Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN

LAPORAN KASUS
JULI 2016

UNIVERSITAS PATTIMURA

GASTROSKISIS

Disusun Oleh :
Andhika Norris Frabes
(2010-83-017)

Konsulen:
dr. Ubaidillah, Sp.B

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
2016

BAB I
PENDAHULUAN

Kelainan dinding perut merupakan kecacatan yang relative sering muncul


kira-kira 1 dalam 2000 kelainan hdup. Cacat congenital dinding abdomen
memberikan ancaman yang mematikan bagi neonatus sebagai akibat terpaparnya
visera dan kemungkinan kontaminasi bakteri maka dari itu pemeriksaan dinding
depan abdomen dan penempelan tali pusat sangat dianjurkan di semua pemeriksaan
USG pada trimester kedua dan ketiga. Dua yang tersering dari cacat tersebut
meliputi gastroskisis dan omfalokel. 1
Pada janin usia 5-6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio. Pada saat
usia 10 minggu akan terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari
ekstraperitoneum aka masuk ke rongga perut. Bila proses terhambat, maka akan
terjadi kantong di pangkal umbilicus yang berisi usus, lambung dan kadang hati.
Dinding yang tipis, terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion yang
keduanya kering seihngga isi kantong tampak dari luar, keadaan ini disebut
omfalokel. Bila usus keluar dari titik terlemah di kanan umbilicus, usus akan berada
di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion, keadaan ini disebut
gastroskisis
Insidensi omfolokel telah dilaporkan antara 1 : 3000 dari 10.000 kelahiran
hidup, sedangkan insidensi gastroskisis telah mengalami perubahan yang jelas pada
dua dasawarsa yang lalu, dengan persyaratan frekuensi dari 1 : 150.000 kelahiran
pada tahun 1960-an sampai saat ini. Gastroskisis cenderung timbul pada bayi dari
ibu primigravida muda dengan insidensi prematuritas yang tinggi (60%) 1

BAB II
LAPORAN KASUS

3.1 Identitias Pasien


Nama pasien

: By. O

Umur

: 1 hari

Jenis kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Pekerjaan

: -

Alamat

: Waesala, SBB

Tanggal MRS

: 18/06/2016

3.2 Anamnesis/Heteroanamnesis
- Keluhan utama : Bayi lahir dengan usus di luar perut
- Riwayat penyakit sekarang
Pasien dibawa bidan ke IGD RSUD dr. M. Haulussy Ambon dalam keadaan
usus berada di luar perut setelah lahir pada pukul 01.05 WITA tanggal 18
Juni 2016 ditolong dukun, AS tidak tahu dengan usia kandungan kurang
lebih 8 bulan dan berat lahir 1500 gram. Ibu pasien diakui selama hamil
hanya memeriksakan kandungan di bidan (tidak rutin).qqs
-

Riwayat penyakit dahulu


Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya.

- Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa.
- Riwayat alergi
Pasien disangkal memiliki alergi terhadap makanan atau obat-obatan
tertentu.
- Riwayat pengobatan
-

3.3 Pemeriksaan Fisik


Status Generalis

Keadaan umum

: sedang

Tanda vital

Nadi

: 116 x/menit

Respirasi

: 50 x/menit

Temperatur

: 36,7 oC

Thoraks
o Inspeksi : bentuk dan ukuran dada normal, jejas (-), sikatrik/scar (-)
o Palpasi : gerak dinding dada normal simetris, nyeri tekan (-)
o Perkusi : sonor (+) di seluruh lapang paru, redup di daerah jantung
o Auskultasi
Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
o Inspeksi : tampak gaster dan usus halus berada diluar abdomen, tidak tampak
selaput yang menutupi jaringan gaster maupun usus halus pasien. distensi (), jejas (-), massa (-), sikatrik/scar (-)
o Auskultasi : sde
o Palpasi : sde
o Perkusi : sde

Ekstremitas : hangat (+/+), edema (-/-),


Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan darah lengkap :
Parameter

Hasil

Normal

HGB

18,6

L : 13,0-18,0 g/dL

RBC

5,29

L : 4,5 5,5 [10^6/L]

WBC

15.2

4,0 11,0 [10^3/ L]

HCT

55.0

L : 40-50 [%]

MCV

103.9

82,0 92,0 [fL]

MCH

35.6

27,0-31,0 [pg]

MCHC

34,2

32,0-37,0 [g/dL]

PLT

385

150-400 [10^3/ L]

