Oleh KELOMPOK 1 :
1. Eko Prasetiyo
(221308439)
2. Reza M. Syaroni
(221308475)
3. Devan Handoko
(221308494)
BAB 15
ORGANISASI MULTINASIONAL
PERBEDAAN BUDAYA
Salah satu variabel konteksual yang penting yang memengaruhi
pengendalian manajemen di dalam sebuah perusahaan multinasional adalah
perbedaan budaya antar Negara. Menurut defiinisinya, sebuah organisasi
multinasional akan beroperasi di banyak negara dan harus siap menghadapi
perbedaan budaya seiring dengan koodinasi dan pengendalian yang
dilakukan oleh kantor pusat terhadap anak-anak perusahaannya. Baik dalam
konteks sebuah organisasi atau suatu bangsa, kata budaya akan merujuk
kepada nilai-nilai, asumsi dan norma perilaku yang diakui bersama. Ketika
sebuah organisasi merentangkan operasinya melintasi berbagai Negara,
perbedaan budaya yang sangat besar yang berkaitan dengan karakter
nasional dan regional yang ada, mempunyai hubungan yang penting dengan
pengendalian manajemen.
Jangkauan kekuasaan
Merujuk kepada sejauh mana kekuasaan didistribusikan dan dipusatkan
secara tidak seimbang. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang tinggi
termasuk Filipina, Venezuela, dan Meksiko. Budaya dengan jangkauan
kekuasaan yang rendah termasuk Israel, Denmark, dan Austria.
Individualisme/ koltivisme
Merujuk kepada sejauh mana seseorang mendefinisikan dirinya sendiri
sebagai seorang individu atau sebagai bagian dari kelompok yang lebih
besar. Budaya individualistik yang tinggi termasuk Amerika Serikat, Australia,
dan Inggris. Budaya kolektiitas yang tinggi termasuk Saudi Arabia, Venezuela,
dan Peru.
Menghindari ketidakpastian
Merujuk sampai sejauh mana seseorang akan merasa terancam oleh situasi
yang tidak menentu budaya penghindaran ketidakpastian tertinggi termasuk
HARGA TRANSFER
Harga transfer untuk barang, jasa, dan teknologu merupakan salah satu dari
perbedaan besar yang terjadi antara pengendalian manajemen operasi
domestik dan luar negeri. Namun dalam operasi luar negeri, dibutuhkan
beberapa pertimbangan penting lainnya untuk dapat sampai kepada suatu
harga transfer. Pertibangan-pertimbangan tersebut termasuk perpajakan,
peraturan pemerintah, tarif pengendalian devisa, akumulasi dana, dan joint
venture.
Perpajakan
Tingkat pajak penghasilan efektif dapat memiliki perbedaan yang sangat jauh
di masing-masing Negara-negara asing, sistem harga transfer yang
memungkinkan pengalihan keuntungan ke Negara-negara dengan tingkat
pajak yang rendah dapat mengurangi jumlah pajak penghasilan perusahaan
yang digabungkan dari seluruh dunia.
Peraturan Pemerintah
Jika tidak diatur oleh pemerintah, perusahaan akan menetapkan harga
transfer untuk meminimalkan laba kena pajak di Negara-negara dengan
tingkat pajak penghasilan yang tinggi. Namun demikian, otoritas pajak
pemerintah menyadari adanya kemungkinan ini dan mengeluarkan peraturan
yang menentukan bagaimana harga transfer dapat dihitung.
Tarif
Tarif sering kali dipungut berdasarkan persentase tertentu dari nilai impor
suatu produk. Semakin rendah harganya senakin rendah pula tarif yang akan
dikenakan. Timbulnya tarif biasanya memiliki hubungan terbalik dengan
timbulnya pajak pendapatan di dalam harga transfer. Meskipun tariff untuk
barang-barang yang dikirimkan ke suatu Negara tertentu akan lebih rendah
jika harga transfernya juga rendah, keuntungan yang dicatat di Negara itu dan
karenanya pajak penghasilan lokal atas laba akan ikut tinggi. Jadi, efek bersih
dari faktor-faktor ini harus ikut diperhitungkan dalam menentukan harga
transfer yang tepat. Karena pajak penghasilan umumnya memiiki jumlahnya
yang lebih besar daripada tarif, harga transfer internasional biasanya lebih
banyak didasarkan pada pajak penghasilan daripada tarif.
