Anda di halaman 1dari 12

BAB VII.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


7.1 LINGKUP PEKERJAAN :
1. Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan ini adalah :
PROGRAM
: Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
KEGIATAN
: Pembangunan Perpustakaan Sekolah
PEKERJAAN / SUB. KEGIATAN : Pembangunan Perpusatkaan Sekolah SDN (DAK)
SUMBER DANA
: DAU + DAK
LOKASI
: Kab. Ponorogo
7.2

DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN BANGUNAN


Terlampir pada RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

7.3

LINGKUP PEKERJAAN.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi ini adalah juga pekerjaan-pekerjaan persiapan guna
pelaksanaan konstruksi gedung, sehingga secara keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi ini meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Tanah.
3. Pekerjaan Beton Betulang.
4. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran.
5. Pekerjaan Keramik Lantai.
6. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela.
7. Pekerjaan Kerangka dan Penutup Atap.
8. Penggantung dan Pengunci.
9. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal.
10. Pekerjaan Pengecatan.

7.4.

PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Pekerjaan Pembersihan
Pembersihan lokasi disini meliputi pembersihan lokasi bangunan dari semak-semak/perdu, dan juga
kotoran-kotoran agar tidak mengganggu jalannya pekerjaan dan juga untuk keselamatan tenaga kerja.
B. Pekerjaan Pengukuran
1.

Pengukuran Awal.
a. Pengukuran awal harus dilakukan guna menentukan titik-titik kolom bangunan di lapangan,
serta duga tinggi lantai gedung juga 0,00 m.
b. Hasil pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda-tanda patok-patok ukur di
titik-titik koordinat yang dimaksud serta diberi tanda duga tingginya (pell 0,00 dengan cat
warna merah). Patok-patok ukur harus terbuat dari kayu meranti/bengkirai berukuran
penampang 5/7 cm, ditanam kokoh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau berubah
tempat oleh benturan-benturan kecil akibat pelaksanaan pekerjaan lainnya (pemasangan
bouwplank).
c. Pengukuran harus dilaksanakan oleh tenaga pengukur lapangan yang terampil dengan
menggunakan alat ukur theodolite. Pengukuran ini harus selalu disertai dengan Konsultan
Pengawas / Direksi dan sebelum penanaman patok ukur, titik-titik ukur yang ditetapkan
sudah harus disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
d. Pengukuran awal ini akan dituangkan dalam Berita Acara Pengukuran Awal (Uitzet) yang
ditanda tangani semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi bangunan ini

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

2.

untuk dipakai sebagai pedoman bagi pengukuran selanjutnya.


Pengukuran Selanjutnya.
Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai dangan tahapan pekerjaan yang
membutuhkannya yang antara lain adalah :
a. Untuk penetapan pemasangan bouwplank.
b. Untuk penetapan titik-titik pondasi.
c. Untuk leveling lantai struktur, ring balk, kedudukan kuda-kuda dan lainnya.
d. Untuk pengecekan kebenaran kedudukan elemen-elemen konstruksi selama
pengerjaannya.

C. Pekerjaan Pemasangan Papan Bangunan ( Pas. Bowplank )


1.
2.
3.
4.
5.

7.5

Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :


a. Kayu meranti ukuran 5/7 dan 3/10.
b. Cat warna merah.
Papan bangunan ukuran 3/10, diketam rata permukaan atasnya, dipasang rata air setinggi duga
lantai ( 0,00) berjarak 2 m kearah luar as kolom bangunan.
Tiang-tiang papan bangunan ukuran 5/7, dipasang kokoh maksimal setiap jarak 2 m.
Semua titik as kolom pada papan bangunan harus diberi tanda dengan cat dan paku.
Papan bangunan harus tetap berdiri kokoh hingga pelaksanaan konstruksi mencapai pekerjaan
kolom.

PEKERJAAN URUGAN.
1.

Umum.
a. Yang dimaksud pekerjaan urugan disini adalah pekerjaan penimbunan sirtu atau pasir urug
sebagai perbaikan tanah / peninggian lantai di bawah bangunan dengan tebal sesuai gambar
rencana dan diolaksanakan juga pada halaman belakang serta bawah paving.
b. Harus bersih dan bebas dari bahan organis dan kotoran.
c. Kadar air optimum ~ 10%.
d. Pengukuran bahan dan volume urugan akan dihitung pada daerah urugan di lokasi proyek,
bersama-sama antara Kontraktor dan Direksi.
e. Detail elevasi vinal penimbunan dapat dilihat dalam gambar rencana.
f.
Kontraktor harus mengajukan program, metode dan urutan-urutan dari pekerjaan penimbunan
urugan serta memonitoring kemajuan dari proses konsolidasi tanah yang terjadi.
g. Kontraktor di dalam menyusun usulan metode pelaksanaan, harus mempertimbangkan adanya
pekerjaan lain seperti pekerjaan pondasi, sehingga jenis pekerjaan satu dengan lainnya tersebut
tidak saling menghambat atau merugikan.
h. Penimbunan dilakukan secara bertahap setiap tebal 25 cm dipadatkan. Pedoman elevasi
timbunan pada saat pelaksanaan pengurugan dapat dilihat dalam gambar rencana.
i.
Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja/detail yang belum ada karena satu dan lain hal
harus digambarkan untuk kelancaran pekerjaan. Gambar-gambar yang diperlukan tersebut harus
mendapat persetujuan dari konsultan Pengawas secara tertulis sebelum dilaksanakan.
j.
Apabila di dalam pelaksanaan terdapat perubahan-perubahan atas gambar rencana, maka
Kontraktor diwajibkan membuat gambar revisi di atas kutipan aslinya dengan format yang akan
ditentukan Direksi.