3.4 Diagnosis
-

Gastroskisis + BBLR

3.5 Planning
3.5.1 Terapi
IVFD D10% 6 tpm (mikro)
Injeksi Ampicillin 2x75mg/iv
Gentamicin 1 x 8 mg/iv
KIE Kondisi pasien kepada Keluarga
Pro repair defek gastroskisis

3.6. Rincian operasi (19 Juli 2016, 01:05-01:35)


a. Penderita dalam posisi supine
b. Dilakukan aseptic dan antiseptic
c. Lapangan operasi dipersempit doek steril
d. Dilakukan undermaining subkutis rongga abdomen
e. Didapatkan usus halus, gaster dan kolon berada di luar abdomen
f. Dilakukan repair defek
g. Dijahit dengan silk 2.0 saatu per satu
h. Operasi selesai

3.7 Follow up
Pukul 02:30

Nadi 60x/menit

03:30

80 x/ menit

04:00

80x/menit

04:30

60 x/ menit

04:32

52x/menit

04:35

28x/menit

04:38

Henti jantung
RJP -> nadi kembali;

04:40

12x/menit
Henti jantung
RJP -> nadi tidak kembali

04:55

Pasien meninggal

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

EMBRIOLOGI SISTEM PENCERNAAN3


Sebagai hasil dari pelipatan mudigah kearah sefalokaudal dan lateral,

sebagian dari rongga kantung kuning telur yang dilapisi endoderm bergabung ke
dalam mudigah membentuk usus primitive. Di bagian kepala dan ekor mudigah,
usus primitive membentuk sebuah tabung berujung buntu, masing-masing usus
depan dan usus belakang. Bagian tengah, yaitu usus tengah, untuk sementara tetap
berhubungan dengan kantung kuning telur melalui duktus vitellinus. 3
Pada mudigah berumur 5 minggu, usus tengah menggantung pada dinding
dorsal perut oleh suatu mesentrium pendek dan berhubungan dengan kantung
kuning telur melalui duktus vitelinus atau tangkai kuning telur.3
Perkembangan usus tengah ditandai dengan pemanjangan usus yang cepat
dan mesentriumnya, sehingga terbentuk gelung usus primer. Serentak dengan
pertumbuhan panjangnya, gelung usus primer berputar mengelilingi sebuah poros
yang dibentuk oleh arteri mesentrika superior. Bagian kranial saluran usus ini
berkembang menjadi bagian distal duodenum, jejunum dan bagian ileum. Bagian
kaudal menjadi bagian bawah ileum, sekum apendiks, kolon ascendens, dan dua
pertiga bagian proksimal kolon transversum.3
Herniasi fisiologi
Perkembangan gelung usus primer ditandai oleh pertambahan panjang yang
cepat, terutama dibagian cranial. Sebagai akibat pertumbuhan yang cepat ini dan
membesarnya hati yang terjadi secara bersamaan, rongga abdomen untuk sementara
menjadi terlampau kecil untuk menampung semua usus, dan gelung-gelung ini
masuk ke rongga selom ekstraembrional di dalam tali pusat selama perkembangan
minggu ke-6.3
Rotasi Usus Tengah
Bersamaan dengan pertumbuhan panjangnya, gelung usus primer berputar
mengelilingi sebuah poros yang dibentuk oleh arteri mesenterika superior. Apabila

dilihat dari depan, perputaran ini berlawanan arah jarum jam dan perputarannya
kurang lebih 2700 bila sudah selesai seluruhnya. Bahkan selama rotasi,
pemanjangan gelung usus halus terus berlangsung dan jejunum serta ileum
membentuk sejumlah gelung yang memutar. Demikian pula usus besar juga sangat
memanjang, tetapi tidak ikut berputar. Rotasi terjadi selama herniasi (kira-kira 900)
maupun pada waktu kembalinya usus ke rongga perut (1800).3
Duplikasi gelung usus dan kista dapat terjadi dimana saja sepanjang saluran
usus. Paling sering kelainan ini terletak di daerah ileum, yang dapat bervariasi mulai
dari sebuah segmen usus yang panjang hingga suatu divertikulum kecil. Gejala
biasanya terjadi pada awal kehidupan, dan 33 % berkaitan dengan cacat-cacat lain,
seperti atresia usus, anus imperforate, gastroskisis, dan omfalokel. Penyebabnya
tidak diketahui, walaupun mungkin disebabkan oleh proliferasi abnormal
parenkim.3

