassar
dapat lebih siap dalam menghadapi setiap perubahan nyata terkait
kebijakan pemerintah. IDI tidak hanya menjadi obyek kebijakan
kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah, tetapi harus menjadi
inisiator dalam pembuatan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat.
Dengan demikian organisasi IDI akan menjadi pusat referensi oleh
pengambil kebijakan di bidang kesehatan dalam setiap pembuatan
kebijakan kesehatan.
Target Pencapaian: Adanya register dan langkah mitigasi risiko pada
setiap kebijakan kesehatan, dan menjadi inisiator pembuatan kebijakan
kesehatan.

2. Pemberdayaan anggota IDI


Kepengurusan IDI yang dipimpin oleh dr. Abd. Azis, Sp.U akan senantiasa
memperhatikan aspek keterwakilan masing-masing elemen anggota IDI,
misalnya universitas, rumah sakit, dinas kesehatan dan sebagainya. Asas
proporsionalitas dengan mengedepankan kinerja menjadi pertimbangan
dalam pemilihan pengurus IDI. Dengan demikian, IDI akan menjadi
pemersatu dan pusat kegiatan dari semua kegiatan profesi tanpa melihat
fraksi. Hal ini untuk menjaga sinergitas, integritas serta kolegalitas seluruh
komponen IDI, sehingga kita akan menjadi organisasi profesi yang solid
dan siap menghadapi segala tantangan dan permasalahan yang timbul.
Pemberdayaan anggota IDI dilaksanakan dengan upaya pelibatan anggota
IDI seluas-luasnya dalam setiap kegiatan IDI. Pada setiap kegiatan IDI,
pengurus IDI berperan sebagai pengarah dan atau ketua pelaksana,
sedangkan pelaksana dilaksanakan oleh anggota IDI. Kegiatan ini akan
memperhatikan aspek keterwakilan anggota dalam berbagai elemen yang
ada, misalnya kegiatan A yang menjadi penggerak utama berasal dari
bagian A, kegiatan B digerakkan terutama oleh RS XYZ dan seterusnya.
Sehingga kegiatan IDI tidak hanya menjadi domain dari pengurus IDI saja,
dengan prinsip Dari Anggota, Oleh Anggota dan Untuk Anggota
Target Pencapaian: Delapan puluh persen (80%) kegiatan terlaksana
dengan pelibatan anggota IDI sebagai pelaksana

3. Pengembangan kapasitas anggota IDI


Pengembangan kapasitas anggota IDI adalah merupakan salah satu
perhatian utama dalam kepengurusan dr. Abd. Azis, Sp.U. Pengembangan
kapasitas ini dilaksanakan melalui diskusi ilmiah dan kajian-kajian
dibidang kesehatan yang akan dilaksanakan secara rutin. Diskusi ilmiah ini
juga mempertimbangkan masalah-masalah kontekstual yang
berkembang dalam masyarakat dan kebutuhan masyarakat dalam bidang
kesehatan, sehingga profesi dokter dapat lebih siap dan tanggap dalam
menjawab kebutuhan masyarakat dan siap mendeteksi dan
mengantisipasi masalah yang terkait dengan profesi kita.

Memperkuat pendidikan kedokteran berkelanjutan yang bermutu dan


terjangkau bagi anggota, ssehingga setiap anggota bisa mengikuti
kegiatan ilmiah tanpa terbebani.
Target Pencapaian: Terlaksana diskusi ilmiah sekali dalam sebulan yang
dilaksanakan oleh IDI Cabang Makassar

4. Perbaikan berkesinambungan dalam proses pelayanan bagi anggota IDI


Pelayanan bagi anggota IDI dalam kepengurusan dr. Abd. Azis, Sp.U akan
dilaksanakan dalam kerangka upaya perbaikan berkesinambungan. Hal ini
ditetapkan agar supaya pelayanan bagi anggota akan semakin baik dan
cepat seiring dengan waktu. Proses pelayanan akan difokuskan kepada
pelayanan administratif dan dalam aspek medikolegal, dengan tidak
menutup area pelayanan lain bagi anggota IDI Cabang Kota Makassar.
Perbaikan sistem administrasi juga akan dilaksanakan dengan pendekatan
yang berbasis IT.
Target pencapaian: Proses pelayanan menjadi lebih sederhana dan cepat
dibanding awal mulai kepengurusan