2.

Pemadatan Urugan.
a. Lapisan tanah urugan ditimbun tiap lapis setebal 25 cm dan dipadatkan. Hal ini dilakukan terus
menerus yang dilanjutkan dengan perataan serta pemadatan pada setiap lapisnya dengan
stamper.
b. Bila belum memenuhi, peralatan dapat ditingkatkan beratnya dan jumlah gilasan diperbanyak.
c. Bila terjadi bahwa tanah tidak dapat mencapai kepadatan yang diharapkan, Kontraktor wajib
mengganti atau mencampur dengan tanah lain sedemikian hingga memenuhi persyaratan, dan

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

d.

7.6

dilakukan atas biaya Kontraktor sendiri seluruhnya.


Pembayaran didasarkan pada volume yang telah selesai dipadatkan berdasarkan berita acara
pengukuran bersama.

PEKERJAAN BETON BERTULANG.


1.

2.

3.

Bekisting.
a. Bahan untuk bekisting terdiri atas :
Papan bekisting dari multipleks minimal tebal 2 cm.
Klem bekisting.
b. Bekisting harus disusun dan dirangkai sedemikian rupa sehingga :
Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan beton atau tekanan lateralnya
pada saat pengecoran.
Tidak menyebabkan adukan beton terurai, dalam hal ini khusus untuk bekisting kolom
disyaratkan tinggi penulangan maksimum adalah 2 m dari permukaan dasar yang telah
mengeras.
Mudah pembongkarannya tanpa membahayakan konstruksi.
Untuk dapat memenuhi hal ini, Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar
pelaksanaannya (shop drawing) lebih dahulu beserta perhitungan konstruksinya, dan telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi sebelum bekisting dilaksanakan.
c. Bahan bekisting yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali kecuali dengan ijin Konsultan
Pengawas / Direksi secara tertulis.
d. Bekisting bila memenuhi syarat konstruksi, pemakaian bahan lain selain yang disebutkan di atas,
boleh dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin dari Konsultan Pengawas / Direksi.
Tulangan.
a. Baja tulangan secara umum yang digunakan adalah baja tulangan polos dengan mutu baja U 24,
yakni yang di dalam gambar perencanaan ditandai dengan sebagai kode diameternya.
b. Baja tulangan yang akan digunakan dalam pelaksanaan hendaknya harus dilakukan pengujian
laboratorium lebih dahulu menurut prosedur teknis yang berlaku, dan biaya-biaya pengujian
sepenuhnya harus ditanggung Kontraktor Pelaksana dan sudah harus dianggap telah temasuk di
dalam faktor-faktor penawaran.
c. Baja tulangan yang didatangkan di lapangan pekerjaan tidak diperkenankan langsung dikerjakan
sebelum mendapatkan pembenaran / persetujuan dari Pengawas / Direksi.
d. Bila baja tulangan yang tercantum di dalam gambar ternyata tidak ada / sulit di pasaran Kontraktor
Pelaksana harus segera mengajukan permintaan ijin tertulis yang dilampiri dengan rencana
perubahan beserta perhitungan teknis dan waktu pelaksanaannya.
e. Bila Konsultan Pengawas / Direksi meluluskan, Kontraktor Pelaksana dapat melaksanakannya
sesuai dengan ijin Konsultan Pengawas / Direksi.
f.
Perlakuan pelaksanaan tulangan ( penyambungan pembengkokan, pemasangan tulangan lewatan
dan lain-lain ) harus memenuhi PBI 1971.
g. Sebelum pengecoran rangkaian tulangan sudah harus dilengkapi dengan beton decking yang
jumlah, penempatan dan mutunya disetujui Konsultan Pengawas / Direksi.
h. Baja-baja tulangan yang akan dipakai sampai saat akan dilakukan pengecoran harus bebas dari
kotoran, lemak atau karat serta kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi daya rekat antara
campuran agregat beton dengan tulangan itu sendiri.
Adukan Beton.
a. Adukan beton harus memenuhi mutu karakteristik beton K-175 sesuai dengan rekomendasi di
dalam PBI 1971.
b. Kontraktor Pelaksana harus menggunakan molen dengan hasil pengadukan yang telah memenuhi
persyaratan pengujian adukan di lapangan pekerjaan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
c. Kontraktor harus menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsultan

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

Pengawas / Direksi sesuai prosedur teknis pengambilan sample dan diuji di laboratorium lain di
luar laboratoriumnya sendiri.
4.