Gambar 1 : Masa embryogenesis dan rotasi usus

2.3

GASTROSKISIS

Definisi
Gastroskisis merupakan suatu cacat yang terjadi ketika dinding
abdomen gagal untuk menutup dengan sempurna selama perkembangan janin,
yang memungkinkan usus untuk menonjol melalui dinding abdomen.
Gastroskisis adalah keluarnya usus dari titik terlemah di kanan umbilikus
dimana usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan
amnion.3 Gastroskisis biasanya ditemukan pada ibu dengan Alfa Feto Protein
(AFP) yang meningkat selama trimester kedua, juga dapat terdeteksi pada
pemeriksaan USG rutin.7

Epidemiologi
Sekitar 1 dari 5.000 bayi di Amerika Serikat lahir dengan gastroskisis,
meskipun penelitian menunjukkan bahwa jumlah kasus gastroskisis meningkat
baik di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia. Kelainan ini terjadi pada
semua etnis.8
Gastroskisis lebih sering pada laki-laki daripada perempuan. Frekuensi
gastroskisis dikaitkan dengan ibu muda usia, dan jumlah kehamilan rendah.
Kelainan ini terlihat dalam rasio 1:10.000 dan biasanya terdeteksi sebelum
kelahiran. Telah dilaporkan bahwa kejadian gastroskisis telah meningkat dalam
beberapa tahun terakhir.8

Etiologi
Kehamilan berisiko tinggi seperti infeksi, ibu usia muda, merokok,
penyalahgunaan obat, atau apapun yang memberikan kontribusi terhadap berat
badan lahir rendah dapat meningkatkan kejadian gastroskisis, yang lebih sering
pada bayi baru lahir yang kecil untuk usia kehamilan. Adanya keterlambatan
pertumbuhan intrauterin yang menyebabkan gangguan pertumbuhan janin
masih belum jelas.9

Perubahan paternitas (melahirkan anak dengan ayah yang berbeda) telah


terlibat sebagai faktor risiko dalam sebuah studi, hal ini menunjukkan bahwa
sistem kekebalan ibu mungkin mempengaruhi insiden gastroskisis. 10
Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita yang menderita penyakit
menular seksual dan infeksi saluran kemih sebelum atau selama awal
kehamilan, bayi mungkin akan 4 kali lebih cenderung memiliki gastroskisis.11

Patogenenesis
Gastroskisis terjadi akibat dari kelemahan tertentu di dinding abdomen
dengan ruptur sekunder dan herniasi organ abdomen. Secara tepat embriologi
dari gastroschisis tidak jelas. Defek hampir selalu terjadi di sebelah kanan
umbilikus. Hal ini terjadi akibat dari kegagalan pembentukan somatopleura
lateral kanan secara sempurna. Teori ini menjelaskan 95% kejadian cacat yang
terjadi di sebelah kanan umbilikus. Gastroskisis adalah biasanya yang terisolasi
cacat mekanik dan biasanya tidak berkaitan dengan peningkatan insiden
anomali lainnya.12

Gambaran Klinis
Defek biasanya hampir sama bentuk, ukuran, dan tempatnya, 5 cm
vertical, dan pada 95 % kasus ditemukan defek disebelah kanan
umbilikus.13,14,15
Adanya inflamasi yang luas pada usus akibat pembengkakan dan
penebakan sangat mengganggu masuknya usus dan penutupan dinding
abdomen. Inflamasi juga mengubah bentuk usus sehingga kesulitan dalam
menentukan adanya atresia intestinal.13
Bila usus bisa masuk ke cavum abdomen, inflamasi akan menurun, usus
melunak, dan bentuk kembali normal. Kelainan fungsi usus membutuhkan
waktu 6 minggu sampai beberapa bulan untuk kembali normal.13

Klinis Perbandingan antara Omphalocele dengan Gastroskisis


Faktor
Omphalocele
Gastroskisis
Lokasi
Umbilikus
Samping umbilicus
Defek ukuran
Besar (2-10 cm)
Kecil (2-4 cm)
Tali pusat
Menempel pada kantong
Normal
Kantong
Ada
Tidak
Isi
Hepar, usus
Usus, gonad
Usus
Normal
Kusut, meradang
Malrotasi
Ada
Ada
Abdomen kecil
Ada
Ada
Fungsi intestinal
Normal
Fungsi menurun pada awal
Anomali lain
Sering (30-70%)
Jarang
Sumber: American Pediatric Surgical Association, 2004