5. Penggunaan anggaran yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel


bagi kemaslahatan anggota IDI
Kepengurusan IDI Cabang Kota Makassar oleh dr. Abd. Azis, Sp.U akan
mempergunakan anggaran yang berasal dari iuran anggota untuk
kepentingan anggota. Pengelolaan yang efektif dan efisien diharapkan
dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
anggota. Kepengurusan IDI yang akan dijalankan nanti akan senantiasa
untuk mengedepankan prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam
pengelolaan anggaran yang merupakan amanah dari anggota IDI.
Disamping itu, tidak menjadikan anggota IDI sebagai obyek komersialisasi
pencarian dana bagi IDI. Pencarian dana tambahan akan dilakukan
dengan sistem kerjasama dengan instansi-instansi terkait dan usahausaha lainnya.

Target pencapaian: Pelaporan keuangan dilaksanakan per triwulan secara


transparan dan akuntabel.
6. IDI sebagai pusat aduan dan advokasi bagi setiap permasalahan anggota
Saat ini anggota IDI memandang sekretariat IDI hanya milik pengurus dan
hanya menginjakkan kaki saat pengurusan STR/SIP. Ketika ada
permasalahan yang timbul berkenaan dengan profesi, anggota seringkali
bingung dan tidak tahu harus mengadu kemana. Untuk itu IDI harus
menjadi rumah yang nyaman bagi setiap anggota, sehingga menjadi pusat
kegiatan para anggota. Setiap permasalahan akan ditampung, kemudian
dikaji dan untuk selanjutnya akan dilakukan advokasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang timbul. Advokasi terhadap setiap
permasalahan anggota merupakan hal yang sangat penting, karena IDI
adalah wakil seluruh dokter yang bisa menyuarakan seluruh aspirasi yang
harus mengayomi dan memperjuangkan anggotanya.
Target pencapaian: Memberikan advokasi terhadap semua permasalahan
anggota.

7. Menjalin kerjasama dan komunikasi dengan pihak lain


Harus diakui bahwa organisasi profesi kita kurang bisa membangun
kerjasama dan menjaga komunikasi yang setara dengan pihak-pihak di
luar organisasi kita, seperti dengan akademisi, pemerintah, legislatif,
media, organisasi profesi lain, dan sebagainya. Padahal sangat banyak
persoalan yang tidak bisa diselesaikan sendiri. Beberapa hal
membutuhkan kemampuan organisasi profesi kita untuk bisa punya posisi
tawar dengan pihak lain secara setara. Tak boleh lagi organisasi kita hanya
menjadi perpanjangan tangan birokrasi, apalagi komoditas politik.
Dengan demikian kita mempunyai peluang lebih besar untuk
memperjuangkan kepentingan anggota sekaligus memaksimalkan peran
kita ditengah masyarakat sebagai organisasi profesi kesehatan.
Diskusi komprehensif dengan organisasi profesi lain harus dilakukan. IDI
harus menjadi motor terdepan untuk menguatkan professional
collaboration antar profesi kesehatan lain, yang dilakukan dalam
semangat saling menghormati ranah profesi yang berlandaskan

kompetensi masing-masing. Tidak perlu saling merambah ranah


professional dan saling tumpang tindih kompetensi yang tidak dikuasai
oleh profesi lainnya, seperti yang banyak terjadi saat ini.

Demikian dokumen arah kepemimpinan ini kami susun, untuk memberikan


kejelasan arah kepemimpinan IDI Cabang Makassar periode 2016-2019 apabila
kami mendapatkan amanah untuk memimpin organisasi yang kita cintai
bersama ini. Semoga dokumen ini dapat menjadi panduan perubahan IDI yang
dapat direstui oleh sejawat sekalian. Dengan penuh kerendahan hati, kami
memohon bantuan sejawat sekalian untuk hadir dalam pemilihan Ketua IDI
Cabang Makassar pada tanggal 20 Agustus 2016 di Aula Prof. A. Amiruddin
Universitas Hasanuddin dan bersama-sama kita mendorong arus perubahan ke
arah IDI Makassar yang lebih baik.

Hormat Kami,

(dr. Abd. Azis, Sp. U)


Kandidat Ketua IDI Cabang Makassar Periode 2016-2019

Anda mungkin juga menyukai