Pengecoran Beton.
a. Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton, maka Kontraktor
harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi kapan pengecoran dilaksanakan.
b. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
1. Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan bekisting serta pemasangan
beton decking secara sempurna dan bersih serta telah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas / Direksi.
2. Kontraktor telah menyediakan bahan peralatan, dan persiapan tenaga serta dinyatakan dalam
daftar bahan, alat dan tenaga kerja.
3. Kontraktor telah membuat schedulle rencana pengecoran dan strategi pengecoran berupa
gambar tata letak bahan serta arah pengecoran.
4. Stek-stek untuk tahapan pekerjaan berikutnya ataupun untuk pelaksanaan pekerjaan tahap
ke-2 telah dipersiapkan dan dibuat.
5. Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut di dalam sub butir 1, 2, 3 dan 4 di atas telah
mendapatkan pembenaran dari Konsultan Pengawas / Direksi. Seluruh persiapan di atas,
apabila telah disetujui Direksi berdasarkan pemeriksaan dan penilaian di lapangan pekerjaan,
Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran.
c. Selama pekerjaan pengecoran Kontraktor harus melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengujian kekuatan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka
kekentalan yang diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971 dan harus sesuai
dengan rekomendasi laboratorium yang membuat mixdesign.
2. Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur
di dalam PBI 1971, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
Setelah mencapai umur yang cukup benda-benda uji ini harus diteskan ke laboratorium
dengan biaya Kontraktor. Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan
tidak memenuhi syarat maka dilakukan test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang
telah diatur di dalam PBI 1971. Bila test-test di lapangan inipun masih mendapatkan hasil
mutu beton di bawah K-175 maka Kontraktor berkewajiban membongkar pekerjaan ini dan
melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti rugi apapun.
3. Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator pelaksanaannya harus dilakukan secara
semestinya yakni pencelupan vibrator harus diusahakan tegak lurus, secara perlahan-lahan
demikian juga penarikan vibrator. Selama pengecoran vibrator tidak boleh disentuhkan
tulangan dan bekisting.
4. Dalam menggunakan ready mix, maka harus mematuhi retention time yang telah ditentukan.
d. Bila Kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan di atas, Konsultan Pengawas /
Direksi berhak menghentikan pekerjaan ini dan semua resiko sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.

5.

Pemeliharaan Beton.
a. Kontraktor Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
b. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat dengan caracara seperti di bawah ini :
1. Semua bekisting yang melingkup beton yang baru dicor harus dibasahi secara teratur sampai
dibongkar.
2. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya permukaan plat
lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal
berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat pengecoran,
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus dilakukan setelah bekisting dibuka.
Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau memakai bagian beton

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

sebagai tumpuan selama menurut Konsultan Pengawas / Direksi bahwa beton tersebut belum
cukup mengeras.
6.

Pembongkaran Bekisting.
1. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :
a. Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8.
b. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai.
2. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor harus Melaporkan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas
3. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati hati sehingga tidak :
a. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun konstruksi
lainnya.
b. Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.
4. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi dengan mortal
beton sesuai campuran asal.

7.

Lingkup Pekerjaan Beton Bertulang.


Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan beton bertulang ini adalah beton struktur dan juga beton praktis
yang dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana atau lebih lanjut sesuai petunjuk Direksi dengan
spesifikasi besi beton yang digunakan pada seluruh bangunan adalah sebagai berikut :

Sloof
Kolom Praktis
Kolom Utama teras
Balok Gantung
Balok Latei
Ring Balk / gewel
Strous

15/20
12/15
20/25
12/20
12/15
12/15
20

tulangan
tulangan
tulangan
tulangan
tulangan
tulangan
tulangan

5 10
4 10
4 10
4 10
4 10
4 10
6 10

begel 6 15,
begel 6 15,
begel 6 15,
begel 6 15,
begel 6 15,
begel 6 15,
begel 6 15,

Semua dengan toleransi :

0 - 14 mm = 0.25 mm
16 - 25 mm = 0.4 mm
Untuk dimensi / ukuran beton dilaksanakan sesuai ukuran pada gambar dengan ketentuan sebagai
berikut :
Untuk ukuran yang terpendam atau tidak nampak, ukuran tetap sesuai gambar.
Untuk ukuran beton yang nampak masing-masing dikurangi 3 cm untuk finishing plesteran, kecuali plat
lantai tetap dan kolom seperti gambar.
7.7

PEKERJAAN PASANGAN DINDING.

1.