Liver hampir tidak pernah berada diluar abdomen hanya lambung,


usus halus, dan usus besar yang biasanya diluar. Usus mungkin terjadi perforasi
pada 5 % penderita. Biasanya ovarium dan tuba falopii pada perempuan dan
undescensus testis pada laki-laki berada diluar. Ruangan cavum abdomen
biasanya kecil.13
Bayi dengan gastroskisis biasanya mengalami malrotasi dan kirakira 23% mengalami atresia usus atau stenosis. Pada saat dilahirkan bayi
dengan gastroskisis akan mengalami masalah yang sangat serius karena usus
yang terpapar. Suhu yang menurun, kehilangan cairan, dan infeksi merupakan
masalah utama yang harus dihindari.13
Pasien gastroskisis lebih cenderung akan lahir prematur atau kecil untuk
usia kehamilan (SGA, small gestational age) dibandingkan bayi dengan
omphalocele.12

Diagnosis
Pada minggu ke-16 kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan protein,
yaitu alphafetoprotein (AFP). Bila didapatkan hasil yang tidak normal atau
meningkat maka biasanya akan dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Hasil USG akan menunjukkan adanya kelainan di bagian abdomen janin. Akan
terlihat adanya usus di luar abdomen janin, melayang di cairan amnion. AFP

bermanfaat pada trimester kedua kehamilan. Ini berguna untuk kelainan


omphalocele maupun gastroskisis yang secara statistic kadar AFP gastroskisis
lebih besar daripada omphalocele. Serum kehamilan yang lain seperti estriol
dan Human Chorionic Gonadotropin (HCG), tidak terbukti berguna secara
klinik.12

Gambar 3 : Gastroskisis

Pada masa awal kehamilan tidak akan merasakan kelainan atau


kejanggalan dalam kehamilan saat mengandung bayi dengan gastroskisis.
Pemeriksaan tambahan biasanya tidak dilakukan karena keadaan ini tidak
berhubungan dangan kelainan janin lainnya. Terkadang janin mengalami
obstruksi usus sebagai konsekuensi dari gastroskisis. Kerusakan usus dapat
diakibatkan oleh pemaparan cairan amnion atau karena kerusakan pembuluh
darah pada usus yang terbuka. Interval dari pemeriksaan USG serial tergantung
dari keadaan kehamilan dan janin. Pemeriksaan USG serial menunjukkan
dilatasi progresif dan penebalan usus menandakan menurunnya fungsi usus dan
digunakan sebagai indikasi untuk induksi persalinan.12

2.4

PENATALAKSANAAN dan PROSTETIK PADA GASTROSKISIS

Penatalaksanaan postnatal meliputi penatalaksanaan segera setelah


lahir, kelanjutan penatalaksanaan awal apakah berupa operasi atau nonoperasi ( konservatif ) dan penatalasanaan postoperasi. Secara umum
penatalaksanaan bayi dengan omfalokel dan gastroskisis adalah hampir sama.
Bayi sebaiknya dilahirkan atau segera dirujuk ke suatu pusat yang memiliki
fasilitas perawatan intensif neonatus dan bedah anak. Bayi bayi dengan
omfalokel biasanya mengalami lebih sedikit kehilangan panas tubuh sehingga
lebih sedikit membutuhkan resusitasi awal cairan dibandingkan dengan bayi
dengan gastroskisis.4

Masalah setelah kelahiran


Usus-usus, visera dan seluruh permukaan rongga abdomen yang berhubungan
dengan dunia luar menyebabkan :
a) Penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung, sehingga
terjadi dehidrasi dan hipotermi.
b) Kotaminasi usus dengan kuman juga cepat berlangsung sehingga terjadi
sepsis.
c) Aerofagi menyebabkan usus-usus distensi sehingga mempersulit koreksi
pemasukan usus ke rongga abdomen pada waktu pembedahan. 16

1. Pertolongan pertama untuk mencegah penyakit-penyakit yang timbul


dengan :
a) Tempatkan bayi pada ruangan yang aseptik dan hangat untuk mencegah
kehilangan cairan, hipotermi dan infeksi.
b) Posisikan bayi senyaman mungkin dan lembut untuk menghindari bayi
menangis dan air swallowing. Posisi kepala sebaiknya lebih tinggi untuk
memperlancar drainase.
c) Lakukan penilaian ada/tidaknya distress respirasi

