Anda di halaman 1dari 6

Ulkus Kornea Acanthamoeba

Achantamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat di dalam air tercemar yang
mengandung bakteri dan materi organik. Biasanya sering berhubungan dengan penggunaan
lensa kontak lunak. Gejala awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan
kliniknya, kemerahan dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin
stroma, dan infiltrat perineural, tetapi sering kali hanya ditemukan perubahan-perubahan yang
terbatas pada epitel kornea1.
Diagnosis pasti dengan ditemukannya acanthamoeba pada biakan diatas agar khusus.
Diagnosis diferensial meliputi keratitis herpes, keratitis jamur, keratitis mikrobakterial.
Debridemen bermanfaat pada tahap awal penyakit, terapi obat awalnya dimulai dengan
ishetionate propamidine topikal dan salah satu dari polyexamethylene biguanide dan tetes
mata neomycin forte. Mungkin diperlukan keratoplasti pada kasus lanut untuk menghentikan
progresifitas infeksi atau setelah penyakit mengalami resolusi dan terbentuk parut untuk
memulihkan penglihatan 1.
Ulkus kornea Mooren
Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral 2.Pennyebab
ulkus kornea mooren masih belum diketahui, banyak teori yang diajukan dan salah satu
adalah teori hipersensitivitas tuberculosis, virus, alergi dan autoimun 1,2.. Termasuk ulkus
marginal; 60-80% kasusnya unilateral dan ditandai dengan penggalian (excavation) limbus
dan kornea perifer yang nyeri dan progresif, dan sering dijumpai pada usia tua, tetapi tidak
berhubungan dengan penyakit sistemik apapun yang sering dialami orang tua 1. Perasaan sakit
sekali. Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan kadang meninggalkan satu pulau
yang sehat pada bagian yang sentral 2.
Ulkus ini tidak responsif dengan antibiotik maupun kortikosteroid. Belakangan ini,
telah dilakukan eksisi konungtiva bagian limbus untuk menghilangkan substansi yang
menimbulkan sensitisasi. Keratoplasti lameral telah dipakai pada kasus tertentu dan berhasil
baik. Terapi imunosupresif sistemik sering diperlukan untuk mengontrol penyakit tahap
menengah atau lanjut1.
Keratokonjungtivitis Fliktenular
Fliktenula merupakan akumulasi setempat limfosit, monosit, makrofag dan akhirnya
netrofil. Lesi ini mula-mula muncul di limbus tetapi pada serangan berikutnya akan mengenai
1

Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika, 2000.

Wijaya. N. Kornea dalam Ilmu Penyakit Mata, cetakan ke-4, 1989

konjungtiva bulbi dan kornea. Umumnya bilateral, membentuk parut dan vaskularisasi.
Merupakan respons hipersensitivitas tipe lambat terhadap S. Aureus atau bakteri lain.
Fliktenula yang tidak diobati akan menyembuh dalam 10-14 hari, kortikosteroid akan
memperpendek lama penyakit dan mengurangi timbulnya parut dan vaskularisasi 1.
PENATALAKSANAAN 3,4,5
Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh spesialis mata
agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan pada ulkus kornea
tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik, anti virus,
anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan dengann steroid. Pasien dirawat
bila mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat
dan perlunya obat sistemik.
a. Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah
1.

Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya

2.

Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang

3.

Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan


mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih

4.

Berikan analgetik jika nyeri

b. Penatalaksanaan medis
1. Pengobatan konstitusi
Oleh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan umum yang
kurang dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki dengan makanan yang
bergizi, udara yang baik, lingkungan yang sehat, pemberian roboransia yang
mengandung vitamin A, vitamin B kompleks dan vitamin C. Pada ulkus-ulkus yang
disebabkan kuman yang virulen, yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa, dapat
diberikan vaksin tifoid 0,1 cc atau 10 cc susu steril yang disuntikkan intravena dan
hasilnya cukup baik. Dengan penyuntikan ini suhu badan akan naik, tetapi jangan
sampai melebihi 39,5C. Akibat kenaikan suhu tubuh ini diharapkan bertambahnya
antibodi dalam badan dan menjadi lekas sembuh.
2. Pengobatan lokal
Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan. Lesi kornea
sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya. Konjungtuvitis,
3

Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI, Jakarta, 2004

Wijaya. N. Kornea dalam Ilmu Penyakit Mata, cetakan ke-4, 1989

Anonymous, Corneal Ulcer. Dikutip dari www.HealthCare.com.

dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada hidung, telinga, tenggorok,
gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan.
Infeksi pada mata harus diberikan :

Sulfas atropine sebagai salap atau larutan,


Kebanyakan dipakai sulfas atropine karena bekerja lama 1-2 minggu.
Efek kerja sulfas atropine :
-

Sedatif, menghilangkan rasa sakit.

Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.

Menyebabkan paralysis M. siliaris dan M. konstriktor pupil.


Dengan lumpuhnya M. siliaris mata tidak mempunyai daya akomodsi
sehingga mata dalan keadaan istirahat. Dengan lumpuhnya M. konstriktor
pupil, terjadi midriasis sehinggga sinekia posterior yang telah ada dapat
dilepas dan mencegah pembentukan sinekia posterior yang baru

Skopolamin sebagai midriatika.