Pasangan tembok 1pc : 3kpr : 8 psr pada bangunan baru dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua pasangan tembok batu bata, kecuali pasangan tembok yang harus rapat air dibuat dengan
campuran (adukan) perekat 1pc : 3 psr.
b. Tembok harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-retak dengan
maksimum pecah dari batu bata merah 5 %.
c. Bata harus berukuran sama menurut aturan Normalisasi, dan sebelum dipasang direndam air
terlebih dahulu.
d. Bata yang digunakan harus berkwalitas baik dan hasil pembakaran yang matang, berukuran sama,
tidak boleh pecah-pecah dan lain-lain menurut pemeriksaan Direksi.
e. Semua voeg (siar) diantara pasangan bata pada hari pemasangan harus dikeruk sedalam
1 cm pada bagian luar dalam.
f. Pemasangan tembok bata hanya diperbolehkan maksimum tinggi 1 m untuk setiap hari.
g. Pemasangan tembok dipasang luas maksimum 12,00 m2, harus diberi beton pengikat.
h. Perancah ( andang ) tidak diperbolehkan dipasang dengan menembus tembok.

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

2.

7.8

Pasangan bata trasram dengan perekat 1pc : 3ps bahan pencair dengan air biasa dilaksanakan pada :
a. Diatas pondasi sesuai dengan gambar rencana diteruskan setinggi 40 cm di atas lantai .
b. Dan di tempat-tempat lain apabila dianggap perlu oleh Direksi (sesuai gambar).

PEKERJAAN KUSEN , DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA.


7.8.1 Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan kusen, pintu dan jendela
b. Pekerjaan daun panil daun jendela kaca
7.8.2 Bahan / Material.
a.

b.
c.

Pekerjaan kusen pintu dan jendela dilaksanakan dalam semua type dan ukuran dimana semua ini
terlihat pada gambar rencana. Kusen pintu dan jendela menggunakan kayu kruing / bengkirai
dengan ukuran 6/14 Sebagai penutup kusen pintu digunakan daun pintu panil bengkirai / panil
bengkirai isian multiplek, menggunakan ukuran slimar kayu bengkirai / kruing ukuran 4/12 cm.
Daun jendela menggunakan kayu kruing / bengkirai ukuran 3/8 cm dengan isian kaca polos 5
mm, dan letaknya sesuai gambar.
Semua ukuran yang tercantum didalam gambar adalah ukuran toko (sebelum dikerjakan),
dengan toleransi ukuran setelah dikerjakan 10%.
Bahan perekat menggunakan lem merk AIBON atau sekualitas.

7.8.3 Syarat Pelaksanaan.


1. Pekerjaan kusen dapat dipasang setelah mendapatkan persetujuan Direksi.
2. Permukaan kayu yang tampak, harus diserut rata dan licin.
3. Setiap sambungan rangka/slimar, panil pintu dan daun jendela harus menggunakan pasak dan
lem yang berfungsi pengunci, harus betul-betul kaku, lurus, kokoh dan rata agar dapat dengan
mudah ditutup / dibuka.
4. Penyambungan pada sudut kusen, daun pintu/jendela, harus kuat, betul-betul rapi, betul-betul
rapid dan tidak terdapat celah-celah.
5. Pekerjaan kusen yang berhubungan dengan dinding batu bata, kolom setiap sisinya harus
dimeni secara merata dan dipasang besi angker diameter 10 mm.
6. Pemasangan semua kusen dipasang sejajar tembok luar, dan dibuatkan alur-alur setebal 1 cm
pada sisi luar dan dalam, hingga mendapatkan benangan yang tegak lurus.
7. Pekerjaan kusen daun pintu daun jendela dilaksanakan dengan halus, rapi, siku-siku dan baik
hingga dapat dipasang secara waterpass dan tegak lurus.
8. Seluruh pintu dipasang dengan engsel, handle, dan kunci kait kualitas baik dengan bentuk dan
merk yang sama dengan kualitas baik dan telah mendapat persetujuan Direksi.
9. Pada semua daun jendela dilengkapi pula dengan engsel, grendel, handle jendela dan hak
angin dari satu produk dan dengan kualitas baik.
10. Kaca yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah menggunakan kaca bening tebal 5 mm
sesuai gambar rencana pelaksanaan.
11. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan, bentuk masing-masing
type serta ukurannya.
12. Untuk pengadaan bahan maupun pemasangan bahan harus dengan persetujuan Direksi,
apabila ada pengadaan bahan maupun pemasangan yang tidak sesuai bestek harus dibongkar
dan diganti dengan catatan biaya bongkaran / penggantian tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang / Jasa.

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

7.9

PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA ATAP.


1.