yang mungkin

membutuhkan alat bantu ventilasi seperti intubasi endotrakeal. Beberapa

macam alat bantu ventilasi seperti mask tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan masuknya udara ke dalam traktus gastrointestinal.
d) Pasang pipa nasogastrikk atau pipa orogastrik untuk mengeluarkan udara
dan cairan dari system usus sehingga dapat mencegah muntah, mencegah
aspirasi, megurangi distensi dan tekanan (dekompresi) daam system usus
sekaligus mengurangi tekanan intraabdomen, demikian pula perlu dipasang
rectal tube untuk irigasi dan untuk dekompresi system usus.
e) Pasang kateter uretra untuk mengurangi distesi kandung kencing dan
mengurangi tekanan intraabdomen.
f) Pasang jalur intravena (sebaiknya pada ekstremitas atas) untuk pemberian
cairan dan nutrisi pareteral sehingga dapat menjaga tekanan intravascular
dan menjaga kehilangan protein yangmungkin terjadi karena gangguan
system usus, dan untuk pemberian antibiotika broad spectrum.
g) Lakukan monitoring dan stabilisasi suhu, status asam basa, cairan dan
elekroloit.
h) Pada omfalokel defek ditutup dengan suatu steril saline atau povidone
iodine soake gauze, lalu ditutup lagi dengan suatu oklusif plastic dressing
wrap atau plastic bowel bag. Tndakan harus dilakukan ekstra hati-hati
dimana cara tersebut dilakukan dengan tujuan melindungi defek dari trauma
mekanik, mencegah kehilangan panas dan mencegah infeksi serta mencegah
angulasi system usus yang dapat megganggu suplai aliran darah.
i) Pemeriksaan darah lain seperti fungsi ginjal, glukosa dan hematokrit perlu
dilakukan guna persiapan operasi bila diperlukan.
j) Evaluasi adanya kelainan congenital lain yang ditunjang oleh peeriksaan
rontgen thoraks dan EKG.

2. Tindakan Bedah
Operasi dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu primary closure
(penutupan secara primer atau langsung) dan staged closure (penutupan secara

bertahap). Standar operasi pada primary ataupun staged closure yang banyak
dilakukan pada sebagian besar rumah sakit adalah dengan membuka dan
mengeksisi kantong. Organ-organ intra abdomen kemudian dieksplorasi, dan
jika ditemukan malrotasi dikoreksi.

1.

Primary Closure
Primary closure merupakan treatment of choice pada gastroskisis
serta omfalokel dengan diameter defek < 5-6 cm. Operasi dilakukan
dengan general anestesi dengan obat-obatan blok neuromuskuler. Mulamula hubungan antara selaput dengan kulit serta fascia diinsisi dan vasavasa umbilkus dan urakus diidentifikasi dan diligasi. Selaput kemudian
dibuang dan organ-organ intra abdomen kemudian diperiksa. Sering defek
diperlebar agar dapat diperoleh suatu insisi linier tension free dengan cara
memperpanjang irisan 2 - 3 cm ke superior dan inferior.
Kemudian dilakukan manual strecthing pada dinding abdomen
memutar diseluruh kuadran abdomen. Manuver tersebut dilakukan secara
hati-hati agar tidak mencederai liver atau ligamen. Kulit kemudiaan
dideseksi atau dibebaskan terhadap fascia secara tajam. Fascia kemudian
ditutup dengan jahitan interuptus, untuk kulit dapat digunakan jahitan
subkutikuler terutama untuk membentuk umbilikus (umbilikoplasti)
dengan menggunakan benang yang dapat diabsorbsi. Standar operasi ialah
dengan mengeksisi kantong dan pada kasus giant omphalocele biasanya
dilakukan tindakan konservatif terlebih dahulu, namun demikian beberapa
ahli melakukan operasi langsung pada kasus tersebut dengan teknik
modifikasi.

2.

Staged closure
Pada kasus gastroskisis atau kasus yang terdapat perbedaan yang
besar antara volume organ-organ intra abdomen yang mengalami herniasi
atau eviserasi dengan rongga abdomen seperti pada giant omphalocele,
dapat

dilakukan

tindakan

konservatif.