Analgetik.
Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain, atau
tetrakain tetapi jangan sering-sering.

Antibiotik
Anti biotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum
luas diberikan sebagai salap, tetes atau injeksi subkonjungtiva. Pada pengobatan
ulkus sebaiknya tidak diberikan salap mata karena dapat memperlambat
penyembuhan dan juga dapat menimbulkan erosi kornea kembali.

Anti jamur
Terapi medika mentosa di Indonesia terhambat oleh terbatasnya preparat
komersial yang tersedia berdasarkan jenis keratomitosis yang dihadapi bisa
dibagi:
1.

Jenis jamur yang belum diidentifikasi penyebabnya : topikal


amphotericin B 1, 2, 5 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin > 10
mg/ml, golongan Imidazole

2.

Jamur berfilamen : topikal amphotericin B, thiomerosal,


Natamicin, Imidazol

3.

Ragi (yeast) : amphotericin B, Natamicin, Imidazol

4.

Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan sulfa,


berbagai jenis anti biotik

Anti Viral
Untuk herpes zoster pengobatan bersifat simtomatik diberikan streroid lokal

untuk mengurangi gejala, sikloplegik, anti biotik spektrum luas untuk infeksi
sekunder analgetik bila terdapat indikasi.
Untuk herpes simplex diberikan pengobatan IDU, ARA-A, PAA, interferon
inducer.
Perban tidak seharusnya dilakukan pada

lesi infeksi supuratif karena dapat

menghalangi pengaliran sekret infeksi tersebut dan memberikan media yang baik terhadap
perkembangbiakan kuman penyebabnya. Perban memang diperlukan pada ulkus yang bersih
tanpa sekret guna mengurangi rangsangan.
Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat dilakukan :
1. Kauterisasi
a)

Dengan zat kimia : Iodine, larutan murni asam karbolik, larutan murni
trikloralasetat

b)

Dengan panas (heat cauterisasion) : memakai elektrokauter atau termophore.


Dengan instrumen ini dengan ujung alatnya yang mengandung panas disentuhkan
pada pinggir ulkus sampai berwarna keputih-putihan.

2. Pengerokan epitel yang sakit


Parasentesa dilakukan kalau pengobatan dengan obat-obat tidak menunjukkan
perbaikan dengan maksud mengganti cairan coa yang lama dengan yang baru yang banyak
mengandung antibodi dengan harapan luka cepat sembuh. Penutupan ulkus dengan flap
konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva dari sekitar limbus yang kemudian ditarik
menutupi ulkus dengan tujuan memberi perlindungan dan nutrisi pada ulkus untuk
mempercepat penyembuhan. Kalau sudah sembuh flap konjungtiva ini dapat dilepaskan
kembali.
Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan berikan sulfas
atropine, antibiotik dan balut yang kuat. Segera berbaring dan jangan melakukan gerakangerakan. Bila perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya baru saja, maka dapat dilakukan
:

Iridektomi dari iris yang prolaps

Iris reposisi

Kornea dijahit dan ditutup dengan flap konjungtiva

Beri sulfas atripin, antibiotic dan balut yang kuat


Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung lama, kita obati

seperti ulkus biasa tetapi prolas irisnya dibiarkan saja, sampai akhirnya sembuh menjadi
leukoma adherens. Antibiotik diberikan juga secara sistemik.

Gambar 7.Ulkus kornea perforasi, jaringan iris keluar dan menonjol, infiltrat pada kornea ditepi perforasi.

3. Keratoplasti
Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas tidak berhasil.
Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu penglihatan, kekeruhan kornea
yang menyebabkan kemunduran tajam penglihatan, serta memenuhi beberapa kriteria yaitu :
1. Kemunduran visus yang cukup menggangu aktivitas penderita
2. Kelainan kornea yang mengganggu mental penderita.
3. Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia.

Gambar 14. Keratoplasti

PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap ulkus dapat dilakukan dengan segera berkonsultasi kepada ahli
mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak kecil pada kornea dapat
mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat buruk bagi mata6.
-

Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata

Anonymous, Corneal Ulcer. Dikutip dari www.HealthCare.com.

Jika mata sering

kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup

sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah
-

Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan merawat
lensa tersebut.

KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling sering timbul berupa7:
Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat
Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis
Prolaps iris
Sikatrik kornea
Katarak
Glaukoma sekunder
PROGNOSIS 8
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya
mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi
yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena
jaringan kornea bersifat avaskular. Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya
mendapat pertolongan serta timbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk.
Penyembuhan yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal
ini, apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotika maka
dapat menimbulkan resistensi.
Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus disembuhkan dengan
pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua metode; migrasi
sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan pembuluh darah
dari konjungtiva. Ulkus superfisial yang kecil dapat sembuh dengan cepat melalui metode
yang pertama, tetapi pada ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah agar leukosit dan
fibroblas dapat membentuk jaringan granulasi dan kemudian sikatrik.

Anonymous, Corneal Ulcer. Dikutip dari www.HealthCare.com.


Suharjo, Fatah widido. Tingkat keparahan Ulkus Kornea di RS Sarjito Sebagai Tempat Pelayanan Mata
Tertier. Dikutip dari www.tempo.co.id.
8

Anda mungkin juga menyukai