Pekerjaan Rangka Atap Kayu.


a. Untuk pekerjaan rangka kuda-kuda kayu yang baru menggunakan kayu Kruing dengan ukuran
8/12 & Pengapit 2X6/12cm, Jurai dan Nok 8/15, 8/12 cm untuk gording.
b. Pada pekerjaan usuk digunakan kayu kruing ukuran 4/6 cm dengan jarak sejajar usuk 40 cm,
untuk reng digunakan kayu meranti ukuran 2/3 cm, untuk papan reuter digunakan kayu meranti
2/20 cm dan untuk listplank digunakan woodplank 0.8/20 cm.
c. Untuk mendapatkan konstruksi yang kokoh pada bagian-bagian yang penting harus diikat dengan
baut 0,65 ( 16 mm), dengan plat-plat besi beugel (4 x 40 mm).
d. Bila gambar detail tidak tertulis maka Penyedia Barang/Jasa tetap melaksanakan baut-baut
tersebut menurut petunjuk Direksi.
e. Sebelum sambungan-sambungan balok kayu kap dimatikan, semua bidang kayu yang
disambung secara teknis dan rapi harus dimeni terlebih dahulu.
f.
Sebelum semua pengadaan bahan kayu dan pengerjaannya harus sepengetahuan dan
persetujuan Direksi / Pengawas untuk kualitas kayu maupun pengerjaannya.
g. Penyedia Barang/Jasa tidak boleh memasang atap dan langit-langit (plafond hanger) sebelum
seluruhnya kelengkapan baut-baut dan begel kap selesai dilaksanakan dengan baik dan
mendapatkan ijin Direksi.
h. Pekerjaan atap / kap harus dikerjakan dengan baik dan rapi, sehingga mendapatkan bidang atap
yang rata dan rapat serta tidak bocor.
i.
Apabila ada pengadaan bahan maupun pemasangan yang tidak sesuai bestek harus dibongkar
dan diganti dengan catatan biaya bongkaran / penggantian tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang / Jasa.

2.

Pekerjaan Penutup Atap.


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

7.10

Bahan genteng yang digunakan adalah genteng model Karang Pilang.


Bahan genteng yang digunakan yaitu model Karang Pilang ex Ringinanom Ponorogo dengan
keluaran 1 (satu) pabrik dan satu ukuran mutu baik.
Sebelum mendatangkan dalam jumlah besar Penyedia Barang / Jasa harus mengajukan contoh
lebih dulu.
Apabila antara genteng yang telah disetujui dan genteng yang didatangkan terdapat perbedaan
mutu maka Direksi berhak menolak.
Penutup atap baru boleh dipasang apabila semua pekerjaan rangka atap selesai dikerjakan dan
telah diperiksa oleh Direksi.
Pemasangan penutup atap harus dilaksanakan secara lurus dan rapi hingga menghasilkan bidang
yang benar-benar rata.
Sudut-sudut pada jurai luar maupun dalam harus dipotong dengan mesin pemotong dan harus
dilaksanakan secara lurus dan rapi.
Atap asbes gelombang kecil dengan tebal 4 mm.
Ukuran lebar asbes gelombang yang dipakai menyesuaikan dengan ukuran lebar bahan yang
lama.
Pemasangan atap asbes gelombang harus menggunakan sekrup yang ditancapkan pada kayu
gording.

PEKERJAAN PLAFOND ETERNIT.


1.
2.

Untuk penggantung langit-langit (plafond hanger) digunakan kayu meranti gergaji mesin, berkualitas
baik dengan ukuran 4/6 cm dilengkapi isian kayu 4/6 cm dengan balok plafond utama dipasang kayu
6/910 cm.
Pola / bentuk plafond / langit-langit sesuai gambar denah dan detail plafond.

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

3.
4.
5.
6.
7.
8.
7.11

Untuk mendapatkan bidang langit-langit yang rapi dan rata maka bagian bawah kayu penggantung
seluruhnya harus diserut (dipasah) hingga rata dan tiap-tiap sambungan / persilangan harus digunakan
klos-klos tumpuan dari kayu jati ukuran 2/3/15 cm.
Untuk langit-langit digunakan eternit 1 x 1 m buatan dalam negeri dengan kualitas yang dapat disetujui
Direksi, dengan mengajukan contoh terlebih dahulu antara lain keluaran pabrik : Gresik, Mercedes
Special, Dayaku, Kerang Spesial, Panah Mas atau merk lain yang sekualitas.
Pemasangan eternit harus lurus dan rata / horizontal sesuai dengan pola.
Jarak nat antara eternit diusahakan seminimal mungkin (max. 0,5 cm) untuk bagian tepi eternit yang
saling berhubungan harus benar-benar lurus dan rata.
Dimana langit-langit / eternit dipasang berhubungan dengan tembok (berhimpit) maka harus dipasang
list-list datar dari papan kamfer tebal (1 x 4 cm) dan difinishing dengan cat seperti pada cat kayu bagian
lainnya (kusen) dengan panjang list minimal 2 m.
Paku langit-langit dipasang dengan jarak masing-masing maksimum 10 cm secara teratur.
PEKERJAAN PLESTERAN DAN BENANGAN.

a.