Pengendalian Devisa
Beberapa Negara membatasi jumlah devisa yang tersedia untuk mengimpor
beberapa komoditas tertentu. Dalam kondisi ini, harga transfer yang lebih
rendah memungkinkan anak perusahaan untuk memasukkan komoditas
tersebut dalam jumlah yang lebih besar.
Akumulasi Dana
Perusahaan mungkin ingin mengakumulasikan dananya di satu Negara
tertenttu daripada di Negara lain. Harga transfer adalah salah satu cara untuk
mengalihkan dana tersebut ke dalam atau ke luar Negara tertentu.
Joint Venture
Joint venture memberikan komplikasi tambahan dalam harga transfer. Andai
kata sebuah perusahaan AS mempunyai operasi joint venture di Jepang
dengan perusahaan local Jepang. Jika induk perusahaan AS membebankan
harga lebih tinggi bagi komponen yang dikirimkan ke Jepang, mitra joint
venture Jepang kemungkinan besar akan menolak harga tersebut karena
harga itu akan memperkecil laba operasinya dan mengakibatkan bagian
keuntungan dari mitra joint venture Jepang tersebut juga semakin kecil.
memperoleh pembagian yang adil dari laba perusahaan. Dalam kasus ini,
anak perusahaan harus sebisa mungkin melakukan transaksi secara wajar.
perubahan nominal di dalam nilai tukar mata uang selama tahun berjalan,
bagaimanakah seharusnya cara mengonsolidasikan pendapatan,
pengeluaran, aktiva, dan utang ke dalam satu jenis mata uang pada satu titik
waktu?
Eksposur transaksi adalah eksposur nilai tukar yang dimiliki oleh perusahaan
untuk transaksi-transaksi antarnegaranya ketika transaksi semacam itu
dicatat hari ini tetapi penyelesaian pembayarannya dilaksanakan di kemudian
hari. Selama masa di mana pembayaran atau komitmen penerimaannya
masih belum dilakukan, nilai tukar nominal dapat berubah dan menimbulkan
adanya resiko pada nilai dari transaksi. Contoh transaksi semacam ini
termasuk piutang, kewajiban dan utang atau pembayaran bunga yang belum
dilaksanakan dalam mata uang asing.
Eksposur ekonomi adalah eksposur nilai tukar atas arus kas perusahaan
terhadap perubahan nilai tukar riil. Eksposur ekonomi juga disebut eksposur
operasional atau eksposur kompetitif terhadap nilai tukar.
jawab terhadap efek translasi. Cara termudah untuk mencapai tujuan ini
adalah membandingkan anggaran dengan hasil actual dengan
menggunakan metrik yang sama dan mengisolasi efek yang berhubungan
dengan inflasi melalui analisis varians. Tak ada gunanya bagi para manajer
untuk khawatir tentang metrik yang tepat. Perusahaan multinasional
hendaknya memilih metrik apa saja yang ia anggap lebih mudah untuk
digunakan.
Efek transaksi paling baik ditangani melalui koordinisasi terpusat dari
kebutuhan lindung nilai perusahaan multinasional secara keseluruhan. Hal
ini kemungkinan besar akan jauh lebih murah dan sederhana, dan dapat
mencegah manajer anak perusahaan menjadi peramal dan spekulan nilai
tukar.
Manajer anak perusahaan harus bertanggung jawab terhadap efek
ketergantungan dari nilai tukar yang diakibatkan oleh eksposur ekonomi.
Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan untuk
menentukan lokasi operasi di sebuah Negara atau merelokasi operasi dari
sebuah Negara seharusnya merefleksikan konsekuensi-konsekuensi dari
adanya eksposur translasi, transaksi, dan ekonomi.