Cara

tersebut

ternyata

membutuhkan waktu yang lama, nutrisi yang banyak dan beresiko


terhadap pecahnya kantong atau selaput sehingga dapat menyebabkan

infeksi. Juga pada keadaan tertentu selama operasi, ternyata tidak semua
pasien dapat dilakukan primary closure.
Vaster M. et al (1989) dari suatu studinya melaporkan bahwa
kenaikan IGP (intra gastric pressure) > 20 mmHg dan CVP > 4 mmHg
selama usaha operasi primer dapat menyebabkan kenaikan tekanan
intraabdomen yang dapat berakibat gangguan kardio respirasi dan dapat
membahayakan bayi sehingga usaha operasi diubah dengan metode staged
closure. Beberapa ahli kemudian mencari solusi untuk penatalaksanaan
kasus-kasus tersebut, sehingga ditemukan suatu metode staged closure.
Staged closure telah diperkenalkan pertama kali oleh Robet Gross pada
tahun 1948 dengan teknik skin flap yang kemudian terjadi hernia ventralis
dan akhirnya cara tersebut dikembangkan oleh Allen dan Wrenn pada
tahun 1969 dengan suatu teknik silo.

Teknik silo
Teknik silo dapat dilakukan bila terdapat omfalokel yang sangat
besar sehingga tidak dapat dilakukan dengan teknik skin flap.
Silo merupakan suatu suspensi prostetik yang dapat menjaga organorgan intraabdomen tetap hangat dan menjaga dari trauma mekanik
terutama saat organ-organ tersebut dimasukkan ke dalam rongga abdomen.
Sebuah material prostetik silo (Silastic reinforced with Dacron) dijahitkan
dengan fascia, sehingga terbentuk kantong prostetik ekstraabdomen yang
akan melindungi organ-organ intraabdomen. Organ-organ intraabdomen
dalam silo kemudian secara bertahap dikurangi dan kantong diperkecil.
Usaha reduksi dapat dilakukan tanpa anestesi umum, tetapi bayi harus
tetap dimonitor di ruangan neonatal intensive care. Reduksi dapat dicapai
seluruhnya dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Pada beberapa
kasus, reduksi komplet dapat dicapai dalam 7-10 hari.

Ashcratt (2000) menyebutkan adanya kegagalan reduksi lebih dari 2


minggu dapat berakibat infeksi dan terlepasnya silo dari jaringan. Kimura
K dan Soper R.T (1992) melaporkan dari kasusnya, bahwa penggunaan
dacron felt pledgets dapat mengurangi resiko terlepasnya atau kerusakan
sambungan karena terlalu tegang dan lama. Setelah seluruh isi kantong
masuk ke rongga abdomen kemudian dilakukan operasi untuk mengambil
silo dan menutup kulit.

Yaster Ni, et al (1969) melaporkan dari hasil studinya bahwa


Intraoperatif Measurement dengan cara memonitor perubahan nilai CVP
dan IGP (intra gastric pressure) dapat digunakan untuk menentukan teknik
yang sebaiknya dilakukan dan memperkirakan hasil dari teknik operasi
yang dilakukan, menyimpulkan bahwa kenaikan IGP > 20 mmHg dan
CVP > 4 mmHg selama primary closure dapat menyebabkan kenaikan
tekanan intraabdomen yang dapat berakibat gangguan kardio respirasi bayi
sehingga operasi diubah dengan metode staged closure dan didapatkan
hasil yang memuaskan dari metode operasi tersebut.

Perawatan praoperasi meliputi pemberian glukosa 10% intravena,


NGT dan irigasi rektal untuk dekompresi usus serta antibiotik.

Komplikasi13

Distress

pernapasan (kesalahan peletakan isi

abdomen akan

menyebabkan gangguan pengembangan paru)

Nekrosis usus

Bentuk pusar dapat mengalami bentuk yang tidak normal walaupun


dengan bekas luka yang tipis

Peritonitis dan paralisis usus

Short bowel syndrome dan gangguan pencernaan dan penyerapan bila


kerusakan usus terlalu banyak.

2.5 PROGNOSIS13
Prognosis tergantung dari derajat beratnya masalah yang timbul, seperti
prematuritas, atresia intestinal, usus yang pendek, dan disfungsi usus karena
peradangan.
Prognosis meningkat bila dilakukan pemeriksaan USG rutin prenatal
sehingga dapat menentukan cara terbaik untuk melahirkan bayi dengan
gastroskisis. Pada tahun-tahun sebelumnya penutupan primer pada gastroskisis
tidak dilakukan, biasanya memerlukan silo untuk menutup defek. Tetapi saat
ini penutupan primer sudah dapat dilakukan karena kemajuan pengetahuan.
Pada suatu penelitian menyebutkan bahwa prognosis gastroskisis tiga
kali lebih baik dibandingkan dengan omphalocele karena pada omphalocele
sering disertai dengan kelainan kongenital yang lain.

Anda mungkin juga menyukai