Plesteran Beton.
1. Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus dan rata. Bila
pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus dan rata, maka
permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksudkan
di dalam gambar rencana pelaksanaan.
2. Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih dahulu dengan pekerjaan
pendahuluan berurutan sebagai berikut :
Permukaan dibuat kasar dengan betel.
Dibasahi dengan air.
Disaput air semen (Pc).
3. Mortar untuk plesteran adalah campuran 1pc : 3psr yang diaduk secara benar-benar homogen.
4. Ketebalan plesteran rata-rata 1,5 cm.
5. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (Pc).

b.

Plesteran Dinding Batu Bata.


1. Sebelum plesteran dinding dilaksanakan, permukaan pasangan tembok harus disiram air hingga
kenyang.
2. Plesteran dinding pelaksanaan dengan spesi 1pc : 3psr : dan 1pc : 3kpr : 8 psr. Dalam arti
campuran plesteran harus dari campuran dengan perbandingan yang sama dengan spesi
pasangan dindingnya.
3. Plesteran harus menghasilkan bidang dinding yang benar-benar rata.
4. Semua bahan yang digunakan hasil dari ayakan yang halus dan selalu ditakar.
5. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (Pc).
6. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok rata dan halus, dan merupakan
suatu bidang yang tegak lurus dan siku.
7. Tidak boleh ada retak-retak dikemudian. Jika terjadi retak-retak, Penyedia Barang / Jasa harus
segera memperbaikinya.
8. Sebelum pelaksanaan plesteran tembok dilaksanakan, jalur-jalur instalasi listrik sudah harus
ditanam dalam tembok terlebih dahulu sesuai dengan rencana.
9. Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pekerjaan tembok, baik yang tampak
maupun yang tidak tampak, antara lain : tembok-tembok di atas langit-langit maupun tembok
gewel bagian dalam dan sebagainya.
10. Untuk penyelesaian sudut - sudut, sponing ( benangan ) supaya digunakan plesteran 1pc : 2psr
dilaksanakan dengan lurus dan tajam.
11. Pada sudut antara lantai dan pasangan tembok dibuat kol-kolan dalam 1 cm dan lebar 7 cm
dengan campuran 1pc : 2psr.

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

7.12

PEKERJAAN PASANGAN LANTAI.


a.

Pasangan Lantai Keramik.


1. Keramik yang digunakan ex Asia Tile atau yang setara kwalitasnya / mutu 1 dengan ukuran 30 x
30 cm dilaksanakan pada seluruh bagian ruangan, Kecuali bagian KM/WC yang memakai keramik
ukuran 20x20, sedangkan untuk keramik tembok memakai keramik ukuran 20x25
2. Type / corak dan warnanya ditentukan kemudian dalam rapat Direksi.
3. Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng keramik yang tidak penuh,
pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan tepian potongan
yang lurus dan halus.
4. Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan campuran 1pc : 3 psr.
5. Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa, hingga :
6. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan adukan Pc dan
dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama dengan garis tepian keramik.
7. Noda adukan Pc yang mengenai permukaan keramik harus segera dibersihkan dengan lap basah
dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
8. Direksi berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali tanpa biaya tambah bila
persyaratan pada ayat 4, 5, dan 6 di atas tidak dapat dipenuhi.

b.

Pasangan Lantai Beton.


1. Pada landasan pasangan lantai keramik dilengkapi landasan patlah batu bata, tebal 6 cm
dipasang pada tempat-tempat sesuai gambar rencana, atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Lantai rabat diratakan hingga rata air dengan screeding / plesteran beton dan dilaksanakan
setelah pemadatan urugan benar-benar telah dapat dipertanggungjawabkan.

7.13 PEKERJAAN PENGECATAN.


a.

b.

c.

Pekerjaan Pengecatan Dinding.


1. Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah cat emulsi Paragon ex. PT. Tunggal Djaja
Indah atau yang setara.
2. Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam dan luar gedung.
3. Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering.
4. Sebelum pengecatan terlebih dahulu bidang-bidang yang akan dicat dibersihkan dari kotoran yang
melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan kertas gosok.
5. Setelah dalam keadaan bersih, bidang-bidang yang akan dicat diplamur dengan bahan plamur
campuran antara 1 lem plamur : 2 semen putih : 3 mill.
6. Setelah plamir benar-benar kering pekerjaan dilanjutkan dengan menggosok plamir hingga
permukaan bidang yang akan dicat benar-benar rata.
7. Pekerjaan akhir adalah pengecatan permukaan tersebut dilaksanakan cat dasar 1 kali selanjutnya
dengan cat akhiran (penutup) 3 kali hingga pekat dan rata.
Pekerjaan Pengecatan Plafond.
1. Cat yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah cat emulsi Paragon ex PT. Tunggal Djaja Indah
atau yang setara.
2. Seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dahulu dari kotoran.
3. Setelah seluruh lapisan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi lapisan primer
menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat yang dipakai atau setara
sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannya.
4. Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis sampai pekat dan rata.
5. Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya mengering.
Pekerjaan Pengecatan Kayu.

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

1.
2.
3.

4.
5.
6.

Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah cat Synthetic Supergloss merk Emco atau
setara.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada jalusi atap dan lain-lain yang dinyatakan dicat menggunakan cat
besi / kayu.
Sebelum kayu dicat semua permukaan yang akan dicat harus dimeni terlebih dahulu. Sedangkan
untuk pengecatan besi, seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dahulu dari segala
kotoran dan karat yang melekat dengan menggosok menggunakan kertas gosok hingga benarbenar bersih.
Setelah meni telah kering permukaan kayu diplamur hingga rata dan bila mana perlu didempul
dan kemudian digosok dengan kertas gosok hingga sempurna, rata dan halus.
Setelah pekerjaan plamur selesai dan kering, digosok dengan kertas gosok hingga rata dan halus,
kemudian dicat dasar 1 kali selanjutnya dengan cat akhiran (penutup) 3 kali atau lebih untuk
mencapai hasil yang sempurna dan berkualitas baik.
Untuk mencapai hasil yang sempurna, setiap lapis pengecatan harus dilaksanakan setelah lapisan
sebelumnya benar-benar kering.

Semua pekerjaan pengecatan di atas pada prinsipnya harus dilaksanakan dengan hati-hati. Apabila dalam
pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga pengecatan mengotori pekerjaan yang sebenarnya tidak
harus terkena cat, maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk membersihkannya atau bahkan menggantinya
apabila ternyata tidak dapat dibersihkan.
7.14

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK.


a.

Material yang digunakan :


1. Kabel

2.
3.
4.
5.
6.

:
:
:
:
:

Stop Kontak
Saklar
Panel MBC + Box
Type lampu dalam pekerjaan ini
Penyambungan Listrik

Merk Supreme / Blitz / Eterna atau setara, Type


NYA, NYY, NYM.
Menggunakan merk Vimar atau setara.
Menggunakan merk Vimar atau setara.
Merk ex Merlin Gerin Atau setara
SL 18 watt , SL 5 watt merk Philips.
Jaringan Instalasi PLN yang ada
( Jaringan lama ).

b.

Panel Listrik.
1. Panel menggunakan box hanger lengkap dengan komponen-komponennya, termasuk MCB ex
Merlin Gerin Asli atau yang setara, Mounting Rail, Cabling material dan accescories lainnya, MCB
untuk tegangan 230 s/d 400 volt - 60 Hz.
2. Panel tenaga (SDP) terbuat dari plat baja tebal 1,5 mm untuk badan panel, dan tebal 2 mm untuk
pintu panel, dan plat dasar komponen panel dengan rangka besi siku.
3. Isolator untuk rail tembaga harus ditopang dengan kokoh dan mempunyai tahanan isolasi minimal
50 M Ohm.
4. Semua panel wall mounted harus dilengkapi dengan rail tembaga untuk terminal pentanahan
(Arde) dan waltermer (karet kedap) untuk kabel masuk / keluar.
5. Pintu panel harus dilengkapi dengan handel yang bisa dikunci, serta karet (packing), sehingga
kedap terhadap uap air.
6. Semua komponen panel yang dibuat harus baru dan dalam kondisi baik tanpa cacat dengan
kualitas baik.

c.

Kabel dan Saluran Kabel.


1. Yang digunakan pada instalasi ini adalah kabel yang sudah direkomendasi LMK menurut standart
PLN (SPLN).
2. Kabel NYM digunakan untuk instalasi lampu penerangan dan kotak kontak umum (KKB).
3. Kabel-kabel yang dipasang harus disusun, dibundel / diikat yang rapi dan diberi label menurut
nomer groupnya masing-masing.

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

4.

5.
6.
7.

Semua penyambungan kabel harus dilaksanakan dalam circulart box dengan menggunakan
terminal strip atau las dop kualitas baik (merk scothlock).
Penyambungan kabel dalam tray maupun dalam conduit tidak dibenarkan. Semua penyambungan
kabel di terminal panel harus menggunakan sepatu kabel dan setiap group diberi label dan diikat
yang rapi.
Conduit PVC yang dipakai untuk instalasi ini adalah dari jenis / type E (Electrical Conduit) ex
EGA / Clipsal lengkap dengan accescoriesnya.
Pemasangan conduit dan accescoriesnya harus lurus terhadap garis lurus bangunan dan diklem
rapi dengan jarak maksimum 100 cm dan menggunakan fisher yang sesuai.
Semua pemasangan conduit yang masuk ke panel, harus menggunakan bushinglock nut
(waltermeer) sehingga bisa kedap terhadap uap air, rapi, kuat dan tidak tajam terhadap isolasi
kabel.

d.

Peralatan Lampu dan Kotak Kontak :


1. Saklar dan kotak kontak adalah untuk pemasangan dalam, dengan standart merk Broco, Vimar
atau yang sederajat, 150 cm dari lantai atau atas petunjuk Direksi.
2. Lampu SL yang digunakan adalah lampu Phillips dengan color rendering putih cool daylight atau
yang setara.

e.

Pengujian dan hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Seluruh instalasi yang telah selesai dipasang, harus diuji untuk menentukan apakah kerjanya telah
sempurna sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam gambar, spesifikasi dan peraturan
yang telah berlaku.
Pengujian instalasi meliputi :
Pengujian Isolasi.
Pengujian Kontinuitas.
2. Bila dijumpai bagian-bagian yang tidak memenuhi syarat teknis, Kontraktor wajib membongkar,
memperbaiki / mengganti dan menguji kembali sampai dinyatakan memenuhi syarat oleh Direksi.
3. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini, harus disediakan kontraktor, sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik
dan dapat dipertanggung jawabkan.
4. Kontraktor harus memberikan contoh material apabila diminta oleh Pengawas Lapangan sebelum
pelaksanaan untuk disetujui dan apabila ditolak harus mengganti yang baru, semua biaya yang
diperlukan ditanggung oleh Kontraktor.
5. Pekerjaan yang tercakup dalam bidang ini meliputi : penyediaan material, perlengkapan dan
pelaksanaan seluruh sistem listrik, sehingga dapat bekerja secara sempurna. Spesifikasi ini dan
gambar-gambar adalah merupakan bagian-bagian yang saling melengkapi dan sesuatu yang
tercantum dalam spesifikasi dan gambar adalah mengikat.
6. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum Instalasi Listrik / Peraturan
PLN edisi terakhir sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan
standard yang ada (SII, SNI, SPLN, LMK, dll).
7. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus diadakan koordinasi terlebih dahulu dari seluruh bagian
yang terlibat di dalam kegiatan proyek ini, agar gangguan dan konflik antara satu dengan yang lain
dapat dihindarkan dengan mengalokasi / memperinci setiap pekerjaan sampai detail untuk
menghindari gangguan dan konflik dan harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
8. Seluruh material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan tahan terhadap iklim
tropis dan dilindungi terhadap kemungkinan korosi.
9. Kontraktor harus menyerahkan daftar dan brosur-brosur / petunjuk perencanaan dari material /
perencanaan yang akan dipasang pada proyek. Daftar material berisi antara lain : nama pabrik
dan alamat, no. katalog, nama merk penjualan, uraian dan standard penggunaan.
Daftar tersebut diwajibkan diserahkan lengkap, tidak sebagian-sebagian.

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

10. Kontraktor harus menyerahkan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas sebelum
dimulainya pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik selambat-lambatnya 30 hari setelah menerima
Surat Perintah Kerja.
11. Sekring MCB dan MCCB produksi Merlin Gerin dilengkapi dengan box terbuat dari plat ketebalan
2 mm, dicat dasar anti karat dan dicat finish dengan cat warna abu-abu atau ditentukan yang lain,
dipasang lengkap dengan pintu dan kunci. Ukuran panel disesuaikan dengan kapasitas (group).
12. Untuk setiap panel harus disediakan group cadangan (spare) minimal 10 A atau sesuai gambar.
7.15

PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA.


Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu sesuai
dengan addendum kontrak telah berakhir, Penyedia Barang / Jasa harus segera menyerahkan hasil
pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Pejabat Pembuat Komitme secara tertulis dan
Pengawas berkewajiban :
a. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak Penyedia Barang / Jasa.
b. Menanggapi / melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen tentang hasil pekerjaan Penyedia
Barang / Jasa tersebut secara tertulis.
Pejabat pembuat komitmen akan mengadakan rapat kegiatan mengenai pekerjaan penyerahan tersebut di
atas berdasarkan :
Kontrak Penyedia Barang / Jasa.
Surat Penyerahan Pekerjaan dari Penyedia Barang / Jasa.
Surat Tanggapan dari Pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut.
Penyedia Barang / Jasa harus menyisihkan (mengadakan) penyediaan bahan-bahan (reserve) antara lain :
Genteng 1 m2, genteng bubungan 5 buah, keramik 1 m2 dan eternit 5 lembar.

7.16 PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA.


Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga Serah Terima yang
Kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / jasa
sepenuhnya, antara lain :
a.
b.
c.

Keamanan dan penjagaan.


Penyempurnaan dan pemeliharaan.
Pembersihan.

Apabila Penyedia Barang / Jasa telah melaksanakan hal tersebut di atas sesuai dengan kontrak, maka penyerahan
pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang
pertama.

Arthagraha/dok lelang/10/10/2010

Anda mungkin juga menyukai